RISTIA APRIANA
Tujuan Umum
Memahami metode pembuktian dengan induksi matematik dan terampil
menerapkannya.
Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menuliskan algoritma pembuktian dengan induksi matematik.
2. Menentukan basis untuk induksi dalam suatu pembuktian.
3. Menentukan langkah induksi dalam pembuktian.
4. Terampil menggunakan langkah-langkah pembuktian dengan induksi matematik.
Cara pembuktian kesamaan tersebut dapat dilakukan dengan memandang ruas kiri sebagai
deret aritmatika sebagai berikut:
Pada ruas kiri : 1 + 2 + 3 + 4+ . . . + n
Suku pertama (a) : …….
Beda (b) :.....
1
Jumlah n suku pertama (Sn) = n 2a (n 1)b
2
1
= n 2 ..... ( n 1).....
2
1
= n 2 n 1
2
1
= n n 1
2
(Sama dengan ruas kanan)
Karena ruas kiri sama dengan ruas kanan, maka kesamaan tersebut terbukti benar.
Selain cara tersebut, pembuktian dapat dilakukan dengan bukti formal yaitu dengan induksi
matematik.
Langkah-langkah pembuktian dengan induksi matematik adalah:
1. Memisalkan suatu kesamaan yang diketahui sebagai suatu pernyataan atau preposisi
p(n) yang akan dibuktikan kebenarannya untuk setiap bilangan n.
2. Kemudian lanjutkan dengan:
Langkah i: Tujukkan pernyataan tersebut benar untuk n = 1 atau p(1) benar.
Langkah ii: Dimisalkan bahwa p(n) benar, tunjukkan bahwa p(n+1) benar.
Jika langkah i dan ii benar, dapat disimpulkan p(n) benar untuk setiap bilangan asli n.
Pada pembuktian dengan induksi matematik, langkah i disebut basis (dasar) untuk
insuksi dan langkah ii disebut langkah induktif, yaitu suatu bentuk implikasi “jika p(n)
benar maka p(n+1) benar untuk setiap bilangan asli n”.
Contoh 1:
Buktikan dengan induksi matematik bahwa:
1
1 2 3 4 ..... n n(n 1)
2
Berlaku untuk setiap bilangan asli n.
Bukti:
1
Dimisalkan p(n) : 1 2 3 4 ..... n n(n 1)
2
1
i. Untuk n = 1, p(n) adalah 1= 1(1 1)
2
1=1 …… (benar)
Contoh 2:
Buktikan dengan induksi matematik bahwa:
1 1 1 1 n
.....
1 2 2 3 3 4 n(n 1) n 1
Berlaku untuk setiap bilangan asli n.
Bukti:
1 1 1 1 n
Dimisalkan p(n) : 1 2 2 3 3 4 ..... n(n 1) n 1
1 1
i. Untuk n = 1, p(n) adalah
1 2 1 1
1 1
…… (benar)
2 2
ii. Dimisalkan p(n) benar. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa p(n+1) benar, yaitu
1 1 1 1 1 n 1
.....
1 2 2 3 3 4 n( n 1) ( n 1)( n 2) n 1 ( n 1)( n 2)
n( n 2) 1
(n 1)( n 2)
n 2 2n 1
(n 1)( n 2)
n 1
n2
Ini menunjukkan bahwa p(n+1) benar.
Karena i dan ii benar, maka terbukti p(n) benar
atau
1 1 1 1 n
..... benar untuk setiap bilangan asli n.
1 2 2 3 3 4 n(n 1) n 1
Contoh 3:
Buktikanlah dengan menggunakan induksi matematik bahwa:
1 + 2 + 4 + . . . +2n-1 = 2n – 1
Berlaku untuk setiap bilangan asli n.
Bukti:
Contoh 4:
Buktikan untuk setiap bilangan asli n, 7n – 2n selalu terbagi habis oleh 5.
Bukti:
Dimisalkan p(n) : 7n – 2n selalu terbagi habis oleh 5.
i. P(1) adalah 71 – 21 terbagi habis oleh lima
Jadi p(1) benar.
ii. Dimisalkan p(n) benar. Selanjutnya tunjukkan bahwa p (n+1) benar.
Karena i dan ii benar, maka terbukti p(n) benar atau 7n – 2n selalu terbagi habis oleh 5, untuk
setiap bilangan asli n.
Dari contoh di atas maka buktikanlah bahwa untuk setiap bilangan asli n berlaku:
11n – 4n terbagi habis oleh 7
Bukti:
Latihan Soal 1!
Buktikan dengan induksi matematika
1. a. (am)n = amn b. (ab)n = an . bn c. 1n = 1
2. 1 + 2 + 4 + …..+ 2n-1 = 2n – 1
1 1 1 1 1
3. ..... n n
2 4 8 2 2
4. 1 + 3 + 5 + ….. + (2n – 1) = n2
n(3n 1)
5. 2 + 5 + 8 + ….. + (3n – 1) =
2
6. (2n . 2n – 1) terbagi habis 3
1.2Notasi Sigma
Suatu cara untuk menulis secara singkat dari bentuk penjumlahan ialah dengan
menggunakan notasi ∑ (sigma).
n
Misalnya: a
k 1
i a1 a 2 a3 ..... an
i 1 2 3 4 ... n
k 1
a = n . a
i 1
n n
2. ai aj
i 1 j 1
n n
3. a(b ) a b
i 1
i
i 1
i
n n n
4. (ai bi ) ai bi (disebut jumlah monomial)
i 1 i 1 i 1
n n p
5. a
i m
i a
i m p
i p
Contoh-contoh:
1. Nyatakan dengan notasi sigma dari x1 + x2 + x3 + x4 +x5
Jawab:
Suku umumnya xn batas bawah 1 dan batas atas 5
5
Jadi, x1 + x2 + x3 +x4 +x5 = x i 1
i
5 8 11 14 17
.......
n
4. Tentukan hasil dari (aa 1
2
1)
Jawab:
n
(a
a 1
2
1) = 2 + … + … + … + … = …..
