Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MANDIRI

KEHIDUPAN BERAGAMA PADA LLINGKUNGAN


KELUARGA
Mata Kuliah: Pendidikan Agama

Nama : Rikasari Ambarita

NPM : 190910145

Kode kelas : 192-LW040-M2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang maha esa atas
segala nikmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah “Pendidikan Agama” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama.

Keluarga adalah perkumpuluan yang terkecil tetapi pembentukan yang


paling penting Tuhan menciptakan kehidupan manusia untuk
memenuhi bumi berasal dari keluarga Adam dan Hawa yang
diperintahkan Allah membentuk suatu keluarga dengan perintah
mentaati perintahNya, memenuhi bumi dan merawatnya serta keluarga
yang pertama dibumi diperintahkan untuk bertambah banyak guna
memenuhi bumi. Dengan Tujuan yang baik untuk kemuliaan Allah.

Saya berusaha menjelaskan tentang hal-hal tersebut secara sederhana


dalam makalah ini, agar lebih mudah dimengerti oleh pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Agama


Kristen yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Saya
sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saya sangat membutuhkan kritik dan saran untuk
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.

Batam 20 juni

Rikasari Ambarita

ii
Daftar isi

KATA PENGANTAR......................................................................................i
Daftar isi........................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II...........................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................3
2.1 Pengertian Keluarga...........................................................................3
2.2 Pendidikan Agama Kristen Dalam Keluarga......................................5
2.3 Pentingnya Pendidikan Agama untuk Keluarga.................................9
2.4 Peran Orangtua Dalam Keluarga.....................................................10
BAB III........................................................................................................15
PENUTUP..................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.......................................................................................15
3.2 Saran................................................................................................15
Daftar pustaka............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lembaga masyarakat yang paling kecil tetapi paling penting adalah


keluarga. Keluarga merupakan lembaga yang fenomenal dan universal.
Keluarga adalah perkumpulan yang terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Keluarga berasal dari Allah dan dibentuk oleh Tuhan dalam
kehidupan manusia untuk memenuhi bumi berasal dari keluarga Adam
dan Hawa yang diperintahkan Allah untuk membentuk keluarga dan taat
kepada perintah Tuhan (Kej. 2:24).

Dalam makalah ini akan membahas bagian pentingnya keluarga untuk


memberikan perlindungan dan karakter anggota keluarga yang
seharusnya dilakukan oleh keluarga dan bagaimana orang tua
memberikan pendidikan kepada anak agar perkembangan anak bukan
hanya secara fisik tetapi perkembangan Rohani anak di dalam Tuhan.
Peran orang tua untuk mendidik anak dalam bertumbuh kedewasaan,
pemikiran dan pertumbuhan secara rohani tidak terlepas menjadi tugas
dan tanggung jawab orang tua di dalam keluarga.

Keluarga adalah cermin Kristus setiap orang akan memandang


keluarga yang memberikan dampak bagi keluarga dan orang lain yang
melihat, kerukunan, keharmonisan, keutuhan keluarga, dan memiliki rasa
kebersamaan baik dalam kehidupan rohani, dan hidup mencerminkan
karakter Kristus, agar menjadi terang dan garam bagi dunia. Pendidikan
agama Kristen sangat penting dan tidak terlepas dari kehidupan keluarga,
agar setiap orang tua mengerti bagaimana cara membangun keluarga
melalui teladan Yesus yang telah mendapat pendidkan dari orang tuanya.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang dapat dirumuskan dari pemaparan di atas
yaitu:

1. Apa pengertian dari keluarga.


2. Bagimana Pendidikan Agama Kristen dilaksanakan dalam keluarga
3. Bagimana penerapan Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga
4. Bagaimana Pendidikan Agama Kristen dilakukan dalam keluarga

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari rumusan masalah yang telah dibuat adalah :

