Anda di halaman 1dari 16

T E O R I B I L A N G A N

INDUKSI MATEMATIK

OLEH :

ETI RUSMIATI
MAN 20 JAKARTA EXIT
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. PEMBATASAN MASALAH
D. RUMUSAN MASALAH
E. TUJUAN MASALAH
F. MANFAAT MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
Barulah pada tahun 1665
SEJARAHNYA: INDUKSI
ilmuwan Prancis yang bernama
Sebuah bukti implisit dengan induksi
Blaise
matematika
Pascal
untuk urutan
dapat
aritmatika MATEMATIK
membuktikannya secara
diperkenalkan
eksplisit. Buktidalam al-Fakhri
induksi secarayang
ditulis olehdia
eksplisit al-Karaji
tuliskansekitar
dalam1000
Masehi.
bukunyaSelainyang al-Fakhri terdapat
berjudul
juga ilmuwan segitiga
arithmétique YunanidukunoTraité.yang
membuktikan
Pada akhir abad induksi
ke-19 matematika
ilmu
untuk
induksimenyatakan bahwa sifat
matematika diperbarui PENGERTIAN:
bilangan
kembali prima yangdua
oleh tidak terbatas.
orang Induksi matematika merupakan
matematikawan yang bernama salah satu metode/cara
Richard Dedekind dan Guiseppe pembuktian yang absah dalam
Peano. matematik untuk membuktikan
suatu pernyataan matematika
apakah benar atau salah.
Tahapan
Pembuktian dengan cara ini terdiri dari tiga
langkah, yaitu:
1. Langkah Basis
Menunjukkan bahwa pernyataan itu berlaku
untuk bilangan 1
INDUKSI 2. Langkah Induksi
MATEMATIK Menunjukkan bahwa jika pernyataan itu
berlaku untuk bilangan n = k, maka
pernyataan itu juga berlaku untuk bilangan n
=k+1
3. Kesimpulan

Definisi :
Misalkan untuk setiap bilangan asli n kita
mempunyai pernyataan P(n) yang bisa benar atau
salah. Misalkan,
P(1), benar
Jika untuk n = k yaitu P(k) benar, maka untuk n = k
+ 1 harus kita buktikan P(k+1) benar
Sehingga P(n) benar untuk setiap bilangan asli n
Contoh Soal
Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah
bilangan ganjil positif pertama adalah n2. 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2

1. Langkah Basis: Misalkan, p (n) adalah 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2


p (1)  (2n – 1) = n2
(2.1– 1) = 12
1=1 (benar)
Jadi, p (1) benar.
2. Langkah induksi: mengasumsikan bahwa pernyataan tersebut benar
untuk n = k, yaitu:
n=k 1 + 3 + 5 + … + (2k – 1) = k2
Kita harus memperlihatkan bahwa n = k +1

n = k +1 1 + 3 + 5 + … + (2k – 1) + (2n-1) = n2
1 + 3 + 5 + … + (2k – 1) + (2(k + 1) - 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + … + (2k – 1) + (2k + 2-1) = (k + 1)2
k2 + (2k + 1) = (k + 1)2
(k + 1)2 = (k + 1)2 (Terbukti)
Jadi, p (k+1) benar.
3. Kesimpulan: Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah
diperlihatkann benar, maka jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama
adalah n2
1. Prinsip Induksi Sederhana
PRINSIP Misal p(n) adalah pernyataan yang bergantung
pada n bilangan bulat positif. Kita ingin
INDUKSI membuktikan bahwa p(n) benar utnuk semua
bilangan bulat positif. Langkah induksi:
MATEMATIK 1. Basis: tunjukan p (1) benar.
2. Induksi: Misal p (n) benar untuk semua
bilangan positif n ≥ 1.
3. Kesimpulan: Buktikan bahwa p (n+1) benar.