Bukti:
n
1
(i) P(1) adalah (3k 2) 2 (3.1
k 1
2
n)
1
3 1 2 (3 1)
2
1=1
Jadi p(1) benar
(ii) Dimisalkan p(n) benar untuk suatu bilangan asli n, yaitu:
n
1
(3k 2) 2 (3n
k 1
2
n)
1
(3n 2 n 6n 2)
2
1
(3n 2 5n 2)
2
Dari (i) dan (ii) disimpulkan p(n) benar untuk setiap bilangan asli n.
Contoh soal tersebut juga dapat pula dibuktikan dengan menggunakan sifat-sifat notasi
sebagai berikut:
n n n
(3k 2) 3k 2
k 1 k 1 k 1
n
3 k 2n
k 1
1
3 n(n 1) 2n
2
1
(3n 2 3n 4n)
2
1
(3n 2 n)
2
Latihan Soal 2!
1. Nyatakan jumlah berikut sebagai jumlah monominal
n
a. (3a
i 1
i 5bi )
15
b. (3k
k 1
2
5k )
n
c. (k 3)(2k 1)
k 1
n
d. (2k 3)
k 1
2
n
e. (3n 1) (n 1) 2
i 1 i 1
b 1
2
12b 36)
n n
e. (a 2) (2a 3)
a 1
2
a 1
4
d. (n
n2
2
n)
4
e. (i
i 2
2
1)
4. Buktikan
n n n
a. (2k 1)
k 1
2
4 k 2 4 k n
k 1 k 1
12 7 7
b. k
k 6
2
k 10 k 175
k 1
2
k 1
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami teorema Binomial dan sifat-sifat yang diturunkan dari
teorema itu seerta trampil menggunakan sifat-sifat tersebut dalam memcahkan
permasalahan yang terkait.
Tujuan Khusus
1. Menentukan koefisien Binomial
2. Menurunkan sifat-sifat koefisien Binomial
3. Menerapkan sifat-sifat koefisien Binomial dalam memecahkan masalah yang terkait
4. Terampil menggunakan sifat-sifat koefisien Binomial dalam perhitungan-perhitungan
1. Faktorial
n! = 1.2.3.4. … (n – 2) (n – 1).n
atau
dan
0! = 1
3! = 3.2.1 = 6
4! = 4.3.2.1 = …..
n!
(n – 1)! = (n – 1)(n – 2)(n – 3) … 3.2.1 maka n! = n.(n – 1)! atau n! = ( n 1)!
2. Permutasi
a. Definisi dan Notasi Permutasi
Permutasi dari sekumpulan unsure adalah penyusunan unsur-unsur itu dengan
memperhatikan urutannya.
Notasi Permutasi
Banyaknya permutasi dari n unsur diambil r dinyatakan dengan notasi nPr atau Pr n
atau P(n, r) atau Pn,r
b. Rumus Permutasi
Permutasi dari n unsur diambil r unsure adalah penyusunan r unsure yang diambil dari
n unsure yang diketahui.
Kota sedeiakan r kotak untuk menempatkan unsur-unsur tersebut
Kotak 1 2 3 4 ke – r
Kotak ke-1 dapat disi dengan n cara, kotak ke-2 dapat diisi dengan (n – 1) cara, karena 1
unsur sudah menempati kotak ke-1. Kotak ke-3 dapat diisi dengan (n – 2) cara, demikian
seterusnya. Jika proses ini dilanjutkan untuk kotak ke-r yang terakhir dapat diisikan dengan
(n – (r – 1)) cara = (n – r + 1) cara
nPn = ……………………………………………………………
nPn = ……………………………………………………………
Kita tinjau lagi rumus nPr = n(n – 1)(n – 2) … (n – r + 1)
(n r )!
Jika ruas kanan dikalikan dengan (n r )!
didapat:
P = ………………………………………………………………………………….
n r
nPr = ………………………………………………………………………………….
nPr = ………………………………………………………………………………….
Jadi nPr = ……………………………………………….
Untuk r = n, maka nPn = ……………………………….
Padahal nPn = n!
n! n!
Jadi n! = (n n)! 0!
Contoh Soal:
1. Hitunglah
a. 3P3 = ………………………………………………………………………………
b. 8P2 = ………………………………………………………………………………
2. Tentukan n jika nP2 = 12
Jawab:
3. Kombinasi
a. Definisi dan Notasi Kombinasi
Jika ditentukan 3 buah huruf a, b, c maka permutasi dari 3 huruf diambil dua-
dua adalah ab, ba, bc, cb, ac, dan ca. banyaknya permutasi ini adalah 3P2 =
3!
6
(3 2)!
Berikut ini akan kita lihat apakah ada hubungan antara kombinasi dan permutasi.
