Anda di halaman 1dari 16

Inisiasi 1

Pada inisiasi pertama ini kita membahas himpunan dan teknik


menghitung. Materi ini sangat penting dalam pemahaman probabilitas
selanjutnya. Oleh karena itu, Anda dimohon mempelajarinya dan
pastikan bahwa Anda menguasainya. Jika Anda mengalami kesulitan
silakan bertanya agar kita diskusikan lewat forum Tutorial Online ini.)
Pelajarilah baik-baik contoh-contoh dan usahakan dengan sungguh-sungguh
untuk menyelesaikan banyak persoalan. Dengan latihan Anda akan lebih
memahami teori yang disajikan.

I. HIMPUNAN

Pengantar
Pada tutorial Pengantar Probabilitas ini pertama-tama kita
akan membahas teori himpunan. Mengapa kita harus
mempelajari teori himpunan terlebih dahulu? Karena dasar dari
teori probabilitas adalah tori himpunan.
Teori probabilitas membahas peluang dari satu atau
beberapa kejadian sedangkan kejadian merupakan himpunan
bagian dari ruang sampel. Ruang sampel dalam probabilitas
analog dengan semesta pembicaraan dalam teori himpunan.
Untuk lebih jelasnya kaitan antara teori himpunan dengan
teori probabilitas akan Anda peroleh setelah mempelajari
probabilitas nanti. Yang penting sekarang pelajari terlebih
dahulu baik-baik teori himpunan ini. Pelajaran himpunan yang
sudah Anda pelajari di sekolah dasar sampai sekolah
menengah dapat membantu Anda mempelajari materi ini.

Definisi Himpunan
Suatu himpunan adalah koleksi obyek yang dinamakan anggota
atau elemen. Misalnya {mobil, apel, pensil} adalah himpunan
dengan elemen-elemen mobil, apel, dan pensil. Himpunan
{muka, belakang} mempunyai dua elemen yaitu muka dan
belakang. Himpunan { 1, 2 ,3 ,5 } mempunyai empat elemen.
Himpunan biasanya dilambangkan dengan huruf besar A, B, H
dan seterusnya.
Anggota atau elemen suatau himpunan biasanya dilambangkan
dengan huruf kecil dan dihimpun dengan menggunakan suatu
notasi { } . Jadi A = { a1 , a2 ,..., an } mempunyai arti himpunan A dengan
anggota-anggota a1 , a2 ,..., an .
Himpunan bagian dari himpunan A adalah himpunan yang
elemen-elemennya juga anggota dari A. Himpunan-himpunan yang
dibicarakan adalah himpunan-himpunan bagian dari himpunan S,
dimana kemudian S disebut semesta (space).
Suatu himpunan dapat pula disajikan dengan syarat
keanggotaan. Jadi A = {seluruh bilangan bulat positif} mempunyai
arti himpunan dengan anggota-anggota 1, 2, 3, …

1
Bila P( x ) menyatakan proporsi P tentang obyek x, maka
himpunan yang didefinisikan dengan P( x ) , ditulis { x | P( x )} adalah
koleksi obyek-obyek x yang mempunyai sifat P.
Sebagai contoh, {x | x bilangan bulat positif yang lebih kecil dari 4}
adalah himpunan { 1, 2 ,3 } .
Lambang ∈ menyatakan anggota dan ∉ bukan anggota. Sebagai
contoh a ∈ A mempunyai arti a anggota dari A sedangkan a ∉ A
berarti a bukan anggota dari A.
Himpunan kosong atau himpunan hampa adalah himpunan yang
tidak mempunyai anggota. Himpunan kosong biasanya
dilambangkan dengan ∅ .
Contoh: ∅ = { x | x bilangan real dan x 2 = −1 } adalah himpunan kosong
karena kuadrat bilangan real x selalu tak negatif.

Bila suatu himpunan memuat n anggota, maka cacah seluruh


himpunan bagiannya adalah 2n.

