Name:Elperinda Silaen
Npm:201210005
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat karuniaNya, penulis
akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Penerapan Kehidupan Beragama di Lingkungan Keluarga.
Elperinda Silaen
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .......................................................................17
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
BAB II
PEMBAHASAN
"Tuhan berkata," Tidak baik, kalau manusia seorang diri saja, aku akan
membuatnya cocok penolong baginya '"(Kejadian 2:18).3.
3. Allah memulai unit keluarga pertama.
Jadi TUHAN Allah membuat manusia itu tidur mendalam untuk datang
keorang itu, dan ia tidur. Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya dan
menutup daging di tempat itu. Lalu TUHAN Allah membuat Dia rusuk yang
diambil dari pria menjadi wanita dan membawanya ke manusia
"(Kejadian2:21-22).
"Sekarang jika orang tidak memeliharakan sanak sendiri, dan terutama untuk
rumah tangga, dia telah murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak
beriman" (1 Timotius 5:8).
1.2. Alkitab Berisi Prinsip Ilahi untuk Hubungan Keluarga Baik.Tujuan Tuhan
bagi keluarga telah ditantang, tetapi mereka belum berubah. DalamAlkitab,
Tuhan memberikan prinsip-prinsip dan kekuatan dengan mana tujuan-
Nyauntuk keluarga bisa terpenuhi.
B. Hubungan Suami-Istri
"Wanita yang lebih tua adalah untuk mendorong wanita muda untuk
mengasihi suami mereka sehingga pesan Tuhan tidak akan difitnah" (Titus
2:03 - 5).
c. Dia menghormatinya.
"Hai suami, kasihilah istrimu, sama seperti juga Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri baginya Dalam cara yang sama, suami
harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri ... masing-masing
dari Anda adalah untuk mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri ..." (Efesus
5:25, 28, 33).
"Untuk alasan ini seorang pria akan meninggalkan ayahnya dan ibunyadan
bersatu dengan istrinya, dan dua akan menjadi satu daging"(Efesus 5:31). b.
"Kata-kata bahwa saya memberi Anda saat ini berada di hati Anda.
Ulangimereka untuk anak-anak Anda. Bicara tentang mereka ketika Anda
duduk dirumah Anda dan ketika Anda berjalan di sepanjang jalan, ketika
Anda berbaring dan saat Anda bangun "(Ulangan 6:6-7).
"... Jelas mengingat iman yang tulus Anda yang pertama hidup di dalam
nenekmu Lois, maka di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin ada di
dalam kamu juga" (2 Timotius 1:5).
"Uzia ... melakukan apa yang benar di mata Tuhan sebagai Amazia,
ayahnyatelah dilakukan" (2 Tawarikh 26:3-4).
"Dengar, anak saya, untuk instruksi ayahmu, dan jangan menolak ajaran
ibumu" (Amsal 1:8).
"Tetapi jika ada janda memiliki anak atau cucu, mereka harus belajar untuk
mempraktekkan agama mereka terhadap keluarga mereka sendiri pertama
dan untuk membayar orang tua mereka, untuk ini menyenangkan Tuhan"
(1Timotius 5:4).
Suami dan istri harus menerima kehadiran anak dengan rasa sukacita, hal
tersebut menjadi titik tolak yang menentukan dalam pendidikan orang tua
terhadap anak dan juga menentukan dalam perkembangan anak itu sendiri
(contoh Yusuf).Banyak anak mengalami komplikasi jiwa, bilamana mereka
makin lama makin menyadari bahwa kehadiran mereka sebenarnya tidak
diinginkan oleh orang tuanya. Mereka haus akan kasih dan mencari
kompensasi kasih di luar rumahnya.
