Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH IKK SOSIOLOGI KELUARGA

“HUBUNGAN INTRA DAN ANTAR KELUARGA”

Dosen Pengampuh :
Dra. Asiani Abu , M.Pd
Dosen Mitra :
Dr. Andi Nur Maidah, S.Pd., M.Pd

Di Susun Oleh:
Luthfiah Latif
220208500002
Nurul Annisa
220208500004
Ririn Jusmaniar
220208500006
Natasya Tahira
220208500014
Intan Safika
220208500017

PRODI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN


KELUARGA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Intra dan Antar
Keluarga“.

Adapun makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah IKK Sosiologi
Keluarga kelas PKK 01 dari Dra. Asiani Abu, M.Pd selaku dosen pengampuh dan Dr.
Andi Nur Maidah, S.Pd., M.Pd selaku dosen mitra. Selain itu, penyusunan makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca tentang “Hubungan
Intra dan Antar Keluarga”.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr.Andi Nur Maidah, S.Pd.,
M.Pd selaku Dosen mata kuliah IKK Sosiologi Keluarga. Berkat tugas yang diberikan
ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Tidak
lupa pula, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari, bahwa dalampenyusunan dan penulisan masih melakukan banyak


kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak
sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap
adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah
ini.
DAFTAR ISI

SAMPUL.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................4

B. Rumusan Masalah......................................................................................4

C. Tujuan.........................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Definisi Keluarga.......................................................................................5

B. Hubungan Intra Keluarga........................................................................6

C. Hubungan Antar Keluarga.......................................................................7

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................12

B. Saran............................................................................................................12

DAFTAR PUSAKA................................................................................................13
A. Latar belakang BAB 1
PENDAHULUAN

Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa individu yang
terikat dengan adanya hubungan perkawinan atau darah. Keluarga yang terdiri
dari ayah,ibu dan ank biasanya disebut keluarga inti. Keluarga ini memiliki
fungsi dimana individu-individu itu pada dasarnya dapat menikmati bantuan
utama dari sesamanya, serta keamanan dalam hidupnya.
Dalam suatu keluarga, apalagi keluarga itu tidak terdiri dari ayah, ibu dan anak
masih ada orang lain yang hidup bersama dalam satu ruamh, maka dirasa cukup
rawan konflik. Itu tentunya dalm keluarga tersebut ada aturan-aturan tertentu
yang harus dipatuhi, namun belum tentu diterima oleh anggota di keluarga inti.
Pada kehidupan keluarga inti, terdapat berbagai macam norma atau aturan yang
terkandung di dalamnya. Nilai-nilai itu seperti keagamaan, sopan santun,
sosialisasi, pendidikan, kejujuran dan lainnya.
B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Keluarga?

2. Apa yang dimaksud Hubungan Intra Keluarga?

3. Apa yang dimaksud Hubungan Antar Keluarga?

C. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
beberapa hal. Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan karya tulis
ilmiah ini: Mengetahui seberapa pentingkah hubungan intra dan antar keluarga
dalam kehidupan.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Definisi Keluarga

Keluarga adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih


memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari
sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan,
kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Dalam sebuah
keluarga biasanya terdapat orang tua (ayah dan ibu) dan anak. Dan yang
disebut dengan keluarga tidak harus yang menjadi anaknya itu darah
daging dari orang tuanya sendiri, karena anak adopsi atau anak asuh juga
bisa menjadi anggota dari sebuah keluarga. Berikut adalah ciri-ciri umum
keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver dan Page (Khairuddin, 1985:
12), yaitu:
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2. Susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan
yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
3. Suatu sistim tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan.
4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota
kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-
kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
Setiap keluarga pasti menginginkan keluarganya selalu harmonis dan
komunikasi antara satu dengan yang lain selalu terjaga. Keluarga harmonis
merupakan keluarga yang penuh dengan ketenangan, ketentraman, kasih
sayang, keturunan dan kelangsungan generasi masyarakat, belas-kasih dan
pengorbanan, saling melengkapi dan menyempurnakan, serta saling
membantu dan bekerja sama. Maka dari itu, dalam suatu keluarga pasti ada
yang namanya suatu hubungan. Baik itu hubungan intra maupun antar
keluarga.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata intra berarti di dalam.
Sedangkan hubungan intra keluarga ialah hubungan antara individu yang
satu dengan yang lain di lingkungan anggota keluarga.
Sedangkan kata antar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
datang tidak berjemput. Hubungan antar keluarga merupakan hubungan
antar individu di luar lingkungan keluarga. Makna dari hubungan antar
keluarga disini adalah hubungan anggota keluarga dengan anggota keluarga
tetangga serta kelurga masyarakat disekitarnya. Karena sebuah keluarga
juga pasti akan membutuhkan keluarga yang lainnya untuk bersosialisasi,
berkehidupan bertetangga.

