PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya, belajar matematika identik dengan menghafalkan rumus-rumus tertentu
dengan buku panduan yang sangat tebal dan banyak. Itulah yang menyebabkan para pelajar
merasa bosan untuk belajar matematika. Seringkali mereka bertanya, "Apa sih manfaat belajar
matematika dalam kehidupan sehari-hari? Apa manfaat Aljabar? Apa manfaat himpunan?.
Pertanyaan itu mereka lontarkan karena mereka sudah kesal terhadap pelajaran mereka
yang terasa membosankan dan tidak perlu. Tetapi sebenarnya, matematika sangat berfungsi
dalam kehidupan sehari-hari, baik yang paling mudah sampai yang tersulit sekalipun.
Matematika sebagai media untuk melatih berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri dan mampu
menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide dan gagasan
serta yang ada dalam pikiran manusia. Jelas sekali bahwa Matematika sangat berperan dalam
kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari Matematika, sekalipun kita mengambil
jurusan ilmu sosial tetap saja ada pelajaran Matematika di dalamnya karena mau tidak mau
matematika digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Salah satunya penerapan himpunan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap
sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika
himpunan merupakan salah satu konsep penting dan mendasar dalam matematika modern, dan
karenanya, studi mengenai himpunan sangatlah berguna.
Himpunan biasa digunakan dalam matematika dan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
kehidupan sehari-hari kita jumpai pengertian tersebut seperti dalam Himpunan Mahasiswa
Jurusan S1 Manajemen STIE Satya Dharma Singaraja, kumpulan koran bekas, koleksi perangko,
kelompok belajar, gugus depan dalam pramuka dan kata sejenis lainnya. Kata-kata himpunan,
kumpulan, koleksi, kelompok daam kehidupan sehari-hari memiliki arti yang sama.
Himpunan merupakan salah satu dasar dari matematika. Konsep dalam matematika dapat
dikembalikan pada konsep himpunan, misalnya garis adalah himpunan titik. Sebetulnya
pengertian himpunan mudah dipahami dan dapat diterima secara intuitif. Mengingat demikian
pentingnya teori himpunan, maka dalam kesempatan ini akan dijabarkan beberapa konsep
mengenai teori himpunan.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui operasi- operasi terhadap himpunan ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Operasi- operasi pada himpunan
a. Gabungan
Definisi Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap
anggotanya merupakan anggota himpunan A atau himpunan B.
Contoh :
(i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18},
maka A Ç B = {4, 10}
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A B = .
Artinya: A // B
c. Komplemen
Definisi Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan
semesta U adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen U yang bukan
elemen A.
Notasi : = { x | x Î U, x Ï A }
Contoh :
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
(i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka = {2, 4, 6, 8}
(ii) jika A = maka Ac = {1, 2, 3 ,4,5,6,7,8,9}
d. Selisih
Definisi Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya
merupakan elemen dari A tetapi bukan elemen dari B. selisih antara A dan B dapat juga
dikatakan sebagai komplemen himpunan B relative terhadap himpunan A.
Contoh :
i. Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A– B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B – A =
e. Beda Setangkup
Definisi Beda Setangkup dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya ada
pada himpunan A dan B, tetapi tidak pada keduanya.
Notasi: A Å B = (A È B) – (A Ç B) =
(A – B) È (B – A)
Contoh :
Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A B = { 3, 4, 5, 6 }
Contoh : Misalkan
U = himpunan mahasiswa
P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80
Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80
Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya di atas 80,
mendapat nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah
80.
Ø “Semua mahasiswa yang mendapat nilai A” : P Ç Q
Ø “Semua mahasiswa yang mendapat nilai B” : P Å Q
Ø “Semua mahasiswa yang mendapat nilai C” : U – (P È Q)
f. Perkalian kartesius
Definisi Perkalian kartesius dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya sama
pasangan berurutan (ordered pairs) yang dibentuk dari komponen pertama dari himpunan kedua
dari himpunan B.
Notasi: A ´ B = {(a, b) ½ a Î A dan b Î B }
Contoh :
Ø Misalkan C ={ 1, 2, 3 },dan D ={ a, b }, maka
C ´ D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
Ø Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka
A ´ B = himpunan semua titik di bidang datar.
Catatan:
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: ½A ´ B½ = ½A½ . ½B½.
2. Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b) ¹ (b, a).
3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A ´ B ¹ B ´ A dengan syarat A atau B tidak kosong.
Pada
Contoh di atas, D ´ C = {(a, 1), (a, 2), (a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3) } ¹ C ´ D.
1. Jika A = Æ atau B = Æ, maka A ´ B = B ´ A = Æ
mie rebus }
11. Hukum 0/1
= U
= Æ
Terlihat bahwa hukum- hukum yang berlaku pada himpunan merupakan analogi hukum –
hukum logika , dengan operator menggantikan L (dan) , sedangkan operator menggantikan V (
atau ).
