Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA

“MENJADIKAN RUMAH TANGGA ISLAM DAN PEMBINAAN ANAK


DALAM AGAMA ISLAM”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA: ALFITRA IRSYAD
NPM: 2114050025
MATA KULIAH: PENDIDIKAN AGAMA
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karna atas limpahan karunia rahmat dan
hidayah-nya yang berupa Kesehatan sehinga makalah yan berjudul “tentang menjadikan rumah tangga
islam dan pembinaan anak dalam agama islam” dapat terselesaikan makalah ini disusun sebagai tugas
mata kuliah Pendidikan agama islam kami berusaha Menyusun makalah ini dengan segala kemampuan,
namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan
maupun segi penyusunan oleh karna itu kritik dan saran yang bersifat membangunkan kami terima
dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya maka semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi para pembacanya atas perhatian dan kesempatan yang di berikan untuk membuat makalah
ini kami ucapkan terima kasih

BANDA ACEH,SENIN
7 MARET 2022

2
DAFTAR ISI

Sampul………………………………………………………..1
Kata pengantar………………………………………………..2
Daftar isi……………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………4
A. Latar Belakang…………………………………4
B. Rumusan Masalah……………………………..5
C. Tujuan…………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………6
1.Pembinaan keluarga dalam islam………………………….6
2.Pembinaan anak dalam islam…………………………...…7

BAB III PENUTUP…….……………………………………11


A.KESIMPULAN……………………………………………11
B.SARAN…………………………………………………….11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara bahasa, keluarga berasal dari dua struktur kata, yakni kata kula dan kata
warga. Kula berarti abdi atau hamba, warga berarti orang yang berhak berbicara
atau bertindak (Mahmud, Heri Gunawan, Yuyun Yulianingsih. 2013:128). Kamus
Umum Bahasa Indonesia (1976:471) menyebut keluarga dengan arti sanak saudara
yang bertalian darah karena faktor keturunan yang dihasilkan atas dasar
perkawinan. Yayat hidayat (2008:31) mengemukakan bahwa dalam sebuah
keluarga minimal terdapat suami istri dan anak-anak yang dilahirkan atas hasil
perkawinan yang syah menurut ajaran agama. Dalam bahasa Arab, keluarga
disebut dengan asyirah, ‘ailah, usrah, ahillah dan sulalah. Semua kata tersebut
memiliki makna yang sama dengan pengertian keluarga sebagaimana dijelaskan
dalam pengertian Indonesia. Pengertian dimaksud adalah sesuatu dapat dianggap
sebagai keluarga apabila terdapat bapak, ibu dan anak-anak yang tinggal dalam
rumah mereka. Mereka satu sama lain terkait oleh komitmen bersama dan memiliki
hak yang sama dalam menentukan arah dan kebijakan yang akan ditempuh di
dalamnya. Keluarga merupakan unit terkecil dalam struktur masyarakat yang
dibangun di atas perkawinan/pernikahan terdiri dari ayah/suami, ibu/istri dan anak.
Pernikahan sebagai salah satu proses pembentukan suatu keluarga, merupakan
perjanjian sakral (mitsaqanghalidha) antara suami dan istri.
Kata “keluarga” menurut makna sosiologi (Family-Inggris) berarti kesatuan
kemasyarakatan (sosial) berdasarkan hubungan perkawinan atau
pertalian darah.

4
B.Perumusan Masalah

1. Bagaimana konsep Keluarga Sakinah dalam Islam ditinjau dari analisis Ilmu
Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Tujuan Pendidikan Keluarga ditinjau dari Ilmu Pendidikan Islam?

