Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HADIST TENTANG PENDIDIKAN KELUARGA

MATA KULIAH HADIST

Dosen Pengampu
Al. Mujahid, M.Ag

Disusun Oleh :

NOPITA ANGGUN SARI NIM.2019.01.203


PERDIANSYAH NIM.2019.01.209
PIRA ALVIONITA NIM.2019.01.210
RESI NIM.2019.01.104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH AL – ITTIFAQIAH
INDRALAYA
2022
DAFTAR ISI

Cover ....................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan Keluarga ......................................................................... 3


B. Hadist Tentang Pendidikan dalam Keluarga ................................................ 4
C. Konsep Pendidikan Keluarga .......................................................................... 6

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al Quran dan Hadist adalah kitab suci yang Allah swt turunkan kepada
umat manusia agar dijadikan sebagai pedoman hidup. Oleh karena itu Al Quran
dan Hadist penuh dengan petunjuk dan tuntunan yang mencakup seluruh aspek
dan sektor kehidupan manusia. Termasuk di dalamnya adalah petunjuk dan
tuntunan dalam membangun kehidupan rumah tangga. Setiap manusia pasti
menginginkan memiliki kehidupan rumah tangga yang harmonis yang di
dalamnya terdapat sakinah, mawaddah dan rahmah, ada ketentraman, kedamaian
serta cinta dan kasih sayang yang tumbuh sumbur di dalamnya sehingga tercipta
rumah tangga yang harmonis. Diantara petunjuk dan tuntunan Allah swt yang
terkait dengan kehidupan rumah tangga adalah terdapat hadist-hadist nabi yang
menganjurkan pendidikan keluarga.1
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak.
Dalam kehidupan anak tentunya keluarga merupakan tempat yang sangat vital.
Anak-anak memperoleh pengalaman pertamanya dari keluarga. Dalam keluarga
peranan orang tua sangatlah penting. Mereka merupakan model bagi anak. Ketika
orang tua melakukan sesuatu anak-anak akan mengikuti orang tua mereka.2
Hal ini disebabkan anak dalam masa meniru. Orang tua yang satu dengan
orang tua yang lainnya dalam mendidik anak-anak tentunya juga berbeda. Mereka
mempunyai suatu gaya atau tipe-tipe tersendiri. Dan tentunya gaya-gaya tersebut
akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Oleh karena itu lingkungan
keluarga sangatlah penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak terutama
perkembangan sosio-emosinya. 3

1
Nurdiana Sari, Studi Tentang Pendidikan Keluarga Dalam Tinjauan Hadis Nabi, (Jurnal
Dewantara, 2020), Vol 10 (2), hlm 147-148.
2
Ibid, hlm 148
3
Ibid,

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Tujuan Pendidikan dalam Keluarga?
2. Apa Saja Hadist Tentang Pendidikan dalam Keluarga?
3. Bagaimana Konsep Pendidikan Keluarga?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Tujuan Pendidikan dalam Keluarga.
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Hadist Tentang Pendidikan dalam Keluarga.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Pendidikan Keluarga.

