Anda di halaman 1dari 5

KEANARAGAMAN BAHASA A.

MASYARAKAT BAHASA Bahasa dapat didefinisikan dengan unsur human atau manusia, yang artinya bahasa itu manusiawi. Dengan perkataan lain semua manusia didunia ini sama-sama berbudaya dengn fasilitas bahasa. Semua orang yang berada didunia ini menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, tapi tidak semua mengerti setiap orang yang berbicara tetapi berbeda tempat dan meninimbulkan tidak adanya pengertian dalam berkomunikasi. Untunglah ada yang kita kenal dengan paralinguistic (paralanguage) seperti isyarat dan mimic air muka yang bisa mengungkapkan hal-hal tertentu, yang bisa membantu terjalinnya komunikasi, walaupun masing-masing yang sedang berkomunikasi itu tidak sebahasa. Dua kenyataan diatas mengiringi kita pada dua pengertian, yaitu 1. Bahasa-bahassa yang berbeda 2. Adanya pengertian sebahasa dalam satu masyarakat ujaran. Pada pokoknya masyarakat bahasa itu terbentuk karena adanya saling pengertian, terutama karena adanya kebersamaan dalam kode-kode linguistik (secara terinci dalam aspek-aspeknya, yaitu: system bunyi, sistaksis dan simantik). Ada sebuah definisi yang menyimpulkan bahwa tidak adanya hubungan pasti antara persamaan linguistik dengan keanggotaan masyarakat ujaran. Dan ada juga yang menyimpulkan bahwa dalam setiap populasi ada terdapat banyak masyarakat ujaran dengan demikian sudah barang tentu, adanya tumpang tindih keanggotaan dan system kabahasaan. Dan ada tiga macam masyarakat ujaran: 1. Sebahasa dan saling mengerti. 2. Sebahasa dan tidak saling mengerti, dan 3. Berbeda bahasa tapi saling mengerti. Dengan catatan bahwa mereka yang tidak saling mengerti tapi sebahasa, adalah sangat memungkinkan tadinya sebahasa dan kedua bahasa itu bisa kita anggap sebagai varian yang sudah mempunyai kemandirian. Kemudian yang berbeda bahasa tapi saling mengerti bisa kita anggap sebagai satu masyarakat ujaran karena mempunyai saling pengertian yang dalam komunikasi merupakan jaminan bagi terciptanya komunikasi. Kalu mereka saling mengerti dan berbeda bahasa , toh itu namanya interaksi. Dua bahasa yang berbeda ini bisa kita anggap sebagai dua dialek atau varian dan bahasa yang sama. B. BAHASA, IDIOLEK, DAN DIALEK Setiap anggota masyarakat bahasa mempunyai language yang sama. Itulah sebabnya ada tercipta mutual intelligibility dalam proses bertutur kata. Dari sini maka terjelmalah satu masyarakat bahasa. Melihat bahasa pada sudut langue akan terlihat sebagai satu keseragaman sosial, kekayaan bersama. Semua anggota masyarakat

