Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSELING PRANIKAH

Dosen Pembimbing:

Dra. Zikra, M.Pd., Kons

Kelompok 10:

1. Fitricia Mirdasari 18006266


2. Fitriah Anniversary Nst 18006265
3. Gabby Andrea Putri 18006268
4. Indah Miranti Murvi 18006275

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapakan atas kehadirat Allah SWT, Robb pencipta alam
semesta, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen dan Resolusi Konflik” dalam bentuk yang sangat sederhana ini. Makalah ini
dibuat sebagai tugas mata kuliah “Konseling Pranikah”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penulisan makalah ini semoga semua amal kebaikannya dibalas oleh AllaKh SWT.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari
semua pihak agar penulisan selanjutnya bisa lebih baik lagi. Penulis harap makalah ini dapat
memberikan manfaat terutama bagi penulis dan umumnya bagi semua orang yang
membacanya.

Padang, November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................................5
A. Unrealistic Expectations......................................................................................................5
B. Konflik danDampaknya......................................................................................................5
C. Resolusi Konflik...................................................................................................................6
D. Isu Terkait............................................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................................................9
KEPUSTAKAAN........................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pernikahan merupakan sesuatu yag sakral dan mempunyai tujua yag sangat mulia
dan suci. Dalam suatu pernikahan, hidup sebagai suami-isteri bukan semata-mata ikatan
yang dibuat berdasarkan perjanjian dengan manusia yaitu dengan wali dari pihak
perempuan dan keluarga perempuan secara keseluruhan, serta dengan perempuan itu
sendiri. Tujuan dari pernikahan itu sendiri adalah untuk membentuk keluarga yang
bahagia dan yang penuh ketenangan cinta dan kasih sayang (Ridwan, 2013).
B. Rumusan Masalah
Hal-hal yang akan dibahas dan merupakan suatu rumusan masalah dari pembahasan
ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen dan Resolusi Konflik ?
2. Apa yang dimaksud dengan Konflik dan dampaknya?
3. Bagaimana isu terkait dalam kehidupan pernikahan?
4. Bagaimana pelayanan bimbingan dan konseling dalam permasalahaan Manajemen
dan dalam kehidupan pernikahan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami bagaimana Manjemen dan dan sapt eko
2. Untuk memahami apa saja konflik dan dampaknya
3. Untuk memahami yang berkaita dalam pernikahan.
4. Untuk memahami bagaimana pelayanan bimbingan dan konseling

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Unrealistic Expectations
Pada saat proses mencari pasangan dan siap untuk menikah umumnya individu
telah memiliki gambaran ekspektasi terhadap pernikahannya, maka ia akan lebih
mantap memutuskan untuk menikah (Baron &Byrne, dalam Rahmawati, 2021).
Khususnya pada masa emerging adulthood yang merupakan periode dimana beberapa
harapan dan capaian pada individu sedang diuji dalam kehidupan nyata, sehingga
harapan serta ekspektasi pernikahan semakin tinggi.
Salah satu ekspektasi yang diharapkan adalah pernikahan akan penuh dengan
kebahagiaan dan terbebas dari konflik. Realitas di masyarakat menunjuk kan bahwa
tidak semua pasangan suami istri memiliki pola hubungan yang sama. Dalam artian
bentuk kehidupan yang harus mereka jalani berbeda satu sama lain. Ada pasangan
suami istri yang setelah menikah harus tinggal terpisah, entah disebabkan oleh
tuntutan pekerjaan dan tugas studi yang harus diselesai kannya maupun oleh tuntutan
pekerjaan dan tugas yang mengharuskan mereka hidup terpisah dengan pasangannya
Di sisi lain, dijumpai pula pasangan suami istri yang tetap tinggal dan hidup bersama
dalam menjalani kehidupan dan mengarungi samudera rumah tangganya dalam upaya
membentuk keluarga yang harmonis dan bahagia.
B. Konflik danDampaknya
Konflik sering kali terjadi dalam pernikahan, sehingga menyebabkan
pertengkaran dan perselisihan, apalagi pernikahan "pasang-an muda" selalu terjadi
perbedaan-perbedaan yang tidak dipahami dan tidak diklarifikasi dengan baik, maka
menimbul-kan konflik. Adapun faktor penyebab konflik dalam pernikahan menurut
Maidiantius (19) yaitu:
1. Perbedaan Latar Belakang terbagi atas:
a. Pendidikan yaitu perbedaan pendidikan dalam membangun sebuah rumah
tangga akan menjadi konflik jika kedua pribadi tidak memiliki pemahaman
yang baik dan benar. Misalnya, seorang isteri memiliki level pendidikan 52,
sementara suaminya hanya lulusan SMU. Jika kedua pribadi tidak saling
mengerti dan memahami, maka akan ada pribadi yang mendominasi atau
sebaliknya ada yang merasa minder.

