Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MANDIRI

Kehidupan Beragama Di Lingkungan Keluarga

Nama : Daud Anugrah Panjaitan


Npm : 220910337
Matkul : Pendidikan Agama
Prodi : Manajemen
Dosen : Timbul Simon Sitompul, S.Th.

UNIVERSITAS PUTERA BATAM


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kasih karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Kehidupan Beragama Di Lingkungan Keluarga”. Penulis
sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi nilai
tugas mandiri Pendidikan Agama Kristen pada Program Studi Manajemen Bisnis
di Universitas Putera Batam.
Makalah ini membahas tentang kehidupan beragama di lingkungan
keluarga dan memberikan pemecahan masalah terhadap masalah-masalah yang
timbul dalam kehidupan keluarga.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka kritik dan saran sangat penulis butuhkan untuk memperbaiki
penulisan makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Dan akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat menjadi sumber
manfaat bagi setiap pembacanya.

Batam, Juni 2023

Daud Anugrah Panjaitan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR….........................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

LANDASAN TEORI..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

A. Arti Keluarga Dalam Kehidupan Kristen.....................................................2

B. Hubungan Suami Istri Menurut Agama......................................................3

C. Hubungan Orang Tua Dengan Anaknya.....................................................9

D. Hubungan Anak Kepada Orang Tuanya....................................................12

E. Kebutuhan Keluarga Saat Ini....................................................................12

BAB III PENUTUP................................................................................................16

KESIMPULAN......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Keluarga merupakan lembaga yang fenomenal dan universal. Di dalamnya


terdapat anak-anak yang dipersiapkan untuk bertumbuh. Keluarga adalah lembaga
masyarakat paling kecil tetapi paling penting. Keluarga merupakan masyarakat kecil dan
menjadi pilar bagi tegaknya masyarakat makro yaitu umat. Sebuah keluarga dapat
terbentuk karena adanya ikatan laki-laki dan perempuan melalui sebuah pernikahan yang
sah. Kehidupan keluarga saat ini di bawah pengepungan. Keluarga dilanda banyak
masalah seperti perceraian, krisis dalam peran, ketidakhadiran orang tua, keasyikan
dengan kesibukan masing-masing, waktu yang tidak memadai bersama-sama, tekanan
keuangan, dan sejumlah masalah lain. Alkitab mengajarkan bahwa institusi keluarga
adalah asal dan tujuan ilahi. Alkitab juga memberikan panduan hubungan baik dalam
keluarga.

1. LANDASAN TEORI
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang arti keluarga dalam kehidupan
Kristen, hubungan suami istri menurut agama, hubungan orang tua dengan anaknya,
hubungan anak-anak ke orang tuanya dan kebutuhan keluarga saat ini, dan akan
membahas bagaimana membuat suatu keluarga hidup dalam ajaran agama masing-masing
serta memupuk kehidupan beragama yang rukun di lingkungan keluarga.
Pendidikan Agama Kristen sebagai upaya pembinaaan warga jemaat akhir-akhir ini
digalakkan dan dihidupkan ulang di kalangan umat kristiani. Banyak kegiatan yang
diadakan di berbagai gereja maupun persekutuan yang bertujuan untuk menumbuhkan
kehidupan baik atau suatu jalinan umat beragama yang baik di lingkungan keluarga kita.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Arti Keluarga Dalam Kehidupan Kristen


