“ KELUARGA KRISTEN “
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 3:
1. DANIEL SAPUTRA
2. DENIS KRISTIANI BALI
3. ERIDA NAINGGOLAN
4. FEBY EPI PHANIES R.
5. LENNY LESTARI
6. KENDY JOSUA ANDERSON
7. TIA STEFANI SARAGI
8. ALWIN WIJANARKO
9. ANGELYCA
10. BONI RAYNARD
11. ERINNA NAIBAHO
12. LESTARI JUNI ARTHA
13. KEZIA NOVIARINI
14. ULI MARITO
15. HARTONO
16. WIDYA PUTRI
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “ KELUARGA
KRISTEN “
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya ini.Kami
berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca
umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
16.1LATAR BELAKANG
A. Keluarga Kristen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keluarga adalah lembaga terkecil
dalam suatu masyarakat. Keluarga memiliki tiga unsur, yaitu bapak, ibu, dan anak-anaknya.
Sesuatu bisa dikatakan sebuah keluarga jika telah memiliki ketiga unsur tersebut. Tetapi
keluarga inti merupakan fenomena modern yang dimulai karena adanya sebuah urbanisasi.
Peran Adam sebagai suami dari Hawa yang sekaligus ayah dari Kain dan Habel, Hawa
sebagai istri Adam yang sekaligus sebagai ibu Kain dan Habel, serta Kain dan Habel sebagai
anak-anak dari Adam dan Hawa. Inilah keluarga ini pertama yang dibentuk oleh Allah.
Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak yang telah
percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta
berusaha untuk meneladani hidup Yesus dengan ajaran-ajaranNya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian ini dibangun dari pengertian Kristen yang artinya menjadi pengikut Kristus, yang
meneladani hidup dan ajaran-ajaran Kristus.
1. Keluarga merupakan tempat pertama menjalani pertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi,
hubungan sosial, kasih dan rohani. Keluarga yang melalui seorang ayah dan seorang ibu yang
pertama memberikan perhatian, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh.
2. Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga setiap orang
bebas mengembangkan setiap karunianya masing-masing dimana keluarga sebagai landasan
kehidupan anak dibangun dan dikembangkan.
3. Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan.
Barangkali orang lain sering tidak memahami kesulitan hidup yang kita rasakan tetapi di dalam
keluarga kita mendapat perhatian dan perlindungan yang terjadi karena ikatan kasih.
4. Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai kehidupan bagi setiap anggota
keluarga dan saling belajar hal yang dianggap baik bagi keluarga tersebut.
5. Keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan sebaliknya merupakan tempat
penyelesaiannya. Tidak ada keluarga yang tidak menghadapi permasalahan, misalnya, hubungan
suami istri, masalah yang dihadapi anak, dan masalah ekonomi.
Keluarga yang diingini Yesus bukanlah keluarga yang ingin mencari kepentingan diri
sendiri. Melainkan sebuah keluarga yang bisa hidup bersatu dengan rukun, saling mencintai satu
sama lain, dan mengetahui arti Paskah. Pernikahan harus dapat dijadikan sebagai satu kesatuan
untuk membangun persekutuan. Seperti yang tertulis, Matius 19:6 “Demikianlah mereka bukan
lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan
manusia.” Selain pengertian keluarga, kita juga perlu mengetahui fungsi keluarga Kristen.
Diantaranya
1. Sebagai Perwakilan Tuhan dalam Mengelola Alam Semesta
Dunia beserta isinya telah disediakan oleh Tuhan kepada manusia. Manusia hanya dituntut
untuk menjaga dan mengelola alam semesta beserta isinya dengan baik. Dengan tujuan agar bisa
dirasakan oleh keturunan selanjutnya. Sebagai keluarga Kristiani, sikap menjaga alam semesta
harus kita ajarkan kepada anak-anak kita. Caranya dengan melakukan hal-hal kecil terlebih
dahulu, seperti membuang sampah pada tempatnya. Hal ini terlihat sepele, namun sangat
bermanfaat untuk kelestarian alam semesta.
2. Sebagai Lembaga untuk Berekspresi
Ekspresi yang bisa ditunjukkan oleh keluarga sangatlah beranekaragam. Mulai dari cinta,
kasih, harapan, kesetiaan, dan sikap saling menghormati. Kelimanya harus bisa ditunjukkan
keluarga kepada anggota keluarga yang lainnya. Ekspresi tersebut bisa diwujudnyatakan dengan
cara berbagi dan saling mengasihi. Karena Yesus menghendaki kita untuk berbagi dan tidak
rakus atas harta duniawi.