1. Agar dapat mengerti dari pengertian keluarga


2. Supaya dapat mengetahui masalah dalam yang dihadapi keluarga
dalam melaksanakan Pendidikan Agama Kristen di dalam keluarga
3. Penulis dan dapat belajar bagaimana cara melaksanakan
Pendidikan Agama Kristen di dalam Keluarga.
4. Agar dapat memiliki pengetahuan dalam penerapan Pendidikan
Agama Kristen di dalam Keluarga.
5. Agar penulis dan pembaca dapat menambah pengetahuan tentang
cara mendidik anak di dalam kristen

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keluarga
Pengertian keluarga menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
adalah lembaga yang terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Dr.
Kenneth Chafin dalam bukunya is There a Family in the Housen?
Memberi gambaran tentang maksud keluarga dalam lima identifikasi

1. Keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut


tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih dan rohani.
2. Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas.
Dalam setiap keluarga orang bebas mengembangkan setiap
karunianya masing-masing. Di dalam keluarga landasan
kehidupann anak-anak di bangun dan dikembangkan.
3. Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat
ada badai kehidupan. Keluarga dalam hal adalah saling
memperhatikan saling menolong dalam menghadapi masalah
atau persoalan dalam keluarga.
4. Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai, la
oratorium hidup bagi setiap anggota keluarga dan salaing
belajar hal yang baik.
5. Keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan
penyelesaiannya. Tidak ada keluarga yang tidak menghadapi
masalah hidup.

Alkitab mengatakan bahwa keluarga terbentuk apabila seorang laki-laki


meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, maka

3
keduanya menjadi satu daging dan mereka dipersatukan Allah dan tidak
boleh diceberaikan oleh manusia (Mat. 19:5-6). Keluarga menjadi fungsi
terpercaya bagi semua anggota keluarga apabila ada permasalahan
keluarga, maka setiap keluarga saling membagikan beban masalah,
mendiskusikan beban masalah, dan yang terpenting adalah hidup di
dalam kerohanian/dukungan spiritual.

Pendidikan Agama Kristen di tengah keluarga berhasil bukan hanya


saja lewat pengajaran formal, melainkan keteadanan orang tua.
Keteladanan adalah merupakan pendidikan iman yang paling efektif
sepanjang masa. Pengajaran Pendidikan Agama Kristen formal di gereja
dan di sekolah menjadi gagal karena tidak dilandasi dengan keteladanan.
Yesus berhasil dalam pengajarannya karena ia sangat menekankan
keteladanan bagi murid-murid-Nya. Yesus berkata kepada murid-murid-
Nya, “Ikutlah teladan-Ku”. Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga
haruslah berbasiskan kepada keteladanan dari orang tua kepada anak-
anaknya sehingga keluarga hidup dalam keharmonisan

Kegagalan yang terbesar dalam keluarga Kristen adalah ketiak


keluarga tidak ada kesatuan hati dalam mendidik anak, mengajarkan anak
dalam hal berbuat baik dan menanamkan nilai-nilai moral dan nilai
kerohanian bagi. Keterlibatan orang tua dalam memecahkan setiap
permasalahan dan berusaha dengan segala cara untuk memperlakukan
anak secara adil, benar dan penuh dengan kasih sayang.

Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-
anak yang telah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat secara pribadi serta berusaha untuk meneladai hidup Yesus
dengan pengajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Keluraga
merupakan tempat pertama betumbuh, menyangkut tubuh, akal budi,
hubungan sosial kasih dan rohani. Kristen artinya menjadi pengikut
Kristus, yang meneladani hidup dan ajaran-ajaran Yesus Kristus yang
tertulis dalam kitab Suci.

