TEORI HIMPUNAN
1.1
Definisi :
Himpunan adalah kumpulan objek objek yang berbeda (Liu, 1986)
Biasanya dinotasikan dengan huruf besar. Dan objek yang berada di
dalamnya disebut elemen / anggota.
1.1.1 Menyatakan Himpunan
Ada 2 cara untuk menyatakan himpunan, yaitu :
a.
Enumerasi
yaitu menuliskan semua anggota himpunan di antara 2 kurung
kurawal.
b.
Contoh :
1.
2.
3.
Enumerasi
A = { 1, 2, 3 , 4 ,5}
B = { kucing, meja, buku, air }
Dengan sifat
A = { x | x Z, 1 x 5
B tidak dapat dinyatakan dengan
cara menuliskan sifat sifatnya
karena tidak ada sifat yang sama di
antara anggota anggotanya
C = { x | x R, x > 1}
a
b
Gambar 1. 1
1.1.3 Himpunan Bagian dan kesamaan Himpunan
Jika A dan B adalah himpunan himpunan , maka A disebut
himpunan bagian (subset) dari B bila hanya bila setiap anggota A
juga merupakan anggota dari B. dalam hal ini B disebut superset
dari A.
A
(( x) x A x
B)
A
B
Gambar 1. 2
Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B ( ditulis A = B)
bila hanya bila setiap elemen A adalah elemen B dan setiap elemen
B adalah elemen A.
A=B
B dan B
S
A
Gambar 1.3
1.1.5 Semesta Pembicaraan dan Himpunan Kosong
Semesta pembicaraan (simbol S atau U) adalah himpunan semua
objek yang dibicarakan.
Suatu himpunan yang tidak mempunyai anggota disebut himpunan
kosong, diberi simbol atau { }.
Sifat himpunan kosong :
1.
Himpunan kosong adalah himpunan bagian semua
himpunan
2.
Himpunan kosong adalah tunggal
1.1.6 Kardinalitas
Misalkan A adalah himpunan yang elemen elemen nya berhingga
banyaknya, maka jumlah elemen A disebut kardinal dari himpunan
A.
Notasi : n(A) atau |A|
1.1.7 Himpunan yang Ekivalen
Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika hanya jika
kardinal dari kedua himpunan sama
Notasi : A ~ B
|A| = |B |
1.2
Gabungan (Union)
Gabungan dua buah himpunan A dan B (ditulis A B) adalah
himpunan semua elemen anggota A atau anggota B
A B
= { x | x S , x A atau x
B}
B
Gambar 1.4
Irisan ( Interseksi )
Irisan dua buah himpunan A dan B (ditulis A B) adalah himpunan
semua elemen dalam S sedemikian hingga x adalah anggota A dan
sekaligus anggota B
= {x| x
S , x A
dan x
B}
B
Gambar 1.5
Komplemen
_
={x|x
S, x A }
S
Gambar 1.6
Foundation of Computer Science 1
Selisih
Selisih himpunan B dari himpunan A (ditulis A - B) adalah
himpunan semua elemen dalam S sedemikian hingga x adalah
anggota A tetapi bukan anggota B
A-B = {x| x
S,x
A dan x B }
B
Gambar 1.7
= (A
B) ( A
B)
(A B)
( B A)
Gambar 1.8
Misalkan S adalah semesta pembicaraan dan A, B, C adalah himpunan
himpunan dalam S, maka operasi himpunan memenuhi beberapa hukum
berikut :
1.
Hukum Komutatif
A B = B A ;
= B
A B
2.
Hukum Asosiatif
(A
B)
C = A
(B
C);
( A B ) A = A ( B A ) ;
(A B) C= A (B C)
3.
Hukum Distributif
( A B ) C = ( A
(A
B)
C= (A
=B A
C ) ( B C );
C ) ( B C ) ;
5
4.
5.
6.
7.
S=A
Hukum Null
A
S = S ;
Hukum Komplemen
A
Ac = S ;
A
Hukum Idempoten
A
A = A ; A
A = A
A = A
Ac =
Hukum Involusi
( Ac ) c = A
9.
10
Hukum de Morgan
( A B ) c = Ac
Hukum I / O
c = S ; S
Bc
A A =
8.
11.
1.3
Hukum Identitas
A = A ; A
(A
B)
B)
= Ac
Bc
1.4
Himpunan Kuasa
Misalkan A adalah sembarang himpunan. Himpunan kuasa A (simbol P(A))
adalah himpunan yang anggota anggotanya adalah semua himpunan
bagian A.
Jika himpunan A mempunyai n anggota, maka P(A) mempunyai 2 n
anggota
1.5
|(A
B) |
= |A| + |B| -
|(A
A B ( simbol n(A B)
B) |
B)|
Latihan Soal :
1.
A
AB
A
A P(A)
b).
e).
h)
A {}
{a} {A}
B2
c).
f).
i)
tentukan himpunan
{{a,c}} A
P(A B)
A (B A)
2.
3.
Di antara bilangan bulat 1-300, berapa banyak yang tidak habis dibagi 3
atau 5 ?
4.
Di antara bilangan bulat 1-300, berapa banyak yang habis dibagi 3 tetapi
tidak habis dibagi 5 maupun 7?
5.
6.
Bab 2
Induksi Matematika
2.
