Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MEMBENTUK KELUARGA ISLAMI

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Agama

Yang diampu oleh:

Sutikno, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 13 :


1. Ulan Dari ( 21320060 )
2. Walenda Pitri N.S ( 21320088 )
3. Wanda Avrilia ( 21320061 )
4. Widi Aryanto ( 21320089 )
5. Gusti Putri Lintang Sari (21320044)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 4

1.1. Latar Belakang......................................................................................... 4

1.2. Rumusan Masalah................................................................................... 4

1.3. Tujuan Penulisan..................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 6

2.1. Pengertian Keluarga ............................................................................... 6

2.2.Prinsip Memilih Jodoh Dalam Islam...................................................... 9

2.3. Menikah Dalam Islam............................................................................. 10

2.4. Mendidik Anak Dalam Islam................................................................. 13

BAB III PENUTUP......................................................................................... 15

3.1. Kesimpulan.............................................................................................. 15

3.2. Saran........................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Membentuk Keluarga Islami”
tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Agama”.
Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami mata kuliah
tersebut secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa
pada umumnya.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada


Bapak/Ibu dosen serta teman-teman mahasiswa yang telah memberikan
bimbingan serta partisipasinya atas terselesaikannya Makalah ini.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, dan
kami mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun dari semua pihak
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Terimakasih.

Bandar Lampung, 09 Oktober 2021

Hormat Kami,

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan kelompok sosial yang terkecil dalam masyarakat yang
membangun sebuah bangsa. Keluarga mempunyai andil yang besar dalam
keberhasilan membangun suatu bangsa. Bangsa yang besar itu dapat tercermin
dari masing-masing keluarganya. Hal tersebut berkaitan dengan peran
keluarga sebagai tempat untuk mencurahkan segala kasih sayang antara orang
tua terhadap anaknya ataupun sebaliknya. Keluarga juga akan memberikan
kehangatan, kedekatan, serta rasa aman bagi anak dan anggota keluarga
lainnya.

Demikian juga dengan sebuah keluarga, karena yang dinamakan keluarga


adalah minimal terdiri atas seorang suami dan seorang istri yang selanjutnya
muncul adanya anak atau anak-anak dan seterusnya. Sesungguhnya
keharmonisan dalam rumah tangga adalah salah satu tujuan yang diinginkan
oleh islam. Akad nikah yang diucapkan oleh pasangan laki-laki dan
perempuan diharapkan akan bertahan selama-lamanya hingga ajal menjemput
keduanya, sehingga suami dan istri dapat membentuk keluarga yang sakina,
mawaddah dan warahmah.

1.2 Rumusan Masalah


Makalah ini disusun dengan rumusan sebagai berikut :
1. Apa tujuan berkeluarga menurut islam ?
2. Bagaimana cara membina keluarga ?
3. Apa kewajiban-kewajiban dalam berkeluarga ?
4. Apakah larangan – larangan melakukan pernikahan ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah adalah seabagai berikut :
1. Mengetahui kewajiban – kewajiban dalam berkeluarga
2. Mengetahui cara-cara membina rumah tangga
3. Mengetahui tujuan berkeluarga menurut islam
4. Mengetahui hukum melakukan berkeluarga
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keluarga


Keluarga adalah unit kecil di masyarakat. Sebuah keluarga akan kokoh
bila dibentuk atas dasar pernikahan yang sah. Jika kita ingin membangun
kehidupan yang kokoh di masyarakat, maka kita harus memulainya dari keluarga.
Keluarga juga sebagai salah satu pranata sosial yang ada dalam masyarakat
memainkan peranan yang besar dalam pembinaan pola prilaku dan internalisasi
nilai yang normatif. Keluarga merupakan institusi pendidikan yang pertama dan
utama dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan. Pendidikan dalam keluarga
menitikberatkan pada penanaman nilai-nilai keyakinan, etika, moral dan
keterampilan,karena itu menyemai benih-benih pendidikan karakter dalam
keluarga sejatinya menjadi salah satu tugas pokok orang tua dalam keluarga
sejatinya menjadi salah satu tugas pokok orang tua dalam keluarga sebagai
pendidik kodrati yang nyaris kurang mendapat perhatian dan terlupakan.
Keluarga merupakan tempat menyalurkan kebutuhan seksual secara
terhormat, melalui keluarga, cinta dan kasih sayang bisa dipupuk dan dibina,
anak-anak dapat dilindungi dari tidak pastian masa depannya. Pondasi masyarakat
biasa dibangun melalui keluarga.