3. Langkah apa saja yang harus diperhatikan dalam upaya membentuk keluarga
sakinah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Konsep Keluarga Sakinah dalam Islam berdasarkan analisi

Ilmu Pendidikan Islam

2. Mengetahui Tujuan Pendidikan Keluarga ditinjau dari Ilmu Pendidikan Islam

Mengetahui langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menciptakan keluarga yang


Sakinah

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pembinaan Keluarga Dalam Islam

 Dalam membina keluarga sudah tidak bisa kita pungkiri bahwasanya kita pasti dihadapkankepada
suatu permasalahan, disini islam juga mengajarkan cara membina suatu keluaraga agartetap
  sakinah, mawaddah, warahmah
yang meliputi:

1.Memperkokoh rasa cinta kita dan saling menjaga kehormatanBaik suami maupun istri harus senantiasa
menjaga kehormatan/harga diri. Seorang istrisebaiknya bila dipandang menyenangkan suaminya. Semua
dilakukan dengan niat iklas.

2.Saling menghormati dan menghargaiAllah Swt berfirman:"


Bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) dengan cara
yang  patut/baik. Kemudian  bila  kamu  tidak menyukai  mereka, maka bersabarlah  karenamungkin kamu
tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak
" (Q.S.AnNisa:9)Artinya disini ada respect (penghargaan) satu sama lain. Setiap manusia sangat
merasasuka bila dirinya dihargai dan dihormati. Itulah makanya banyak sekali keutuhan rumahtangga
memudar dikarenakan tidak adanya penghargaan ataupun penghormatan terhadap pasangan kita.

3. Menjaga rasia dan tidak menyebarkan kekurangan pasangan kita masing-masing.

4.Istrimu adalah pakaian bagimu, demikian pula suamimu adalah pakaian bagimu. Olehkarena itu jangan
sampai kekurangan yang ada pada pasangan kita sampai keluar darirumah. Menjelekkan pasangan kita
sama saja dengan mengotori pakaian kita sendiri(menjelekkan dirimu sendiri).Bila ada masalah
sebaiknya diselesaikan dengan cara yangdingin, bahkan dapat pula diselesaikan ditempat tidur.

5.Kerjasama (ta'awun)antara suami istri

6.Memfungsikan keluarga kita dengan optimal guna membentukmanusia paripurna,muttaqin.


 
Adalah penting bagi orang tua mengajarkan anaknya pendidikan agama sejak dini. Anakmerupakan
amanah Allah kepada orangtuanya. Dari Abu Hurairah,
  Rasulullah s.a.wbersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci yakni Muslim).  Kedua
orangtuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi." (Bukhari)
Pendidikan agama Islam sejak dini sangat penting terutama didalam membentuk karakteranak. Ketika
ada kesalahan pada anak, segera tegur, namun tegurlah dengan cara yang baik,
tidak dengan kekerasan. Sebab bila kita mendidik dengan kekerasan maka generasiyang terbentuk akan
keras juga. Ajarkan anak untuk menjadi manusia yang muttaqinyaitu senantiasa menjalankan
perintahNya dan menjauhi laranganNya. Suami juga harusmendidik istrinya,menjadi istri yang baik. Bila
istri ada kesalahan maka tergurlah, bila
tidak didengar setelah ditegur sekali dua kali, tiga kali, maka berpisah
ranjanglah, bila tidak mempan juga maka pukullah (pukul disini maksudnya ditegur dengan keras).Jadi
mendidik keluarga disini sangatlah penting dalam rangka membentuk manusia yang paripurna (muttaqin).

