Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

“ KELUARGA KRISTEN “
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 3:
1. DANIEL SAPUTRA
2. DENIS KRISTIANI BALI
3. ERIDA NAINGGOLAN
4. FEBY EPI PHANIES R.
5. LENNY LESTARI
6. KENDY JOSUA ANDERSON
7. TIA STEFANI SARAGI
8. ALWIN WIJANARKO
9. ANGELYCA
10. BONI RAYNARD
11. ERINNA NAIBAHO
12. LESTARI JUNI ARTHA
13. KEZIA NOVIARINI
14. ULI MARITO
15. HARTONO
16. WIDYA PUTRI

SMA NEGERI 2 DUMAI


T.P 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “ KELUARGA
KRISTEN “

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya ini.Kami
berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca
umumnya.

Dumai, 08 Agustus 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

16.1LATAR BELAKANG
A. Keluarga Kristen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keluarga adalah lembaga terkecil
dalam suatu masyarakat. Keluarga memiliki tiga unsur, yaitu bapak, ibu, dan anak-anaknya.
Sesuatu bisa dikatakan sebuah keluarga jika telah memiliki ketiga unsur tersebut. Tetapi
keluarga inti merupakan fenomena modern yang dimulai karena adanya sebuah urbanisasi.

16.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :
1. Apa perkataan Alkitab mengenai keluarga?
2. Bagaimana manfaat bagi siswa dalam mengetahui keluarga Kristen?

16.3 TUJUAN DAN MANFAAT


A. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah agar siswa mengetahui ciri – ciri keluarga
Kristen sesuai dengan ajaran Alkitab
B. Manfaat
Kita dapat mengetahui keluarga Kristen yang sesuai dengan ajaran Alkitab
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keluarga Kristen


Pengertian keluarga adalah suatu persekutuan dua individu atau lebih yang mempunyai
suatu ikatan cinta kasih dalam suatu pernikahan dan ikatan darah, yaitu terdiri dari ayah, ibu, dan
anak-anak. Pembentukan keluarga pertama kali dibentuk oleh Allah, yakni keluarga Adam yang
terdapat di :
Kejadian 1:27
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
dicipakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Kejadian 1:28
Allah memberikan mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka; “Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan
dilaut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap dibumi,”

Peran Adam sebagai suami dari Hawa yang sekaligus ayah dari Kain dan Habel, Hawa
sebagai istri Adam yang sekaligus sebagai ibu Kain dan Habel, serta Kain dan Habel sebagai
anak-anak dari Adam dan Hawa. Inilah keluarga ini pertama yang dibentuk oleh Allah.

Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak yang telah
percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta
berusaha untuk meneladani hidup Yesus dengan ajaran-ajaranNya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian ini dibangun dari pengertian Kristen yang artinya menjadi pengikut Kristus, yang
meneladani hidup dan ajaran-ajaran Kristus.

2.2 Pentingnya Peran Keluarga:

1. Keluarga merupakan tempat pertama menjalani pertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi,
hubungan sosial, kasih dan rohani. Keluarga yang melalui seorang ayah dan seorang ibu yang
pertama memberikan perhatian, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh.
2. Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga setiap orang
bebas mengembangkan setiap karunianya masing-masing dimana keluarga sebagai landasan
kehidupan anak dibangun dan dikembangkan.
3. Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan.
Barangkali orang lain sering tidak memahami kesulitan hidup yang kita rasakan tetapi di dalam
keluarga kita mendapat perhatian dan perlindungan yang terjadi karena ikatan kasih.
4. Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai kehidupan bagi setiap anggota
keluarga dan saling belajar hal yang dianggap baik bagi keluarga tersebut.
5. Keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan sebaliknya merupakan tempat
penyelesaiannya. Tidak ada keluarga yang tidak menghadapi permasalahan, misalnya, hubungan
suami istri, masalah yang dihadapi anak, dan masalah ekonomi.