memiliki sikap yang sama terhadap bahasanya. Sebaliknya bila melihat bahasa pada unsur parole, yaitu pemakaian bahasa pada suasana yang sebenarnya, bahasa sungguh besifat pribadi (misalnya dialek, sosiolek). Dilain pihak, bermacam-macam bahasa di cina seperti bahasa mandarin dan kanton disebut sebagai dialek bahasa cina. Beberapa kasus di atas memperlihatkan bahwa saling pengertian maupun batasan-batasan politik tidaklah memberi kepastian dan batasan dialek dan bahasa. Para linguis sama sekali tidak mengabaikan studi variasi-variasi ini. Variasi dialek misalnya mendapat perhatian khusus hingga lahirlah dialectology, yaitu salah satu cabang dari linguistik yang bertugas memberi analisa dan pemerian dari variasi-variasi bahasa karena alasan regional, sosial maupun waktu (temporal). Varisasi-variasi ini dilihat perbedaan-perbedaannya dalam sistem bunyi, tata bahasa, kosakata dan bagaimana distribusi geografisnya. Lebih khusus lagi yang diminati sosiolinguis adalah seperti yang disebut fishman (1968) patterned covariation of language (= saling keterhubungan antara struktur linguistic dengan struktur bahasa). Inilah yang disebut sosiologi bahasa, yang dibedakan dari sosiolinguistik, yaitu fungsi-fungsi ujaran. Dilihat dari segi geografi kita mengenal yang disebut dialek (dialect), dan dari segi sosial disebut sosiolek (sosiolect). Setelah membaca kelima kutipan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan dan kriteria dialek sebagai berikut: 1. Bahasa terdiri dari berbagai dialek yang dimiliki (baca: dipakai) oleh kelompok penutur tertentu, walau demikian antara kelompok satu dengan lainnya sewaktu berbicara dengan dialeknya sendiri, satu sama lain bisa saling mengerti. 2. Pembagian macam dialek bisa didasarkan pada faktor daerah (regional), waktu (temporal) dan sosial. Satu dialek berbeda dari dialek yang lainnya, dan perbedaan ini teramati dalam pengucapan, tata bahasa dan kosakata. 3. Dialek adalah sub-unit dari bahasa. bahasa (yang sebenarnya satu variasi bahasa juga) disepakati untuk menjadi bahasa nasional, yang melahirkan kesusastraan dan karena alasan2 tertentu memperoleh keistimewaan melebihi dialek lainnya. Karena keistimewaan inilah bahasa I memiliki prestise tinggi dibandingkan dengan dialek. C. STYLES, SLANG, COLLOQUIAL, JARGON, ARGOT DAN REGISTER 1. Style Dalam arena pembahasan sosiolinguistik, keenam istilah diatas banyak disebut. Kesemuanya itu ada pada setiap penutur bahasa apapun. Artinya semua itu ada dalam verbal repertoire anda sendiri. Sewaktu anda bersama teman, anda berbahasa dengan gaya tersendiri. Sewaktu menjawab pertanyaan dalam wawancara, gaya bicara andapun berbeda dengan cara anda meminang si buah hati. Gaya dan cara berbahasa yang bermacam-macam dan situational ini dinamai style, yaitu:

Stilistik adalah bagian dari linguistic yang berkonsentrasi pada variasi-variasi pemakaian bahasa, sering kali, walau tidak seluruhnya, dengan perhatian khusus pada pemakaian-pemakaian bahasa yang paling didasari dan kompleks dalam kesusastraan. (turner, 1975:7) De vito dalam The Psychology of Speech and Language (1970: 18,19), mengumpulkan klasifikasi macam-macam stail dari tiga tokoh linguis: Cicero, Mario Pei (1956) dan Martin Joos (1962). Disini semua macam stail akan dicantumkan beserta pertelaannya. Menurut Cicero (106-43 SM) 1. Plain: mempergunakan istilah latin, disusun secara sederhana dan jelas. 2. Moderate: lebih kuat, memiliki keramahan tapi sedikit bersemangat. 3. Gerand: berbunga, indah, tinggi dan berlebihan. Menurut Pei (1956) 1. Literay, poetical, super-erudate: gaya sastra, puitis dan sangat terpelajar. 2. Literary, prose, cultured: gaya sastra, prosa dan terpelajar. 3. Spoken standard: gaya baku ujaran. 4. Colloquial lower class: gaya obrolan kelas rendah. 5. Vulgar and slang: gaya bicara kasr dan slang. Menurut pendapat Martin Joos (1962) 1. Frozen: gaya yang digunakan dalam prosa tertulis dan gaya orang yang tak kita kenal. 2. Formal: (Gleason menyebutnya deliberative): pendengar tidak banyak berperan, berfungsi informatif, biasa dipakai kepada seorang pendengar, ini menunjukkan adanya jarak antara si penutur dan si penanggap tutur. 3. Consultative: gaya ujaran dalam bisnis dan diskusi kelompok kecil dimana mitra tutur ikut terlibat. 4. Casual: gaya ujaran santai. 5. Intimate: gaya ujaran intim yang dicirikan dengan kode bahasa yang bersifat pribadi, tersendiri dan relatif tetap dalam kelompoknya. Setelah menggumuli klasifikasi gaya ujaran di atas, nampaknya bahwa pemilihan gaya-gaya itu pada akhirnya terpulangkan lagi pada dalil penting sosiolinguistik: siapa berbicara, kepada siapa, tentang apa, kapan dan bagaimana-artinya bergantung pada situasi. 2. Slang Penggunaan slang adalah memperkenalkan kata-kata baru, jadi memperkaya kosakata bahasa dengan mengkomunikasikan kata-kata lama dengan makna baru. Katakata atau frase-frase slang seringkali ditemukan disesuaikan dengan gagasan dan kebiasaan baru yang tumbuh dalam masyarakat. Slang merupakan kawasan kosakata, bukannya grammar atau pengucapan, dan biasa pula dipakai oleh orang-orang tingkat tinggi, bukan hanya milik orang-orang rendahan. Tadinya istilah slang memang diacukan

