Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 2:

Angelyca
Fitriyani
Zahra Putri

METODE PEMBUKTIAN
“INDUKSI MATEMATIKA”

Metode pembuktian merupakan sebuah pembuktian formal, di mana


semua langkah harus lengkap, dan ada aturan untuk setiap langkah dalam
argument yang diberikan.

Dalam metode pembuktian sendiri terdapat beberapa istilah seperti


teorema, aksioma, lemma, corollary, dan konjektur. Teorema adalah pernyataan
yang kebenarannya dapat dibuktikan, di mana akan terdapat sebuah premis dan
konklusi. Aksioma adalah asumsi dasar dalam menyusun konsep matematika,
yang biasanya digunakan untuk membangun definisi dan membuktikan teorema.
Lemma merupakan teorema kecil (kurang penting) yang dapat digunakan untuk
membuktikan sebuah pernyataan lainnya. Corollary adalah teorema yang dapat
ditetapkan langsung dari sebuah teorema yang telah terbukti. Lalu yang terakhir
adalah konjektur, yaitu sebuah pernyataan yang diajukan untuk menjadi
pernyataan yang benar, namun bukan termasuk teorema karena kerap kali sering
terbukti salah.

Metode pembuktian memiliki berbagai cara yang dapat digunakan, di antaranya


adalah prinsip induksi matematika, pembuktian langsung, pembuktian tidak
langsung (kontraposisi), pembuktian kontradiksi, dan berbagai metode
pembuktian lainnya.

1. Pembuktian Langsung
Pembuktian langsung merupakan sebuah pembuktian yang dilakukan tanpa
mengubah susunan kalimat. Pembuktian pernyataan ini dilakukan dengan
implikasi p →q .
Contoh 1.
Jumlah dari dua bilangan genap adalah genap.
Pembuktian 1.
Misalkan, ada bilangan genap sembarang m dan n.
m = 2k
n = 2i
Karena ingin membuktikan jumlah dua bilangan genap, maka:
m + n = 2k + 2i
m + n = 2(k + i), dengan (k + i) bilangan bulat
∴ Karena bentuk 2(k + 1) adalah bentuk umum bilangan genap, maka jumlah dari
dua bilangan genap adalah genap terbukti benar.

2. Pembuktian Tidak Langsung


Pembuktian langsung dilakukan dengan mengubah susunan kalimat implikasi ke
pernyataan kontraposisi. Hal ini dilakukan dengan mengasumsikan bahwa q
benar, lalu membuktikan p benar.
Contoh 2.
Bila n bilangan bulat dan 7n + 9 bilangan genap, maka n bilangan ganjil.
Pembuktian 2.
Misalkan ada bilangan genap sembarang dari n.
n = 2k
Maka:
2(7k) + 9 = 2 x 7k + 8 + 1
= 2 x 7k + 2 x 4 + 1
= 2 (7k + 4) + 1
Misalkan (7k + 4) = m, maka:
2(7k) + 9 = 2m + 1, dengan m bilangan bulat
∴ Secara tidak langsung, terbukti bila n bilangan bulat dan 7n + 9 bilangan
genap, maka n bilangan ganjil.

3. Pembuktian Kontradiksi
Pembuktian kontradiksi juga merupakan pembuktian tidak langsung dengan
prinsip “Jika p →q benar padahal q salah, maka p salah.
Contoh 3.
Bila n bilangan bulat dan n bilangan genap, maka 7n + 9 bilangan ganjil.
Pembuktian 3.
Misalkan ada bilangan ganjil sembarang n.
n = 2k + 1
Maka:
7 (2k + 1) + 9 = 14k + 10
= 2 x 7k + 2 x 5
= 2 (7k + 5)
Misalkan 7k + 5 sebagai m, maka:
7n + 9 = 14k + 10 = 2m
14k + 10 atau 7n + 9 dapat dinyatakan dalam 2 kali suatu bilangan bulat.
Berarti, kontradiksi dengan pernyataan 7n + 9 adalah bilangan ganjil. Maka,
asumsi awal n adalah bilangan ganjil salah.
∴ Pernyataan bila n bilangan genap, maka 7n + 9 bilangan ganjil adalah
benar.