Keluarga merupakan lembaga yang fenomenal dan universal. Di dalamnya terdapat anak-
anak yang dipersiapkan untuk bertumbuh. Keluarga adalah lembaga masyarakat paling
kecil tetapi paling penting. Dr. Kenneth Chafin dalam bukunya Is There a Family in the
House? memberi gambaran tentang maksud keluarga dalam lima identifikasi, yaitu:
Pertama, keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi,
hubungan sosial, kasih dan rohani. Manusia diciptakan menurut gambar Allah sehingga
mempunyai potensi untuk bertumbuh. Keluarga merupakan tempat memberi energi,
perhatian, komitmen, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam segala
hal ke arah Yesus Kristus.
Kedua, Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga setiap
orang bebas mengembangkan setiap karunianya masing-masing. Di dalam keluarga
landasan kehidupan anak dibangun dan dikembangkan.
Ketiga, keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan.
Barangkali orang lain sering tidak memahami kesulitan hidup yang kita rasakan tetapi di
dalam keluarga kita mendapat perhatian dan perlindungan.
Keempat, keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai, laboratorium hidup
bagi setiap anggota keluarga dan saling belajar hal yang baik.
Kelima, keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan penyelesaiannya.
Tidak ada keluarga yang tidak menghadapi permasalahan hidup. Seringkali permasalahan
muncul secara tidak terduga. Misalnya, hubungan suami istri, masalah yang dihadapi
anak belasan tahun, dan masalah ekonomi. Namun, keluarga yang membiarkan Kristus
memerintah sebagai Tuhan atas hidup mereka pasti dapat menyelesaikan semua
permasalahan.
Keluarga dalam pengertian Kristen adalah keluarga yang dalam seluruh keberadaannya
menunjukkan penghayatan dan pemahaman nya pada Ajaran Kristus. Keluarga Kristen
bukan sekadar sebuah label atau sebuah catatan sensus penduduk, bukan juga sekadar
ditunjukkan melalui keikutansertaan dalam ibadah-ibadah gerejawi maupun ibadah rutin
lainnya yang diselenggarakan didalam keluarga. Keluarga Kristen tamapak melalui
tampilan
2
dan karakter tiap-tiap anggota keluarga, terutama hubungan dan komunikasi
yang terjalin diantara sesama anggota keluarga.
Secara khusus ada 3 fungsi keluarga menurut Alkitab,yaitu:
Mewakili Tuhan dalam mengolah alam semesta.
Menjadi lembaga pendidik pertama dan utama.
menjadi wadah bagi anggotanya dalam mengekspresikan cinta, kesetiaan, dan
saling menghormati.

Di dalam keluargalah manusia pertama kali belajar tentang arti kasih dan
penerimaan, kerja sama, toleransi, solidaritas, keadilan, kebenaran, dan empati.
Tuhan juga mengkehendaki agar pernikahan menjadi persekutuan yang hidup.
Artinya di dalam pernikahan tidak boleh dipakai untuk mencari kepentingan
pribadi. Pernikahan harus menjadi satu kesatuan, persekutuan yang sejati.
Pesan Allah bagi keluarga jelas, ”Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan
satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan
manusia.” ( Mat. 19:6)
Keluarga harus menggambarkan komunitas cinta kasih. Cinta kasih yang selalu
memberikan suasana yang hidup dan menghhidupkan. Jika di dalam keluarga
menghadirkan cinta kasih yang menghidupkan, maka keluarga itu adalah
keluarga yang dibangun dalam kerangka keselamatan Allah.
Beberapa hal pokok yang dapat menjadi fondasi kuat dalam hidup berkeluarga :
Memprioritaskan Kristus dalam kehidupan mereka.
Sikap saling mengasihi dan saling menghormati di antara anggota keluarga.
Cinta kasih tanpa batas. Artinya, setiap anggota keluarga memiliki tekad untuk
saling berkorban demi keutuhan kehidupan keluarga.
Sikap empati dan simpati antarsesama anggota keluarga

Hubungan Suami Istri Menurut Agama


3
Panggilan Alkitab untuk hubungan pernikahan akan ditandai dengan penyerahan
bersama dan sukarela dalam saling menghormati dan kepercayaan. Alkitab
menyebut untuk pemenuhan timbal balik dalam hubungan seksual dalam
hubungan pernikahan.

4
Fenomena tentang keluarga berikut peran suami - istri dalam keluarga semakin
sering diangkat dalam seminar-seminar keluarga dan media masa. Kita dapat
jumpai bahwa para suami-istri saring menganut pandangan yang memisahkan
peranan maskulin dan feminim. Bukan hanya suami, para istri juga masih melihat
bahwa laki-laki dan perempuan memeliki peranan yang khas.
Dewasa ini kita sering jumpai suami-istri yang semakin sibuk bekerja untuk
mencari uang, maka diperlukan konsep atau sistem sehingga suami-istri dapat
berperan maksimal dalam membina keluarga bahagia, sehingga tidak ada
alasan keluarga menjadi korban karena suami-istri yang sibuk.
Alkitab adalah sebuah kitab sempurna, yang telah membuat persamaan,
sentuhan dan pemisahan-pemisahan yang sangat jelas tentang peran suami-
istri.
“Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari
permata”
(Amsal 31:10)
Bila kita perhatikan ayat di atas menjelaskan begitu penting peran istri dalam
keluarga bahagia, baik peranannya terhadap suami, anak, pengembagan gereja
dan juga masyarakat. Maka tepat sekali Firman Tuhan mengataka bahwa istri
yang berakal budi adalah karunia Tuhan (Amsal 19:14). Tetapi istri perongrong
dan suka mempermalukan suami sama seperti penyakit yang membusukkan
tulang (Amsal 12:4).