Tampak disini untuk setiap kombinasi 2 unsur
Kombinasi Permutasi
diperoleh 2! Permutasi = 2 permutasi. Jika
ab ab, ba banyaknya kombinasi 3, maka banyaknya
permutasi adalah 6 = 3.2!
bc bc, cb
ac ac, ca
C 32 3 P =6
3 2
Banyaknya permutasi = banyaknya kombinasi
kali 2!
P = C 32 .2!
3 2 atau C 32 = 3P2 / 2!
Dari contoh di atas dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Kombinasi dari n unsur berbeda dengan setiap pengambilan r unsur (r ≤ n) adalah
susunan yang terdiri dari n unsur yang berbeda yang diambil dari n unsur itu dengan
tidak memperhatikan urutan-urutannya.
2. Banyaknya kombinasi dari n unsur dengan setiap pengambilan r unsur dinyatakan
dengan notasi nCr atau C (n, r) atau C nr
b. Rumus Kombinasi
Banyaknya kombinasi dari n unsure dengan setiap pengambilan r unsur adalah:
n!
n Cr
r!( n belum lengkap
Bukti:
Jika dari n unsur yang diketahui dibuat kombinasi dari r unsure, maka terdapat nCr
kombinsi yang berbeda.
Dari setiap kombinasi tersebut, yang terdiri dari r unsur, akan memberikan r!
permutasi.
n Pr
Jadi, nPr = nCr ∙r! atau nCr =
r!
n! n!
Karena nPr = (n r )! , maka C nr = r!(n r )!
Jadi dari nCr kombinasi akan diperoleh nCr ∙r! permutasi yang berbeda. Padahal dari n
unsur dengan sekali pengambilan r unsur diperoleh nPr permutasi.
Contoh Soal.
1. Hitunglah C 6 =
9
………………………………………………………………………
2. Dengan beberapa cara suatu panitia terdiri atas 3 orang dipilih dari 9 orang?
Jawab:
4. Binomial Newton
Perhatikan ekspensi (perluasan) dari (a + b)n berikut
(a + b)0 = 1
(a + b)1 = a + b
(a + b)2 = a2 + 2ab + b2
……………………………………………………………………………………….
Koefisien-koefisien dari perluasan (a + b)n di atas dapat disusun dalam suatu segitiga Pascal
berikut:
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 … … … …
1 … … … … 1
… … … … … … …
Koefisien Binomial
0
0
1
0
1
1
2
0
2
1
2
2
3
0
3
1
...
... ...
...
...
... ...
... ...
... ...
... ...
...
Contoh Soal:
1. Ekspansikan (a + b)6
Jawab:
2. Carilah empat suku pertama dari perluasan (2x – y)8
Jawab:
Jawab:
Bahwa:
Sifat-sifat dasar lainnya dari koefisien Binomial diberikan berikut ini.
(n nk!)!k!
n
n
n!
dan nn k = k!( n k )!
Sehingga diperoleh
Teorema 2.
n
k
n
nk
Teorema ini sering disebut sifat simetrik dari koefisien Binomial.
Contoh 1:
(8 83! )!3! 58!3!!
8
3 dan (8 85! )!5! 38!5!!
8
5
Jadi 83 85 .....
Teorema 3.
Jika n dan k bilangan-bilangan asli dan n > k, maka nk n 1
k n 1
k 1
Bukti:
Contoh:
9
10
10
8
10
2
1 2
..... sedangkan
..................................
9
8
9
7
9
2
9
1
Teorema 4.
Jika n, m, k bilangan-bilangan asli dan n > k > m, maka nk km n
m nm
k m
Bukti:
Teorema 5.
Jika n dan k bilangan-bilangan asli dengan n ≥ k, maka k n
k n n 1
nk
Bukti:
Buatlah contoh yang melibatkan bilangan untuk memperjelas Teorema 5.
Teorema 6.
1 x n 0n 1n x n2 x 2 ... nk x k ... nn x n
Berlaku untuk setiap bilangan asli n.
Bukti: (gunakan induksi matematik)
Anggota-anggota dari {-1, -2, -3, …} disebut bilangan-bilangan bulat negatif. Bilangan asli
disebut juga dengan bilangan bulat positif. Jadi bilangan bulat merupakan ….………………
…………………………………………………………………………………………………
Definisi 1. Jika n bilangan bulat, maka n + (-n) = (-n) + n = 0. (-n) disebut lawan dari
(invers penjumlahan dari n, dan 0 disebut elemen identitas terhadap penjumlahan.
Definisi 2. Setiap bilangan bulat n ada dengan tunggal bilangan bulat (-n) sedemikian
hingga n + (-n) = (-n) + n = 0. Lawan dari (-n) adalah -(-n) sehingga (-n) + (-(-n)) = (-(-n)) +
(-n) = 0. Karena (-n) + n = n + (-n) = 0 dan mengingat ketunggalan dari n, maka (-(-n))= n.
jadi lawan dari (-n) adalah n.