6
2. Pembinaan Anak Dalam Islam
Metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti "melalui" dan thodos berarti
"jalan" atau "cara".1 Dengan demikian metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Metode diartikan juga sebagai sarana untuk menemukan, menguji dan
menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin sesuatu. 2 Metode pada
hakikatnya adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan. 3 Jadi, sebuah metode perlu diarahkan pada
pencapaian tujuan kependidikan yang telah dirumuskan tersebut.
Dalam bahasa Arab kata metode diungkapkan dalam berbagai kata,
seperti al-thariqah, manhaj dan al-wasilah. Al-tariqah berarti jalan, manhaj dan alwasilah berarti
perantara atau mediator. Kata al-Thariqah dalam Al-Qur'an dihubungkan sebagai jalan menuju neraka
(Q.S: 4:169), terkadang juga dihubungkan dengan sifat dari jalan lurus, seperti al-thariqah al-mustaqim
yang berarti jalan yang lurus (Q.S: 46:30). Ada juga Al-thariqah fi-al-bahr yang berarti jalan (yang kering)
di laut (Q. S: 20: 77). Di samping itu diartikan juga kepatuhan kepada jalan "Dan bahwasanya jikalau
mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberikan minum
kepada mereka air yang segar" (rezeki yang banyak) (Q.S: 72: 16). Dan juga thariqah berarti tata
surya atau langit. "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah
langit) dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan Kami" (Q.S: 23: 17).
Metode pembinaan anak shalih dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk membimbing anak
sehingga anak dapat dibina agar dapat berprilaku ideal dalam kehidupannya yang shalih sesuai dengan
tuntunan agama. Ada banyak sekali metode yang bisa digunakan dalam melakukan
_____________
pembinaan anak shalih dalam kependidikan Islam, di antara sebagiannya adalah sebagai berikut:
1. Metode Suri Tauladan
Kata teladan dalam al-Qur'an indentik dengan kata uswah yang kemudian diberi sifat hasanah di
belakangnya yang berarti baik. Kata uswah dicontohkan pada Nabi Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim,
"Dalam diri Rasulullah itu kamu dapat menemukan teladan yang baik."(Q.S. 33: 21). Metode teladan ini
dianggap penting karena aspek agama yang mengandung akhlak yang termasuk dalam kawasan afektif
yang terwujud dalam bentuk tingkah laku (behaviroral).4 Tentang keteladan Nabi Ibrahim dijelaskan Allah
yang Artinya: " Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang
yang bersama dengan Dia; …" (Q.S. Ibrahim: 4).
Anak akan memperoleh banyak manfaat dari aneka metode pendidikan melalui pemberian keteladanan,
sebab biasanya pemahaman mereka bergantung pada hal-hal yang kongkret. Anak-anak belum mampu
memahami konsep yang universal dan abstrak kecuali dengan menggunakan contohcontoh yang
kongkret, terutama bagi anak didik yang berusia dini. Pembinaan anak melalui metode teladan termasuk
salah satu cara paling efektif dalam kependidikan Islam. Anak yang baik lebih cenderung meneladani
prilaku orang tua dan guru nya yang menjadi panutannya. Islam. Jika kedua orang tuanya berprilaku
shalih, maka prilaku anak akan berusaha menyerupai orang tuanya. Bergitu pula sebaiknya.
Usaha memperbaiki orang lain merupakan bagian dari usaha memperbaiki diri sendiri. Tidak mungkin
mengharapkan anak yang shalih, jika orang tuanya tidak shalih. Untuk itu, keteladanan orang
tua/pendidik sangat dituntut dalam proses pembinaan pendidikan anak. Keteladanan orang tua/pendidik
memegang peranan penting dalam membentuk anak untuk berpegang teguh kepada agama, baik aqidah
maupun tingkah lakunya di setiap
_____________
saat, sehingga siswa berada di jalan lurus dan selalu mengerjakan yang baik yang diridhai Allah SWT.
Tauladan ini merupakan salah satu strategi yang berpengaruh dalam menanamkan nilai aqidah dalam
jiwa anak dan membina akhlaknya. ”Rasulullah dalam membina umatnya ke jalan yang benar selalu
dengan suri teladan”. Dalam hal ini Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya:

1 H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdesipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 83.
2 Imam Bernadib, Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan IKIP
Yogyakarta, 1990), 85.
3 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma'arif, 1991), 183.
4 Muhammad Quthb, Sistem Pemikiran Islam, Terj. Djohar Bahri, (Bandung: Al-Ma'arif, 1984), 183.

