Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TAFSIR

(As-Syuára Ayat 13, Ali Imran Ayat 19,67,83 dan Al-Hajj Ayat 17)

Kelompok 10

Disusun Oleh :

Resi : 2019. 01. 104


Aji Umar :
Rahil yanti :

Dosen Pengampuh
Dr. H. Pathur Rahman, M.Ag

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM ILMU AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH


INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

TAHUN AKADEMIK 2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamuálaikum. Wr. Wb
Alhamdulillah, puja dan puji syukur Kami haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala
yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat membuat makalah TAFSIR
Tujuan penulisan makalah ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk lebih mengkaji
dan memperdalam pengetahuan kita tentang Tafsir selama ini. Meskipun demikian kami
mengakui bahwa apa yang kami sajikan kedalam makalah ini masih banyak kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kami berterimakasih atas kritik dan saran
dari para pembaca yang budiman yang sangat membangun, diharapkan untuk selanjutnya,
jikalau di dalam makalah ini terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari
Allah Subhanahu Wata’ala sebaliknya, kalau di dalamnya terdapat kekurangan dan ketidak
sempurnaan semuanya itu karena kekurangan dan keterbatasan kami sendiri. Demikian
Kami Akhiri
Wassalamuálaikum. Wr. Wb

Indralaya, 24 Desember 2022


                                                                                                      Pemakal

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Kandungan dan isi tafsir surah As Syuára ayat 13.....................................4
B. Kandungan dan isi tafsir surah Ali Imram ayat 19,67,83...........................8
C. Kandungan dan isi tafsir surah As Syuára ayat 17.....................................5
BAB III : PENUTUP................................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................................10
B. Saran…………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an adalah satu-satunya wahyu yang paling indah yang diturunkan Allah SWT
kepada nabi Muhammad s.a.w. di dalamnya ada tanda-danda bukti kebesaran-Nya yang tiada
tara. Patut disyukuri dan dijadikan pegangan hidup untuk manusia-manusia yang mau
berfikir.
Di antaranya adalah Surat As Syuára, Ali Imran dan Al Hajj yang akan dibahas. Yang
secara garis besar isi dari ayat-ayat tersebut adalah pengukuhan Islam sebagai agama yang
benar di sisi Allah SWT. Selain itu dari ayat-ayat tersebut juga banyak sekali kandungan-
kandungan pelajaran sebagai bekal kita dalam kehidupan beragama.
Oleh sebab itu, Kami pemakalah menyusun makalah ini dengan maksud kita bisa
mempelajari dan mengambil pelajaran dari ayat tersebut. Kemudian setelah itu, kita bisa
mengamalkannya dalam keseharian kita, agar kita bisa menjadi manusia yang Islami. Bukan
hanya agama kita yang Islam, tapi juga mindset dan perilaku kita yang Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kandungan dan isi tafsir surah As Syuára ayat 13 ?
2. Apa sajakah kandungan dan tafsir surah Ali Imran ayat 19,67 dan 83 ?
3. Apa sajakah kandungan dan tafsir surah surah Al Hajj ayat 17 ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui isi kandungan dan tafsir surah As Syuára ayat 13.
2. Untuk mengetahui isi kandungan dan tafsir surah Ali Imran ayat 19,67 dan 83.
3. Untuk mengetahui isi kandungan dan tafsir surah Al Hajj ayat 17.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kandungan dan isi tafsir surah As Syuára ayat 13


1. Surah As Syuára ayat 13

‫ َو ِعي ٰ ْٓسى‬I‫ص ْينَا بِ ٖ ٓه اِب ْٰر ِه ْي َم َو ُموْ ٰسى‬ َّ ‫ي اَوْ َح ْينَٓا اِلَ ْيكَ َو َما َو‬ ْٓ ‫ بِ ٖه نُوْ حًا َّوالَّ ِذ‬I‫صى‬ّ ٰ ‫َش َر َع لَ ُك ْم ِّمنَ ال ِّدي ِْن َما َو‬
ْIٓ ‫ فِ ْي ۗ ِه َكب َُر َعلَى ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َما تَ ْد ُعوْ هُ ْم اِلَ ْي ۗ ِه هّٰللَا ُ يَجْ تَبِ ْٓي اِلَ ْي ِه َم ْن يَّ َش ۤا ُء َويَ ْه ِد‬I‫ ال ِّد ْينَ َواَل تَتَفَ َّرقُوْ ا‬I‫اَ ْن اَقِ ْي ُموا‬
‫ي‬
ۗ ُ‫اِلَ ْي ِه َم ْن يُّنِيْب‬

Diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu
(Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu
tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di
dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu
serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid
dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).
2. Tafsir As Syuára ayat 13
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia telah mensyariatkan agama kepada
Muhammad saw dan kaumnya sebagaimana Dia telah mewasiatkan pula kepada Nuh dan
nabi-nabi yang datang sesudahnya yaitu Ibrahim, Musa dan Isa. Syariat yang diwasiatkan
kepada Nabi Muhammad saw dan nabi-nabi sebelumnya memiliki kesamaan dalam
pokok-pokok akidah seperti keimanan kepada Allah swt, risalah kenabian dan keyakinan
adanya hari pembalasan atau hari Kiamat. Sedangkan landasan agama yang menjadi misi
utama para rasul tersebut adalah beribadah kepada Allah swt dan tidak menyekutukan-
Nya. Allah berfirman:
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad),
melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah)
selain Aku, maka sembahlah Aku. (al-Anbiya'/21: 25)
Sedangkan perbedaan yang tidak mendasar di antara risalah para nabi adalah dalam
bidang syariat yang bersifat furu'iyyah. Beberapa bentuk ibadah dan rinciannya, sesuai
dengan perkembangan masa, kebutuhan, dan kemaslahatan umat manusia. Allah
berfirman:

5
Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. (al-
Ma'idah/5: 48)
Hadis Nabi yang diriwayatkan Abu Hurairah berbunyi:
Rasulullah saw bersabda, "Aku adalah manusia yang lebih utama daripada Isa
bin Maryam di dunia dan akhirat." Para sahabat bertanya, "Mengapa wahai
Rasulullah?"Nabi menjawab, "Para Nabi merupakan bersaudara dari berbagai
keturunan. Ibu mereka banyak, namun agama mereka hanya satu. Dan tidak ada
antara kami (Nabi Muhammad dan Isa) seorang nabi pun." (Riwayat Ahmad dan
Muslim)
Allah hanya menyebut nama-nama nabi tersebut di atas karena posisi mereka
yang lebih tinggi dibandingkan dengan nabi-nabi lain yang tidak disebutkan,
mempunyai tanggung jawab yang besar dan berat, dan karena ketabahan mereka
menghadapi cobaan dan kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan oleh kaum mereka
sehingga mereka itu mendapat julukan Ulul Azmi dari Allah. Dengan disebutkan
nama Musa dan Isa diharapkan orang-orang Yahudi dan Nasrani bisa sadar dan
tertarik kepada agama yang dibawa oleh Muhammad saw, agama Samawi yang
banyak persamaannya dengan agama mereka, yang tertera jelas di dalam Kitab Taurat
dan Injil terutama mengenai tauhid, salat, zakat, puasa, haji dan akhlak yang baik
seperti menepati janji, jujur, menghubungkan silaturahmi, dan lain-lain.
Allah memerintahkan agar agama Islam yang dibawa Muhammad saw itu
dipelihara dan ditegakkan sepenuhnya; pengikutnya dilarang berselisih sesamanya
yang dapat mengakibatkan perpecahan dan merusak persatuan. Firman Allah:
Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
mendapat rahmat. (al-hujurat/49: 10)
Dan firman-Nya:
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai. (Ali 'Imran/3: 103)
Nampaknya berat bagi orang-orang musyrik untuk memeluk agama tauhid
yaitu agama Islam yang dibawa oleh Muhammad saw dan melepaskan agama syirik
dan menyembah berhala mereka yang telah diwarisi turun-temurun dari nenek
moyang mereka; kekuatan mereka telah diabadikan di dalam Al-Qur'an.
Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama,
dan kami mendapat petunjuk untuk mengikuti jejak mereka. (az-Zukhruf/43: 22)
6
Memang tidak semua orang dapat memenuhi seruan untuk memeluk agama
Islam yang dibawa Muhammad saw itu, tetapi Allah menentukan hamba-Nya yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada mereka sehingga mereka memeluk
agama Islam.
B. kandungan dan tafsir surah Ali Imran ayat 19,67 dan 83
1. Surah Ali Imran ayat 19,67 dan 83

