Anda di halaman 1dari 20

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Siswa mampu menjelaskan dan menggunakan metode pembuktian Pernyataan


matematis berupa barisan, ketidaksamaan, keterbagian, untuk menguji pernyataan
matematis berupa barisan, ketidaksamaan, keterbagian dengan menggunakan
induksi matematika

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Setelah menggunakan modul ini, siswa diharapkan dapat menjelaskan konsep


kontradiksi,konsep induksi matematis, metode pembuktian langsung dan tidak
langsung, mengidentifikasi fakta pada metode pembuktian langsung, tidak
langsung, kontradiksi, dan induksi matematika, menggunakan prosedur untuk
menguji kesahihan pernyataan matematis dengan metode pembuktian langsung,
tidak langsung, kontradiksi, dan induksi matematis, menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan induksi matematika, serta menyajikan penyelesaian masalah
yang berkaitan dengan induksi matematika

RINCIAN KEGIATAN

Siswa membaca modul dan mengerjakan semua latihan soal dan ujian akhir.

PETUNJUK BELAJAR

Siswa mempelajari modul ini secara runtut, membaca contoh soal dan siswa juga
dapat menguji tingkat pemahaman pada ujian akhir. Siswa juga dapat mengetahui
tingkat penguasaan materi dengan mencocokkan jawaban siswa denga kunci
jawaban yang telah disediakan diakhir modul.
MATERI

Carl Frederick Gauss (1977 – 1855)


Tokoh satu ini sangat terkenal sumbangsihnya dalam bidang matematika, fisika
dan juga di bidang astronomi. Dia layak disejajarkan dengan Newton dan juga
Albert Einstein. Sang jenius ini bernama Johann Carl Friedrich Gauss yang
dilahirkan di Braunschweig, pada tanggal 30 April 1777 dan wafat di Göttingen,
23 Februari 1855 pada umurnya yang ke-77 tahun. Dia adalah matematikawan,
astronom, dan fisikawan Jerman yang memberikan beragam kontribusi; ia
dipandang sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa selain
Archimedes dan Isaac Newton. Dilahirkan di Braunschweig, Jerman, saat
umurnya belum genap 3 tahun, ia telah mampu mengoreksi kesalahan daftar gaji
tukang batu ayahnya.
Menurut sebuah cerita, pada umur 10 tahun, ia membuat gurunya terkagum-
kagum dengan kemampuan menghitung jumlah suatu deret aritmatika 81297 +
91495 + 81693 + … + 100899 hanya dalam hitungan detik. Tata cara yang
digunakan oleh Gauss bila disederhanakan menjadi penjumlahan 100 bilangan asli
pertama 1 + 2 + 3 + ... + 100 dapat diilustrasikan sbb. :
1 + 2 + 3 + ... + 99 + 100 = P
100 + 99 + 98 + ... + 2 + 1 = P +
101 + 101 + 101 + ... + 101 + 101 = 2P
 100 x 101 = 2P
 1010 = 2P
1010
 P= = 5050
2

Jadi, jumlah 100 bilangan asli pertama adalah 5050.


Apabila dengan cara yang sama digunakan untuk menentukan rumus n bilangan
asli pertama, akan diperoleh :
1 + 2 + 3 + ... + (n – + n = Sn
1)
n + (n – + (n – + ... + 2 + 1 = Sn +
1) 2)
(n + + (n + + (n + + ... + (n + + (n + = 2Sn
1) 1) 1) 1) 1)
 n × (n + 1) = 2Sn
1
 Sn = n( n  1)
2

1
Jadi, 1 + 2 + 3 + ... + n = n( n  1)
2

Dipandang dari tatacara menemukan rumus di atas, tampaknya dapat diyakini


bahwa rumus tersebut adalah benar. Namun apakah kalian yakin bahwa rumus itu
berlaku untuk setiap bilangan asli n ?
Untuk membuktikan bahwa rumus tersebut benar berlaku untuk setiap bilangan
asli n diperlukan sebuah alat. Alat dimaksud dalam matematika salah satunya
adalah Induksi Matematika.

