Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“ KELUARGA YANG BERKUALITAS DALAM ISLAM “

Nama : Khairin Nisya Syaiful

NIM : 22018040

Sesi : 202211280464

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Zein Mahmud, Lc., MA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

2022
Kata Pengantar

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada

waktunya. Makalah ini membahas tentang “Islam adalah Satu-satunya Agama yang Benar

dan Diridhoi Oleh Allah SWT”, mata kuliah Pendidikan Agama. Berbagai informasi dan

referensi telah saya baca guna menunjang penulisan makalah yang lebih mendalam.

Didalam makalah ini saya selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan

dengan judul “ Islam adalah Satu-satunya Agama yang Benar dan Diridhoi Oleh Allah SWT

“. Dimana didalam makalah ini ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya untuk

menambah ilmu bagi mahasiswa. Disadari bahwa saya tidak akan pernah bisa menyusun

proposal ini , tanpa ada kerjasama yang baik dari berbagai pihak terkait. 

Padang, 7 November 2022


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................1

Daftar Isi..............................................................................................................................2

Bab I Pendahuluan ..............................................................................................................3

1.1 Latar Belakang...................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................4

1.3 Tujuan................................................................................................................4

1.4 Manfaat..............................................................................................................4

Bab II Pembahasan .............................................................................................................6

2.1 Pengertian Keluarga yang Berkualitas dalam Islam..........................................6

2.2 Dalil Al-Quran yang berkaitan dengan Keluarga yang Berkualitas dalam Islam

.................................................................................................................................8

2.3 Hadits yang berkaitan dengan Keluarga yang Berkualitas dalam Islam...........12

2.4 Contoh Keluarga yang Berkualitas dalam Islam...............................................15

Bab III Kesimpulan.............................................................................................................18

Daftar Pustaka .....................................................................................................................19


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat,

karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi

serta caracara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan

berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Maka pembinaan

pendidikan dalam keluarga sangat penting dalam upaya membangun keluarga yang sakinah,

mawaddah wa rahmah. Keluarga sakinah berarti keluarga yang tenang, damai, tidak banyak

konflik serta mampu menyelesaikan problem-problem yang dihadapi.

Peningkatan mutu kehidupan dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain dengan

pendidikan yang baik dan berkualitas dan penanaman nilai moral ke dalam sikap dan prilaku

individu. Dimana semua itu dapat dicapai dari sebuah keluarga. Keluarga merupakan awal

dari sebuah kehidupan. Dalam agamapun islam mengajarkan untuk membentuk keluarga.

Islam mengajak manusia untuk hidup dalam naungan keluarga, karena keluarga seperti

gambaran kecil dalam kehidupan stabil yang menjadi pemenuhan keinginan manusia tanpa

menghilangkan kebutuhannya. Dalam mewujudkan keluarga pun di capai dengan melakukan

apa yang di sebut dengan pernikahan atau perkawinan.

Keluarga sakinah adalah suatu keluarga yang dibangun dengan niat yang ikhlas dan

dibarengi dengan komitmen untuk berjuang bersama yang penuh pertimbangan dan persiapan

yang matang yang dilandasi oleh pondasi yang kokoh (agama). Tujuan pendidikan keluarga

sakinah adalah mampu memenuhi hajat hidup spiritual dan material seluruh anggota

keluarganya. Langkah dalam pembentukan keluarga sakinah: masa pra nikah, masa keluarga

awal, masa keluarga dewasa, masa keluarga tua.


1.2 Rumusan Masalah

1. Keluarga yang Berkualitas dalam Islam

2. Apa saja dalil Al-Quran yang berkaitan dengan Keluarga yang Berkualitas dalam

Islam

3. Apa saja Hadits yang berkaitan dengan Keluarga yang Berkualitas dalam Islam

4. Apa saja contoh Keluarga yang Berkualitas dalam Islam

1.3 Tujuan

1. Agar Mahasiswa mengetahui apa itu Keluarga yang Berkualitas dalam Islam

2. Agar Mahasiswa mengetahui apa saja dalil Al-Quran yang berkaitan dengan

Keluarga yang Berkualitas dalam Islam

3. Agar Mahasiswa mengetahui apa saja Hadits yang berkaitan dengan Keluarga yang

Berkualitas dalam Islam

4. Agar Mahasiswa mengetahui apa saja contoh Keluarga yang Berkualitas dalam

Islam

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa lebih mengetahui apa itu Keluarga yang Berkualitas dalam Islam