4. Induksi Matematika
Induksi matematika sebuah cara ataupun metode pembuktian yang digunakan
untuk membuktikan atau memvalidasi sebuah pernyataan yang diberlakukan
terhadap himpunan bilangan asli (bilangan bulat positif).

Di mana himpunan bilangan asli harus memiliki sifat keterurutan sempurna (well-
ordering property) sebagai berikut:
“Setiap himpunan bagian tak kosong S dari himpunan bilangan bulat non-negatif
memiliki anggota terkecil yaitu terdapat a ≤ b untuk setiap b ∈ S .”

Prinsip (Teorema) Induksi Matematika


Misalkan S adalah himpunan yang memenuhi sifat-sifat berikut:
a. Satu merupakan himpunan S.
b. Jika bilangan bulat k adalah anggota S, maka k + 1 haruslah
anggota S.
Maka S adalah himpunan semua bilangan bulat positif. Di mana, sifat a
adalah Langkah Dasar dan sifat b adalah Langkah Induktif.
Selain prinsip di atas, ada beberapa sumber lain yang memberikan prinsip
lain yang membagi poin kedua menjadi dua poin yang berbeda, yaitu:
- Buktikan benar untuk n = 1.
- Asumsikan benar untuk n = k.
- Akan ditunjukkan benar untuk n = k + 1.
Contoh 4.
Buktikan bahwa 1+2+22 +23 +…+2n−1=2 n−1 berlaku untuk setiap bilangan bulat
positif.
Pembuktian 4.
1) Buktikan n = 1 benar
1
1=2 −1
1=1 (benar)
2) Asumsikan n = k benar
2 3 k−1 k
1+2+2 +2 +…+2 =2 −1
3) Akan ditunjukkan benar untuk n = k + 1
2 3 k−1 ( k+1) −1 k +1
1+2+2 +2 +…+2 +2 =2 −1
k ( k+1 ) −1 ( k +1)
2 −1+ 2 =2 −1
2k −1+ 2k =2(k +1)−1
2k +2k −1=2(k +1)−1
2. 2k −1=2(k+1 )−1
k +1 ( k+1)
2 −1=2 −1 (benar)
∴ Pernyataan 1+2+22 +23 +…+2n−1=2 n−1 berlaku untuk setiap bilangan bulat
positif terbukti.

Contoh 5.
Buktikan bahwa 2n > 2n + 1 untuk setiap bilangan bulat n ≥ 3.
Pembuktian 5.
1) Buktikan n = 3 benar
3
2 >2.3+1
8>7 (benar)
2) Asumsikan benar untuk n = k
2k >2 k +1
3) Akan ditunjukkan benar untuk n = k + 1
k +1
2 >2 k + 1+1
k +1
2 >2 k + 2
Diselesaikan bagian kiri terlebih dahulu:
k +1 k k k
2 =2 .2=2 +2
2k +2k >2k +21
k +1 k
2 >2 + 2
Lalu kembali ke pertidaksamaan sebelumnya:
k +1 k
2 >2 + 2> 2 k+ 1+ 2
k +1
2 >2 k +1+ 2
2k +1>2(k +1)+ 1 (benar)
∴ Pernyataan 2n > 2n + 1 terbukti benar untuk setiap bilangan bulat n ≥ 3.