7
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu telah ada suri teladan yang baik bagimu”(Q.S.al-
Ahzab : 21)
Rasulullah SAW sejak kecil telah memberikan teladan yang baik bagi umat manusia. Ia adalah seorang
yang jujur, rajin, sopan santun, membenci kemusyrikan dan sebagainya. Ini merupakan contoh yang
patut diikuti oleh umat Islam. Dengan demikian, seorang orang tua atau guru dalam melakukan
pembinaan anak harus senantiasa memberikan contoh teladan, agar jiwa anak akan terisi dengan nilai-
nilai Islami.
Perilaku orang tua yang shalih adalah pendidikan nyata yang dapat langsung dilihat oleh anak dalam
pergaulan sehari-hari. Jika sang anak melihat prilaku ayahnya berbakti kepada orang tuanya baik, maka
prilaku sang ayah adalah pendidikan dan contoh nyata bagi sang anak. Untuk itu, keshalihan sang anak
sangat ditentukan oleh kesalehan orang tuanya. Bahkan dalam sebuah ayat Allah menyebutkan artinya:
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (Q.S
ash-Shaff : 3)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah akan melaknat terhadap siapa saja yang kebaikannya hanya terbatas
di bibir saja tanpa diimplementasikan lewat amal perbuatannya. Keteladanan dari si pendidik tidak hanya
terbatas pada retorika semata, melaikan harus mampu diwujudkan dalam prilaku tindakan dan teladan
yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ibrahim Amini menyebutkan bahwa “Nasihat yang akan masuk
dalam telinga dan sangat bermanfaat adalah nasihat yang tidak diucapkan oleh kata-kata tapi dijelmakan
dalam perbuatan”5

_____________
Untuk itu, orang tua dan pendidik lainnya harus mampu menunjukan prilaku yang nyata kepada anak
agar ia dapat menirunya secara langsung. Prilaku teladan yang baik sangat luas bentuknya, Seperti tutur
kata lemah lembut pada anak, cara ber’ubudiyah terhadap Allah dan lain sebagainya. Kesemuaan
tersebut perlu diperlihatkan kepada anak dengan ketulusan hati yang iklas sehingga anak menjadi pribadi
yang shalih dan shaliha.
2. Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan haruslah bersinergi dengan metoe keteladaanan dalam pembinaan anak. Proses.
Al-Qur'an menjadikan pembiasaan itu sebagai salah satu teknik atau metode pendidikan. Lalu ia
mengubah seluruh sifat-sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu
tanpa terlalu payah, tanpa kehilangan banyak tenaga, dan tanpa menemukan banyak kesulitan. Hal itu
merujuk pada metode pembiasaan yang dilakukan Rasulullah dalam menguatkan hafalannya. Rasulullah
berulang-rulang berdoa dengan doa yang sama sehingga menyebabkan beliau hafal doa tersebut dan
sahabat yang mendengarkan doa tersebut ikut juga terhafal.
Al-Qur'an menggunakan kebiasaan tidak terbatas yang baik dalam bentuk perbuatan melainkan juga
dalam bentuk perasaan dan pikiran. Dengan kata lain pembiasan yang ditempuh Al-Qur'an juga
menyangkut segi pasif dan aktif. Kedua segi ini tergantung pada kondisi sosial ekonomi, bukan
menyangkut kondisi kejiwaan yang berhubungan erat dengan akidah atau etika. Sedangkan yang bersifat
aktif atau menuntut pelaksanaan, ditemukan pembiasaan secara menyeluruh. 6
Islam memberi nasehat agar selalu membiasakan diri untuk berbuat baik. Pembisaan anak terhadap
prilaku baik dapat dilakukan kapan dan dimana saja. Seseorang orang tua bisa mengajak anak untuk
membantu pekerjaan orang tuanya dalam mewujudkan prilaku anak agar terbiasa untuk berbakti kepada
orang tua. Bergitu juga dengan membiasakan anak shalat di mesjid, hal itu akan menumbuhkan sikap
yang mengekang di dalam diri anak
_____________
untuk senantiasa ber’ubudiyah kepada Allah Swt. Pembiasaan-pembiasaan ini akan menanamkan psikis
anak untuk terbiasa dengan hal-hal yang ma’ruf. Sehingga kalaupun suatu saat anak itu terasa jauh dari
hal-hal yang ma’ruf, maka secara spontan kebiasaan-kebiasaan itu akan muncul/terkenang kembali
sehingga terasa kangen untuk dilakukan.

