BAB I.................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
A. Latar Belakang.......................................................................................................2
B. Tujuan....................................................................................................................4
C. Manfaat..................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................5
A. Definisi Produk......................................................................................................5
B. Analisis Resep........................................................................................................5
C. Uji Daya Terima Panelis......................................................................................10
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Simpulan..............................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
Lampiran..........................................................................................................................16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit (RS) merupakan kegiaan
mulai dari peremcanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,
perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan,
dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi dan pecatatan,
pelaporan serta evaluasi. Tujuannya adalah menyediakan makanan yang
berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman, dan dapat diterima oleh
konsumen guna mencapai status gizi yang optimal. Adapun sasaran dari
penyelenggaraan makanan rumah sakit terutama pasien yang rawat inap.
Ruang lingkup penyelenggaraan makanan rumah sakit meliputi produksi
dan distribusi makanan (kemenkes, 2013).
Modifikasi merupakan pengubahan, sehingga bila diartikan
pengembangan kuliner merupakan proses mengembangkan makanan
dengan cara mengubah resep. Tujuannya yaitu merubah bentuk,
penampilan makanan, merubah nilai gizi maknanan, merubah nilai cerna
menjadi lebih baik, disamping karena dimasak maka berubah aroma, rasa,
tekstur, sehingga dalam melakukan modifikasi suatu resep (Karina, 2017).
Agar dapat dibuat susunan hidangan yang harmonis makanan harus
memperhatikan kaidah penyusunan menu yang pertam yaitu balance
adanya keseimbangan dalam rasa, warna, dan penggunaan bahan makanan
artinya tidak boleh terjadi pengulangan warna pada setiap kali makan,
pengulangan bahan pada setiap kali makan, pengulangan bentuk pada
setiap kali makan, pengulangan rasa pada satu kali makan. Yang kedua
yaitu bervariasi, tidak boleh terjadi penggunaan hidangan yang sama
dalam satu siklus menu, atau tidak boleh terjadi metode pemasakan yang
sama dalam satu kali makan. Kaidah yang ketiga adalah mengumpulkan
macam hidangan untuk makan pagi, siang, dan malam pada suatu putaran
menu termasuk jenis makanan selingan (Bakri, 2018)
2
Menurut penelitian yang telah dilakukan, terdapat hubungan yang
signifikan antara daya terima makanan dengan sisa makanan pasien
dirumah sakit (Julia, 2018). Namun, menurut penelitian lain menyebutkan
bahwa tidak ada hubungan antara warna makanan dengan terjadinya sisa
makanan pada pasien rawat inap RS Haji Jakarta. Tidak ada hubungan
antara bentuk makanan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat
inap di RS Haji Jakarta. Tidak ada hubungan antara penyajian makan
dengan terjadinya sisa makanan pada pasie rawat nap RS Haji Jakarta
(Aulia, 2011).
Ca Kacang panjang Tauge dan Acar labusiam wortel merupakan
menu makanan jenis sayur yang terdapat dalam siklus ke 7 di Rumah Sakit
UNS. Menurut data yang diambil, menu makanan tersebut memiliki sisa
terbanyak di bulan Juli, 2019. Dengan adanya hal ini, penulis ingin
memodifikasi resep menu tersebut menjadi “Sup Kental Bayam dan
Jagung”, untuk menghindari sisa makanan yang banyak dan meningkatkan
nafsu makan pasien
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hasil modifikasi resep “Sup Kental Bayam dan
Jagung” untuk menigkatkan mutu resep dan masakan
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui daya terima hasil modifikasi resep “Sup Kental
Bayam dan Jagung”
b. Mengetahui perbandingan nilai gizi, tektur, rasa, dan aroma
dari menu yang baru
C. Manfaat
1. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kemampuan dalam memilih menu yang tepat
untuk pasien di RS UNS
b. Memperluas keilmuan dalam hal penyelenggaraan makanan
di RS UNS
3
2. Manfaat bagi Institusi
a. Menjadi evaluasi menu apabila terjadi pengulangan menu,
bahan makanan, dan cara pengolahan
b. Dapat diterapkan di RS UNS sebagai hasil dari evaluasi
menu
4
BAB II
A. Definisi Produk
Sup kental bayam dan jagung merupakan modifikasi resep salah
satu menu siklus ke-7 di waktu makan sore pada kelompok masakan sayur.
