Anda di halaman 1dari 10

H.

BUKTI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

1. BUKTI TIDAK LANGSUNG

Untuk menunujukan suatu argumen atau penarikan kesimpulan bersifat sah

atau tidak. Dapat juga dilakukan dengan bukti tidak langsung. Bukti tidak

langsung di sini adalah dengan cara membuktukan kontradiksinya atau kontra

posisi. Hal ini dapat kita lakukan dengan alasan sebagai berikut :

 Telah dijelaskan sebelumnya bahwa suatu argumen merupakan suatu

implikasi berbentuk p => q, dengan p adalah konjungsi premis – premis

dan q adalah konklusinya.

 Agar suatu argumen bersift sah, jika konjungsi premisnya p benar, maka

konklusi q harus benar

 Jika konklusi q salah, sedangkan argumen yang diinginkan bersifat sah,

maka konjungsi premis p harus salah. Ini adalah suatu kotraindikasi,

sebab konjungsi premis dianggap benar.

Perhatikan argumen modus penens yang sudah jelas sahnya sebagai

berikut ini.

p => q
p

˚ q
˚˚

Argumen ini setara dengan


(( p => q ) ^ p ) => q
Konjugnsi premis konklusi
Misalkan konjungsi premis benar berrati p => q benar dan p benar.

Misalkan pula kesimpulan q salah. Akibatnya p => q salah karena p

benar. Padahal diketahui p => q adalah premis yang benar. Jadi terjadi

suatu kontraindikasi oleh karena itu argumen tersebut sah, sehingga q

haruslah benar.

Sebelumnya perlu diperhatikan beberapa aturan yang harus diikuti dalam

memeriksa sahnya suatu argumen, yaitu sebagai berikut :

 Anggap semua premis benar

 Semua premis digunakan

 Kesimpulan yang ditarik dari semua premis harus benar

 Semua premis dan kesimpulan harus membentuk argumen yang sah

Contoh

Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari premis berikut ?

P => q
p v r
~ r

......................
Jawab
Misalkan semua premis benar, yaitu
p => q ( Benar )
p v r ( Benar )
~r ( Benar)

 Karena ~ r benar maka r salah.


 Karena p v r benar sedangkan r salah, maka p benar
 Karena p => q benar sedangkan p benar, maka q benar
Oleh karena itu, kesimpulan yang dapat ditarik dari premis – premis tersebut
adalah q.

p => q
p v r
~r
˚ q
˚˚

Secara garis besar. Pembuktian tidak langsung dengan kontradiksi dimulai

dengan pengandaian bahwa yang harus dibuktihkan adalah salah, kemudian

diuraikan sehingga diperoleh suatu kontradiksi selanjutnya karena suatu

kontradiksi tidak boleh terjadi pengandaian kita salah, sehingga yang harus

dibuktikan yang benar.

Contoh
Buktikan bahwa √ 2 adalah bilangan irasional
Jawab

 Misalkan √ 2 bilangan rasional, berarti √ 2 dapat ditulis dalam bentuk


pembagiam bilangan bulat yang tidak mempunyai faktor persekutuan.
m
Jadi √ 2 = ; m, n bilangan bulat yang tidak mempunyai faktor
n
persekutuan.
 Selanjutnya kuadratkan kedua rumusnya.

2 = m2 m2 = 2n2 ..........( 1 )
n2
2
Jadi, m adalah bilangan bulat genap sehingga m juga bilangan genap.
Bilangan m dapat ditulis ke dalam bentuk m = 2k; ksuatu bilangan bulat.
 Subtitusikan m = 2k ke persamaan ( 1 ) sehingga didapat
( 2k )2 = 2n2
4k2 = 2n2
2k2 = n2
Ini berarti n2 juga bilangan bulat genap, sehingga n2 = 28 dengan 8 suatu
bilangan bulat, akibatnya n juga bilangan genap.
 Jadi m dan n adalah bilangan genap, yang berarti m dan n mempunyai
faktor persekutuan, yaitu 2. Hal ini kontradiksi dengan pengandaian bahwa
m, n tidak mempunyai faktor persekutuan.
 Jadi pengandaian kita salah. dengan kata lain, √ 2 haruslah bilangan
irasional. (terbukti)

Eureka
Dengan pembuktian tidak langsung, buktikan bahwa jika
n2 adalah bilagan bulat ganjil maka n juga merupakan
bilangan bulat ganjil ( n ϵ himpunan bilangan asli N).

