Cetakan pertama
ISBN : 978-602-8068-80-2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya, buku Konsultasi dan Konseling Pra Nikah Pada Pusat
Pelayanan Keluarga Sejahtera ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Buku ini disusun sebagai acuan dan rujukan bagi semua pihak dalam
penyelenggaraan dan pengembangan PPKS. Dengan diterbitkannya buku ini
diharapkan para pengelola dan pelaksana dapat melaksanakan berbagai kegiatan
secara terintegrasi dengan melibatkan unsur terkait dalam pelaksanaan dan
pengembangan PPKS disemua tingkatan.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
seluruh tim penyusun yang telah memberikan sumbangan pikiran dan tenaga dalam
penyusunan buku ini. Kami menyadari bahwa penyusunan buku ini masih belum
sempurna, untuk itu kami mohon masukan dan saran untuk perbaikan dimasa yang
akan datang.
i
KATA SAMBUTAN
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling pranikah (premarital counseling) merupakan upaya untuk membantu
calon suami dan calon istri oleh seorang konselor profesional, sehingga mereka
dapat berkembang dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui
cara-cara yang menghargai, toleransi dan dengan komunikasi yang penuh
pengertian, sehingga tercapai motivasi keluarga, perkembangan, kemandirian,
dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga. Konseling pranikah akan
membekali pasangan dengan kesadaran akan masalah potensial yang dapat
terjadi setelah menikah, dan informasi serta sumber daya untuk secara efektif
mencegah atau mengatasi masalah-masalah tersebut hingga pada akhirnya
dapat menurunkan tingkat ketidakbahagiaan dalam pernikahan dan perceraian
1
supaya pernikahan yang diinginkan, yang diidamkan bisa terlaksana dengan
harapan pasangan.
B. Tujuan
Memberikan kemudahan bagi petugas konseling didalam memberikan informasi
dan konseling kepada pasangan pranikah agar siap dalam menjalani kehidupan
berkeluarga yang bahagia dan kekal.
C. Batasan Pengertian
1. Konseling Pranikah merupakan pelayanan komunikasi interpersonal
mengenai pernikahan yang bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan hubungan pasangan baik yang akan menikah maupun
setelah menikah.
2. Pernikahan adalah ikatan sakral yang terjalin di antara laki-laki dan
perempuan yang telah memiliki komitmen untuk saling menyayangi,
mengasihi, dan melindungi.
2
BAB II
KONSULTASI DAN KONSELING PRANIKAH
Dalam agama nikah sangatlah dianjurkan, bahkan diwajibkan bagi mereka yang
apabila tidak nikah, cenderung akan melakukan zina.
3
Agama menganjurkan atau mewajibkan menikah kepada umatnya, karena nikah
mengandung hikmah sebagai berikut :
1. Penyaluran nafsu seksual secara benar dan sah
2. Satu-satunya cara untuk mendapatkan anak atau mengembangkan
keturunan secara sah
3. Untuk memenuhi naluri kebapakan dan keibuan yang dimiliki seseorang
dalam melimpahkan kasih sayangnya
4. Mengembangakan rasa tanggung jawab seseorang yang telah dewasa
5. Berbagi rasa tanggungjawab melalui kerjasama yang baik
6. Mempererat hubungan (tali silaturahmi) antar satu keluarga dengan keluarga
lain
Mungkin calon pasangan berpikir bahwa dengan menikah semua masalah akan
terselesaikan dengan mudah. Tapi coba tanya pada diri sendiri dan jujurlah
apakah telah siap? Jangan sampai pernikahan batal hanya karena kurang
persiapan mental dan harus mengujinya sebelum melaksanakannya.
4
Amatlah disarankan bagi mereka yang akan menikah, untuk benar-benar
mempelajari dinamika yang terjadi pada diri sendiri, kepribadian diri, sifat,
karakter, kecenderungan positif maupun negatif, motivasi dalam mencari
suami/istri, prioritas dan kebutuhan dalam hidup.
