I. HIMPUNAN
Pengantar
Pada tutorial Pengantar Probabilitas ini pertama-tama kita
akan membahas teori himpunan. Mengapa kita harus
mempelajari teori himpunan terlebih dahulu? Karena dasar dari
teori probabilitas adalah tori himpunan.
Teori probabilitas membahas peluang dari satu atau
beberapa kejadian sedangkan kejadian merupakan himpunan
bagian dari ruang sampel. Ruang sampel dalam probabilitas
analog dengan semesta pembicaraan dalam teori himpunan.
Untuk lebih jelasnya kaitan antara teori himpunan dengan
teori probabilitas akan Anda peroleh setelah mempelajari
probabilitas nanti. Yang penting sekarang pelajari terlebih
dahulu baik-baik teori himpunan ini. Pelajaran himpunan yang
sudah Anda pelajari di sekolah dasar sampai sekolah
menengah dapat membantu Anda mempelajari materi ini.
Definisi Himpunan
Suatu himpunan adalah koleksi obyek yang dinamakan anggota
atau elemen. Misalnya {mobil, apel, pensil} adalah himpunan
dengan elemen-elemen mobil, apel, dan pensil. Himpunan
{muka, belakang} mempunyai dua elemen yaitu muka dan
belakang. Himpunan { 1, 2 ,3 ,5 } mempunyai empat elemen.
Himpunan biasanya dilambangkan dengan huruf besar A, B, H
dan seterusnya.
Anggota atau elemen suatau himpunan biasanya dilambangkan
dengan huruf kecil dan dihimpun dengan menggunakan suatu
notasi { } . Jadi A = { a1 , a2 ,..., an } mempunyai arti himpunan A dengan
anggota-anggota a1 , a2 ,..., an .
Himpunan bagian dari himpunan A adalah himpunan yang
elemen-elemennya juga anggota dari A. Himpunan-himpunan yang
dibicarakan adalah himpunan-himpunan bagian dari himpunan S,
dimana kemudian S disebut semesta (space).
Suatu himpunan dapat pula disajikan dengan syarat
keanggotaan. Jadi A = {seluruh bilangan bulat positif} mempunyai
arti himpunan dengan anggota-anggota 1, 2, 3, …
1
Bila P( x ) menyatakan proporsi P tentang obyek x, maka
himpunan yang didefinisikan dengan P( x ) , ditulis { x | P( x )} adalah
koleksi obyek-obyek x yang mempunyai sifat P.
Sebagai contoh, {x | x bilangan bulat positif yang lebih kecil dari 4}
adalah himpunan { 1, 2 ,3 } .
Lambang ∈ menyatakan anggota dan ∉ bukan anggota. Sebagai
contoh a ∈ A mempunyai arti a anggota dari A sedangkan a ∉ A
berarti a bukan anggota dari A.
Himpunan kosong atau himpunan hampa adalah himpunan yang
tidak mempunyai anggota. Himpunan kosong biasanya
dilambangkan dengan ∅ .
Contoh: ∅ = { x | x bilangan real dan x 2 = −1 } adalah himpunan kosong
karena kuadrat bilangan real x selalu tak negatif.
Contoh:
1. Bila A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {x | x bil. bulat positif x < 6} ,
maka A=B.
2. Bila A = {mobil , motor , sepeda } dan B = {sepeda, mobil , motor } ,
maka A = B.
Himpunan Bagian
Contoh :
1. Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6 } , B = { 2, 4, 5} , C = {1, 2, 3, 4, 5} , D = { 6, 7, 8 } ,
maka B ⊆ A , B ⊆ C , C ⊆ A , tetapi D ⊆/ A , D ⊆/ C , D ⊆/ B.
2
2. Bila A sebarang himpunan, maka A ⊆ A .
Ini berarti, semua himpunan adalah himpunan bagian dari
dirinya sendiri.