Waktu masih kecil mungkin kalian pernah bermain domino dengan cara
menyusunnya seperti gambar di atas. Nah, induksi matematika dianalogikan mirip
seperti permainan tersebut. Analoginya seperti ini:
1. Dalam permainan domino, yang perlu kita lakukan adalah menjatuhkan
domino pertama. Begitu pula dalam induksi matematika, yang pertama kita
lakukan adalah membuktikan pernyataan P(n) bernilai benar untuk n = 1.
2. Jika domino pertama jatuh, maka domino kedua juga harus jatuh.
Selanjutnya, jika domino kedua jatuh, maka domino ketiga juga harus jatuh,
demikian seterusnya. bisa kita simpulkan, jika domino ke-k jatuh, maka
domino selanjutnya, yaitu domino ke-(k+1), juga harus jatuh. Dengan
demikian kita bisa menjamin bahwa seluruh domino dalam deretan tersebut
juga pasti jatuh.
Demikian juga dalam induksi matematika, kita harus membuktikan
jika P(k) benar, maka P(k + 1) juga harus benar. Dengan terbuktinya
pernyataan ini, kita dapat menjamin bahwa pernyataan P(n) selalu benar
untuk setiap bilangan asli n.
Analogi seperti domino tadi, merupakan analogi pembuktian dengan induksi
matematika sederhana yang merupakan bagian awal dari seluruh rangkaian
pembahasan tentang induksi matematika.
Induksi Matematika Sederhana
Berdasarkan analogi di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa langkah-langkah
pembuktian dengan induksi sederhana untuk membuktikan suatu
pernyataan P(n) adalah sebagai berikut:
1. Buktikan bahwa P(1) benar. (langkah dasar)
2. Misalkan P(k) benar, gunakan hal ini untuk membuktikan bahwa P(k +
1) juga benar (langkah induksi)
Contoh 1.
Buktikan bahwa untuk setiap setiap bilangan asli n berlaku :
1
1+2+3+⋯+n= n( n  1)
2

Jawab:
Kita gunakan induksi matematika, dengan
1
P(n) ≡ 1 + 2 + 3 + ⋯ + n = n( n  1)
2

Pertama, kita akan membuktikan kebenaran P(1)


1
P(1) ≡ 1 = (1)(1  1) = 1 (benar)
2

Kedua, kita asumsikan P(k) benar.


1
P(k) ≡ 1 + 2 + 3 + ⋯ + k = k ( k  1)
2

dengan menggunakan hal di atas, kita akan membuktikan P(k + 1), yaitu:
1
P(k + 1) ≡ 1 + 2 + 3 + ... + k + (k+1) = (k  1)((k  1)  1)
2

dari persamaan terakhir, maka:


Ruas Kiri :
1 1 1
1 + 2 + 3 + ... + k + (k + 1) = k ( k  1) +(k+1) = (k  1)( k  1) = (k  1)( k  2)
2 2 2

Ruas Kanan :
1 1
(k  1)((k  1)  1) = (k  1)( k  2)
2 2

karena ruas kiri = ruas kanan, maka pernyataan tersebut benar untuk setiap
bilangan asli n.

