Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kasih karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Kehidupan Beragama Di Lingkungan Keluarga”. Penulis
sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi nilai
tugas mandiri Pendidikan Agama Kristen pada Program Studi Manajemen Bisnis
di Universitas Putera Batam.
Makalah ini membahas tentang kehidupan beragama di lingkungan
keluarga dan memberikan pemecahan masalah terhadap masalah-masalah yang
timbul dalam kehidupan keluarga.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka kritik dan saran sangat penulis butuhkan untuk memperbaiki
penulisan makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Dan akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat menjadi sumber
manfaat bagi setiap pembacanya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR….........................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
LANDASAN TEORI..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
KESIMPULAN......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LANDASAN TEORI
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang arti keluarga dalam kehidupan
Kristen, hubungan suami istri menurut agama, hubungan orang tua dengan anaknya,
hubungan anak-anak ke orang tuanya dan kebutuhan keluarga saat ini, dan akan
membahas bagaimana membuat suatu keluarga hidup dalam ajaran agama masing-masing
serta memupuk kehidupan beragama yang rukun di lingkungan keluarga.
Pendidikan Agama Kristen sebagai upaya pembinaaan warga jemaat akhir-akhir ini
digalakkan dan dihidupkan ulang di kalangan umat kristiani. Banyak kegiatan yang
diadakan di berbagai gereja maupun persekutuan yang bertujuan untuk menumbuhkan
kehidupan baik atau suatu jalinan umat beragama yang baik di lingkungan keluarga kita.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Di dalam keluargalah manusia pertama kali belajar tentang arti kasih dan
penerimaan, kerja sama, toleransi, solidaritas, keadilan, kebenaran, dan empati.
Tuhan juga mengkehendaki agar pernikahan menjadi persekutuan yang hidup.
Artinya di dalam pernikahan tidak boleh dipakai untuk mencari kepentingan
pribadi. Pernikahan harus menjadi satu kesatuan, persekutuan yang sejati.
Pesan Allah bagi keluarga jelas, ”Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan
satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan
manusia.” ( Mat. 19:6)
Keluarga harus menggambarkan komunitas cinta kasih. Cinta kasih yang selalu
memberikan suasana yang hidup dan menghhidupkan. Jika di dalam keluarga
menghadirkan cinta kasih yang menghidupkan, maka keluarga itu adalah
keluarga yang dibangun dalam kerangka keselamatan Allah.
Beberapa hal pokok yang dapat menjadi fondasi kuat dalam hidup berkeluarga :
Memprioritaskan Kristus dalam kehidupan mereka.
Sikap saling mengasihi dan saling menghormati di antara anggota keluarga.
Cinta kasih tanpa batas. Artinya, setiap anggota keluarga memiliki tekad untuk
saling berkorban demi keutuhan kehidupan keluarga.
Sikap empati dan simpati antarsesama anggota keluarga
4
Fenomena tentang keluarga berikut peran suami - istri dalam keluarga semakin
sering diangkat dalam seminar-seminar keluarga dan media masa. Kita dapat
jumpai bahwa para suami-istri saring menganut pandangan yang memisahkan
peranan maskulin dan feminim. Bukan hanya suami, para istri juga masih melihat
bahwa laki-laki dan perempuan memeliki peranan yang khas.
Dewasa ini kita sering jumpai suami-istri yang semakin sibuk bekerja untuk
mencari uang, maka diperlukan konsep atau sistem sehingga suami-istri dapat
berperan maksimal dalam membina keluarga bahagia, sehingga tidak ada
alasan keluarga menjadi korban karena suami-istri yang sibuk.
Alkitab adalah sebuah kitab sempurna, yang telah membuat persamaan,
sentuhan dan pemisahan-pemisahan yang sangat jelas tentang peran suami-
istri.
“Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari
permata”
(Amsal 31:10)
Bila kita perhatikan ayat di atas menjelaskan begitu penting peran istri dalam
keluarga bahagia, baik peranannya terhadap suami, anak, pengembagan gereja
dan juga masyarakat. Maka tepat sekali Firman Tuhan mengataka bahwa istri
yang berakal budi adalah karunia Tuhan (Amsal 19:14). Tetapi istri perongrong
dan suka mempermalukan suami sama seperti penyakit yang membusukkan
tulang (Amsal 12:4).
6
Dapat dipercaya
Hati suaminya percaya kepadanya (Ams 31:11a), dalam hal: Kesetiaan
Istri berkewajiban setia kepada suami, anak dan keluarga sebagaimana janji
pernikahan yang diucapkan dihadapan pendeta, jemaat dan Tuhan. istri harus
tetap bertekat untuk hidup bersama, karena apa yang telah dipersatukan Allah
tidak boleh diceraikan oleh manusia (Mat 9:5-6).
