Dari penjelasan di atas, maka langkah untuk pembuktikan dari induksi matematika dapat dilakukan
dengan urutan seperti di bawah ini:
Pembuktian Deret
Sebelum masuk dalam pembuktian deret, terdapat beberapa hal yang perlu untuk di perhatikan
dengan seksama terkait deret. Antara lain:
Jika
P(n) : u1 + u2 + u3 + … + un = Sn , maka
P(1) : u1 = S1
P(k) : u1 + u2 + u3 + … + uk = Sk
P(k + 1) : u1 + u2 + u3 + … + uk + uk+1 = Sk+1
Sebagai contoh 1:
Jawab:
P(n) : 2 + 4 + 6 + … + 2n = n(n + 1)
Langkah induksi:
Berdasarkan dari prinsip induksi matematika tersebut, terbukti bahwa P(n) benar untuk
Sebagai contoh 2:
Jawab:
P(n) : 1 + 3 + 5 + … + (2n − 1) = n2
Langkah awal:
Akan menunjukan P(1) benar
1 = 12
Berdasarkan dari prinsip induksi matematika tersebut, terbukti bahwa P(n) benar untuk masing-
masing n bilangan asli.
Pembuktian Keterbagian
a kelipatan b
b faktor dari a
b membagi a
Apabila p habis dibagi a serta q habis dibagi a, sehingga (p + q) juga akan habis dibagi a.
Misalnya, 4 habis dibagi 2 dan 6 habis dibagi 2, maka (4 + 6) juga akan habis dibagi 2
Contoh 1:
Jawab:
Langkah awal:
6k+1 + 4 = 6(6k)+ 4
6k+1 + 4 = 5(6k) + 6k + 4
Sebab 5(6k) habis dibagi 5 dan 6k + 4 habis dibagi 5, maka 5(6k) + 6k + 4 juga akan habis
dibagi 5.
Berdasarkan dari prinsip induksi matematika tersebut, terbukti bahwa 6n + 4 habis dibagi 5, un
5untuk masing-masing n bilangan asli.
Bilangan bulat a akan habis dibagi bilangan bulat b apabila dijumpai bilangan
bulat m sehingga akan berlaku a = bm.
Misalnya, “10 habis dibagi 5” benar sebab adanya bilangan bulat m = 2 sehingga 10 = 5.2.
Maka dari itu, pernyataan “10 habis dibagi 5” bisa kita tuliskan menjadi “10 = 5m, untuk
m bilangan bulat”
Berdasarkan dari konsep di atas, pembuktian keterbagian bisa juga diselesaikan dengan
menggunakan cara seperti berikut ini.
Pembuktian Pertidaksamaan
Berikut merupakan beberapa sifat pertidaksamaan yang sering dipakai, antara lain:
1. Sifat transitif
a > b > c ⇒ a > c atau
a<b<c ⇒ a<c
Contoh 1:
P(k) : 4k < 2k
P(k + 1) : 4(k + 1) < 2k+1
Apabila diasumsikan bahwa P(k) benar untuk k ≥ 5, maka tunjukkan P(k + 1) juga benar !
Berdasarkan sifat transitif maka dapat kita simpulkan bahwa 4(k + 1) < 2k+1
Sebab menurut sifat 3, kita diperkenankan untuk menambahkan kedua ruas suatu pertidaksamaan
dengan bilangan yang sama.
Sebab tidak akan merubah nilai kebenaran pertidaksamaan tersebut. Sebab 4k < 2k benar, yang
mengakibatkan 4k + 4 < 2k + 4 juga benar.
Perhatikan target.
Hasil sementara yang kita perloleh yaitu 2k + 4 sementara target kita yaitu 2k + 2k.
Untuk k ≥ 5, maka 4 < 4k dan 4k < 2k yaitu bernilai benar, sehingga 4 < 2k juga benar (sifat
transitif). Hal tersebut mengakibatkan 2k + 4 < 2k + 2k benar (sifat 3).
Contoh 2:
Jawab:
P(n) : 3n < 2n
Langkah awal:
Langkah induksi
3(k + 1) = 3k + 3
3(k + 1) < 2k + 3 (karena 3k < 2k)
3(k + 1) < 2k + 2k (karena 3 < 3k < 2k)
3(k + 1) = 2(2k)
3(k + 1) = 2k+1
Berdasarkan konsep dari induksi matematika, terbukti bahwa P(n) berlaku untuk masing-masing
masing bilangan asli n ≥ 4.
Contoh 3:
Jawab:
P(n) : 3n > 1 + 2n
Langkah awal:
3k+1 = 3(3k)
3k+1 > 3(1 + 2k) (karena 3k > 1 + 2k)
3k+1 = 3 + 6k
3k+1 > 3 + 2k (karena 6k > 2k)
3k+1 = 1 + 2k + 2
3k+1 = 1 + 2(k + 1)
Berdasarkan konsep dari induksi matematika, terbukti bahwa P(n) berlaku untuk masing-masing
bilangan asli n ≥ 2.
Contoh 4:
Jawab:
Langkah awal:
Langkah induksi:
Berdasarkan konsep dari induksi matematika, terbukti bahwa P(n) berlaku untuk masing-masing
bilangan asli n ≥ 5.
Contoh 5:
Jawab:
P(n) : (n + 1) > 3n
Langkah awal:
Langkah induksi:
(k + 1) > 3k , k ≥ 4
(k + 1 + 1) = (k + 2)!
(k + 1 + 1) = (k + 2)(k + 1)!
(k + 1 + 1) > (k + 2)(3k) (sebab (k + 1) > 3k)
(k + 1 + 1) > 3(3k) (sebab k + 2 > 3)
k+1
(k + 1 + 1) = 3 Sehingga, P(k + 1) juga bernilai benar.