pada kosakata khusus dalam berbagai kejahatan untuk tidak diketahui orang banyak. Itulah sebabnya banyak orang yang mengartikannya sebagai bahasa orang rendahan, tak berpendidikan. Berikut ini ditampilkan beberapa definisi slang. Satu variasi ujaran yang dicirikan dengan kosakata yang baru ditemukan dan cepat berubah, dipakai oleh kaum muda atau kelompok-kelompok sosial dan professional untuk komunikasi didalam, jadi cenderung untuk tidak diketahui oleh pihak lain dalam masyarakat ujaran. (Hartman & Stock, 1972: 210) Dalam bahasa Indonesia beberapa kosakata yang sekarang lazim dipakai berasal dari slang misalnya: bis (berasal dari vehiculum omnibus), oto (berasal dari auto), taksi (berasal dari taksi cab), bom-H (berasal dari bomhidrogenium). Contoh-contoh lain dari slang adalah rapi jail, mana taha, O.K. bos, salome, ada aja dan ungkapan eh ketemu lagi yang tidak bertahan lama. 3. Colloquial Slang ini berkelindan erat dengan colloquial.Ini berasal dari bahasa latin colloquium (conversation). Jadi dalam batasan aslinya ialah kata atau frase yang lazim dipakai dalam percakapan tidak dalam tulisan. Ada dua istilah lagi yang erat kaitannya dengan pembicaraan disini, yaitu absolete dan archaic, sebagai label untuk kosakata tertentu. Absolete berarti usang, kuno, tidak terpakai. Archaism atau archaim adalah: Suatu kata atau butir linguistik lain yang tidak lagi digunakan dalam ujaran atau tulisan kecuali untuk menciptakan efek tertentu atau sebagai kebangkitanlagi yang disengaja untuk tujuan-tujuan praktis. (Hartmann & stork, 1972:17) 4. Jargon, Argot, Cant dan Register Batasan Jargon adalah: Seperangkat istilah-istilah dan uangkapan-uangkapan yang dipakai satu kelompok sosial atau kelompok pekerja, tapi tidk dipakai dan sering tidak dimengerti oleh masyarakat uajaran secara keseluruhan. (Hartmann & stork, 1972:17) Sebagai peminat linguistik kita harus mengerti jargon-jargon linguistik: phoneme, morpheme, syntax, semantics, apeech community dan sebagainya. Ada yang menyebut jargon sama dengan argot, ada juga yang membuat perbedaan walaupun tidak penting. Kita simak batasan argot sebagai berikut. Bahasa rahasia, atau bahasa khas para pencuri. Dipakai juga untuk kosakata teknis khusus, dalam perdaangan, profisi, atau kegiatan lain. Sebagai demikian,argot ini sinonim dengan jargot .. Kelompok muda sering membuat argot tersendiri. Pihak luar sering dibuatnya geleng-geleng kepala. Mereka sering pula membuatnya dalam bentuk singkatan atau

akronim. Berikut ini contoh-contoh yang berhasil dikumpulkan dari anak muda masa kini. GERSANG:segar dan merangsang BBC: Buah Batu Club BENCI: Benar-benar cinta CHOLIS SHIDOE : SS

Anda mungkin juga menyukai