Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TUGAS SEMESTER

TUGAS AGAMA

Disusun : Yosua XI IPA 2

Penjelasan mengenai

Keluarga dalam Kristen


KATA PENGANTAR
Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena anugerah-Nya yang
melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas mata agama Kristen protestan dan
memberikan informasi bagaimana keluarga di dalam Kristen.
Sebelumnya saya sampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak
Masvin Gultom, S.Pd selaku guru pembinbing mata pelajaran Kristen yang memberikan
arahan dan bimbingannya.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu, saya sangat berharap dukungan serta
menyumbang pikiran baik berupa kritik maupun saran yang membangun makalah ini agar
lebih baik kedepannya.
Semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya selalu. Akhir kata,
saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi saya pada khususnya maupun
bagi yang memerlukan.

Batam, 23 October 2022

Yosua XI IPA 2

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
Daftar isi .................................................................................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
A. Pengertian Keluarga .................................................................................................................... 3
B. PAK Dalam Keluarga .................................................................................................................... 4
C. Dilakukan Secara Non Formal ..................................................................................................... 6
D. Pendidikan Lewat Contoh dan Keteladanan ............................................................................... 6
E. Melibatkan Seluruh Kehidupan................................................................................................... 6
F. Berjalan Terus-menerus .............................................................................................................. 7
G. Kurikulumnya Adalah Kehidupan ................................................................................................ 7
H. Pendidikan Lewat Ibadah, Doa, dan Praktek Iman ..................................................................... 7
I. Peran Orangtua Dalam Keluarga................................................................................................. 7
J. Cinta dan kasih Sayang................................................................................................................ 9
K. Anak-anak Memerlukan Peraturan ........................................................................................... 10
BAB III .................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 11
B. Saran ......................................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga masyarakat yang paling kecil tetapi paling penting adalah keluarga. Keluarga
merupakan lembaga yang fenomenal dan universal. Keluarga adalah perkumpulan yang
terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga berasal dari Allah dan dibentuk oleh
Tuhan dalam kehidupan manusia untuk memenuhi bumi berasal dari keluarga Adam dan Hawa
yang diperintahkan Allah untuk membentuk keluarga dan taat kepada perintah Tuhan (Kej.
2:24).

Dalam makalah ini akan membahas bagian pentingnya keluarga untuk memberikan
perlindungan dan karakter anggota keluarga yang seharusnya dilakukan oleh keluarga dan
bagaimana orang tua memberikan pendidikan kepada anak agar perkembangan anak bukan
hanya secara fisik tetapi perkembangan Rohani anak di dalam Tuhan. Peran orang tua untuk
mendidik anak dalam bertumbuh kedewasaan, pemikiran dan pertumbuhan secara rohani tidak
terlepas menjadi tugas dan tanggung jawab orang tua di dalam keluarga.

Keluarga adalah cermin Kristus setiap orang akan memandang keluarga yang
memberikan dampak bagi keluarga dan orang lain yang melihat, kerukunan, keharmonisan,
keutuhan keluarga, dan memiliki rasa kebersamaan baik dalam kehidupan rohani, dan hidup
mencerminkan karakter Kristus, agar menjadi terang dan garam bagi dunia. Pendidikan agama
Kristen sangat penting dan tidak terlepas dari kehidupan keluarga, agar setiap orang tua
mengerti bagaimana cara membangun keluarga melalui teladan Yesus yang telah mendapat
pendidkan dari orang tuanya.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang dapat dirumuskan dari pemaparan di atas yaitu:
1. Apa pengertian dari keluarga.
2. Bagimana PAK dilaksanakan dalam keluarga
3. Bagimana penerapan PAK dalam Keluarga
4. Bagaimana PAK dilakukan dalam keluarga

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari rumusan masalah yang telah dibuat adalah :

1. Agar dapat mengerti dari pengertian keluarga

1
2. Supaya dapat mengetahui masalah dalam yang dihadapi keluarga dalam melaksanakan
PAK di dalam keluarga

3. Penulis dapat belajar bagaimana cara melaksanakan PAK di Keluarga.

4. Agar dapat memiliki pengetahuan dalam penerapan PAK di Keluarga.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keluarga
Pengertian keluarga menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah lembaga
yang terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Menurut Dr. Kenneth Chafin dalam bukunya is There a Family in the Housen?
Memberi gambaran tentang maksud keluarga dalam lima identifikasi.