Contoh: Misalkan a 1 menyatakan angka yang tampak pada


sisi suatu dadu. Angka pada sisi ini adalah anggota dari
himpunan S = { a1 , a2 ,..., a6 } . Dalam keadaan ini, n = 6; karena itu
S mempunyai himpunan bagian, yaitu φ, { a1 } , …, { a6 } , { a1 , a2 } ,
…, { a1 , a2 , a3 } ,… , S.

Pada umumnya, anggota-anggota suatu himpunan adalah


sebarang obyek. Sebagai contoh, 64 himpunan bagian dari
himpunan S pada contoh di atas dapat dipandang sebagai anggota
dari himpunan lain. Himpunan diketahui secara lengkap bila
anggota-anggotanya semuanya diketahui. Jadi kita mengatakan
dua himpunan A dan B sama bila mereka mempunyai anggota
yang sama dan ditulis A = B.

Contoh:
1. Bila A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {x | x bil. bulat positif x < 6} ,
maka A=B.
2. Bila A = {mobil , motor , sepeda } dan B = {sepeda, mobil , motor } ,
maka A = B.

Himpunan Bagian

Bila setiap anggota dari A juga anggota dari B, yaitu, bila x ∈ A


maka x ∈ B , maka A disebut himpunan bagian (subset) dari B, atau
A termuat dalam B, dan ditulis A ⊆ B . Bila A bukan himpunan bagian
dari B, kita tulis A ⊆/ B.

Contoh :
1. Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6 } , B = { 2, 4, 5} , C = {1, 2, 3, 4, 5} , D = { 6, 7, 8 } ,
maka B ⊆ A , B ⊆ C , C ⊆ A , tetapi D ⊆/ A , D ⊆/ C , D ⊆/ B.

2
2. Bila A sebarang himpunan, maka A ⊆ A .
Ini berarti, semua himpunan adalah himpunan bagian dari
dirinya sendiri.

Operasi Himpunan
Sekarang kita akan membicarakan beberapa operasi yang akan
mengkombinasikan beberapa himpunan yang akan menghasilkan
himpunan lain. Operasi-operasi tersebut, yang analog dengan
operasi yang kita kenal pada bilangan real (seperti jumlahan dan
perkalian), memainkan peran penting dalam teori probabilitas.

Definisi Gabungan

Bila A dan B merupakan dua himpunan, gabungan A dan B


ditulis A ∪ B adalah himpunan yang memuat semua elemen
yang berada dalam A atau B.

A ∪ B dibaca A gabung B atau A union B.

Jadi A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }.
Perhatikan bahwa x ∈ A ∪ B bila x ∈ A atau x ∈ B atau x berada
dalam A dan B kedua-duannya.

Contoh:
Misalkan A = {a, b, c, e, f } B = { b , d , r , s }. Tentukan A ∪ B .

Penyelesaian
Karena A ∪ B memuat semua anggota yang berada dalam A atau
B, maka A ∪ B = { a ,b , c , d , e , f , r , s }. Kita dapat mengilustrasikan
gabungan dua himpunan dengan menggunakan diagram Venn.

Definisi Irisan

Bila A dan B himpunan, irisan dari A dan B, ditulis


A ∩ B , adalah himpunan semua anggota yang berada
dalam A dan B.

A ∩ B dibaca A iris B atau A interseksi B.

Jadi A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B } .

Contoh:
Misalkan A = { a ,b , c , e , f } , A = { b , e , f , r } , A = { a , t ,u , v } .
Tentukan A ∩ B , A ∩ C , B ∩ C .

3
Penyelesaian
Anggota-anggota b, e, dan f adalah anggota yang berada dalam
A dan B bersama-sama. Sehingga A ∩ B = { b , e , f } .
Dengan pengamatan yang sama, A ∩ C = { a } .
Karena tidak ada anggota yang berada dalam B dan C
bersama-sama maka B ∩ C = ∅ .