5
b. Status sosial yaitu pernikahan dalam keluarga kaya atau keluarga yang masih
mengakui tingkat-tingkat keturunan. Si suami mungkin dari keluarga kaya dan
si istri dari keluarga yang tidak punya. Jika mereka tidak menciptakan suasana
yang baik maka konflik akan muncul sama seperti pada konflik perbedaan
pendidikan.
c. Perbedaan hobby pun dapat memicu terjadinya konflik, bukan saja pada
pasangan muda, tetapi juga sering terjadi pada pasangan yang sudah lama
menikah.
d. Pandangan atau Wawasan. Pada umumnya perbedaan ini sering terjadi yang
pada akhirnya menimbulkan konflik. Si suami memiliki wawasan atau
pandangan berdasarkan pengalaman dan pendidikannya, kemudian isteri
memiliki pandangan yang berbeda. Masing-masing mempertahankan
pandangannya, sehingga keadaan seperti jika tidak didasari oleh saling
mengerti dan menerima maka akan menimbulkan konflik yang sangat parah
dalam pemikahan.
e. Adat-istiadat (suku) tiap-tiap suku memiliki ciri khas tertenfu, dan secara tidak
langsung adat istiadat juga turut membentuk pribadi setiap orang yang
bertumbuh di dalamnya.
2. Perbedaan Kepribadian yaitu jika prinsip saling menerima dan mengimbangi
tidak diadopsi oleh suami dan isteri. Perbedaan kepribadian itu adalah gaya
pribadi (dominan, intim, stabil, cermat), tipe pribadi (sanguin, plegmatik,
melankolik, kolerik), orientasi pribadi (nonstruktural struktural, tugas orang).
C. Resolusi Konflik
Fisher (dalam Wahyudi, 2009) menjelaskan bahwa resolusi konflik adalah
usaha menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru yang
dapat bertahan lama diantara kelompok-kelompok yang berseteru. Karakteristik dari
resolusi konflik yang dilakukan oleh suami menurut Scannell (2010) yaitu
keterampilan suami dalam berkomunikasi, kemampuan suami dalam menghargai
perbedaan dengan istrinya, rasa percaya suami terhadap istrinya serta kemampuan
suami dalam pengelolan emosi ketika menghadapi istrinya.
D. Isu Terkait
Konflik pekerjaan terhadap keluarga (work-to-family conflict) terjadi saat
pengalaman dalam bekerja mempengaruhi kehidupan keluarga. Contohnya adalah
tekanan dalam lingkungan kerja seperti: jam kerja yang panjang, tidak teratur, atau
6
tidak fleksibel, perjalanan yang jauh, beban kerja yang berlebihandan bentuk-bentuk
lainnya dari stress kerja, konflik interpersonal di lingkungan kerja, transisi karir, serta
organisasi atau atasan yang kurang mendukung (Christine, Oktorina, & Mula, 2010).
Konflik keluarga terhadap pekerjaan (family-to-work conflict) terjadi saat
pengalaman dalam keluarga mempengaruhi kehidupan kerja. Contohnya adalah
tekanan keluarga seperti: hadirnya anak-anak yang masih kecil, merasa bahwa
tanggung jawab utamanya adalah bagi anak-anak, bertanggung jawab merawat orang
tua, konflik interpersonal dalam unit keluarga, serta kurangnya dukungan dari
anggota-anggota keluarga (Christine, Oktorina, & Mula, 2010).
E. Pelayanan Bimbingan Konseling
Adapun layanan yang dapat diberikan yaitu konseling individu merupakan suatu
cara yang dapat digunakan oleh konselor kepada klien yang sedang mengalami
masalah terhadap pasangan suami-istri dalam menjalani kehiudpan berumah tangga
untuk mencapai kehidupan sakinah mawadah wa rahmah. Adapun cara yang dapat
dilakukan Maidiantius (22) yaitu :
1. Jangan membiarkan diri dikuasai emosi sehingga melakukan hal hal yang tidak
baik atau bahkan lebih jauh melakukan tindakan melanggar hukum atau
melakukan tindakan kriminal. Misalnya, karena suami diketahui berselingkuh,
kemudian menjadi marah lalu melakukan tindakan pemukulan atau lebih dari
itu.
2. Cobalah memahami bahwa setiap orang yang melakukan perselingkuhan, "tahu
bahwa dirinya sedang berbuat dosa". Tidak peduli dia orang Kristen atau bukan,
mereka tahu bahwa perselingkuhan itu salah. Sebab masalah ini juga merupakan
pelanggaran norma yang berlaku di masyarakat.
3. Menangkan kembali pasangan Anda untuk kembali dan mem punyai tanggung-
jawab dalam rumah tangga. Maka apabila anda mendapati pasangannya sedang
berselingkuh, janganlah memberikan judgement-judgement dengan kemarahan
tak terkendali yang akan membuatnya lebih menjauhi Anda, hal ini yang kurang
dipahami oleh banyak pasangan sehingga pada akhirnya bercerai.
Tetapi berusahalah untuk meyakinkan pasangan Anda bahwa dia mempunyai
tanggung jawab terhadap pernikahannya dan tanggung jawab terhadap anak-
anaknya. Terlebih lagi tanggung jawab kepada Tuhan. Tunjukkan kasih kepada
pasangan Anda bahwa kita inilah "yang paling special" untuknya, dan curahkan
perasaan kita kepadanya. Bersikaplah bahwa ada ini patut untuk dicintai, dan
7
mudah untuk dicintai. Percayalah bahwa kemudian dia tidak akan pernah
meninggalkan Anda, ini penting untuk membangun "konsep diri" dan selalu
berusaha berpikir positif. Tentu saja, hal ini kadang sulit sekali untuk dilakukan;
malah yang sering terjadi kita menjadi histeris dan sulit berpikir dengan kepala
dingin.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kehidupan pernikahan, Manajemen. carasangat penting, baik komunikasi
dengan pasangan maupun dengan orangtua ataupun keluarga besar. Komunikasi yang
efektif ini diharapkan dapat menyatukan pendapat dan mengubah perilaku untuk
membentuk sebuah keluarga yang bahagia. Selain itu juga,pentingnya komunikasi yang
baik ini dalam suatu hubungan rumah tangga yaitu dapat membuat hubungan rumah
tangga berjalan dengan baik dan harmonis sebaliknya jika komunikasi yang kurang baik
maka dapat membuat hubungan di dalam keluarga pun akan menjadi berantakan.