B. Hubungan Intra Keluarga

Seperti telah diketahui dari pengertian sebelumnya bahwa hubungan intra


keluarga merupakan pergaulan sehari-hari anggota keluarga dalam satu
keluarga. Hubungan intra keluarga sangatlah penting artinya dalam suatu
keluarga, karena perkembangan putra-putri dari kanak-kanak hingga
dewasa sangatlah dipengaruhi dengan hubungan intra keluarga ini. Karena
sangat pentingnya hubungan intra keluarga hendaknya bapak/ibu sebagai
pengendali rumah tangga haruslah hati-hati dalam membina hubungan
antar anggota keluarga, baik antara bapak terhadap ibu, anak terhadap
kedua orang tua, kakek/nenek terhadap anak-anak maupun terhadap bapak
serta ibu dan sebagainya .

Pada hakekatnya hubungan antar anggota keluarga ini harus terjalin


dengan baik dan serasi tanpa membedakan anggota keluarga yang satu
dengan lainnya.Untuk itu antar anggota keluarga harus saling
menghormati, saling tenggang rasa dan saling sayang menyayangi, penuh
cinta kasih dan sebagainya. Saling pengertian, toleransi dan saling
menghargai antara suami istri merupakan pondasi dalam mencapai
keharmonisan keluarga. Banyak cara yang dapat ditempuh dalam
membina hubungan antar anggota keluarga ini. Contohnya saja melalui
rekreasi bersama, melakukan pekerjaan rumah bersama, makan bersama
dan lain-lain yang dapat dilakukan secara bersama-sama. Guna tercapainya
kerukunan antar anggota keluarga, ayah dan ibu sebagai pengendali
rumah tangga haruslah lebih
banyak meluangkan waktunya untuk untuk acara-acara keluarga. Pekerjaan
yang demikian ini memang kelihatannya sederhana dan sepele, namun
manfaatnya sangatlah besar bagi keluarga, karena dengan hal-hal yang
demikian itu justru mempertebal ikatan batin sehingga tumbuh rasa kasih
sayang dan rasa saling memiliki satu dengan yang lain. Walaupun dalam
era sekarang ini untuk menentukan waktu yang pas untuk bersama-sama
satu keluarga itu susah, tapi setidaknya ada waktu untuk melakukan hal
tersebut. Paling tidak ketika akhir pekan.

Dalam pergaulan intra keluarga sifat penting yang harus dimiliki yaitu
saling menghormati, saling menyayangi, antar anggota keluarga juga
saling membutuhkan. Seorang ayah sangat membutuhkan peran ibu
sebagai seorang istri yaitu untuk merawat dan membesarkan anak, serta
mengurus urusan rumah tangga lainnya. Sebaliknya seorang istri
membutuhkan suaminya untuk melindung dan memberikan rasa aman
dalam keluarga. Dalam membesarkan anak, ayah dan ibu saling
bekerjasama.Orang tua merupakan contoh dan teladan bagi anak. Anak
akan meniru apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.

Sementara sang anak membutuhkan kedua orang tuanya untuk


mendapatkan kasih sayang, mendapatkan pendidikan, mendapatkan
perlindungan, dan mendapatkan apa yang dibutuhkan seperti pakaian,
makanan, dan tempat tinggal. Seorang anak juga harus menghormati,
patuh, dan melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya. Dan yang lebih penting lagi adalah
kerjasama diantara anggota keluarga tersebut, sehingga tercipta keluarga
yang harmonis.

C. Hubungan Antar Keluarga

Pada keterangan diatas sudah dijelaskan , apabila hubungan intra keluarga


sudah terjalin dengan baik, hendaklah hubungan antar keluarga dapat
terjalin dengan baik pula.hubungan antar keluarga merupakan hubungan
antar individu diluar lingkungan keluarga. Individu perlu berkomunikasi
dan berinteraksi dengan baik di dalam maupun di luar rumah. Pada
hakekatnya menusia telah memiliki sifat yang dapat digolongkan ke
dalam:
1. Manusia sebagai makhluk individual.

Individu berasal dari kata individium yang berarti tidak dapat dibagi-
bagi. Manusia sebagai makhluk individual bukan hanya dalam arti
makhluk keseluruhan jiwa-raga, tetapi setiap orang merupakan pribadi
yang khas menurut corak kepribadian dan kecakapannya.
Perkembangan manusia yang wajar harus memperhatikan segi
individualitasnya dalam arti bahwa pribadi manusia masing-masing
merupakan keseluruhan jiwa raga yang mempunyai struktur dan
kecakapan yang spesifik.