Dua himpunan yang tidak mempunyai anggota yang berserikat


(anggota bersama), seperti B dan C dalam contoh di atas, disebut
saling asing.

Operasi gabungan dan operasi irisan untuk tiga atau lebih


himpunan dapat didefinisikan dengan cara yang sama dengan dua
himpunan. Jadi
A ∪ B ∪ C = {x | x ∈ A atau x ∈ B atau x ∈ C}
dan
A ∩ B ∩ C = {x | x ∈ A dan x ∈ B dan x ∈ C}

Secara umum, bila A1 , A2 ,..., An himpunan bagian, maka


n
A1 ∪ A2 ∪ ... ∪ An akan dinyatakan dengan ∪A
i =l
i dan
n
A1 ∩ A2 ∩ ... ∩ An akan dinyatakan dengan ∩ Ai .
i =1

Contoh:
Misalkan A = {1, 2, 3, 4,5, 7} , B = {1, 3,8, 9} , C = {1, 3, 6,8} , maka A ∩ B ∩ C
adalah himpunan elemen-elemen yang berada dalam A, B, dan C.
Jadi A ∩ B ∩ C = {1,3}.

Definisi Selisih

Bila A dan B himpunan, selisih dari A dan B, ditulis


A − B , adalah himpunan semua anggota yang berada
dalam A dan B.

Jadi A − B = {x | x ∈ A dan x ∉ B} .

Contoh:
Misalkan A = {a, b, c} dan B = {b, c, d , e} , maka A − b = {a} dan
B − A = {d , e} .

Definisi Komplemen

Bila S himpunan semesta yang memuat A, maka S − A


disebut komplemen dari A dan B,
dan ditulis dengan AC . Jadi AC = {x | x ∉ A} . 4
Contoh:
Misalkan S himpunan bilangan bulat dan
A = {x | x bilangan bulat x ≥ 4} , maka A = {x | x bilangan bulat x < 4}.
C

Definisi Selisih-simetris

Bila A dan B dua himpunan, maka selisih-simetris


(symmetric difference) dari A dan B ditulis A ⊕ B
didefinisikan sebagai himpunan dengan anggota-
anggota yang berada dalam A atau B, tetapi tidak
pada kedua A dan B.

Jadi A ⊕ B = {x | ( x ∈ A dan x ∉ B ) atau x ∈ ( B dan x ∉ A)} .

Contoh:

Misalkan A = {a, b, c, d } dan B = {a, c, e, f , g} . Maka A ⊕ B = {b, d , e, f , g} .


Dengan mudah dapat buktikan bahwa
A ⊕ B = ( A − B ) ∪ ( B − A)

Sifat-sifat aljabar operasi himpunan


Operasi-operasi pada himpunan yang baru saja kita definisikan
memenuhi banyak sifat aljabar. Beberapa diantaranya mempunyai
sifat-sifat aljabar yang dimilki sistem bilangan real. Semua sifat-
sifat utama yang terdapat di sini dapat dibuktikan dengan
menggunakan definisi-definisi yang sudah diberikan dan aturan-
aturan logika. Kita hanya akan membuktikan beberapa sifat dan
yang tersisa sebagai latihan untuk Anda.

Sifat-sifat operasi himpunan


Operasi-operasi pada himpunan yang didefinisikan di atas
memenuhi sifat-sifat berikut:

Kumulatif
1. A ∪ B = B ∪ A
2. A ∩ B = B ∩ A

Assosiatif
3. A ∪ ( B ∪ C ) = ( A ∪ B ) ∪ C .
4. A ∩ ( B ∩ C ) = ( A ∩ B ) ∩ C .