Misalkan akan dibuktikan suatu pernyatan bahwa jumlah n bilangan asli pertama,
yaitu 1 + 2 + 3 + . . . + n adalah sama dengan
n( n 1)
. Untuk membuktikan
2
bahwa pernyataan itu berlaku untuk setiap bilangan asli, langkah langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menunjukkan bahwa pernyataan tersebut benar untuk n = 1. Jelas
sekali bahwa jumlah 1 bilangan asli yang pertama adalah
1(1 1)
2
n = k,
k (k 1)
2
Substitusikan
k (k 1)
2
( k 1)((k 1) 1)
2
( k 1)(k 2)
2
ke ruas kiri
1 2 3 . . . k
+ (k + 1)
k (k 1)
2
k ( k 1) 2( k 1)
2
( k 1)(k 2)
2
+ (k + 1)
1 + 2 + 3 + . . . + k + (k + 1) =
-
( k 1)(k 2)
2
p(1) benar
2.
10
Jawab
1. Akan ditunjukkan bahwa 51 1 habis dibagi 4 untuk n = 1. Jelas sekali
bahwa 51 1 = 5 - 1 = 4 habis dibagi 4
2. Asumsikan bahwa 5n 1 habis dibagi 4 untuk n = k, yaitu 5 k 1 habis
dibagi 4. Akan ditunjukkan bahwa 5 n 1 juga habis dibagi 4 untuk n =
k + 1, yaitu 5k+1 1 habis juga dibagi 4
5k+1 1
5. 5k 1
= (1+4) 5k 1
= 5k + 4.5k 1
= 5k 1 + 4.5k
= (5k 1) + 4.5k
Berdasarkan asumsi, 5k 1 habis dibagi 4. Sedangkan 4.5k juga habis
dibagi 4.
habis dibagi 4.
Karena Basis
11
Latihan
Gunakan induksi matematika untuk membuktikan pernyataan berikut ini benar
untuk setiap n 1
1.
2.
12 22 + 32 - . . . + (-1)n+1n2 =
3.
1 3 + 2 3 + 3 3 + . . . + n3 =
4.
1 + 3 + 5 + . . . + 2n -1 = n2
5.
1 2 + 2 2 + 3 2 + . . . + n2 =
n(n 1)(n 2)
2
(1) n 1 n( n 1)
2
n(n 1)
n(n 1)(2n 1)
6
1
1
1
n
+
+...+
=
n( n 1)
1.2
2.3
n 1
6.
1
1
1
1
n
+
+
+. . . +
=
(2n 1)(2n 1)
1.3
3.5
5 .7
2n 1
7.
8.
4n 1 habis dibagi 3
9.
10.
11.
12.
3n + 7n 2 habis dibagi 8
Reference:
1.
2.
3.
4.
Jong Jek Siang, Drs, Matematika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu
Komputer, 2002, Penerbit Andi Yogyakarta.
12
Bab 3
Prinsip Dasar Perhitungan
3.1
hitungan. Sebagai contoh, sebuah Warung Tegal menyediakan menu yang terdiri
dari 4 jenis makanan, yaitu Nasi Rawon (R), Nasi Soto (S), Nasi Pecel (P) dan
Bakso (B) serta 3 jenis minuman, yaitu Es Jeruk (J), Es Teh (T) dan Es Degan
(D).
Masalahnya, berapa banyak macam hidangan yang berbeda jika dipilih
dari satu jenis makanan dan satu jenis minuman? Masalah di atas merupakan
salah satu contoh masalah diskrit yang biasa dipecahkan dengan cara mendata
semua kemungkinan hidangan yang berbeda yang terdiri dari satu jenis makanan
dan satu jenis minuman, yaitu:
RJ; RT; RD; SJ; ST; SD; PJ; PT; PD; BJ; BT; BD
Sehingga terdapat 12 macam hidangan yang berbeda.
Total jenis hidangan tersebut bisa diperoleh dengan cara mengalikan
banyaknya jenis makanan dengan banyaknya jenis minuman. Teknik perhitungan
yang demikian disebut dengan Prinsip Perkalian. Selain prinsip perkalian,
terdapat teknik perhitungan lain yang bisa digunakan untuk memecahkan
masalah - masalah diskrit, yaitu Prinsip Penambahan. Kedua prinsip ini akan
dijelaskan dalam Subbab berikut ini.
3.2
Prinsip Perkalian
Definisi 3.1
Jika terdapat aktivitas yang terdiri dari t langkah berurutan, dimana langkah 1
bisa dilakukan dalam n1 cara, langkah 2 bisa dilakukan dalam n2 cara, dan
seterusnya sampai langkah ke-t yang bisa dilakukan dalam nt cara; maka
banyaknya aktivitas yang berbeda adalah
n1.n2 nt
13
Contoh 3.1
Gunakan prinsip perkalian untuk menghitung masalah banyaknya macam
hidangan yang terdiri 1 jenis makanan dan 1 jenis minuman diatas.
Masalah perhitungan banyaknya macam hidangan yang terdiri satu jenis
makanan dan satu jenis minuman diatas merupakan aktivitas yang terdiri dari 2
langkah, dimana langkah pertama adalah memilih makanan yang bisa dilakukan
dalam 4 cara, dan langkah kedua adalah memilih minuman yang bisa dilakukan
dalam 3 cara, sehingga banyaknya macam hidangan adalah 4.3 = 12.