4
5
2.2 Pendidikan Agama Kristen Dalam Keluarga
Sering orang berpendapat bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah
terutama tugas sekolah dan tanggung jawab gereja. Memang benar
gereja terlibat dalam pertumbuhan kehidupan iman anak-anak, tetapi
sebenarnya Pendidikan Agama Kristen kepada anak-anak tidaklah kurang
sebagai tugas keluarga pula. Dimana orang tua harus meyakini bahwa
anak adalah karunia Tuhan yang dipercayakan kepada orang tua tentang
pemeliharaan maupun memberikan pendidikan. Pendidikan Agama
Kristen bukanlah produk gereja atau kurikulum sekolah semata,
melainkan produk para tokoh Alkitab yang menekankan pentingnya
pendidikan dalam dimensi keluarga. Artinya, Pendidikan Agama
Kristen mengacu pada dasar-dasar yang jelas dalam Alkitab, baik
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Di dalam keluarga anak-anak
pertama kali mengenal Allah melalui orang tuanya. Di tengah keluarga
pulalah anak menyaksikan bagaimana orang tuanya beribadah kepada
Allah dan bagaimana mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pak dalam keluarga merupakan strategi pendidikan iman yang ampuh
bagi anak-anak dan seluruh keluarga. Kegagalan iman seseorang ketika
ia sudah dewasa, banyak tergantung dari pola iman orang tua yang
dilihatnya sejak ia masih kecil di tengah-tengah keluarga.

Pendidikan Agama Kristen kepada anak-anak adalah merupakan tugas


untuk mewariskan kerohanian kepada anak-anak supaya lebih dekat
kepada Tuhan Yesus sebagai juru selamamtnya. Alkitab memberikan
pengajaran bahwa pelayanan Pendidikan Agama Kristen bagi anak
snagtlah penting. Umat Allah dalam perjanjian mereka, agar sunguh-
sungguh mengenal dan taat kepada Allah. Dalam Ul. 6:4-6 dikatakan:
Dengarlah hai orang Israel Tuhan itu Allah kita, ... apa yang kuperintahkan
kepadamu hari haruslah engkau perhatikan. Dalam firman Tuhan tersebut
peran orang tua dalam mendidik anak adalah untuk memperkenakan
Tuhan kepada anak, sehingga anak bisa dapat memperhatikan apa yang
menjadi tanggung jawabnya dalam keluarga.

6
Dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa anak-anak juga sangat
memerlukan perhatian dan pembinaan dari orang tua. Yesus menegaskan
bahwa anak-anak, seperti yang dikemukakan-Nya dalam perumpamaan
“Domba yang hilang” (Mat. 18:-12-14). Orangtua selain mengajarkan
bagaimana berkomunikasi yang baik kepada anak perlunya kerjasama
orangtua ayah dan ibu harus memiliki peranan masing-masing sesuai
tetapi memiliki satu kesatuan dalam membimbing anak dan membentuk
anak dalam cinta kasih.

Pendidikan agama dalam keluarga merupakan dasar bagi seluruh


pendidikan lainnya, setiap keluarga harus mengajarkan dasar pendidikan
yang benar, sejak usia anak-anak harus diajarkan pentingnya Agama
ketika seorang anak memiliki etika tentang agama kebaikan yang
diajarkan sangat penting, dengan metode melatih membaca Firman
Tuhan. Dalam kitab Perjanjian Baru beberapa contoh keluarga salaeh
yang selalu memberikan pendidikan iman terhadap anak-anaknya
misalnya keluarga Jusuf, Maria dan Tuhan Yesus semasa mudanya waktu
di Nazaret. Demikian juga Timotius, ia berhasil atas didikan keluarganya
(II Tim. 1:5-6).

Jadi peranan keluarga dalam pendidikan anak adalah sanagt penting


atau dapat dikatakan yang terutama sebagaimana dikatakan Horace
Bushell dalam bukunya Robert Boehlke (200:466) menyatakan: Bahwa
anak yang dibesarkan dalam keluarga Kristen akan dibesarkan sebagai
seorang Kristen yang tidak pernah mengingat kapan ia bukan seorang
Kriten. Bagi Bushnell hubungan organis antara anak orang tua adalah
soko guru sebagaimana Allah meneruskan berkat-berkat-Nya melalui
orang tua menyampaikan pendidikan kepada anak-anak. Sebagaimana
dia menyatakan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah: pertama,
pelayanan dari pihak orang tua Kristen dan gereja yang secara khusus
melibatkan kaum muda dengan cara yang wajar dalam pengalaman
keluarga.

7
Pendidikan dan pengajaran telah dimulai sejak Allah menciptakan
langitdan bumi (Kejadian 1:1). Peristiwa penciptaan ini merupakan salah
satu dasar pendidikan bahwa dari Allah sendiri berpusat segala sesuatu
termasuk pengetahuan. Allah ditempatkan sebagai satu-satunya pusat
kehidupan manusia sehingga pendidikan ini dilaksanakan untuk
memeperkenalkan sosok Allah. Selanjutnya mandat untuk mendidik ini di
firmankan Allah Abraham.

Abraham harus terus mengajarkan kepada keturunannya tentang Allah


yang mahakuasa dengan demikian mereka akantetap hidup pada jalan
yang sudah ditunjukkan oleh Allah dengan kebenaran dan keadilan.
Dalam kehidupan orang Israel setelah Abraham, pendidikan
danpengajaran juga menjadi ciri khas mereka. Sebagaimana yang tertulis
dalam Ulangan 6:4-9. Dalam tradisi orang Israel “Shema” atau perintah
Tuhan yang wajib dijalankan, karena hanya dengan pedoman itu umat
tidak keluar dari pemeliharaan dan perlindungan Tuhan. Yang seutuhnya
tersimpul dalam sebutan “Taurat” sering disebut sebagai syema, suatu
panggilan. Pedoman tersebut adalah sebagai berikut :

1) Dilakukan Secara Non Formal

PAK dalam konteks keluarga adalah tergolong pada pendidikan non


formal, karena tidak memakai kurikulum Pendidikan Agama Kristen pada
pendidikan formal. Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga dalah
yanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya. Dalam Ul. 6:4-9 yang
merupakan skema bagi keluarga Israel adalah merupakan tanggung
jawab orang tua. Di tengah keluarga pulalah anak-anak menyaksikan
bagaimana orang taunya beribadah kepada Allah dan baagimana
mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegagalan iman
seseorang ketika ia sudah dewasa, banyak tergnatung dari pola iman
orang tau yang dilihatnya sejak ia masih kecil di tengah-tengah keluarga.

8
2) Pendidikan Lewat Contoh dan Keteladanan

Pendidikan Agama Kristen di tengah keluarga berhasil bukan saja


lewat pengajaran formal, melainkan lewat keteladanan oarng tua.
Keteladanan adalah merupakan mer Pendidikan Agama Kristen upakan
pendidikan imanyang paling efektif sepanjang masa. Pengajaran formal di
gereja dan di sekolah menjadi gagal karena tidak dilandasi dengan
keteladanan. Pendidikan Agama Kristen menjadi gagal jika berfokus
hanya pada pentransferan pengetahuan-pengetahuan agama tanpa
keteladanan. Yesus berhasil dalam pengajaran-Nya karena Ia sanagat
menekankan keteladanan bagi murid-murid-Nya. Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya “Ikutlah keteladan-Ku”. Pendidikan Agama Kristen dalam
keluarga haruslah berbasisikan kepada keteladanan dari orang tua
kepada anak-anaknya.

3) Melibatkan Seluruh Kehidupan

Kurikulum d Pendidikan Agama Kristen alam keluarga ialah seluruh


kehidupan di tengah keluarga dialami dan dihadapi secara bersama-
sama. Pengalaman manisdan pahit, sukacita dan dukacita, pergumulan
dan tantangan hidup yang dihadapi yang berkaitan dengan iman. Ada
kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak-
anak belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah, belajar akan
lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya. Paradigma pembelajaran berubah menjadi bersifat dari
teacher centered menjadi student centered. Guru sedikit menjelaskan
materi sedangkan siswa berusaha membuktikan sendiri dari eksperimen
yang difasilitasi oleh guru. Guru tidak lagi menjadi subyek utama, yang
membawakan materi bahan dan menentukan jalannya pengajaran. Ia
tetap menjadi subyek. Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga
haruslah memperhatikan baik dalam keadaan baik maupun susah, Tuhan
terus dihadirkan sebagai Allah yang berotoritas di tengah keluarga.