Mengacu pada (Basrowlin), individu sebagai makhluk ciptaan Tuhan


di dalam dirinya dianugerahi klengkapan hidup yang meliputi : Raga,
yaitu bentuk jasad manusia yang secara khas dapat membedakan antara
individu satu dengan individu lainnya.

2. Manusia sebagai makhluk sosial

Kata social berati hubungan yang berdasarkan pada kesadaran yang


satu terhadap yang lain, dimana mereka saling berbuat, saling
mengakui dan saling mengenal. Kehidupan berkelompok bukan
ditentukan oleh adanya kepentingan tetapi karena adanya syarat dasar
dari kehidupan bersama. Harlord Bathel menjelaskan yarat-syarat
dasar dari kehidupan bersama dapat tercermin pada beberapa faktor,
antara lain :
a. Adanya kumpulan orang-orang (grouping of people)
b. Adanya wilayah/tempat tinggal tertentu ( definity place)
c. Adanya pemilikan cara-cara hidup ( mode of living )
Sedangkan aspek-aspek yang ada dalam interaksi sosial meliputi :
a. Adanya hubungan, baik individu dengan individu maupun individu
dengan kelompok
b. Ada individu, interaksi sosial harus ada individu-individu yang
melaksanakan hubungan
c. Ada tujuan tertentu
d. Adanya hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok
Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap interaksi sosial
antara lain situasi sosial, kekuasaan, tujuan pribadi, kedudukan dan
kondisi, dan yang terakhir adalah arti dan situasi.

3. Manusia sebagai makhluk berke-Tuhanan


Selain makhluk individual dan makhluk sosia, manusia juga makhluk
berke-Tuhanan. Ini tidak membutuhkan pembuktian, sebab setiap
manusia dewasa terutama di Indonesia sadar akan dirinya dan sulit
rasanya untuk menolak kepercayaan adanya Tuhan Yang Maha Esa,
sebagai segi hakiki dalam perikehidupan manusia, yang merupakan segi
khas bagi manusia pada umumnya. Menurut Maslow, kebutuhan
manusia ada lima tingkat yakni :
a. Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
Kebutuhan fisiologis adalah sekumpulan kebutuhan dasar yang
paling mendesak pemuasannya karena berkaitan langsung dengan
pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup. Kebutuhan
fisiologis antara lain : makan, minum,istirahat, aktifitas, seks udara,
keseimbangan temperatur dan sebagainya. Kebutuhan fisiologis
merupakan pendorong yang memberi pengaruh kuat pada perilaku
manusia.

b. Kebutuhan akan rasa aman ( need for self security)


Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang mendorong manusia
untuk mendapatakan ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari
lingkungannya. Kebutuhan akan rasa aman dapat terjadi karena
pengaruh bawaan, pengalaman dan rasa ketergantungan yang besar.
Peran perilaku orang tua akan berpengaruh dan dapat menentukan
derajat perasaan aman bagi anak-anaknya demikian juga pada
kondisi-kondisi tertentu yang terjadi pada keluarganya yang dpat
menyebabkan pengaruh buruk baik terhadap rasa aman maupun
kesehatan mental anak untuk terjun ke dalam masyarakat.
c. Kebutuhan akan rasa cinta dan ingin memiliki ( need for love and
belongingness)
Kebutuhan akan cinta dan rasa ingin memiliki adalah suatu
kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan
afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, baik dengan
idividu lain, baik dengan sesama jenis maupun dengan yang
berlainan jenisn, di lingkungan keluarga maupun di lingkungan
kelompok masyarakat. Maslow mengungkapkan bahwa cinta yang
matang menunjuk kepada hubungan cinta yang sehat diantara dua
orang atau lebih, yang didalamnya terdapat saling percaya dan
saling menghargai. Pada dasarnya kebutuhan akan cinta itu
mencakup keinginan untuk mencintai dan dicintai. Mencintai dan
dicintai merupakan prasyarat bagi adanya perasaan yang sehat.

d. Kebutuhan akan rasa harga diri ( need for self-esteem )