1. Keluarga merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan
sosial, kasih dan rohani.

2. Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam setiap keluarga


orang bebas mengembangkan setiap karunianya masing-masing. Di dalam keluarga
landasan kehidupann anak-anak di bangun dan dikembangkan.

3. Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan.
Keluarga dalam hal adalah saling memperhatikan saling menolong dalam menghadapi
masalah atau persoalan dalam keluarga.

4. Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai, la oratorium hidup bagi


setiap anggota keluarga dan salaing belajar hal yang baik.

5. Keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan penyelesaiannya. Tidak ada


keluarga yang tidak menghadapi masalah hidup.

Alkitab mengatakan bahwa keluarga terbentuk apabila seorang laki-laki meninggalkan


ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, maka keduanya menjadi satu daging dan mereka
dipersatukan Allah dan tidak boleh diceberaikan oleh manusia (Mat. 19:5-6). Keluarga
menjadi fungsi terpercaya bagi semua anggota keluarga apabila ada permasalahan keluarga,
maka setiap keluarga saling membagikan beban masalah, mendiskusikan beban masalah, dan
yang terpenting adalah hidup di dalam kerohanian/dukungan spiritual.

PAK di tengah keluarga berhasil bukan hanya saja lewat pengajaran formal, melainkan
keteadanan orang tua. Keteladanan adalah merupakan pendidikan iman yang paling efektif
sepanjang masa. Pengajaran PAK formal di gereja dan di sekolah menjadi gagal karena tidak
dilandasi dengan keteladanan. Yesus berhasil dalam pengajarannya karena ia sangat

3
menekankan keteladanan bagi murid-murid-Nya. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Ikutlah teladan-Ku”. PAK dalam keluarga haruslah berbasiskan kepada keteladanan dari
orang tua kepada anak-anaknya sehingga keluarga hidup dalam keharmonisan.

Kegagalan yang terbesar dalam keluarga Kristen adalah ketiak keluarga tidak ada
kesatuan hati dalam mendidik anak, mengajarkan anak dalam hal berbuat baik dan
menanamkan nilai-nilai moral dan nilai kerohanian bagi. Keterlibatan orang tua dalam
memecahkan setiap permasalahan dan berusaha dengan segala cara untuk memperlakukan
anak secara adil, benar dan penuh dengan kasih sayang.

Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak yang telah
percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta
berusaha untuk meneladai hidup Yesus dengan pengajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Keluraga merupakan tempat pertama betumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial
kasih dan rohani. Kristen artinya menjadi pengikut Kristus, yang meneladai hidup dan ajaran-
ajaran Yesus Kristus yang tertulis dalam kitab Suci.

B. PAK Dalam Keluarga


Sering orang berpendapat bahwa PAK adalah terutama tugas sekolah dan tanggung
jawab gereja. Memang benar gereja terlibat dalam pertumbuhan kehidupan iman anak-anak,
tetapi sebenarnya PAK kepada anak-anak tidaklah kurang sebagai tugas keluarga pula. Dimana
orang tua harus meyakini bahwa anak adalah karunia Tuhan yang dipercayakan kepada orang
tua tentang pemeliharaan maupun memberikan pendidikan. Pendidikan Agama Kristen
bukanlah produk gereja atau kurikulum sekolah semata, melainkan produk para tokoh
Alkitab yang menekankan pentingnya pendidikan dalam dimensi keluarga. Artinya,
Pendidikan Agama Kristen mengacu pada dasar-dasar yang jelas dalam Alkitab, baik
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Di dalam keluarga anak-anak pertama kali mengenal
Allah melalui orang tuanya. Di tengah keluarga pulalah anak menyaksikan bagaimana orang
tuanya beribadah kepada Allah dan bagaimana mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Pak dalam keluarga merupakan strategi pendidikan iman yang ampuh bagi anak-anak dan
seluruh keluarga. Kegagalan iman seseorang ketika ia sudah dewasa, banyak tergantung dari
pola iman orang tua yang dilihatnya sejak ia masih kecil di tengah-tengah keluarga.