Mendidik anak bukanlah sesuatu yang mudah. Orang tua dituntut dalam
seluruhkepribadiannya, bahkan keadaan rohaninya diuji. Anak-anak
membutuhkan waktu dan perhatian kedua orang tuanya. Para ayah tidak
boleh menyerahkan masalah pendidikan kepada para ibu saja, demikian
sebaliknya. Mereka harus bertanggung jawab atas keadaan anak-anaknya.
Mereka harus bertanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan
pendidikan anak-anak. (contoh Yusuf dan Maria)
d. Menjaga Komunikasi
Tantangan yang dihadapi oleh orang tua dalam pendidikan anak, khususnya
anak yang memasuki masa remaja adalah jurang komunikasi (contoh Yusuf
dan Maria). Memang wajarlah anak-anak remaja dalam pergumulan
pertumbuhan jiwa dan tubuhnya mengalami fase di mana mereka berkata,
orang tuaku tidak mengerti aku, bahkan aku tidak mengerti diriku
sendiri.Sebab itu sangat perlu bagi orang tua menjembatani jurang itu. Orang
tua harus terjun dalam minat dan alam pikiran mereka, mengambil
kesempatan bercakap-cakap bila kesempatan itu muncul, menghargai dan
menampung pikiran dan pandangan mereka,meskipun kurang baik dalam
pengertian kita, dan terutama mengajak mereka secara informal membaca
Alkitab dan berdoa. Orang tua harus menyadari bahwa di balik segala
penolakan terhadap perkara-perkara rohani, hiduplah jiwa anak yang kosong
dan kacau, yang sebenarnya sangat merindukan Tuhan.
Orang tua harus berdoa bersama dan bertanya kepada Tuhan dengan
membentangkan situasi keluarga di hadapan Tuhan, apakah Tuhan
menghendaki mereka berdua bekerja atau salah satu saja yang bekerja,
mereka akan mendapat dari Tuhan sejahtera untuk hal itu. Prinsipnya anak-
anak harus tetap diperhatikan. Dan orang tua harus tetap dalam kesadaran
bahwa menikah adalah suatu panggilan dan tanggung jawab di hadapan
Tuhan yang tidak boleh dilalaikan atau digampangkan.
Kita mendapatkan secara jelas. perintah Allah pada orang tua untuk mendidik
dan mengajarkan pada anak mereka prinsip-prinsip hidup beriman. Dalam
keadaan yang wajar, tidak ada orang lain yang mempunyai keintiman
hubungan dengan seorang anak seperti orang tuanya. Juga tidak ada orang
lain yang mempunyai banyak kesempatan dan waktu untuk berhubungan
dengan anak seperti orang tuanya. Kedua hal ini menyebabkan peranan unik
orang tua dalam pendidikan Kristen di keluarga.Karena adanya keunikan
seperti ini, maka perintah Allah untuk "mengajar berulang-
ulang",membicarakan firman Allah "apabila duduk di rumahmu, apabila
berbaring dan apabila engkau bangun", dapat dilakukan.
Guru pendidikan umum (misalnya S.D.), yang bertemu 5 jam sehari dengan
seorang anak, tidak mempunyai kesempatan untuk mempengaruhi anak itu
sebanyak orang tuanya, apalagi guru Sekolah Minggunya (hanya sejam atau
dua jam seminggu).
Pengaruh iman Kristen ini bukan saja diberikan dalam bentuk kata-kata,
nasihat atauwejangan. Di samping melalui mulut, orang tua juga harus
mengajarkan firman Allah melalui tingkah laku, sikap hidup, nilai-nilai dan
cara berpikirnya (yang dikiaskan dengan "tanda pada tanganmu" dan
"lambang di dahimu"). Rumah (dan bahkan kalau mungkin kota/negara) kita
haruslah disaturasi (saturated) dengan Firman Allah itu.