Definisi 3. Sistem bilangan bulat terdiri atas himpunan B = {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …}
dengan operasi biner penjumlahan (+) dan perkalian (x). untuk a, b, dan c bilangan-bilangan
bulat sebarang, sistem mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
c = (-a) + (-b)
c + b = ((-a) + (-b)) + b
c + b = (-a) + ((-b) + b)
c + b = (-a) + 0
(c+ b) + a = (-a) + a
(c + b) + a = 0
c + (b + a) = 0
c + (a + b) = 0
c = -(a + b)
Menurut definisi urutan bilangan-bilangan cacah, a < b berarti ada bilangan asli c
sedemikian hingga a + c = b, dan menurut definisi pengurangan bilangan-bilangan cacah a +
c = b sama artinya dengan b – a = c. Jadi a + (-b) = a + (-(a + c))
= a + ((-a) + (-c))
= (a + (-a)) + (-c)
= 0 + (-c)
a + (-b) = - (b –a)
Jadi, jika a dan b bilangan-bilangan bulat positif dengan a < b, maka a + (-b) = -(b – a)
Contoh 1:
Bukti:
Definisi 4: Jika a, b dan k bilangan-bilangan bulat, maka a – b = k jika dan hanya jika a =
b + k.
Apakah pengurangan bilangan bulat memiliki sifat tertutup?
a + (-b) = (b + k) + (-b)
= (k + b) + (-b)
= k + (b) + (-b)
=k+0
a + (-b) = k
Selanjutnya akan diperlihatkan bahwa bilangan bulat k (yang sama dengan a + (-b))
itu tunggal. Andaikan ada bilangan bulat n dengan n ≠ k sedemikian hingga a = b + n.
Karena a = b + k maka b + n = b + k . jika kedua ruas kesamaan terakhir masing-masing
ditambah (-b) dan dengan sifat asosiatif penjumlahan dan invers penjumlahan maka
diperoleh bahwa n = k yang bertentangan dengan pengandaian. Jadi bilangan bulat k
tertentu dengan tunggal sehingga a = b + k.
Contoh 2:
Bukti:
Contoh 3:
Buktikanlah bahwa a – (b – c) = (a + c) – b
Bukti:
Contoh 4:
Bukti:
Contoh 5:
Buktikanlah bahwa a – b = (a – c) – (b – c)
Bukti:
Sebelum kita membicarakan lebih lanjut tentang sifat perkalian dan pembagian
bilangan bulat, terlebih dahulu kita akan membuktikan suatu sifat yang telah diberikan pada
sifat ke-10.
Contoh 6:
Misalkan a dan b adalah bilangan-bilangan cacah, sehingga a bilangan bulat positif dan (-b)
bilangan bulat negatif. Akan diperlihatkan bahwa (a)(-b) = -(ab)
Langkah 1. a x (b + (-b)) = a x 0 = 0
Langkah 2. a x (b + (-b)) = (a x b) + (a x (-b))
Langkah 3. (a x b) + (a x(-b)) = 0
Langkah 4. (a x b) + (-(a x b)) = 0
Langkah 5. (a x b) + (a x (-b)) = (a x b) + (-(a x b))
Langkah 6. a x(-b) = -(a x b)
Contoh 7:
Buktikan bahwa (-a) x (-b) = a x b
Bukti:
Contoh 8:
Buktikan bahwa (-a)(b + (-c)) = ac – ab.
Bukti:
Mengingat definisi 5, yaitu a : b = c jika dan hanya jika a = bc yang sama artinya dengan
a = b x (a : b) atau a = (a : b) x b, maka dari pernyataan-pernyataan 1 sampai 6 dapat
diturunkan rumus-rumus definisi pembagian bilangan-bilangan bulat sebagai berikut:
1. ((-a) : b) x (b) = (-a)
2. (a : (-b)) x b = (-a)
3. ((-a) : b) x (-b) = a
4. (a : (-b)) x (-b) = a
5. ((-a : (-b)) x b = a
6. ((-a) : (-b)) x (-b) = (-a)
Contoh 9:
Buktikanlah bahwa (p : (-q)) : (-r) = p : (q x r)
Bukti:
Kalimat yang akan dibuktikan yaitu, p sebagai terbagi
(q x r) sebagai pembagi
{(p : (-q)) : (-r)} sebagai hasil pembagian
Menurut definisi pembagian, kalimat yang akan dibuktikan itu sama artinya dengan
{(p : (-q)) : (-r)}x (q x r) = p
Kalimat yang terakhir akan dibuktikan.
Ki = {(p : (-q)) : (-r)}x (q x r)
= {(p : (-q)) : (-r)}x (r x q)
= [{(p : (-q)) : (-r)} x r] x q
= (-(p : (-q))) x q
= -((p : (-q)) x q
= -(-p)
=p
Contoh 10:
Buktikanlah bahwa (a – b) : (-c) = (b : c) – (a : c)
Bukti:
Kalimat yang akan dibuktikan yaitu, (a – b) sebagai terbagi
(-c) sebagai pembagi
{(b : c) –(a : c)} sebagai hasil pembagian
Sehingga kalimat yang akan dibuktikan sama artinya dengan {(b : c) – (a : c)} x (-c) = a – b
Ki = ………………………………………………
= ………………………………………………
= ………………………………………………
= ………………………………………………
= ………………………………………………
= ……………………………………………….
= ………………………………………………..
= ………………………………………………..
Latihan Soal!
Apabila a, b, c, k, l dan m adalah bilangan-bilangan bulat, maka buktikanlah bahwa:
1. ((-a) : b) x (-c) = a : (b x c)
2. ((-a) : b) : (-c) = (a : c) : b
3. (-(abc)) : (-klm) = (a : k) (b : l) (c : m)
4. (-(ac)) : (-(bc)) = a : b
5. (-c)(a : b) = (-a) : (b : c)
Definisi 6. Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, a lebih kecil dari b (dinyatakan dengan a
< b) jika dan hanya jika ada bilangan bulat positif c sedemikian hingga a + c = b
Definisi 7. Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, a lebih besar dari b (dinyatakan dengan a
> b) jika dan hanya jika b < a.