Peranan Istri terhadap suami


Sebagai penolong bagi suami.
“Tidak baik manusia itu seorang diri, Aku akan menjadikan seorang penolong
baginya” (Kej 2:18)
Istri adalah penolong dan bukan perongrong suami. Istri merupakan asisten,
mengisi kekurangan, mengantikan dan mewakili bila diperlukan. Gelar penolong
diberikan oleh Allah sendiri. Kata penolong dalam bahasa Ibrani “Ezer”, dan kita
jumpai kata itu dalam ungkapan “Ebenhaezer” sampai disini Tuhan telah
menolong kita.
Istri sebagai penolong berarti:
Berharga/Bermutu
Istri yang cakap lebih berharga dari permata (Ams 31:10). Pikiran, perasaan dan
5
perbuatannya bermutu, sehingga istri merupakan harta kekayaan yang tak
ternilai harganya.

6
Dapat dipercaya
Hati suaminya percaya kepadanya (Ams 31:11a), dalam hal: Kesetiaan
Istri berkewajiban setia kepada suami, anak dan keluarga sebagaimana janji
pernikahan yang diucapkan dihadapan pendeta, jemaat dan Tuhan. istri harus
tetap bertekat untuk hidup bersama, karena apa yang telah dipersatukan Allah
tidak boleh diceraikan oleh manusia (Mat 9:5-6).

Menjaga Rahasia.
Siapa menjaga mulutya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan
ditimpa kebinasaan (Ams 18:21). Istri harus dapat dipercayai suami, menjaga
rahasia pribadi, keluarga, pekerjaan dan pelayanan. Hati-hati dalam berkata-
kata. Mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh diceritakan agar gosip tidak
berkembang. Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan dan mulutnya berseru
meminta pukulan orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat
bagi nyawanya (Ams 18:6,7).

Mengatur keuangan
Ia membeli ladang yang diingininya (Ams 31:16a). dari zaman dulu sampai
sekarang, ladang (tanah) dapat merupakan tabungan dan juga sumber
penghasilan. Alkitab mengajarkan bahwa siapa yang mewahkan pintunya,
mencari kehancuran (Ams 17:19b). taruhlah pisau pada lehermu bila besar
nafsumu (Ams 23:2) karena sipeminum dan pelahap menjadi miskin (Ams
23:21). Istri yang baik akan dipercaya oleh suami karena mampu mengatur
keuangan dengan penuh tanggung jawab. Istri yang bijak membangun
rumahnya, tetapi istri yang bodoh meruntuhkan dengan tangannya (Ams 15:13).

Mengatur Rumah Tangga


Dari jauh ia mendatangkan makanan (Ams 31:14b). pada zaman dahulu,
makanan dari jauh adalah makanan yang berkualitas. Dengan demikian istri
memiliki peranan untuk mengatur makanan yang berkualitas dalam keluarga.
Bangun kala pagi, lalu menyediakan makanan bagi seisi rumahnya (Ams

7
31:15a). Tugas mengatur rumah

8
tangga bukanlah tugas yang sepele (Titus 2:5). Termasuk wanita karir
seharusnya tahu mengatur rumah tangga dengan baik dan tidak boleh
menelantarkan rumah tangga.

Rajin dan kreatif


Bangun kala masih malam (Ams 31:15a) pada malam hari pelitanya tidak padam
(Ams 31:18b) ia sedang bekerja dengan tangannya (Ams 31:13b). prinsipnya
disini adalah seorang istri hendaknya rajin dan kreatif, mempunyai kesediaan
dan kemampun bekerja keras. Seorang istri, ibu rumah tangga yang malas,
boros dan hanya bermalas-malasan akan mengakibatkan rumah tangga yang
berantakan.

Penolong yang berhikmat


Hikmat diproleh dari sumber hikmat yaitu Tuhan (Ams 1:7), oleh sebab itu
salomo tidak memint kekayaan atau umur panjang, tetapi ia minta hikmat (@
Taw 1:10). Hikmat adalah kemampuan dari Tuhan untuk mengetahui, mengerti
dan memecahkan berbagai maslah secara tepat.
Ia membuka mulutnya dngan hikmat (Ams 31:26) istri tahu kapan harus berkata-
kata sesuai dengan waktu, tempat dan situasi. Ia tahu kapan harus memberikan
pujian atau koreksi kepada suaminya. Perkataan yang diucapkan pada
waktunya, seperti buah apel emas dalam pinggan perak (Ams 25:11).