Dalam keadaan wajar (misalnya anak bukan yatim piatu, anak tidak
dipelihara kakek nenek atau di"serahkan" pada pembantu rumah tangga),
orang tua merupakan orang yang paling penting dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Pembentukan dan penularan kepribadian terjadi
pada seorang terutama pada masa mudanya. Yang dimaksudkan masa
muda di sini bukan saja pada masa kanak-kanak, tetapi juga pada waktu
seorang masih balita, bayi, bahkan pada waktu ia masih janin di dalam
kandungan.
Setelah anak itu lahir dan mulai dibesarkan, sikap, tingkah laku dan pendapat
orang tuanya padanya membentuk kepribadian dasarnya. Untuk ini kita
sangat diingatkan pada Amsal22:6. Gereja Roma Katolik sadar akan
pentingnya pendidikan pada masa muda ini hingga mereka
menginvestasikan banyak dana dan usaha dalam pendidikan anak. Psikologi
jugasadar akan masa kritis pembentukan kepribadian seorang sebelum ia
mencapai umur kira-kiradelapan tahun. Bila setelah meninggalkan masa
kanak-kanak seorang berkepribadian tidak sehat, sangat sukar
mengubahnya menjadi berkepribadian sehat kelak.
"Kasih Agape inilah yang dapat menyebabkan basic trust (rasa aman dasar)
tumbuh dengan subur dalam diri anak kita. Agape yang menumbuhkan basic
trust ini mengharuskan kitahangat pada anak kita, banyak menjamah dan
memeluknya pada masa kanak-kanaknya,memperhatikannya, serta selalu
menghargai dan respek terhadap ciptaan dan peta Allah ini.Tanpa adanya
dan berkembangnya basic trust yang memadai pada masa pembentukan
kepribadiannya, seorang akan mengalami banyak problema dalam hidupnya.
Kepribadiannya akan menjadi parah.
Seorang anak balita yang selalu dipukul, dimaki-maki, diacuhkan, dan dihina,
tidak akan mempunyai basic trust yang memadai. Ia tidak akan "kerasan"
hidup dalam dunia ini, ia akan memusuhi dan memandang manusia lainnya
dengan curiga atau takut, ia akan "melukai"orang lain agar tidak "dilukai"
lebih dulu, ia akan merasa tidak berharga (dengan segalamacam problema
yang mengikuti "minder" ini) dan menjadi musuh bagi dirinya sendiri, iaakan
mempunyai kecemasan yang tinggi, ia tidak tahan dan takut pada stress
yang wajar hingga tidak dapat sungguh-sungguh hidup efektif dan
berprestasi. Bila ini terjadi padaseorang, hanyalah Kristus yang dapat
memperbaiki hidup dan kepribadiannya.
Ada juga batasan ketika menggunakan hajaran untuk mendidik. Kasih agape
secara mutlak harus tetap ada dan aktif; misalnya tidak menghajar sebagai
pelampiasan emosi karena kita sedang frustrasi atau marah. Kita tidak boleh
menginginkan kecelakaan dan "kerusakan" anak kita itu (Amsal 19:18) tetapi
selalu menghendaki dan bertindak demi kebaikan anak kita itu(lihat definisi
agape di atas).
Dalam menghukum anak kita, yang kita benci dan serang adalah tindakan
dan sikapnya yang berdosa, bukan anak kita itu (kits tidak berkata: "Anak,
brengsek, pendusta; mati saja kau!"tetapi "Papa tidak senang Andi
berbohong seperti itu.") Sama seperti Allah membenci dosakita tetapi
mengasihi kita orang berdosa, kita tetap mengasihi anak kita apapun sikap
dan. perbuatan dosanya. Segera setelah kita menghukumnya, kita
memeluknya. Kita selalu menerimanya penuh dan tanpa syarat. Agape ini
akan menghindarkan sakit hati dalam diri anak pada waktu kita
menghajarnya (Kolose 3:21; Efesus 6:4).