Resep ini seperti sayur bening pada umumnya yang berbahan dasar bayam
dan jagung. Perbedaannya adalah sup kental bayam jagung ditambahkan
putih telur dan maizena. Putih telur sebagai sumber protein dan tepung
maizena sebagai sumber karbohidrat dan pengental.
B. Analisis Resep
1. Gambaran Resep
a. Resep Awal
Resep awal yang akan dimodifikasi adalah ca tauge kacang
panjang (menu biasa) dan acar labu siam wortel (menu diet).
Hidangan ini merupakan sayur pada menu siklus ke-7 sore. Ca
tauge kacang panjang untuk pasien tanpa diet, sedangkan acar labu
siam wortel untuk pasien dengan diet tertentu.
b. Resep Modifikasi
Pengolahan menu ini berbahan dasar bayam dan jagung dengan
tambahan putih telur dan maizena sebagai pengental. Konsumen
dengan diet tertentu tidak ditambahkan putih telur dan membatasi
penambahan garam. Jadi hanya berbentuk seperti sayur bening
yang kental. Sedangkan untuk konsumen dengan tidak
menggunakan diet (pasien biasa), pengolahannya diberikan putih
5
telur dan maizena sebagai pengental. Sup kental bayam dan jagung
memiliki komposisi bahan tambahan yaitu putih telur. Putih telur
yang dipakai sebagai tambahan protein dan maizena sebagai
tambahan karbohidrat juga sebagai pengental.
2. Pengkajian resep
a. Resep awal
Bahan 10 porsi untuk ca tauge kacang panjang
1) Tauge : 150 gram
2) Kacang panjang : 320 gram
3) Bawang merah : 0,5 gram
4) Bawang putih : 0,5 gram
Proses Pembuatan Ca Tauge Kacang Panjang
Memotong kacang
panjang
Membersihkan tauge
Menghaluskan bumbu
Menumis bumbu
Menambahkan air
Memasukkan kacang
panjang
Memasukkan tauge
Menyajikan
6
Bahan 10 porsi untuk acar labu siam dan wortel
1) Labu siam : 360 gram
2) Wortel : 350 gram
3) Bawang merah : 150 gram
4) Bawang putih : 150 gram
5) Kunyit : 5 cm
Proses pembuatam acar labu siam dan wortel
Mengupas labu
siam
Mengupas wortel
Menghaluskan
bumbu
Menumis bumbu
hingga harum
Menambahkan air,
hingga mendidih
Memasukkan
wortel
Memasukkan labu
siam
Menyajikan
b. Resep modifikasi
Bahan 10 porsi untuk sup kental bayam dan jagung
1) Bayam : 350 gram
2) Jagung : 350 gram
7
3) Putih Telur : 300 gram
4) Maizena : 5 sdt
5) Bawang putih : 12 siung
Cara Pengolahan
Memotong bayam
Memipil jagung
Memisahkan putih
telur
Menghaluskan
bumbu
Melarutkan
maizena
Memanaskan
margarin
Menumis bumbu
hingga harum
Memasukkan
bayam
Menambahkan
garam
Memasukkan
larutan maizena
Memasukkan putih
telur
Menyajikan
8
3. Analisa Zat Gizi
Tabel 1. Perbandingan zat gizi menu lama dan baru per 100 gram
Nilai Gizi
Perhitungan toleransi nilai gizi atau perubahan nilai gizi dari resep
sebelumnya terhadap resep yang baru, yaitu resep modifikasi, yakni
dengan cara nilai gizi pada resep modifikasi dikurangi nilai gizi pada
resep sebelumnya (resep yang akan dikembangkan), kemudian
dibandingkan (dibagi) dengan nilai gizi pada resep modifikasi dan
kemudian dikalikan 100% (Aritonang, 2012). Berdasarkan hasil
perhitungan, diketahui adanya perubahan nilai gizi ketika
dibandingkan dengan menu ca tauge kacang panjang, diantaranya
terjadi kenaikan energi sebesar 64%; protein 89% dan karbohidrat
89%. Penurunan lemak -12%. Sedangkan perubahan nilai gizi ketika
9
dibandingkan dengan acar labu siam wortel yaitu kenaikan energi
sebesar 46%; protein 83% dan karbohidrat 6,6%. Penurunan lemak
sebesar -38%.
