Anda di halaman 1dari 13

LOGIKA MATEMATIKA

HIMPUNAN

Himpunan merupakan kumpulan benda atau objek. Objek atau benda tersebut disebut
sebagai elemen atau benda.
Penyajian himpunan:
1. Enumerasi
Merupakan bentuk penyajian himpunan dengan mendaftarkan anggota nya satu persatu
dengan menggunakan kurung kurawal.
Contoh: A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {a, b, c, d, e}
2. Simbol Baku
Penyajian himpunan dengan menggunakan symbol tertentu.
Contoh: A = himpunan bilangan asli
P = himpunan bilangan prima
3. Notasi himpunan
Bentuk umum : {x| syarat yang harus dipenuhi oleh x}

Contoh: A = {x| x < 10, x bil asli}

B = {x| -1 < x ≤ 11, x Є bil prima}


4. Diagram Venn
Merupakan penyajian himpunan secara grafis.
Himpunan semesta (S) merupakan himpunan yang mencakup setiap elemen pada
himpunan lainnya.
Contoh: S = {x| x ≤ 10, x Є bil asli} {1, 2, 3, . . . ,10}
A = {x| x < 10, x Є bil prima} {2, 3, 5, 7}
B = {x| x ≤ 10, x Є bil genap} {2, 4, 6, 8, 10}

S A B
1 3 2 4 6
5 7 8 10 9
KARDINALITAS
Definisi:
Sebuah himpunan dikatakan berhingga (finite set) jika terdapat n elemen berbeda
(distinct) yang dalam hal ini n adalah bilangan bulat tak negative. Dan jumlah elemen yang
berbeda dalam himpunan disebut sebagai Kardinal.
Notasi: n(A) atau |A|
Contoh: A = {I, N, F, O, R, M, A, T, I, K, A}
|A| = 9 {I, N, F, O, R, M, A, T, K}
B = {a, {a}, {{a}} }
|B| = 3

JENIS-JENIS HIMPUNAN
1. Himpunan Kosong
Merupakan himpunan yang tidak memiliki satupun elemen, atau himpunan yang
memiliki cardinal = 0.
Notasi : { }
Contoh: E = {x| x < 1, x Є bil asli}, maka |E| = 0
2. Himpunan Bagian (Subset)
Definisi:
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B, jika dan hanya jika stiap
elemen A merupakan elemen dari B.
Notasi: A ⊆ B dimana A sebagai subset
B sebagai superset
S
B
A
Dalam sembarang himpunan A, berlaku:
a. Himpunan A adalah himpunan bagian dari A. ( A ⊆ A)
b. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari himpunan A. ({ } ⊆ A)
Contoh:
A = {x| x ≤ 10, x Є bil asli}
B = {x| x <10, x Є bil ganjil}
C = {x| 8 < x < 15, x bil asli}
Maka B ⊆ A dan C ⊈ A
3. Himpunan Sama
Definisi:
Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika keduanya
mempunyai elemen yang sama.
Notasi: A = B
Contoh: A = {0, 1} dan B = {x| x(x – 1) = 0}, maka A = B
C = {3, 5, 8, 5} dan D = {5, 8, 3}, maka C =D
C = {3, 5, 8, 5} dan E = {3, 5}, maka C ≠ E
4. Himpunan Ekivalen
Definisi:
Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan b jika dan hanya jika cardinal dari
kedua himpunan sama.
Notasi: A ∼ B
Contoh: A = {1,2,1,3,4}
B = {a, b, c, d}
Maka A ∼ B
5. Himpunan Saling Lepas
Definisi:
Dua himpunan dikatakan saling lepas jika kedua nya tidak memiliki elemen yang sama.
Notasi: A // B
S
A B
Contoh: A = {x| x < 10, x Є bil prima}
B = {x| 8 < x < 20, x Є bil prima}
Maka A // B
6. Himpunan Kuasa
Definisi :
Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya
merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan
A sendiri.
Notasi : P(A)
|P(A)| = 2n.
Contoh : A ={1, 2}
|P(A)| = 22 = 4
maka P(A) = {{ }, {1}, {2}, {1,2}}