5
Distributif
5. A ∩ ( B ∪ C ) = ( A ∩ B ) ∪ ( A ∩ C )
6. A ∪ ( B ∩ C ) = ( A ∪ B ) ∩ ( A ∪ C )

Idempoten
7. A ∪ A = A
8. A ∩ A = A

Komplemen
9. ( AC )C = A
10. A ∪ AC = S
11. A ∩ AC = ∅
12. ∅ C = S
13. SC = ∅
14. ( A ∪ B )C = AC ∩ B C
Hukum De Morgan
15. ( A ∩ B )C = AC ∪ B C

Himpunan Semesta
16. A∪ S = S
17. A∩ S = A

Himpunan Kosong
18. A∪∅ = A
19. A∩∅ = ∅

Kita akan membuktikan Sifat 14 yaitu ( A ∪ B )C = AC ∩ B C dan


meninggalkan lainnya sebagai latihan.

Bukti:
Kita harus membuktikan; jika x ∈ (A ∪ B)c maka x ∈ Ac ∩ Bc.
Dan sebaliknya, jika x ∈ (A ∪ B)c, maka x ∈ Ac ∩ Bc.
Misalkan x ∈ (A ∪ B)c . Maka x ∉ Ac ∩ Bc, sehingga x ∉ A dan x ∉
B. Ini berarti x ∈ Ac ∩ Bc, sehingga (A ∪ B)c ⊆ Ac ∩ Bc .

Sebaliknya, misalkan x ∈ Ac ∪ Bc. Maka x ∉ A dan x ∉ B,


sehingga x ∉ A ∪ B , atau x ∈ (A ∪ B)c. Akibatnya Ac ∩ Bc ⊆ (A ∪
B)c.
Oleh karena itu (A ∪ B)c ⊆ Ac ∩ Bc, dan Ac ∩ Bc ⊆ (A ∪ B)c, berarti
(A ∪ B)c = Ac ∩ Bc.

Prinsip Penjumlahan
Himpunan A disebut hingga bila mempunyai n anggota yang
berbeda di mana n bilangan bulat positif. Dalam hal ini n disebut
cacah anggota dari A dan ditulis dengan n(A).
Sekarang misalkan A dan B sebarang himpunan hingga.
Kadang-kadang berguna untuk mendapatkan rumus untuk n(A

6
∪ B), cacah gabungan. Bila A dan B saling asing, yaitu bila
A ∩ B = ∅, maka setiap elemen dari A ∪ B nampak di A atau B
tetapi tidak pada kedua-duanya. Karena itu n(A ∪ B) = n(A) +
n(B). Bila A dan B saling berpotongan, seperti terlihat pada
Gambar 1.9, maka A ∩ B berada dalam kedua himpunan A dan
B, dan jumlahan n(A) + n(B) memuat cacah elemen di A ∩ B
dua kali. Untuk mengoreksi duplikasi ini, kita mengurangi
n(A ∩ B). Jadi, kita mempunyai dalil berikut, yang sering
disebut prinsip penjumlahan.

Sekian pembahasan himpunan kali ini. Tentang teori himpunan


dapat Anda pelajari dari modul maupun referensi lainnya.
Sekarang dilanjutkan dengan Teknik Menghitung.

II. TEKNIK MENGHITUNG

Sekarang kita membahas teknik menghitung yang dimulai dengan


analisis kombinatorik.

Analisis kombinatorik (disingkat kombinatorik) adalah cabang


matematika yang berhubungan dengan cacah susunan berbeda dari
obyek-obyek yang diberikan dengan berbagai batasan tertentu.
Seorang ahli komunikasi dalam menemukan kode-kode morse yang
terdiri dari titik dan garis harus mengetahui jumlah kombinasi pola
dari titik dan garis yang dapat dibentuk untuk jumlah titik dan garis
yang telah ditentukan.

Pada abad ke-16 banyak orang melakukan permainan yang bersifat


untung-untungan seperti permainan mendapatkan skor tertentu bila
melemparkan dua atau tiga dadu, mendapatkan sebuah kartu pada
suatu permainan kartu bridge. Itulah awal perkembangan
kombinatorik.
Ada bebrapa yang akan dibahas dalam analisis kombinatorik ini
yaitu: permutasi, kombinasi, dan pencacahan lain.
Ada dua prinsip pencacahan penting yang harus Anda hayati yaitu
prinsip penjumlahan dan prinsip perkalian.