3. Prinsip inklusi dan eksklusi
Beberapa banyak anggota di dalam gabungan dua himpunan A dan B. penggabungan dua
buah himpunan menghasilkan himpunan baru yang elemen-elemennya berasal dari himpunan A
dan himpunan B. himpunan A dan himpunan B mungkin saja memiliki elemen yang sama.
Banyaknya elemen bersama antara A dan B adalah |A | . setiap unsure yang sama itu telah
dihitung dua kali , sekali pada |A| dan sekali pada |B|, meskipun ia seharusnya dianggap sebagai
satu buah elemen di dalam |A | . karena itu , jumlah elemen hasil penggabungan seharusnya
adalah jumlah elemen di masing-masing himpunan dikurangi jumlah elemen di dalam irisannya,
atau
|A| + B | - |A |
Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip inklusi –eksklusi . sejumlah lemma dan teorema yang
berkaitan dengan prinsip ini dituliskan sebagai berikut:
v Lemma 2.1. misalkan A dan B adalah himpunan berhingga yang saling lepas (disjoint) , maka |A|
+B|
v Teorema 2.3 misalkan A dan B adalah himpunan berhingga maka berhingga dan |A| + B | - |A |
v Dengan cara yang sama , kita dapat menghitung jumlah elemen hasil operasi beda setangkup |A| +
B | - 2 |A |.
Ø Contoh :
Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5
Penyelelsaian :
Misalkan : A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3
B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5
A himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu himpunan bilangan bulat yang habis
dibagi oleh KPK dari 3 dan 5 yaitu 15 ).
Ø Yang ditanyakan adalah
Terlebih dahulu kita harus menghitung
|A| = [100/3] = 33 | B | = [100/5]= 20 |A | = [100/15] = 6
Untuk mendapatkan
|A| + B | - |A | = 33 + 20 – 6 = 47
· Jadi ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5 .
Prinsip inklusi- eksklusi dapat dirampatkan untuk operasi lebih dari dua buah himpunan.
untuk tiga buah himpunan A, B, dan C berlaku teorema berikut:
v Teorema 2.4 Misalkan A , B , dan C adalah himpunan yang berhingga maka berhingga dan
v Sedangkan untuk empat buah himpunan maka
B ∪ C ∪ D| = |A| + |B| + |C| + |D| – |A ∩ B| – |A ∩ C| – |A ∩ D| – |B ∩ C| – |B ∩ D| – |C ∩ D| + |A ∩ B ∩ C| + |
A ∩ B ∩ D| + |A ∩ C ∩ D| + |B ∩ C ∩ D |– |A ∩ B ∩ C ∩ D|
v Contoh :
Sebanyak 1232 orang mahasiswa mengambil kuliah bahasa inggris , 879 orang mengambil
kuliah bahasa perancis , dan 114 mengambil kuliah bahasa jerman. Sebanyak 103 orang
mengambil kuliah bahasa inggris dan perancis, 23 orang mengambil kuliah bahasa inggris dan
jerman , dan 14 orang mengambil kuliah bahasa perancis dan bahasa jerman. Jika 2092 orang
mengambil paling sedikit satu buah kuliah bahsa inggris, bahasa jerman ., dan perancis, berapa
banyak mahasiswa yang mengambil kuliah ketiga buah bahasa tersebut?
Penyelesaian :
Misalkan :
I = himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa inggris.
P =himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa perancis.
J = himpunan mahasiswa yang mengambil kuliah bahasa jerman.
Maka ,
|I | = 1232 |P | = 879 |J| = 114 | I P | = 103
| I J | = 23 | P J | = 14 dan |I ∪ P ∪ J| = 2092
Penyulihan nilai- nilai diatas pada persamaan
|I ∪ P ∪ J| = |I | + |P | + |J| - | I P | - | I J | - | P J | + |I P J|
2092 = 1232 + 879 + 114 - 103 - 23 -14 + |I P J|
Sehingga |I P J| = 7
Jadi ada 7 orang mahasiswa yang mengambil ketiga buah kuliah bahasa inggris , perancis dan
jerman
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
ii. B = (x | x = 9 dan 2x = 4}
Penyelesaian :
(i) Karena a adalah huruf pertama di dalam abjad maka himpunan A tidak mempunyai elemen, jadi
A = 0.
(ii) Tidak ada bilangan yang memenuhi kedua persamaan x = 9 dan 2x = 4. jadi B = 0.
(iii) Setiap objek adalah bukan dirinya sendiri. Jadi C adalah hampa.
(iv) Bilangan 0 (nol) memenuhi persamaan x + 8 = 8. Jadi D tidak hampa. D={0}.