Urutan bilangan-bilangan bulat ini akan tampak jelas pada garis bilangan brikut.
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Pada garis bilangan a < b ditunjukkan bahwa titik yang menyatakan a berada di
sebelah kiri dari titik yang menyatakan b. misalkan (-4) < (-1), terlihat pada garis bilangan
itu bahwa titik yang menyatakan (-4) berada di sebelah kiri dari titik yang menyatakan (-1).
Sifat 1.
Jika a, b dan c bilangan-bilangan bulat, maka a < b jika dan hanya jika a + c < b + c.
Bukti:
(i) dibuktikan jika a < b maka a + c < b + c
a < b berarti ada bilangan bulat positif k sedemikian hingga
a+k=b
(a + k) + c = b + c
a + (k + c) = b + c
a + (c + k) = b + c
(a + c) + k = b + c
a+c<b+c
(ii) dibuktikan jika a + c < b + c maka a < b
a + c < b + c berarti ada bilangan bulat positif p sedemikian hingga
(a + c) + p = b + c
a + (c + p) = b + c
a + (p + c) = b + c
(a + p) + c = b + c
{(a + p) + c} + (-c) = (b + c) + (-c)
(a + p) + (c + (-c)) = b + (c + (-c))
(a + p) + 0 = b + 0
a+p=b
a<b
Dari (i) dan (ii) terbukti bahwa a < b jika dan hanya jika a + c < b + c
Sifat 2.
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan c bilangan bulat positif serta a < b maka a x c <
b x c.
Bukti:
Sifat 3.
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan c bilangan bulat positif serta a x c < b x c maka
a<b
Bukti:
Sifat 4.
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan c bilangan bulat negative serta a < b. maka a x c
> b x c.
Bukti:
Sifat 5.
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan c bilnagan bulat negative serta a x c > b x c
maka a < b.
Bukti:
Latihan Soal!
Buktikanlah pernyataan berikut dan dapat dilakukan dengan menunjukkan contoh.
1. Jika a, b dan c bilangan-bilangan bulat dan a < b maka a x c < b x c.
2. Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, c bilangan bulat positif merupakan factor
bersama dari a dan b, dan a > b maka a : c > b : c.
3. Jika a, b dan c bilangan-bilangan bulat dengan a x (-c) < b x (-c) maka a > b.
4. Jika a, b dan c bilangan-bilangan bulat yang tak nol, a dan b masing-masing aalah
faktor dari a dan a < b maka c : a < c : b.
5. Jika a dan b bilangan-bilangan bulat, c bilangan bulat negative dan a > b maka (a x c)
– ( b x c) < 0.
6. Jika a, b dan c bilangan-bilangan bulat dan a < b maka (-a) x c < (-b) x c.
7. Jika a, b, c dan d bilangan-bilangan dengan bulat dengan a < b dan c < d maka a x c <
b x d.
8. Jika a, b, c dan d bilangan-bilangan bulat dengan a > b dan c < d maka a + d > b + c.
KETERBAGIAN
Definisi 1: bilangan bulat a membagi habis bilangan bulat b, (ditulis a│b) jika dan hanya
jika ada bilangan bulat k sehingga b = ak.
- a ialah faktor b
- a ialah pembagi b
- b ialah kelipatan a
Bukti:
Teorema 2: jika a│b dan a│c maka a│(b + c)
Bukti:
Bukti:
Teorema 4: jika a│b dan a│c maka a│(bm + cm) untuk sembarang bilangan-bilangan
bulat m dan n.
Bukti:
Bukti:
Teorema 6: jika a│b dengan a dan bilangan-bilangan bulat postif, maka a < b.
Bukti:
jadi a ≤ b.
Latihan Soal!
1. Jika a│b dan c│d maka ac│bd. Buktikan!
2. Tunjukkan bahwa “jika a > b maka a ł b” suatu pernyataan yang salah.
3. Buktikan bahwa jika d│a dan d│b maka d│(a – b)
FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB)
Contoh 2:
FPB (30, 75) = …..
30 =
75 =
Jadi FPB (30, 75) adalah
(30:15, 75:15) = (2, 5) = 1
Teorema 8: untuk bilangan-bilangan bulat positif a dan b ada tepat satu pasang
bilangan-
bilangan bulat q dan r sehingga b = qa + r dengan 0 ≤ r < a.
Contoh 3:
a = 21, b = 75 maka q = 3, r = 12
karena 75 = 3 21 + 12
terlihat bahwa (75, 21) = 3 dan (21, 12) = 3
Teorema 12: Jika c│a dan c│b dengan (a, b) = d maka c│d
Bukti:
(a, b) = d → d = ax + by
Karena c│a maka c│ax, karena c│b → c│by
Pada persamaan d = ax + by, c│ax dan c│by → c│d TERBUKTI
Latihan Soal!
1. Hitunglah
a. FPB (314, 159)
b. FPB (1009, 4001)
2. Buktikan bahwa c│ab dan (c, a) = d maka c│bd.
KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK)
Definisi 1: Bilangan-bilangan bulat a1, a2, a3, …, an masing-masing tidak nol memiliki
kelipatan
persekutuan b, jika ai│b untuk setiap = 1, 2, 3, …, n.