‫ب اِاَّل ِم ۢ ْن بَ ْع ِد َما َج ۤا َءهُ ُم ْال ِع ْل ُم بَ ْغي ًۢا بَ ْينَهُ ْم‬ ْ ‫اِ َّن ال ِّد ْينَ ِع ْن َد هّٰللا ِ ااْل ِ ْساَل ُم ۗ َو َما‬
َ ‫اختَلَفَ الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِك ٰت‬
‫هّٰللا‬ ‫ۗوم ْن يَّ ْكفُرْ ب ٰا ٰي هّٰللا‬
ِ ‫ت ِ فَاِ َّن َ َس ِر ْي ُع ْال ِح َسا‬
‫ب‬ ِ ِ َ َ

َ‫ َّو ٰل ِك ْن َكانَ َحنِ ْيفًا ُّم ْسلِ ًم ۗا َو َما َكانَ ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬I‫ َّواَل نَصْ َرانِيًّا‬I‫َما َكانَ اِب ْٰر ِه ْي ُم يَهُوْ ِديًّا‬
‫هّٰللا‬
ِ ْ‫ت َوااْل َر‬
َ‫ض طَوْ عًا َّوكَرْ هًا َّواِلَ ْي ِه يُرْ َجعُوْ ن‬ ِ ‫اَفَ َغ ْي َر ِد ْي ِن ِ يَ ْب ُغوْ نَ َولَهٗ ٓ اَ ْسلَ َم َم ْن فِى السَّمٰ ٰو‬
19). Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
67). Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi Dia
adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah
Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik.
83). Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal kepada-
Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka
maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.
2. Munasabah
Ayat 19 Pada ayat sebelumnya Allah menegaskan bahwa, Dia adalah saksi yang paling
jujur dan adil serta penutur yang paling benar . pada ayat yang diutus unt Alloh
menegasan bahwa, Muhammad itu diutus bagi seuruh mahluk.
Ayat 67 Pada ayat sebelumnya Alloh mecela pada perbuatan orang Nasrani dan Yahudi
yang saling membantah tentang asal-usul Ibrahim (dari golongan Nasrani atau Yahudi). Pada
ayat sesudahnya ditegaskan bahwa orang yang paling berhak menglaim Ibrahim adalah
orang-orang yang mengikuti agamanya pada masanya yaitu nabi Muhammad dan para
sahabat-sahabatnya yang beriman serta pengikut mereka yang lahir pada masa sesudahnya
Ayat 83 Pada ayat sebelumnya Alloh mencela orang-orang yang berpaling (tidak
mempercayai) adanya seorang nabi sesudah mengetahui tentang al-kitab sebagai orang- orang

7
yang fasik. Pada ayat sesudahnya diterangkan bahwa walau nabi silih berganti datang ,tetapi
mereka dan umat mereka saling percaya dan mendukung tanpa membeda-bedakan.
3. Makna Tafsili
‫ب اِاَّل ِم ۢ ْن بَ ْع ِد َما َج ۤا َءهُ ُم ْال ِع ْل ُم بَ ْغي ًۢا بَ ْينَهُ ْم‬ ْ ‫اِ َّن ال ِّد ْينَ ِع ْن َد هّٰللا ِ ااْل ِ ْساَل ُم ۗ َو َما‬
َ ‫اختَلَفَ الَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِك ٰت‬
‫هّٰللا‬ ‫ۗوم ْن يَّ ْكفُرْ ب ٰا ٰي هّٰللا‬
ِ ‫ت ِ فَاِ َّن َ َس ِر ْي ُع ْال ِح َسا‬
‫ب‬ ِ ِ َ َ