Contoh 2.
Buktikan bahwa "untuk semua bilangan asli n, jumlah n bilangan ganjil berurutan
pertama sama dengan n2".
Jawab:
Kalimat pada soal di atas bisa kita tulis dalam bentuk :
1 + 3 + 5 + ⋯ + (2n−1) = n2
Pertama, kita akan membuktikan kebenaran P(1)
 P(1) ≡ (2×1−1) = 12 =1 (benar)
Kedua, kita asumsikan P(k) benar.
 P(k) ≡ 1 + 3 + 5 + ⋯ + (2k−1) = k2
Dengan menggunakan hal ini, kita akan membuktikan P(k+1) :
P(k+1) ≡ 1 + 3 + 5 + ⋯ + (2k−1) + (2(k+1)−1) = (k+1)2
dari persamaan terakhir, maka:
Ruas Kiri :
1 + 3 + 5 + ... + (2k−1) + (2(k+1)−1) = k2+(2(k+1)−1) = k2 + 2k + 1 = (k + 1)2.
Ruas Kanan :
(k + 1)2
karena ruas kiri == ruas kanan, maka pernyataan tersebut benar untuk setiap
bilangan asli n.
Kesalahan dalam Pembuktian Induksi Matematika
Perlu diperhatikan, kedua langkah dalam pembuktian menggunakan induksi
matematika yaitu langkah dasar dan langkah induksi, harus dilakukan. Seperti
halnya analogi jatuhnya domino, jika kita tidak menjatuhkan domino pertama, dan
langsung menjatuhkan domino bagian tengah atau urutan kesekian, maka tidak
semua domino akan terjatuh. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua langkah
tersebut penting untuk dilakukan.
Sebagai contoh, sekarang kita akan membuktikan suatu pernyataan dengan
induksi matematika tanpa langkah dasar:
Buktikan bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku:
1
1 + 2 + 3 + ... + n = (2n + 1)2
8

Jawab:
Kita gunakan induksi matematika:
1
P(n) = 1 + 2 + 3 + ⋯ + n = (2n + 1)2
8

Langkah Dasar :
 Untuk bagian ini langkah dasar kita coba lewati ...
Langkah Induksi:
Misalkan P(k) benar.
1
P(k) ≡ 1 + 2 + 3 + ⋯ + k = (2k + 1)2.
8

Persamaan di atas kita gunakan untuk membuktikan P(k + 1) :


1 1
P(k + 1) ≡ 1 + 2 + 3 + ⋯ + k + (k + 1) = (2(k + 1) + 1)2 = (2k + 3)2.
8 8

Ruas Kiri:
1 + 2 + 3 + ⋯+ 𝑘
⏟ +(𝑘 + 1)
= 1
(2𝑘 + 1)2
8

1
= (2k + 1)2 + (k + 1)
8

1
= (4k2 + 4k + 1) + (k + 1)
8

1
= (4k2 + 4k + 1 + 8k + 8)
8
1
= (4k2 + 12k + 9)
8

1
= (2x + 3)2.
8

Ruas Kanan :
1
(2x + 3)2
8

Dari hasil di atas tampak bahwa ruas kiri sama dengan ruas kanan, seolah-olah
pernyataan tersebut terbukti benar, namun jika kita substitusikan n = 1, maka kita
peroleh
1 9
P(1) ≡ 1 = (2×1 + 1)2 ⇔ 1 = (salah)
8 8

Dengan demikian, kedua langkah induksi harus kita lakukan untuk memastikan
kebenaran suatu pernyataan.

Induksi Matematika Umum/dirapatkan


Sekarang timbul pertanyaan, apakah untuk langkah dasar harus selalu
menggunakan n = 1 ?
Jawabannya tergantung pernyataan yang akan kita buktikan. Jika pernyataan yang
akan kita buktikan "berlaku untuk semua bilangan asli" maka “ya”, langkah dasar
kita gunakan n = 1. Namun adakalanya pernyataan yang akan kita buktikan tidak
berlaku untuk semua bilangan asli n, melainkan terdapat suatu nilai terkecil yang
menjadi batas bawah dimana pernyataan tersebut berlaku. Misalnya nilai terkecil
tersebut kita misalkan sebagai no dengan no bilangan bulat, maka langkah dasar
kita ganti dengan membuktikan kebenaran P(no). Secara umum langkah-
langkahnya bisa kita tulis sebagai berikut:
1. Buktikan bahwa P(no) benar. (Langkah dasar)
2. Misalkan P(k) benar untuk k > no, gunakan hal ini untuk membuktikan
bahwa P(k + 1) juga benar. (Langkah induksi)
Langkah-langkah di atas, disebut sebagai langkah-langkah pembuktian induksi
matematika umum.