2.2 Prinsip Memilih Jodoh Dalam Islam


Menikah adalah suatu hal yang disunahkan dalam islam. Bahkan, bagi
setiap manusia, pernikahan adalah suatu yang diidam-idamkan. Meskipun bukan
suatu hal yang wajib, tetapi menikah adalah bentuk ibadah. Sebab, dalam Islam
tujuannya adalah untuk melanjutkan keturunan, dan menghindari zina yang sangat
ditentang oleh Allah SWT, sekaligus mengikuti sunah Rasulullah SAW. Maka
dari itu, setiap manusia dianjurkan untuk menikah.
“ Menikah adalah sunahku, barangsiapa tidak mengamalkan sunahku berarti
bukan dari golonganku. Hendaklah kalian menikah, sungguh dengan jumlah
kalian aku akan berbanyak-banyakkan umat." (HR Ibnu Majah)

Mencari pasangan hidup untuk membina rumah tangga bersama tidak boleh
dilakukan sembarangan. Jika kamu salah memilih pasangan, bisa jadi malapetaka
dunia, lho. Karena pasangan yang kamu pilih nanti adalah orang yang akan
menemani dalam suka maupun duka di sepanjang menjalani hidup bersama-sama.
Jadi jika kita seorang wanita, maka pilihlah suami yang bisa menjadi imam yang
baik, membimbing kita ke jalan Allah SWT. Jika kita seorang pria, maka pilihlah
wanita uang baik dan patuh.
Namun, hadist tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan dalam memilih
pasangan hidup.
 4 Kriteria Memilih Pasangan Hidup ala Rasulullah SAW
1. Kekayaan
Kekayaan berupa harta benda memang sangat menarik untuk dijadikan
alasan seseorang dalam memilih pasangan hidupnya. Meskipun harta bukan
segalanya, namun jika memiliki harta setidaknya semua kebutuhan dapat
terpenuhi. Selain itu, memiliki kekayaan akan memberikan kebahagian bagi
seseorang di dunia. Memang, uang bukan segalannya, tetapi segalanya
membutuhkan uang. Meski demikian, harta bukanlah segalanya. Harta adalah
titipan dari Allah SWT yang kapan saja bisa diambil dengan mudah. Maka
dari itu, selagi kita memiliki harta yang cukup, berbagilah dengan mereka
yang membutuhkan, bersedekahlah, dan banyak bersyukur.

2. Keturunan
Umat Islam dianjurkan memiliki keturunan yang baik dan memilih
wanita yang subur agar mendapatkan keturunan. Maka dari itu, penting
untuk memperhatikan keturunan atau nasabnya.

"Nikahilah wanita yang penyayang dan subur. Karena aku berbangga


dengan banyaknya umatku." (HR Abu Dawud).
3. Paras
Memilih pasangan berdasarkan paras, tidak ada salahnya. Sebab,
seseorang yang memiliki paras yang bagus, tentu akan memberikan
ketenangan dan senang untuk dipandang.
Memang, memiliki paras yang cantik atau ganteng tidak akan berlangsung
lama, karena semua pasti akan mengalami perubahan seiring berjalannya
usia. Tapi, dengan memiliki paras yang enak dipandang akan
meningkatkan kepercayaan diri.

4. Agama

Ketika ketiga hal di atas tidak bisa kamu dapatkan, carilah pasangan yang
selalu memperhatikan agamanya. Sebab, harta, keturunan, paras, bukanlah
jaminan suatu kebahagiaan, tapi agama bisa menjadi pegangan yang kokoh
untuk menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 221 yang artinya:

‫ت َح ٰ ّتى ي ُْؤمِنَّ ۗ َواَل َ َم ٌة م ُّْؤ ِم َن ٌة َخ ْي ٌر مِّنْ ُّم ْش ِر َك ٍة َّولَ ْو اَعْ َج َب ْت ُك ْم ۚ َواَل‬


