Edi Sutomo*
1. Pendahuluan
Matematika sebagai suatu ilmu pengetahuan yang sistematis serta ditandai
dengan penalaran yang ketat (rigorous) dan terstruktur rapi. Perkembangan
matematika yang begitu cepat berimplikasi kepada keluasan cakupan keilmuan
dan pencabangannya. Cabang-cabang pokok matematika yang lazim dikenal
orang awam adalah geometri, aritmatika, aljabar, logika, analisis, statistika, dan
matematika diskrit. Setiap cabang mengenal anak anak cabang, demikian
seterusnya, sehingga diperoleh sebuah pohon keilmuan.
Salah satu cabang dalam ilmu matematika adalah analisis. Matematika
analisis atau sering disebut analisis, merupakan cabang matematika murni yang
banyak mengkaji berbagai teori mengenai limit, deret tak hingga, fungsi analitik,
derivative, serta ukuran dan integral. Matematika analisis dapat diaplikasikan
pada berbagai cabang matematika yang mempunyai hubungan dengan konsep
nearness (ruang topologi) atau distance (ruang metrik). Matematika analisis
mengajarkan
cara
berfikir
analitis,
sehingga
dapat
membantu
dalam
untuk mengenali system bilangan real ini, yaitu secara konstruksi dan secara
aksiomatik. Pembahasan dalam makalah ini sistem bilangan real akan dikenali
secara aksiomatik, yaitu dengan menganggap system bilangan real memenuhi
sifat-sifat tertentu yang dirumuskan.
2. Pembahasan
Pembahasan dalam sistem bilangan riil himpunan semestanya mencakup
semua bilangan riil yang ada. Bilangan riil merupakan sekumpulan bilangan
rasional dan irasional serta dapat berkoresponden satu satu dengan sebuah titik
pada garis bilangan. Pada sitem bilangan riil terdapat dua operasi biner yang
dinotasikan dengan penjumlahan + dan perkalian . Dengan dua operasi
tersbeut disusun beberapa aksioma penting.
dan
disebut " + " dan " " yang menyatakan pernjumlahan dan perkalian yang
memiliki sifat sifat:
(A1)
untuk setiap
terhadap penjumlahan
(A2)
terhadap penjumlahan
(A3) terdapat elemen
setiap
untuk setiap
di sedemikian hingga
, , yaitu asosiatif
+
untuk
(M1)
untuk setiap
terhadap perkalian
(M2)
terhadap perkalian
untuk setiap
.
dan
(D)
dan
= , sehingga
+
untuk setiap
sehingga
selalu ada
sehingga
dan
=
untuk
dan
Teorema jika
+ = ,
+ =
+ )+ =
+ =
+ =
+
+ = ,
+ . Berdasarkan langkah
+ . Dengan menggunakan
, maka
, maka
(c) jika
Bukti
dan
sedemikian
sehingga
hingga
+ (
unsur
. Jadi, +
+ )= +
dan
sedemikian sehingga
sedemikian
(b) Karena
(a) karena
maka =
jadi
= . Berdasarkan sifat
)=
= ,
= . Selanjutnya kedua
..............................
sifat (D)
sifat (A3)
.............................
...........................
sifat (A3)
(b)
jika
Bukti
sedemikian hingga
(a) karena
hingga
dan
= , maka
sedemikian sehingga
= . Jadi,
+
elemen
= , maka
(b) Karena
dan
jadi
= .
sehingga
= . Jadi
Teorema 1.3
)=
= jadi,
= ,
(b) Jika
(c) Jika
maka
dan
dan
, maka
maka berlaku
atau
Bukti
, maka sesuai sifat (M4) selalu ada
(a) Karena
=
maka diperoleh
( )=
. Andai
Hal ini kontradiksi dengan (M3). Jadi pengandaian ini tidak benar
. Karena
sehingga
(b) Karena
dan
dan
maka berdasarkan
maka terdapat
=
=(
=
dikalikan dengan
( )
..........................
dan
= ( )
=( )
=( )
Sejauh ini, hanya ada dua operasi pada bilangan riil. Melalui dua
operasi ini diturunkan beberapa operasi lain yang didefinisikan sebagai
berikut
(a)
Operasi pengurangan
Bila ,
, maka notasi
dibaca
didefinisikan oleh
dikurang
dengan
(b)
Operasi pembagian
Jika ,
dan
maka notasi
dibaca
dibagi dengan
(c)
Operasi pangkat
Jika
atau
maka notasi
( )
dibaca
Untuk
notasi
2.1.3
, notasi
untuk
adalah
. Secara
dipangkatkan
y k
dan
+ +
bilangan
+ +
y k
bulat
dilambangan
dengan
dan
{: } { }, dengan
y k
+ +
k
yang dapat
{ , , , , , , , }
{ ,
, ,
, , , ,}
, , , ,}
, ,
2. Jika ,
Himpunan
maka
maka
atau
atau
Jadi himpunan bilangan riil terbagi atas tiga himpunan yang saling
asing, yaitu bilangan positif, bilangan negatif dan nol yang
didefinisikan lebih lanjut.