2. Prinsip Induksi yang Dirapatkan


(Generalized)
3. Prinsip Induksi Kuat Prinsip induksi sederhana digunakan untuk
Misal p(n) adalah suatu membuktikkan pernyataan p (n) dimana n
pernyataan yang menyangkut dimulai dari 1. Prinsip induksi yang
bilangan bulat. Kita akan dirapatkan digunakan untuk membuktikkan
buktikan bahwa p(n) adalah pernyataan p (n) dimana n tidak harus
benar untuk semua bilanagn n . dimulai dari 1, tetapi berlaku untuk untuk
Langkah induksi: semua bilangan bulat positif (non negatif).
1. Basis : p(n0) benar. Misal p (n) adalah pernyataan. Kita akan
2. Induksi : Andaikan untuk buktikan p (n) benar untuk semua bilangan
semua bilanagn bulat n , p(n0), bulat n ≥ n0. Langkah induksi:
p(n0+1), …… p(n) benar. 1. Basis : p (n0) benar.
3. Kesimpulan : Buktikan bahwa 2. Induksi : Andaikan p(n) benar untuk n ≥
p(n+1) benar. n0.
3. Kesimpulan : Buktikan bahwa p(n+1)
Contoh Soal 1
1. Tunjukkan bahwa 1 + 2 + 3 + …+ n = 2 n(n  1) , untuk setiap bilangan asli n.

Penyelesaian: 1
1. Langkah Basis: Misalkan, p (n) adalah 1 + 2 + 3 + … + n = n(n  1)
2
1
p=1  1  n(n  1)
2
1
1= 1(1  1)
2
1
1= ( 2)
2
1 = 1 (benar)
Jadi, p (1) benar.

2. Langkah Induksi: Diasumsikan bahwa p (k) benar untuk suatu bilangan asli
k, yaitu:
1
n = k  1 + 2 + 3 + …+ n = n( n  1)
2
1
1 + 2 + 3 + …+ k = k(k  1)
2
Selanjutnya harus ditunjukkan bahwa p (k+1) benar, yaitu:
1
n = (k + 1)  1 + 2 + 3 + …+ k + n = n(n  1)
2
1
 1 + 2 + 3 + …+ k + (k + 1) = (k  1)((k + 1) + 1)
2
1
 k(k  1) + (k + 1) = (k + 2)
2
1 2 1
 (k 2  k) + (k  1) = (k  1) (k + 2)
2 2 2
1 2 1
 (k 2  k) + (k  1) = (k  1)(k + 2)
2 2 2
1 1 1
 (k 2  k) + (2k  2) = (k  1)(k + 2)
2 2 2
1 1

2
 
(k 2  k)  (2k  2) =
2
(k  1)(k + 2)

1 1
 (k 2  k  2k  2) = (k  1)(k + 2)
2 2
1 1
 (k 2  3k  2) = (k  1)(k + 2)
2 2
1 1
 (k  1)(k  2) = (k  1) (k + 2) (Terbukti)
2 2
Jadi, p (k + 1) benar.
1
3.Kesimpulan: Jadi, 1 + 2 + 3 + … + k + (k + 1)= 2 k ( k (k+2),
 1) berarti p
(k+1) benar. Sehingga p (n) benar untuk setiap bilangan asli n.
Contoh Soal:
2. Tunjukkan
0 1 2 bahwan untuk
n 1 semua bilangan bulat non negatif.
2  2  2  .......  2  2 1
Penyelesaian:
1. Langkah Basis: Misalkan, p (n) adalah 2 0  21  2 2  .......  2 n  2 n 1  1
Untuk p (0)  2 0  2 0 1  1
1 =2–1
1 = 1 (benar)
Jadi, p (0) benar.

2. Langkah Induksi: andaikan n = 0,


20  21  22  .......  2n
adalah benar.  2n1  1
Akan dibuktikan untuk p (n+1):
n = (n + 1)  2  2  2 2  ...  2 n  2 n  2 n 1  1
0 1