2. Mahasiswa lebih mengetahui apa saja dalil Al-Quran yang berkaitan dengan

Keluarga yang Berkualitas dalam Islam


3. Mahasiswa lebih mengetahui apa saja Hadits yang berkaitan dengan Keluarga yang

Berkualitas dalam Islam

4. Mahasiswa lebih mengetahui apa saja contoh Keluarga yang Berkualitas dalam

Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keluarga yang Berkualitas dalam Islam

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2009 yaitu Undang-Undang tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, dikatakan bahwa keluarga

berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah yang

mempunyai ciri-ciri yaitu keluarga sejahtera, keluarganya sehat, keluarganya maju,

keluarganya mandiri dan memiliki jumlah anak yang ideal, mempunyai wawasan luas, dan

bertanggung jawab.

Dalam Islam, keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sakinah, mawaddah,

dan warahmah. Atau bisa diartikan dengan keluarga yang damai tentram, penuh cinta kasih

atau harapan, dan kasih sayang. Hal ini bisa menjadi landasan dalam berkeluarga agar

senantiasa mendapat keridhoan Allah SWT.

Tujuan membentuk sebuah keluarga yang islami adalah untuk mendapatkan keluarga

yang sakinah, yang pada hakekatnya keluarga yang sakinah adalah keluarga yang didasari

oleh cinta dan kasih sayang (mawaddah dan warohmah) dari Allah Swt. sebagai Sang maha

Pencipta. Sehingga nantinya keluarga tersebut akan selalu diridhoi oleh Allah Swt. Firman

Allah Swt.:

‫ا ِإي ٰ َمنًا َّم َع ِإي ٰ َمنِ ِه ْم ۗ َوهَّلِل ِ ُجنُو ُد‬Y۟‫ب ْٱل ُمْؤ ِمنِينَ لِيَ ْزدَاد ُٓو‬
ِ ‫ى َأن َز َل ٱل َّس ِكينَةَ فِى قُلُو‬
ٓ ‫هُ َو ٱلَّ ِذ‬

ِ ْ‫ت َوٱَأْلر‬
‫ض ۚ َو َكانَ ٱهَّلل ُ َعلِي ًما َح ِكي ًما‬ ِ ‫ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬

Artinya “Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan (sakinah) ke dalam hati orang-

orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah
ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui

lagi Maha Bijaksana.” (QS. AlFath/48: 4).

Jadi terciptanya keluarga yang sakinah terletak pada bagaimanakah penerapan nilai-

nilai agama dalam kehidupan berumah tangga agar keluarga tersebut selalu mendapatkan

ridho dari Allah Swt, seperti dengan senantiasa berusaha dan melakukan hal-hal yang

diperintahkan oleh Allah Swt. serta menjauhi segala larangan-larangan-Nya.

Paradigma berkeluarga seorang muslim berasal dari motivasi bahwa keluarga adalah

untuk beribadah kepada Allah, mengikuti sunnah Nabi, menjaga kesucian diri, dan

melakukan aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan keluarga. Sehingga pusat

perhatiannya dalam berkeluarga adalah meningkatkan kualitas ruhiyah, fikriyah, nafsiyah

(emosi kejiwaan), jasadiyah, dan sosialisasi setiap anggota keluarganya. Sebagaimana sabda

Rasulullah SAW yang berbunyi; “sesungguhnya menikah adalah sunnahku, barang siapa

yang tidak mengikuti sunnahku maka dia bukan golonganku.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Jadi sangat penting bagi seorang muslim membangun kompetensi untuk membangun

keluarga. Apa itu kompetensi berkeluarga? Kompentensi keluarga adalah segala

pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar yang harus dimiliki seseorang dapat berhasil

embangun rumah tangga yang kokoh menjadi basis penegakan nilai-nilai Islam di masyarakat

dan membangun moralitas anak bangsa.


