disusun oleh:
i
1
Metode Pembuktian Pada
Matematika Diskret
Kompetensi Umum:
Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis dan memahami langkah-langkah metode-
metode pembuktian dalam matematika diskret seperti Induksi matematika, Prinsip Inklusi-
Eksklusi dan Prinsip Pigeon Hole.
Kompetensi Khusus:
Mahasiswa mampu
1. memahami latar belakang pengembangan metode Induksi Matematika
2. mengetahui perbedaan Prinsip Induksi Matematika sederhana dan Generalisasi
Prinsip Induksi Matematika.
3. mengetahui langkah- langkah pembuktian dengan Induksi Matematika.
4. mengetahui pernyataan-pernyataan apa saja yang dapat dibuktikan menggunakan
Induksi Matematika.
5. mengetahui langkah- langkah penggunaan Prinsip Inklusi-Eksklusi.
6. membuktikan kebenaran Prinsip Inklusi-Eksklusi menggunakan induksi matematika.
7. menerapkan Prinsip Inklusi-Eksklusi dalam menyelesaikan persoalan matematika
diskret
8. mengetahui perbedaan Simple Form Pigeon Hole Principle dan Strong Form Pigeon
Hole Principle
9. mengetahui langkah- langkah pembuktian dengan Prinsip Pigeon Hole.
10. menerapkan Prinsip Pigeon Hole dalam menyelesaikan persoalan matematika diskret.
2
1.1. Induksi Matematika
n(n+1)
"Jumlah bilangan asli dari 1 sampai n adalah 2 ."
Buktikan bahwa p(n) bernilai benar untuk setiap n. Misalkan kita mencoba untuk n = 5,
menurut pernyataan di atas jumlah bilangan asli dari 1 sampai 5 adalah
5(5 + 1)
= 15.
2
1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15.
Jadi,
5(5 + 1)
1+2+3+4+5 = = 15.
2
Ternyata pernyataan p(n) benar untuk n = 5. Tetapi bagaimana untuk n yang lain? Kita
tidak mungkin mencoba mensubstitusikan semua bilangan asli n ke dalam p(n), karena
bilangan asli tidak terhingga banyaknya. Sehingga metode substitusi langsung semacam
ini tidak dapat digunakan untuk membuktikan pernyataan yang berkaitan dengan bilangan
bulat positif.
3
1.1.1. PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA SEDERHANA
Pada akhir abad ke-19, Dedekind mengembangkan sekumpulan aksioma yang menggam-
barkan bilangan asli. G. Peano memperbaiki aksioma tersebut dan memberikannya inter-
pretasi logis. Keseluruhan aksioma tersebut dinamakan Postulat Peano. Postulat Peano
inilah yang menjadi dasar metode untuk membuktikan suatu pernyataan yang berkaitan
dengan bilangan asli yang disebut induksi matematika. Induksi Matematika merupakan
suatu metode pembuktian dalam matematika yang dikembangkan untuk membuktikan
pernyataan atau hasil proses yang terjadi secara berulang sesuai dengan pola tertentu
yang melibatkan suatu bilangan asli n.
Untuk membuktikan p(n) bernilai benar untuk semua n maka harus ditunjukkan:
(i) p(1) bernilai benar, atau pernyataan bernilai benar untuk n = 1.
(ii) Jika p(k) benar maka p(k + 1) juga benar untuk setiap k > 1.
Sehingga p(n) benar untuk semua bilangan asli n
Langkah (i) disebut basis induksi, sedangkan langkah (ii) disebut langkah induksi.
Langkah induksi memuat pengandaian (asumsi) yang menyatakan bahwa p(n) bernilai
benar. Asumsi tersebut dinamakan hipotesis induksi.
Perhatikan bahwa prinsip induksi matematika ini merupakan akibat langsung dari
definisi bilangan asli. Diberikan N himpunan semua bilangan asli, maka:
1. Bilangan 1 merupakan elemen dari N.
2. Jika bilangan asli k merupakan elemen N, maka k + 1 juga merupakan elemen N.
Contoh 1.1
1. Tunjukkan bahwa untuk sebarang bilangan bulat n > 1, berlaku
n(n + 1)
1+2+3+···+n =
n
Penyelesaian:
4
1.1.1. PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA SEDERHANA
Akan ditunjukkan menggunakan induksi matematika.
n(n+1)
Dimisalkan p(n) adalah pernyataan "1 + 2 + 3 + · · · + n = 2 ".