2
. BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan dalam Keluarga

Pendidikan keluarga mencakup seluruh aspek dan melibatkan semua


anggota keluarga, mulai dari bapak, ibu dan anak-anak. Namun yang lebih
penting adalah pendidikan itu wajib diberikan orang tua (orang dewasa) kepada
anak-anaknya. Anak bukanlah sekedar yang terlahir dari tulang sulbi, atau anak
cucu keturunan kita saja, namun termasuk juga anak seluruh orang muslim
dimana pun mereka berada atau berasal dari kebangsaan mana pun. Kesemuanya
adalah termasuk generasi umat yang menjadi tempat bertumpu harapan kita, untuk
dapat mengembalikan kesatuan umat seutuhnya.4
Keluarga ideal sangat kuat pengaruhnya dalam memproses lahirnya anak
yang pandai. Dengan demikian diperlukan orang tua yang secara sadar
memberikan perhatian dan dorongan terhadap bakat-bakat yang dimiliki anaknya.
Orang tua yang waspada dan penuh perhatian, bukanlah orang tua yang
melakukan pemaksaan agar sang anak memilih bidang tertentu. Apabila keluarga
sudah merencanakan untuk mempersiapkan anaknya, barangkali keluarga tidak
akan berhasil, disebabkan keluarga telah menggunakan pendekatan pemaksaan.
Secara empirik keluarga bukanlah orang tua yang bertipe otoriter atau berpola
induk, tapi orang tua yang demokratik.5
Dengan demikian orang tua dituntut untuk menjadi pendidik yang
memberikan pengetahuan pada anaknya, sikap dan keterampilan yang memadai,
memimpin keluarga dan mengatur kehidupannya, memberikan contoh sebagai
keluarga yang ideal, dan bertanggung jawab dalam kehidupan keluarga, baik

4
Nurdiana Sari, Studi Tentang Pendidikan Keluarga Dalam Tinjauan Hadis Nabi, (Jurnal
Dewantara, 2020), Vol 10 (2), hlm 149.
5
Srifariyati, Pendidikan Keluarga Dalam Al- ( Kajian Tafsir Tematik), (Jurnal Madaniyah,
2016), Vol 2 (11), hlm 233-234

3
jasmani maupun rohani. Di antara tujuan pendidikan orang tua kepada anaknya
adalah:6
1. Memberikan dasar pendidikan budi pekerti yaitu, norma pandangan hidup
walaupun masih dalam bentuk yang sederhana.
2. Memberikan dasar pendidikan sosial yaitu, melatih anak didik dalam tata cara
bergaul yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.
3. Memberikan dasar pendidikan intelek yaitu, anak diajarkan kaidah pokok
dalam percakapan, dan bertutur bahasa yang baik.
4. Memberikan dasar pembentukan kebiasaan yaitu, pembinaan kepribadian
yang baik dan wajar dengan membiasakan kepada anak untuk hidup teratur,
bersih, tertib, disiplin, rajin, yang dilakukan secara bertahap tanpa ada unsur
paksaan
5. Memberikan dasar pendidikan kewarganegaraan yaitu, memberikan norma
nasionalisme dan patriotisme, cinta tanah air dan berprikemanusiaan yang
tinggi.

B. Hadist Tentang Pendidikan dalam Keluarga


1) Hadits Tentang Berbakti Kepada Ibu-Bapak

Artinya: “Dari Abu Hurairota r.a. berkata: Ada seorang laki-laki menghadap
kepada Rasulullah SAW lalu ia berkata: Saya berjanji kepada Engkau,
wahai Rasulullah untuk berhijrah dan berjuang agar mendapatkan
pahala dari Allah. Beliau bersabda: Apakah salah seorang dari kedua
orang tuamu masih hidup? Laki-laki itu menjawab: Ya, masih. Beliau

6
Chabib Thoha, Kapita Selakta Pendidikan Islam , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),
hlm 112.

4
bersabda pula: Pulanglah kamu kepada kedua orang tuamu dan
dampingilah keduanya dengan baik.” (H.R. Muslim).7

2) Hadits Tentang Tanggung Jawab Kepala Rumah Tangga

Artinya: “Aisyah RA menceritakan, bahwa pada suatu kali datanglah Hindun


binti „Utbah, yaitu isteri Abu Sufyan menemui Rasulullah SAW seraya
berkata, “Hai Rasulullah! Abu Sufyan itu ialah laki-laki yang kikir,
sehingga tidak diberinya saya nafkah yang memadai untukku, kecuali
hanya dengan mengambil hartanya tanpa sepengetahuannya. Apakah
saya berdosa dengan begitu?” Jawab Beliau, “Ambillah sebagian
hartanya itu dengan niat baik secukupnya yaitu untukmu dan anak-
anakmu.” (Mutafaq Alaih)8