Contoh 3.2
Berapa banyak cara 3 huruf dapat disusun dari 5 huruf ABCDE ?
a) jika tidak boleh ada pengulangan?
b) jika huruf awalnya A dan tidak boleh ada pengulangan?
c) jika huruf awalnya bukan A dan tidak boleh ada pengulangan?
Jawab :
a)
Ada 3 langkah yang harus dilakukan untuk menyusun 3 huruf dari 5 huruf
ABCDE jika tidak boleh ada pengulangan.
Langkah pertama adalah memilih huruf pertama yang bisa dilakukan dalam
5 cara,
Langkah kedua adalah memilih huruf kedua yang bisa dilakukan dalam 4
cara,
Langkah ketiga adalah memilih huruf ketiga yang bisa dilakukan dalam 3
cara. Sehingga banyaknya cara menyusun 3 huruf dari 5 huruf ABCDE jika
tidak boleh ada pengulangan adalah 5.4.3 = 60
b)
Ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk menyusun 3 huruf dari 5 huruf
ABCDE jika huruf awalnya A.
Langkah pertama adalah memilih huruf pertama yang bisa dilakukan dalam
1 cara,
Langkah kedua adalah memilih huruf kedua yang bisa dilakukan dalam 4
cara, Langkah ketiga adalah memilih huruf ketiga yang bisa dilakukan dalam
3 cara. Sehingga banyaknya cara menyusun 3 huruf dari 5 huruf ABCDE jika
huruf awalnya A adalah 1.4.3 = 12
c)
Ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk menyusun 3 huruf dari 5 huruf
ABCDE jika huruf awalnya bukan A.
14
Langkah pertama adalah memilih huruf pertama yang bisa dilakukan dalam
4 cara,
Langkah kedua adalah memilih huruf kedua yang bisa dilakukan dalam 4
cara
Langkah ketiga adalah memilih huruf ketiga yang bisa dilakukan dalam 3
cara. Sehingga banyaknya cara menyusun 3 huruf dari 5 huruf ABCDE jika
huruf awalnya bukan A adalah 4.4.3 = 48
Cara lain adalah banyaknya cara menyusun 3 huruf dari 5 huruf ABCDE
dikurangi dengan banyaknya cara menyusun 3 huruf yang diawali dengan
huruf A, yaitu: 60 - 12 = 48
15
Jawab :
Ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu 2 buku yang terpilih terdiri dari :
satu buku bidang Matematika dan satu bidang Biologi,
satu bidang Matematika dan satu bidang Fisika; serta
satu bidang Biologi dan satu bidang Fisika.
Dengan menggunakan Prinsip Perkalian, terdapat 4.3 = 12
Cara untuk memilih 2 buku yang terdiri dari satu buku bidang Matematika
dan satu bidang Biologi, terdapat 4.2 = 8
Cara untuk memilih 2 buku yang terdiri dari satu buku bidang Matematika dan
satu bidang Fisika; serta
Terdapat 3.2 = 6 cara untuk memilih 2 buku yang terdiri dari satu buku bidang
Biologi dan satu bidang Fisika.
Karena pemilihan dua buku dari bidang yang berbeda tersebut saling lepas, maka
dengan menggunakan Prinsip Penambahan banyaknya cara 2 buku dengan
bidang yang berbeda bisa dipilih adalah
12 + 8 + 6 = 26
Latihan
3.1
3.2
3.3. Sebuah panitia yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara akan
dipilih dari 6 orang, yaitu Edi, Burhan, Amir, Cahyo, Rina dan Linda.
a) Berapa banyak pemilihan yang tidak melibatkan Linda?
b) Berapa banyak pemilihan yang baik Edi maupun Amir harus masuk
dalam kepanitiaan?
c) Berapa banyak pemilihan dengan Burhan sebagai Ketua?
d) Berapa banyak pemilihan dengan Rina harus masuk dalam kepanitian
dan Cahyo tidak?
16
3.4. Misalkan terdapat 5 buku Matematika yang berbeda, 3 buku Biologi yang
berbeda dan 2 buku Fisika yang berbeda.
a) Berapa banyak cara buku-buku tersebut bisa diatur dalam sebuah rak?
b) Berapa banyak cara buku-buku tersebut bisa diatur dalam sebuah rak
jika semua buku dari bidang yang sama berada dalam satu kelompok?
c) Berapa banyak cara buku-buku tersebut bisa diatur dalam sebuah rak
jika kelima buku Matematika berada dalam di sebelah kiri?
d) Berapa banyak cara buku-buku tersebut bisa diatur dalam sebuah rak
jika kedua buku Fisika tidak dikumpulkan bersama-sama?
3.5. Berapa banyak cara, paling sedikit dua orang di antara lima orang bisa
mempunyai hari ulang tahun pada bulan yang sama?
Reference:
5.
6.
7.
8.
Jong Jek Siang, Drs, Matematika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu
Komputer, 2002, Penerbit Andi Yogyakarta.
17
Bab 4
Permutasi dan Kombinasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah pengaturan suatu
obyek
yang
terdiri
dari
beberapa
unsur,
baik
yang
disusun
dengan
penyusunan
kepanitiaan
yang
Sekretaris dan
18
Contoh 4.1
Tentukan permutasi dari 3 huruf yang berbeda, misalnya ABC !
Jawab :
Permutasi dari huruf ABC adalah ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA.
Sehingga terdapat 6 permutasi dari huruf ABC.
Teorema 3.1
Terdapat n! permutasi dari n unsur yang berbeda.