(i) Basis induksi. Akan ditunjukkan p(1) benar, yaitu pernyataan berlaku
untuk n = 1.
Untuk n = 1, didapat
1(1 + 1) 1(2)
= = 1.
2 2
n(n+1)
Terbukti p(1) benar atau "1 + 2 + 3 + · · · + n = 2 " benar untuk n = 1
k + 1((k + 1) + 1) (k + 1)(k + 2)
1 + 2 + 3 + · · · + k + (k + 1) = = .
2 2
bukti:
k(k + 1)
1 + 2 + 3 + · · · + k + (k + 1) = + (k + 1)
2
k(k + 1) + 2(k + 1)
=
2
k + k + 2k + 2 k2 + 3k + 2
2
= =
2 2
(k + 1)(k + 2)
=
2
Dari (i) dan (ii) terbukti p(n) benar untuk setiap bilangan bulat n > 1.
Dengan kata lain untuk setiap bilangan asli n > 1, berlaku
n(n + 1)
1+2+3+···+n = .
2
5
1.1.1. PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA SEDERHANA
= k3 + 2k + 3(k2 + k + 1).
3. Tunjukkan setiap bilangan asli yang terbentuk dari 3n angka yang sama se-
lalu habis dibagi 3n . (Misalnya, 222 dan 777 habis dibagi 3; 222222222 dan
555555555 habis dibagi 9.)
Bukti:
Akan dibuktikan menggunakan induksi matematika sebagai berikut:
Dimisalkan p(n) adalah pernyataan setiap bilangan asli yang terbentuk dari 3n
angka yang sama selalu habis dibagi 3n .
(i) Basis induksi. Akan dibuktikan p(1) benar.
Untuk n = 1 didapat pernyataan "setiap bilangan asli yang terbentuk dari 3
angka yang sama habis dibagi 3". Bilangan-bilangan asli tersebut adalah
6
1.1.2. GENERALISASI PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA
(ii) Langkah induksi. Diasumsikan p(k) benar, yaitu semua bilangan asli yang
terbentuk dari k bilangan yang sama habis dibagi 3k (hipotesis induksi).
Akan dibuktikan p(k + 1) benar, yaitu semua bilangan asli yang terbentuk
dari k + 1 angka yang sama habis dibagi 3k+1 .
Dimisalkan x adalah suatu bilangan asli yang terbentuk dari k + 1 bilangan.
Perhatikan bahwa x dapat ditulis sebagai
x = y × z,
dengan y suatu bilangan yang terbentuk dari 3k angka yang sama dan
k
z = 102·3 + 103k + 1 = 100 . . . 0100 . . . 01
Untuk membuktikan suatu pernyataan p(n) bernilai benar untuk semua n > n0 maka harus
ditunjukkan:
(i) p(n0 ) benar.
(ii) Jika p(k) benar maka p(k + 1) juga benar untuk setiap k > n0 .
Sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat n > n0 .
Jadi pada basis induksi, yang harus dibuktikan kebenarannya bukan p(1) tetapi p(n0 ).
7
1.1.2. GENERALISASI PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA
Selain itu, terdapat bentuk induksi matematika yang lebih kuat, yang sering disebut
sebagai prinsip induksi matematis kuat (principle of strong mathematical induction), yang
dapat dinyatakan sebagai berikut:
(i) Pernyataan p(n0 ) benar.
(ii) Jika p(n) benar untuk n0 6 n 6 k maka p(n) benar untuk n = k + 1.
Contoh 1.2
1. Buktikan bahwa 2n + 1 < 2n untuk semua bilangan bulat n > 3.
Bukti:
Akan dibuktikan dengan induksi matematika sebagai berikut:
Dimisalkan p(n) adalah pernyataan "2n + 1 < 2n "
(i) Basis induksi. Akan dibuktikan p(3) benar (yang terkecil adalah n = 3).
Untuk n = 3, ruas kiri pertidaksamaan: 2(3) + 1 = 7,
ruas kanan pertidaksamaan: 23 = 8.
Didapat 2(3) + 1 < 23 . Terbukti p(3) benar.
(2k +1)+2 < 2k +2 = 2k +21 < 2k +2k = 2·2k = 2k+1 (karena k > 3).
8
1.1.2. GENERALISASI PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA
ruas kanan pertidaksamaan: 7! = 7 × 6 × · · · × 1 = 5040.
Didapat 37 < 7!. Terbukti p(7) benar.
(ii) Langkah induksi. Diasumsikan p(k) benar, yaitu 3k < k!.