Pelajarilah hubungan antara diri sendiri dengan orang tua, dan temukan
"manakah dari hubungan dengan orang tua yang tidak ingin
diulangi/terulang dalam kehidupan perkawinan di masa mendatang.Pelajari
kesalahan-kesalahan atau kekeliruan yang tanpa sadar dilakukan orang tua
di masa yang lalu, baik dalam memelihara kehidupan perkawinan, maupun
dalam mengasuh dan membesarkan anak.
Bagi seorang laki-laki harus ada kesiapan dalam diri untuk bertindak
sebagai pemimpin dalam rumah tangga, untuk berperan sebagai bapak bagi
anak-anak yang akan lahir nantinya dari pernikahan, Ada kesiapan dalam
diri untuk menanggung segala beban-beban kehidupan yang disebabkan
oleh karena posisi sebagai suami dan bapak.
Bagi pihak perempuan, harus ada kesiapan dalam diri untuk membuka
ruang baru bagi intervensi seorang mitra yang bernama suami.Kesiapan
untuk mengurangi sebagian otoritas atas dirinya sendiri karena keberadaan
suami. Harus ada kesiapan untuk hamil, melahirkan dan menyusui, juga
kesiapan untuk menanggung beban-beban baru yang muncul akibat
hadirnya anak
5
Potensi dan kekuatan apa yang telah mereka miliki untuk berumah tangga?
Kelemahan dan kekurangan apa yang ada pada diri masing-masing? Apa
tantangan yang mereka hadapi ? Bagaimana dukungan keluarga dalam
proses pernikahan?
6
pasangan sejalan dan satu arah. Bahaslah semua pemikiran berdua dengan
komunikasi tanpa emosi tetapi secara seksama dan jelas agar tidak ada
keraguan dalam melangkah
7
Idealnya dilakukan tes kesehatan pra nikah enam bulan sebelum pernikahan
berlangsung.Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah maka
pengobatan dapat dilakukan setelah menikah. Berikut ini adalah hal-hal penting
terkait tes kesehatan bagi pasangan yang akan menikah:
3. Penyakit keturunan
Tes kesehatan pra nikah bisa mendeteksi kemungkinan penyakit yang bisa
diturunkan secara genetik kepada anak, semisal albino.Misalnya suami
membawa sifat albino tetapi istrinya tidak, maka anak yang lahir tidak jadi
8
albino.Sebaliknya, jika istrinya juga membawa sifat albino, maka anaknya
pasti albino.Jika bertemu dengan pasangan yang sama-sama membawa
sifat ini, pernikahan tidak harus dihentikan.Hanya saja perlu disepakati ingin
punya anak atau tidak. Kalau masih ingin punya anak, risikonya nanti si
anak jadi albino. Atau memilih tidak punya anak.Pernikahan tidak harus
tertunda dengan halangan seperti ini.Yang penting adalah solusi atau
pencegahannya.
9
kehangatan dan kepuasan seksual sebagai faktor penting bagi
pasangannya.Karena itu informasi tentang seks (reproduksi sehat) dan
hubungan seksual secara sehat menjadi penting.Sebelum menikah
pasangan memerlukan informasi tentang kesehatan reproduksi (pendidikan
seks) dan kehamilan yang sehat.
10
F. Komitmen Calon Suami dan Istri
Semua pasangan pengantin mengharapkan peristiwa pernikahan cukup sekali
seumur hidup.Untuk itu perlu diusahakan agar komitmen tersebut dipupuk dan
dibina terus-menerus agar tidak bercerai, kecuali dipisahkan oleh
kematian.Menciptakan suasana keharmonisan dalam rumah tangga merupakan
kewajiban kedua belah pihak. Untuk itu diperlukan proses belajar memahami
peran dan tanggung jawabnya serta mencari solusi terbaik bila terjadi
permasalahan.
2. Komunikasi
Berbicara dengan nada tinggi atau langsung menuduh tidak akan
menyelesaikan masalah. Belajarlah untuk berkomunikasi secara bijaksan
terutama ketika terjadi sesuatu yang membuat perasaan tertekan.Selain itu,
jadilah pendengar yang baik.Bisa berkomunikasi dan jadi pendengar baik
merupakan dua hal penting yang dibutuhkan dalam membangun sebuah
rumah tangga.
