Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
FAKULTAS SYARI’AH
2022
BAB I
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Tusi
Kepenghuluan ( Penasehatan Perkawinan )”. Dalam mengumpulkannya, penulis menerima
banyak bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga
semua ini bisa memberikan kebahagiaan dan keberhasilan pada langkah yang lebih baik.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih banyak terdapat kesalahan yang itu memang
kelemahan dari kami. Untuk itu kami mohon untuk diberikan kritik dan saran untuk kemajuan
kami khususnya dan rekan-rekan umumnya.
C.Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
Pengertian Tanah..............................................................................................................................6
Hak Milik.........................................................................................................................................8
A.Kesimpulan ..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan?
b. Bagaimana Pembekalan Pra Nikah ?
c. Bagaimana Pembekalan Pasca Nikah ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan
b. Untuk mengetahui Pembekalan Pra Nikah
c. Untuk mengetahui Pembekalan Pasca Nikah
BAB II
PEMBAHASAN
Penasihatan pra-perkawinan biasa dikenal dengan berbagai istilah lain seperti screening,
bimbingan pranikah, penataran pranikah, penyuluhan pranikah, kursus pranikah, atau kursus
calon pengantin (suscatin). Bimbingan memiliki fungsi preventif yaitu lebih bersifat mencegah
agar sesuatu tidak terjadi, sesuai asal katanya yaitu "prevent”. Artinya mencegah terjadinya /
munculnya problem pada diri seseorang. BP-4 (Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian
Perkawinan) adalah Badan semi resmi yang berkedudukan ditingkat Pusat sampai dengan tingkat
terendah di desa/kelurahan dengan tugas membantu Departemen Agama dalam meningkatkan
mutu perkawinan melalui serangkaian program kegiatan yang terstruktur berupa pembinaan,
penyuluhan dan konseling yang bersifat terpadu antara pemerintah dengan tokoh masyarakat,
dengan tujuan mewujudkan keluarga yang sakinah.1
Pembekalan atau penasehatan secara ilmiah mempunyai pengertian tersendiri dan hanya
dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu yang menguasai ilmu tersebut. Pembekalan pra
nikah juga termasuk penasehatan perkawinan, yaitu suatu pelayanan sosial mengenai
permasalahan keluarga, 2 Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Kementerian
Agama, Buku Pegangan Calon Pengantin, (Jakarta: Dirjen Bimas Islam dan
Penyelenggaraan Haji Kementerian Agama, 2003), hal. 17-263 Implementasi Pembekalan
Pranikah 303 khususnya hubungan suami isteri, tujuan yang hendak dicapai adalah
terciptanya situasi yang menyenangkan dalam suatu hubungan suami isteri, sehingga dengan
situasi yang menyenangkan tersebut keluarga dapat mencapai kebahagiaan.3 Menurut
Abdul Kholiq, pengertian pembekalan pra nikah adalah pendidikan dan pengarahan kepada
calon pengantin yang diadakan sebelum dilangsungkannya proses akad nikah, yang mencakup
materi kebijakan pemerintah dalam bidang perkawinan, membentuk keluarga Islami, hukum
munakahat dan etika perkawinan, serta membangun rumah tangga sakinah mawaddah
warahmah.4 Melihat uraian diatas, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
pembekalan pra nikah adalah proses transformasi prilaku dan sikap di dalam kelompok
atau unit sosial terkecil dalam masyarakat terhadap calon mempelai. Persiapan kearah
perkawinan perlu dilakukan agar mereka yang akan memasukinya betul-betul siap, baik
mental maupun material, terutama dalam mewujudkan fungsi-fungsi keluarga. Fungsi-fungsi
keluarga itu adalah fungsi pengaturan seksual, fungsi sosialisasi, fungsi penentuan status,
fungsi perlindungan dan fungsi ekonomi. Diluar fungsi tersebut ada fungsi utama yang tidak
boleh dilupakan oleh seorang muslim yakni fungsi pengamalan agama. 3
Dengan pengamalan agama tersebut, hati merasa tenang dan bahagia. Persiapan
perkawinan dilakukan melalui proses pembekalan yang cukup matang atau dengan kata lain
melalui proses pendidikan, baik pembekalan itu dilaksanakan oleh keluarga maupun yang
2
Hamidah, Z. (2019). Peran Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam
Mencegah Perceraian (Studi Kasus di KUA Kecamatan Klojen Kota Malang ). HIKMATINA:
Jurnal Ilmiah Hukum Keluarga Islam, Volume 1
3
Membina Keluarga Bahagia Sejahtera, Jakarta: Proyek Peningkatan Peranan Wanita. Implementasi
Pembekalan Pranikah 317 Affandi, Sulaiman. 2001.
dilaksanakan oleh instansi terkait seperti Kantor Urusan Agama (KUA), atau yang dikenal
dengan kursus calon pengantin. Pendidikan dalam arti luas, sempit atau luas terbatas adalah
kegiatan yang menjembatani antara kondisi-kondisi aktual dengan kondisikondisi ideal,
berlangsung dalam satuan waktu tertentu, merupakan langkahlangkah untuk mengubah
kondisi awal sebagai masukan menjadi kondisi ideal sebagai hasilnya.