Definisi 2: Apabila a1, a2, a3, …, an adalah bilangan-bilangan bulat yang tidak nol, maka
kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari bilangan bulat positif terkecil di antara
kelipatan-
kelipatan persekutuan a1, a2, a3, …,an.
Teorema 13: Jika b suatu kelipatan persekutuan dari a1, a2, a3, …, an maka [a1, a2, a3, …,
an]│b.
Bukti:
Misalkan [a1, a2, a3, …, an] = h
Maka akan di tunjukkan bawha h│b.
Andaikan h│b, maka ada q dan r sehingga b = hq + r dengan 0 < r < h.
Karena b suatu kelipatan persekutuan a1, a2, a3, …, an maka ai│b untuk setiap I = 1, 2, 3, …,
n.
h = [a1, a2, a3, …, an] maka ai│h untuk setiap i = 1, 2, 3, …, n
dari b = hq + r dengan 0 < r < h, karena ai│b dan ai│r, yaitu r kelipatan persekutuan dari a1,
a2, a3, …, hal ini bertentangan dengan r < h, karena h kelipatan persekutuan terkecil, maka
pengandaian tersebut salah berarti h│b yaitu r kelipatan persekutuan dari a 1, a2, a3, …, an.
hal ini bertentangan dengan r < h, karena h kelipatan persekutan terkecil, maka pengandaian
tersebut salah, berarti h│b yaitu [a1, a2, a3, …, an]│b.
Contoh1:
[2∙3, 2∙5] = 2[3, 5]
[6, 10] = 2[15]
Teorema 15: Jika a dan b bilangan- bilangan bulat positif maka [a, b](a,b) = ab
Bukti:
(a, b) = 1 maka [a, b] = ab
Misal: (a, b) = d → (a:d, b:d) = 1
Maka di peroleh [a:d, b:d] = (a:d, b:d)
Karena [a:d, b:d]∙1 = (a:d, b:d)
[a:d, b:d](a:d, b:d) = (a:d, b:d) (semua dikalikan dengan d2, dimana d bilangan bulat)
Jadi, [a, b] (a, b) = ab
Contoh 2:
(6, -10) = 2
Kelipatan persekutuan 6 dan -10 = …, -60, -30, 0, 30, 60, …
[6, -10] = 30
[6, -10](6, -10) = 30∙2 = 60
Latihan Soal!
1. Hitunglah [126, 120]
2. Berikan satu contoh yang seperti teorema 15.
KEKONGRUENAN
Tujuan umum:
Mahasiswa dapat memahami konsep kekongruenan dan sifat-sifat serta dapat
menerapkannya untuk memecahkan masalah dalam mata kuliah ini dan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, mahasiswa dapat memahami dan menyelesaikan pekongruenan linear
serta memecahkan soal-soal terapan yang berkaitan dengan pekongruenan.
Tujuan khusus
1. Menuliskan konsep kekongruenan
2. Membuktikan beberapa sifat kekongruenan
3. Menentukan banyaknya solusi pekongruenan linear
4. Menyelesaikan pekongruenan linear
5. Menyelesaikan persamaan linear Diophantus
6. Menyelesaikan sistem pekongruenan linear
Materi
Definisi 1
Pemahaman definisi:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Jika m tidak membagi a – b maka dikatakan a tidak kongruen terhadap b modulo m
dan ditulis a ≠ b (mod m).
Pemahaman definisi:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Jika m > 0 dan m│(a – b) maka ada suatu bilangan bulat k sehingga a – b ≡ mk.
Dengan demikian a│b dapat dinyatakan sebagai a – b = mk, atau beda antara a dan b
merupakan kelipatan m, atau a = b + mk, yaitu a sama dengan b ditambah kelipatan m.
Pemahaman:
………………………………………………………………………………………………
Demikian juga jika diketahui a = 2 dan b = 12, maka a│b atau 2│12 dapat dinyatakan
sebagai 2 - 12∙k (untuk k =-2).
Kita telah melihat bahwa jika m > 0 dan a bilangan bulat maka a dapat dinyatakan sebagai
ini berarti bahwa a – r = mq, yaitu a ≡ r (mod m). karena 0 ≤ r < m maka ada m buah pilihan
untuk r yaitu 0, 1, 2, . . ., m – 1.
Jadi tiap bilangan bulat akan kongruen modulo m terhadap salah satu dari m buah r itu,
khususnya jika m│a maka a ≡ 0 (mod m).
Definisi 2
Contoh:
Untuk 12 ≡ 2 (mod 5)
Definisi 3
Himpunan bilangan r1, r2, . . ., rm disebut system residu lengkap modulo m, jika tiap
billangan bulat adalah kongruen modulo m terhadap satu dan hanya satu di antara m dan r i
itu (I = 1, 2, . . ., m), boleh dikatakan bahwa r 1, r2, . . ., rm adalah kongruen modulo m
terhadap 0, 1, 2, . . ., m – 1 menurut susunan tertentu.
Contoh:
1. Tunjukkan apakah {12, 23, 9, 45, -9} merupakan sistem residu lengkap modulo 5.
Jawab:
Buat pernyataan dalam bentuk a ≡ r (mod 5) dengan a adalah anggota setiap himpunan yang
diketahui.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Pada a ≡ r (mod m), contoh di atas menunjukkan ada tak hingga banyaknya system residu
lengkap modulo m.