3) Hadits Tentang Tugas-Tugas Istri Atau Ibu

Artinya: “Dan seorang istri adalah penanggung jawab (pemimpin) di dalam rumah
suaminya dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya atas tugas dan
kewajiban itu.” (HR. Bukhori dan Muslim)9

7
Romdoni Muslim, 300 Hadits Akhlak, (Jakarta: Restu Ilahi, 2004).
8
Nurdiana Sari, Studi Tentang Pendidikan Keluarga Dalam Tinjauan Hadis Nabi, (Jurnal
Dewantara, 2020), Vol 10 (2), hlm 150.
9
Ibid, hlm 151.

5
4) Hadits Tentang Pendidikan Terhadap Anak

Artinya: “Berkata Mu‟ammal ibn Hisyam Ya‟ni al Asykuri, berkata Ismail dari
Abi Hamzah, berkata Abu Dawud dan dia adalah sawwaru ibn Dawud
Abu Hamzah Al Muzanni Al Shoirofi dari Amru ibn Syu‟aib dari
ayahnya dari kakeknya berkata, berkata Rasulullah SAW: Suruhlah
anakmu melakukan sholat ketika berumur tujuh tahun. Dan pukullah
mereka karena mereka meninggalkan sholat ketika berumur sepuluh
tahun. Dan pisahlah mereka (anak laki-laki dan perempuan) dari tempat
tidur.” (H.R. Abu Dawud)

C. Konsep Pendidikan Keluarga

a) Periode Konsepsi
Terbentuknya keluarga yang sakinah serta anak-anak yang Shalih/shalihah
sebagai representasi keberhasilan pendidikan keluarga, memerlukan proses yang
sangat panjang. Proses tersebut bahkan harus diawali saat pemilihan pasangan
hidup sampai dengan saat-saat menjelang kelahiran sang anak. Hal ini dipandang
penting, sebab suami dan isteri dalam komunitas keluarga merupakan pelaku
pendidikan yang berperan sebagai ayah dan ibu dalam keluarga. Berhasil ataupun
gagalnya proses pendidikan dalam keluarga, akan sangat bergantung pada kualitas
suami dan istri, serta pola kerjasama yang terbangun di dalamnya. Hal inilah yang
menjadikan, periode konsepsi dalam pemilihan pasangan hidup menjadi bagian
yang turut menentukan kualitas keluarga yang nantinya akan terbentuk. 10

10
Syahrial Labaso, Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Al-Qur`An Dan Hadis,
(Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2018), Vol 15 (1), hlm 62.

6
Secara eksplisit, Rasullulah saw, telah memberikan gambaran mengenai
hal tersebut, yakni melalui hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam
Muslim: “Perempuan itu dinikahkan karena empat perkara, yaitu karena
hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, atau karena agamanya.
Akan tetapi pilihlah berdasarkan agamanya niscaya selamat dirimu.”(HR.
Bukhari dan Muslim).11
Hadis tersebut mengambarkan bahwa, proses pernikahan yang
dilaksanakan untuk membentuk ikatan keluarga, tidak hanya terjadi secara natural,
namun memiliki standarisasi yang harus dipenuhi. Standarisasi tersebut
merupakan upaya konstruktif yang bertujuan untuk memastikan bahwa keluarga
tersebut dapat menjadi keluarga yang sakinah, sehingga pada gilirannya nanti
akan mampu mencetak generasi-generasi emas yang produktif serta berakhlaqul
karimah.