Yohanes 13:34-35 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau
kamu saling mengasihi.”
3. Sebagai Sarana Pendidikan yang Pertama dan Terutama
Fungsi lain dari keluarga sebagai iman Kristen ialah sebagai sarana pendidikan, terutama
bagi anak-anaknya. Anak yang tak pernah dididik untuk disiplin akan tumbuh menjadi anak yang
egois dan congkak. Ia tidak akan mendengarkan perkataan orang lain. Anak cenderung
melakukan sesuatu hal sesuai yang dikehendakinya dan mengabaikan perintah dari orang tua.
Saat anak melawan, orang tua tidak boleh langsung menghakimi anak. Melainkan diberi
peringatan terlebih dahulu. Peringatan ini terdiri dari tiga sesi, yaitu peringatan ringan, sedang,
dan berat. Jika anak melanggar ketiganya, maka orang tua boleh memberikan hukuman.
Hukuman yang diberikan harus disesuaikan dengan tindakan yang dilakukan anak.
Selain hukuman, Anda juga perlu memberikan pujian kepada si anak. Apalagi ketika ia
melakukan perbuatan baik dan taat pada aturan. Dengan demikian, si anak akan merasa nyaman,
dihargai, dan lebih tahu untuk menempatkan diri. Amsal 22:6 “Didiklah orang muda menurut
jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan
itu.”
Seperti kita baca Efesus 6:4, ayah bertanggung-jawab mendisiplinkan anak dan harus
mengajari anak di dalam Tuhan. Gereja tak bertanggung-jawab mengajari hal moralitas yang
Alkitabiah kepada anak, karakter Kristen, atau teologi —itu tugas ayahnya. Adalah keliru bila
orang tua mengalihkan semua tanggung-jawabnya kepada guru Sekolah Minggu untuk mengajari
anak-anak tentang Allah. Perhatikan bahwa Allah memerintahkan Israel melalui Musa:
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah
engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila
engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring
dan apabila engkau bangun. (Ulangan 6:6-7, tambahkan penekanan).
Anak harus diperkenalkan kepada Allah, sejak usia dini, oleh orang tua Kristen, dengan
menceritakan kepada anak tentang siapa Allah dan betapa Ia mengasihinya. Anak harus diajari
kisah tentang Yesus –kelahiran, kehidupan, kematian, dan kebangkitanNya. Banyak anak dapat
mengerti pesan Injil sebelum usia lima atau enam tahun dan dapat memutuskan untuk melayani
Tuhan. Segera setelah itu (sebelum usia enam atau tujuh tahun, terkadang sebelum usia itu), anak
dapat menerima baptisan Roh Kudus dengan berbahasa lidah. Tentu, tak boleh diberikan aturan
ketat karena setiap anak berbeda. Masalahnya adalah orang-orang tua Kristen membuat
pendidikan rohani bagi anak-anak mereka menjadi prioritas duniawi tertinggi menurut ukuran
mereka.
BAB IV
PENUTUP
Keluarga adalah lembaga terkecil dalam suatu masyarakat. Keluarga memiliki tiga unsur
yaitu bapak, ibu, dan anak – anak.
Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara bapak, ibu dan anak – anak yang telah
percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta
berusaha untuk meneladani hidup Yesus dengan ajaran – ajaran-Nya dalam kehidupan sehari –
hari.
1. Keluarga merupakan tempat pertama menjalani pertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi,
hubungan sosial, kasih dan rohani. Keluarga yang melalui seorang ayah dan seorang ibu yang
pertama memberikan perhatian, kasih dan lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh.
2. Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga setiap orang
bebas mengembangkan setiap karunianya masing-masing dimana keluarga sebagai landasan
kehidupan anak dibangun dan dikembangkan.
3. Keluarga merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan.
Barangkali orang lain sering tidak memahami kesulitan hidup yang kita rasakan tetapi di dalam
keluarga kita mendapat perhatian dan perlindungan yang terjadi karena ikatan kasih.
4. Keluarga merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai kehidupan bagi setiap anggota
keluarga dan saling belajar hal yang dianggap baik bagi keluarga tersebut.