َ‫ َّو ٰل ِك ْن َكانَ َحنِ ْيفًا ُّم ْسلِ ًم ۗا َو َما َكانَ ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬I‫ َّواَل نَصْ َرانِيًّا‬I‫َما َكانَ اِب ْٰر ِه ْي ُم يَهُوْ ِديًّا‬
‫هّٰللا‬
ِ ْ‫ت َوااْل َر‬
َ‫ض طَوْ عًا َّوكَرْ هًا َّواِلَ ْي ِه يُرْ َجعُوْ ن‬ ِ ‫اَفَ َغ ْي َر ِد ْي ِن ِ يَ ْب ُغوْ نَ َولَهٗ ٓ اَ ْسلَ َم َم ْن فِى السَّمٰ ٰو‬
19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
Ayat ini menurut Ibn Katsiri mengandung pesan dari Alloh, bahwa tiada agama di sisiNya
dan yang diterimaNya dari seorang pun kecuali Islam yaitu mengikuti rasul-rasul yang
diutusnya hingga berahir dengan Muhammad SAW. Selanjutnya, ulama Mesir kenamaan
itu mengemukakan, bahwa nama ini telah ditetapkan jauh sebelum kehadiran Nabi
Muhammad SAW. Firman Allah yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim dan diabadikan al-
Qur’an menyatakan: “Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari
dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-Qur’an) ini...” (QS. Al-Hajj [22]:78). Karena itu pula,
agama-agama lain tidak menggunakan nama ini sebagaimana kaum muslimin tidak
menamai ajaran agama mereka dengan Muhammadinisme.1
67. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi Dia
adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah Dia
Termasuk golongan orang-orang musyrik.
Ayat yang lalu baru mengecam kebodohan dan perbantahan mereka, maka ayat ini
membantah kebohongan mereka, Nabi Ibrahim bukan seorang Yahudi sebagaimana
diakui oleh orang-orang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, seperti diakui orang
Nasrani, dengan dalil seperti yang telah dikemukakan, akan tetapi dia adalah seorang
yang lurus lagi berserah diri kepada Allah dan juga sekali-kali bukanlah dia termasuk
golongan orang-orang musyrik, yang dapat diduga oleh orang-orang musyrik Mekkah
yang mengaku mengikuti agama beliau. Ajaran Nabi Ibrahim AS, adalah hanif, tidak
bengkok, tidak memihak kepada pandangan hidup orang-orang Yahudi, tidak juga

1 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah ,(Jakarta: Lentera Hati, 2002) hal.40-41

8
mengarah kepada agama Nasrani yang penganut-penganutnya juga mengajak kaum
muslimin untuk memeluk agama mereka.2
83. Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal
kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan
suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.
Apakah mereka berpaling sehingga keluar dari lingkungan ketaatan Allah SWT,
karena mencari agama yang lain dari agama Allah. Bagaimana mereka mencari selain
dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri, tunduk patuh segala apa yang
dilangit dan di bumi, baik kepatuhan itu dengan suka karena sesuai dengan fitrah
kesucian mereka atau karena sesuai dengan harapan mereka maupun kepatuhan itu karena
terpaksa akibat tidak mampu mengelak. Baik ini atau itu, yang pasti tidak ada tempat
berlindung kecuali Dia dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan untuk dimintai
pertanggungjawaban atas segala sikap dan perbuatan mereka.3
4. Makna Ijmali
Agama yang diterima oleh Allah dari hamba-hambaNya adalah Islam. Dengan
pengertian, kepasrahan mutlak kepada pengurusan Allah, menerima semua tatanan urusan
kehidupan dari sumber yang satu (Allah) ini saja, berhukum kepada kitab yang
diturunkan dari sumber ini, dan mengikuti rasul-rasul yang telah diturunkan kitab Allah
ini kepadanya. Maka pada dasarnya kitab suci itu hanya satu (bersumber dari satu
sumber). Dan agama itu hanya satu, yaitu “islam” dengan pengertian sebagaimana yang
terdapat dalam hati nurani manusia dan amal nyata mereka. Pengertian ini diterima oleh
setiap orang mukmin dan pengikut para rasul pada setiap zamannya, apabila islamnya itu
bermakna iktikad (yakin) kepada keesaan Tuhan (pada Allah), kesatuan pengurusan
makhluk, taat, dan mengikuti manhaj kehidupan yang ditetapkan-Nya tanpa kecuali.4
5. Asbabun Nuzul
Ayat 19 Abu al-Qasim ath-Thabrani meriwayatkan dalam Mu’jam al-Kabir
dengan sanadnya dari Ghalib al-Qathan, dia berkata (483),”Saya datang ke Kufah untuk
urusan dagang. Saya menginap dengan A’masy. Pada malam hari, tatkala saya hendak
turun, A’masy pun bangkit kemudian shalat malam. Dia membaca ayat dan sampai pada
“Allah mempersaksikan” hingga ayat “sesungguhnya agama pada sisi Allah ialah islam”.
Kemudian dia mengatakan,”Aku pun bersaksi dengan apa yang dipersaksikan Allah. Aku