Contoh 3.
Buktikan bahwa :
n2 ≥ 2n + 7
untuk setiap bilangan asli n ≥ 4.
Jawab :
Kita gunakan induksi matematika umum, dengan:
P(n) ≡ n2 ≥ 2n + 7
Kita akan membuktikan bahwa P(n) benar untuk setiap bilangan asli n dengan n ≥
4.
Langkah dasar :
Kita akan membuktikan kebenaran P(4).
P(4) ≡ 42 ≥ 2(4)+7 ⇔ 16 ≥ 15 (Benar).
Langkah Induksi :
Kita misalkan P(k) benar untuk k ≥ 4.
P(k) ≡ k2 ≥ 2k + 7 untuk k ≥ 4 (hipotesis).
Dari hipotesis kita peroleh :
k2 ≥ 2k + 7, jika kedua ruas kita tambah 2k + 1, maka akan diperoleh bentuk :
k2 + 2k + 1 ≥ 2k + 7 + 2k + 1
 (k + 1)2 ≥ 4k + 8
 (k + 1)2 ≥ 2(k + 1) + 2(k + 3) karena k ≥ 4, maka k + 3 ≥ 7.
 (k + 1)2 ≥ 2(k + 1) + 2(7)
 (k + 1)2 ≥ 2(k + 1) + 14
dengan menggunakan hal di atas, kita akan membuktikan P(k + 1), yaitu:
P(k + 1) ≡ (k + 1)2 ≥ 2(k + 1) + 7
karena (k + 1)2 ≥ 2(k + 1) + 14 pada hipotesis kita misalkan benar, maka (k + 1)2 ≥
2(k + 1) + 7 benar (karena 14 > 7)
dengan demikian pernyataan tersebut benar untuk setiap bilangan asli n ≥ 4.

Induksi Kuat
Jika pada induksi dasar dan induksi umum hipotesis induksi hanya terdiri atas
anggapan kebenaran satu pernyataan, yaitu P(k), beda halnya dengan induksi
kuat. Pada induksi kuat, dalam hipotesis kita menganggap semua pernyataan
benar.
P(no), P(no + 1), P(no + 2), ⋯, P(k)
yaitu, semua pernyataan untuk nilai n dari batas bawah sampai dengan k benar,
dan kita juga harus membuktikan kebenaran P(k + 1).
Langkah-langkah dalam induksi kuat:
1. Buktikan bahwa P(no) benar. (Langkah dasar)
2. Misalkan P(no), P(no + 1), P(no + 2), ⋯, P(k) benar untuk k ≥ no. Gunakan
hal ini untuk mem-buktikan bahwa P(k + 1) juga benar. (Langkah induksi)

Contoh 4.
Buktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n ≥ 2 dapat dinyatakan sebagai
perkalian dari satu atau lebih bilangan prima.
Jawab :
Langkah dasar:
Jika n = 2, dan 2 sendiri merupakan bilangan prima, maka jelas pernyataan ini
benar.
Langkah induksi:
misalkan pernyataan bahwa 2, 3, 4, ⋯, k dapat dinyatakan sebagai perkalian dari
satu atau lebih bilangan prima, akan dibuktikan bahwa k + 1 dapat dinyatakan
sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima.
Ada dua kemungkinan nilai k + 1 bisa prima, atau komposit (bukan prima):
1. Jika k + 1 merupakan bilangan prima, maka k + 1 dapat dinyatakan sebagai
hasil kali bilangan prima, yaitu k + 1 itu sendiri.
2. Jika k + 1 bukan bilangan prima, maka k + 1 memiliki pembagi
selain 1 dan k + 1 itu sendiri, ada bilangan asli lain yang dapat membagi k +
1, kita misalkan a dan hasil baginya kita misalkan b, dapat kita tulis:
k 1
 b  k + 1 = ab
a

Karena 2 ≤ a, b ≤ k, maka nilai a dan b yang mungkin adalah 2, 3, 4, ⋯, k.