2.3 Fungsi Keluarga


1. Fungsi biologis
 Untuk meneruskan keturunan.
 Memelihara dan membesarkan anak .
Memelihara dan merawat anggota keluarga .
2. Fungsi psikologis
 Memberikan kasih sayang dan rasa aman .
 Memberikan perhatian diantara anggota keluarga .
 Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga .
 Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi
 Membina sosialisi pada anak.
 Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
 Meneruskan nilai-nilai budaya.
4. Fungsi ekonomi
 Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
 Menabung untuk memenuhi kebutuhan -kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang,
misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
5. Fungsi pendidikan
 Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
 Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa.
 Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Keluarga yang diingini Yesus bukanlah keluarga yang ingin mencari kepentingan diri
sendiri. Melainkan sebuah keluarga yang bisa hidup bersatu dengan rukun, saling mencintai satu
sama lain, dan mengetahui arti Paskah. Pernikahan harus dapat dijadikan sebagai satu kesatuan
untuk membangun persekutuan. Seperti yang tertulis, Matius 19:6 “Demikianlah mereka bukan
lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan
manusia.” Selain pengertian keluarga, kita juga perlu mengetahui fungsi keluarga Kristen.
Diantaranya
1. Sebagai Perwakilan Tuhan dalam Mengelola Alam Semesta
Dunia beserta isinya telah disediakan oleh Tuhan kepada manusia. Manusia hanya dituntut
untuk menjaga dan mengelola alam semesta beserta isinya dengan baik. Dengan tujuan agar bisa
dirasakan oleh keturunan selanjutnya. Sebagai keluarga Kristiani, sikap menjaga alam semesta
harus kita ajarkan kepada anak-anak kita. Caranya dengan melakukan hal-hal kecil terlebih
dahulu, seperti membuang sampah pada tempatnya. Hal ini terlihat sepele, namun sangat
bermanfaat untuk kelestarian alam semesta.
2. Sebagai Lembaga untuk Berekspresi
Ekspresi yang bisa ditunjukkan oleh keluarga sangatlah beranekaragam. Mulai dari cinta,
kasih, harapan, kesetiaan, dan sikap saling menghormati. Kelimanya harus bisa ditunjukkan
keluarga kepada anggota keluarga yang lainnya. Ekspresi tersebut bisa diwujudnyatakan dengan
cara berbagi dan saling mengasihi. Karena Yesus menghendaki kita untuk berbagi dan tidak
rakus atas harta duniawi.
Yohanes 13:34-35 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau
kamu saling mengasihi.”
3. Sebagai Sarana Pendidikan yang Pertama dan Terutama

Fungsi lain dari keluarga sebagai iman Kristen ialah sebagai sarana pendidikan, terutama
bagi anak-anaknya. Anak yang tak pernah dididik untuk disiplin akan tumbuh menjadi anak yang
egois dan congkak. Ia tidak akan mendengarkan perkataan orang lain. Anak cenderung
melakukan sesuatu hal sesuai yang dikehendakinya dan mengabaikan perintah dari orang tua.

Saat anak melawan, orang tua tidak boleh langsung menghakimi anak. Melainkan diberi
peringatan terlebih dahulu. Peringatan ini terdiri dari tiga sesi, yaitu peringatan ringan, sedang,
dan berat. Jika anak melanggar ketiganya, maka orang tua boleh memberikan hukuman.
Hukuman yang diberikan harus disesuaikan dengan tindakan yang dilakukan anak.

Selain hukuman, Anda juga perlu memberikan pujian kepada si anak. Apalagi ketika ia
melakukan perbuatan baik dan taat pada aturan. Dengan demikian, si anak akan merasa nyaman,
dihargai, dan lebih tahu untuk menempatkan diri. Amsal 22:6 “Didiklah orang muda menurut
jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan
itu.”

4. Sebagai Tempat untuk Menciptakan Suasana Sorga


Sorga bukanlah tempat yang diisi oleh barang-barang mewah. Melainkan sebuah tempat
yang sederhana, namun indah. Keindahannya tampak nyata dari kasih dan sukacita. Disini, orang
tua sebagai tempat utama untuk menyebarkan kasih dan sukacita tersebut. Caranya sangatlah
mudah yaitu menebarkan tawa dan senyum kepada anggota keluarga. Jika orang tua jarang
tersenyum kepada anaknya, otomatis akan berpengaruh terhadap sikap dan mental si anak.
Suasana sorga dalam keluarga dapat terwujud jika Allah juga diundang hadir didalamnya.
Caranya dengan rajin berdoa, agar keluarga dipenuhi dan dilimpahi oleh kepenuhan Allah
sendiri. Efesus 3:17-18 “Sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar
serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang
kudus dapat memahami, betapa lebar dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih
Kristus.”
5. Sebagai Dasar Iman Sumber Keselamatan
Jika salah satu anggota keluarga hidup di dalam Kristus, maka ia akan senantiasa menjadi
terang dalam keluarga tersebut. Terang tersebut nantinya akan menjadi kesaksian hidup yang
dapat dijadikan sebagai teladan dalam menjalankan hidup. Sehingga anggota keluarga juga
datang dan diselamatkan oleh Yesus Kristus. Kisah Para Rasul 16:31 “Jawab mereka: Percayalah
kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”