2 Ibid, hal.118
3 Ibid, hal.138
4 Sayyid Quthb, Fi Zhilalil Qur’an, penerjemah As’ad Yasin dkk, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001) hal.26

9
ingin menitipkan kesaksian ini pada Allah. Juga aku menitipkan kesaksianku pada sisi
Allah bahwa sesungguhnya agama pada sisi Allah adalah islam sebagai suatu titipan.”
A’masy mengatakan hal itu beberapa kali. Saya berkata,”Sungguh aku mendengar sesuatu
dalam ayat itu.” Ketika pagi tiba, saya menemuinya dan berkata,”Hai Abu Muhammad,
saya mendengar Anda mengulang-ulang ayat itu.” A’masy berkata,”Bukanlah
kandungannya telah disampaikan kepadamu?” Saya menjawab,”Sudah sebulan saya
bersama Anda, namun Anda belum pernah memberitahukannya kepadaku.” A’masy
berkata,”Demi Allah, aku tidak akan menceritakannya kepadamu sebelum satu tahun.”
Maka akupun tinggal bersamanya selama satu tahun. Setelah satu tahun berlalu, maka
saya bertanya,”Hai Abu Muhammad, setahun telah berlalu.” A’masy berkata,”Abu Wa’il
telah menceritakan kepadaku dari Abdullah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda,”Pada hari kiamat akan ditampilkan pemilik titipan ayat itu, lalu Allah Azza wa
Jalla berkata,”Hamba-Ku telah berjanji kepada-Ku, dan Aku adalah yang paling berhak
memenuhi janji itu. Masuklah ke dalam surga.” Sehingga Allah SWT
berfirman,”Sesungguhnya agama pada sisi Allah ialah Islam.” Penggalan ini merupakan
pemberitahuan dari Allah bahwa tiada agama, menurut-Nya, yang dapat diterima dari
seseorang kecuali agama islam. Islam merupakan panutan para Rasul dan mereka diutus
Allah dengan membawa islam hingga Allah mengakhiri rasul dengan Muhammad SAW
yang menutup seluruh jalan kepada Allah kecuali melalui arah Muhammad SAW.5
Ayat 67 Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi mengingkari kaum Yahudi dan
kaum Nasrani karena mereka saling bantah mengenali Ibrahim Khalilullah. Masing-
masing golongan mengklaim bahwa Ibrahim itu segolongan dengan mereka. Muhammad
bin Ishak bin Yasar meriwayatkan dari Ibnnu Abbas, dia berkata, “kaum Nasrani Najran
dan para pendeta Yahudi berkumpul dekat Rasulullah saw. Mereka berselisih di dekat
beliau. Para pendeta berkata,” Ibrahim itu tiada lain kecuali seseorang yang beragama
Yahudi.” Kaum Nasrani mengatakan, “Ibrahhim itu tiada lain kecuali seseorang yang
beragama Nasrani.” Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat,” Hai ahli kitab , mengapa
kamu bantah membantah mengenai Ibrahim?” Yakni , wahai kaum Yahudi bagaimana
mungkin kamu mengklaim bahwa Ibrahim itu beragama Yahudi; dan wahai kaum nasrani
bagaimana mungkin kamu mengklaim bahwa Ibrahim itu beragama Nasrani, padahal
Ibrahim itu dilahirkan jauh sebelum keberadaan agama Yahudi dan Nasrani. Oleh karena
itu Alloh berfirman, “ apakah kamu tidak berfikir?”. Kemudian Alloh berfirman, “