Berdasarkan hipotesis, kita mengetahui bahwa bilangan-bilangan tersebut
merupakan hasil kali satu atau lebih bilangan prima. Maka ab dapat pula
dinyatakan sebagai hasil kali satu atau lebih bilangan prima, dengan
demikian k+1 juga dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih
bilangan prima.
Jadi, terbukti bahwa P(k + 1) benar, maka pernyataan tersebut benar untuk setiap
bilangan asli n ≥ 2.
LATIHAN SOAL

1. Buktikan 1 + 3 + 5 + … + (2n − 1) = n2 itu benar, untuk masing-masing n


bilangan asli.
1
2. Buktikan dengan induksi matematika bahwa 1 + 2 + 3 + ... + n = 2n(n+1)
untuk setiap n bilangan bulat positif!
3. Buktikan untuk setiap bilangan asli n ≥ 5 berlaku 2n – 3 < 2n – 2
4. Buktikan bahwa 32n – 1 habis dibagi 8 untuk semua bilangan bulat positif n.
5. Buktikan n3 + 2n habis dibagi 3, untuk setiap n bilangan asli!
RANGKUMAN

 Induksi matematika merupakan suatu metode untuk membuktikan bahwa


suatu pernyataan tertentu berlaku untuk setiap bilangan asli. Induksi
matematika ini merupakan metode baku dalam pembuktian di bidang
Matematika.
 Induksi Matematika memiliki langkah dasar yang harus ditempuh untuk
membuktikan bahwa kebenaran suatu pernyataan berlaku untuk setiap
bilangan asli. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Langkah dasar: Pada langkah ini, Quipperian harus membuktikan
bahwa suatu pernyataan berlaku untuk P(1) atau P(n).
2. Langkah induksi: Jika suatu pernyataan berlaku untuk P(1) atau P(n),
maka pernyataan itu juga harus berlaku untuk p(k) atau P(k + 1).
TES AKHIR MODUL

PILIHLAH JAWABAN (a, b, c, d dan e) YANG PALING BENAR!

1. Diberikan barisan bilangan asli 3, 5, 8, 12, 17, 23, 30, 38, .... Formula yang
memenuhi pola barisan tersebut adalah un = ....
1 1
a. 𝑛2 + 2 𝑛
2

1
b. 𝑛2 + 𝑛
2

𝟏 𝟏
c. 𝒏𝟐 + 𝟐 𝒏 + 𝟐
𝟐

1
d. 𝑛2 + 2 𝑛

1
e. 𝑛2 + 2 𝑛 + 2

2. Berdasarkan soal nomer 1, suku ke-10 dari barisan tersebut adalah ....

a. 38

b. 47

c. 57

d. 68

e. 80

3. Formula yang memenuhi pola penjumlahan bilangan mulai 1 hingga n,


dengan n bilangan asli adalah Sn = ....

a. n2

b. n(n + 1)
𝟏
c. n(n + 1)
𝟐
1
d. n(n + 1)
3

1
e. n(n + 1)
4

4. Berdasarkan soal nomer 3, jumlah bilangan mulai 1 hingga 20 adalah ....

a. 420

b. 240

c. 210

d. 140

e. 120

5. Diketahui pola 12 + 22 + 32 + ... + n2. Formula yang memenuhi pola tersebut


adalah Sn = ....

a. n(n + 1)(2n + 1)
1
b. n(n + 1)(2n + 1)
2

1
c. n(n + 1)(2n + 1)
3

1
d. n(n + 1)(2n + 1)
4

𝟏
e. n(n + 1)(2n + 1)
𝟔

6. Jika diketahui deret bilangan 1 + 2 + 22 + 23 + 24 + ... + 2n, maka formula


yang memenuhi deret tersebut untuk setiap n bilangan bulat positif adalah S n
= ....