Menjaga Rahasia.
Siapa menjaga mulutya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan
ditimpa kebinasaan (Ams 18:21). Istri harus dapat dipercayai suami, menjaga
rahasia pribadi, keluarga, pekerjaan dan pelayanan. Hati-hati dalam berkata-
kata. Mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh diceritakan agar gosip tidak
berkembang. Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan dan mulutnya berseru
meminta pukulan orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat
bagi nyawanya (Ams 18:6,7).
Mengatur keuangan
Ia membeli ladang yang diingininya (Ams 31:16a). dari zaman dulu sampai
sekarang, ladang (tanah) dapat merupakan tabungan dan juga sumber
penghasilan. Alkitab mengajarkan bahwa siapa yang mewahkan pintunya,
mencari kehancuran (Ams 17:19b). taruhlah pisau pada lehermu bila besar
nafsumu (Ams 23:2) karena sipeminum dan pelahap menjadi miskin (Ams
23:21). Istri yang baik akan dipercaya oleh suami karena mampu mengatur
keuangan dengan penuh tanggung jawab. Istri yang bijak membangun
rumahnya, tetapi istri yang bodoh meruntuhkan dengan tangannya (Ams 15:13).
7
31:15a). Tugas mengatur rumah
8
tangga bukanlah tugas yang sepele (Titus 2:5). Termasuk wanita karir
seharusnya tahu mengatur rumah tangga dengan baik dan tidak boleh
menelantarkan rumah tangga.
Mengasihi Suami
Pernikahan Kristen diikat oleh kasih Kristus, karennya suami istri harus saling
mengasihi. Kasih kan menciptakan kebahagiaan dalam keluarga. Kualitas kasih
dalam keluarga Kristen addlah sepeti kasih Tuhan Yesus kepada jemaat. Yang
perama harus dikasihi seorang istri adalah suaminya. Bahkan setelah mereka
memiliki anak sekalupun, istri harus mengasihi suaminya terlebih dagulu. Di
11
dalam beberapa rumah tangga mungkin
12
saja istri melupakan perskutuan dengan suaminya, istri lebih banyak
mencurahkan kasihnya untuk anak-anak. Sikap ini tidak baik. Ayah dan ibu harus
bersam-sama mengasihi dan memelihara anak-anak mereka. akan tetapi
kehadiran anak-anak tidak boleh mengurangi kasih suami istri (Joyce Coon,
1984:15)
13
Hubungan Orang Tua Dengan Anaknya Peranan Ibu bagi Anak.
Istri tidak hanya berperan terhadap hidup dan kemajuan karier suami, tetapi juga
menentukan kemajuan anak. Kualitas keluarga dari sisi lain juga dapat tercermin
dari kebahagiaan, pertumbuhan dan kemajuan anak, karena kehancuran dan
ketidak bahagiaan rumah tangga dapat mengakibatkan anak menjadi korban. Di
bawah ini akan diuraikn peran ibu terhadap anaknya antara lain:
Memelihara dan mengasuh anak.
Menyediakan makanan bagi anaknya (Ams 31:15a)
Mengasuh dan mengawasi anak (Ams 31:27a)
Imam bagi anak-anaknya
Doa orang benar besar kuasanya dan Tuhan mendengarkan doa orang yang
jujur dan Tuhan berjanji untuk menjawab doa (Mat 7:7). Sebagai imam berari
menyampaikan keluhan, masalah dan sukacita anak kepada Tuhan. ibu juga
berperan menjadi penyambung lidah Allah, yaitu menyampaikan Firman Allah
kepada anak.
Teladan bagi anaknya
Perlu disadari bahwa kehidupan ibu sangat mewarnai kehidupan anak, baik hal
positif maupun hal yang negatif. Perkataan, perbuatan, dan gaya hidup orang tua
akan diteladani anak-anak (Ams 20:15, 14:1; 31:20).
Sebagai guru
Sebagai guru seorang ibu harus dapat mendidik anak-anaknya. Hai anak-anakku
dengarlah didikan ayahmu dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu (Ams
1:8b)
Hai anak-anakku, peliharalah perintah ayahmu dan jangan menyia-nyiakan
ajaran ibumu (Ams 6:20)
Kedua ayat tersebut menyatakan peran ibu sebagai guru, pendidik, pengajar,
terutama untuk mengajar dan mengenalkan anak takut akan Tuhan. berarti ibu
(orang tua) harus berulang-ulang mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anak.
14
Ayah/Bapak berarti:
¨ Pengakuaan dan sebutan dari anak-anak kepada laki-lki yang memiliki ikatan
batin dan realisasi biologis.
