BAB I
SISTEM PERSAMAAN LINIER
Pada bab pertama ini kita akan mempelajari sistem persamaan linear (SPL). Pembahasan ditujukan
untuk memahami metode dalam mencari solusi sistem persamaan linear. Pemahaman yang mendalam
akan metode ini akan sangat membantu memahami bab-bab berikutnya. Selain itu kita juga akan
mempelajari dasar-dasar operasi pada matriks. Pembahasan meliputi operasi penjumlahan, perkalian,
transpose dan metode mencari invers matriks.
Jika kita mempunyai beberapa persamaan linear maka sekumpulan persamaan linear itu disebut
sistem persamaan linear. Suatu pasangan beberapa bilangan disebut solusi dari suatu SPL jika
pasangan tersebut memenuhi kebenaran masing-masing persamaan dari SPL tersebut.
Bentuk umum persamaan linear adalah
𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 +. . . +𝑎1𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏1
𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 +. . . +𝑎2𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏2
Contoh 1.1 :
a. x + y = 4 → persamaan linear dengan 2 peubah
b. 2x – 3y = 2z +1 → persamaan linear dengan 3 peubah
c. 2 log x + log y = 2 → bukan persamaan linear
d. 2ex = 2x + 3 → bukan persamaan linear
Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang hasilnya lebih
sederhana. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris dari eliminasi Gauss sehingga
menghasilkan matriks yang Eselon-baris tereduksi.
Ini juga dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan
menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks
teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-baris tereduksi, maka
langsung dapat ditentukan nilai dari variabel-variabelnya tanpa substitusi balik.
Contoh soal :
Diketahui persamaan linear sebagai berikut :
𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 6
𝑥 + 3𝑦 + 2𝑧 = 9
2𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 12
Tentukan nilai x , y dan z.
Jawab :
1. Ubahlah sistem persamaan linear di atas menjadi matriks augmentasi.
Jika diperhatikan dengan seksama, maka untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan linear,
cukup diperhatikan koefisien dari masing-masing variabel. Oleh karena itu untuk
menyelesaikan sistem persamaan linear seperti di atas, dapat dituliskan dalam bentuk sebagai
berikut :
1 2 1 6
(1 3 2| 9 )
2 1 2 12
Bentuk seperti ini dinamakan matriks augmentasi ( augmented matrix form ).
2. Selanjutnya, dengan melakukan OBE, diperoleh bentuk sebagai berikut :
STMIK DHARMA WACANA
3 AMBAR PRISTIA RINI
ALJABAR LINIER
1 2 1 6
1) (1 3 2| 9 ) B2 - B1 → B2
2 1 2 12
1 2 1 6
2) (0 1 1| 3 ) B1 – 2B2 → B1
2 1 2 12
1 0 −1 0
3) (0 1 1 | 3 ) B3 – 2B1 → B3
2 1 2 12
1 0 −1 0
1
4) (0 1 1 | 3 ) 3 (B3 – B2) → B3
0 1 4 12
1 0 −1 0
5) (0 1 1 | 3) B1+ B3 → B1 (Disebut Bentuk Eselon- Baris)
0 0 1 3
1 0 0 3
6) (0 1 1 | 3) B2-B3 →B2
0 0 1 3
1 0 0 3
7) (0 1 0 | 0) (Disebut Bentuk Eselon- Baris - Tereduksi)
0 0 1 3
(Baca B2 - B1 : Baris kedua dikurangi baris pertama)
LATIHAN !!!
1. Diketahui persamaan linear sebagai berikut :
𝑥 + 𝑦 + 2𝑧 = 8
−𝑥 − 2𝑦 + 3𝑧 = 1
3𝑥 − 7𝑦 + 4𝑧 = 10
Tentukan nilai x , y dan z dengan metode Eliminasi Gauss.
2. Diketahui persamaan linear sebagai berikut :
2𝑥 + 𝑦 + 3𝑧 = 5
−2𝑦 + 7𝑧 = 7
3𝑥 + 4𝑦 + 5𝑧 = 8