a. 2n

b. 2n – 1

c. 2n + 1
d. 2n + 1 – 1

e. 2n + 1 + 1

7. Berdasarkan soal nomer 6, jumlah 8 bilangan pertama dari deret tersebut


adalah ....

a. 63

b. 127

c. 255

d. 511

e. 1.023

𝑘 2 (𝑘+1)
8. Pernyataan P(k + 1) untuk pernyataan P(k): Sk = adalah ....
4

(𝑘+1)2 (𝑘+2)2
a. P(k + 1): Sk + 1 =
2

(𝒌+𝟏)𝟐 (𝒌+𝟐)𝟐
b. P(k + 1): Sk + 1 = 𝟒

(𝑘+1)2 (𝑘+2)2
c. P(k + 1): Sk + 1 = 6

(𝑘+2)2 (𝑘+3)2
d. P(k + 1): Sk + 1 = 2

(𝑘+2)2 (𝑘+3)2
e. P(k + 1): Sk + 1 = 4

9. Nilai P(1) dari pernyataan P(n): 1 . 2 + 2 . 3 + 3 . 4 + ... + n(n + 1) =


𝑛(𝑛+1)(𝑛+2)
adalah ....
3

𝟏(𝟏+𝟏)(𝟏+ 𝟐)
a. P(1): 1 . 2 = 𝟑

1(1+2)(1+ 2)
b. P(1): 1 . 2 = 3

2(1+1)(1+ 2)
c. P(1): 1 . 2 = 3
2(1+2)(1+ 2)
d. P(1): 1 . 2 = 3

1(1+1)(1+ 3)
e. P(1): 1 . 2 = 3

10. Diketahui pernyataan P(n): (n + 1)2 < 2n2 untuk semua bilangan bulat positif
n ≥ 3. Nilai P(k + 1) yang diperoleh adalah ....

a. P(k + 1): [(k + 1) + 1]2 < k2 + 2k + 4

b. P(k + 1): [(k + 1) + 1]2 < k2 + 4k + 4

c. P(k + 1): [(k + 1) + 1]2 < 2k2 + 2k + 4

d. P(k + 1): [(k + 1) + 1]2 < 2k2 + 4k + 4

e. P(k + 1): [(k + 1) + 1]2 < 4k2 + 4k + 4

B. JAWAB PERTANYAAN BERIKUT DENGAN BENAR!

5
1. Diberikan rumusan P(n) = 𝑛(𝑛+1) , tentukan P(n + 1)

5
P(n) = 𝑛(𝑛+1)

5
P(n + 1) = (𝑛+1)((𝑛+1)+1)

5
= (𝑛+1)(𝑛+2)

2. Buktikan 2 + 4 + 6 + ... + 2n = n(n + 1), untuk setiap n bilangan asli

Akan dibuktikan P(1) benar.

2 = 1 (1 + 1)

Jadi, P(1) benar.

Asumsikan P(k) benar yaitu:

2 + 4 + 6 + ... + 2k = k(k + 1). k ∈ A


Akan ditunjukkan P(k + 1) juga benar, yaitu:

2 + 4 + 6 + ... + 2k + 2(k + 1) = (k + 1)(k + 1 + 1)

Dari asumsi:

2 + 4 + 6 + ... + 2k = k(k + 1)

Tambahkan kedua ruas dengan Uk + 1 :

2 + 4 + 6 + ... + 2k + 2(k + 1) = k(k + 1) + 2(k + 1)

2 + 4 + 6 + ... + 2k + 2(k + 1) = (k + 1)(k + 2)

2 + 4 + 6 + ... + 2k + 2(k + 1) = (k + 1)(k + 1 + 1)

Jadi, P(k + 1) benar

∴ P(n) benar untuk setiap n bilangan asli.