2.2 Dalil Al-Quran yang berkaitan dengan Keluarga yang Berkualitas dalam Islam

1. : QS. Al-Syu’ara/26: 169-171:

١٦٩ ﴿ َ‫﴾ َربِّ نَجِّ نِي َوَأ ْهلِي ِم َّما يَ ْع َملُون‬

١٧١ ﴿ َ‫﴾ِإاَّل َعجُو ًزا فِي ْالغَابِ ِرين‬١٧٠ ﴿ َ‫﴾فَنَ َّج ْينَاهُ َوَأ ْهلَهُ َأجْ َم ِعين‬

Artinya: (Luth berdo`a): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari

(akibat) perbuatan yang mereka kerjakan'. Lalu Kami selamatkan ia beserta

keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (isterinya), yang termasuk dalam

golongan yang tinggal.

Pada ayat di atas disebutkan pula kata “ahli” sebagai bentuk ungkapan “keluargaku”.

Merupakan permohonan Nabi Luth as. agar diselamatkan Allah SWT. setelah menyaksikan

kebobrokan kaumnya dengan perilaku yang menyimpang (berupa homoseks). Akan tetapi,

azab Allah pun tetap ditimpakan kepada kaumnya termasuk istri beliau sendiri. Dari

rangkaian ayat tersebut tergambar bahwa istri merupakan salah satu elemen utama sebuah

keluarga.

2. Alquran Surat Huud 11: 45.

)45( َ‫ق َوَأ ْنتَ َأحْ َك ُم ْال َحا ِك ِمين‬


ُّ ‫ال َربِّ ِإ َّن ا ْبنِي ِم ْن َأ ْهلِي َوِإ َّن َو ْعدَكَ ْال َح‬
َ َ‫ نُو ٌح َربَّهُ فَق‬Y‫َونَا َدى‬

‫ْس لَكَ بِ ِه ِع ْل ٌم ِإنِّي َأ ِعظُكَ َأ ْن‬


َ ‫ح فَال تَ ْسَأ ْل ِن َما لَي‬ َ ‫ْس ِم ْن َأ ْهلِكَ ِإنَّهُ َع َم ٌل َغ ْي ُر‬
ٍ ِ‫صال‬ َ ‫ال يَا نُو ُح ِإنَّهُ لَي‬
َ َ‫ق‬

)46 ( َ‫تَ ُكونَ ِمنَ ْال َجا ِهلِين‬

Artinya: Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku,

sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah

yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.” Allah berfirman: “Hai

Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan


diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya adalah perbuatan yang tidak baik.

Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui

(hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan

termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.”

Muhammad Amin Summa (2005: 10) menjelaskan bahwa ayat di atas menceritakan

“pengaduan” Nabi Nuh as. setelah anaknya sendiri tenggelam ditelan air bah yang melanda

kaumnya. Beliau mengatakan anaknya adalah salah seorang anggota keluarga yang dikiranya

termasuk golongan orang-orang yang dijanjikan selamat oleh Allah Swt. Kemudian Allah

Swt. menegaskan Nabi Nuh as. agar tidak mengadu seperti itu, karena Allah mengetahui

bahwa anaknya menyembunyikan kekafiran di dalam hatinya sementara lahirnya tampak

beriman.

Ayat tersebut terlihat bahwa anak merupakan salah satu angora keluarga. Akan tetapi,

“anak” yang sesungguhnya adalah apabila anak tersebut taat kepada orang tuanya yang taat

kepada Allah. Jika ia durhaka kepada orang tua dan kepada Tuhannya, maka keberadaannya

tidak diakui sebagai anak secara hakiki.

3. Alquran Surat At-Tahrim/66: 6.

‫ارةُ َعلَ ْيهَا َم ٰۤل ِٕى َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل‬


َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا قُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم نَارًا َّوقُوْ ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َج‬
‫يَ ْعصُوْ نَ هّٰللا َ َمٓا اَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُوْ نَ َما يُْؤ َمرُوْ ن‬ َ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Terhadap ayat di atas, Ibn Katsir (1993) mengungkapkan riwayat dari ‘Ali ra. bahwa

yang dimaksud dengan “peliharalah dirimu dan keluargamu” adalah didik dan ajarilah
mereka. ‘Ali ibn Abi Thalhah dari Ibn ‘Abbas menyebutkan, “Berbuatlah ketaatan kepada

Allah, pelihararalh dirimu dari berbuat maksiat kepada-Nya, dan perintahkanlah mereka agar

senantiasa berzikir, niscaya Allah akan menyelamatkan kalian dari api neraka.