[Contoh Kasus] Penerapan Induksi Matematika dalam Kehidupan Sehari-


Hari
ATM (Automated Teller Machine) merupakan sebuah perangkat
elektronik dengan basis computer yang dapat membantu bertransaksi tanpa harus
mendatangi teller bank secara langsung. Salah satu transaksi yang umum
dilakukan dengan ATM adalah penarikan uang.
Prinsip dan sistem kerja ATM ini sendiri berupa penerapan dari prinsip
Induksi Matematika yang terlebih dahulu diubah ke bahasa pemprograman yang
kemudian diimplementasikan ke perangkat keras di dalam ATM tersebut. Dengan
itu, bagaimana induksi matematika tersebut dapat diterapkan pada ATM multi-
nominal?
Penerapan induksi matematikan dalam ATM multi-nominal adalah
penerapan prinsip induksi dirampatkan (prinsip yang sudah dituliskan
sebelumnya) pada proses penghitungan uang yang akan dikeluarkan dari tempat
penyimpanan uang. Ada beberapa ketentuan dalam pengambilan uang pada ATM
multi-nominal ini, yaitu:
- Jumlah penarikan minimal;
- Jumlah kelipatan penarikan dari jumlah minimalnya;
- Pecahan uang berapa saja yang terdapat di dalam ATM.
Contoh.
Sebagai contoh, dalam satu ATM terdapat pecahan uang Rp 20.000,- dan Rp
50.000,-. Berapakah jumlah kelipatan penarikan dengan jumlah minimal yang
dapat diambil nasabah melalui ATM tersebut adalah Rp 40.000,-?
Penyelesaian.
a. Untuk mengeluarkan uang sejumlah Rp 40.000,-, ATM bekerja dan
mengeluarkan 2 lembar uang Rp 20.000,-. Jadi, untuk n = 2, maka benar
ATM dapat mengeluarkan sejumlah uang kelipatan RP 40.000,-.
b. Oleh karenanya, untuk setiap jumlah uang kelipatan (n) Rp 40.000,-, ATM
dapat mengeluarkan sejumlah uang yang diperlukan pelanggan berupa e
lembar uang Rp 20.000,-. Maka, disimpulkan n = k benar. Lalu, akan
ditunjukkan bahwa n = k + 1 juga benar, dengan mengeluarkan uang
sejumlah (k+1) kelipatan ung Rp 40.000,- dapat mengembalikan uang
pecahan Rp 20.000,- atau Rp 50.000,-.
Selain itu, ada dua kemungkinan lainnya, yaitu:
i) Misalkan ATM kehabisan uang pecahan RP 50.000,-, maka untuk
mengeluarkan uang senilai Rp n menggunakan uang oecahan Rp
20.000,-. Karena minimal Rp 40.000,-, setidaknya harus menggunakan
dua lembar uang Rp 20.000,-. Dengan menggunakan dua lembar uang
Rp 20.000,- untuk menggantikan Rp 50.000,- akan menjadikan uang
yang dikeluarkan ATM sebanyak Rp (n + k), dengan k senilai Rp
10.000,-.
ii) Misalkan ATM mengeluarkan uang senilai Rp n, dengan minimal satu
lembar uang Rp 50.000,-. Dengan mengganti satu lembar Rp 50.000,-
dengan tiga lembar uang Rp 20.000,- akan menjadikan uang yang
dikeluarkan ATM sebesar Rp (n + k), dengan k senilai Rp 10.000,-.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa nilai k (kelipatan) uang yang dapat
diambil dari ATM tersebut dengan jumlah minimal pengambilan sebesar RP
40.000.-, yaitu sebesar Rp 10.000,-.
DAFTAR PUSTAKA
BEM FMIPA UNEJ. (2022). 10# ILMU PEDIA – Pemanfaatan Induksi
Matematika dalam Pembuatan ATM Multinominal. bem.fmipa.unej.ac.id.
Diakses pada 19 Februari 2023 dari https://bem.fmipa.unej.ac.id/ilmu-
pedia-pemanfaatan-induksi-matematika-dalam-pembuatan-atm-
multinominal/
Lubis, A., Hia, Y., & Arifsyah, A. (2019). Himpunan & Logika. Banten: Desanta
Muliavisitama
Manullang, S., Kristianto, A., Hutapea, T., A., Sinaga, L., P., Sinaga, B.,
Marianus, M., & Sinambela, P., N., J., M. (2017). Matematika. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Munir, R. (2010). Matematika Diskrit(Edisi 3). Bandung: Penerbit Informatika
Pendidikan Matematika UIN Bandung. (5 Oktober 2020). Teori bilangan || induksi
matematika part 1 [Video]. YouTube, https://youtu.be/GPeaa1mWM-M
Pendidikan Matematika UIN Bandung. (5 Oktober 2020). Teori bilangan || induksi
matematika part 2 [Video]. YouTube, https://youtu.be/JtUP6zw7StE
Pertama, R., P. (2022). 4 Metode Pembuktian Matematika | Matematika Kelas 11.
Ruang Guru. Diakses pada 19 Februari 2023 dari
https://www.ruangguru.com/blog/matematika-kelas-11-pembuktian-
matematika

Anda mungkin juga menyukai