5 Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Taisiru al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir, penerjemah
Syihabuddin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999) hal.496

10
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, namun dia adalah
seorang yang lurus dan berserah diri,” maksudnya condong kepada keimanan dan
berpaling dari kemusyrikan,” dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-
orang musyrik.”6 Ayat 83, dari keempat referensi yang ada, kelompok kami tidak
menemukan asbabun nuzulnya, mungkin Pak Syaifudin Zuhri bisa menjelaskannya.
C. Kandungan dan isi tafsir surah Al-Hajj ayat 17
1. Surah Al Hajj ayat 177

‫هّٰللا‬ ٰ َّ‫اِ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َوالَّ ِذ ْينَ هَا ُدوْ ا َوالصَّابِـِٕ ْينَ َوالن‬
َ ْ‫ َو ْال َمجُو‬I‫ص ٰرى‬
ِ ‫ ۖاِ َّن َ يَ ْف‬I‫س َوالَّ ِذ ْينَ اَ ْش َر ُك ْٓوا‬
‫ص ُل بَ ْينَهُ ْم‬
‫يَوْ َم ْالقِ ٰي َم ۗ ِة اِ َّن هّٰللا َ ع َٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء َش ِه ْي ٌد‬

Sesungguhnya orang-orang beriman, orang Yahudi, orang Sabiin, orang Nasrani,


orang Majusi dan orang musyrik, Allah pasti memberi keputusan di antara mereka
pada hari Kiamat. Sungguh, Allah menjadi saksi atas segala sesuatu

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa Allah akan memberi ganjaran


kepada manusia berdasarkan apa yang mereka lakukan di dunia. Adapun Tafsir Surah
Al-Hajj Ayat 16-17 kembali menegaskannya dengan dalil-dalil yang kuat dan rasional
bagi mereka yang mencari kebenaran. Bahkan keputusan Allah sangat adil, tidak
tebang pilih, bagi mereka yang beriman kepada Allah, baik dari golongan Islam,
Yahudi, Nasrani, ataupun Shabi’in, akan mendapatkan balasan. Berikut penjelasan
.detailnya
2. Tafsir surah Al Hajj Ayat 17
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa semua orang yang beriman, Yahudi,
Shābi`in, Nasrani, Majµsi dan musyrik, akan diberi keputusan yang adil oleh
Allah pada hari Kiamat. Orang-orang yang beriman dalam ayat ini ialah orang-
orang yang beriman kepada apa yang diajarkan Nabi Muhammad saw, yaitu
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul yang
telah diutus-Nya, hari Kiamat dan kepada adanya kadar baik dan kadar buruk.
Yang dimaksud dengan orang-orang Yahudi ialah anak cucu Nabi Yakub as
yang berkembangbiak di Mesir kemudian dibawa kembali oleh Nabi Musa as ke