2. Tunjukkan apakah {0, 1, 2, 3, 4} merupakan sebuah sisten residu lengkap modulo 5 dan
juga merupakan himpunan residu positif terkecil modulo 5?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Karena seluruh anggota himpunan dapat dipasangkan dengan himpunan r dari 0 sampai 4,
maka himpunan tersebut dinyatakan sebagai Sistem Residu lengkap modulo 5.
Latihan 1:
1. Perlihatkan bentuk pembagian yang mengakibatkan bentuk kekongruenan seperti
berikut.
a. 13 ≡ 1 (mod 2) Jawab: …………………………………………………………...
c. 2, 99 Jawab: ………………………………………………………………...
Teorema 1
Untuk bilangan bulat sebarang a dan b, a ≡ b (mod m) jika dan hanya jika a dan b memiliki
sisa yang sama jika dibagi m.
Bukti:
Kekongruenan modulo suatu bilangan bulat positif, dapat dikombinasikan dengan cara yang
hampir sama seperti pada persamaan.
Teorema 3
Teorema 4
Bukti:
Bukti:
Teorema 6
Bukti:
Buatlah contoh yang melibatkan bilangan untuk memperjelas teorema 6.
Latihan 2:
APLIKASI KEKONGRUENAN
Tujuan Umum:
Mahasiswa dapat memecahkan soal-soal terapan yang berkaitan dengan
perkongruenan.
Tujuan khusus:
Diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menerapkan konsep kekongruenan modulo 9.
2. Menerapkan konsep kekongruenan untuk menguji penjumlahan beberapa
bilangan dengan kekongruenan mod 9.
3. Menrapkan konsep kekongruenan untuk menguji perkalian bilangan dengan
kekongruenan mod 9.
4. Mencirikan terbagi habis bilangan oleh 9 atau 3; 2,4 atau 8; 5 atau 10;6 atau 11.
Materi
1. Kekongruenan mod 9
Kekongruenan modulo 9 dapat digunakan untuk memerikasa kebenaran perkalian dan
jumlah bilangan0bilangan bulat. Kita mengetahui bahwa:
10.000 – 1 = 9.999 = 9 k1 sehingga 10.000 ≡ 1 (mod 9)
1.000 – 1 = 999 = 9 k2 sehingga 1000 ≡ 1 (mod 9)
100 – 1 = 99 = 9 k3 sehingga 100 ≡ 1 (mod 9)
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa setiap bilangan bulat kongruen modulo 9 dengan
jumlah angka-angkanya.
Contoh:
8234 ≡ (8000 + 200 + 30 + 4) (mod 9)
≡ (8(1000) + 2(100) + 3(10) + 4) (mod 9)
≡8(1) + 2(1) + 3(1) + 4 (mod 9)
≡ 17 (mod 9)
Selanjutnya dengan cara yang sama
17 ≡ 10 + 7 (mod 9)
≡ 1 + 7 (mod 9)
≡ 8 (mod 9)
Jadi 8.234 ≡ 8 (mod 9)
Teorema 1
10n ≡ 1 (mod 9) untuk n = 0, 1, 2, 3, . . . .
Bukti:
10n – 1 = 999…9 (n angka semuanya 9) terbagi oleh 9
Jadi 10n ≡ 1 (mod 9)
Teorema 2
Setiap bilangan bulat kongruean modulo 9 dengan jumlah angka-angkanya.
Bukti:
Ambil sembarang bilangan bulat n dan angka-angkanya secara berurutan adalah:
n = dk dk – 1 dk – 2 . . . d2 d1 d0 dan
n = dk10k + dk – 110k- 1 + dk – 210k – 2 + . . . + d2102 + d110 + d0
menurut teorema 1
10n ≡ 1 (mod 9) untuk n = 0, 1, 2, 3, . . .
Sehingga
n = dk(1) + dk – 1(1) + dk – 2(1) + . . . + d2(1) + d1(1) + d0 (mod 9)
Jadi bilangan bulat n kongruen modulo 9 dengan jumlah angka-angkanya.
Perhatikan sekarang, misalkan a + b = c
Maka tentukanlah a + b ≡ c (mod 9)
Jika a ≡ m (mod 9), b ≡ n (mod 9) dan c ≡ p (mod 9)
Maka dari a + b ≡ c (mod 9)
Dapat disimpulkan bahwa m + n ≡ p (mod 9)
Menguji Penjumlahan
Contoh:
Periksalah kebenaran penjumlahan berikut ini dengan prinsip di atas.
248 + 324 + 672 = 1244
Jawab:
≡ . . . . . (i)
Sedangkan, 1244 ≡
≡
≡ . . . . . (ii)
Dari kekongruenan (i) dan (ii) berarti 248 + 324 + 672 = 1.244 (benar)
Latihan Pemahaman:
Masing-masing memuat penjumlahan tiga bilangan dengan digit berbeda. Lakukan
pengecekan dengan konsep modulo 9.
Menguji Perkalian
Jika a ≡ b (mod 9) dan c ≡ d (mod 9) maka ac ≡ bd (mod 9)
Prinsip ini dapat digunakan untuk memeriksa kebenaran suatu perkalian.
Contoh:
Benarkah 84 x 428 = 35.956?
Jawab:
84 ≡
428 ≡
Maka 84 x 428 ≡
≡
≡ . . . . . (i)
Sedangkan, 35.952 ≡ 3 + 9 + 5 + 2
24 ≡ 6 (mod 9) . . . . . (ii)
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa 84 x 428 = 35.952 (BENAR).