Penolong yang mantap dalam penampilannya.


Dalam Perjanjian Baru, kita dapat temukan bahwa keserasian lahiriah dan batin
terungkap dalam: “Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan
mengepang- ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan
mengenakan pakaian yang indah-indah “(1 Pet 3:3).
Dengan demikian, dalam penampilan yang terutama adalah perhiasan rohani
(batin), namun jangan mengabaikan perhiasan lahiriah. Sangat menyedihkan jika
istri menyambut suami dengan rambut kusut dan daster yang kotor, istri
yangmelalikan diri tidak menjadi penolong yang baik. Jangan mengeluh jika
suami mulai melihat wanita lain yang tahu merawat diri. Istri yang baik juga tahu
mnghias diri sesuai dengn profesi suaminya shingga membeikan rasa hormat
dan wibawa.
9
10
Penolong yang mendoakan suami
“Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala
rencanamu” (Ams 16:3) Doa yang benar besar kuasanya” (Yak 5:16b)
“pergumulan yang berat sekalipun, dapat twrselesaikan melalui doa” (2 Raj-raja
19) dan doa seorang istri bagi suami sangat penting, karna melalui doa istri,
suami akan diberkti. Dikuatkan, dilindungi, dimenangkan dan dapat dipakai oleh
Tuhan bagi kemuliaan-Nya. Begitu juga anak-anak membutuhkan ibu yang
berdoa bagi kemajuan dan pertumbuhan hidup mereka.

Tunduk dan menghormati Suami


“Istri hendaklah menghormati suami” (Ef 5:33b)
“Hai Istri tunduklah kepada suamimu sepei kepda Tuhan” (Ef 5:22)
Istilah tunduk dan hormat mungkin merupakan istilah yang menjengkelkan bagi
istri yang dominan terhadap suami, terlebih bagi istri yang memiliki alasan
rasional untuk dominan dalam keluarga. Namun agar keluarga menjadi bahagia,
prinsip-prinsip keluarga dalam Alkitab perlu digali dan ditaati. Kemungkinan
kehancuran keluarga karena diabaikannya prinsip tersebut dalam kehidupan
keluarga Kristen. Allah telah mengajarkan bagaimana istri berlaku kepada suami,
yaitu tunduk dan hormat.
Prinsip istri tunduk terhadap suami memang sudah sewajarnya, baik dilihat
secara kronologis penciptaan, terlebih lagi merupakan perintah Allah agar istri
tunduk terhadap suami, termasuk tunduk kepada suami yang tidak beriman (Ef
5:21; 1 Pet 3:27).
Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada
diantara mereka yang tidak taat kepada Firman, merka juga tanpa perkataan
dimenengkan oleh kelakuan istri, jika mereka meliht, bagaimana murni dan
salehnya hidup istri mereka. (1 Pet 3:1-2)

Mengasihi Suami
Pernikahan Kristen diikat oleh kasih Kristus, karennya suami istri harus saling
mengasihi. Kasih kan menciptakan kebahagiaan dalam keluarga. Kualitas kasih
dalam keluarga Kristen addlah sepeti kasih Tuhan Yesus kepada jemaat. Yang
perama harus dikasihi seorang istri adalah suaminya. Bahkan setelah mereka
memiliki anak sekalupun, istri harus mengasihi suaminya terlebih dagulu. Di
11
dalam beberapa rumah tangga mungkin

12
saja istri melupakan perskutuan dengan suaminya, istri lebih banyak
mencurahkan kasihnya untuk anak-anak. Sikap ini tidak baik. Ayah dan ibu harus
bersam-sama mengasihi dan memelihara anak-anak mereka. akan tetapi
kehadiran anak-anak tidak boleh mengurangi kasih suami istri (Joyce Coon,
1984:15)