7
Prinsip penjumlahan :
Jika operasi pertama dapat dilakukan dengan m cara dan
operasi kedua dengan n cara, maka operasi pertama atau
operasi kedua dapat dilakukan dalam m + n cara.

Prinsip perkalian:
Jika suatu operasi dapat dilakukan dengan m cara dan
operasi lain dapat dilakukan dengan n cara, maka kedua
operasi itu dapat dikerjakan bersama-sama dalam m × n
cara.

Contoh: Jika dari kota A ke kota B dapat ditempuh dengan 3 macam


rute
dan dari B ke C dapat ditempuh dengan 4 rute, maka dari A ke C
dapat
ditempuh dengan 3 x 4 =12 rurte.
7

3
6
A C
B
2 5

4
1
Dari A ke B (ada 3 rute): rute 1, rute 2, dan rute 3
Dari B ke C (ada 4 rute): rute 4, rute 5, rute 6, dan rute 7
Dari A ke C: rute 1-4, rute 1-5, rute 1-6, rute 1-7
rute 2-4, rute 2-5, rute 2-6, rute 2-7
rute 3-4, rute 3-5, rute 3-6, rute 3-7
Ada 12 rute.

Dua prinsip di atas dengan mudah dapat kita generalisasi sebagai


berikut.
Bila operasi ke i dari k operasi dapat dilakukan dengan mi cara ,
maka salah satu dari operasi k tersebut dapat dilakukan dengan
m1 + m2 + ...+ mk cara. Sedang generalisasi prinsip perkalian
mengatakan bahwa bila operasi pertama dapat dilakukan dengan m1

8
cara, operasi kedua m2 cara, ..., dan operasi ke-k dengan mk cara,
maka deretan k operasi dapat dikerjakan dengan m1 × m2 × ...× mk cara.
Perhatikan bahwa prinsip perkalian berlaku untuk keadaan di mana
seseorang melakukan beberapa operasi secara berturut-turut.
Untuk keadaan di mana kita hanya memilih satu operasi dari k
operasi yang ada, prinsip penjumlahanlah yang digunakan.

Permutasi
Untuk memahami permutasi, kita coba membahas contoh berikut.
Dari tiga huruf a, b, dan c dapat dibentuk susunan huruf:
terdiri dari 1 huruf : a, b, c
terdiri dari 2 huruf : ab, ac, ba, ca, bc, cb
terdiri dari 3 huruf : abc, acb, bac, bca, cab, cba.
Jadi terdapat 3 susunan huruf jika terdiri dari satu huruf, 6 susunan
huruf jika terdiri dari dua huruf, 6 susunan huruf jika terdiri dari
tiga huruf.

Misalkan dari tiga orang ini Mega, Budi, dan Andi akan diangkat
menjadi panitia suatu kegiatan yang terdiri dari ketua, sekretaris,
dan bendahara.
Kemungkinan susunan Ketua, Sekretaris, Bendahara : Mega, Budi,
Andi;
Mega, Andi, Budi; Budi, Mega, Andi; Budi, Andi, Mega; Andi, Mega,
Budi; atau Andi, Budi, Mega. Jadi ada 6 formasi yang mungkin.
Sekarang kita formalkan pengertian permutasi.

Definisi: Jumlah permutasi dari r obyek yang dipilih dari n obyek


berlainan adalah n Pr = (n) × (n − 1) ×... ×(n − r + 1)
Permutasi ditulis dengan notasi faktorial:
n!
n Pr = ( n) × ( n − 1) × ... ×( n − r + 1) =
(n − r )!
Contoh: Suatu organisasi yang mempunyai 12 anggota yang akan
memilih
ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Ada berapa
cara
pemilihan pengurus organisasi tersebut.