9
4) Berjalan Terus-menerus

Pendidikan Agama Kristen di tengah keluarga tidak pernah berhenti,


tetapi berjalan-jalan terus menerus sepanjang hayat di kandung badan.
Oleh karena, Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga tidak pernah
berhenti. Kehidupan itu sendirilahyang menjadi kurikulumnya sendiri
sesuai pengalamannya bersama dengan Tuhan. Kelurga yang didasrkan
dengan kasih llah maka keluarga itu akan menjadi harmonis dan menjadi
teladana bagi orang lain. Sering disebut bahwa sekolah iman dalam
keluarga adalah “sekolah padang gurun”. Berlangsung terus dan
berkeliling dalam berbagai perjalanan hidup keluarga.

5) Kurikulumnya Adalah Kehidupan

Tuhan menjadikan bahwa kurikulum iman dalam keluarga ialah seluruh


kehidupan mulai dari seseorang lahir hingga meninggal. Lama berjalan
banyak yang dilihat, lama hidup banyak yang dirasakan, itulah kurikulum
kehidupan.

6) Pendidikan Lewat Ibadah, Doa, dan Praktek Iman

Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga praktenya adalah ketika ada


persekutuan dalam keluarga dan ada ibadah. Jika di tengah-tengah
keluarga tidak ada doa, ibadah, dan pembacaan Firman, sukarlah
seseorang itu dalam keluarga itu menjadi orang yang taat dan mnegashi
Tuhan.

2.3 Pentingnya Pendidikan Agama untuk Keluarga


Pendidikan agama Kristen dalam keluarga sangat penting, agar setiap
orangtua mengerti bagaimana memperlakukan dan cara pendampingan
kepada setiap anggota keluarga, melalui teladan Yesus yang telah
mendapat pendidikan dengan orangtua yang mengasihinya menjadi
contoh yang baik kepada setiap keluarga, orangtua yang baik yang
memiliki waktu kepada anggota keluarga, untuk mengetahui apa yang
menjadi permasalahan keluarga, komunikasi sangat penting dalam
keluarga, sangling mengampuni bila ada kesalahan menjadi hal yang
utama, agar tidak menimbulkan dendam apabila ada kesalahan, keluarga
harus menjadi tempat perlindungan bagi anak-anak, keluarga yang

10
berpendidikan sangat penting, orangtua harus memperhatikan pendidikan
yang terbaik bagi anak-anak. Keluarga yang mnecerminkan kasih Allah
ketika setiap anggota menghargai dan menghormati orangtua, orangtua
menddidik anak dengan penuh hikmat yang betujuan untuk memeuliakan
Allah, keluarga yang takut akan Allah adalah keluarga berkenan kepada
Allah.

2.4 Peran Orangtua Dalam Keluarga


Tugas orang tua mencakup cara yang dasariah yaitu mula-mula orang
tua dipanggil untuk menyatakan kasih Allah kepada anak-anaknya dan itu
dilakukan orang tua melalui teladan, pengajaran, tuntunan dalam berbagai
bentuk ibadah keluarga. Orang tua memiliki kewajiban untuk
membesarkan, mendidik, membimbing dan memenuhi kebutuhan anak
dengan dasar yang benar sesuai dengan firman Allah bahwa orang tua
harus membawa anak ke dalam tangan Tuhan melalui pengajaran-
pengajaran yang diberikan orang tua.
Orang tua harus memberikan contoh atau teladan yang baik bagi anak-
anaknya baik itu melalui sikap dan tindakan orang tua dalam
kesehariannya, sehingga dapat menjadi panutan yang baik bagi tumbuh
kembang seorang anak dalam sebuah keluarga yang sehat dan harmonis
baik dari segi jasmani maupun dari segi spiritual. Memahami pengertian
tanggung jawab orang tua sebagai mandataris Allah maka dia harus
berperan dan bertanggung jawab atas pertumbuhan Iman anak-anaknya
menuju kedewasaan.
Kedewasaan iman bukan merupakan sesuatu yang terjadi melalui
suatu proses alamiah, karena sebagai orang percaya yakin bahwa Roh
Kuduslah yang telah bekerja dalam hidup kita. Allah sendirilah yang telah
menganugerahkan iman kepada setiap orang percaya, dan sekarang
tinggal bagaimana ketaatan orang percaya kepada anugerah Allah itu.
Mengenai hal ini, maka anak yang juga merupakan anggota tubuh Kristus
oleh karena baptisannya perlu di bina serta diarahkan sampai mereka
menjadi manusia yang dewasa dalam iman yang kelak mampu mengenal
dirinya sendiri dan Tuhannya secara benar.
Mengingat bahwa jiwa dan rohani anak mengalami pertumbuhan di
dalam kehidupannya maka sedini mungkin anak mengenal Tuhan yang
dimulai oleh pengenalan dini. Pengenalan sejak dini merupakan
penunjang dalam memasuki pengenalan akan hubungannya dengan
Tuhan dan merupakan penunjang yang akan terdorongnya untuk
mengetahui lebih jauh tentang keberadaan dirinya. Dalam kondisi ini,
dengan adanya pengajaran Firman Tuhan sangatlah menolong terjadinya
perubahan-perubahan sikap yang radikal sehingga ketika dewasa nanti

11
anak tidak merasa asing lagi jika diperhadapkan dengan kenyataan
imannya.

Dengan pemberian dasar-dasar agama yang benar, maka anak-anak


akan memiliki fondasi yang kuat yang akan memampukannya untuk
berdiri sebagai bangunan Allah yang kokoh dan juga dapat menampakkan
nilai-nilai keimanannya dan menunjukkan hidup rohani dalam sikap dan
perilakunya. Dengan demikian anak mempunyai kedewasan rohani
senyampang terjadinya pertumbuhan fisik, akal dan nalar budi mereka.

Kedewasaan rohani tidak berarti kemudian mengasingkan diri dari


kehidupan dunia, sebaliknya dalam kedewasaan ini anak akan memiliki
pola hidup yang benar dalam kebenaran yang dimilikinya memampukan
dia mengaktualisasikan imannya dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam
hal ini yang paling mendasar adalah mempersiapkan anak untuk
bertumbuh dan berkembang dalam relasi yang benar dengan Tuhan.
Dengan cara seperti berikut:

1. Memberikan Cinta dan kasih Sayang

Seperti telah diketahui bahwa di dalam hati kedua orang tua secara
fitrah akan tumbuh perasaan cinta terhadap anak dan akan tumbuh pula
perasaan psikologis lainnya, salah satunya ialah mempunyai sifat seperti
kebapakan dan keibuan untuk memelihara, mengasihi, menyayangi, dan
memperhatikan anak. Diantara perasaan-perasaan mulia yang
ditanamkan Allah di dalam hati kedua orang tua itu adalah kasih sayang
terhadap anak-anak. Nah, salah satunya ialah ketika saat kita sakit, orang
tua kita baik bapak maupun ibu selalu sabar merawat anaknya. Bahkan
mereka juga sedikit cemas ketika anaknya lagi sakit. Andaikan perasaan
perasaan psikologis semacam itu tidak ada, mungkin kedua orang tua
kita tidak akan sabar memelihara anak-anak, tidak akan mau
memperhatikan persoalan dan kepentingan-kepentingan bagi anaknya.

Dalam Perjanjian Lama kita dapat mengerti bahwa, keluarga adalah


tempat yang pertama pendidikan agama diberikan. Sebelum adanya
hukum-hukum Musa, kaum Lewi ditetapkan sebagai imam, para nenek
moyang Israel yang menjadi imam atas kaum keluarganya, memimpin
keluarganya mempersembahkan korban-korban ke hadirat Allah. Peranan
keluarga para nenek moyang Israel yaitu Abraham, Ishak dan Yakub,
besar sekali pengaruhnya terhadap hidup anggota keluarga dan
keturunannya. Nenek moyang bangsa Israel menjadi guru bagi seluruh

12
keluarganya yaitu mengajar perbuatan-perbuatan Allah yang besar dan
janjiNya membawa berkat bagi bangsa itu turun-temurun.

Orang tua mempunyai tugas yang sama dengan para nabi dan imam
yaitu menyampaikan dan meneruskan berita tentang karya keselamatan
Allah kepada anak-anak. Ini merupakan tugas yang sangat penting dari
orang tua, oleh karena itu Allah memanggil mereka sebagai orang tua.