Peranan suami terhadap istri


Pemimpin rohani terhadap Istri
Pemimpin rohani terhadap istri berarti suami harus mendoakan, mengasihi dan
memimpim istri sesuai dengan peraturan Allah. Kepemimpinan rohani terhadap
istri memberikan wibawa terhadap istri dan anak:
¨ Bertanggung jawab kepada Kristus, karena tugas memimpin mewakili Allah.
¨ Memimpin berarti memimpin dan mengasihi dan melayani, bukan memuntut
atau berlaku sebagai boss, sebab Yesus datang bukan untuk dilayani melainkan
untuk melayani ( Mat 20:28; Ef 5:25; Kol 3:9)
¨ Memimpin berarti bergaul dan memberi waktu (Yoh 1:39, 43; Mark 1:17, 3:14)
¨ Memimpin berarti menjadi teladan (1 Kor 4: 16; Fil 3:17; 1 Tim 4:12)
¨ Memimpin berarti rela berkorban (Ef 5:28:30)
¨ Tidak memukul atau berlaku kasar, sebab istri adalah milik Kristus dan tubuh
istri adalah bait Roh Kudus ( 1 Kor 6:19-20; Kej 2:18-24), memukul istri berarti
memukul milik Allah.
¨ Mengagumi dan memberi penghargaan pada istri (Maz 139:13-14)
¨ Memperhatikan dan memelihara hubungan pribadi dengan sopan dan hormat.
Tubuh suami adalah milik istri dan sebaliknya (1 Kor 7:4; Kej 2:24; Ef 5:31),
ekspresi cinta harus benar dan tidak boleh egois. Demikian juga kamu hai suami-
suami, hiduplah bijak sama dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah!
Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan,
supaya doamu jangan terhalang.
¨ Selain Kristus, istri mendapat tempat pertama dihati suami (Mat 10:37)
¨ Menyediakan waktu bagi istri dan anak untuk relax bersama.berdoa dan
membuka Alkitab bersama (Maz 127:1; 119:105; Mat 6:33)
¨ Melayani Tuhan bersama, sebagai contoh Akuila dan Priskila (Kis 3:11; Rom
16)

13
Hubungan Orang Tua Dengan Anaknya Peranan Ibu bagi Anak.
Istri tidak hanya berperan terhadap hidup dan kemajuan karier suami, tetapi juga
menentukan kemajuan anak. Kualitas keluarga dari sisi lain juga dapat tercermin
dari kebahagiaan, pertumbuhan dan kemajuan anak, karena kehancuran dan
ketidak bahagiaan rumah tangga dapat mengakibatkan anak menjadi korban. Di
bawah ini akan diuraikn peran ibu terhadap anaknya antara lain:
Memelihara dan mengasuh anak.
Menyediakan makanan bagi anaknya (Ams 31:15a)
Mengasuh dan mengawasi anak (Ams 31:27a)
Imam bagi anak-anaknya
Doa orang benar besar kuasanya dan Tuhan mendengarkan doa orang yang
jujur dan Tuhan berjanji untuk menjawab doa (Mat 7:7). Sebagai imam berari
menyampaikan keluhan, masalah dan sukacita anak kepada Tuhan. ibu juga
berperan menjadi penyambung lidah Allah, yaitu menyampaikan Firman Allah
kepada anak.
Teladan bagi anaknya
Perlu disadari bahwa kehidupan ibu sangat mewarnai kehidupan anak, baik hal
positif maupun hal yang negatif. Perkataan, perbuatan, dan gaya hidup orang tua
akan diteladani anak-anak (Ams 20:15, 14:1; 31:20).
Sebagai guru
Sebagai guru seorang ibu harus dapat mendidik anak-anaknya. Hai anak-anakku
dengarlah didikan ayahmu dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu (Ams
1:8b)
Hai anak-anakku, peliharalah perintah ayahmu dan jangan menyia-nyiakan
ajaran ibumu (Ams 6:20)
Kedua ayat tersebut menyatakan peran ibu sebagai guru, pendidik, pengajar,
terutama untuk mengajar dan mengenalkan anak takut akan Tuhan. berarti ibu
(orang tua) harus berulang-ulang mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anak.

Peranan Bapak bagi anak dalam keluarga


Pada bagian ini akan dibahas peranan suami Kristen dalam usaha menciptakan
keluarga bahagia, dimana suami berperan dalam tanggung jawab yang
diembannya dan anak istri memberi kesempatan dan dukungan.

14
Ayah/Bapak berarti:
¨ Pengakuaan dan sebutan dari anak-anak kepada laki-lki yang memiliki ikatan
batin dan realisasi biologis.
¨ Laki-laki yang memiliki anak yang bertanggung jawab menentukan, melindungi,
membina dan menasehati.
¨ Sebutan ayah memiliki aspek penghormatan: menekankan relasi ganda yakni
relasi sosiologis-biologis, arti secara sosiologis; Ayah/Bapak menerima
penghormatan dari luar karena faktor usia atau status sosial yang dimiliki.
Sedangkan secara biologis, ayah menerima peghormatan dari dalam, yakni anak
kandungnya karena faktor pemilihan, sehingga aspek ini bersifat umum dan
khusus.