11
mengatasi konflik dengan baik, contohnya dapat menentukan akan kencan
dimana malam minggu nanti, sampai masalah besar lainnya seperti akan
tinggal di mana ketika menikah nanti. Semua bisa didiskusikan dengan
caranya masing-masing tanpa terjadi pertengkaran.
12
BAB III
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PASANGAN PRANIKAH
SERTA CARA MENGATASINYA
A. Konflik
Konflik apa yang paling sering terjadi selama pacaran atau berumah tangga?
13
Lanjutan
Lelaki Perempuan
Kebutuhan utama: dihormati Kebutuhan utama: diayomi
(dipercaya, diterima, dihargai, (diperhatikan secara lembut,
dikagumi, diteguhkan, didukung). dimengerti, dihormati, dilindungi,
diteguhkan, penghiburan).
Kata-kata digunakan untuk Kata-kata merupakan sesuatu yang
menyampaikan fakta dan informasi alami, sama halnya seperti bernafas
14
b. Memahami etika, adat istiadat dan karakter orang lain dengan lebih baik
serta memaklumi tindakan dan sikap orang lain.
15
c. Tetap pada pokok masalah
1) Pusatkan pada satu masalah sampai tuntas. Jangan campur aduk
dengan masalah lain.
2) Hindari perdebatan untuk masalah-masalah yang sudah lama lewat
3) Sepakatilah kalau tuduhan sudah lewat 6 bulan tuduhannya tidak
bisa lagi diterima.
f. Evaluasi pemecahan
Setelah semua informasi dikemukakan berdua, lakukan pilihan yang
baik mengenai tindakan apa yang dianggap paling tepat. Cermati lagi
catatan dan bertukar pandangan mengenai akibat-akibatnya sambil
mengevaluasi setiap pemecahan.
16
kompromi yang baik.Sama-sama menang, tidak ada yang
kalah.Perhatikan agar jangan sampai satu pihak yang selalu
mengalah.perlu dua orang berdamai. Mengalah ditengah konflik
membutuhkan kematangan nyata, oleh sebab hal itu berarti mengakui
bahwa pendapat salah dan sekarang mau berubah pikiran
h. Laksanakan keputusan
Tentukan siapa melakukan apa, dimana, dan kapan. Begitu mencapai
suatu keputusan ingatlah dua orang seringkali memang persetujuan itu
dengan perasaan berbeda. Bila itu terjadi lebih baik kesepakatan itu
ditungkan dalam catatan dan kalau perlu masing-masing menanda
tanganinya.
1. Kebutuhan finansial
Seringkali kebutuhan hidup yang begitu besar dan mendesak, meskipun
"hati"nya tidak ingin bekerja,.
2. Kebutuhan sosial-relasional
Ada pula wanita yang memilih untuk bekerja, karena mempunyai kebutuhan
sosial-relasional yang tinggi, Dalam diri mereka tersimpan suatu kebutuhan
akan penerimaan sosial, akan adanya identitas sosial yang diperoleh melalui
komunitas kerja. Bergaul dengan rekan-rekan di kantor, menjadi agenda
yang lebih menyenangkan dari pada tinggal di rumah.
17
penemuan dan pencapaian kebutuhan aktualisasi diri. Bekerja menyokong
sense of self dan kebanggaan diri selain mendapatkan kemandirian secara
finansial
4. Lain-lain
Pada beberapa kasus, ada pula wanita bekerja yang memang jauh lebih
menyukai dunia kerja ketimbang hidup dalam keluarga. Mereka merasa
lebih rileks dan nyaman jika sedang bekerja dari pada di rumah sendiri,
mereka bekerja agar dapat pergi dan menghindar dari keluarga. Kasus ini
memang dilandasi oleh persoalan psikologis yang lebih mendalam, baik
terjadi di dalam diri orang yang bersangkutan maupun dalam hubungan
antara anggota keluarga.