Peserta pembekalan pra nikah adalah orang dewasa, minimal 16 tahun untuk
perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki dan telah menyiapkan diri untuk memasuki
keluarga baru, maka dari sisi usia, pendidikan pra nikah masuk dalam kategori
pendidikan kehidupan keluarga. Menurut Bryson, dkk mengatakan bahwa pendidikan orang
dewasa adalah semua aktifitas pendidikan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam
kehidupan sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian waktu dan tenaganya untuk
mendapatkan tambahan intelektual. Menurut Bastomi mengutip pendapat Reeves dan
Houle mengatakan bahwa pendidikan orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk
mengembangkan diri yang dilakukan oleh individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha untuk
menjadikan bidang utama kegiatannya Menurut Unesco pendidikan orang dewasa adalah
keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, apapun isi, tingkatan, metodenya baik
formal atau tidak, yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan semula disekolah,
akademi dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang dianggap dewasa oleh
masyarakat, mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan
kualifikasi teknis dan profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan
perilakunya dalam rangka pengembangan sosial ekonomi, dan budaya yang seimbang dan
bebas.
Dilihat dari penekanan masing-masing definisi tersebut, kajian tentang pembekalan
pra nikah diterapkan sebagai pendidikan orang dewasa dalam pengertian bahwa pendidikan
pra nikah merupakan usaha yang tidak dipaksa dengan menggunakan sebagian waktu dan
tenaganya untuk pengembangan individu dan peningkatan partisipasi sosial. Perkembangan
individu dan peningkatan partisipasi sosial merupakan penekanan yang penting dalam
pendidikan di suatu keluarga. Karena kemunculan pendidikan kehidupan keluarga
didasarkan pada adanya saling mempengaruhi antara kehidupan keluarga dan lingkungan Hal
ini menunjukkan bahwa kehidupan keluarga senantiasa berhadapan dengan Pendidikan
Orang Dewasa dari Teori hingga Apikasi. Implementasi Pembekalan Pranikah 305
berbagai permasalahan yang berkembang dilingkungan sekitar, seperti pertambahan
penduduk, ekonomi, gizi, perhatian terhadap wanita dan anakanak, perumahan dan lain-
lain. Bidang garapan pendidikan kehidupan keluarga meliputi: hubungan dalam keluarga,
penyadaran diri, pertumbuhan dan perkembangan anak, persiapan untuk memasuki
pernikahan dan menjadi pemimpin dalam kehidupan keluarga, pemeliharaan anak,
sosialisasi terhadap remaja dalam memasuki peran orang dewasa, pendidikan sex,
manajemen sumber daya manusia dan harta keluarga, pendidikan kesehatan (individu, keluarga
dan lingkungan), interaksi inter dan antar keluarga, serta pengaruh perubahan lingkungan
terhadap kehidupan ekonomi, social dan budaya keluarga. Teori lain yang berdekatan
dengan penyelenggaraan pendidikan pra nikah adalah teori pendidikan menjadi orang tua
atau dikenal dengan parenting education. Diantara cakupan dalam pendidikan ini adalah
menyangkut bagaimana peserta dapat mempersiapkan diri sebagai orang tua dan mendidik
anaknya. Pembekalan pra nikah sangat diperlukan sebagai upaya untuk memberikan
bimbingan dan arahan kepada pasangan calon pengantin guna mempersiapkan diri
membentuk sebuah rumah tangga yang bahagia dan sejahtera lahir batin. Rumah tangga
bahagia (sakinah) adalah kehidupan keluarga yang dibina berdasarkan perkawinan yang
sah, mampu memenuhi hajat hidup spiritual dan material yang layak, mampu menciptakan
suasana kasih sayang (mawaddah warahmah) selaras, serasi seimbang serta mampu
menanamkan dan melaksanakan nilai-nilai keimanan, ketakwaan, amal sholeh dan akhlakul
karimah dalam lingkungan keluarga sesuai dengan ajaran agama Islam.4
4
Peranan Petugas BP.4 terhadap Pembentukan Keluarga Sakinah Perspektif Manajemen
Penyuluhan Islam dalam Keluarga, Tesis, Surakarta: UMS.
C. Pembekalan Pasca Nikah
5
Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah, (On-line), tersedia di :
http://simbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/perdirjen-no-dj-ii-542-th2013-pedomanpenyelenggaraan-
kursus-pra-nikah.pdf
6
Departemen Negara RI, Bahan penyuluhan Hukum (Jakarta: Departemen Agama RI, 1999/2000) hlm. 15
Kelompok inti akan menjelaskan tentang pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga, merawat cinta
kasih dalam keluarga, memajemen konflik dalam keluarga, psikologi pernikahan dan keluarga.