Definisi 1.2
1. Bilangan
2. Bilangan
sehingga
{ } dan
3. Bilangan riil
Teorema 1.4
Misalkan , ,
(a) Jika
dan
>
maka
>
< ,
(a) Karena
dan
berlaku
>
>
dan
................ sifat A1
................ sifat A2
>
, sehingga
= ,
dan ditulis
>
Karena
berarti
disebut
{ } dan
berarti
berakibat pada
>
terdapat tepat
=
atau
>
Jika
>
diperoleh
ii. Jika
>
>
b, diperoleh
iii. Jika
Jika
<
diperoleh
Teorema 1.5
berakibat pada
<
<
<
(b) Jika
(c) Jika
(d) Jika
Bukti
(a) Jika
>
>
maka
>
maka
dan
>
+ >
maka
>
dan
>
dan
<
>
dan
Karena
(b) Jika
Maka
+
<
>
>
maka berakibat
maka berlaku
+
>
dan
>
>
dan
(c) Jika
>
>
berakibat
dan
>
>
, maka
mengakibatkan
>
>
, maka
Maka,
maka berlaku
>
maka
>
di
dinotasikan dengan
, maka sesuai
10
berakibat
>
(d) Jika
<
(b)
>
>
>
>
<
, maka
sehingga
>
maka
dan
>
>
maka
Teorema 1.6
(a) Jika
maka berakibat
dan
>
>
Bukti
atau
. jika
>
maka
maka
diperoleh
dan
dapat ditulis
dan
, karena
>
, maka
>
maka diperoleh
maka ditulis
>
+ +
y k
11
Teorema 1.7
Jika
=
+ +
y k
sedemikian hingga
> , sehingga
Bukti
Andaikan kesimpulannya tidak demikian, yaitu a > . Jika diambil
= a, akan diperoleh
dengan
dan seharusnya a =
Teorema 1.8
Jika
yaitu:
(a)
(b)
Bukti
Jika
> , maka salah satu dari dua bentuk berikut akan dipenuhi,
a>
a<
>
dan b >
atau
dan b <
maka berakibat
(b)
Jika
Jika
>
maka
>
<
>
maka
>
>
>
dan
atau
. Karena
< .
maka
= >
dan dituliskan
<
+ untuk semua
12
+ + +
Karena
+ +
+
, maka
=+
+ +
yang berarti
+ untuk
<
dan
+ <
, buktikan bahwa
Penyelesaian
Diketahui
hingga
<
>
Berdasarkan
dan
dan dinotasikan
Selanjutnya diketahui
dinotasikan
>
maka berakibat
maka berakibat
{ }
dan
= +
=
dan
={ }
sedemikian
dan
diperolah
>
>
>
>
>
13
=
= +
+ <
akibatnya
>
>
Contoh 2
<
Buktikan jika
Penyelesaian
<
<
diketahui bahwa
>
diketahui
>
dan
, maka
atau ,
>
atau
>
berakibat
>
berakibat
maka
untuk , >
<
maka
{ } berakibat
untuk
dan
>
atau
berakibat
dan
atau
diperoleh bahwa
.......................(2)
<
maka
{ }
atau
atau
atau
>
.............. (1)
atau
diketahui
untuk
untuk
>
dan
>
>
{ } ........................(3)
dan
>
dan
{ }
sehingga
>
>
>
......................... (4)
sehingga
>
>
>
>
>
>
...............................(5)
berakibat
>
atau
.................(6)
14
untuk
dan
=
diperoleh
= .........................(7)
Serta
atau
berakibat
{ }
..............(8)
Contoh 3
Buktikan bahwa tidak ada elemen
Penyelesaian
Andaikan terdapar
dan
genap maka
atau
= , sehingga
maka
= . Karena
sedemikian hingga
dengan
sedemikian hingga
dan
. Karena
dan
tidak hanya 1,
harus ganjil.
Sehingga diperoleh
yang berarti
genap.
15
sedemikian hingga
dan memenuhi .
=
3. Misalkan , , , buktikan
a. Jika
dan
= !
, maka
= !
3. Penutup
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengenali system bilangan real
ini,yaitu secara konstruksi dan secara aksiomatik. Sifat-sifat atau aksioma aljabar
yang terdapat pada bilangan riil dapat dikembangkan menjadi teorema-teorema
yang berlaku secara umum dalam sistem bilangan riil. Nantinya, teorema-teorema
yang telah dikembangkan bisa membantu dalam pembuktian persoalan analisis riil
yang lebih kompleks. Untuk pembahasan berikutnya dengan tema yang sama
diharapkanj bisa menambahkan contoh soal yang lebih banyak dan lebih
bervariasi
Daftar Bacaan
Trech, William F. 2003. Introduction to Real Analysis. Texas: Trinity University
Bartle, Robert G. & Sherbert, Donald R. 2000. Introduction to Real Analysis. 3rd
Edition. John Willey & Sons, Inc
16