b) Periode Prenatal
Ajaran Islam menyebutkan bahwa masa kehamilan (prenatal), merupakan
masa yang menentukan bagi kehidupan masa depan anak. Apa yang dirasakan
anak ketika masih berada dalam kandungan, digambarkan sebagai situasi yang
akan dialami dalam kehidupan selanjutnya Dahulu para ahli pendidikan
berpendapat, bahwa pendidikan anak secara aktif dimulai setelah anak tersebut
berumur 7 tahun. Kemudian berkembang pendapat baru, bahwa pendidikan anak
secara akif dimulai setelah anak berumur 4 tahun yakni pendidikan Taman Kanak-
kanak (TK). Pendapat tersebut lama bertahan. Namun muncul pendapat baru yang
menyatakan bahwa pendidikan anak secara aktif dimulai sejak anak tersebut lahir.
Hasil temuan terbaru dewasa ini, mengantarkan pada kenyataan bahwa pendidikan
anak sebenarnya secara aktif telah dimulai saat istri positif mengandung, terutama
saat bayi yang ada dalam kandungannya telah dapat bergerak, sebagai pertanda
telah mendapat ruh (nyawa).12

11
Ibid, hlm 63.
12
Zuhairini, Islam dan Pendidikan Keluarg Dalam Qou Vadis Pendidikan Islam
Pembacaan Realitas Pendidikan Islam, Sosial Keagamaan, (Malang: UIN Malang Press, 2006.

7
c) Periode Post Natal
Pendidikan keluarga pad periode post natal, dipahami ole penulis sebagai
pola pendidikan keluarga yang dilakukan setela anak lahir ke dunia, pendidikan
keluarga pada periode ini oleh penulis diaplikasikan kepada masing-masing pihak
yang terlibat secara aktif di dalam proses pendidikan tersebut. Pendidikan
keluarga sesungguhnya merupakan proses pendidikan, yang dilakukan kepada
semua pihak yang menjadi komponen pelaku utama dalam keluarga, yang
meliputi Pendidikan Suami, Pendidikan Istri, Pendidikan Orang Tua, dan
Pendidikan Anak.13

13
Syahrial Labaso, Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Al-Qur`An Dan Hadis,
(Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2018), Vol 15 (1), hlm 65.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam tulisan ini, dapat dipahami bahwa konsep dasar
pendidikan keluarga secara umum bertujuan untuk melahirkan lingkungan
pendidikan bagi anak sebagai peserta didik dalam keluarga, dimana orang tua
(ayah dan ibu) berperan sebagai pendidik. Hasil dari proses pendidikan tersebut,
ialah seorang anak diharapkan mendapatkan gambaran awal yang menjadi
representasi dalam kehidupannya. Representasi awal yang diterima dan diyakini
anak sebagai kebenaran dalam keluarganya akan membentuk paradigma
mendasar, yang kelak akan menentukan perilaku dan karakter sang anak hingga
menjadi dewasa di lingkungan sosialnya. Sehingga esensi yang sangat mendasar
dalam pendidikan keluarga ialah melakukan proses penanaman nilai (Values)
yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya, sebagai proses reigenerasi dalam
keluarga. Adapun dalam pandangan Al- Qur’an dan Hadis, pendidikan keluarga
dipahami sebagai bentuk proses pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai
akidah Islam yang meliputi: pendidikan suami, pendidikan istri, pendidikan orang
tua, dan pendidikan anak. Dengan prinsip prinsip dasar berupa kasih sayang,
demokratis, kesabaran, kemandirian, kemanusian, dan kedisiplinan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Labaso, Syahrial. 2018. Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Al-Qur`An Dan
Hadis. Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol 15 (1). hlm 60- 65.

Muslim, Romdoni. 2004. 300 Hadits Akhlak. Jakarta: Restu Ilahi.

Sari, Nurdiana. 2020. Studi Tentang Pendidikan Keluarga Dalam Tinjauan Hadis
Nabi. Jurnal Dewantara. Vol 10 (2). hlm 150.

Srifariyati. 2016. Pendidikan Keluarga Dalam Al- ( Kajian Tafsir Tematik). Jurnal
Madaniyah. Vol 2 (11). hlm 233-234.

Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selakta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm
112.

Zuhairini, 2006. Islam dan Pendidikan Keluarg Dalam Qou Vadis Pendidikan Islam
Pembacaan Realitas Pendidikan Islam, Sosial Keagamaan. Malang: UIN Malang
Press.

10

Anda mungkin juga menyukai