 2 0  21  2 2  ...  2 n  2 n 1  2( n 1) 1  1


 2 n 1  1  2 n 1  2 n  2  1
 2 n 1  2 n 1 - 1  2 n  2 - 1
 2.2 n 1  1  2 n  2  1
 2 n  2 - 1  2 n  2 - 1(Terbukti )
0 1
3. Kesimpulan: , 2  2  2 2  .......  2 n  2 n 1  1untuk semua
bilangan bulat positif.
3. Contoh Soal:
Tunjukkan bahwa bilangan bulat positif adalah bilangan prima jika
dan hanya habis dibagi 1 dan dirinya sendiri.
1. Langkah Basis:
Misalnya, untuk n = 2 (dapat dinyatakan sebagai perkalian satu bilangan
prima) benar.
2. Langkah Induksi:
Misalkan 2, 3. 4. …..n dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih
bilangan prima.
Buktikan bahwa (n+1) dapat dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih
bilangan prima.
Jika (n+1) adalah bilangan prima, maka (n+1) dapat dinyatakan sebagai hasil
kali satu bilangan prima yaitu (n+1) = 1.(n+1)
Jika (n+1) bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan positif a
sedemikian sehingga 2 < a < (n+1) yang membagi habis (n+1).
( n  1)
Dengan kata lain:  b
a

(n+1) = ab (Terbukti)
3. Kesimpulan: Karena 2 < a , b < n maka a dan b dapat dinyatakan sebagai
hasil kali satu atau lebih bilangan prima jadi, ab juga dapat dinyatakan
sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima, sehingga (n+1) dapat
dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima.
Konsep, Prinsip dan Contoh Penggunaan Notasi (Sigma)
Jumlahan untuk bilangan-bilangan yang teratur dapat ditulis lebih
singkat dengan menggunakan notasi (sigma).

Berikut ini konsep, prinsip, dan contoh-contoh penggunaan notasi -
notasi . 
n
1.  k  1  2  3  ...  n
k 1
n

2. 
k 1
k ( 2k  1)  1  2  3  ...  ( 2 n  1)
n n

3.  ck  c ,kdengan c = konstanta
k 1 k 1
n n n

4. a
l 1
l   bl 
l 1
 (a
l 1
l  bl )
n

5.  d  d  d  d  ...  d  nd
l 1

Keterangan: dengan n = suku ke-.


Contoh Soal:
5
1.
 k  1  2  3  4  5  15
k 1
7 7

2.  6i  6 i  6(1  2  3  4  5  6  7)  168
l 1 l 1

6
3 10  10  10  10  10  10  10  60
l 1
3 3 3
4
 3k
k 1
 2  3 
k
k  2 k

k 1
 3(1 
k 1
2  3)  ( 2 1
 2 2
 2 3
)  32
n
1
5 Buktikan bahwa  3k  2  untuk
2
 
3n 2 setiap
n bilangan asli n.
k 1
Penyelesaian: n
1
1. Langkah Basis: Misalkan p (n) menyatakan  3k  2  2
3n 2  n 
vP (1)   3k - 2  1 3.1
k 1
n

2
2

1
k 1

1
3.1  2  (3 - 1)
2
1
3 - 2 = (2)
2
1 = 1 (benar)
Jadi, p (1) benar.
2. Langkah Induksi: Diasumsikan p (t) benar untuk suatu bilangan asli
t, yaitu: n
1
n = t   (3k - 2)  (3n  n) 2

k 1 2
t
1 2
  (3k - 2)  (3t  t )
k 1 2
Tunjukkan bahwa p (t+1) benar, yaitu:
n
1
n = (t + 1)   (3k - 2) 
2

3n 2  n 
k 1
t 1
1
  (3k  2)  2 3(t  1)
k 1
2
 (t  1) 
t
1
  (3k - 2)  3(t  1) - 2 
2
 
3(t 2  2t  1)  t  1
k 1

1 1
 (3t 2  t )  (3t  3  2) 
2 2
 
(3t 2  6t  3)  t  1

1 1
 (3t 2  t )  (3t  1)  (3t 2  5t  2)
2 2
1 2 1
 (3t 2  t )  (3t  1)  (3t 2  5t  2)
2 2 2
1 1 1
 (3t 2  t )  (6t  2)  (3t 2  5t  2)
2 2 2
1 1

2
 
(3t 2  t )  (6t  2)  (3t 2  5t  2)
2
1 1
 (3t 2  t  6t  2)  (3t 2  5t  2)
2 2
1 1
 (3t 2  5t - 2)  (3t 2  5t  2) (Terbukti)
2 2
Jadi p (t + 1) benar.

3. Kesimpulan: Jadi p (t+1) benar sehingga p (n) benar untuk setiap


bilangan.
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

3
T E O R I B I L A N G A N
/;,,,,, lj

TERIMA KASIH
HOME

Anda mungkin juga menyukai