Akan dibuktikan p(k + 1) benar, yaitu 3k+1 < (k + 1)!.
Perhatikan bahwa
3
3k+1 < (k + 1)! ⇔ 3 · 3k < (k + 1) · k! ⇔ · 3k < k!
(k + 1)
3
Jadi ekuivalen akan dibuktikan (k+1) · 3k < k!
3
Menurut hipotesis 3k < k! sedangkan untuk k > 6 didapat (k+1) < 1. Se-
hingga
3
· 3k < 1 · k!
(k + 1)
Dengan kata lain, terbukti 3k + 1 < (k + 1)! atau p(k + 1) benar.
Terbukti bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat positif yang lebih besar dari 6.
Latihan 1.3
1. Tunjukkan melalui induksi matematika bahwa
n(n+1)(n+2)
(a) 1(2) + 2(3) + · · · + n(n + 1) = 3 untuk semua n > 1.
1 1 1 n
(b) 1(2) + 2(3) + · · · + n(n+1) = (n+1) untuk semua n > 1.
(c) 12 + 32 + 52 + · · · + (2n − 1)2 = n(2n−1)(2n+1)
3 untuk semua n > 1.
n+1
(d) 1 + a + a2 + · · · + an = 1−a 1−a untuk semua n > 0 dan a 6= 0.
n+1
(e) 3 + 3 · 5 + 3 · 52 + · · · + 3 · 5n = 3(5 4 −1) untuk semua n > 0.
2. Buktikan melalui induksi matematika bahwa
(a) 22n − 1 habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n > 1.
(b) n3 + 2n habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n > 1.
(c) n4 − 4n2 habis dibagi 3 untuk semua bilangan bulat n > 2.
(d) n5 − n habis dibagi 5 untuk semua bilangan bulat n > 1.
(e) jumlah pangkat tiga dari tiga buah bilangan bulat positif berurutan selalu
habis dibagi 9.
3. Tunjukkan bahwa 2n > n3 jika n > 10.
9
1.1.2. GENERALISASI PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA
4. Di dalam sebuah pesta, setiap tamu berjabat tangan dengan tamu lainnya hanya
sekali saja. Buktikan dengan induksi matematika bahwa jika ada n orang tamu
n(n−1)
maka jumlah jabat tangan yang terjadi adalah 2 .
5. Buktikan pernyataan “Untuk membayar biaya pos sebesar n rupiah, dengan n
kelipatan 1000 dan n > 8.000, selalu dapat dilakukan hanya dengan menggunakan
perangko bernilai 3000 dan 5000 saja” bernilai benar.
6. Sebuah ATM hanya menyediakan pecahan uang Rp20.000,- dan Rp50.000,-.
Kelipatan uang berapakah yang dapat dikeluarkan oleh ATM tersebut? Buktikan
jawaban anda dengan menggunakan induksi matematika.
7. Buktikan dengan induksi matematika bahwa pada sebuah himpunan berang-
gotakan n elemen, banyaknya himpunan bagian yang dapat dibentuk dari him-
punan tersebut adalah 2n .
8. Carilah dan kemudian buktikan melalui induksi matematika suatu rumus umum
berdasarkan pengamatan berikut :
13 = 1
23 = 3 + 5
33 = 7 + 9 + 11
43 = 13 + 15 + 17 + 19
1 1 1 1
+ + +···+ n
2 4 8 2
10
1.2. Prinsip Inklusi-Eksklusi
|A ∪ B| = |A| + |B| − |A ∩ B|
11
1.2.1. PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI UNTUK DUA HIMPUNAN
inggris, B menyatakan himpunan buku yang diterbitkan setelah tahun 2010, maka diperoleh
Jadi, menurut prinsip inklusi-eksklusi banyaknya buku yang berbahasa inggris atau yang
diterbitkan setelah tahun 2010 adalah:
Jadi ada 15 buku berbahasa inggris atau yang diterbitkan setelah tahun 2010.
Lebih lanjut, diantara 20 buku itu, banyaknya buku yang tidak berbahasa inggris dan
diterbitkan sebelum 2010 adalah
Jadi ada 5 buku yang tidak berbahasa inggris dan diterbitkan sebelum tahun 2000.
Contoh-contoh lain secara lengkap akan diberikan pada Contoh 1.5. Sebelumnya, akan
diberikan beberapa sifat-sifat yang berkaitan dengan kekardinalan himpunan berhingga.
Sifat-sifat tersebut didapat dari penurunan langsung prinsip inklusi-eksklusi, sehingga
pembuktiannya diserahkan kepada pembaca.