B. Saran
Penulis sangat berharap para pembaca akan dapat lebih memahami lagi mengenai
Manajemen dan resolusi ked ala resolusi konflik dalam kehidupan perkawinan, baik
dengan pasangan, orangtua maupun keluarga besar, serta isu-isu terkait. Dan bagaimana
layanan BK dalam membantu individu yang memiliki permasalahan komunikasi ini.

9
KEPUSTAKAAN
Christine, W. S., Oktorina, M., & Mula, I. (2010). Pengaruh konflik pekerjaan dan konflik
keluarga terhadap kinerja dengan konflik pekerjaan keluarga sebagai intervening
variabel (studi pada dual career couple di Jabodetabek). Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, 12(2), 121-132.

Dharmawan, A. H. (2006). Konflik-Sosial dan Resolusi Konflik: Analisis Sosio- Budaya

(Dengan Fokus Perhatian Kalimantan Barat). In seminar peragi pontianak (pp.10-11).

Farmawati, C. (2020). Resolusi Konflik Keluarga Pada Istri Yang Memiliki Penghasilan

Lebih Tinggi Dari Suami. Motiva: Jurnal Psikologi, 3(2), 66- 77.

Kurniawan, I. N. (2016). Pendidikan pranikah dan pengasuhan Islam bagi calon pasangan
suami istri: Respon psikologi keluarga terhadap siklus tahunan perceraian dan
kekerasan terhadap anak di Indonesia. (Online). Tersedia dari:
http://www.researchgate.net.kurniawan2016-pendidikan-pernikahan dan
pengasuhan.pdf., Diakses pada 4 November 2021.

Marpaung, J., & Novitasari, K. D. (2017). Studi Deskriptif Dampak Orang Tua Yang

Berkonflik Bagi Anak. Cahaya Pendidikan, 3(1).

Maidiantius. “Konflik dalam Pernikahan”. Jurnal Jaffray:Jurnal teologi dan studi


pastoral.Rahmawati, F. A. (2021). Perbedaan kesiapan menikah pada emerging
adulthood ditinjau dari distorsi idealistis dan ekspektasi pernikahan(Doctoral
dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).

Sudira, I. N. (2017). Resolusi konflik dalam perubahan dunia. Global: Jurnal Politik
Internasional, 19(2), 156-171.

Sudirman. (2015). Konseling Perkawinan dan Pranikah. (Online). Tersedia dari:


https://baiqsitiaisah.wordpress.com/2015/05/20/konseling-perkawinan- dan
pranikah/, Diakses pada 4 November 2021.

10

Anda mungkin juga menyukai