Bukti.
Asumsikan bahwa permutasi dari n unsur yang berbeda merupakan aktivitas yang
terdiri dari n langkah yang berurutan.
Langkah pertama adalah memilih unsur pertama yang bisa dilakukan dengan n
cara. Langkah kedua adalah memilih unsur kedua yang bisa dilakukan dengan n 1 cara karena unsur pertama sudah terpilih. Lanjutkan langkah tersebut sampai
pada langkah ke-n yang bisa dilakukan dengan 1 cara. Berdasarkan Prinsip
Perkalian, terdapat n(n-1)(n-2) . . . 2.1 = n!
berbeda.
Contoh 4.2
Berapa banyak permutasi dari huruf ABC ?
Jawab :
Terdapat 3.2.1 = 6 permutasi dari huruf ABC.
Contoh 4.3
Berapa banyak permutasi dari huruf ABCDEF jika subuntai ABC harus selalu
muncul sebagai ABC?
Karena subuntai ABC harus selalu muncul sebagai ABC, maka subuntai ABC bisa
dinyatakan sebagai satu unsur. Dengan demikian terdapat 4 unsur yang
dipermutasikan, sehingga banyaknya permutasi adalah 4:3:2:1 = 24.
19
Definisi 4.2
Permutasi r dari n unsur yang berbeda x1, x2, . . . , xn adalah pengurutan dari
sub-himpunan dengan r anggota dari himpunan {x1, x2 . . . , xn} . Banyaknya
permutasi r dari n unsur yang berbeda dinotasikan dengan P(n, r).
Contoh 4.4
Tentukan permutasi 3 dari 5 huruf yang berbeda, misalnya ABCDE.
Jawab :
Permutasi 3 dari huruf ABCDE adalah
ABC
ADB
BAC
BDA
CAB
CDA
DAB
DCA
EAB
ECA
ABD
ADC
BAD
BDC
CAD
CDB
DAC
DCB
EAC
ECB
ABE
ADE
BAE
BDE
CAE
CDE
DAE
DCE
EAD
ECD
ACB
AEB
BCA
BEA
CBA
CEA
DBA
DEA
EBA
EDA
ACD
AEC
BCD
BEC
CBD
CEB
DBC
DEB
EBC
EDB
ACE
AED
BCE
BED
CBE
CED
DBE
DEC
EBD
EDC
n!
(n r )!
Bukti.
Asumsikan bahwa permutasi r dari n unsur yang berbeda merupakan aktivitas
yang terdiri dari r langkah yang berurutan.
Langkah pertama adalah memilih unsur pertama yang bisa dilakukan dengan n
cara. Langkah kedua adalah memilih unsur kedua yang bisa dilakukan dengan n 1 cara karena unsur pertama sudah terpilih. Lanjutkan langkah tersebut sampai
pada langkah ke-r yang bisa dilakukan dengan n _ r + 1 cara. Berdasarkan
Prinsip Perkalian, diperoleh
n(n - 1)(n - 2) . . .(n - r + 1) =
Jadi P(n, r) =
n( n 1)(n 2) . . . 2.1
n!
=
( n r )(n r 1) . . . 2.1
(n r )!
n!
(n r )!
Contoh 4.5
Gunakan Teorema 4.2 untuk menentukan permutasi 3 dari 5 huruf yang berbeda,
misalnya ABCDE.
Foundation of Computer Science 1
20
Jawab :
Karena r = 3 dan n = 5 maka permutasi-3 dari 5 huruf ABCDE adalah
P(5, 3) =
5!
5!
=
= 5.4.3 = 60
(5 3)!
2!
{Eka,Feri,Hadi}
Sehingga terdapat 10 cara untuk memilih 3 orang dari 5 orang yang ada.
Selanjutnya kita dapat mendefinisikan kombinasi secara formal seperti di bawah
ini.
Definisi 4.3
Kombinasi r dari n unsur yang berbeda x1, x2, . . . , xn adalah seleksi tak terurut r
anggota dari himpunan {x1, x2 . . . , xn} (sub-himpunan dengan r unsur).
Banyaknya kombinasi-r dari n unsur yang berbeda dinotasikan dengan C(n, r)
atau .
r
21
Contoh 4.6
Tentukan kombinasi 3 dari 5 huruf yang berbeda, misalnya ABCDE.
Kombinasi-3 dari huruf ABCDE adalah
ABC
ABD
ABE
ACD
ACE
ADE
BCD
BCE
BDE
CDE
n!
r! ( n r )!
Bukti.
Pembuktian dilakukan dengan menghitung permutasi dari n unsur yang berbeda
dengan cara berikut ini.
P ( n, r )
r!
n ! / ( n r )!
=
r!
C(n, r) =
n!
( n r )! r!
5!
5!
5.4
=
=
= 5.2 = 10
2 ! 3!
(5 3)! 3!
2
22
Contoh 4.8
Berapa banyak cara sebuah kepanitiaan yang terdiri dari 4 orang yang dipilih dari
6 orang ?
Jawab
Karena panitia yang terdiri dari 4 orang merupakan susunan yang tidak terurut,
maka masalah ini merupakan kombinasi-4 dari 6 unsur yang tersedia. Sehingga
dengan menggunakan Teorema 4.3 dimana n = 6 dan r = 4
diperoleh:
C(6,4) =
6!
6!
5 .6
=
=
= 5. 3 = 15
2! 4!