Latihan Pemahaman:
Masing-masing memuat perkalian dua bilangan dengan digit berbeda (minimal dua digit).
Lakukan pengecekan dengan konsep modulo 9.
Contoh:
Benarkah 10 + 11 = 30
Kita mengetahui bahwa 10 + 11 ≡ 3 (mod 9)
30 ≡ 3 (mod9)
Menurut cara pemeriksaan di atas 10 + 11 = 30 benar, tetapi kita mengetahui bahwa 10 + 11
= 30 salah.
Selain itu kekongruenan modulo 9 dapat digunakan untuk menguji keterbagian suatu
bilangan bulat oleh 9.
Suatu bilangan terbagi oleh 9 bila dan hanya bila sisa pembagian itu nol.
n ≡ a (mod 9) bila dan hanya bila n dan a masing-masing mempunyai sisa yang sama jika
dibagi 9.
Jadi, jika n ≡ a (mod 9) maka n terbagi oleh 9, bila dan hanya bila a terbagi oleh 9. Padahal
n kongruen modulo 9 dengan jumlah angka-angkanya.
Jadi suatu bilangan terbagi oleh 9 bila dan hanya bila jumlah angka-angkanya tergabi oleh
9.
Contoh:
1. 7. 587 ≡ 7 + 5 + 8 + 7 ≡ 9 (mod 9)
Karena 9│9 maka 9│7587
2. 47.623 ≡ 4 + 7 + 6 + 2 + 3 ≡22 ≡ 4 (mod9)
Karena 9 ł 4 maka 9ł 47.723
Latihan Pemahaman:
Masing-masing membuat contoh dua bilangan dengan 5 dan 6 digit yang dapat dan yang
tidak dapat dibagi 9.
Contoh:
1. 12.456 ≡ 1 + 2 + 4 + 5 + 6 ≡ 18 ≡ 9 (mod 9)
Karena 3│9 maka 3│12.456
2. 42.641 ≡ 4 + 2 + 6 + 4 + 1 ≡ 17 ≡ 8 (mod 9)
Karena 3 ł 8 maka 3 ł 42.641
Contoh:
5.132.216 terbagi oleh 4, sebab 16 (dua angka terakhir ) terbagi oleh 4.
Dengan cara yang mirip dengan keterbagian oleh 4, maka berikut aturan keterbagian
bilangan oleh 8.
Suatu bilangan terbagi oleh 8 bila dan hanya bila bilangan yang dinyatakan oleh tiga angka
terakhir dari bilangan itu terbagi oleh 8.
Contoh:
17.256 terbagi oleh 8 karena 256 9tiga angka terakhir) terbagi oleh 8.
LATIHAN!
Benar atau salahkah pernyataan berikut ini! Jika benar, buktikan dan tunjukkan, tetapi jika
salah berikan alas an atau contoh kontranya.
2. Selisih pangkat tiga dari dua bilangan berurutan selalu tidak terbagi oleh 3.
3. Sisa 2n dibagi oleh 7 adalah salah satu di antara 1, 2, atau 4 utnuk setiap bilangan
bulat positif n.
8. Jika suatu bilangan terbagi oleh 3, maka bilangan itu terbagi oleh 9.
9. Jika suatu bilangan terbagi oleh 12 maka bilangan itu terbagi oleh 2 dan terbagi oleh
4 sehingga bilangan itu terbagi oleh 8
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menyelesaikan perkongruenan linear serta memecahkan soal-soal
terapan yang berkaitan dengan perkongruenan.
Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menentukan banyaknya solusi perkongruenan linear.
2. Menyelesaikan perkongruenan linear.
3. Menyelesaikan persamaan linear Diophantus.
4. Mencirikan ada tidaknya solusi suatu pekongruenan linear.
5. Menyelesaikan system perkongruenan linear.
Contoh 1:
Penyelesaian:
9x + 16y = 35
Berarti
Memberikan
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa apabila (x0, y0) suatu penyelesaian persamaan
linear Diphantus ax + by = c, maka solusi lainnya adalah (x0 + bt, y0 – at) untuk stiap
bilangan bulat t.
1. Pohon faktor
2. Algoritma pembagian
a. (30, 105) =
b. (28, 12) =
c. (2, 7) =
d. (247, 299) =
e. (5767, 4453) =
Contoh 2:
Substitusi:
Perkongruenan Linear
Pengkongruenan linear adalah kalimat terbuka yang menggunakan relasi kekongruenan.
Contoh 3:
3x ≡ 4 (mod 5)
x2 + 3x – 3 ≡ 0 (mod 31)
Sebab:
a(r + km) = ar = b (mod m) untuk setiap bilangan bulat k, diantara himpunan bilanan
bulat (r + km), dengan k = 1, 2, 3, 4, …, -1, -2, -3), ada tepat satu dan hanya satu s
dengan 0 ≤ s ≤ m, sebab suatu bilangan bulat mesti terletak di antara dua kelipatan m
yang berurutan. Jadi jika r memenuhi ax ≡ b (mod m), dan km ≤ r ≤ (k + 1) m untuk
suatu bilangan bulat k, maka 0 ≤ (r – km) ≤ m. jadi s = r – km suatu bilangan bulat.
Latihan soal!
Tentukan solusi dari soal-soal berikut:
1. 3x ≡ 6 (mod 7)
2. 2x ≡ 1 (mod 4)
3. 2x ≡ 4 (mod 6)