¨ Laki-laki yang memiliki anak yang bertanggung jawab menentukan, melindungi,
membina dan menasehati.
¨ Sebutan ayah memiliki aspek penghormatan: menekankan relasi ganda yakni
relasi sosiologis-biologis, arti secara sosiologis; Ayah/Bapak menerima
penghormatan dari luar karena faktor usia atau status sosial yang dimiliki.
Sedangkan secara biologis, ayah menerima peghormatan dari dalam, yakni anak
kandungnya karena faktor pemilihan, sehingga aspek ini bersifat umum dan
khusus.
Kedudukan Ayah
Untuk dapat berfungsi secara efektif, persepsi Alkitab bagi kedudukan ayah
dalam keluarga harus ditelusuri. Prinsipnya adalah sebagai berikut:
16
¨ Ayah adalah kepala
Ayah bertugas sebagai kepala dalam membawa bahtera rumah tangga melewati
tiap tantangan dan godaan. Karena suami adalah kepala istri, sama sepeti
Kristus adalah kepala jemaat (Ef 5:23; 1Kor 11:3).
Pengertian ayah sebagai kepala dapat dilihat dari empat dimensi, yaitu: 1.
Hubungan,
Kekuasaan
Posisi
Fungsi
Dimensi kekuasaan, Kristus menguasai jemaat, begitu juga suami berkuasa atas
istri dan keluarganya. Dimensi posisi, kepala adalah pemimpin.Dimensi fungsi,
memperlihatkan kepala bertugas menghidupkan, melindungi, menggerakkan dan
mengatur. Tapi hendaknya diperhatikan bahwa hakekat sebagai kepala seperti
Kristus menjadi kepala jemaat. Dengan demikian tolak ukur adalah
kepemimpinan Kristus. Kepala menyelamatkan, melindungi, mengasihi, melayani
tubuh. Menjadi kepala berarti suami harus mengasihi istri anak dan keluarga.
Keluarga Kristen tidak hanya membawa anak beragama, sekolah dan hidup
yang baik, namun tiap anak harus didoakan/dibimbing untuk bertobat dan
mengenal Tuhan Yesus secara sungguh-sungguh. Disiplin ditanamkan mulai
17
sejak anak kecil.
18
Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi janganlah engkau menginginkan
kematiannya (Ams 19:18).
20
profesor di universitas, 13 orang penulis, 3 orang pejabat pemerintah, dan 1
orang wakil presiden Amerika.
Dari diagram tersebut kita bisa melihat bahwa kebiasaan, keputusan dan nilai-
nilai dari generasi terdahulu sangat mempengaruhi kehidupan generasi
berikutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli psikologi dan pendidikan
pada umumnya yang menyatakan bahwa lingkungan dan agen yang banyak
mempengaruhi pembentukan watak, iman, dan tata nilai seseorang adalah
keluarga asal (the family of origin). Dengan kata lain, keluarga asal dianggap
paling berperan dan berharga dengan berbagai dinamika dan kondisi apapun.
Memperhatikan penting dan strategisnya peranan keluarga, Paul Meier seorang
psikiater Kristen Amerika mengusulkan lima aspek yang harus terus bertumbuh
dalam kehidupan sebuah keluarga, yaitu:
Pertama, kasih di antara suami istri dan di antara orang tua terhadap anak harus
terus meningkat (1 Korintus 13:4-7). Apakah kasih itu? Menurut Meier, kasih
mencakup komitmen, perhatian, perlindungan, pemeliharaan,
pertanggungjawaban, dan kesetiaan. Kasih yang seharusnya berlanjut dalam
relasi suami istri tidak lagi sebatas ketertarikan secara fisik. Kasih itu harus
diungkapkan dalam perbuatan nyata, saling berkomunikasi dan berelasi. Kasih
itu juga diaktualisasikan ketika menghadapi masalah, memikiul tugas dan
tanggung jawab hidup. Ketiadaan kasih diantara orang tua dapat dirasakan oleh
anak, akibat selanjutnya adalah menggangu pertumbuhan watak mereka.
Kedua, harus ada disiplin yakni tegaknya keseimbangan hukuman dan pujian
yang dinyatakan orang tua bagi anak mereka. Disiplin itu sendiri merupakan
kebutuhan dasar anak pada masa pembentukannya. Disiplin tidaklah identik
dengan hukuman saja. Disiplin sebenarnya berarti pemberitahuan, penjelasan,
dan pelatihan dalam hal-hal kebajikan. Melalui disiplin anak dimampukan
mengenali dan memilih serta mewujudkan pilihannya dalam kebaikan itu. Disiplin
orang tua bagi anak-anaknya juga berkaitan dengan pembentukan iman anak
melalui pengajaran, percakapan, komunikasi formal, dan non formal. Alkitab
mengajarkan bahwa orang tualah yang paling bertanggung jawab mengajari
anak-anaknya dalam iman dan moral secara berulang-ulang dengan berbagai
cara kreatif supaya mereka bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan (Baca:
Ulangan 6:6-9; Matius 18:5-14).