(6 4)!4!
2
Jadi terdapat 15 cara untuk membentuk sebuah panitia yang terdiri dari 4 orang
bisa dipilih dari 6 orang.
Contoh 4.9
Berapa banyak cara sebuah panitia yang terdiri dari 2 mahasiswa dan 3
mahasiswi yang bisa dipilih dari 5 mahasiswa dan 6 mahasiswi?
Jawab :
Pertama, memilih 2 mahasiswa dari 5 mahasiswa yang ada, yaitu:
C(5,2) =
4.5
= 10
2
4.5.6
= 4.5 =20
1.2.3
Sehingga terdapat 10.20 = 200 cara untuk membentuk sebuah panitia yang
terdiri dari 2 mahasiswa dan 3 mahasiswi yang bisa dipilih dari 5 mahasiswa dan
6 mahasiswi.
4.3
Generalisasi Permutasi
23
C(10,5).C(5,2).C(3,2).C(1, 1)
10 !
5!
.
.
5!5 ! 2 !3!
10 !
5! 2 ! 2 ! 1!
10.9.8.7.6
2.2
3!
1!
.
2 !1! 1!1!
= 7650
Jadi
banyaknya
cara
untuk
mengurutkan
huruf-huruf
dari
kata
24
Teorema 3.4
Misalkan X merupakan sebuah barisan yang mempunyai n unsur, dimana
terdapat n1 unsur yang sama untuk jenis 1, n2 unsur yang sama untuk jenis 2
dan seterusnya sampai nt unsur yang sama untuk jenis t. Banyaknya permutasi
dari barisan X adalah
n!
n1 ! n 2 !....nt !
Bukti.
-
Untuk menempatkan posisi n1 unsur yang sama untuk jenis 1 pada n posisi
yang tersedia dapat dilakukan dengan C(n, n1) cara.
Demikian seterusnya sampai pada nt unsur yang sama untuk jenis t yang bisa
dilakukan dengan C(n - n1 - n2 - . . .- nt-1, nt) cara.
(n n1 ) !
n n1 n 2 ....nt 1
n!
.
...
n1 ( n n1 )! n 2 (n n1 n2 )!
nt ! 0 !
n!
n1 ! n 2 !....nt !
Contoh 4.10
Gunakan Teorema 4.4 untuk menentukan banyaknya cara menyusun huruf huruf dari kata KAKIKUKAKU
Jawab :
Diketahui n = 10, n1 = 5, n2 = 2, n3 = 2 dan n4 = 1.
Dengan menggunakan Teorema 4.4, diperoleh
10!
6.7.8.9.10
=
= 7560
5! 2! 2!1!
2.2
4.4. Generalisasi Kombinasi
Generalisasi kombinasi merupakan perluasan dari kombinasi yang membolehkan
pengulangan suatu unsur. Misalnya kita ingin memilih 4 kelereng dari sebuah
Foundation of Computer Science 1
25
kantong yang berisi paling sedikitnya 4 kelereng dari masing-masing warna yaitu
merah, biru dan kuning. Kemungkinan terpilihnya 4 kelereng tersebut adalah
{4
{2
{3
{1
{3
{1
{2
{1
merah}
merah, 2 biru}
merah, 1 kuning}
merah, 3 kuning}
biru, 1 kuning}
biru, 3 kuning}
merah, 1 biru, 1 kuning}
merah, 1 biru, 2 kuning}
{3
{1
{2
{4
{2
{4
{1
merah, 1 biru}
merah, 3 biru}
merah, 2 kuning}
biru}
biru, 2 kuning}
kuning}
merah, 2 biru, 1 kuning}
oo
o
o
biru
o
oo
ooo
oooo
ooo
oo
o
o
oo
o
kuning
o
oo
ooo
o
oo
ooo
o
o
oo
26
Latihan
4.1
Berapa banyak untai yang bisa dibentuk dengan mengurutkan huruf ABCDE
jika
a.
b.
c.
d.
4.2. Dalam berapa banyak cara 5 mahasiswa dan 7 mahasiswi dapat berbaris
jika tidak boleh ada 2 mahasiswa yang berdekatan?
4.3. Dalam berapa banyak cara 5 mahasiswa dan 7 mahasiswi dapat duduk di
meja mundar jika tidak boleh ada 2 mahasiswa yang berdekatan?
4.4. Sebuah kelompok terdiri dari 6 mahasiswa dan 7 mahasiswi. Ada berapa
cara kita bisa memilih panitia yang terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
4.5. Tentukan banyaknya kemungkinan lima kartu (tak terurut) yang dipilih dari
52 kartu jika:
a.
mengandung 4 As.
b.
c.
b.
berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih jika paling sedikit 1 bola merah
harus terpilih?
c.
berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih jika paling sedikit 1 bola
merah, paling sedikit 2 bola biru dan paling sedikit 3 bola hijau harus
terpilih?
d.
berapa banyak cara 10 bola bisa dipilih jika tepat 1 bola merah dan
paling sedikit 1 bola biru harus terpilih?
27
ALJABAR BOOLEAN
Seorang ahli matematika dari Inggris, George Boole (1815-1864)
pada tahun 1854 memaparkan aturan aturan dasar logika dalam
bukunya yang berjudul An Investigation of the Laws of Thought, on Which
Are Founded the Mathematical Theories of Logic and Probabilities, yang
kemudian dikenal sebagai logika Boolean. Dia menyusun beberapa aturan
hubungan antara nilai nilai matematis yang dibatasi hanya dengan 2
nilai, yaitu true atau false, 1 atau 0. Sistem matematikanya ini kemudian
dikenal sebagai Aljabar BooLean.