Kedudukan Ayah
Untuk dapat berfungsi secara efektif, persepsi Alkitab bagi kedudukan ayah
dalam keluarga harus ditelusuri. Prinsipnya adalah sebagai berikut:

¨ Ayah sebagai wakil Allah


Alkitab menyatakan: Tetapi aku mau, supaya kamu megetahui hal ini, yaitu
kepala dari setiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari setiap perempuan ialah laki-
laki dan kepala dari Kristus ialah Allah (Kol 3:18; Ef 5:23)
Ini berarti Allah telah menetapkan ayah sebagai kepala dan wakil Allah dalam
keluarga. Dengan kedudukan sebagai wakil Allah sekaligus memiliki amanat
untuk memimpin keluarga sesuai dengan kehendak dan tujuan Allah dalam
keluarga. Kedudukan tersebut sebagai lanjutan wewenang yang telah Allah
berikan di taman Firdaus (Kej 1:26-28; 2:15). Kedudukan Ayah sebagai wakil
Allah juga mengingatkan kepada faktor ketebatasan dan ketergantungan ayah
kepada Kristus dalam mengatur rumah tangga.
Roy Lessin mengatakan:
Apabila suami menemukan tempat atau kedudukan di bawah Kristus, ia akan
mengalami kedamaian, keyakinan dan kebenaran untuk memimpin, bahkan
dalam saat- saat yang sukar. Kalau ia tunduk kepada Kristus, ia akan
mendapatkan bahwa Kristus, yang memberikan kesanggupan kepadanya
sebagai pemimpin. (1978:41).
Ayah harus merefleksikan sinar kasih, kekudusan, kemuliaan dan kehendak
15
Allah dalam keluarga Kristen.

16
¨ Ayah adalah kepala
Ayah bertugas sebagai kepala dalam membawa bahtera rumah tangga melewati
tiap tantangan dan godaan. Karena suami adalah kepala istri, sama sepeti
Kristus adalah kepala jemaat (Ef 5:23; 1Kor 11:3).
Pengertian ayah sebagai kepala dapat dilihat dari empat dimensi, yaitu: 1.
Hubungan,
Kekuasaan
Posisi
Fungsi

Dimensi kekuasaan, Kristus menguasai jemaat, begitu juga suami berkuasa atas
istri dan keluarganya. Dimensi posisi, kepala adalah pemimpin.Dimensi fungsi,
memperlihatkan kepala bertugas menghidupkan, melindungi, menggerakkan dan
mengatur. Tapi hendaknya diperhatikan bahwa hakekat sebagai kepala seperti
Kristus menjadi kepala jemaat. Dengan demikian tolak ukur adalah
kepemimpinan Kristus. Kepala menyelamatkan, melindungi, mengasihi, melayani
tubuh. Menjadi kepala berarti suami harus mengasihi istri anak dan keluarga.

Ayah adalah Pemimpin Anak


¨ Penanggung utama terhadap anak(Ams 1:8; 6:20)
¨ Ayah adalah pemimpin anak, malalui pikiran, perbuatan dan teladan (1 Kor
3:11; Ef 5:23)
¨ anak ciptaan Allah (Maz 127:3; 139:1)
¨ memperhatikan kebutuhan anak secara total, tubuh jiwa dan roh dengan penuh
tanggug jawab. Pada zaman itu justru kebutuhan esensial (Rohani) anak tidak
diperhatikan.
¨ Memberi teladan bagi anak untuk hidup hormat dan takut akan Tuhan

Keluarga Kristen tidak hanya membawa anak beragama, sekolah dan hidup
yang baik, namun tiap anak harus didoakan/dibimbing untuk bertobat dan
mengenal Tuhan Yesus secara sungguh-sungguh. Disiplin ditanamkan mulai
17
sejak anak kecil.

18
Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi janganlah engkau menginginkan
kematiannya (Ams 19:18).

