Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Tipologi
Tipologi berasal dari Tipo yang berarti pengelompokan dan Logos yangberati ilmu. Jadi
Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan ataumengelompokkan manusia
menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu,misalnya karakteristik fisik, psikis,
pengaruh dominan, nilai-nilai budaya, danseterusnya. Abdul Mujib,
Kepribadian Dalam Psikologi Islam
, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2006, hal 171.

  Menurut KBBI (kamus besar bahasa indonesia) Tipologi adalah ilmu wataktentang
bagian manusia dalam golongan-golongan menurut sifat masing-masing.Dan juga Tipologi
menurut (dalam Arsitektur dan Perancangan Kota) adalahklasifikasi (biasanya berupa
klasikasi fisik suatu bangunan) karakteristik umumditemukan pada bangunan dan tempat-
tempat perkotaan, menurut hubungan merekadengan kategori yang berbeda, seperti intensitas
pembangunan (dari alam ataupedesaan ke perkotaan) derajat, formalita dan sekolah pemikiran
(misalnya,modernis atau tradisional). Karakteristik individu tersebut membentuk suatu
pola.Kemudian pola tersebut berhubungan dengan elemen-elemen secara hirarkis di skalafisik
(dari detail kecil untuk sistem yang besar).
2. Penertian Bahasa
Menurut Pendapat Finocchiaro yang dikutip dalam buku Bahasa dan
Linguistik : Bahasa adalah satu sistem simbol vokal yang manasuka yang
memungkinkan semua orang daam satu kebudayaan tertentu atau orang lain yang
telah mempelajari sistem kebudayaan tersebut untuk berkomunikasi atau
berinteraksi(Finocchiaro,1974:3) Bahasa adalah satu alat yang sistematik untuk
menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi,
isyarat-isyarat atau ciri-ciri yang konvensional dan memiliki arti yang dimengerti.
(Webster News Collegiate Dictionary,1981:641).

Menurut Sukirman Nurdjan dan Firman dalam buku Pembelajaran Bahasa


Indonesia Untuk Perguruan Tinggi Mendifinisikan : Bahasa merupakan sarana
berpikir , baik untuk menyampaikan pesan kepada orang lain ataupun menerima
pesan dari orang lain.

4. Pendapat Nababan yang dimuat dalam Jurnal "Bahasa Sebagai Cermin


Kebudayaan" mendifinisikan : Bahasa adalah satu ciri yang paling khas
manusiawi yang membedakannya dari makhluk-makhluk lain.

5. Pendapat Syamsuddin (1986:2) yang dimuat dalam Jurnal "Bahasa Sebagai


Cermin Kehidupan" mendifinisikan Bahasa memiliki 2 arti :

 Bahasa ialah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran, serta perasaan,
keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk
mempengaruhi serta dipengaruhi.
 Bahasa ialah tanda yang jelas, dari kepribadian yang baik, ataupun yang
buruk, tanda yang jelas dari keluarga, serta bangsa, tanda yang jelas dari
budi kemanusiaan.

Tipologi di sini adalah pembicaraan dan pembahasan tentang perihal tipe


bahasa. Tipe bahasa diartikan secara mudah sebagai corak khusus suatu bahasa.
Pembicaraan mengenai corak khusus suatu bahasa sudah barang tentu tidak akan
lepas dari masalah pengelompokan. Oleh sebab itu, pembahasan mengenai
tipologi bahasa sekaligus akan menyangkut pula klasifikasi bahasa atau
pengelompokan bahasa.