Dewasa ini aljabar Boolean telah menjadi dasar tekologi computer
digital.
Saat ini aljabar Boolean digunakan secara luas dalam
perancangan rangkaian pensaklaran, rangkaian digital, dan rangkaian IC
(integrated circuit) computer.
Closure
2.
Identitas
(i).
(ii).
:
(i).
a + b B
a b B
(i).
Ada elemen tunggal
sedemikian hingga berlaku
a = a
Ada elemen tunggal 0 B
hingga berlaku a 1 = 1
0 B ,
a + 0=0+
, sedemikian
a = 1
3.
Komutatif
(i).
(ii).
a + b=b+a
a b=ba
4.
Distributif
:
(ii).
(iii).
(i).
a (b + c) = (a b) + (a c)
a + (b c) = (a + b) (a + c)
(a b) + c = (a + c) (b + c)
5.
Komplemen :
28
6.
7.
Idempoten
8.
Asosiatif
(i).
(ii).
sedemikian hingga
a a = a
a +a = a
(i).
a + (b + c) = (a + b) + c
(ii).
a (b c) = (a b) c
Kecuali aksioma 7 dan 8, keenam aksioma pertama disebut Postulat
Huntington. karena diformulasikan secara formal oleh E.V Huntington.
Untuk mempunyai sebuah aljabar boolean, kita harus memperlihatkan :
1.
elemen himpunan B
2.
kaidah / aturan operasi untuk 2 operator biner
3.
himpunan B , bersama sama dengan 2 operator tersebut,
memenuhi postulat Huntington.
Tabel 3.2
Tabel 3.3
a
b
a+b
Closure, jelas dari tabel karena hasil tiap operasi adalah 0 dan 1
2.
(i).
0+1=1+0=1
1 0=01=0
29
4.
(i).
Tabel 3.4
5.
b+
c
a (b +
c)
ab
a
c
(a b) + (a
c)
(ii).
(ii).
6.
a + a = 1 , karena 0 + 0 = 0 + 1 = 1
a a = 0, karena 0 0 = 0 1 = 0
30
Ekspresi
Dualitas
a + a = a
a + 1 = 1
a (b + c) = (a b) + (a
c)
a a=a
a 0=0
a + (b c) = (a + b) (a
+c)
Idempoten
Identitas
Hukum Identitas
(i). a + 0 = a
(ii). a 1 = 1
3. Hukum Komplemen
(i). a + a = 1
(ii). a a = 0
5. Hukum Involusi :
(i). (a) = a
7.
Hukum Komutatif
(i).
a + b=b+a
(ii).
a b=ba
9.
Hukum Distributif
(i).
a + (b c) = (a + b) (a
+ c)
(ii).
c)
11.
a (b + c) = (a b) + (a
2.
Hukum Idempoten
(i). a a = a
(ii). a + a = a
4.
Hukum Dominansi
(i). a 0 = 0
(ii). a + 1 = 1
6. Hukum Absorbsi (Penyerapan)
(i). a + (a b) = a
(ii). a (a + b) = a
8.
Hukum Asosiatif
(i).
a + (b + c) = (a +
b) + c
(ii). a (b c) = (a b) c
10. Hukum De Morgan
(i). (a + b) = a b
(ii). (a b) = a + b
Hukum 0/1
(i). 0 = 1
(ii). 1 = 0
31
Contoh :
1.
Buktikan bahwa a + a b = a + b
Bukti :
a + a b
=
=
=
=
2.
= (a + ab) + a b
a
+ (ab + a b)
a + (a + a ) b
a + 1. b
a + b
(Absorbsi)
(Asosiatif)
(Distributif)
(Komplemen)
(Identitas)
Buktikan bahwa a ( a + b) = a b
Bukti :
a ( a + b) = a a + a b
= 0 + ab
= ab
(Distributif)
(Komplemen)
(Identitas)
Tugas :
Buktikan bahwa :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a + a = 1 dan a . a = a
a + 1 = 1 dan a . 0 = 0
(a b) = a + b
a b + a b = a
a b + a b c = a b + a c
(a + b) (a + b + c) = (a + b) (a + c)
f
f
f
f
f
(x) = x
(x, y) =
(x, y) =
(x, y) =
(x, y, z)
x y + xy + y
x y
(x + y)
= x y z
32
Nyatakan f
dalam tabel
Tabel 3.5
x
0
0
0
0
1
1
1
1
y
0
0
1
1
0
0
1
1
z
0
1
0
1
0
1
0
1
f (x, y z)
0
0
0
0
0
1
0
0
Fungsi boolean tidak unik, artinya dua buah fungsi yang ekspresi
aljabarnya berbeda, mungkin saja merupakan dua buah yang sama karena
keduanya mempunyai nilai yang sama pada tabel kebenaran. Sebagai
contoh, fungsi f (x, y, z) = x y z + x yz + xy dan fungsi g (x, y, z) = x z
+ x y adalah dua buah fungsi boolean yang sama. Lihat tabel kebenaran
berikut ini :
Tabel 3.6
x
0
0
0
0
1
1
1
1
y
0
0
1
1
0
0
1
1
z
0
1
0
1
0
1
0
1
f (x, y z)
0
1
0
1
1
1
0
0
G (x, y z)
0
1
0
1
1
1
0
0
33
= x z (1) + xy
= x z + xy
34
misal x2 + x3 = y
Contoh :
Fungsi komplemen f (x, y, z) dari fungsi f (x, y, z) = x(y z + yz)
adalah
f (x, y, z) = (x
= x +
= x +
= x +
2.