9
Penyelesaian
Karena ada 12 cara pemilihan operasi pertama (memilih ketua),
kemudian 11 cara memilih wakil ketua (operasi kedua), 10 cara
memilih sekretaris (operasi ketiga), dan 9 cara memilih bendahara
(operasi keempat), maka terdapat 12×11×10×9 = 11880 cara untuk
melakukan pemilihan pengurus.

Contoh Suatu label identifikasi untuk program komputer terdiri dari


satu
huruf yang diikuti tiga angka. Bila diperbolehkan adanya ulangan
angka, ada berapa banyak label identifikasi yang dapat dibuat.

Penyelesaian
Terdapat 26 kemungkinan untuk huruf permulaan dan terdapat 10
kemungkinan untuk setiap tiga angka berikutnya. Jadi, dengan
menggunakan prinsip perkalian umum terdapat 26×10×10×10 =
26000 label identifikasi yang mungkin dapat dibuat.

Cacah sampel berukuran-r


Teorema Cacah sampel-r dari himpunan S dengan n elemen adalah
nr
Bukti:
Kita hitung cara membentuk sampel-r dengan menggunakan prinsip
perkalian. Elemen pertama dapat dipilih dengan n cara, elemen
kedua dengan n cara, dan seterusnya sampai sebanyak r kali
sehingga terdapat n× n×...× n = n r cara untuk memilih sampel-r.

Contoh Suatu kesebelasan sepak bola menggunakan kostum


dengan
menggunakan pasangan angka. Ada berapa macam kostum yang
dapat
dibuat? Disini kita menginginkan sampel yang terdiri dari –2 dari 10
angka (0,1,2,…,9) yang mungkin, sehingga terdapat 102 =100
kostum yang dapat dibuat.

10
Contoh
Berapa byte komputer yang dapat dibuat dari enam bit biner?
Karena setiap bit biner dapat menjalani pada dua harga yang
berbeda, maka di sini kita mencari sampel-6 dari himpunan dengan
2 anggota. Jadi, jumlahnya adalah 2 = 64 .
6

Bila n bilangan bulat positif, maka bilangan n! (baca n faktorial)


didefinisikan sebagai
n! = 1 × 2 × ... × (n-1) × (n)

5! = 1 × 2 × 3 × 4 × 5 = 120 dan 3! = 1 × 2 × 3 = 6

Perhatikan bahwa n!= 1 × 2 × ... × (n-1) × (n)


= (n-1)! (n)
n!
atau ( n − 1)! =
n
1!
Kalau untuk n = 1 didapat 0! = = 1, maka didefinisikan 0! = 1.
1

Teorema Menggunakan notasi faktorial, kita dapat menulis


n Pr sebagai

( n )( n − 1)( n − 2 ) ...( 2 )(1)


Pr = untuk r < n
n
( n − r ) ...( 2 )(1)
n!
Jadi Pr = dan Pn = n !
n
(n − r ) ! n

Bila n = r, dari persamaan ini didapat n Pn = n! . Karena Pr adalah


cacah pemilihan terurut r elemen berbeda dari himpunan dengan n
anggota, maka dengan rumus di atas memungkinkan kita untuk
menyelesaikan banyak persoalan dengan usaha minimal.

Contoh: Bila tidak diperbolehkan adanya ulangan,


(a) berapa cacah bilangan yang dapat disusun dari tiga
angka yang dapat diambil dari angka-angka 2,3,5,6,7 dan 9?
(b) dan bilangan-bilangan tersebut berapa yang kurang dari
400?

11
(c) berapa yang genap dan berapa yang ganjil?
(d) berapa yang merupakan kelipatan 5?