Pendidikan Agama Kristen kepada anak-anak adalah merupakan tugas untuk


mewariskan kerohanian kepada anak-anak supaya lebih dekat kepada Tuhan Yesus sebagai
juru selamamtnya. Alkitab memberikan pengajaran bahwa pelayanan PAK bagi anak snagtlah

4
penting. Umat Allah dalam perjanjian mereka, agar sunguh-sungguh mengenal dan taat kepada
Allah. Dalam Ul. 6:4-6 dikatakan: Dengarlah hai orang Israel Tuhan itu Allah kita, ... apa yang
kuperintahkan kepadamu hari haruslah engkau perhatikan. Dalam firman Tuhan tersebut peran
orang tua dalam mendidik anak adalah untuk memperkenakan Tuhan kepada anak, sehingga
anak bisa dapat memperhatikan apa yang menjadi tanggung jawabnya dalam keluarga.

Dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa anak-anak juga sangat memerlukan perhatian
dan pembinaan dari orang tua. Yesus menegaskan bahwa anak-anak, seperti yang
dikemukakan-Nya dalam perumpamaan “Domba yang hilang” (Mat. 18:-12-14). Orangtua
selain mengajarkan bagaimana berkomunikasi yang baik kepada anak perlunya kerjasama
orangtua ayah dan ibu harus memiliki peranan masing-masing sesuai tetapi memiliki satu
kesatuan dalam membimbing anak dan membentuk anak dalam cinta kasih.

Pendidikan agama dalam keluarga merupakan dasar bagi seluruh pendidikan lainnya,
setiap keluarga harus mengajarkan dasar pendidikan yang benar, sejak usia anak-anak harus
diajarkan pentingnya Agama ketika seorang anak memiliki etika tentang agama kebaikan yang
diajarkan sangat penting, dengan metode melatih membaca Firman Tuhan. Dalam kitab
Perjanjian Baru beberapa contoh keluarga salaeh yang selalu memberikan pendidikan iman
terhadap anak-anaknya misalnya keluarga Jusuf, Maria dan Tuhan Yesus semasa mudanya
waktu di Nazaret. Demikian juga Timotius, ia berhasil atas didikan keluarganya (II Tim. 1:5-
6).

Jadi peranan keluarga dalam pendidikan anak adalah sanagt penting atau dapat
dikatakan yang terutama sebagaimana dikatakan Horace Bushell dalam bukunya Robert
Boehlke (200:466) menyatakan: Bahwa anak yang dibesarkan dalam keluarga Kristen akan
dibesarkan sebagai seorang Kristen yang tidak pernah mengingat kapan ia bukan seorang
Kriten. Bagi Bushnell hubungan organis antara anak orang tua adalah soko guru sebagaimana
Allah meneruskan berkat-berkat-Nya melalui orang tua menyampaikan pendidikan kepada
anak-anak. Sebagaimana dia menyatakan bahwa PAK adalah: pertama, pelayanan dari pihak
orang tua Kristen dan gereja yang secara khusus melibatkan kaum muda dengan cara yang
wajar dalam pengalaman keluarga.

Pendidikan dan pengajaran telah dimulai sejak Allah menciptakan langitdan bumi
(Kejadian 1:1). Peristiwa penciptaan ini merupakan salah satu dasar pendidikan bahwa dari
Allah sendiri berpusat segala sesuatu termasuk pengetahuan. Allah ditempatkan sebagai satu-
satunya pusat kehidupan manusia sehingga pendidikan ini dilaksanakan untuk

5
memeperkenalkan sosok Allah. Selanjutnya mandat untuk mendidik ini di firmankan
Allah Abraham.

Abraham harus terus mengajarkan kepada keturunannya tentang Allah yang


mahakuasa dengan demikian mereka akantetap hidup pada jalan yang sudah ditunjukkan oleh
Allah dengan kebenaran dan keadilan. Dalam kehidupan orang Israel setelah Abraham,
pendidikan danpengajaran juga menjadi ciri khas mereka. Sebagaimana yang tertulis dalam
Ulangan 6:4-9. Dalam tradisi orang Israel “Shema” atau perintah Tuhan yang wajib dijalankan,
karena hanya dengan pedoman itu umat tidak keluar dari pemeliharaan dan perlindungan
Tuhan. Yang seutuhnya tersimpul dalam sebutan “Taurat” sering disebut sebagai syema, suatu
panggilan.