Pendidikan bangsa Israel dipusatkan dalam keluarga. Bagi umat Israel,


keluarga adalah tempat yang penting dan utama dalam menerapkan
pendidikan bagi anak dan ayah bertanggung jawab dalam mendidik anak-
anak.

Kitab Amsal merupakan kitab didikan. Banyak nasehat yang diberikan


kepada anak-anak, yang intinya agar mereka mendengarkan, mentaati
dan menuruti didikan ayah maupun ibunya, Dasar didikan itu ialah takut
akan Tuhan ( Amsal 1 : 7 ) Dalam pendidikan Israel, ibu-ibu tidak
dibebaskan dari tanggung jawab dalam pendidikan anak-anak, mereka
aktif mendidik anak-anak perempuan dengan berbagai keterampilan
seperti: memasak, menenun, membuat karya-karya seni. Demikian anak-
anak juga didorong untuk mendengar pengajaran dari ayah dan tidak
meninggalkan ajaran ibunya ( Amsal 1:8). Ayat itu mempunyai tujuan yang
sama dalam membina rohani anak.

2. Anak-anak Memerlukan Peraturan


Sebagai orangtua harus memberikan peraturan kepada ana-anak agar
anaknya dapat hidup sesuai dengan aturan dalam keluarga dengan cinta
kasih. Orang dapat mendidik anak-anaknya dengan hikamta dan takut
akan Tuhan. Peraturan itu itu sangat diperlukan supaya keluarga
berfungsi secara efektif. Selama bagian abad ke-19, keluarga merupakan
tempat di mana otoritas dan disiplin yang tajam dilaksanakan. Ayah
memerintah dengan tangan besi sebagai reaksi atas konsep yang keras
dari keluarga, aliran psikologi muncul yang menekankan pentingnya
kebebasan bagi anak. Keluarga juga merupakan sumber wewenang dan
konsep sebagai suatu demokrasi, akan tetapi otoritas itu telah ada
kembali dalam keluarga.
Dalam keluarga orangtua dapat menghadapi anak sebagai pribadi
dalam sekolah minggu, pengajar tidak mempunyai waktu untuk
menghadapi setiap anak sendiri-sendiri. Inilah kesulitan yang lazim
dihadapi oleh para pengajar sekolah minggu. Dalam keluarga, setiap anak
adalah oknum yang harus diperhatikan oleh orangtua dan mengajar
mereka.

13
Cara Mendidik Anak Menurut Iman Kristen Yang Baik Dan Benar

1) Berdoa

Yang paling utama yaitu mengajarkan anak untuk selalu berdoa dalam
memulai sesuatu. Karena berkat dan hikmat tentu datangnya dari
tuntunan Roh Kudus yang tiba dari kedekatan dengan Allah. Doa adalah
bentuk komunikasi manusia dengan Tuhan. Filipi 4:6 “Janganlah
hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur.” Disinilah akar komunikasi pada Allah, yaitu melalui
manfaat berdoa bagi orang Kristen.
2) Sabar
Pastikan mendidik anak-anak dengan kesabaran. Karena memang
seorang anak membutuhkan pengajaran berulang hingga mereka
mengerti benar tentang apa yang boleh dan tidak boleh sebagai umat
Kristen. Terutama saat mendidik ayat Alkitab tentang tanggung jawab
pada anak yang masih balita. Tidak mudah melakukannya, namun dengan
kesabaran dan bersandar pada Tuhan, tentu akan lebih mudah
memberikan hikmat didikan pada anak.
3) Lemah Lembut
Mengajarkan anak sesuai firman tentu juga harus dengan lemah
lembut. Karena seperti kata firman dalam Amsal 15:1 “Jawaban yang
lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas
membangkitkan marah.” Jika orang tua mengajarkan dengan penuh
kelembutan, maka akan berbeda penerimaannya dengan jika penuh
amarah. Sehingga jangan memarahi anak yang tak kunjung mengerti atau
melakukan kesalahan dalam melakukan didikan orang tua. Namun
ingatkan dengan ayat Alkitab tentang kesabaran dan lemah lembut akan
kesalahannya.
4) Jujur
Cara mendidik anak menurut iman Kristen yang paling baik yaitu
dengan penuh kejujuran dan tidak menakuti anak. Jangan bohongi anak
dengan akibat yang akan diterima. Selalu beritahukan sesuai karakter
Kristen sejati. Tidak kurang maupun tidak lebih. Sehingga anak paham
apa yang harus dilakukan supaya melakukan sesuai keinginan Allah