ِ ‫َواَل َت ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر ٰك‬

‫ك‬
ٰۤ ُ
َ ‫ول ِِٕٕى‬ ‫ا‬ ۗ ‫وَّ لَ ْو اَعْ َج َب ُك ْم‬ ٍ‫ُت ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر ِكي َْن َح ٰ ّتى ي ُْؤ ِم ُن ْوا ۗ َو َل َع ْب ٌد م ُّْؤ ِمنٌ َخ ْي ٌر مِّنْ ُّم ْش ِرك‬
‫هّٰللا‬
‫اس لَ َعلَّ ُه ْم‬ِ ‫ار ۖ َو ُ َي ْدع ُْٓوا ِالَى ْال َج َّن ِة َو ْال َم ْغف َِر ِة ِبا ِْذ ِن ۚ ٖه َو ُي َبيِّنُ ٰا ٰي ِت هٖ لِل َّن‬ ِ ‫َي ْدع ُْو َن ِالَى ال َّن‬
‫َي َت َذ َّكر ُْو َن‬

"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum


mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik
dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu
menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin)
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik
dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.
Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada
manusia supaya mereka mengambil pelajaran."

2.3 Menikah Dalam Islam


Dalam agama Islam, pernikahan merupakan ibadah yang mulia dan suci.
Untuk itu, menikah tidak boleh dilakukan secara sembarangan karena ini
merupakan bentuk ibadah terpanjang dan selayaknya dapat dijaga hingga maut
memisahkan. Pernikahan sejatinya bukan hanya menyatukan dua insan untuk
membangun biduk rumah tangga saja.

Tujuan pernikahan dalam Islam yang pertama adalah sebagai penyempurna


agama. Menikah merupakan salah satu cara untuk menyempurnakan agama.
Dengan menikah maka separuh agama telah terpenuhi. Jadi salah satu dari tujuan
pernikahan ialah penyempurnakan agama yang belum terpenuhi agar semakin
kuat seorang muslim dalam beribadah.

Rasullullah Shallallaahu'alaihi wasallam bersabda:

"Apabila seorang hamba menikah maka telah sempurna separuh agamanya, maka
takutlah kepada Allah SWT untuk separuh sisanya" (HR. Al Baihaqi dalam
Syu'abul Iman).

Tujuan pernikahan dalam Islam tidak hanya untuk hidup bersama di dunia, namun
juga menyiapkan kehidupan di akhirat nanti. Pernikahan bahkan dapat membuat
hidup seseorang berubah menjadi lebih baik bila dijalani dengan mengikuti ajaran
Nabi Muhammad SAW.
Beberapa hal yang perlu kita ketahui didalam rumah tangga dalam ajaran
nabi muhammad SAW :
 Menjaga diri dari hal-hal yang dilanggar
 Menjadi pasangan yang bertakwa
 Memperoleh keturunan
 Membangun generasi beriman

2.4 Mendidik Anak Dalam Islam


Ada beragam teknik pengasuhan orangtua untuk mendidik anak-anak yang
dapat diterapkan. Salah satunya yang telah diterangkan dalam ajaran agama
Islam.
Jika Mama dan Papa seorang muslim, cara mendidik menurut pedoman dalam
Alquran dan ajaran Nabi Muhammad SAW ini bisa menjadi pilihan yang
tepat.
Dengan menerapkan cara mendidik anak sesuai Islam, diharapkan si Kecil
dapat memiliki akhlak atau pribadi yang baik sehingga siap bersaing di masa
depan.

Dalam mendidik anak ada beberapa cara yang dapat dilakukan :