Tanpa hajaran dalam agape pada masa kanak-kanak, seorang tidak akan
"yakin" bahwanyontek - dan kelak korupsi - tidak boleh dilakukan, bahwa
menghadapi lampu merah iaharus berhenti, bahwa PR harus dikerjakan,
bahwa hutang harus dibayar, dan bahwa meja atasan tidak boleh di gebrak
balik. Hati nuraninya juga tidak akan terbentuk secara peka danlengkap.
Entah kita merasakan hadirat-Nya atau tidak, kehadiran Kristus dalam hidup
kita adalah suatufakta (Matius 1:23; 28:20). Suatu pertanyaan penting yang
akan mengubah kepribadian dan sikap kita sehari-hari ialah : Apakah kita
memperlakukan Kristus serta bertindak, bersikap, berbicara dan berpikir
dengan kesadaran (awareness) bahwa Ia, Yang Mahakudus, ada disamping
kita setiap saat; ataukah kita menganggap-Nya sebagai angin saja, dan
mengacuhkanNya. Hidup dengan kesadaran kuat bahwa Kristus berdiri di
camping kita tiapsaat ini saga sebut HIDUP DALAM SUASANA KEHADIRAN
KRISTUS.
Jikalau kita menerapkan secara konsisten dan terus menerus Hidup Dalam
Suasana Kehadiran Kristus, keadaan ini akan mendarah daging dan menjadi
bagian dari kepribadiankita. Kita sendiri akan diubahkan menjadi seperti
Kristus (Roma 8:29; Filipi 2:5; Efesus4:13). Sama seperti rasul Paulus
kemudian kita berkata pada anak kita "Jadilah pengikutkusama seperti aku
juga menjadi pengikut Kristus" (I Kor. 11: 1)
Di samping melalui pengajaran "formal" (di Sekolah Minggu, pada waktu kita
bersaat teduh dengannya dan waktu menceritakan cerita-cerita Alkitab
padanya), anak kita makin harimakin dibentuk kepribadiannya menjadi
seperti Kristus melalui penyerapan juga. Anak kitamenyerapnya dari kita
sementara kita menyerapnya dari Kristus. Anak kita perlu
merasakankehadiran Kristus di mana-mana dalam hidupnya sehari-hari
melalui orang tuanya.
Dalam memperkenalkan siapa Kristus itu kepada anak kita, dengan sangat
efektif kita dapat mengajarkan sifat-sifat Allah, nilai-nilai Kristus, sikap,
perasaan dan pandangan-Nya, serta respons kita seharusnya pada-Nya, bila
kita Hidup Dalam Suasana Kehadiran Kristus.
a. Kemahahadiran Allah kita ajarkan pada anak kita bila kita sering berbicara
dengan Allahdi segala tempat (bukan hanya dalam doa yang disertai tekuk
lutut dan kata-kata indah, tetapi dalam segala situasi dan posisi dengan kata-
kata sederhana. Kita berbicara dengan Allahseperti kita berbicara dengan
isteri yang berdiri di samping kita.)
c. Hati yang bersyukur akan menjadi bagian dalam hidup anak kita bila ia
tahu sehari-harinya kita sering berterima kasih pada Kristus. Sekali lagi yang
saya maksudkan bukan sajawaktu kita berdoa dengan bertekuk lutut dan
melipat tangan, tetapi dalam suasana biasa kita berkata: "Terima kasih,
Yesus." Bukankah kita juga mengajar anak-anak kita untuk berterimakasih
bila diberi sesuatu.
d. Kepasrahan pada Allah kita ajarkan pada anak kita dengan sikap iman dan
keteguhan(bukan kecemasan dan ketakutan) pada masa krisis dan kritis.
e. Kepekaan terhadap kebenaran kita tularkan pada anak kita jika kita sendiri
sangat sensitif terhadap dusta dan bohong, menghindari segala macam
dusta (termasuk dusta-dusta kecilatau dosa-dosa putih). Dalam hal ini
tentunya perlu diterapkan terus "kebenaran di dalamkasih" (Ef. 4:15), agar
kita tidak menularkan ke"parisi"an kepada anak kita.