OPERASI TERHADAP HIMPUNAN


1. Irisan (intersection)
Definisi :
Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah sebuah himpunan yang setiap
elemannya merupakan elemen dari himpuan A dan himpunan B.
Notasi : A ∩ B = {x | x Є A dan x Є B}
Diagram Venn untuk A ∩ B :
S
A B

2. Gabungan (union)
Definisi :
Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota himpunan A atau hinmpunan B
Notasi : A ⋃ B = { x | x Є A atau x Є B }

Diagram Venn untuk A ⋃ B :


S
A B

3. Komplemen (complement)
Definisi :
Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta S adalah suatu
himpunan yang elemannya merupakan elemen S yang bukan elemen A.

Notasi : = Ac = { x| x Є S dan x ∉ A }

Diagram Venn untuk Ac :


S
A

4. Selisih atau komplemen relatif (difference)


Definisi ;
Selisih dari himpunan A tehadap B adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan
elemen dari A tetapi bukan elemen dari B.
Notasi : A - B = { x | x Є A dan x ∉ B } = A ∩ Bc
Diagram Venn untuk A – B :
S
A B
5. Beda simetris (symmetric difference)
Definisi :
Beda simetris dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya ada pada
himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya.
Notasi : A ⊕ B = ( A ⋃ B ) – ( A ∩ B ) = ( A – B ) ⋃ ( B – A)
Diagram Venn untuk A ⊕ B :
S
A B

Teorema beda simetris memenuhi hukum-hukum :


a. A ⊕ B = B ⊕ A (hukum komutatif)
b. ( A ⊕ B) ⊕ C = A ⊕ (B ⊕ C) (hukum asosiatif)

6. Perkalian kartesian ( Cartesian product )


Definisi :
Perkalian kartesian dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya semua
pasangan berurutan (ordered pairs) yang dibentuk dari komponen pertama dari
himpunan A dan komponen kedua dari himpunan B.
Notasi : A x B = {(a, b)| a Є A dan b Є B}

Partisi

Definisi:
Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunun bagian tidak kosong A1, A2,
…, Ak dari A sedemikian sehingga:
a. A1 ⋃ A2 ⋃ . . . ⋃ Ak = A dan
b. himpunan bagian A saling lepas, yaitu Ai ∩ Aj = { } untuk i ≠ j

Prinsip Inklusi-Ekslusi
Persamaan umum:
|A ⋃ B| = |A| + |B| - |A ∩ B|
|A ⊕ B| = |A| + |B| - 2|A ∩ B|
|A ⋃ B ⋃ C| =|A| +|B| + |C| - |A ∩ B ∩ C|
Soal:
1. Berapa Banyak jumlah bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5?
2. Sebanyak 1232 mahasiswa mengambil kuliah B. inggris, 879 mengambil kuluah B.
Perancis, dan 144 mengambil kuliah B. Jerman. Sebanyak 103 orang mengambil kuliah B.
Inggris dan B. Perancis, 23 orang mengambil B. Inggris dan B. Jerman dan 14 orang
mengambil kuliah B. Perancis dan B. Jerman. Jika 2092 orang paling sedikit mengambil
satu buah dari ketiga kuliah tersebut, berapa banyak mahasiswa mengambil kuliah
ketiga nya?
HUKUM-HUKUM ALJABAR HIMPUNAN
1. Hukum Identitas i. A⋃B=B⋃A
i. A⋃∅=A ii. A∩B=B∩A
ii. A∩S=A 8. Hukum Assosiatif
2. Hukum Null / Dominasi i. A ⋃ (B ⋃ C) = (A ⋃ B) ⋃ C
i. A∩∅=∅ ii. A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C
ii. A⋃S=S 9. Hukum Distributif
3. Hukum Komplemen i. A ⋃ (B ∩ C) = (A ⋃ B) ∩ (A ⋃
i. A ⋃ Ac = S C)
ii. A ∩ Ac = ∅ ii. A ∩ (B ⋃ C) = (A ∩ B) ⋃ (A ∩
4. Hukum Idempotent C)
i. A⋃A=A 10. Hukum De Morgan
ii. A∩A=A i. (A ∩ B)c = Ac ⋃ Bc
5. Hukum Involusi ii. (A ⋃ B)c = Ac ∩ Bc
i. (Ac)c = A 11. Hukum Komplemen 2 (Hukum 0/1)
6. Hukum Penyerapan (absorsi) i. ∅c = S
i. A ⋃ (A ∩ B) = A ii. Sc = ∅
ii. A ∩ (A ⋃ B) = A
7. Hukum Komutatif

Prinsip Dualitas
Definisi:
Misalkan P adalah suatu kesamaan yang melibatkan himpunan (set identity) dan operasi-
operasi seperti ⋃, ∩, dan komplemen. Jika P* diperoleh dengan mengganti ⋃ menjadi ∩, ∩
menjadi ⋃, ∅ menjadi S, dan S menjadi ∅, sedangkan komplemen dibiarkan seperti semula,
maka kesamaan P* juga benar disebut dual dari kesamaan P.
Prinsip ini menyatakan bahwa dua konsep yang berbeda dapat dipertukarkan namun tetap
memberikan jawaaban yang benar. Prinsip dualitas ini digunakan untuk menurunkan
kesamaan himpunan (set identities) lainnya yang mengandung operator ⋃ dan ∩, serta ∅
dan S.
Tabel dualitas hukum aljabar himpunan
1. Hukum Identitas: Dualnya:
A⋃∅=∅ A∩S=A
2. Hukum Null/Dominasi: Dualnya:
A∩∅=∅ A⋃S=S
3. Hukum Komplemen: Dualnya:
A ⋃ Ac = S A ∩ Ac = ∅
4. Hukum Idempoten: Dualnya:
A⋃A=A A∩A=A
5. Hukum Penyerapan: Dualnya:
A ⋃ (A ∩ B) = A A ∩ (A ⋃ B) = A
6. Hukum Komutatif: Dualnya:
A⋃B=B⋃A A∩B=B∩A
7. Hukum Asosiatif: Dualnya:
A ⋃ (B ⋃ C) = (A ⋃ B) ⋃ C A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C
8. Hukum Distributif: Dualnya:
A ⋃ (B ∩ C) = (A ⋃ B) ∩ (A ⋃ C) A ∩ (B ⋃ C) = (A ∩ B) ⋃ (A ∩ C)
9. Hukum De Morgan: Dualnya:
(A ⋃ B)c = Ac ∩ Bc (A ∩ B)c = Ac ⋃ Bc
10. Hukum 0/1: Dualnya:
∅c = S Sc = ∅

Pembuktian Proposisi Himpunan


Proposisi himpunan adalah pernyataan yang menggunakan notasi himpunan. Pernyataan
dapat berupa kesamaan (set identity), seperti “(A ∩ B) c = Ac ⋃ Bc”, atau berupa implikasi
seperti “jika A ∩ B = ∅ dan A ⊆ (B ⋃ C) maka selalu berlaku bahwa A ⊆ C”.
Berikut ini beberapa metode yang digunakan dalam pembuktian proposisi himpunan:
1. Pembuktian dengan menggunakan diagram venn
Dengan membuat diagram venn pada kesamaan ruas kiri dan kesamaan ruas kanan.
Jika kedua diagram venn sama, maka berarti kesamaan tersebut benar.
2. Pembuktian dengan menggunakan table keanggotaan
Dalam penggunaan table ini, angka 1 digunakan untuk menyatakan suatu elemen
anggota himpunan, dan 0 untuk menyatakan bukan elemen himpunan. Hal ini
merupakan analaogi benar (true) atau salah (false).
Contoh:
A B Bc A∩B A ∩ Bc (A ∩ B) ⋃ (A ∩ Bc)
0 1 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0
1 1 0 1 0 1
1 0 1 0 1 1
=

3. Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan


Aljabar himpunan mengacu pada hukum-hukum aljabar himpunan, teorema-teorema,
definisi suatu himpunan dan penerapan prinsip dualitas.
Contoh:
Tunjukan bahwa (A – B) – C = (A – C) – B
Jawab: (A – B) – C = (A ∩ Bc) – C (definisi operasi selisih)
= (A ∩ Bc) ∩ Cc (definisi operasi selisih)
= (A ∩ Cc) ∩ Bc (hukum assosiatif)
= (A – C) ∩ Bc (definisi operasi selisih)
= (A – B) – C (definisi operasi selisih)
Tunjukkan bahwa (A ⊕ B) ∩ A = A ∩ Bc
Jawab: (A ⊕ B) ∩ A = [(A ∩ Bc) ⋃ (B ∩ Ac)] ∩ A (definisi beda simetris)
= [(A ∩ Bc) ∩ A] ⋃ [(B ∩ Ac) ∩ A] (hukum distributive)
= [(A ∩ A) ∩ Bc] ⋃ [(A ∩ Ac) ∩ B] (hukum assosiatif)
= [A ∩ Bc] ⋃ [∅ ∩ B] (hukum idempotent)
= [A ∩ Bc] ⋃ ∅ (hukum null)
= A ∩ Bc (hukum identitas)

4. Pembuktian dengan menggunakan definisi


Metode ini digunakan untuk membuktikan proposisi himpunan yang berupa implikasi.
Biasanya dalam implikasi tersebut menggunakan notasi himpunan bagian.
Contoh:
Misalkan A dan B himpunan. Jika A ∩ B = ∅ dan A ⊆ (B ⋃ C) maka A ⊆ C. Buktikan!
Jawab:
i. Dari definisi himpunan bagian, P ⊆ Q jika setiap x ∊ P juga x ∊ Q. misalkan x ∊ A.
Karena A ⊆ (B ⋃ C), maka dari definisi himpunan bagian, x juga ∊ (B ⋃ C).
Dari definisi operasi gabungan (⋃ ), x ∊ (B ⋃ C) berarti x ∊ B atau x ∊ C.
ii. Karena x ∊ A dan A ∩ B = ∅ , maka x ∉ B
Dari (i) dan (ii), x ∊ C harus benar. Karena ∀x ∊ A juga berlaku x ∊ C, maka dapat
disimpulkan A ⊆ C.

Tipe Set dalam bahasa pascal


Bahasa pascal menyediakan tipe data khusus untuk himpunan, yang bernama set. Tipe set
menyatakan himpunan kuasa dari tipe ordinal.
Contoh:
type
HurufBesar = ‘A’ . . ‘Z’;
Huruf = set of HurufBesar;
var
HurufKu : Huruf;

Nilai untuk peubah HurufKu dapat di isi dengan pernyataan berikut:


HurufKu: = [‘A’, ‘C’, ‘D’];
HurufKu: = [‘M’];
HurufKu: = [ ];

Operasi yang dapat dilakukan pada tipe himpunan adalah operasi gabungan, irisan, dan
selisih seperti pada contoh berikut:
HurufKu: = [‘A’, ‘C’, ‘D’] + [‘C’, ‘D’, ‘E’]; (gabungan)
HurufKu: = [‘A’, ‘C’, ‘D’] * [‘C’, ‘D’, ‘E’]; (irisan)
HurufKu: = [‘A’, ‘C’, ‘D’] - [‘C’, ‘D’, ‘E’]; (selisih)

Uji keanggotaan sebuah elemen dalam himpunan dilakukan dengan operator in seperti
contoh:
if ‘A’ in HurufKu then
...
Latihan
1. 6000 suporter mendukung suatu pertandingan. Assesoris yang digunakan oleh supporter berikut
antara lain, 2000 stiker, 3600 bendera kecil dan 1200 gantungan kunci. Terdapat 5200 suporter
menggunakan sedikit nya satu asesoris. 600 suporter menggunakan 600 bendera dan gantungan
kunci, 900 menggunakan bendera kecil dan stiker, serta 500 menggunakan gantungan kunci dan
stiker. Berapa banyak supporter ynag menggunakan ketiga macam asesoris tersebut?
2. Di antara bilangan bulat 1-300, berapa banyak bilangan yang habis dibagi 2, 3, dan 7?
3. A = {a, b, {a, c}, Ø} dan B = {a, {a}, d, e}. Tentukan anggota himpunan berikut:
a. A ⊕ B b. Ac ∩ (B U A) c. (B U A) ⊕ A

Anda mungkin juga menyukai