5 Ibrahim Amini, Agar..., 107.


6 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an, (Bandung: Mizan, 1982), 176.

8
3. Metode Ceramah/Nasehat
Metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan Islam yang mana para pendidik mengunakan
model ceramah dalam rangka melakukan pembinaan terhadap pendidikan anak. 7
Penggunaan metode ceramah dalam upaya membentuk anak shalih ini sangat diperlukan karena dengan
ceramah banyak hal yang bisa diberitahukan kepada anak didik. Dengan menggunakan metode ceramah
guru mengajarkan kepada anak tentang aplikasi perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama, sehingga
penggunaan metode ceramah tidak bisa dikesampingkan dalam upaya membina anak shalih. Hasil positif
terbesar yang didapat dari metode ceramah/nasehat ini adalah tidak perlunya para guru menggunakan
hukuman untuk menghukum anak-anak, karena bagi anak-anak cukuplah pemberian nasehat sebagai
alternatif bagi mereka yang membuat kesalahan.
4. Metode Kisah-kisah
Istilah kisah dalam Al-Qur'an disebut Qasas berarti berita yang berurutan. Qasas Al-Qur'an adalah
pemberitaan Qur'an tentang hal ikhwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan
peristiwaperistiwa yang telah terjadi. Al-Qur'an banyak mengandung keterangan tentang kejadian pada
masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia
menceritakan keadaan mereka dengan cara yang menarik dan mempesona. 8
Metode ini sangat bermamfaat dalam pembinaan anak. Anak dapat belajar lewat metode kisah
yang diceritakan dalam al Qur’an. Seperti kisah
_____________
ketaatan Ismail kepada Allah dan orang tuanya. Bergitu juga dengan kisah keshalihan dalam Surat
Lukman yang dapat mengantarkan anak kepada ketaatan kepada Allah Swt. Oleh karena itu, Islam
mengeksploitasi cerita itu dijadikan salah satu teknik pendidikan. Menggunakan berbagai jenis cerita
seperti, cerita sejarah faktual yang menampilkan suatu contoh kehidupan manusia yang dimaksudkan
agar kehidupan manusia bisa seperti pelaku yang ditampilkan oleh contoh tersebut. artinya: Dan kalau
Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajatnya) dengan ayat-ayat itu, tetapi dia
cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti
anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika membiarkannya dia mengulurkan
lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, maka
ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Amat buruklah perumpamaan orang-
orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim. (Q.S.
Al-A’raaf : 176-177). Penggunaan metode kisah bisa digunakan oleh orang tua selaku pendidik dalam
hal menceritakan tentang kisah-kisah teladan yang baik yang harus dicontoh oleh anak. Seperti
menceritakan tentang kisah keteladanannya para nabi, ketaatan para nabi kepada Allah, dan lain
sebagainya. Upaya-upaya ini akan membangkitkan anak untuk termotivasi menjadi teladan-teladan yang
baik juga, seperti keteladananya nabi Ismail dan lain sebagainya. Di samping itu, orang tua juga bisa
mengangkat cerita-cerita yang sebaliknya, yang durhaka terhadap Allah dan orang tua. Seperti contoh
kisah kedurhakaan anak Nuh kepada Allah Swt dan Orang tua, sehingga ditenggelamkan dalam lautan
air. Kisah sa’labah yang lupa diri kepada pemberian Allah dan lain sebagainya. Cerita-cerita ini sangat
bermamfaat bagi pembinaan anak sehingga menjadi anak yang shalih dan shaliha.
5. Metode Diskusi
Al-Qur'an juga menggunakan metode ini dalam mendidik dan mengajarkan manusia dengan
tujuan lebih memantapkan pengertian, dan sikap pengetahuan mereka terhadap sesuatu masalah. 9
Perintah Allah dalam hal ini, bertujuan untuk mengajak ke jalan yang benar dengan hikmah dan
mau'izhah yang baik dan membantah mereka dengan berdiskusi yang baik.
Artinya: "Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik…
(Q.S. Al-’Akabut: 46).