Contoh 1.5
1. Diantara 100 mahasiswa, 50 mengambil matakuliah(mk) Matematika Diskret,
40 mengambil mk. Pengantar Analisis, dan 24 mahasiswa mengambil keduanya.
Berapa banyak mahasiswa yang tidak mengambil keduanya?
Penyelesaian:
Dimisalkan
12
1.2.1. PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI UNTUK DUA HIMPUNAN
S = himpunan mahasiswa
A = himpunan mahasiswa yang mengambil mk. Matematika Diskret
B = himpunan mahasiswa yang mengambil mk. Pengantar Analisis
A∩B = himpunan mahasiswa yang mengambil kedua mk. tersebut.
Diketahui: |S| = 100, |A| = 50, |B| = 40 dan |A ∩ B| = 24.
Banyaknya mahasiswa yang tidak mengambil mk. Matematika Diskret dan mk.
Pengantar Analisis dapat dinotasikan dengan |Ac ∩ Bc |. Berdasarkan prinsip de
Morgan dan prinsip inklusi-eksklusi, didapat
|Ac ∩ Bc | = |S| − |A ∪ B| = |S| − (|A| + |B| − |A ∩ B|) = 100 − (50 + 40 − 24) = 34.
100
|A| = b c = b33, 33c = 33
3
100
|B| = b c = b20c = 20
5
100 100
|A ∩ B| = b c=b c = b6, 67c = 6.
kpk(3, 5) 15
Sehingga
|A ∪ B| = |A| + |B| − |A ∩ B| = 33 + 20 − 6 = 47
Jadi, ada 47 bilangan dari 1 sampai 100 yang habis dibagi 3 atau 5.
13
1.2.2. GENERALISASI PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
+ · · · + (−1)r−1 |A1 ∩ A2 ∩ · · · ∩ Ar |
Contoh 1.7
1. Tiga puluh mobil dirakit di sebuah pabrik. Pilihan (option) yang tersedia adalah
audio, penyejuk udara, dan velg racing. Diketahui bahwa 15 mobil mempunyai
pilihan audio, 20 mempunyai pilihan penyejuk udara, dan 6 mempunyai pilihan
velg racing. 12 mobil mempunyai pilihan audio dan penyejuk udara, 6 mobil
mempunyai pilihan penyejuk udara dan velg racing dan 6 mobil memiliki pilihan
audio dan velg racing. Selain itu, 3 diantaranya mempunyai ketiga pilihan itu.
Berapakah mobil yang mempunyai minimal 1 pilihan? Berapakah mobil yang
tidak memiliki pilihan sama sekali?
Penyelesaian:
Dimisalkan
S = himpunan bilangan mobil
A1 = himpunan mobil yang mempunyai pilihan audio
A2 = himpunan mobil yang mempunyai pilihan penyejuk udara
A3 = himpunan mobil yang mempunyai pilihan velg racing
14
1.2.2. GENERALISASI PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
Diketahui:
Akan dicari:
(a) Banyaknya mobil yang mempunyai minimal 1 pilihan atau |A1 ∪ A2 ∪ A3 |
(b) Banyaknya mobil yang tidak mempunyai pilihan sama sekali atau
|Ac1 ∩ Ac2 ∩ Ac3 |.
Berdasarkan Teorema 1.6 dan rumus De Morgan didapat
− |A2 ∩ A3 | + |A1 ∩ A2 ∩ A3 |
= 15 + 20 + 6 − 12 − 6 − 6 + 3 = 20
Jadi ada 20 mobil yang memiliki setidaknya satu pilihan dan 10 mobil yang tidak
memiliki pilihan sama sekali.
2. Tentukan banyaknya bilangan bulat dari 1 sampai 250 yang habis dibagi 2, 3, 5
atau 7.
Penyelesaian:
Dimisalkan
S = himpunan bilangan bulat dari 1 sampai 250
A1 = himpunan bilangan bulat dari 1 sampai 250 yang habis dibagi 2
A2 = himpunan bilangan bulat dari 1 sampai 250 yang habis dibagi 3
A3 = himpunan bilangan bulat dari 1 sampai 250 yang habis dibagi 5
A4 = himpunan bilangan bulat dari 1 sampai 250 yang habis dibagi 7
Akan dicari banyaknya bilangan bulat dari 1 sampai 250 yang habis dibagi 2, 3, 5
atau 7, atau |A1 ∪ A2 ∪ A3 ∪ A4 |.