Sedangkan Mujahid berkata, “Bertakwalah kepada Allah dan bantulah keluargamu

untuk sama-sama bertakwa kepada-Nya. Apabila kamu saksikan mereka berbuat suatu

kemaksiatan, maka cegahlah mereka dari perbuatannya.” Hal ini pula yang dikatakan al-

Dhahhak dan Muqatil bahwa sudah menjadi kewajiban seorang muslim mengajari

keluarganya, termasuk kerabat, budak lakilaki dan budak wanita yang dimilikinya, berupa

segala perintah dan larangan Allah Swt.

4. . Qs. Luqman ayat 13

(13) ٌ‫ي اَل تُ ْش ِر ْك بِاهّٰلل ِ ۗاِ َّن ال ِّشرْ كَ لَظُ ْل ٌم َع ِظيْم‬


َّ َ‫َواِ ْذ قَا َل لُ ْقمٰ نُ اِل ْبنِ ٖه َوهُ َو يَ ِعظُهٗ ٰيبُن‬

Artinya : "Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Wahai anakku! janganlah kamu mempersekutukan

Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang

besar".

Ayat ini menekankan tentang larangan mempersekutukan Allah SWT. Sebab, perilaku

ini disebut sebagai bentuk kezaliman yang besar. Kemudian, setelah menasihati anaknya agar

menyembah Allah semata, Luqman melanjutkannya dengan nasihat berbakti kepada kedua

orang tua. Hal ini sejalan dengan ayat Al Quran yang kerap kali menggandengkan perintah

menyembah Allah dengan berbakti kepada orang tua.

Pendidikan aqidah Islam tidak harus dijadikan secara demokratis dalam menanamkan

keimanan kepada anakanak. Pola umum pendidikan keluarga menurut Islam dikembalikan

pada pola yang dilaksanakan Luqman pada anaknya. Setiap muslim dan seluruh kaum
muslim wajib menjalani kehidupannya sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam hukum

syar'i.

5. Surat Al-An’am ayat 151

ٍ ۗ ‫ بِ ٖه َش ْيـًٔا َّوبِ ْال َوالِ َدي ِْن اِحْ َسانً ۚا َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَوْ اَل َد ُك ْم ِّم ْن اِ ْماَل‬Y‫قُلْ تَ َعالَوْ ا اَ ْت ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم اَاَّل تُ ْش ِر ُكوْ ا‬
۞ ‫ق‬

ِّ ۗ ‫س الَّتِ ْي َح َّر َم هّٰللا ُ اِاَّل بِ ْال َح‬


‫ق‬ َ ‫ش َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ ۚنَ َواَل تَ ْقتُلُوا النَّ ْف‬ ِ ‫نَحْ نُ نَرْ ُزقُ ُك ْم َواِيَّاهُ ْم َۚواَل تَ ْق َربُوا ْالفَ َو‬
َ ‫اح‬

ّ ٰ ‫ٰذلِ ُك ْم َو‬
َ‫م بِ ٖه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُوْ ن‬Yْ ‫صى ُك‬

Artinya : “Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan

Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik

kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang

memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan

yang keji, baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh

orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia

memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.”

Seorang mufassir besar Islam, Allamah Thabathabai ketika menafsirkan ayat 151

surat Al-An’am dalam tafsir al-Mizan menulis, ayat ini menunjukkan bahwa durhaka kepada

kedua orang tua termasuk dosa yang paling besar setelah menyekutukan Allah SWT, sebab

kelestarian generasi umat manusia tergantung pada eksistensi keluarga yang dibangun atas

dasar mawaddah dan warahmah. Dengan melemahnya pilar-pilar keluarga, masyarakat yang

terdiri dari individu-individu tidak lagi memiliki kekerabatan di antara mereka dan juga

hubungan kasih sayang. Pada akhirnya, masyarakat akan tercerai-berai dan kebahagiaan

dunia dan akhirat mereka akan binasa.


2.3 Hadits yang berkaitan dengan Keluarga yang Berkualitas dalam Islam

1. Hadits :

Alquran Surat At-Tahrim ayat 6 sejalan dengan makna sebuah hadis yang

diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud dan al-Turmudzi berikut:

‫مروا الصيب ابلصالة إذا بلغ سبع سنني وإذا بلغ عشر سنني فاضربوه عليها‬
Artinya: “Perintahkanlah anak-anak untuk mengerjakan shalat jika ia sudah berusia

tujuh tahun. Apabila ia sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah dia (untuk

mendidik jika ternyata ia belum mau mengerjakan-nya).”