(y z + yz))
(y z + yz)
(y z ) . (yz)
(y + z ) . (y +z )
Tugas :
Cari komplemen dari fungsi
1.
2.
3.
f (x, y, z) = x (y z + y z)
f (x, y, z) = y + xy + x yz
f (x, y, z) = x(y + z) (x + y + z)
35
4.
f (x, y, z, w) = x z + w xy + wyz + w xy
0
0
1
1
0
1
0
1
Minterm
Suku
Lamba
ng
x y
m0
x y
m1
x y
m2
xy
m3
Maxterm
Suku
Lamba
ng
x+y
M0
x + y
M1
x + y
M2
x + y
M3
Minterm dan Maxterm dari tiga peubah biner ditunjukkan pada tabel 3.8
berikut :
Tabel 3.8
x
Minterm
Suku
Lamba
ng
x y z
m0
x y z
m1
Maxterm
Suku
Lamba
ng
x+y+
M0
z
x+y+
M1
36
x y z
m2
x y z
m3
x y z
m4
x y z
m5
x y z
m6
xyz
m7
z
x + y +
z
x + y
+z
x + y +
z
x + y
+z
x + y
+z
x + y
+z
M2
M3
M4
M5
M6
M7
Suatu fungsi boolean dapat dibentuk secara aljabar dari tabel kebenaran
yang diketahui dengan membentuk minterm dari setiap kombinasinya.
Untuk membentuk minterm, tinjau kombinasi peubah peubah yang
menghasilkan nilai 1. Kombinasi 001, 100 dan 111 ditulis sebagai x y z ,
xy z , dan xyz.
Untuk membentuk maxterm, tinjau kombinasi peubah peubah yang
menghasilkan nilai 0. Kombinasi 000, 010, 101 dan 110 ditulis sebagai (x
+ y + z) , (x + y + z) , (x + y + z ) dan (x + y + z)
Contoh :
Tinjau fungsi Boolean yang diekspresikan dalam tabel 3.9 berikut ini.
Nyatakan fungsi tersebut dalam bentuk Kanonik SOP dan POS.
Tabel 3.9
x
0
0
0
0
1
1
1
1
y
0
0
1
1
0
0
1
1
z
0
1
0
1
0
1
0
1
f (x, y z)
0
1
0
0
1
0
0
1
Jawab :
1.
37
f (x, y, z) = m1 + m4 + m7 = (1, 4, 7)
2.
+ z)f
atau dalam bentuk lain,
f (x, y, z) = M0 M2 M3 M5 M6 = (0, 2, 3, 5, 6)
Notasi dan berguna untuk menyingkat penulisan ekspresi bentuk SOP
dan POS.
Latihan :
Nyatakan fungsi Boolean berikut dalam SOP dan POS
1.
2.
f (x, y, z) = x + y z
f (x, y, z) = xy + x z
Jadi mj = M
(0, 2, 3)
j
Latihan :
38
1.
2.
3. Carilah bentuk kanonik, SOP dan POS dari fungsi Boolean f (x,y)
= x
4. Carilah bentuk kanonik, SOP dan POS dari fungsi Boolean
f (x,y) = y + xy + x yz
f (x,y,z) = y + xy + x yz
f (x,y,z) = x(y + z) (x + y + z )
39
Secara Aljabar
Contoh :
1.
f (x, y)
= x + x y
= (x + x ) (x + y)
= 1 . (x + y)
=x+y
2.
f (x, y)
= x (x + y)
= x x + x y
= 0 +xy
=xy
3.
f (x, y, z)
= x y z + x y z + x y
= x z (y + y) + x y
= x z . 1 + x y
4.
f (x, y, z)
=
=
=
=
3.10.2
x
x
x
x
= x y + x z + y z
y + x z + y z ( x + x )
y + x z + x y z + x y z
y ( 1 + z ) + x z ( 1 + y )
y + x z
Peta Karnaugh
y
0
m0
m1
x 0
x y
1
x y
40
m2
m3
x y
xy
Contoh a.1
Tabel 3.11
x
0
0
1
1
y
0
1
0
1
f (x, y)
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
y
0
1
0
1
f (x, y)
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
b.
yz
00
01
11
10
41
m0
m1
m3
m2
x 0
x y
z
x
yz
x
yz
x y
z
m3
m5
m7
m6
x y
z
xy z
xy
z
xy
z
Contoh b.1
Tabel 3.13
x
0
0
0
0
1
1
1
1
y
0
0
1
1
0
0
1
1
z
0
1
0
1
0
1
0
1
f (x, y)
0
0
1
0
0
0
1
1
00
0
0
0
1
01
0
0
11
0
1
10
1
1
c.
01
yz
11
10
m0
m1
m3
m2
w x 00
w x y
z
w x
yz
w x yz
w x y
z
m4
m5
m7
M6
01
w x y
z
w x
yz
w x yz
w x y
z
m1
m1
m1
m1
11
wx y z
wx yz
wx yz
wx y z
m8
m9
m1
m1
10
w x y
z
w x y
z
w x y z
w x y
z
42
1.