Ø Bagaimanakah cara kita untuk menunjukkan bahwa himpunan A bukan himpunan bagian dari
suatu himpunan B ?
Buktikan bahwa A = {2,3,4,5} bukan himpunan bagian dari B = {x Ix
ganjil}.
Penyelesaian :
Kita perlu menunjukkan bahwa paling sedikitnya satu elemen dari A tidak termasuk B. Karena
2 € A tetapi 2 B maka A B.
Ø Misalkan V = {d}, W = {c,d}, X = {a,b,c}, Y = {a,b} dan Z = {a,b,d}. Apakah pernyataan-
pernyataan di bawah ini benar ?
(i) Y X
(ii) W Z
(iii) W V
(iv) Z V
(v) V Y
(vi) V X
(vii) V X
(viii) Y Z
(ix) X = W
(x) W Y
Penyelesaian :
(i) Karena setiap elemen dari Y adalah elemen dari X maka Y X adalah benar.
(ii) Benar.
(i) Karena setiap elemen dari V (dalam hal ini hanya satu yaitu d) adalah elemen dari W
maka W V, maka pernyataan salah.
(ii) d V juga Z jadi Z V, benar.
(iii) d V tetapi Y, jadi V Y, benar.
(iv) d V tetapi X, jadi V X, maka pernyataan salah.
(v) a Y dan a Z, b Z, maka Y G, jadi pernyataan salah.
(vi) Salah
(vii) c W tetapi c Y, jadi W Y, maka pernyataan salah.
Penyelesaian :
(i) Maksudnya suatu himpunan yang elemennya suatu himpunan pula, yang elemennya adalah 2
serta 3.
(ii) A adalah suatu himpunan yang elemennya 3, himpunan {4,5} serta 4. Jadi: (a) {4,5} c A adalah
salah, karena {4,5} adalah elemen A. Sedangkan (b), (c), (d) dan (f) benar, (e) salah.
Ø Diketahui himpunan semesta U = {a,b,c d,e}, A = {a,b d}, B = {b,d,e}.
Tentukan: (i) A B, (ii) B A, (iii) B', (iv) B - A, (v) A' B, (vi) A U B', (vii) A' B', (viii) (A B)',
(ix) B' - A', (x) (A B).
Penyelesaian :
(i) A B= {a,b,d,e}.
(ii) B A = {b,d}.
(iii) B' = (U - B = {a,c}.
(iv) B - A={e}.
(v) A' = U - A = {c,e}.
Jadi A' B = {e}.
(vi) A B' = {a,b,c,d}.
(vii) A' B' = {c}.
(viii) (A B)' = U - (A B) = {a,c,e}.
(ix) B' - A' = {a}.
(x) (A By = U - (A U B) = {c}.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dalam pembuatan makalah ini, diantaranya
yaitu:
a. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-lambang yang mempunyai
arti yang dapat didefinisikan dengan jelas mana yang merupakan anggota himpunan dan mana
bukan anggota himpunan.
b. Suatu himpunan biasanya diberi nama atau dilambangkan dengan huruf besar (kapital) A, B,
C, ..., Z. Adapun benda atau objek yang termasuk dalam himpunan tersebut ditulis dengan
menggunakan pasangan kurung kurawal {...}.
c. Himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah himpunan yang memuat semua anggota
atau objek himpunan yang dibicarakan. Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan S.
d. Dengan mempelajari Himpunan, diharapkan kemampuan logika akan semakin terasah dan
memacu kita agar kita mampu berpikir secara logis.
2. Saran
Tanpa kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari aplikasi matematika untuk
kehidupan sehari-hari. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan dalam berbagai disiplin
ilmu yang lainya. Oleh karena itu penulis menyarankan agar kita lebih serius dalam mempelajari
matematika dan jangan dijadikan matematika sebagai sesuatu yang menyeramkan untuk
dipelajari karena matematika adalah bagian sangat dekat yang tak terpisahkan dari kehidupan
kita.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Robert B., Proving Programs Correct, John Wiley & Sons, 1979.
Azmoodeh, Manoochehr, Abstract Dua Types and Algorithms, Macmillan Education, 1988.
Brassad, Gilles & Paul Bratley, Algorithmics, Theory and Practice, Prentice Hall, 1988
Johnsonbaugh, Richard, Discrete Mathematics, , Pentice Hall, 1997
Lipschuts,S; Silaban, P. 1985. Teori Himpunan. Jakarta: Erlangga.
Rosen, Kenneth H., Discrete Mathematics ang Its Applications, , McGraw-Hall Internatiol 1994
http://collegerlearn.blogspot.com/2014/09/belajar-himpunan-matematika di
http://id.wikipedia.org/wiki/Himpunan_(matematika)