Penyelesaian
Dalam setiap kasus, gambarlah tiga kotak
untuk menyajikan sebarang bilangan, dan kemudian tulis
dalam setiap kotak cacah angka yang dapat ditempatkan
disana.
(a) Kotak disebelah kiri dapat diisi dengan 6 cara, kotak di
tengah dengan 5 cara, dan kotak di sebelah kanan
dengan 4 cara. Bila digambarkan didapat bentuk

6 cara 5 cara 4 cara


Cacah bilangan yang dapat dibentuk = 6×5×4 = 120
(b) Karena bilangan yang dibentuk lebih kecil dari 400
maka bilangan yang dibentuk harus dimulai dengan
angka 2 atau 3. Ini berarti kotak di sebelah kiri dapat
diisi dengan 2 cara; kotak di tengah dapat diisi dengan
5 cara dan kotak terakhir dengan 4 cara. Pernyataan ini
dapat digambarkan sebagai

2 cara 5 cara 4 cara


Jadi dapat dibentuk 2×5×4 = 40 bilangan.
(c) Karena bilangannya harus genap, bilangan tersebut
harus berakhir dengan angka 2 atau 6. Ini berarti
kotak terakhir dapat diisi dengan 2 cara, kotak
pertama 5 cara dan yang di tengah dengan 4 cara.
Dalam gambar

5 cara 4 cara 2 cara


Jadi ada 5×4×2 = 40 bilangan genap.
Untuk kasus bilangan ganjil, bilangan-bilangan tersebut
harus berakhir dengan angka 3,5,7 atau 9. Ini berarti
kotak terakhir diisi dengan 4 cara. Kotak pertama dapat

12
diisi dengan 5 cara, sedang kotak di tengah dengan 4
cara. Dalam gambar

5 cara 4 cara 4 cara


Jadi ada 5×4×4 = 80 bilangan ganjil yang dapat dibentuk.

(d) Kotak paling kanan hanya dapat diisi dengan satu cara,
yaitu dengan angka 5, karena bilangan yang dibentuk
harus kelipatan 5. Kotak paling kiri dengan 5 cara dan
yang ditengah dengan 4 cara. Dalam gambar

5 cara 4 cara 1 cara


Ini berarti ada 5×4×1 = 20 bilangan dengan kelipatan 5.

Contoh Diberikan lima huruf A,B,C,D,E . Cacah “kata” yang


terdiri dari 4 huruf yang dapat dibuat adalah
5!
P4 = = 1 × 2 × 3 × 4 × 5 = 120 .
5
( 5 − 4 )!
Ternyata bahwa cacah kata yang terdiri dari 5 huruf
yang dapat dibuat juga 120 = 5 P5 .

Contoh Diberikan suatu permainan yang terdiri dari 16 kotak


yang tersusun dalam 4 baris dan 4 kolom.
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12
13 14 15

Sebanyak 15 kotak yang ada diisi dengan bilangan


1,2,...,15, sedangkan satu kotak yang lain tidak diisi
bilangan. Mula-mula dari 15 kotak yang ada diisi secara
acak (random) oleh 15 angka yang ada. Persoalannya
adalah bagaimana kotak-kotak tersebut digeser kekiri,
kanan, atas, bawah sehingga diperoleh susunan kotak
seperti tersebut di atas. Yang menjadi persoalan sekarang
adalah berapa banyak kedudukan awal dari permainan

13
dapat dibuat? Untuk menjawab persoalan ini dimisalkan
bahwa dari 16 kotak yang ada disusun terurut dari kiri
kekanan dalam kotak kosong harus diisi bilangan 16. Jadi
persoalan pada dasarnya sama dengan mencari permutasi
16 dari 16 bilangan yang ada, dan cacahnya sama dengan
16!.

Contoh Dalam berapa cara 7 orang dapat duduk bila


(a) mereka duduk dalam suatu deretan yang memuat 7
kursi
(b) mengelilingi meja bundar

Penyelesaian
(a) 7 orang tersebut dapat duduk dalam 7 P7 = 7! cara
(b) satu orang dapat duduk di salah satu kursi yang
mengelilingi meja, sedang enam lainnya dapat
mengatur tempat duduknya dalam 6 P6 = 6! cara
mengelilingi meja.
Ini adalah contoh permutasi melingkar. Secara umum, n
obyek dapat disusun mengelilingi lingkaran dalam (n-1)!
cara.