Hubungan Anak Kepada Orang Tuanya


Anak-anak untuk menghormati orang tua mereka.
“Hormatilah ayahmu dan ibumu sehingga Anda mungkin memiliki umur panjang
di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu” (Keluaran 20:12).
Anak-anak harus menaati orang tua mereka. “Anak-anak, taatilah orang tuamu di
dalam Tuhan, karena ini adalah benar” (Efesus 6:1). “Anak-anak, taatilah orang
tuamu dalam segala hal, karena ini menyenangkan di dalam Tuhan” (Kolose
3:20).
Anak-anak belajar dari orang tua mereka.
“Dengar, anak saya, untuk instruksi ayahmu dan jangan menolah ajaran ibumu”
(Amsal 1:8)
Anak-anak untuk menyediakan bagi orang tua yang membutuhkan mereka.
“Tetapi jika ada janda memiliki anak atau cucu, mereka harus belajar untuk
mempraktekkan agama mereka terhadap keluarga mereka sendiri pertama dan
untuk membayar orang tua mereka, untuk ini menyenangkan Tuhan” (1 Timotius
5:4).
Anak merupakan berkat khusus yang Tuhan percayakan kepada sebuah
keluarga.

Kebutuhan Keluarga Saat Ini


Mengutip apa yang disampaikan oleh Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th dalam
Artikel berjudul Integritas (Majalah TAHETA edisi Oktober 2010, hal 6-7), di
mana disebutkan bahwa Dr. Tim La Haye dalam bukunya yang berjudul You and
Your Family, memberikan diagram silsilah dua orang yang hidup pada abad 18.
Yang pertama adalah Max Jukes, seorang penyelundup alkohol yang tidak
bermoral. Yang kedua adalah Dr. Jonathan Edwards, seorang pendeta yang
saleh dan pengkhotbah kebangunan rohani. Jonathan Edwards ini menikah
dengan seorang wanita yang mempunyai iman dan filsafat hidup yang baik.
19
Melalui silsilah kedua orang ini ditemukan bahwa dari Max Jukes terdapat 1.026
keturunan: 300 orang mati muda, 100 orang dipenjara, 190 orang pelacur, 100
orang peminum berat. Dari Dr. Edwards terdapat 729 keturunan : 300 orang
pengkhotbah, 65 orang

20
profesor di universitas, 13 orang penulis, 3 orang pejabat pemerintah, dan 1
orang wakil presiden Amerika.
Dari diagram tersebut kita bisa melihat bahwa kebiasaan, keputusan dan nilai-
nilai dari generasi terdahulu sangat mempengaruhi kehidupan generasi
berikutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli psikologi dan pendidikan
pada umumnya yang menyatakan bahwa lingkungan dan agen yang banyak
mempengaruhi pembentukan watak, iman, dan tata nilai seseorang adalah
keluarga asal (the family of origin). Dengan kata lain, keluarga asal dianggap
paling berperan dan berharga dengan berbagai dinamika dan kondisi apapun.
Memperhatikan penting dan strategisnya peranan keluarga, Paul Meier seorang
psikiater Kristen Amerika mengusulkan lima aspek yang harus terus bertumbuh
dalam kehidupan sebuah keluarga, yaitu:
Pertama, kasih di antara suami istri dan di antara orang tua terhadap anak harus
terus meningkat (1 Korintus 13:4-7). Apakah kasih itu? Menurut Meier, kasih
mencakup komitmen, perhatian, perlindungan, pemeliharaan,
pertanggungjawaban, dan kesetiaan. Kasih yang seharusnya berlanjut dalam
relasi suami istri tidak lagi sebatas ketertarikan secara fisik. Kasih itu harus
diungkapkan dalam perbuatan nyata, saling berkomunikasi dan berelasi. Kasih
itu juga diaktualisasikan ketika menghadapi masalah, memikiul tugas dan
tanggung jawab hidup. Ketiadaan kasih diantara orang tua dapat dirasakan oleh
anak, akibat selanjutnya adalah menggangu pertumbuhan watak mereka.
Kedua, harus ada disiplin yakni tegaknya keseimbangan hukuman dan pujian
yang dinyatakan orang tua bagi anak mereka. Disiplin itu sendiri merupakan
kebutuhan dasar anak pada masa pembentukannya. Disiplin tidaklah identik
dengan hukuman saja. Disiplin sebenarnya berarti pemberitahuan, penjelasan,
dan pelatihan dalam hal-hal kebajikan. Melalui disiplin anak dimampukan
mengenali dan memilih serta mewujudkan pilihannya dalam kebaikan itu. Disiplin
orang tua bagi anak-anaknya juga berkaitan dengan pembentukan iman anak
melalui pengajaran, percakapan, komunikasi formal, dan non formal. Alkitab
mengajarkan bahwa orang tualah yang paling bertanggung jawab mengajari
anak-anaknya dalam iman dan moral secara berulang-ulang dengan berbagai
cara kreatif supaya mereka bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan (Baca:
Ulangan 6:6-9; Matius 18:5-14).
Ketiga, pentingnya konsistensi yaitu aturan yang dianggap benar, terus menerus
21
dinyatakan dan diterapkan orang tua. Aturan tersebut tidak boleh hanya penuh
semangat diterapkan satu minggu atau beberapa hari saja kemudian tidak
dilaksanakan lagi, melain terus menerus dan

