Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PENILAIAN MUTU MAKANAN

Nama : Alta Maula Septiana (P17110183068)


Dwi Andini Nur Setyo P (P17110184129)
Prodi/ kelas : D3 Gizi / 3BC

1. Pemilihan Produk Makanan Kemasan dengan sertifikat MD atau ML

Gambar 2
Produk Migelas

MIGELAS adalah produk mie instan yang diproduksi oleh MAYORA. Dalam
penjualan produk, Migelas menonjolkan keunggulan porsi yang cocok untuk makanan
penunda lapar. Selain itu dalam iklannya, Migelas mengklaim sebagai produk yang
murah dan bengandung banyak vitamin dengan menggunakan istilah “protevit” serta
memiliki berbagai varian rasa seperti rasa ayam bawang, sup buntut, kare ayam, baso
sapi, soto dan sosis bbq. Migelas sudah memiliki sertifikasi BPOM dengan nomor BPOM
RI MD 231531020048

2. Mutu yang saya inginkan dari produk olahan pangan Migelas


a. Memberikan kontribusi energi dan zat gizi sebagai makanan selingan sebesar 10%
per takaran sajian
Kata “penunda lapar” dalam iklan Migelas, secara tidak langsung memberikan
informasi kepada konsumen bahwa Migelas dapat dijadikan makanan selingan.
Makanan selingan seharusnya dapat memberikan kontribusi energi dan zat gizi
sebesar 10%. Sesuai dengan pernyataan Martianto (2006) rekomendasi kontribusi
energi dan zat gizi sarapan sebanyak 25%, makan siang 30%, makan malam 25%
dan makan selingan pagi dan sore masing-masing 10%.
Maka berdasarkan hasil analisis 10% kebutuhan energi 2150 kkal untuk
kelompok umum, Migelas seharusnya memiliki kandungan energi sebesar 210
kkal, namun faktanya Migelas hanya memiliki energi total 120 kkal.
Gambar 2
Informasi Nilai Gizi Migelas Protevit rasa Ayam Bawang 28g
Kurangnya total energi pada produk Migelas sebenarnya dapat di tambah
dengan memodifikasi resep yang ada, namun hal ini juga dapat memberikan
pengaruh pada harga Migelas yang sebelumnya diklaim sebagai produk yang
murah.

b. Pangan Olahan yang Mampu Mencantumkan Logo “Pilihan Lebih Sehat” kepada
Konsumen

Gambar 3
Logo “Pilihan Lebih Sehat” yang Dikeluarkan Secara Resmi oleh BPOM
Logo ini dirancang untuk edukasi kepada masyarakat sehingga mereka
memilik makanan yang mendukung pola konsumsi sehat dan sesuai dengan
kebutuhan zat gizinya. Logo ini merupakan logo yang diizinkan secara resmi oleh
badan pengawas obat dan makanan (BPOM) Indonesia untuk dicantumkan pada
label pangan. Namun dalam mencantumkan logo ini produk pangan harus
memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
Syarat untuk bisa mencantumkan logo menurut Peraturan Badan Pengawas
Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi Pada
Label Pangan Olahan produk Pasta Instan dan Mi Instan dalam hal ini mencakup
pasta instan, bihun instan, kuetiaw instan, makaroni instan, dan mi instan untuk
pasta dan mi instan harus memenuhi persyaratan :
 zat gizi Lemak total dengan batas maksimum 20 g per 100 g
 zat gizi Garam (natrium) dengan batas maksimum 900 mg per 100 g
Maka berdasarkan syarat yang telah ditetapkan, dengan takaran saji sebesar
28g Migelas seharusnya hanya mengandung garam (natrium) sebesar 0,252 g atau
25,2 mg. Namun informasi yang didapatkan dari ING produk Migelas memiliki
total kandungan garam (natrium) sebesar 850 mg yang berarti melampaui total
kandungan garam (natrium) yang telah ditetapkan. Oleh karena itu untuk
meningkatkan kualitas produk mi instan seharusnya Migelas dapat mengupayakan
modifikasi pada komposisi bahan sehingga didapatkan total kandungan garam
(natrium) sesuai dengan syarat yang telah ditentukan oleh BPOM, mengingat
kandungan lemak total pada Migelas sudah dibawah syarat yang telah ditentulan
oleh BPOM.
Dengan demikian Migelas dapat menyantumkan logo “pilihan lebih sehat”
pada kemasannya dan bisa menarik konsumen lebih banyak lagi.

Gambar 3
ING Mi Gelas Protevit rasa Ayam Bawang 28g
Dalam 1 bungkus Migelas seberat 28g mengandung 850mg garam (natrium)

c. Rasa yang lebih bervariasi dan kekinian


Saat ini perusahan Mayora mengeluarkan ragam produk Migelas Protevit
sebagai mie sehat dan praktis dengan varian rasa ayam bawang, sup buntut, kare
ayam, baso sapi, soto dan sosis bbq. Varian rasa dalam migelas sudah memenuhi
kriteria pemasaran yang baik sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Kotler (2000 :183) dalam Lena (2018) bahwa dalam keputusan pembelian
konsumen ada beberapa hal yang mempengaruhinya diantaranya faktor yang
ditimbulkan dari rangsangan pemasaran dan faktor yang ditimbulkan dari luar
rangsangan pemasaran. Rangsangan pemasaran terdiri dari 4 P, yaitu : product,
price, place, promotion. Variasi produk berada pada rangsangan pemasaran yang
bersumber dari produk.
Namun variasi rasa migelas cenderung pada variasi rasa yang “kuno” artinya
Migelas masih memilih varian rasa yang pasaran dan tidak ada perkembangan.
Melihat saat ini tren produk mie instan semakin berkembang dengan varian rasa
yang kekinian terutama pada rasa rasa yang pedas seperti rasa seblak, rasa sambal
matah, dan rasa ayam geprek. Saat ini konsumen juga lebih menyukai mie instan
yang menyerupai rasa mi luar negeri seperti mie dengan keju mozarella dan mie
ramen jepang. Dengan mengikti perkembangan zaman dan tren variasi rasa yang
update Migelas maka akan menaikkan prnjualan
3. Makanan/produk olahan pangan tersebut belum memenuhi keinginan atau kebutuhan
saya.
4. Yang harusnya diperbaiki
a. Nilai Gizi yang terkandung dalam makanan/produk olahan pangan tersebut
b. Variasi rasa dan yang lebih kekinian
c. Desain kemasan yang sesuai dengan isi produk

Sumber
Martianto, D. 2006. Kalau Mau Sehat Jangan Tinggalkan Kebiasaan Sarapan Pagi. Daring
(http://202. 1 55. 1 5. 208/supleme nlcetak detail.asp?mid=2&id=2560 22&kat
id=105&ka id1=150). Diakses tanggal 5 September 2020
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Badan Pengawas
Obat Dan Makanan Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label
Pangan Olahan. (daring) (https://standarpangan.pom.go.id/dokumen/peraturan/2019/
PBPOM_Nomor_22_Tahun_2019_tentang_ING.pdf) Diakses tanggal 5 September
2020
Lena (2018) Pengaruh Variasi Dan Kemasan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Teh
Kotak Ultrajaya. Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis. 31-43

Anda mungkin juga menyukai