Kebutuhan akan rasa harga diri dibagi dalam dua bagian. Pertama
adalah penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri.
Yang mencakup hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya
diri, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian dan kebebasan. Pada
bagian ini individu ingin mengetahui atau yakin bahwa dirinya ingin
berharga serta mampu mengatasi segala tantangan dalam hidupnya.
Kedua adalah penghargaan dari orang lain. yang mencakup prestasi,
dimana individu membutuhkan penghargaaan atas segala sesuatu
yang telah dilakukannya.
Individu akan berusaha memenuhi kebutuhan akan rasa harga diri,
jika kebutuhan rasa cinta dan memiliki telah terpuaskan. Pemenuhan
kepuasan akan rasa harga diri pada individu akan menghasilkan
sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat, rasa mampu dan
perasaan berguna. Sebaliknya terlambatnya atau tidak tercapainya
kebutuhan pemuasan akan rasa harga diri akan menghasilkan sikap
rendah diri, rasa tidak pantas, rasa lemah, rasa tidak mampu, dan
perasaan ttidak berguna yang menyebabkan individu akan
mengalami tuntutan hidupnya, serta mengalami penilaian rendah
terhdapa dirinya sendiri dalam kaitannya dengan orang lain.
Dengan demikian, rasa harga diri individu yang sehat adalah hasil
usaha individu yang bersangkutan, akan merupakan bahaya
psikologis jika seseorang lebih mengandalkan rasa harga dirinya
pada opini orang lain daripada kemampuan dan prestasi nyata diri
sendiri.

e. Kebutuhan akan aktualisasi diri ( need for self actualization )


Kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan manusia yang
secara hirarki menempati urutan paling tinggi. Kebutuhan akan
aktualisasi diri individu merupakan hasrat individu untuk menjadi
orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya,
atau hasrat individu untuk menyempurnakan dirinya melalui
pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya. Jika kita
menginginkan lebih banyak manusia yang mampu
mengaktualisasikan dirinya, mak harus tercipta kondisi-kondisi yang
dapat memberi kesempatan luas pada manusia untuk mampu
memuaskan kebutuhan dasarnya. Terciptanya kondisi tersebut
membutuhkan system yang baik dalam upaya reorganisasi
ketentuan- ketentuan sosial yang semestinya harus sudah
direorganisasi.

Jadi hubungan antar keluarga yang dimaksud disini menjaga


ketentraman antar keluarga, dalam soal tenggang rasa dan kebaikan.
Apabila hubungan antar keluarga berjalan dengan baik, niscaya hidup
kita akan tentram dan damai. Jika sebaliknya hidup kita akan terasa was-
was serta khawatir terus menerus, bagaimana tidak tentram karena
setiap hari kita tidak akan dapat terlepas dari kehidupan bertetangga.

Kehidupan baik yang dijalin antar keluarga akan bermanfaat dan


tentunya sangat membantu bagi keluarga masing-masing. Tidak ada rasa
iri, merasa senang apabila ada keluarga yang berhasil. Karena mereka
merasa saling memiliki dan ada ikatan batin yang kuat. Walaupun
mereka tidak sedarah. Selain itu juga ada rasa untuk saling melindungi
dari segala hal yang tidak diinginkan.
BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga menjadi tonggak pertama dalam pembentukan karakter
seorang anak.selain itu keluarga merupakan kelompok sosial terkecil
sebelum kita mengenal kelompok sosial yang lain. Seperti kelompok-
kelompok di sekolah, masyarakat, Universitas atau yang lain. Peran
keluarga yang baik mempengaruhi kepribadian anggota keluarga
masing-masing. Dengan mengetahui batasan-batasan dan fungsi
tertentu.
Selain itu, keluarga tidak akan bisa hidup sendiri. Karena manusia
sebagai makhluk sosial pastilah membutuhkan keluarga yang lain untuk
bercengkerama dan saling membantu dalam masalah apapun. Akan
tetapi dalam berhubungan antar keluarga ini juga tetap harus
memperhatikan batasan-batasannya. Misalnya saja yang tua
menghormati yang lebih tua dan yang tua menghargai yang lebih muda.
Selian itu, dalam bekerja sama kita juga harus memperhatikan batasan-
batasan tersebut. Jangan sampai kita bekerja sama dalam bidang akidah
aatu kepercayaan. Karena hal yang seperti itu adalah hak pribadi
masing-masing. Namun tetaplah banyak manfaat yang dapat kita ambil
dari hubungan antar keluarga yang baik ini. Kita bisa mempunyai relasi
yang banyak, sehingga apabila kita akan berbisnis tentu akan lebih
mudah apabila kita mempunyai banyak teman (relasi).

B. Saran

Terbukalah dengan keluarga, jangan pernah ragu unuk saling berbagi


cerita pengalaman ataupun masalah. Agar dapat menemukan jalan
terang dari masalah-masalah kehidupan yang dihadapi. Jagalah
hubungan beretetangga dengan sebaik mungkin. Jangan sampai ada
pertikaian yang dapat menyebabkan perpecahan.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, F. F., & Khasanah, V. (2018). Hubungan Intra Dan Antar Keluarga.
Semarang: http://viakhasanah.blogspot.com/2018/08/hubungan-intra-dan-
antar- keluarga.html?m=1.

Anda mungkin juga menyukai