C. Dilakukan Secara Non Formal


PAK dalam konteks keluarga adalah tergolong pada pendidikan non formal, karena
tidak memakai kurikulum PAK pada pendidikan formal. PAK dalam keluarga dalah yanggung
jawab orang tua terhadap anak-anaknya. Dalam Ul. 6:4-9 yang merupakan skema bagi keluarga
Israel adalah merupakan tanggung jawab orang tua. Di tengah keluarga pulalah anak-anak
menyaksikan bagaimana orang taunya beribadah kepada Allah dan baagimana
mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegagalan iman seseorang ketika ia sudah
dewasa, banyak tergnatung dari pola iman orang tau yang dilihatnya sejak ia masih kecil di
tengah-tengah keluarga.

D. Pendidikan Lewat Contoh dan Keteladanan


PAK di tengah keluarga berhasil bukan saja lewat pengajaran formal, melainkan lewat
keteladanan oarng tua. Keteladanan adalah merupakan merupakan pendidikan imanyang paling
efektif sepanjang masa. Pengajaran PAK formal di gereja dan di sekolah menjadi gagal karena
tidak dilandasi dengan keteladanan. PAK menjadi gagal jika berfokus hanya pada
pentransferan pengetahuan-pengetahuan agama tanpa keteladanan. Yesus berhasil dalam
pengajaran-Nya karena Ia sanagat menekankan keteladanan bagi murid-murid-Nya. Yesus
berkata kepada murid-murid-Nya “Ikutlah keteladan-Ku”. PAK dalam keluarga haruslah
berbasisikan kepada keteladanan dari orang tua kepada anak-anaknya.

E. Melibatkan Seluruh Kehidupan


Kurikulum PAK dalam keluarga ialah seluruh kehidupan di tengah keluarga dialami dan
dihadapi secara bersama-sama. Pengalaman manisdan pahit, sukacita dan dukacita,
pergumulan dan tantangan hidup yang dihadapi yang berkaitan dengan iman. Ada

6
kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak-anak belajar lebih baik
jika lingkungan diciptakan alamiah, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa
yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Paradigma pembelajaran berubah menjadi bersifat
dari teacher centered menjadi student centered. Guru sedikit menjelaskan materi sedangkan
siswa berusaha membuktikan sendiri dari eksperimen yang difasilitasi oleh guru. Guru tidak
lagi menjadi subyek utama, yang membawakan materi bahan dan menentukan jalannya
pengajaran. Ia tetap menjadi subyek. PAK dalam keluarga haruslah memperhatikan baik dalam
keadaan baik maupun susah, Tuhan terus dihadirkan sebagai Allah yang berotoritas di tengah
keluarga.

F. Berjalan Terus-menerus
PAK di tengah keluarga tidak pernah berhenti, tetapi berjalan-jalan terus menerus
sepanjang hayat di kandung badan. Oleh karena, PAK dalam keluarga tidak pernah berhenti.
Kehidupan itu sendirilahyang menjadi kurikulumnya sendiri sesuai pengalamannya bersama
dengan Tuhan. Kelurga yang didasrkan dengan kasih llah maka keluarga itu akan menjadi
harmonis dan menjadi teladana bagi orang lain. Sering disebut bahwa sekolah iman dalam
keluarga adalah “sekolah padang gurun”. Berlangsung terus dan berkeliling dalam berbagai
perjalanan hidup keluarga.

G. Kurikulumnya Adalah Kehidupan


Tuhan menjadikan bahwa kurikulum iman dalam keluarga ialah seluruh kehidupan
mulai dari seseorang lahir hingga meninggal. Lama berjalan banyak yang dilihat, lama hidup
banyak yang dirasakan, itulah kurikulum kehidupan.

H. Pendidikan Lewat Ibadah, Doa, dan Praktek Iman


Pendidikan PAK dalam keluarga praktenya adalah ketika ada persekutuan dalam
keluarga dan ada ibadah. Jika di tengah-tengah keluarga tidak ada doa, ibadah, dan pembacaan
Firman, sukarlah seseorang itu dalam keluarga itu menjadi orang yang taat dan mnegashi
Tuhan.

I. Peran Orangtua Dalam Keluarga


Tugas orang tua mencakup cara yang dasariah yaitu mula-mula orang tua dipanggil
untuk menyatakan kasih Allah kepada anak-anaknya dan itu dilakukan orang tua melalui
teladan, pengajaran, tuntunan dalam berbagai bentuk ibadah keluarga. Orang tua memiliki
kewajiban untuk membesarkan, mendidik, membimbing dan memenuhi kebutuhan anak
dengan dasar yang benar sesuai dengan firman Allah bahwa orang tua harus membawa anak
ke dalam tangan Tuhan melalui pengajaran-pengajaran yang diberikan orang tua.