1. Memperdengarkan Alquran secara rutin
2. Mengajarkan dasar-dasar agama Islam
3. Mengajarkan salat dan berikan contoh nyata
4. Mengajarkan tauhid pada anak
5. Mengajarkan puasa
6. Memberi nama panggilan yang baik
7. Membacakan kisah nabi sebagai suri tauladan
8. Membiasakan untuk ucapan salam
9. Membiasakan diri bersikap sederhana
10. Memerhatikan pergaulan si Kecil
11. Mempererat hubungan Mama dan buah hati
12. Mengajarkan sedekah dan berbagi pada sesama
2.5 Urgensi Membina Rumah Tangga
Islam diturunkan oleh Allah Ta’ala ke muka bumi untuk menata seluruh
dimensi kehidupan manusia. Setiap ajaran yang digariskan agama ini tidak ada
yang bertentangan dengan fitrah manusia. Unsur hati, akal dan jasad yang
terdapat dalam diri manusia senantiasa mendapatkan khithab ilahi (arahan ilahi)
secara proporsional.
Ada beberapa faktor yang mendasari urgensinya pembentukan keluarga dalam
Islam:
- Perintah Allah
Membentuk dan membangun keluarga merupakan perintah yang telah
ditetapkan oleh Allah Ta’ala dalam beberapa Firman-Nya. Hikmahnya
adalah tiada lain agar teralisir kesinambungan hidup dalam kehidupan dan
agar manusia berjalan selaras dengan fitrahnya.

- Membangun Mas’uliah (rasa tanggung jawab) dalam Diri Seorang


Muslim.
Sebelum seseorang berkeluarga, seluruh aktivitas hidupnya hanya
fokus kepada perbaikan diri. Mas’uliahnya terpusat pada ucapan,
perbuatan dan tindakan yang terkait dengan dirinya sendiri. Akan
tetapi setelah membangun mahligai rumah tangga, ia tidak hanya
bertanggungjawab terhadap dirinya saja. Ia juga harus
bertanggungjawab terhadap keluarganya; bagaimana mendidik dan
memperbaiki istrinya agar menjadi wanita yang memahami dan
melaksanakan hak serta kewajiban rumah tangganya, juga mendidik
anak-anaknya agar menjadi generasi rabbani dan qurani.

- Mewujudkan Keseimbangan Hidup


Orang yang membujang dianggap masih belum menyempurnakan sisi
lain keimanannya. Ia hanya memiliki setengah keimanan. Bila ia terus
membujang maka akan terjadi ketidak seimbangan dalam hidupnya,
kegersangan jiwa dan keliaran hati.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
A. KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Untuk membina keluarga perlu menjalankan sebuah pernikahan
terlebih dahulu, pernikahan yang sah menurut agama dan negara. Sebelum
melakukan pernikahan, harus menjalankan persiapan-persiapan sebelum
menikah yaitu memilih calon pasangan yang seagama terutama, dan sudah
dipastikan bukan muhrimnya. Selain memilih calon pasangan, harus
diadakan peminangan dari seorang laki-laki pada seorang wanita untuk
menyampaikan maksud ingin menikahi.

Keluarga adalah unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Untuk membina keluarga perlu menjalankan sebuah pernikahan
terlebih dahulu, pernikahan yang sah menurut agama dan negara. Sebelum
melakukan pernikahan, harus menjalankan persiapan-persiapan sebelum
menikah yaitu memilih calon pasangan yang seagama terutama, dan sudah
dipastikan bukan muhrimnya. Selain memilih calon pasangan, harus
diadakan peminangan dari seorang laki-laki pada seorang wanita untuk
menyampaikan maksud ingin menikahi.

B. SARAN
Diharapkan setiap umat islam dapat menjaga dan membina keluarganya
dengan sebaik-baiknya. Harus terjadi keselarasan di antara anggota
keluarga. Setiap anggota keluarga harus mengetahui hak dan kewajibannya
sebagai anggota keluarga di rumah. Untuk yang akan berumah tangga
diharapkan dapat memilih pasangan yang jelas bibit bebet bobotnya, jelas
agama dan ketaatannya terhadap agama, memilih pasangan yang sholeh

DAFTAR PUSTAKA

https://www.orami.co.id/magazine/tips-membangun-keluarga-harmonis-menurut-
islam/

http://anggitadewipratiwi.blogspot.com/2012/10/membangun-keluarga-islami.html?
m=1

https://id.scribd.com/document/334332511/Urgensi-Membangun-Rumah-Tangga-
Islami-1

https://hki.fai.um-surabaya.ac.id/membentuk-keluarga-yang-islami/

https://osf.io/43ygj/download

https://www.popbela.com/relationship/married/windari-subangkit/hadis-nabi-tentang-
keluarga

Anda mungkin juga menyukai