Pembuktian tidak langsung dengan kontraposisi dapat diguanakan untuk


membuktikan implikasi P => q dengan membuktikan kontrapositifnya, yaitu
~ p => - p, karena nilai kebenaranya sama.

Contoh
Pembuktian bahwa jika n2 bilangan bulat genap maka n bilangan bulat genap.
Jawaban
Akan dibuktikan dengan kontraposisinya, yaitu bahwa jika n bilangan bulat
ganjil maka n2 bilangan bulat ganjil.
Misal n adalah bilangan bulat ganjil, maka n = 2m + 1; m bilangan bulat.
Jadi, n2 = (2m + 1)2
= 4m2 + 4m +1
n2 = 2(2m2 + 2m2 + 2m
Karena n2 dapat dinyatakan sebagai bilangan bulat ganjil 2p + 1, maka n2
adalah bilangan ganjil (terbukti).
Jadi terbukti jika n2 bilangan bulat genap maka n bilangan bulat genap.
2. Bukti langsung
Pembuktian dengan cara langsung adalah pembuktian dengan
menggunakan definis, aksioma, atau asumsi lain yang telah dibuktikan
kebenarannya, yang diturunkan sehingga terbukti apa yang akan
dibuktikan tersebut.
Pembuktian secara langsung biasa digunakan untuk membuktikan
suatu sifat, rumus, lema, dalil atau teorema atau pun suatu peryataan.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.

Contoh
1. Jika a, b ϵ R, maka buktikan bahwa
(a + b)2 = a2
Jawaban
(a + b)2 = (a + b)( a + b) distributif
= (a + b) a +(a + b) b
= a2 + ba + ab + b2 distributif
= a2 + ab + ab + b2 komutatif
= a2 + 2ab + b2 (terbukti)
2. Jika n bilangan bulat genap, maka buktikan bahwa n2 juga bilangan
genap.
Jawaban
Karena n bilangan bulat genap maka n = 2a dengan bilangan a
bilangan bulat, sehingga
n2 = (2a)2
= (2a) (2a)
= 4a2
= 2(2a)2
= 2b
2
Dengan b = 2a adalah bilangan bulat.
Jadi, terbukti bahwa n2 adalah bialngan bulat genap.

3. Induksi Matematika
Induksi matematika merupakan salah satu bukti secara langsung
namun tidak semua peryataan atau dalil atau lema yang dapat
dibuktikan dengan menggunakan induksi matematika.
Induksi matematika merupakan cara atau metode untuk
membuktikan suatu sifat secara langsung yang berhubungan
dengan bilangan asli.
Misalkan kamu akan membuktikan suatu rumus atau sifat yang
berlaku untuk setiap bilangan asli n; dengan n = 1, 2, 3, ....maka
kamu dapat menggunakan pembuktikan secara langsung dengan
metode induksi metematika, dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
 Langka pertama, buktikan bahwa rumus atau sifat berlaku
untuk n = 1.
 Langka kedua, misalkan bahwa sifat atau rumus berlaku untuk
n=k
 Langka terakhir, buktikan bahwa rumus atau sifat tersebut
berlaku untuk n = k + 1 dengan bantuan pemisahan pada
langka kedua, yaitu pemisalan bahwa rumus atau sifat tersebut
berlaku untuk n = k.
Catatan

Terkadang bukti dimulai dari n = 1, akan tetapi


mulai dari n = 2 atau yang lain.
Contoh
1. Buktikan bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku
1
12 + 22 + 32 + ... + n = n(n + 1)
6