Operasi Himpunan
Sekarang kita akan membicarakan beberapa operasi yang akan
mengkombinasikan beberapa himpunan yang akan menghasilkan
himpunan lain. Operasi-operasi tersebut, yang analog dengan
operasi yang kita kenal pada bilangan real (seperti jumlahan dan
perkalian), memainkan peran penting dalam teori probabilitas.
Definisi Gabungan
Jadi A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }.
Perhatikan bahwa x ∈ A ∪ B bila x ∈ A atau x ∈ B atau x berada
dalam A dan B kedua-duannya.
Contoh:
Misalkan A = {a, b, c, e, f } B = { b , d , r , s }. Tentukan A ∪ B .
Penyelesaian
Karena A ∪ B memuat semua anggota yang berada dalam A atau
B, maka A ∪ B = { a ,b , c , d , e , f , r , s }. Kita dapat mengilustrasikan
gabungan dua himpunan dengan menggunakan diagram Venn.
Definisi Irisan
Jadi A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B } .
Contoh:
Misalkan A = { a ,b , c , e , f } , A = { b , e , f , r } , A = { a , t ,u , v } .
Tentukan A ∩ B , A ∩ C , B ∩ C .
3
Penyelesaian
Anggota-anggota b, e, dan f adalah anggota yang berada dalam
A dan B bersama-sama. Sehingga A ∩ B = { b , e , f } .
Dengan pengamatan yang sama, A ∩ C = { a } .
Karena tidak ada anggota yang berada dalam B dan C
bersama-sama maka B ∩ C = ∅ .
Contoh:
Misalkan A = {1, 2, 3, 4,5, 7} , B = {1, 3,8, 9} , C = {1, 3, 6,8} , maka A ∩ B ∩ C
adalah himpunan elemen-elemen yang berada dalam A, B, dan C.
Jadi A ∩ B ∩ C = {1,3}.
Definisi Selisih
Jadi A − B = {x | x ∈ A dan x ∉ B} .
Contoh:
Misalkan A = {a, b, c} dan B = {b, c, d , e} , maka A − b = {a} dan
B − A = {d , e} .
Definisi Komplemen
Definisi Selisih-simetris
Contoh:
Kumulatif
1. A ∪ B = B ∪ A
2. A ∩ B = B ∩ A
Assosiatif
3. A ∪ ( B ∪ C ) = ( A ∪ B ) ∪ C .
4. A ∩ ( B ∩ C ) = ( A ∩ B ) ∩ C .
5
Distributif
5. A ∩ ( B ∪ C ) = ( A ∩ B ) ∪ ( A ∩ C )
6. A ∪ ( B ∩ C ) = ( A ∪ B ) ∩ ( A ∪ C )
Idempoten
7. A ∪ A = A
8. A ∩ A = A
Komplemen
9. ( AC )C = A
10. A ∪ AC = S
11. A ∩ AC = ∅
12. ∅ C = S
13. SC = ∅
14. ( A ∪ B )C = AC ∩ B C
Hukum De Morgan
15. ( A ∩ B )C = AC ∪ B C
Himpunan Semesta
16. A∪ S = S
17. A∩ S = A
Himpunan Kosong
18. A∪∅ = A
19. A∩∅ = ∅
Bukti:
Kita harus membuktikan; jika x ∈ (A ∪ B)c maka x ∈ Ac ∩ Bc.
Dan sebaliknya, jika x ∈ (A ∪ B)c, maka x ∈ Ac ∩ Bc.
Misalkan x ∈ (A ∪ B)c . Maka x ∉ Ac ∩ Bc, sehingga x ∉ A dan x ∉
B. Ini berarti x ∈ Ac ∩ Bc, sehingga (A ∪ B)c ⊆ Ac ∩ Bc .
Prinsip Penjumlahan
Himpunan A disebut hingga bila mempunyai n anggota yang
berbeda di mana n bilangan bulat positif. Dalam hal ini n disebut
cacah anggota dari A dan ditulis dengan n(A).
Sekarang misalkan A dan B sebarang himpunan hingga.
Kadang-kadang berguna untuk mendapatkan rumus untuk n(A
6
∪ B), cacah gabungan. Bila A dan B saling asing, yaitu bila
A ∩ B = ∅, maka setiap elemen dari A ∪ B nampak di A atau B
tetapi tidak pada kedua-duanya. Karena itu n(A ∪ B) = n(A) +
n(B). Bila A dan B saling berpotongan, seperti terlihat pada
Gambar 1.9, maka A ∩ B berada dalam kedua himpunan A dan
B, dan jumlahan n(A) + n(B) memuat cacah elemen di A ∩ B
dua kali. Untuk mengoreksi duplikasi ini, kita mengurangi
n(A ∩ B). Jadi, kita mempunyai dalil berikut, yang sering
disebut prinsip penjumlahan.
7
Prinsip penjumlahan :
Jika operasi pertama dapat dilakukan dengan m cara dan
operasi kedua dengan n cara, maka operasi pertama atau
operasi kedua dapat dilakukan dalam m + n cara.
Prinsip perkalian:
Jika suatu operasi dapat dilakukan dengan m cara dan
operasi lain dapat dilakukan dengan n cara, maka kedua
operasi itu dapat dikerjakan bersama-sama dalam m × n
cara.
3
6
A C
B
2 5
4
1
Dari A ke B (ada 3 rute): rute 1, rute 2, dan rute 3
Dari B ke C (ada 4 rute): rute 4, rute 5, rute 6, dan rute 7
Dari A ke C: rute 1-4, rute 1-5, rute 1-6, rute 1-7
rute 2-4, rute 2-5, rute 2-6, rute 2-7
rute 3-4, rute 3-5, rute 3-6, rute 3-7
Ada 12 rute.
8
cara, operasi kedua m2 cara, ..., dan operasi ke-k dengan mk cara,
maka deretan k operasi dapat dikerjakan dengan m1 × m2 × ...× mk cara.
Perhatikan bahwa prinsip perkalian berlaku untuk keadaan di mana
seseorang melakukan beberapa operasi secara berturut-turut.
Untuk keadaan di mana kita hanya memilih satu operasi dari k
operasi yang ada, prinsip penjumlahanlah yang digunakan.
Permutasi
Untuk memahami permutasi, kita coba membahas contoh berikut.
Dari tiga huruf a, b, dan c dapat dibentuk susunan huruf:
terdiri dari 1 huruf : a, b, c
terdiri dari 2 huruf : ab, ac, ba, ca, bc, cb
terdiri dari 3 huruf : abc, acb, bac, bca, cab, cba.
Jadi terdapat 3 susunan huruf jika terdiri dari satu huruf, 6 susunan
huruf jika terdiri dari dua huruf, 6 susunan huruf jika terdiri dari
tiga huruf.
Misalkan dari tiga orang ini Mega, Budi, dan Andi akan diangkat
menjadi panitia suatu kegiatan yang terdiri dari ketua, sekretaris,
dan bendahara.
Kemungkinan susunan Ketua, Sekretaris, Bendahara : Mega, Budi,
Andi;
Mega, Andi, Budi; Budi, Mega, Andi; Budi, Andi, Mega; Andi, Mega,
Budi; atau Andi, Budi, Mega. Jadi ada 6 formasi yang mungkin.
Sekarang kita formalkan pengertian permutasi.
9
Penyelesaian
Karena ada 12 cara pemilihan operasi pertama (memilih ketua),
kemudian 11 cara memilih wakil ketua (operasi kedua), 10 cara
memilih sekretaris (operasi ketiga), dan 9 cara memilih bendahara
(operasi keempat), maka terdapat 12×11×10×9 = 11880 cara untuk
melakukan pemilihan pengurus.
Penyelesaian
Terdapat 26 kemungkinan untuk huruf permulaan dan terdapat 10
kemungkinan untuk setiap tiga angka berikutnya. Jadi, dengan
menggunakan prinsip perkalian umum terdapat 26×10×10×10 =
26000 label identifikasi yang mungkin dapat dibuat.
10
Contoh
Berapa byte komputer yang dapat dibuat dari enam bit biner?