Pada kelompok inti pembimbing lebih berfokus pada materi tentang keluarga diharapkan cdapat
menerapkan pada kehidupan berumah tangga nanti. Keluarga adalah unit terkecil dan inti dari
masyarakat. Artinya apabila kita berhasil dalam membina rumah tangga maka kita akan berhasil
juga pada masyarakat.Komunikasi yang baik antara suami dan istri membuat hubungan keluarga
menjadi tambah erat. Banyak pertengkaran keluarga terjadi karna komunikasi kurang baik yang
terjalin antara suami dan istri.
c.Kelompok penunjang
Pada kelompok penunjang pembimbing memberikan pre test dan post test untuk Post test ini
diberikan agar memahami dan mengerti materi yang telah dijelaskan oleh pembimbing.
4.Media Bimbingan Pernikahan
media adalah sarana yang digunakan oleh pembimbing untuk menyampaikan materi dalam
bimbingan pernikahan. Media yang digunakan dalam proses bimbingan pernikahan adalah media
lisan yaitu media yang sederhana yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk
pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.
5. Bentuk-Bentuk Pembinaan Perkawinan Bentuk-bentuk pembinaan atau bimbingan
perkawinan banyak tergantung kepada tujuan atau bimbingan yang diinginkan klien. Karena
masalah yang dihadapi klien, tidak selalu sama bahkan tiap individu memiliki persoalan
tersendiri, maka diperlukan pendekatan yang berbeda satu dengan yang lain.
Bentuk bimbingan dan penasehatan yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:
a.Wawancara Tertutup (Dialog Khusus) Jika yang dinasehati atau klien yang minta
nasihat seorang diri maka bentuk penasehatan yang baik adalah wawancara atau dialog secara
tatap muka. Wawancara semacam ini dilakukan ditempat tertutup yang khusus disediakan untuk
itu. Bobot wawancara tergantung pada masalah yang diajukan. Ada masalah yang rumit dan ada
masalah yang sederhana saja. Tetapi sering klien sulit mengemukakannya. Bahkan tidak jarang
yang bersangkutan menyembunyikan hal-hal tertentu. Untuk itu maka penasehat harus berusaha
dengan menggali pertanyaan-pertanyaan yang sistematik agar permasalahan lebih terbuka.
b.Wawancara Terbuka (Dialog Umum) Banyak perorangan atau pasangan yang datang ke
konselor untuk meminta tentang seluk beluk perkawinan. Permintaan informasi semacam ini
tidak ada kaitannya dengan masalah khusus yang harus dipecahkan karena klien meminta nasehat
untuk menambah pengetahuan mereka.
a. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi-materi kepada peserta bimbingan tersebut
secara lisan. Metode ceramah ini digunakan agar materi-materi dapat tersampaikan dengan baik.
Penutup
A. Kesimpulan
BP-4 (Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan) adalah Badan semi
resmi yang berkedudukan ditingkat Pusat sampai dengan tingkat terendah di
desa/kelurahan dengan tugas membantu Departemen Agama dalam meningkatkan mutu
perkawinan melalui serangkaian program kegiatan yang terstruktur berupa pembinaan,
penyuluhan dan konseling yang bersifat terpadu antara pemerintah dengan tokoh
masyarakat, dengan tujuan mewujudkan keluarga yang sakinah.
Pembekalan pra nikah adalah proses transformasi prilaku dan sikap di dalam
kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyarakat terhadap calon mempelai.
Persiapan kearah perkawinan perlu dilakukan agar mereka yang akan memasukinya
betul-betul siap, baik mental maupun material, terutama dalam mewujudkan fungsi-
fungsi keluarga. Fungsi-fungsi keluarga itu adalah fungsi pengaturan seksual, fungsi
sosialisasi, fungsi penentuan status, fungsi perlindungan dan fungsi ekonomi. Diluar
fungsi tersebut ada fungsi utama yang tidak boleh dilupakan oleh seorang muslim yakni
fungsi pengamalan agama.
Pelaksanaan pembekalan paska menikah tentang UU Pernikahan dan KHI, UU KDRT, UU
perlindungan anak, memahami ketentuan-ketentuan syariah tentang munakahat, dan mengetahui
prosedur pernikahan sesuai dengan Kebijakan Kementerian Agama tentang Pembinaan Keluarga
Sakinah dan Kebijakan Ditjen Bimas Islam tentang pelaksanaan kursus. Tentang pelaksanaan
fungsi-fungsi keluarga, merawat cinta kasih dalam keluarga, memajemen konflik dalam keluarga,
psikologi pernikahan dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Negara RI, Bahan penyuluhan Hukum (Jakarta: Departemen Agama RI,
1999/2000) hlm. 15