Jawaban
 Untuk n = 1
1
12 = (1)(2+1)
6
1 = 1 (benar)
 Misalkan rumus berlaku untuk n = k, berarti
12 + 22 + 32 + ...+ k (k +1)(2k + 1)
 Akan dibuktikan rumus benar untuk n = k + 1, yaitu akan
dibuktikan bahwa
12 + 22 + ... + (k + 1)2=
1
(k + 1)( k + 1)(2(k + 1) + ))
6
Jawaban
12 + 22 + 32 + ... k2 + (k + 1)
1
= 6 k(k + 1)(2k + 1) + (k + 1)2
1
= (k + 1)(k(2k +1) + 6 (k + 1))
6
1
= (k + 1)(2k2 + k +6k +6)
6
1
= (k + 1)(2k2 + 7k + 6)
6
1
= (k + 1)(k + 2)(2k + 3))
6
1
= (k + 1)((k + 1) + 1)(2(k + 1)) (terbukti)
6
Jadi, terbukti bahwa rumus tersebut benar untuk setiap bilangan
asli n.
2. Buktikan bahwa untuk setiap bilangan asli n
berlaku 72n – 1 + 4 n – 1 - 2 habis dibagi 3.
jawaban
 Untuk n = 1
72 – 1 + 4 n – 1 – 2 = 7 + 16 – 2 = 21
Jelas bahwa 21 habis dibagi 3.
Jadi, sifat tersebut berlaku untuk n = 1
 Misalkan sifat yang berlaku untuk n = k berarti

72(k – 1 + 4k+– 2 = 3p; untuk suatu bilangan bulat p.


 Akan dibuktikan sifat tersebut berlaku untuk n = k + 1.

72(k+2 – 1 + 4(k + 1) + 1 – 2
k+ 2 – 1 k+
= 72 +4 2
–2
k +2+1 k +
= 72 4 2
–2
k +2+1 k k + 1+ 1
= 72 4 +4 –2
k– k+1
= 72(22 1)
+ 4(4 –2
k–1
= (45 + 4 )(72 ) + 4(4k + 1) – 8 + 6
k–1
= 45(72 ) + 4 (72k – 1 + 4k + 1 – 2) + 6
k –1
= 3q + 4(3p) + 3(2); dengan q = 15(72 )
= 3(q + 4p + 2)
Jadi terbukti bahwa sifat tersebut juga berlaku untuk n = k + 1.
Dengan demikian, terbukti bahwa sifat berlaku untuk setiap
bilangan asli n.
3. Buktikan bahwa untik setiap bilangan n berlaku sifat 10n2 – habis
dibagi 11.
Jawaban
 Untuk n = 1
k
102 – 1 = 100 – 1 = 99 = 9(11)
(benar untuk n = 1)
k
 Misalkan sifat berlaku untuk n = k, berarti 102 – 1 = 11p;
untuk suatu bilangan bulat p
 Akan dibuktikan sifat berlaku untuk n = k +1
102 (k + 1) – 1 = 102(k + 1) – 1
= 102 - 102 k – 102 + 99
= 102 (102 k - 1 ) + 99
= 100 ( 11p) + 11 . 9
= 11 ( 100p + 9 ).
( benar untuk n = k + 1).
Jadi terbukti bahwa sifat tersebut berlaku untuk setiap bilangan
asli n.
4. Buktikan bahwa setiap bilangan asli n baelaku ( xn - y).
Jawaban
 Untuk n = 1
( x1 – y1) = ( x - y)
( benar untuk n = 1 )
 Misalkan sifat berlaku untuk n = k 1

Berarti :
( xk - yk) = p( x - y);
Untuk suatu suku banyak atau polinomial p berderajat k – 1
 Akan dibuktikan benar untuk n = k + 1.
( xk + 1 - yk + 1 ) = ( xk + 1 - xk y + xk y - yk + 1 )
= xk (x – y ) + y (xk - yk)
= xk ( x – y ) + y(p(x – y))
= ( x – y )( xk + yp )
( benar untuk n = k + 1
Jadi, sifat berlaku untuk setiap bilangan asli.

Buktikan kesamaan berikut dengan induksi matematika


n(n+1)
a. 1 + 2 + 3 + ... + n = ; ∀n ∈ N
2
b. 1 +3 + 5 + ... + ( 2n – 1 ) = n2; ∀n ∈ N
c. 2 + 6 + 18 +... + 2 ∙ 3n – 1 = 3n - 1; ∀n ∈ N

Anda mungkin juga menyukai