11
0
10
0
01
11
10
f (w, x, y, z) = w x y z
+ w x y z
2.
01
0
11
0
10
0
01
11
10
wx 00
f (w, x, y, z) = w x y z
+ w x y z + w x y z +
w x y z
3.
43
00
0
01
0
11
0
10
0
01
11
10
wx 00
f (w, x, y, z) = w x y z
+ w x y z + w x y z +
w x y z + w x y z +
w x y z + w x y z + w
x y z
Setelah disederhanakan : f (w, x, y, z) = w
Latihan
Sederhanakan fungsi Boolean berikut dengan menggunakan peta
Karnaugh
1.
2.
3.
4.
f (x, y, z)
= x y z + x y z + x y z + x y z
f (w, x, y, z) = w x y + x y z + w x yz + w x y
f (x, y, z)
= (0, 2, 4, 5, 6)
f (w, x, y, z) = (0, 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 14)
Jawab :
Untuk memperoleh POS, kelompokkan kotak-kotak yang berelemen 0
dengan cara yang sama seperti pengelompokan 1
yz
00
1
01
1
11
0
10
1
01
11
10
wx 00
44
Jadi f (w, x, y, z) = (w + x ) ( y + z ) ( x + z)
Latihan :
Diberikan tabel 3.14 berikut ini
x
0
0
0
0
1
1
1
1
y
0
0
1
1
0
0
1
1
z
0
1
0
1
0
1
0
1
f (x, y, z)
0
1
0
1
1
0
1
0
Jawab :
(diterangkan di kelas)
2.
b
0
0
0
0
1
1
1
c
0
0
1
1
0
0
1
d
0
1
0
1
0
1
0
f (a, b, c, d)
1
0
0
1
1
1
0
45
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
x
x
x
x
x
x
x
x
Jawab :
(dijelaskan di kelas)
3.10.3
2.
3.
4.
5.
46
6.
7.
Pilih bentuk prima yang memiliki jumlah literal paling sedikit namun
mencakup sebanyak mungkin minterm dari ekspresi Boolean semula,
yaitu dengan cara :
a.
b.
c.
d.
Contoh :
1.
2.
Jawab :
(dijelasan di kelas)
47
Latihan :
1.
2.
3.
f (x, y, z) = (2, 3, 6, 7)
f (x, y, z) = x y + x y z + x yz
f (w, x, y, z) = (4, 6, 7, 15)
f (w, x, y, z) = (0, 1, 2, 6, 8, 9, 12)
4.
48
Aljabar Boolean memiliki aplikasi yang luas antara lain di bidang jaringan
pensaklaran (switching) dan rangkaian digital.
3.11.1
Saklar adalah obyek yang mempunyai 2 keadaan, yaitu buka dan tutup.
Kita dapat mengasosiasikan setiap peubah dalam fungsi boolean sebagai
gerbang (gate) di dalam sebuah saluran yang dialiri listrik, air, gas,
informasi atau benda lain yang mengalir.
Pada fungsi tersebut, peubah komplemen menytakan closed gate,
sedangkan peubah bukan komplemen menyatakan opened gate.
Tiga bentuk dasar gate paling sederhana :
1.
2.
x
c
3.
x+y
Contoh :
1.
49
lampu
a
sumber tegangan
AC
lampu
AC
sumber tegangan
a dan b adalah
saklar
Latihan :
Nyatakan ekspresi Boolean ini dalam rangkaian pensaklaran
x y + (x + xy) z + x(y + y z b+ z)
3.11.2
Rangkaian Digital
xy
x
y
x +y
x'
Gerbang
50
x
y
(xy)'
x
y
Gerbang NAND
XOR
x
y
Gerbang NOR
(x + y)'
x
y
x +y
Gerbang
(x + y)'
Gerbang XNOR
51
Contoh :
Nyatakan fungsi Boolean berikut ke dalam rangkaian logika
f (x, y, z) = xy + x y
52
Jawab :
a.
Cara pertama
x
y
xy
xy + x' y
x
y
b.
x'
x' y
Cara kedua
x
y
xy
xy + x' y
x'
c.
x' y
Cara ketiga
x
y
xy
xy + x' y
x'
x' y
Contoh lain
53
Latihan :
54
55
56
Daftar Isi
halaman
ALJABAR BOOLEAN................................................................................................27
3.1 Definisi Aljabar Boolean......................................................................27
3.2 Aljabar Boolean Dua Nilai...................................................................28
3.3 Prinsip Dualitas.......................................................................................29
3.4 Sifat - sifat Aljabar Boolean...............................................................30
3.5 Fungsi Boolean.......................................................................................31
3.6 Fungsi Komplemen................................................................................33
3.7 Bentuk Kanonik......................................................................................35
3.8 Konversi Antar Bentuk Kanonik........................................................37
3.9 Bentuk Baku............................................................................................38
3.10 Aplikasi Aljabar Boolean......................................................................48
3.10.1 Jaringan Pensaklaran (Switching Network)..........................48
3.10.2 Rangkaian Digital...........................................................................49
3.11 Penyederhanaan Fungsi Boolean (Minimasi fungsi).................39
3.11.1 Secara Aljabar.................................................................................39
3.11.2 Peta Karnaugh.................................................................................39
3.11.3 Metode Quine Mc- Cluskey.........................................................45
57