Permutasi dengan ulangan


Dalam banyak hal kita ingin mengetahui cara permutasi
obyek dimana beberapa diantaranya ada yang sama.
Rumus umumnya adalah sebagai berikut.

Teorema Cacah permutasi n obyek dimana n1 obyek sama,


n2 obyek lain sama,..., nk obyek lain sama
n!
adalah n1 ! n2 ! ... nk !

Dalil di atas mudah dimengerti dengan ilustrasi di bawah.

Misalkan kita ingin bentuk “kata” menggunakan 5 huruf


dari kata “DADDY”. Terdapat 5 P5 = 5! = 120 permuatasi dari

14
obyek-obyek D1 , A, D2 , D3 , Y dengan D dibedakan.
Perhatikan bahwa enam permutasi.
D1 D2 D3 AY , D2 D1 D3 AY , D3 D1 D2 AY , D1 D3 D2 AY ,
D2 D3 D1 AY , D3 D2 D1 AY

menghasilkan “kata” yang sama bila indeksnya


dihilangkan. 6 permutasi berasal dari kenyataan bahwa
terdapat 3! = 3 × 2 × 1 = 6 cara berbeda meletakkan 3 D
dalam tiga kedudukan pertama dalam permutasi. Ini benar
untuk setiap posisi lain yang mungkin dimana D muncul.
Karena itu terdapat
5! 120
= = 20
3! 1! 1! 6
“kata” terdiri dari 5 huruf berbeda yang dapat dibentuk
dari huruf-huruf dari “ kata” DADDY.

Kombinasi
Setelah memahami permutasi, sekarang kita bahas yang disebut
dengan kombinasi.
Perhatikan permutasi susunan dari tiga huruf a, b, dan c di atas.
Dalam permutasi, susunan yang terdiri dari dua huruf ab tidak
sama dengan ba, ac tidak sama dengan ca, bc tidak sama dengan
cb.
Dalam kombinasi, susunan yang terdiri dari dua huruf ab dianggap
sama dengan ba, ac sama dengan ca, bc sama dengan cb
(sehingga kombinasi ab biasanya dipisahkan dengan koma, yaitu
a,b.
Jadi jika kombinasi dua huruf dari tiga huruf a, b, dan c ada
sebanyak 3 sementara dalam permutasi ada sebanyak 6.

Notasi Kombinasi:

15
Definisi: Jumlah kombinasi dari r obyek yang diambil dari n obyek
n!
berlainan adalah n Cr = , dibaca kombinasi r dari n.
r !(n − r )!

Contoh: Sebuah kotak yang terdiri dari 10 bola. Diambil sampel


berukuran 4 sekaligus, maka jumlah kombinasi (banyak sampel
yang mungkin adalah) kombinasi 4 dari 10, yaitu
10 ! 10 ! 10 × 9 × 8 × 7
10 C4 = = = = 210.
4!(10 − 4)! 4!6! 4 × 3 × 2 ×1

Contoh: Sebuah kotak yang terdiri dari 10 bola yang diberi nomor
0, 1, s/d 9.
Diambil sampel berukuran 3.
Contoh sampel berukuran 3 yang mungkin: 4, 7, 8. Jika kita tertarik
dengan rata-rata maka 4, 7, 8 ini sama dengan 4, 8, 7 atau sama
dengan 8, 7, 4 dsb.
Jadi, jumlah kombinasi (banyak sampel yang mungkin) adalah
10 ! 10 ! 10 × 9 × 8
10 C3 = = = = 120.
3!(10 − 3)! 3!7! 3 × 2 × 1

Sekian pembahasan teknik menghitung kali ini.

16

Anda mungkin juga menyukai