4. Analisa Harga
a. Perhitungan harga menu lama
10
C. Uji Daya Terima Panelis
Metode pengujian modifikasi resep adalah kuasi-eksperimental,
karena tidak semua faktor/ variable dapat dikendalikan. Uji mutu masakan
dan kesesuaian diet dilakukan oleh 10 orang panelis yang dianggap bisa
mewakili klien. Aspek yang dinilai karakteristik mutu masakan (meliputi
warna, aroma, rasa, tekstur, penampilan/bentuk masakan). Kategori
(kriteria) penilaian (Aritonang, 2012):
1. Baik
Jika skor total > 91% dari skor maksimal.
2. Cukup
Jika skor total 75-90% dari skor maksimal.
3. Kurang
Jika skor total < 75% dari skor maksimal.
11
Setelah dilakukan uji organoleptik oleh 10 panelis. Diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Warna
Nilai rata-rata yang didapatkan dari 10 panelis untuk sup kental bayam
jagung yaitu 15,8 (79%), maka termasuk ke dalam kategori cukup
2. Tekstur
Nilai rata-rata yang didapatkan dari 10 panelis untuk sup kental bayam
jagung yaitu 16 (80%), maka termasuk ke dalam kategori cukup, akan
tetapi terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti batang bayam
pada sayur kurang empuk dan viskositas kuah sayur kurang
3. Rasa
Nilai rata-rata yang didapatkan dari 10 panelis untuk sup kental bayam
jagung yaitu 15 (75%), maka termasuk ke dalam kategori cukup, akan
tetapi rasa sup kental bayam jagung terlalu asin dan pedas karena
terlalu banyak pemberian merica
4. Aroma
Nilai rata-rata yang didapatkan dari 10 panelis untuk sup kental bayam
jagung yaitu 16,2 (81%) maka termasuk kedalam kategori cukup
dengan perbaikan aroma amis dari telur yang masih terasa.
5. Penampilan
Nilai rata-rata yang didapatkan dari 10 panelis untuk sup kental bayam
jagung yaitu 16 (80%) maka termasuk ke dalam kategori cukup
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Resep modifikasi memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dari resep awal.
2. Proses pengolahan meliputi penumisan dan perebusan hingga
disajikan.
3. Berdasarkan hasil uji organoleptik diperoleh kesimpulan bahwa dari
segi warna, tekstur, aroma, rasa dan penampilan sudah cukup.
B. Saran
Hasil pengembangan resep ini menyarankan hal-hal berikut:
13
telur masih tercium, maka untuk lebih diperhatikan ketika proses
pemasakan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Irianton. 2012. Penyelenggaraan Makanan Manajemen Sistem
Pelayanan Gizi Swakelola dan Jasa Boga di Instalasi Rumah Sakit.
Yogyakarta: Leutika dengan CEBioS dan Jurusan Gizi Poltekkes
Yogyakarta.
Hardinsyah,. Supariasa, I. D. 2016. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: EGC
Julia, D,. Nurohmi, S,. Rahadiyanti, A,. Damayanti, A. Y. 2018. Hubungan Daya
Terima makanan dengan Biaya Sisa Makanan pada Pasien Sskizofrenia.
Darussalam Nutritional Journal. Vol 2., No 1. Uniersitas Darussalam
Gontor
15
Lampiran
16
Gambar 8. Proses Penyajian Gambar 9. Uji Organoleptik oleh Panelis
Gambar 10. Uji Organoleptik oleh Panelis Gambar 11. Sup Kental Bayam Jagung untuk
pasien Diet dan Biasa
17