Para ulama juga menambahkan, perintah mengajari anak-anak bukan hanya pada

masalah shalat tetapi juga ibadah-ibadah lain (seperti puasa dan ssebagainya) sebagai

latihannya bagi mereka, agar nantinya terbiasa dalam melakukan ketaaatan dan menjauhi

kemaksiatan. Kaitannya dengan pengertian “keluarga” menurut ayat di atas tergambar dari

penafsiran para ulama yang meliputi anak-istri di mana menjadi kewajiban seorang kepala

keluarga untuk mendidik agama kepada mereka.

2. Hadits :

Sabda Rasulullah saw: “Semoga Allah merahmati suami yang bangun malam hari

lalu shalat dan membangunkan pula istrinya lalu shalat pula. Jika enggan maka

dipercikkannya air ke wajahnya. Dan semoga Allah merahmati istri yang bangun

malam hari lalu shalat dan membangunkan pula suaminya lalu shalat pula. Jika

enggan maka dipercikkannya air ke wajahnya.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, an-

Nasa’i, Ibnu Majah).”


Dalam rumah tangga islami segala adab-adab islam dipelajari dan dipraktekan sebagai

filter bagi penyakit moral di era globalisasi ini. Suami bertanggung jawab terhadap

perkembangan pengetahuan keislaman dari istri, dan bersama-sama menyusun program bagi

pendidikan anak-anaknya. Saling tolongmenolong dan saling mengingatkan untuk

meningkatkan kefahaman dan praktek ibadah. Oleh sebab itu suami dan istri seharusnya

memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang Islam.

3. Hadits :

Rasulullah saw bersabda: “Nasehatilah wanita dengan baik. Sesungguhnya mereka

diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok dari rusuk adalah bagian

atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan mematahkannya. Dan

seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu nasehatilah

dengan baik.” (HR Imam al-Bukhari dan Muslim).”

Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu

lemah secara fisik atau pribadinya. Begitu juga sebaliknya. Jika salah seorang dituntut untuk

melakukan segala sesuatu sendiri maka ia akan buntu. Tidak boleh terlalu keras ataupun

berlebihan dalam menegur dan meluruskan yang salah, karena itu berarti

membengkokkannya dan berarti menceraikannya.

Masing-masing harus menyadari dan bisa memaklumi kelemahan yang lain, dan mesti

bersabar untuk menghadapi pasangannya.Seorang suami seyogyanya tidak terus-menerus

mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada beberapa sisi

kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali.
4. Hadits :

“Perempuan mana yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya maka ia masuk

surga.” (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)

Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri

mengetahui kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin,

pelindung, penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan

harta suami. Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan

diri dan rumahnya.

Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah

suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan

suami dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan dan

mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan

mengkhianati ketika ia pergi.

Dengan ini sudah barang tentu akan tercapai saling meridhai, akan langgeng

hubungan, mesra, cinta dan kasih sayang.


2.4 Contoh Keluarga yang Berkualitas dalam Islam

1. Keluarga yang selalu memperkuat hubungan dengan Allah

Jangan pernah melupakan Allah SWT dalam setiap langkah kecil yang kita ambil

dalam hidup. Mintalah bantuan-Nya untuk menjaga keluarga kita tetap kuat dan harmonis.

Pasangan yang saling mencintai karena Allah juga akan semakin membuat rumah tangga

bahagia dan harmonis, karena hubugan yang baik dengan Allah akan memengaruhi hubungan

yang baik juga dengan pasangan.

2. Keluarga yang selalu saling menjaga ibadah

Keluarga sakinah, mawaddah, dan warohmah tidak akan terwujud bila pasangan tidak

menjaga ibadahnya dengan baik. Pasangan suami istri dapat meraih kebahagiaan jika taat

berada di jalan Allah SWT dan saling mengingatkan dalam hal beribadah dan mengingatkan

juga kewajiban kita kepada Allah.

3. Keluarga yang selalu saling mencurahkan perhatian,

Keluarga yang saling perhatian juga dapat membuat rumah tangga semakin harmonis

dan bahagia. Bahkan sedikit perhatian kecil saja dapat membuat pasangan senang.