7
Orang tua harus memberikan contoh atau teladan yang baik bagi anak-anaknya baik itu
melalui sikap dan tindakan orang tua dalam kesehariannya, sehingga dapat menjadi panutan
yang baik bagi tumbuh kembang seorang anak dalam sebuah keluarga yang sehat dan harmonis
baik dari segi jasmani maupun dari segi spiritual. Memahami pengertian tanggung jawab orang
tua sebagai mandataris Allah maka dia harus berperan dan bertanggung jawab atas
pertumbuhan Iman anak-anaknya menuju kedewasaan.

Kedewasaan iman bukan merupakan sesuatu yang terjadi melalui suatu proses alamiah,
karena sebagai orang percaya yakin bahwa Roh Kuduslah yang telah bekerja dalam hidup
kita. Allah sendirilah yang telah menganugerahkan iman kepada setiap orang percaya, dan
sekarang tinggal bagaimana ketaatan orang percaya kepada anugerah Allah itu. Mengenai hal
ini, maka anak yang juga merupakan anggota tubuh Kristus oleh karena baptisannya perlu di
bina serta diarahkan sampai mereka menjadi manusia yang dewasa dalam iman yang kelak
mampu mengenal dirinya sendiri dan Tuhannya secara benar.

Mengingat bahwa jiwa dan rohani anak mengalami pertumbuhan di dalam


kehidupannya maka sedini mungkin anak mengenal Tuhan yang dimulai oleh pengenalan dini.
Pengenalan sejak dini merupakan penunjang dalam memasuki pengenalan akan hubungannya
dengan Tuhan dan merupakan penunjang yang akan terdorongnya untuk mengetahui lebih jauh
tentang keberadaan dirinya. Dalam kondisi ini, dengan adanya pengajaran Firman
Tuhan sangatlah menolong terjadinya perubahan-perubahan sikap yang radikal sehingga
ketika dewasa nanti anak tidak merasa asing lagi jika diperhadapkan dengan kenyataan
imannya.

Dengan pemberian dasar-dasar agama yang benar, maka anak-anak akan memiliki
fondasi yang kuat yang akan memampukannya untuk berdiri sebagai bangunan Allah yang
kokoh dan juga dapat menampakkan nilai-nilai keimanannya dan menunjukkan hidup
rohani dalam sikap dan perilakunya. Dengan demikian anak mempunyai kedewasan rohani
senyampang terjadinya pertumbuhan fisik, akal dan nalar budi mereka.

Kedewasaan rohani tidak berarti kemudian mengasingkan diri dari kehidupan dunia,
sebaliknya dalam kedewasaan ini anak akan memiliki pola hidup yang benar dalam kebenaran
yang dimilikinya memampukan dia mengaktualisasikan imannya dalam kehidupannya sehari-
hari. Dalam hal ini yang paling mendasar adalah mempersiapkan anak untuk bertumbuh dan
berkembang dalam relasi yang benar dengan Tuhan.

8
J. Cinta dan kasih Sayang
Seperti telah diketahui bahwa di dalam hati kedua orang tua secara fitrah akan tumbuh
perasaan cinta terhadap anak dan akan tumbuh pula perasaan psikologis lainnya, salah satunya
ialah mempunyai sifat seperti kebapakan dan keibuan untuk memelihara, mengasihi,
menyayangi, dan memperhatikan anak. Diantara perasaan-perasaan mulia yang ditanamkan
Allah di dalam hati kedua orang tua itu adalah kasih sayang terhadap anak-anak. Nah, salah
satunya ialah ketika saat kita sakit, orang tua kita baik bapak maupun ibu selalu sabar merawat
anaknya. Bahkan mereka juga sedikit cemas ketika anaknya lagi sakit. Andaikan perasaan
perasaan psikologis semacam itu tidak ada, mungkin kedua orang tua kita tidak akan sabar
memelihara anak-anak, tidak akan mau memperhatikan persoalan dan kepentingan-
kepentingan bagi anaknya.

Dalam Perjanjian Lama kita dapat mengerti bahwa, keluarga adalah tempat yang
pertama pendidikan agama diberikan. Sebelum adanya hukum-hukum Musa, kaum Lewi
ditetapkan sebagai imam, para nenek moyang Israel yang menjadi imam atas kaum
keluarganya, memimpin keluarganya mempersembahkan korban-korban ke hadirat Allah.
Peranan keluarga para nenek moyang Israel yaitu Abraham, Ishak dan Yakub, besar sekali
pengaruhnya terhadap hidup anggota keluarga dan keturunannya. Nenek moyang bangsa Israel
menjadi guru bagi seluruh keluarganya yaitu mengajar perbuatan-perbuatan Allah yang besar
dan janji Nya membawa berkat bagi bangsa itu turun-temurun.