Dalam buku terkenal "In His Steps," penduduk suatu tempat, bertekad untuk
selalu bertindak seperti Kristus. Mereka selalu bertanya "Apa yang akan
dilakukan Kristus bila Ia ada ditempatku?" apabila harus bertindak atau
memutuskan sesuatu. Hidup dalam suasanakehadiran Kristus ini lebih dari
hanya menanyakan pertanyaan itu. Kita bukan saja bertindak seperti Kristus
tetapi juga merasakan pengharapan, iman, damai Kristus (yang
menyebabkanNya dapat tidur lelap di buritan perahu di tengah badai) karena
sadar (aware) akan kehadiran Kristus di sisi kita. Lenyaplah ketakutan,
kecemasan, putus asa yang banyak merongrong kepribadian kita. Jadi kita
tidak hanya mengarah pada pembentukan tingkah lakutetapi seluruh
kepribadian (perbuatan, perasaan, sikap, nilai-nilai, pikiran dan iman) diri
dananak kita; dan bila diperlukan perubahan, bukan saja perubahan tingkah
laku tetapi juga perubahan kepribadian.
Di sini letak salah satu perbedaan antara theologi dan psikologi. Psikologi
tidak terlaluoptimis terhadap kemungkinan perubahan kepribadian seorang
(bahkan ada psikolog- psikolog yang berpendapat bahwa setelah kepribadian
terbentuk, tidak akan dapat diubah lagi). Tesis Alkitab justru menyatakan
bahwa di dalam Kristus ada perubahan. Kristuslah yang merubah hidup kita.
Di tiap buku Alkitab diminta dan diperintahkan perubahan kelakuan,
iman,pandangan, sikap. Perubahan total terjadi pada waktu lahir baru dan
setelah itu tiap hari kita harusberubah, bertambah lama bertambah dewasa
seperti Kristus. Tentunya perubahan ini adalah karyadan anugerah Allah
dalam hidup manusia, bukan usaha manusia itu sendiri.
KELUARGA ALTAR
Suatu syarat penting demi berhasilnya Family Altar ialah adanya suasana
yang rileks, hangatdan menyenangkan. Kita tidak perlu secara ketat
mengikuti suatu program saat teduh yangsering menyebabkan ketegangan
dan kekakuan. Family Altar sebaiknya merupakan saat yang menyenangkan
bagi tiap anggota keluarga hingga tidak akan menyebabkan suatu
beban.Format Family Altar harus fleksibel, tidak boleh kaku. Perubahan
harus dapat terjadi disesuaikan dengan perubahan jadwal, usia, interest
anggota keluarga.
Perlu juga diusahakan agar waktu untuk Family Altar tidak terdesak oleh
kesibukan-kesibukan lain. Ada keluarga yang senang berkumpul bersama
setiap pagi setelahmembersihkan diri, ada yang pada waktu makan pagi atau
malam, ada yang sore hari ataupunsebelum tidur.
Ada tiga unsur utama dalam Family Altar. Unsur-unsur ini bukan suatu yang
mutlak harusada pada tiap Family Altar tetapi hanya sebagai patokan:
(1) Ajaran.
Di sini dapat dipakai cerita Alkitab bagi kanak-kanak, buku penuntun saat
teduh, buku-buku rohani lainnya, ataupun langsung dari Alkitab. Tentang
sulitnya bahan atau materiyang dipakai tentunya harus disesuaikan dengan
keadaan anak.
(2) Pujian
Satu atau dua lagu dapat dinyanyikan pada waktu Family Altar.
(3) Doa
Tiap anggota keluarga harus ikut mengambil bagian dalam Family Altar ini,
termasuk yangmasih kanak-kanak. Anak kecil mungkin belum dapat
memimpin doa, tetapi ia dapat memilih nomor lagu. Perlu diusahakan agar
tiap anggota merasa bahwa ia ikut memiliki Family Altar ini.