Karena setiap bit biner dapat menjalani pada dua harga yang
berbeda, maka di sini kita mencari sampel-6 dari himpunan dengan
2 anggota. Jadi, jumlahnya adalah 2 = 64 .
6
5! = 1 × 2 × 3 × 4 × 5 = 120 dan 3! = 1 × 2 × 3 = 6
11
(c) berapa yang genap dan berapa yang ganjil?
(d) berapa yang merupakan kelipatan 5?
Penyelesaian
Dalam setiap kasus, gambarlah tiga kotak
untuk menyajikan sebarang bilangan, dan kemudian tulis
dalam setiap kotak cacah angka yang dapat ditempatkan
disana.
(a) Kotak disebelah kiri dapat diisi dengan 6 cara, kotak di
tengah dengan 5 cara, dan kotak di sebelah kanan
dengan 4 cara. Bila digambarkan didapat bentuk
12
diisi dengan 5 cara, sedang kotak di tengah dengan 4
cara. Dalam gambar
(d) Kotak paling kanan hanya dapat diisi dengan satu cara,
yaitu dengan angka 5, karena bilangan yang dibentuk
harus kelipatan 5. Kotak paling kiri dengan 5 cara dan
yang ditengah dengan 4 cara. Dalam gambar
13
dapat dibuat? Untuk menjawab persoalan ini dimisalkan
bahwa dari 16 kotak yang ada disusun terurut dari kiri
kekanan dalam kotak kosong harus diisi bilangan 16. Jadi
persoalan pada dasarnya sama dengan mencari permutasi
16 dari 16 bilangan yang ada, dan cacahnya sama dengan
16!.
Penyelesaian
(a) 7 orang tersebut dapat duduk dalam 7 P7 = 7! cara
(b) satu orang dapat duduk di salah satu kursi yang
mengelilingi meja, sedang enam lainnya dapat
mengatur tempat duduknya dalam 6 P6 = 6! cara
mengelilingi meja.
Ini adalah contoh permutasi melingkar. Secara umum, n
obyek dapat disusun mengelilingi lingkaran dalam (n-1)!
cara.
14
obyek-obyek D1 , A, D2 , D3 , Y dengan D dibedakan.
Perhatikan bahwa enam permutasi.
D1 D2 D3 AY , D2 D1 D3 AY , D3 D1 D2 AY , D1 D3 D2 AY ,
D2 D3 D1 AY , D3 D2 D1 AY
Kombinasi
Setelah memahami permutasi, sekarang kita bahas yang disebut
dengan kombinasi.
Perhatikan permutasi susunan dari tiga huruf a, b, dan c di atas.
Dalam permutasi, susunan yang terdiri dari dua huruf ab tidak
sama dengan ba, ac tidak sama dengan ca, bc tidak sama dengan
cb.
Dalam kombinasi, susunan yang terdiri dari dua huruf ab dianggap
sama dengan ba, ac sama dengan ca, bc sama dengan cb
(sehingga kombinasi ab biasanya dipisahkan dengan koma, yaitu
a,b.
Jadi jika kombinasi dua huruf dari tiga huruf a, b, dan c ada
sebanyak 3 sementara dalam permutasi ada sebanyak 6.
Notasi Kombinasi:
15
Definisi: Jumlah kombinasi dari r obyek yang diambil dari n obyek
n!
berlainan adalah n Cr = , dibaca kombinasi r dari n.
r !(n − r )!
Contoh: Sebuah kotak yang terdiri dari 10 bola yang diberi nomor
0, 1, s/d 9.
Diambil sampel berukuran 3.
Contoh sampel berukuran 3 yang mungkin: 4, 7, 8. Jika kita tertarik
dengan rata-rata maka 4, 7, 8 ini sama dengan 4, 8, 7 atau sama
dengan 8, 7, 4 dsb.
Jadi, jumlah kombinasi (banyak sampel yang mungkin) adalah
10 ! 10 ! 10 × 9 × 8
10 C3 = = = = 120.
3!(10 − 3)! 3!7! 3 × 2 × 1
16