Diketahui
250
|A1 | = b c = b125c = 125
2
15
1.2.2. GENERALISASI PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
250
|A2 | = b c = b83, 3c = 83
3
250
|A3 | = b c = b50c = 50
5
250
|A4 | = b c = b35, 7c = 35
7
250 250
|A1 ∩ A2 | = b c=b c = b41, 67c = 41
kpk(2, 3) 6
250 250
|A1 ∩ A3 | = b c=b c = 25
kpk(2, 5) 10
250 250
|A1 ∩ A4 | = b c=b c = b17, 86c = 17
kpk(2, 7) 14
250 250
|A2 ∩ A3 | = b c=b c = b16, 67c = 16
kpk(3, 5) 15
250 250
|A2 ∩ A4 | = b c=b c = b11, 9c = 11
kpk(3, 7) 35
250 250
|A3 ∩ A4 | = b c=b c = b7, 14c = 7
kpk(5, 7) 35
250 250
|A1 ∩ A2 ∩ A3 | = b c=b c = b8, 33c = 8
kpk(2, 3, 5) 30
250 250
|A1 ∩ A2 ∩ A4 | = b c=b c = b5, 95c = 5
kpk(2, 3, 7) 42
250 250
|A1 ∩ A3 ∩ A4 | = b c=b c = b3, 57c = 3
kpk(2, 5, 7) 70
250 250
|A2 ∩ A3 ∩ A4 | = b c=b c = b2, 38c = 2
kpk(3, 5, 7) 105
250 250
|A1 ∩ A2 ∩ A3 ∩ A4 | = b c=b c = b1, 19c = 1.
kpk(2, 3, 5, 7) 210
+ |A2 ∩ A3 ∩ A4 | − |A1 ∩ A2 ∩ A3 ∩ A4 |
= 125 + 83 + 50 + 35 − 41 − 25 − 17 − 16 − 11 − 7
+ 8 + 5 + 3 + 2 − 1 = 193
Jadi ada 193 bilangan dari 1 sampai 250 yang habis dibagi 2,3, 5 atau 7.
16
1.2.2. GENERALISASI PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
3. Sejumlah survey diadakan terhadap 1000 orang. Ternyata 595 orang mahasiswa
Untan, 595 memakai kaca mata, dan 550 orang menyukai es krim. 395 diantara
mereka adalah mahasiswa Untan yang memakai kacamata, 350 mahasiswa Untan
yang menyukai es krim, 400 orang memakai kacamata dan menyukai es krim
dan 250 diantara mereka adalah mahasiswa untan yang memakai kacamata dan
menyukai es krim. Berapa banyak diantara mereka bukan mahasiswa Untan, tidak
memakai kaca mata dan tidak menyukai es krim? Berapa banyak diantara mereka
yang mahasiswa Untan tetapi tidak memakai kaca mata dan tidak menyukai es
krim?
Penyelesaian: Dimisalkan
S = himpunan responden
A1 = himpunan mahasiswa Untan
A2 = himpunan orang memakai kacamata
A3 = himpunan orang menyukai es krim
Diketahui:
|S| = 1000, |A1 | = 595, |A2 | = 595 |A3 | = 550,
Akan dicari:
(a) Banyaknya responden yang bukan mahasiswa Untan, tidak memakai kaca
mata dan tidak menyukai es krim, atau |Ac1 ∩ Ac2 ∩ Ac3 |
(b) Banyaknya mahasiswa Untan tetapi tidak memakai kaca mata dan tidak
menyukai es krim, atau |A1 ∩ Ac2 ∩ Ac3 |.
Berdasarkan Teorema 1.6 dan rumus De Morgan didapat
17
1.2.2. GENERALISASI PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
Latihan 1.8
1. Diantara bilangan dari 1 sampai 300, tentukan:
(a) banyaknya bilangan yang tidak habis dibagi 3 atau 5.
(b) banyaknya bilangan yang habis dibagi 3 tetapi tak habis dibagi 5 maupun 7.
18
1.2.2. GENERALISASI PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
ujian itu.
5. Tujuh puluh lima anak pergi ke taman hiburan. Disitu mereka dapat naik ko-
midi putar, roller coater, dan kincir raksasa. Ternyata 20 diantara mereka telah
menaiki ketiganya, dan 55 menaiki setidaknya dua diantara ketiganya. Setiap kali
naik ongkosnya Rp5000, sedangkan total yang harus dibayar oleh anak-anak itu
Rp700.000. Tentukan berapa anak yang tidak naik satupun dari ketiganya.
19