2.3 Perkataan Alkitab Mengenai Keluarga


Sebuah keluarga Kristen yang baik selaras dengan prinsip-prinsip alkitabiah dan merupakan
keluarga dimana setiap anggota memahami dan memenuhi peran yang telah diberikan oleh
Allah. Keluarga bukanlah lembaga yang dirancang oleh manusia. Keluarga diciptakan oleh Allah
supaya bermanfaat bagi manusia, dan manusia telah diberi tanggung-jawab atasnya. Unit
keluarga alkitabiah yang paling sederhana beranggotakan satu pria, satu wanita – istrinya – dan
anak mereka, baik yang dilahirkan maupun yang di adopsi. Keluarga besar dapat melibatkan
saudara kandung atau saudara ipar, kakek dan nenek, keponakan, saudara sepupu, paman dan
bibi. Salah satu prinsip pokok dalam unit keluarga ialah komitmen yang ditetapkan Allah bagi
setiap anggota keluarga untuk seumur hidup mereka. Sang suami dan istri bertanggung-jawab
untuk menjaga kesatuannya, bahkan di tengah norma kebudayaan yang tidak mendukung.
Tentunya, syarat pertama bagi setiap anggota keluarga Kristen adalah bahwa mereka semua
berupa orang Kristen, yakni memiliki hubungan sejati dengan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat mereka. Efesus 5:22-33 memberi pedoman bagi suami dan istri di dalam keluarga
Kristen. Sang suami harus mengasihi istrinya sama seperti Kristus mengasihi gereja, dan sang
istri harus menghormati suaminya dan secara sukarela tunduk terhadap kepemimpinannya di
dalam keluarga. Peran kepemimpinan suami harus dimulai dari hubungan rohaninya secara
pribadi dengan Allah, kemudian berlanjut pada pengajaran pada istri dan anak-anaknya dalam
materi Alkitab. Para ayah diperintah mengenai para anaknya "didiklah mereka di dalam ajaran
dan nasihat Tuhan" (Efesus 6:4). Seorang ayah perlu memenuhi kebutuhan keluarganya. Jika
tidak, ia "murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman" (1 Timotius 5:8). Jadi, seorang
pria yang tidak berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya tidak layak menjuluki dirinya
Kristen. Ini bukan berarti bahwa seorang istri tidak boleh membantu memenuhi kebutuhan
keluarga — Amsal 31 menunjukkan bagaimana seorang istri saleh dapat melakukannya —
namun memenuhi kebutuhan keluarga bukanlah tanggung-jawab utamanya; ialah tanggung-
jawab sang suami.
Wanita diberikan kepada pria guna membantu suaminya (Kejadian 2:18-20) dan
mengandung anak. Suami dan istri dalam pernikahan Kristen harus saling setia seumur hidup.
Allah menyatakan nilai yang setara bagi pria dan wanita karena Ia telah menciptakan keduanya
menurut gambar dan rupa-Nya. Ini tidak berarti bahwa keduanya mempunyai peran yang sama
dalam kehidupan. Secara umum, wanita lebih terampil dalam memelihara dan mengasuh anak
kecil, sedangkan pria lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan dan melindungi keluarganya.
Jadi, meskipun secara status mereka setara, namun mereka memainkan peran yang berbeda
dalam keluarga Kristen.
Pernikahan Kristen, yang menjadi dasar dari keluarga Kristen, mengikuti pedoman
alkitabiah dalam hal hubungan seks. Alkitab mengecam pandangan kebudayaan yang
menghalalkan perceraian, hidup bersama sebelum menikah, dan pernikahan sesama jenis.
Seksualitas yang diungkapkan sesuai standar yang alkitabiah adalah ekspresi kasih dan
komitmen yang teramat indah. Di luar pernikahan, seks adalah dosa.
Para anak diberi dua tanggung-jawab utama dalam keluarga Kristen: menaati dan
menghormati orang tua mereka (Efesus 6:1-3). Menaati orang tua adalah kewajiban para anak
sampai mereka dewasa, namun menghormati orang tua adalah tanggung-jawab seumur hidup.
Allah menjanjikan berkat-Nya atas mereka yang menghormati orang tua.
Secara ideal, semua anggota keluarga Kristen berkomitmen pada Kristus dan untuk
melayani-Nya. Ketika sang suami, istri, dan anak semuanya memenuhi peran ilahi mereka, maka
damai dan keharmonisan menjadi citra rumah tangga mereka. Namun, jika kita mengusahakan
keluarga Kristen tanpa Kristus sebagai Kepalanya atau tanpa menaati prinsip alkitabiah yang
telah Tuhan sediakan, rumah tangga kita akan menderita.