𝑎(𝑟 𝑛 −1)
3. Buktikan dengan induksi bahwa P(n) : ∑𝑛−1 1
𝑗=0 𝑎𝑟 = dengan n = 1, 2, 3,
(𝑟−1)
...!

𝑎(𝑟 1 −1 )
P(1): ar0 = (𝑟−1)
= a, benar

Buktikan P(n) → P(n + 1)


𝑎(𝑟 𝑛 −1)
P(n): ∑𝑛−1 1
𝑗=0 𝑎𝑟 = benar
(𝑟−1)

P(n + 1): ∑𝑛𝑗=0 𝑎𝑟 𝑗 = (∑𝑛−1 𝑗


𝑗=0 𝑎𝑟 ) + ar
n

𝑎(𝑟 𝑛 −1) (𝑟−1)


= (𝑟−1)
+ 𝑎𝑟 𝑛 (𝑟−1)

(hipotesis)
𝑎𝑟 𝑛 −𝑎+𝑎𝑟 𝑛+1 −𝑎𝑟 𝑛
= (𝑟−1)

𝑎(𝑟 𝑛+1 −1)


= (𝑟−1)
(benar)

4. Buktikan P(n): n < 2n untuk n = 1, 2, 3, ...!

P(1): 1 < 21 benar

Akan dibuktikan P(n) → P(n + 1) benar


P(n) → n < 2n adalah benar

2n + 1 = 2n x 2 (definisi pangkat)

> n x 2 (hipotesis)

n+n

2n + 1 > (n +1) (terbukti)

Atau P(n): (n + 1) < 2(n + 1) benar

5. Gunakan induksi matematika untuk menunjukkan bahwa 5n – 1 habis dibagi 4


untuk semua bilangan bulat positif n!

n = 1, 51 – 1 = 4 yang sangat jelas habis dibagi 4

kita anggap 5k – 1 habis dibagi 4 untuk sembarang bilangan bulat positif k. Akan
kita tunjukkan 5k + 1 juga habis dibagi 4.

5k + 1 – 1 = 5 . 5k – 1

= (4 + 1) . 5k – 1 = 4 . 5k + (55 – 1)

Karena 4 . 5k dan 5k – 1 habis dibagi 4, maka 5k + 1 – 1 habis dibagi 4.

∴ 5n – 1 habis dibagi 4 untuk semua bilangan bulat positif n.

KUNCI JAWABAN

LATIHAN SOAL

1. P(n) : 1 + 3 + 5 + … + (2n − 1) = n2

Maka akan menunjukan P(n) benar untuk masing-masing n ∈ N

Langkah awal:
Akan menunjukan P(1) benar
1 = 12

Sehingga, P(1) benar

Langkah induksi:
Ibaratkan bahwa P(k) benar, yakni:
1 + 3 + 5 + … + (2k − 1) = k2, k ∈ N
Akan menunjukan P(k + 1) juga benar, yakni:
1 + 3 + 5 + … + (2k − 1) + (2(k + 1) − 1) = (k + 1)2

Dari asumsi di atas maka:


1 + 3 + 5 + … + (2k − 1) = k2

Tambahkan kedua ruas dengan uk+1 :


1 + 3 + 5 + … + (2k − 1) + (2(k + 1) − 1) = k2 + (2(k + 1) − 1)
1 + 3 + 5 + … + (2k − 1) + (2(k + 1) − 1) = k2 + 2k + 1
1 + 3 + 5 + … + (2k − 1) + (2(k + 1) − 1) = (k + 1)2

Sehingga, P(k + 1) juga benar

Berdasarkan dari prinsip induksi matematika tersebut, terbukti bahwa P(n) benar
untuk masing-masing n bilangan asli.