18
laki-laki, untuk menjadi teman bertukar pikiran, serta saling membagi
harapan, pandangan dan tanggung jawab.
1. Manajemen waktu
Manajemen waktu adalah strategi penting yang perlu diterapkan oleh para
wanita bekerja untuk dapat mengoptimalkan perannya
a. Tentukan dan tetapkan tujuan anda dalam bekerja
Apakah yang menjadi motivasi dan tujuan Anda dalam bekerja?Apakah
untuk mendapatkan income atau lebih berorientasi pada karir. Lanjutkan
dengan hal-hal yang menjadi konsekuensi dari tujuan Anda bekerja,
misalnya : seberapa jauhkah Anda ingin melibatkan diri pada pekerjaan
dan berapa lama waktunya? apakah Anda tetap menginginkan akhir
minggu bersama keluarga ? Pekerjaan macam apakah yang Anda
inginkan, full-time atau part-time?Sesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan Anda beserta keluarga.
19
b. Tetapkan prioritas
Dengan menetapkan prioritas dapat mulai menentukan jenis dan porsi
aktivitas untuk masing-masing peran.Susun agenda agar Anda dapat
mengatur kegiatan secara lebih sistematis dan efisien.
Delegasikan beberapa tugas (baik tugas kantor maupun tugas rumah)
kepada orang lain
Delegasikan beberapa pekerjaan pada orang lain, untuk dapat
mengefisienkan pekerjaan Pendelegasian pekerjaan, membuat
perasaan lebih rileks dan dapat memfokuskan diri pada pekerjaan yang
betul-betul harus dikerjakan sendiri. Pendelegasian beberapa
pekerjaan rumah tangga pun bermanfaat agar tidak terlalu lelah dibebani
pekerjaan sehari-hari sehingga dapat menyediakan waktu yang
berkualitas untuk pasangan dan keluarga
2. Manajemen Keluarga
Berperan ganda, membutuhkan komitmen yang tinggi baik sebagai
karyawan/profesional maupun sebagai anggota keluarga.Dituntut
komitmennya untuk memberikan perhatian pada pasangan serta tidak
melupakan pula tanggung jawab rumah tangga.
Alangkah baik jika ada anggota keluarga lain dapat dimintai pertolongan,
terutama karena calon pasangan pada waktu-waktu tertentu membutuhkan
quality time bersama pasangan, entah sekedar makan malam berdua atau
pergi jalan-jalan meskipun sama-sama sibuk, tetap dapat mendekatkan hati
demi memelihara dan mempertahankan keharmonisan.
3. Manajemen Pekerjaan
Bersikap lebih efisien dan produktif dalam pekerjaan supaya tidak stress dan
sensitif terhadap orang lain dan agar waktu kerja lebih efisien dan
produktivitas pun maksmimal.
4. Manajemen Diri
Perlu mengenali diri sendiri dulu.seberapa tinggi tingkat toleransi terhadap
stress dan hal-hal apa saja yang dapat membuat stress. Jika sudah mulai
stress karena overload atau kelelahan, istirahatlah sejenak , Ambillah waktu
bersantai, untuk melakukan kegiatan dan hobby. Ciptakan suasana rileks
dan berpikirlah positif, agar tidak terlalu tegang dan mudah reaktif terhadap
20
orang lain. Sering-sering bercanda (humor) dengan keluarga dan teman-
teman sangat bermanfaat untuk melepaskan kejenuhan, ketegangan dan
kebosanan.
21
BAB IV
PENUTUP
Serangkaian konsultasi dan konseling kepada orang yang kompeten atau konselor
serta melakukan konsultasi medis kepada tenaga medis perlu dilakukan oleh calon
pasangan, agar keputusan untuk menikah berdasarkan pertimbangan yang matang
dan komprehensif.
Semakin lama proses pengenalan, maka semakin efektif setiap pasangan menilai
kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh pasangannya masing-masing. oleh
sebab itu dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya masing-masing, maka
semakin kuat pula dengan keyakinan untuk melanjutkan ketahap pernikahan.
22