22
konsisten. Penetapan aturan yang harus diikuti anak semestinya
mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan anak. Perlu dipahami bahwa cara
anak menanggapi aturan berbeda-beda sesuai tingkat usia dan tahap
perkembangan mereka.
Keempat, mendesaknya keteladanan orang tua dihadapan anak-anak, termasuk
dalam segi perkataan, sikap, penampilan dan perbuatan (Baca: Efesus 6:4;
Kolose 3:20-21). Para ahli psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa anak
kecil belajar dengan melihat, mendengar, merasakan dan meniru. Selanjutnya
mereka mengolah dalam pikirannya apa yang didengar dan dilihat, seiring
dengan perkembangan kognitifnya. Jika anak mendapatkan contoh sikap dan -
perilaku yang buruk, ia memandang itu sebagai yang “benar” untuk diteladani.
Yesus sendiri memang telah mengingatkan para orang tua supaya menjaga
anggota tubuhnya sedemikian rupa agar tidak membawa anak-anak mereka
bertumbuh dengan kekecewaan, lalu pada akhirnya jauh dari atau menolak kasih
dan rahmat Tuhan (Matius 18:6-9).
Kelima, peran suami sebagai kepala rumah tangga harus dilaksanakan. Ini
merupakan ketetapan Allah bagi setiap keluarga di dunia. Supaya keluarga
bertumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan, maka istri harus memberi
kesempatan dan dukungan agar. Inilah perannya sebagai penolong yang
sepadan bagi suaminya. Suami yang takut akan Tuhan dan menjadi pimpinan
yang melayani di dalam keluarganya dinyatakan akan berbahagia; berkat Tuhan
akan hadir dan nyata dalam kehidupan istri, anak-anak dan pekerjaannya. Inilah
yang dilakukan oleh Yosua terhadap keluarganya. Ia mendemonstrasikan peran
ini ketika berkata “… Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada
TUHAN!” (Yosua 24:12b). Peranan orang tua terutama, seorang suami untuk
membawa seluruh keluarga beribadah kepada Tuhan berlaku dalam Perjanjian
Lama dan tidak dibatalkan dalam Perjanjian Baru. Dari sekian banyak peranan
suami dalam Alkitab, dua hal yang paling menonjol, yaitu :
Peranan suami sebagai kepala rumah tangga. (Efesus 5:22-29). Sebagai kepala
rumah tangga suami adalah pemimpin keluarga dan pengambil keputusan;
pengayom bagi semua anggota keluarga; pelindung yang melindungi dan
bertanggung jawab; mendidik, menegor dan menasihati. (Efesus 6:4); memberi
contoh dan teladan yang baik bagi keluarga.
Peranan suami sebagai imam. Sebagai imam Ia harus memimpin dan mengatur
23
ibadah dalam keluarga; berdoa setiap waktu kepada Allah bagi seluruh anggota
keluarganya

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa karakter, tata nilai, dan cara beriman kita
muncul dan

24
berkembang dari keluarga tempat di mana kita dibesarkan dan bertumbuh.
Selain itu betapa pentingnya kehidupan keluarga yang baik, yang sesuai dengan
prinsip Alkitab (2 Timotius 3:16-17) Syarat ini diperlukan untuk membentuk
generasi yang berkarakter mulia sesuai dengan kehendak Allah.

25
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Alkitab berisi rencana Tuhan untuk mencapai kualitas dan kesehatan
dalam kehidupan keluarga. Alkitab adalah sumber pedoman hidup kita. Pelajaran
tentang kehidupan ini bisa kita dapatkan dari Alkitab. Maka membaca Firman
Tuhan adalah hal yang sangat penting sekali. Bukan sekadar formalitas untuk
membaca saja, namun percayalah kita akan mendapatkan suatu hikmat dan
pembelajaran yang baru untuk kehidupan di bidang apapun dari membaca
Alkitab.

26
DAFTAR PUSTAKA

www.google.co.id
www.wikipedia.com
www.scribd.com

27

Anda mungkin juga menyukai