2. Langkah dasar

Untuk n = 1 akan diperoleh


1
1 = 2 . 1 . (1 + 1) → 1 = 1

Langkah induksi

Misalkan untuk n = k asumsikan:


1
1 + 2 + 3 + ... + k = 2 k(k + 1)

Untuk n = k + 1 berlaku
1
1 + 2 + 3 + ... + (k + 1) = 2 (k + 1)(k + 2)

(𝑘+1)(𝑘+2)
1 + 2 + 3 + ... + (k + 1) = 2

(𝑘+1)(𝑘+2)
1 + 2 + 3 + ... + k + (k + 1) = 2

𝑘(𝑘+1) (𝑘+1)(𝑘+2)
+ (k + 1) =
2 2

𝑘 2 +3𝑘+2 (𝑘+1)(𝑘+2)
=
2 2

(𝑘+1)(𝑘+2) (𝑘+1)(𝑘+2)
=
2 2

Terbukti
1
∴ 1 + 2 + 3 + ... + n = 2 k(k + 1) untuk setiap bilangan bulat positif n.

3. P(n): 2n – 3 < 2n

Akan dibuktikan P(n) berlaku untuk n ≥ 5, n ∈ A

Akan ditunjukkan P(5) benar.

2 . 5 – 3 = 7 < 25 – 2 = 8

Jadi, P(1) benar

Asumsikan P(k) benar, yaitu;

2k – 3 < 2k – 2 , k ≥ 5

Akan ditunjukkan P(k + 1) juga benar, yaitu;

2(k + 1) – 3 < 2k + 1 – 2

2(k + 1) – 3 = 2k + 2 – 3

2(k + 1) – 3 = 2k – 3 + 2

2(k + 1) – 3 < 2k – 2 + 2 (karena 2k – 3 < 2k – 2)

2(k + 1) – 3 < 2k – 2 + 2k – 2 (karena 2 < 2k – 3 < 2k – 2)

2(k + 1) – 3 = 2(2k – 2)

2(k + 1) – 3 = 2k + 1 – 2

Jadi, P(k + 1) juga benar

∴ P(n) berlaku untuk setiap bilangan asli n ≥ 5

4. P(1) benar untuk 32n – 1, 32 . 1 – 1 = 8 yang habis dibagi 8, maka P(1) terbukti
benar.

Tunjukkan P(k + 1) juga bernilai benar;

32(k + 1) – 1 = 32k + 2 – 1

= 32 . 32k – 1

= 9 . 32k – 1

= (8 + 1) . 32k – 1 = 8 . 32k + 32k – 1


Karena 8 . 32k dan 32k – 1 habis dibagi 8 maka 32(k + 1) – 1 habis dibagi 8.

∴ 32n – 1 habis dibagi dengan 8 untuk semua bilangan bulat positif n.

5. Akan ditunjukkan P(1) benarr

13 = 2 . 1 = 3 = 3 . 1

Jadi, P(1) benar:

Asumsikan P(k) benar, yaitu:

K3 + 3k = 3m, k ∈ A

Akan ditunjukkan P(k + 1) juga benar, yaitu:

(k + 1)3 + 2(k + 1) = 3p, p ∈ B

(k + 1)3 + 2(k + 1) = (k3 + 3k2 + 3k + 1) + (2k + 2)

(k + 1)3 + 2(k + 1) = (k3 + 2k) + (3k2 + 3k + 3)

(k + 1)3 + 2(k + 1) = 3m + 3(k2 + k + 1)

(k + 1)3 + 2(k + 1) = 3(m + k2 + k + 1)

Karena m bilangan bulat dan k bilangan asli, maka (m + k2 + k + 1) adalah


bilangan bulat. Misalkan p = (m + k2 + k + 1), maka (k + 1)3 + 2(k + 1) = 3p,
dengan p ∈ B.

Jadi, p(k + 1) benar.

∴ n3 + 2n habis dibagi3, untuk setiap n bilangan asli

Anda mungkin juga menyukai