Diskusi yang baik adalah tidak memonopoli pembicaraan, saling menghargai pendapat orang lain,
kedewasaan pikiran, emosi, berpandangan luas dan lain-lain.

7 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Cet III, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 106.
8 Manna Khlmil al-Qatthan, Studi Ilmu-ilmu Qur'an, terj. Mudzakir AS, (Jakarta: Lentera Antar Nusa,
2000), 436
9 Al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Johar Bahri, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), 26.

9
Dari sejumlah metode di atas Al-Qur'an juga menggunakan metode perintah dan larangan, metode
pemberian suasana, (situasional), metode mendidik kelompok (mutual education), metode instrinsik,
metode bimbingan dan penyuluhan, metode perumpamaan, metode taubat dan ampunan dan metode
penyajian.10
Dalam menerapkan suatu metode dalam setiap situasi pembinaan haruslah mempertimbangkan dan
memperhatikan berbagai kemungkinankemungkinan yang dapat mempertinggi mutu dan efektifitas suatu
metode tertentu. Kalau tidak, maka bukan saja akan berakibat proses pengajaran terhambat, akan tetapi
akan berakibat lebih jauh, yaitu tidak tercapai tujuan pembinaan sebagaimana yang telah ditetapkannya.
Makanya perlu digunakan teknik dalam penerapan suatu metode untuk membentuk kehidupan anak yang
shalih dan shalihah.
 

BAB III

10 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan …, 107.

10
PENUTUP

A.Kesimpulan
 
1.Arti dari pernikahan disini adalah bersatunya dua insane dengan jenis berbeda yaitu laki-laki dan
perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan perjanjian atau akad

.2.Hikmah dalam pernikahannya itu yaitu :


a.Mampu menjaga kelangsungan hidup manusia dengan jalan berkembang biak dan berketurunan. 
b.Mampu menjaga suami istri terjerumus dalam perbuatan nista dan mampumengekang syahwat seta
menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan.
c.Mampu menenangkan dan menentramkan jiwa dengan cara duduk-duduk dan bencrengkramah
dengan pacarannya.
d.Mampu membuat wanita melaksanakan tugasnya sesuai dengan tabiat kewanitaanyang diciptakan.

3.Tujuan pernikahan :
a.Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi 
b.Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur
c.Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
d.Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah
e.Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih

4.Pembinaan Keluarga Dalam Islam


a.Memperkokoh rasa cinta kita dan saling menjaga kehormatan 
b.Saling menghormati dan menghargai
c.Menjaga rahasia dan tidak menyebarkan kekurangan pasangan kita masing-masing.
d.Kerjasama (ta'awun)antara suami istri
e.Memfungsikan keluarga kita dengan optimal guna membentukmanusia paripurna,muttaqin

B.Saran
 Dari beberapa Uraian diatas jelas banyaklah kesalahan serta kekeliruan, baik disengajamaupun tidak,
dari itu kami harapkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki segala keterbatasanyang kami punya,
sebab manusia adalah tempatnya salah dan lupa

11
12

Anda mungkin juga menyukai