Orang tua mempunyai tugas yang sama dengan para nabi dan imam yaitu
menyampaikan dan meneruskan berita tentang karya keselamatan Allah kepada anak-anak. Ini
merupakan tugas yang sangat penting dari orang tua, oleh karena itu Allah memanggil mereka
sebagai orang tua. Pendidikan bangsa Israel dipusatkan dalam keluarga. Bagi umat Israel,
keluarga adalah tempat yang penting dan utama dalam menerapkan pendidikan bagi anak dan
ayah bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak.

Kitab Amsal merupakan kitab didikan. Banyak nasehat yang diberikan kepada anak-
anak, yang intinya agar mereka mendengarkan, mentaati dan menuruti didikan ayah maupun
ibunya, Dasar didikan itu ialah takut akan Tuhan ( Amsal 1 : 7 ) Dalam pendidikan Israel, ibu-
ibu tidak dibebaskan dari tanggung jawab dalam pendidikan anak-anak, mereka aktif mendidik
anak-anak perempuan dengan berbagai keterampilan seperti: memasak, menenun, membuat
karya-karya seni. Demikian anak-anak juga didorong untuk mendengar pengajaran dari ayah
dan tidak meninggalkan ajaran ibunya, ( Amsal 1:8). Ayat itu mempunyai tujuan yang sama
dalam membina rohani anak.
9
K. Anak-anak Memerlukan Peraturan
Sebagai orangtua harus memberikan peraturan kepada ana-anak agar anaknya dapat
hidup sesuai dengan aturan dalam keluarga dengan cinta kasih. Orang dapat mendidik anak-
anaknya dengan hikamta dan takut akan Tuhan. Peraturan itu itu sangat diperlukan supaya
keluarga berfungsi secara efektif. Selama bagian abad ke-19, keluarga merupakan tempat di
mana otoritas dan disiplin yang tajam dilaksanakan. Ayah memerintah dengan tangan besi
sebagai reaksi atas konsep yang keras dari keluarga, aliran psikologi muncul yang menekankan
pentingnya kebebasan bagi anak. Keluarga juga merupakan sumber wewenang dan konsep
sebagai suatu demokrasi, akan tetapi otoritas itu telah ada kembali dalam keluarga.

Dalam keluarga orangtua dapat menghadapi anak sebagai pribadi dalam sekolah
minggu, pengajar tidak mempunyai waktu untuk menghadapi setiap anak sendiri-sendiri. Inilah
kesulitan yang lazim dihadapi oleh para pengajar sekolah minggu. Dalam keluarga, setiap anak
adalah oknum yang harus diperhatikan oleh orangtua dan mengajar mereka.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga adalah pengajaran mengenai apa yang
menjadi tugas dan tanggung jawab orangtua dalam mendidik anak di tenga-tengah keluarga.
Anak dapt belajar dari orang, sehingga dikemudian hari anak sudah tertanam iman dari
orangtua. PAK di tengah keluarga berhasil bukan hanya saja lewat pengajaran formal,
melainkan keteadanan orang tua. Keteladanan adalah merupakan pendidikan iman yang paling
efektif sepanjang masa. Pengajaran PAK formal di gereja dan di sekolah menjadi gagal karena
tidak dilandasi dengan keteladanan. Yesus berhasil dalam pengajarannya karena ia sangat
menekankan keteladanan bagi murid-murid-Nya. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Ikutlah teladan-Ku”. PAK dalam keluarga haruslah berbasiskan kepada keteladanan dari
orang tua kepada anak-anaknya sehingga keluarga hidup dalam keharmonisan.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini ada banyak kekurangan baik dalam penyusunannya dan
tata bahasa. Harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi orangtua dalam mendidik
sehingga anak menjadi dewasa dalam rohani, dewasa dalam berpikir. Apa yang ditanamkan
kepada anak selama ia masih kecil, maka ia melakukan yang pernhai ia alami selama dalam
keluarga. Demikian penulis ucapkan terimakasih.

11

Anda mungkin juga menyukai