Ketiga, pentingnya konsistensi yaitu aturan yang dianggap benar, terus menerus
21
dinyatakan dan diterapkan orang tua. Aturan tersebut tidak boleh hanya penuh
semangat diterapkan satu minggu atau beberapa hari saja kemudian tidak
dilaksanakan lagi, melain terus menerus dan
22
konsisten. Penetapan aturan yang harus diikuti anak semestinya
mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan anak. Perlu dipahami bahwa cara
anak menanggapi aturan berbeda-beda sesuai tingkat usia dan tahap
perkembangan mereka.
Keempat, mendesaknya keteladanan orang tua dihadapan anak-anak, termasuk
dalam segi perkataan, sikap, penampilan dan perbuatan (Baca: Efesus 6:4;
Kolose 3:20-21). Para ahli psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa anak
kecil belajar dengan melihat, mendengar, merasakan dan meniru. Selanjutnya
mereka mengolah dalam pikirannya apa yang didengar dan dilihat, seiring
dengan perkembangan kognitifnya. Jika anak mendapatkan contoh sikap dan -
perilaku yang buruk, ia memandang itu sebagai yang “benar” untuk diteladani.
Yesus sendiri memang telah mengingatkan para orang tua supaya menjaga
anggota tubuhnya sedemikian rupa agar tidak membawa anak-anak mereka
bertumbuh dengan kekecewaan, lalu pada akhirnya jauh dari atau menolak kasih
dan rahmat Tuhan (Matius 18:6-9).
Kelima, peran suami sebagai kepala rumah tangga harus dilaksanakan. Ini
merupakan ketetapan Allah bagi setiap keluarga di dunia. Supaya keluarga
bertumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan, maka istri harus memberi
kesempatan dan dukungan agar. Inilah perannya sebagai penolong yang
sepadan bagi suaminya. Suami yang takut akan Tuhan dan menjadi pimpinan
yang melayani di dalam keluarganya dinyatakan akan berbahagia; berkat Tuhan
akan hadir dan nyata dalam kehidupan istri, anak-anak dan pekerjaannya. Inilah
yang dilakukan oleh Yosua terhadap keluarganya. Ia mendemonstrasikan peran
ini ketika berkata “… Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada
TUHAN!” (Yosua 24:12b). Peranan orang tua terutama, seorang suami untuk
membawa seluruh keluarga beribadah kepada Tuhan berlaku dalam Perjanjian
Lama dan tidak dibatalkan dalam Perjanjian Baru. Dari sekian banyak peranan
suami dalam Alkitab, dua hal yang paling menonjol, yaitu :
Peranan suami sebagai kepala rumah tangga. (Efesus 5:22-29). Sebagai kepala
rumah tangga suami adalah pemimpin keluarga dan pengambil keputusan;
pengayom bagi semua anggota keluarga; pelindung yang melindungi dan
bertanggung jawab; mendidik, menegor dan menasihati. (Efesus 6:4); memberi
contoh dan teladan yang baik bagi keluarga.
Peranan suami sebagai imam. Sebagai imam Ia harus memimpin dan mengatur
23
ibadah dalam keluarga; berdoa setiap waktu kepada Allah bagi seluruh anggota
keluarganya
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa karakter, tata nilai, dan cara beriman kita
muncul dan
24
berkembang dari keluarga tempat di mana kita dibesarkan dan bertumbuh.
Selain itu betapa pentingnya kehidupan keluarga yang baik, yang sesuai dengan
prinsip Alkitab (2 Timotius 3:16-17) Syarat ini diperlukan untuk membentuk
generasi yang berkarakter mulia sesuai dengan kehendak Allah.
25
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Alkitab berisi rencana Tuhan untuk mencapai kualitas dan kesehatan
dalam kehidupan keluarga. Alkitab adalah sumber pedoman hidup kita. Pelajaran
tentang kehidupan ini bisa kita dapatkan dari Alkitab. Maka membaca Firman
Tuhan adalah hal yang sangat penting sekali. Bukan sekadar formalitas untuk
membaca saja, namun percayalah kita akan mendapatkan suatu hikmat dan
pembelajaran yang baru untuk kehidupan di bidang apapun dari membaca
Alkitab.
26
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id
www.wikipedia.com
www.scribd.com
27