Pada waktu anak kita masih kecil, fakta dari pelajaran yang dibaca dapat
ditanyakan, setelah mulai dewasa sekali-kali dapat diadakan diskusi
sederhana di mana ia dapat mulaimenyatakan pendapatnya. Pendapat ini
harus dihargai dan tidak boleh diremehkan. Anak tidak boleh ditertawakan
waktu menyatakan pendapatnya, betapa pun sepele rasanya pendapat itu
bagi orang dewasa. Arti dari materi ajaran juga dapat ditanyakan. Evaluasi
dariajaran yang dibaca waktu Family Altar tambah lama tambah dapat
dibahas. Kelak aplikasi juga diminta untuk diterapkan keluarga.
PENUTUP
Kesimpulan
Alkitab berisi rencana Tuhan untuk mencapai kualitas dan kesehatan dalam
kehidupan keluarga. Kristen dibatasi untuk mengambil sangat serius Firman
Allah yang berkaitan Ingin tahu apa yang Alkitab katakan tentang bergaul
dengan orang tua Anda ? Berikut adalah beberapa ayat Alkitab yang
membantu Anda mengetahui lebih banyak tentang apa yang Tuhan harapkan
dari remaja Kristen dan orang tua mereka dan dalam kehidupan beragama di
lingkungan keluarnga.
Keluaran 20:12- ". Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di
tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu" (NIV)
Keluaran 21:15 - "Siapa pun yang menyerang ayahnya atau ibunya harus
dihukum mati." (NIV)
Amsal 01:08 - "Dengar, anak saya, untuk instruksi ayahmu dan tidak
meninggalkan ajaranibumu." (NIV)
Amsal 10:01 - "The amsal Salomo: Anak yang bijak mendatangkan sukacita
kepadaayahnya, tetapi anak bodoh kesedihan ibunya." (NIV)
Amsal 23:25 - "Semoga ayah dan ibu Anda senang, semoga dia yang
memberi Anda lahir bersukacita!" (NIV)
Amsal 31:26-31 - "Dia berbicara dengan hikmat, dan instruksi yang setia di
lidahnya Diamengawasi urusan rumah tangga dan tidak makan roti
kemalasan anak-anaknya muncul danmemanggil memberkatinya; suaminya
juga, dan dia memuji dia: "Banyak perempuanmelakukan hal-hal mulia, tetapi
Anda melebihi mereka semua."
Mazmur 103:13- "Sebagai seorang ayah memiliki belas kasih pada anak-
anaknya, sehinggaTUHAN menaruh belas kasihan pada orang-orang yang
takut akan Dia;" (NIV)
Amsal 3:11-12 - "Hai anakku, janganlah anggap rendah disiplin TUHAN dan
tidak membenci hardik-Nya, karena TUHAN memberi ajaran kepada yang
dikasihi-Nya, sebagai seorang ayah [a] putra yang nikmat masuk (NIV)
Amsal 23:24 - "Ayah dari orang benar memiliki sukacita yang besar, ia yang
memiliki seorang putra yang bijaksana senang dalam dirinya." (NIV)
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.comwww.google.co.diwww.scribd.com
https://www.google.com/search?
q=makalah+penerapan+kehidupan+beragama+kristen+
+di+lingkungan+keluarga&sxsrf=ALeKk01QloPdQnrdE7JTdNiZl_xCYUVMsQ
:1626580721318&ei=8abzYM7zErGQmgfYq5fgDQ&start=0&sa=N&ved=2ah
UKEwiOsN6w3evxAhUxiOYKHdjVBdw4ChDy0wN6BAgBEDs&biw=1366&bih
=657
https://www.slideshare.net/ParningotanPanggabean/kehidupan-beragama-di-
lingkungan-keluarga