Mencurahkan perhatian ini maksudnya juga bisa saling ucapkan kata cinta dan juga sayang

kepada pasangan. Hal ini memang terlihat sangat sederhana akan tetapi jika usia pernikahan

telah lama terkadang suami atau istri sudah jarang mengucakan kata cinta dan juga sayang.

Oleh karena itu sering-seringlah mengucapkan kata-kata sayang dan cinta kepada pasangan.

4. Keluarga yang selalu menghabiskan waktu berkualitas bersama


Kunci utama dari harmonisnya suatu keluarga yaitu adanya waktu luang untuk

menghabiskan waktu bersama. Menghabiskan waktu berkualitas merupakan hal penting dalam

menjaga ikatan keluarga. Terkadang ketika suami sibuk bekerja seringkali meninggalkan

waktu kebersamaan keluarga dirumah. Waktu merupakan hal yang sangat berharga dan tak

ternilai jika dibandingkan dnegan uang sekalipun.

5. Keluarga yang selalu bersabar antar satu sama lain

Terkadang, ujian atau konflik dalam rumah tangga tak bisa kita hindari. Karena suami

dan istri sebaiknya bisa saling jujur dan mempercayai satu sama lain. Bila salah satu pasangan

berbuat kesalahan, pasangan lainnya harus bersabar menghadapinya.

6. Keluarga yang selalu memaafkan kesalahan mereka.

Manusia membuat kesalahan dari waktu ke waktu pada manusia lain, termasuk

keluarga mereka sendiri. Jika kita tidak ingin kelurga terpisah, maka kita harus memaafkan

mereka dengan hati yang besar.

7. Keluarga ayng tidak mudah marah.

Tidak hanya memaafkan kesalahan keluarga kita, kta juga harus menahan amarah kita

terhadap mereka agar tidak terjadi perpecahan antar keluarga.

8. Keluarga yang selalu bersyukur kepada Allah

Rasa syukur juga merupakan salah satu pondasi memiliki keluarga yang harmonis dan

berkualitas. Dengan bersyukur, kepala keluarga akan membawa keluarganya ke kalan yang

benar.
9. Keluarga yang selalu saling terbuka antar satu sama lain

Sikap saling terbuka merupakan sikap yang sangat penting dalam membangun

keluarga yang harmonis dan berkualitas. Dengan menumbuhkan sikap saling terbuka maka

akan membuat timbulnya rasa saling percaya antar keluarga. Dengan begitu, para anggota

eluarga akan mengetahui kepribadia, kesenangan, kebiasaan dan juga hal yang tidak disukai

oleh anggota keluarga lain.

10. Keluarga yang mebangun komunikasi dnegan baik.

Komunikasi merupakan satu hal yang dapat mempengaruhi harmonisnya suatu

keluarga karena dengan salah komunikasi akan muncul kesalahpahaman yang nantinya

memicu adanya pertengkaran. Di era modern ini sudah banyak berkembang aplikasi untuk

mempermudahkan kita dalam berkomunikasi sekalipun dalam jarak jauh.

 
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Menurut Al-Qur'an, keluarga yang harmonis dan ideal mengikuti perintah Allah dan

Rasul-Nya, memiliki dimensi pendidikan, penuh dengan panutan, menginternalisasi nilai-

nilai Islam secara keseluruhan, dan memiliki kedamaian (Sakina) keluarga. , cinta

(mawaddah) dan cinta (wa rahmah). Dalam mengenali ciri-ciri keluarga muslim dan berusaha

membangun keluarga bahagia menurut ajaran Islam, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, antara lain: (1) Memulai keluarga berdasarkan ibadah. (2). Internalisasi Nilai-

Nilai Islam Kafar (Lengkap); (3). Ada contoh suami istri (Qudwah) yang bisa ditiru oleh

anak-anak. (Empat). Ada pembagian kerja menurut syariah. (Lima). Mencukupi persediaan

yang diperlukan (pakaian, makanan, perumahan) dengan cara yang sesuai. (6). Penciptaan

hubungan intim, saling pengertian dan toleransi antara pria dan wanita. (7). Menghindari hal-

hal yang tidak Islami; dan (8). Berkontribusi pada pengembangan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

https://core.ac.uk/download/pdf/249332723.pdf

https://www.orami.co.id/magazine/tips-membangun-keluarga-harmonis-menurut-islam

Anda mungkin juga menyukai