5) Tuntunan Roh Kudus

Segala bentuk pengajaran hendaknya sesuai dengan tuntunan Roh


Kudus yang berjalan dalam bentuk hikmat lewat perkataan dan ucapan
orang tua dalam mendidik anak-anak. Karena itu pastikan untuk meminta

14
peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya dalam menyampaikan
didikan Alkitabiah pada anak. Dengan demikian anak akan terbuka
menerimanya dan mudah untuk memahami apa maksud Tuhan melalui
ajaran orang tuanya.

6) Takut akan Tuhan

Yang terakhir paling penting yaitu mendidik anak untuk takut akan
Tuhan dan bukan takut pada manusia. Karena dengan takut akan Tuhan
maka anak akan menghindari keinginan duniawi dengan buah-buah Roh
Kudus meskipun tidak ada yang melihat. Dengan demikian anak akan
selalu ingat firman Allah.

Itulah cara mendidik anak menurut iman Kristen yang paling baik untuk
diterapkan pada anak. Dengan cara di atas maka anak akan bertumbuh
dan berbuah di dalam Kristus dalam iman yang baik. Sehingga tidak akan
mencoba untuk melakukan apa yang tidak diperbolehkan oleh Tuhan.
Dengan didikan yang baik sejak awal, maka iman anak akan bertumbuh
lebih baik dan mengetahui kehendak Allah di dalam hidup mereka.

15
.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga adalah pengajaran
mengenai apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab orangtua dalam
mendidik anak di tenga-tengah keluarga. Anak dapt belajar dari orang,
sehingga dikemudian hari anak sudah tertanam iman dari orangtua. PAK
di tengah keluarga berhasil bukan hanya saja lewat pengajaran formal,
melainkan keteadanan orang tua. Keteladanan adalah merupakan
pendidikan iman yang paling efektif sepanjang masa. Pengajaran PAK
formal di gereja dan di sekolah menjadi gagal karena tidak dilandasi
dengan keteladanan. Yesus berhasil dalam pengajarannya karena ia
sangat menekankan keteladanan bagi murid-murid-Nya. Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya, “Ikutlah teladan-Ku”. PAK dalam keluarga
haruslah berbasiskan kepada keteladanan dari orang tua kepada anak-
anaknya sehingga keluarga hidup dalam keharmonisan.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini ada banyak kekurangan baik dalam
penyusunannya dan tata bahasa. Harapan penulis agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi orangtua dalam mendidik sehingga anak menjadi dewasa
dalam rohani, dewasa dalam berpikir. Apa yang ditanamkan kepada anak
selama ia masih kecil, maka ia melakukan yang pernhai ia alami selama
dalam keluarga. Demikian penulis ucapkan terimakasih.

16
Daftar pustaka

1. Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. Oleh Drs. Paulus Lilik
Kristianto, M.Si., Th.M. H
2. Pendekatan Sosiologis, Psikologis, Teologis, Mengatasi kenakalan
Remaja oleh Y. Bambang Mulyono.
3. KELUARGA KRISTEN. Oleh Larry Christenson.
4. Pendidikan Agama Kristen. Oleh Dr.E.G. Homrighausen dan Dr.I.H.
Enklaar.
5. Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. Oleh Drs. Paulus Lilik
Kristianto, M.Si., Th.M. Hal. 139
6. Pendidikan Agama Kristen. Oleh Dr.E.G. Homrighausen dan Dr.I.H.
Enklaar. Hal.130
7. Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. Oleh Drs. Paulus Lilik
Kristianto, M.Si., Th.M. Hal. 151

17

Anda mungkin juga menyukai