6 Ibid,hal.531
7 Tafsiral quran.id/tafsir-surah-al-hajj-ayat 17

11
Palestina. Mereka adalah pengikut Nabi Musa as dan ajaran-ajarannya termuat
dalam kitab Taurat. Shābi`in ialah orang-orang yang mengakui keesaan Allah
tetapi mereka bukan mukmin, bukan Yahudi dan bukan pula Nasrani.
Orang-orang Nasrani ialah pengikut-pengikut Nabi Isa as dengan kitab suci
mereka Injil. Dan mereka yang syirik, yaitu yang menyembah selain Allah, baik
berupa benda, manusia atau berhala, seperti yang disembah kaum musyrikin
Mekah sebelum Islam. Terhadap semua golongan di atas Allah akan memberikan
keputusan dengan adil di hari Kiamat, siapa yang benar-benar mengikuti Allah
dan Rasul-rasul-Nya selama hidup di dunia, dan siapa pula yang mengada-ada
sesuatu dalam agama Allah dan siapa pula yang mengingkari agama Allah itu.
Keadilan yang sebenarnya belum didapat lagi oleh manusia selama hidup di dunia
yang fana ini. Betapa banyak orang yang dengan kehendak hatinya mengubah-
ubah agama Allah lalu dipaksakannya agama itu agar diikuti oleh orang-orang
lain.
Betapa banyaknya agama-agama yang menyimpang dari ajaran Allah, tetapi
agama itu dapat hidup dan subur dengan pengikut-pengikutnya yang banyak,
sehingga jika dilihat sepintas lalu agama itulah yang benar dan diridai Allah,
sebaliknya agama Allah sendiri hanya dianut oleh mereka yang terhimpit
kemiskinan serta tidak mempunyai kekuasaan sedikitpun atau tertindas di dalam
negerinya, seakan-akan agama itu bukanlah agama yang diridai Allah.Semuanya
itu belum memperoleh keadilan yang sebenarnya selama hidup di dunia. Karena
itu di akhirat nanti Allah akan memberikan keadilan yang sesungguhnya.
Semuanya akan mendapat balasan sesuai dengan iman, amal dan perbuatan yang
telah dikerjakannya. Menetapkan keputusan dengan adil dan melaksanakan
keadilan itu bukanlah suatu yang mustahil bagi Allah, karena Allah Mahakuasa
terhadap semua makhluk-Nya, Dia menyaksikan dan mengetahui segala perbuatan
dan apa saja yang terjadi atas makhluk, baik yang nampak maupun yang tidak
nampak, baik yang besar atau pun yang kecil, bahkan Dia mengetahui segala yang
tergores di dalam hati.

BAB III
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
Bahwasanya mengandung pesan dari Alloh bahwa tiada agama di sisiNya dan
diterimanya dari seorang pun kecuali Islam, yaitu mengikuti setiap rasul-rasulNya
setiap saat hingga berakhir dengan Muhammad saw, perseteruan antara Yahudi dan
Nasrani,keharusan manusia taat pada Alloh.
Dijelaskan bahwasanya kaum Yahudi dan Nasrani saling bertengkar mengenai
asal Ibrahim as namun ditegaskan bahditegaskan bahwa Ibwa Ibrahim bukanlah
merupakan golongan dari mereka. Menurut ayat ini dijelaskan bahwa agama yang
paling benar dan diterima Alloh adalah Islam Banyak sekali pelajaran yang dapat
diambil dari ayat-ayat ini, seperti yang telah ada atau diterangkan dalam ibrah.
B. Saran
Kita harus meyakini bahwa Islam adalah agama yang paling benar. Seharusnya kita
menjadi manusia yang taat kepada Alloh dengan menjalankan semua perintahNya
dan menjauhi segala laranganNya. Sebaiknya kita mempelajari sejarah-sejarah nabi
terdahulu supaya dapat menambah pelajaran yang dapat diambil untuk kehidupan
ini. Sebaiknya manusia menyadar bahwa kita diberi daya dan kemampuan untuk
memilih namun hal itu terbatas untuk apa yang dianugerahkan Alloh saja.

Daftar Pustaka

13
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia
Imam Jalaluddin Al-Mahalli, Tafsir Jalalain, penerjemah Bahrun Abu Bakar dkk,
(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996)
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah ,(Jakarta: Lentera Hati, 2002)
Sayyid Quthb, Fi Zhilalil Qur’an, penerjemah As’ad Yasin dkk, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001)
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Taisiru al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir,
penerjemah Syihabuddin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999)
http://tafsiralquran.id Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
http://pari-budi.blogspot.com/2012/05/makalah-tafsir-ali-imron-19-67-83.html?m=1
https://tafsiralquran.id/tafsir-surah-al-hajj-ayat-16-17/

14

Anda mungkin juga menyukai