Kita menenal tiga jenis tipologi bahasa, yakni: tipologi genealogis,


tipologi geografis atau tipologi areal, dan tipologi struktural.
A. Tipologi Genealogis
Tipologi ini sering juga disebut tipologi genetis. Kriteria tipologi ini
adalah garis keturunan. Dalam hal ini bahasa diperlukan sama dengan manusia
yang memiliki garis keturunan. Secara teori dibayangkan bahwa bahasa berasal
satu induk yang kemudian menurunkan beberapa rumpun, dan selanjutnya
rumpun-rumpun ini menurunkan beberapa bahasa dan dialek-dialek. Menurut
teori, semua bahasa akan tercakup di dalam pengelompokan ini, tidak ada yang
tersisa. Akan tetapi kenyataannya teramat banyak bahasa yang belum dapat
terkelompokan. Kemungkinan besar pada saat dilakukan rekonstruksi bahasa-
bahasa tersebut belum terdaftar di dalam perbendaharaan peneliti. kemungkinan
lain dapat terjadi karena kenyataan bahasa-bahasa tersebut tidak sesuai dengan
teori yang mereka reka-reka itu. Akhirnya tidak mengherankan apabila kemudian
ada kelompok yang dinamakan kelompok independen.
B. Tipologi Geografis
Tipologi ini disebut juga tipologi areal. Kriteria yang dipergunakan adalah
lokasi geografis atau areal (Comrie, 1981: 197) dalam Soeparno (2003: 25).
Setiap daerah/lokasi geografis mewarnai corak pemakaian bahasanya. Bahasa
Melayu yang dipergunakan di wilayah Jakarta berbeda coraknya dengan bahasa
Melayu yang dipakai di wilayah Minang, Riau, Banjar, Ambon, Makassar, Irian,
Larantuka, Manado, dan sebagainya. Dengan demikian terdapat berbagai macam
corak bahasa melayu: yakni, bahasa Melayu Jakarta, bahasa Melayu Riau, bahasa
Melayu Banjar, bahasa Melayu Ambon, bahasa Melayu Makassar, bahasa Melayu
Irian, bahasa Melayu Larantuka, bahasa Melayu Menado, dan sebagainya.
perbedaan corak tersebut semata-mata pengaruh faktor geografis/regional.
Pengelompokan terhadap bahasa-bahasa Nusantara yang dilakukan oleh
S.J. Esser seperti yang tertera di bawah ini (dalam Soeparno, 2003: 25).  dapat
juga digolongakan pengelompokan berdasarkan tipologi regional.
Pengelompokan Esser 1938:

1. Kelompokan Sumatra
2. Kelompok Jawa
3. Kelompok dayak Kalimantan
4. Kelompok Bali-sasak
5. Kelompok Sulawesi Utara
6. Kelompok Gorontalo
7. Kelompok Tomini
8. Kelompok Toraja

C. Tipologi Struktural
Tipologi ini menggunakan kriteria struktur bahasa yang meliputi struktur
morfologis, struktur morfosintaksis, struktur fraseologis, maupun struktur klausal.
1. Tipologi Struktur Morfologis
Berdasarkan perbedaan struktur morfologis terdapat adanya empat macam
tipe bahasa, yakni; aglutinatif, fleksi, flekso-aglutinatif, dan isolatif.

a. Tipe Aglutinatif
Bahasa yang bertipe aglutinatif struktur katanya terbentuk oleh
penggabungan unsur pokok dan unsur tambahan, unsure pokok dan unsur pokok,
atau pun pengulangan unsure pokok. Jadi, prosede morfologis pada bahasa yang
bertipe ini ada tiga macam, yakni: afiksasi, pemajemukan, dan pengulangan.
Bahasa-bahasa yang tergolong tipe ini antara lain: bahasa Jawa, bahasa
Melayu, bahasa Gorontalo, bahasa Sunda, bahasa Dayak, bahasa Makassar,
bahasa Malagasi, bahasa Tagalok, bahasa bisaya, bahasa Hova, bahasa-bahasa
Austronesia pada umumnya.
b. Tipe Fleksi
Bahasa yang bertipe fleksi struktur katanya terbentuk oleh perubahan
bentuk kata. Ada dua macam perubahan bentuk kata dalam bahasa yang bertipe
ini, yakni; deklinasi dan konjugasi.deklinasi adalah perubahan bentukkata yang
disebabkan oleh perubahan jenis, jumlah, dan kasus. Sedangkan konjugasi adalah
perubahan bentuk kata yang disebabkan oleh perbedaan persona, jumlah, dank ala.
Bahasa-bahasa yang secara muni bertipe fleksi adalah bahasa Arab, bahasa
Sansekerta, dan bahasa Latin.
c. Tipe Flekso-Aglutinatif
Tipe ini merupakan rangkuman dua tipe, yakni; tipe fleksi dan tipe
aglutinatif. Bahasa yang bertipe ini sebagian prosede morfologisnya mengikuti
corak bahasa fleksi dan sebagian lagi mengikuti corak bahasa yang bertipe
aglutinatif. Salah satu bahasa yang sangat tampak nyata bertipe flekso-aglutinatif
adalah Inggris.
Pada bentuknya jamak dank ala lampau di bawah ini mengikuti corak
bahasa aglutinatif.
Pembentuk jamak:

 Book + -s → books
 Horse + -s → horses

Pembentukan kala lampau:

 Walk + -ed → walked


 work + -ed → worked

Pada pembentukan kata lampau dan kata benda di bawah ini mengikuti corak
bahasa yang bertipe fleksi.
Pembentukan kata lampau:

 Sleep → slept
 Write → wrote

Pembentukan kata benda:

 Young → youth
 deep → depth
 long → length

d. Tipe Isolasi
Bahasa yang bertipe isolasi tidak mengalami prosede morfologis atau
dengan kata lain tidak ada pembentukan kata. semua kata tidak perna mengalami
perubahan dan penambahan bentuk secara segmental. Unsur distingtif yang
banyak dijumpai di sini adalah perubahan atau perbedaan nada. Oleh sebab itu,
tipe bahasa ini serin juga disebut bahasa Tonis.

Bahasa-bahasa yang tergolong dalam kelompok tipe ini antara laini bahasa
Vietnam dan kelompok bahasa-bahasa China seperti Mandarin, Kiangsi,
Shanghai, Ningpo, Hongkow, Kantong, Hakka, Foochow, dan sebagainya.

2. Tipologi Struktur Morfosintaksis


Berdasarkan struktur morfosintaksisnya, kita mengenal tiga macam
bahasa, yakni; tipe bahasa analitik, tipe bahasa sintetik, dan tipe bahasa
polisinteik.

a. Tipe Bahasa Analitik


Pada bahasa yang bertipe analitik ini setiap kata memiliki satu konsep, dan
tidak terdiri dari gabungan konsep. Atau bahasa yang bertipe analitik adalah
bahasa yang strukturnya terdiri atas unsure-unsur lepas. Bahasa-bahasa yang
tergolong tipe ini antara lain bahasa China, bahasa Vietnam, bahasa Indonesia,
bahasa jawa, bahasa Sunda, bahasa Malagasi, bahasa Bisaya, bahasa Tagalog,
bahasa Bugis, bahasa Batak, bahasa Gorontalo, bahasa Banjar, bahasa Dayak, dan
sebagainya.

b. Tipe Bahasa Sintetik


Bahasa yang bertipe sintetik memiliki cirri bahwa satu bentuk bahasa
(katakana satu bentuk kata) telah mengandung konsep mana sintaksis dan
sekaligus juga sudah merupakan hubungan sintaksis. bahasa-bahasa yang
tergolong dalam tipe ini antara lain bahasa Arab, bahasa Sansekerta, bahasa Latin,
bahasa Biak.

c. Tipe Bahasa Polisintetik


Bahasa yang bertipe polisintetik ini citranya hampir sama dengan bahasa
yang bertipe sintetik hanya lebih kompleks. Suatu bentuk kata tertentu tidak hanya
sekedar rangkaian klausa sederhana atau akhir klausa, akan tetapi merupakan
suatu kalimat. bahasa-bahasa yang tergolong dalam tipe ini antara lain bahasa
Eskimo dan kelompok-kelompok bahasa Indian di Amarika Utara.
d. Tipe Bahasa Fraseologis
Berdasarkan perbedaan frasanya, kta mengenal dua macam tipe bahasa
yaitu bahasa yang bertipe senter atribut dan bahasa bertipe atribut-senter, atau
secara tradisional dapat juga disebut bahasa bertipe diterangkan-menerangkan (D-
M0 dan bahasa yang bertipe menerangkan diterangkan (M-D). Bahasa yang
bertipe senter-atribut (S-A) struktur frasanya senter (head, axis) terletak atau
berada di depan atribut. Sedangkan bahasa yang bertipe atribut-senter (A-S)
struktur frasanya atribut terletak di depan senter. Yang tergolong bahasa bertipe
senter atribut antara lain bahasa Arab, bahasa Melatu, bahasa Jawa, bahasa Sunda,
bahaa Madura, bahasa Batak, bahasa Bugis, bahasa Malagis, bahasa Formosa,
bahasa Dayak, dan sebagainya.Sedangkan tergolong bahasa bertipe atribut-senter
antara lain bahasa Inggris, bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Prancis, bahasa
Portugis, bahasa Spanyol, bahasa italia, bahasa swedia, dan sebagainya.

e. Tipe Struktur bahasa Klausa


Berdasarkan struktur klausanya, kita mengenal dua macam bahasa, yakni
bahasa yang bertipe V-O (verb-object) dan bahasa yang bertipe O-V (object-verb).
oleh karena verb berfungsi sebagai predikat, maka setiap bahasa O-V sering
disebut dengan O-P (objek-predikat) dan bahasa yang bertipe V-O sering disebut
P-O (predikat-objek). Struktur bahsa yang bertipe O-V predikatnya berada di
belakang objek, sedangkan bahasa yang bertipe V-O objeknya berada dibelakang
verb. Susunan V-O sejajar dengan tipe susunan head-adjuctoperand-operator,
sedangkan susunan O-V sejajar dengan tipe susunan adjunst/head/operator-
operand (Comrie, 1981: 204) dalam Soeparno (2003:32).

Jenis Jenis Tipologi Bahasa

Tipologi Bahasa merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari dan


mengklasifikasikan bahasa berdasarkan struktur atau ciri-ciri yang terdapat dalam
sebuah bahasa. Menurut KBBI Pusat Bahasa, tipologi adalah ilmu yang
mempelajari kesamaan sintaksis dan morfologi bahasa tanpa mempertimbangkan
sejarah bahasa. Tujuannya untuk mendeskripsikan da menjelaskan keberagaman
struktur dan ciri umum dari bahasa di dunia. Bahasa yang memiliki sejumlah tipe
yang sama akan dikelompokkan ke dalam kelompok bahasa yang sama pula.
Ruang lingkup perbandingan tipologi tidak mencakup bahasa secara
keseluruhan, tapi karakter spesifik tertentu dalam bahasa. Misalnya saja Bahasa
Turki yang memiliki pola S-O-P dan Bahasa Inggris yang -memiliki pola S-P-O,
pola tersebut hanya membandingkan sebagian kecil dari grammar bahasa Turki
dan Inggris. Jenis tipologi bahasa antara lain:

1. Tipologi Fonologis
Merupakan gambaran mengenai posisi fonem yang dimiliki bahasa.
Bahasa dapat memliki jumlah fonem yang kecil ataupun sangat besar. Terdapat
dua jenis konfigurasi dalam fonologis yaitu konfigurasi vokal dan konfigurasi
konsonan. Kita bisa melihat adanya perbedaan dalam konfigurasi konsonan
maupun vokal di berbagai bahasa mulai dari bahasa yang hanya memiliki 6
konsonan dan 5 vokal saja sampai yang memiliki ratusan konsonan.

2. Tipologi Morfologis
Morfologis bisa menjadi salah satu faktor klasifikasi, yang dapat di
kelompokkan menjadi:
1) Isolatif: tidak ada pembentukan kata
2) Aglutinatif: struktur kata terbentuk dari penggabungan unsur pokok dan
unsur tambahan, unsur pokok dan unsur pokok, atau pengulangan unsur
pokok.
3) Fleksi: struktur kata terbentuk oleh perubahan bentuk kata (deklinasi dan
konjugasi).
4) Flekso-aglutinatif: perpaduan dari tipe fleksi dan aglutinatif, contohnya
Bahasa Inggris.

3. Tipologi Sintaksis
Tipologi sintaksis berupa penggelompokan berdasarkan struktur/pola
kalimat. Contohnya:
1) Kalimat dengan Subjek di awal
2) Kalimat dengan Predikat di awal
3) Kalimat dengan Objek di awal
Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia memiliki pola kalimat Subjek – Predikat –
Objek sedangkan Bahasa Jepang memiliki pola kalimat Subjek – Objek –
Predikat.

4. Tipologi Semantis
Tipologi Semantis mengelompokkan bahasa berdasarkan makna leksikal
dan gramatikal. Makna leksikal merupakan makna kata yang sama seperti yang
tertulis dalam kamus atau makna yang dimiliki meski tanpa konteks apapun.
Makan gramatikal merupakan makna yang terdapat pada susunan kata.

Anda mungkin juga menyukai