2.4 Tanggung-jawab Orang Tua untuk Mendidik (Parents’ Responsibility to Instruct)

Seperti kita baca Efesus 6:4, ayah bertanggung-jawab mendisiplinkan anak dan harus
mengajari anak di dalam Tuhan. Gereja tak bertanggung-jawab mengajari hal moralitas yang
Alkitabiah kepada anak, karakter Kristen, atau teologi —itu tugas ayahnya. Adalah keliru bila
orang tua mengalihkan semua tanggung-jawabnya kepada guru Sekolah Minggu untuk mengajari
anak-anak tentang Allah. Perhatikan bahwa Allah memerintahkan Israel melalui Musa:

Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah
engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila
engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring
dan apabila engkau bangun. (Ulangan 6:6-7, tambahkan penekanan).

Anak harus diperkenalkan kepada Allah, sejak usia dini, oleh orang tua Kristen, dengan
menceritakan kepada anak tentang siapa Allah dan betapa Ia mengasihinya. Anak harus diajari
kisah tentang Yesus –kelahiran, kehidupan, kematian, dan kebangkitanNya. Banyak anak dapat
mengerti pesan Injil sebelum usia lima atau enam tahun dan dapat memutuskan untuk melayani
Tuhan. Segera setelah itu (sebelum usia enam atau tujuh tahun, terkadang sebelum usia itu), anak
dapat menerima baptisan Roh Kudus dengan berbahasa lidah. Tentu, tak boleh diberikan aturan
ketat karena setiap anak berbeda. Masalahnya adalah orang-orang tua Kristen membuat
pendidikan rohani bagi anak-anak mereka menjadi prioritas duniawi tertinggi menurut ukuran
mereka.
BAB IV

PENUTUP

Keluarga adalah lembaga terkecil dalam suatu masyarakat. Keluarga memiliki tiga unsur
yaitu bapak, ibu, dan anak – anak.

Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara bapak, ibu dan anak – anak yang telah
percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta
berusaha untuk meneladani hidup Yesus dengan ajaran – ajaran-Nya dalam kehidupan sehari –
hari.

Pentingnya Peran Keluarga:

1. Keluarga merupakan tempat pertama menjalani pertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi,
hubungan sosial, kasih dan rohani. Keluarga yang melalui seorang ayah dan seorang ibu yang
pertama memberikan perhatian, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh.

2. Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga setiap orang
bebas mengembangkan setiap karunianya masing-masing dimana keluarga sebagai landasan
kehidupan anak dibangun dan dikembangkan.

3. Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan.
Barangkali orang lain sering tidak memahami kesulitan hidup yang kita rasakan tetapi di dalam
keluarga kita mendapat perhatian dan perlindungan yang terjadi karena ikatan kasih.
4. Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai kehidupan bagi setiap anggota
keluarga dan saling belajar hal yang dianggap baik bagi keluarga tersebut.

5. Keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan sebaliknya merupakan tempat


penyelesaiannya. Tidak ada keluarga yang tidak menghadapi permasalahan, misalnya, hubungan
suami istri, masalah yang dihadapi anak, dan masalah ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai