Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih terhadap kepada semua pihak yang telah
membantu hingga makalah ini dapat diselesaikan. Kami menyadari bahwa
makalah yang kami susun ini memiliki kekurangan dan kelemahan. Untuk itu
kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan di
masa mendatang. Selanjutnya kami berharap dari makalah ini dapat menambah
ilmu bagi kami dan bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.

Pasaman Barat, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Interview/Wawancara..............................................................3
2.2 Cara-Cara Melakukan Wawancara/Interview Yang Baik..........................4
2.3 Tahap-Tahap Wawancara..........................................................................8
2.4 Jenis-Jenis Wawancara............................................................................10
2.5 Motivasi...................................................................................................11
2.6 Strategi Kesehatan Masyarakat Dalam Pelayanan Kebidanan.................17

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..............................................................................................22
3.2 Saran........................................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Interview (wawancara) merupakan salah satu metode yang cukup handal dan
sering digunakan dalam rangka menggali data dan informasi yang dibutuhkan untuk
tujuan pemeriksaan psikologis. Secara umum, wawancara memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan interaksi sosial yang akrab, percakapan, diskusi ataupun
presentasi, namun memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Menurut Budiyono
(2003) mengatakan bahwa metode wawancara (interview) adalah cara pengumpulan
yang dilakukan antara peneliti dengan subyek penelitian atau responden atau sumber
data. Dalam jurnal oleh Koichu dan Harel (2007) mengatakan “A clinical task-based
interview can be seen as a situation where the interview-interview interaction on task
is regulated by a system of explicit and implicit norms, value, and rules”.
Stewart dan Cash (2012) memberikan batasan yang spesifik tentang
wawancara ini, yaitu, "Wawancara adalah proses komunikasi interaksi antara dua
pihak yang setidaknya satu diantara mereka memiliki tujuan serius yang telah
ditetapkan dan melibatkan proses Tanya jawab tentang sesuatu". Dalam jurnal lain,
Hurst (2007: 274) mengungkapkan bahwa : “Interview were chosen as the main data
gathering strategy for the original project because it was felt that potentially ‘data
rich’ environment this afforded would provide the best context for assesistry and
probing for presence of three models of thinking (mathematical knowledge,
contextual knowledge, and strategic knowledge) both before and following the
intervention phase of project”.
Dari pengertian wawancara (interview) yang dikemukakan para ahli atau
pakar di atas dapat dijelaskan bahwa wawancara adalah situasi dimana terjadi
interaksi antara pewawancara dan yang diwawancarai dengan pedoman wawancara
berdasarkan pada hasil tugas / tes yang telah diberikan kepada yang diwawancarai.
Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data primer yang terbaik sesuai dengan
maksud dan tujuan penelitian.

1
Motivasi adalah perilaku yang ingin mencapai tujuan yang cenderung untuk
menetap. Motivasi juga merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan
keberhasilan perilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu. Motivasi bisa berasal dari
dalam diri seseorang atau pun dari luar dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam diri
sesorang disebut motivasi instrinsik, dan yang berasal dari luar adalah motivasi
ekstrinsik. Motivasi diri adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita
tanpa memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan
faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak tidak berdaya dihilangkan
menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan dimunculkan kembali
dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita capai. Dengan
demikian jika sebuah sumber motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa
harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa mengalir kembali.
Dan pada makalah ini, saya akan mencoba membahas tentang motivasi diri dan tips
untuk memotivasi diri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dalam makalah ini akan membahas beberapa permasalahan mengenai seluk
beluk yang berkaitan teknik motivasi dalam interview/wawancara, yaitu :
1. Apa pengertian interview?
2. Bagaimana cara melakukan interview yang baik?
3. Apa saja tahap-tahap dan tujuan interview?
4. Apa saja jenis-jenis interview?
5. Apa saja Teknik Motivasi dalam Interview?
6. Bagaimana Strategi Kesehatan Masyarakat Dalam Pelayanan
Kebidanan

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apa itu interview
2. Mengetahui bagaimana cara melakukan interview yang baik
3. Mengetahui apa saja tahap - tahap dan tujuan interview

2
4. Mengetahui jenis-jenis interview
5. Mengetahui apa saja teknik motivasi dalam Interview?
6. Mengetahui Bagaimana Strategi Kesehatan Masyarakat dalam pelayanan
kebidanan

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN INTERVIEW/WAWANCARA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wawancara/interview adalah tanya


jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya
mengenai suatu hal. Menurut Bungin (2007), wawancara/interview merupakan salah
satu metode pengumpulan data penelitian dimana dalam pelaksanaannya terjadi
proses percakapan untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,
organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan dengan dua pihak
yakni pewawancara (interviewer) dengan orang yang diwawancarai (interview).

Wawancara/interview digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila


peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, tetapi apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam (Ruhyat dalam Sugiyono, 2013). Wawancara adalah salah satu tahap
yang harus dilalui oleh pelamar ketika memutuskan untuk bekerja di suatu
perusahaan. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa wawancara
merupakan metode pengumpulan data dalam melakukan suatu penelitian yang dalam
pelaksanaannya terjadi proses percakapan antara pewawancara atau interviewer (yang
mengajukan pertanyaan) dengan orang yang diwawancarai/interviewee dengan tujuan
untuk memperoleh data dan informasi secara mendalam dari responden.

2.2 CARA-CARA MELAKUKAN WAWANCARA/INTERVIEW YANG


BAIK
Pewawancara harus dapat membuat suasana menjadi menarik minat
narasumbernya. Perhatikan cara berpakaian, gaya bicara, dan sikap agar
menimbulkan kesan yang simpatik. Hindari ketegangan, jangan sampai narasumber
merasa dirinya sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana menjadi terasa tegang,

4
narasumber mempunyai hak untuk membatalkan pertemuan dan meminta
pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu
mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah. Usahakan pula kita dapat
mengontrol cara berbicara kita agar terlihat sopan dan fokus pada topik pembicaraan.

Tips melakukan interview dengan baik dapat membantu anda untuk


melakukannya dengan mudah.  Siapkan mental terbaik Anda saat akan mengikuti test
wawancara kerja. Mental akan tercermin dari gaya berbicara Anda, penampilan, cara
duduk dan sebagainya.nJangan berpikir bahawa pekerjaan di depan Anda adalah
pekerjaan terakhir yang akan menentukan nasib kehidupan Anda, pikirkan bahwa di
luar sana masih banyak perusahaan yang antri membutuhkan Anda. Dengan cara ini,
Anda bisa tampil lebih tenang, tidak terburu-buru dan santai tidak gugup. Apabila
persiapan mental Anda sudah gagal, maka akan tampak secara jelas pada pengaruh
fisik Anda.

2.2.1 Sikap yang Harus Dimiliki Oleh Pewawancara


Cara yang pertama adalah memperhatikan sikap yang harus dimiliki
oleh pewawancara. Pastikan sikap – sikap ini ada di dalam diri seorang
pewawancara agar si narasumber tidak merasa terganggu dan bersikpa
kooperatif dengan kegiatan wawancara. 

Sikap – sikap tersebut diantaranya adalah :

1. Ramah

Seorang pewawancara harus ramah terhadap calon


narasumbernya. Dengan sikap ramah ini, tentunya narasumber akan
senang sehingga mereka mau memberikan waktunya untuk
diwawancarai.

2. Adil

Yang dimaksud dengan adil adalah pewawancara tidak memihak


kepada kelompok tertentu dan pewawancara harus memperlakukan

5
semua respondennya dengan sama, sehingga para narasumbernya tida
mearasa ditekan, dihakimi atau bahkan dikucilkan.

3. Netral 

Sikap ini adalah sikap yang harus dimiliki oleh pewawancara


ketika kegiatan tanya jawab sedang berlangsung. Mereka tidak boleh
mengomentari pendapat yang dikeluarkan oleh narasumber, seperti
meyetujui atau bahkan menolak pendapat narasumber.

4. Menghindari Ketegangan

Ketika wawancara sedang berlangsung, ciptakanlah kondisi yang


kondusif agar terhindar dari ketegangan, sehingga narasumber tidak
merasa terhakimi. Jika terjadi hal seperti itu, narasumber berhak
membatalkan wawancara atau meminta untuk tidak menuliskan hasil
wawancara tersebut.

2.2.2 Persiapan Sebelum Wawancara


Cara yang kedua adalah dengan melakukan persiapan sebelum
wawancara. Hal ini dilakukaan agar kegiatan ini menjadi terarah, sehingga
wawancara yang akan dilaksanakan menjadi efektif. Persiapaan yang harus
dilakukan diantaranya adalah :

a) Menghubungi atau mengkonfirmasi calon narasumber apakah mereka


siap atau bersedia untuk diwawancari baik secara langsung maupun
tidak langsung.
b) Mempersiapkan tema, atau informasi yang ingin digali dari
narasumber dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang akan
ditanyakan. Usahakan membuat pertanyaan yang bagus dengan
memperhatikan kelengkapan unsur  unsur dalam teks berita yaitu 5W
+ 1H, diantaranya adalah apa, siapa, mengapa, dimana, kapan, dan
bagaimana. Hal ini dilakukan agar wawancara yang akan dilakukan
menjadi terarah dan tidak terlalu memakan waktu.

6
c) Mempersiapakan alat – alat yang diperlukan ketika wawancara
sedang berlangsung, seperti buku catatan, pulpen, atau alat perekam.
Alat – alat tersebut sangat penting untuk dipersiapkan agar informasi
yang diberikan oleh narasumber bisa didapatkan.
d) Memperhatikan cara berpakaian. Pewawancara sebaiknya terlihat
rapih agar tidak menimbulkan kesan yang buruk terhadap
naraumbernya. Selain itu, perhatikan juga gaya berbicara dan sikap
ketika wawancara akan dimulai.
e) Menciptakan kesan yang baik. Datanglah tepat waktu apa bila telah
membuat perjanjian dengan narasumber sebelumnya, atau mintalah
dengan ramah sehingga narasumber menghargai Anda dan bersedia
untuk diwawancarai.

2.2.3 Ketika Wawancara Berlangsung


Cara selanjutnya adalah dengan memperhatikan tehnik umum ketika
melakukan suatu wawancara. Berikut ini adalah pedoman umum ketika
melangsungkan wawancara.

a) Perkenalkanlah terlebih dahulu identitas diri Anda dan darimana Anda


berasal. Hal ini untuk mengindari kecurigaan yang mungkin timbul di
dalam diri narasumber, sehingga mereka bisa dengan tenang menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan.
b) Lakukan pendekatan secara tidak langsung dan menciptakan suasana
yang kondusif dengan narasumber. Ini bisa dilakukan dengan bertanya
identitas narasumber dan bisa juga menanyai narasumber tentang hobi
atau kesenangan mereka. Jika pembicaraan sudah mulai hangat, barulah
menghubungkannya dengan topik yang akan Anda bicarakan.
c) Mulailah dengan pertanyaan –pertanyaan ringan terlebih dahulu dan
barulah menuju pertanyaan – pertanyaan yang sulit dan membutuhkan
penjelasan yang lebih panjang.

7
d) Dengarkan narasumber ketika menjawab pertanyaan dengan sekasama
dan tulislah jawaban – jawaban tersebut dengan menuliskan point –
pointnya saja. Jika menggunakan alat perekam, pastikan alat perekam
telah berjalan dengan baik.
e) Jangan pernah sekali – kali memotong pembicaraan narasumber ketika
sedang berbicara. Jika mereka telah selesai menjawab, barulah
pewawancara menanyakan hal lainnya. 
f) Ada baiknya kita merespon narasumber dengan respon – respon
sederhana seperti mengangguk agar narasumber merasa diperhatikan. 
g) Jangan pernah meminta narasumber untuk mengulangi jawaban yang
telah diutarakan.
a. Hindarilah pertanyaan – pertanyaan yang bisa menyinggung,
menyudutkan, atau menghakimi narasumber.
h) Setelah wawancara selesai, usahakan tetap menciptakan suasana yang
hangat dengan cara menyampaikan terimakasih dan mendoakan
narasumber.
i) Setelah itu, tulislah hasil wawancara itu ke dalam sebuah teks berita
dengan penyusunan yang baik dan benar.

2.3 TAHAP-TAHAP WAWANCARA


Wawancara biasanya dilakukan dalam beberapa tahap. Berikut beberapa tahap
wawancara :
A. Wawancara Pendahuluan
Wawancara pendahuluan merupakan tahapan awal yang dilakukan oleh
perusahaan atau lembaga lain yang biasa disebut outsource. Outsource pada
umumnya merupakan lembaga yang menangani proses penyeleksian karyawan
yang sering bekerja sama dengan perusahaan, terutama perusahaan besar.
Tujuan dari wawancara pendahuluan ini adalah :
1) Untuk menyortir sejumlah besar calon secara efisien.

8
2) Untuk menyingkirkan pelamar yang tidak memenuhi persyaratan dari
proses penerimaan karyawan.
B. Wawancara Panel
Wawancara panel merupakan tahapan wawancara, untuk menilai pelamar
secara lebih mendetail. Pewawancara akan menilai jawaban, tindakan, dan sikap
dari pelamar. Calon pelamar diberikan pertanyaan atau kasus mengenai suatu
kejadian, kemudian, dituntut untuk berdiskusi dan melakukan pemecahan
masalah.
Dari tahap ini, akan terlihat sikap dan sifat pelamar dalam menangani
masalah, berdiskusi dengan orang lain, kekuatan analisis dan mempertahankan
pendapat. Kemudian akan dinilai, apakah pelamar merupakan orang yang
dikehendaki perusahaan atau tidak.
C. Wawancara Akhir
Wawancara akhir merupakan tahapan terakhir dari proses wawancara.
Apabila wawancara awal dan wawancara panel bisa dilakukan oleh pihak
outsource, maka untuk wawancara akhir ini biasanya akan dilakukan oleh pihak
perusahaan langsung. Pewawancara biasanya dari bagian Human Resource and
Development (HRD), bahkan beberapa direktur dan komsaris pun biasanya turun
tangan dalam melakukan wawancara ini.
Tujuan dari wawancara akhir adalah :
1) Memaparkan manfaat yang akan diperoleh jika pelamar bergabung
dalam sebuah perusahaan.
2) Mengetahui lebih detail berkaitan dengan kepribadian pelamar.
3) Bernegosiasi tentang gaji dan tunjangan yang akan diterima apabila
menjadi karyawan perusahaan tersebut.

9
2.4 JENIS-JENIS WAWANCARA
Dalam wawancara terbagi menjadi tiga jenis antara lain sebagai berikut :
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur merupakan jenis wawancara yang
dilakukan oleh pewawancara yang biasanya pewawancara sudah
menyiapkan pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan tersebut
biasanya diajukan sama kepada para calon pelamar dengan urutan
tertentu. Biasanya digunakan untuk penyaringan pelamar dan
mengevaluasi berbagaai sifat dari para pelamar
b. Wawancara Terbuaka atau Tidak Terstruktur
Wawancara terbuka merupakan jenis wawancara yang
mendorong dialog bebas antara pewawancara dengan yang
diwawancara. Pertanyaan yang diajukan pada umumnya sepontan,
bersifat umum, dan terbuka. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkap dan mengidentifikasi keterampilan, kepribadian, dan
factor sukses yang penting bagi pelamar.
c. Wawancara Stres
Wawancara stress merupakan jenis wawancara yang dilakukan
untuk melihat sejauh mana pelamar menangani pekerjaan yang rumit
dan berada di bawah tekanan dan berpotensi menimbulkan stress.
Biasanya pelamar dihadapkan pada sederetan situasi yang membuat
stres, kemudian akan terlihat sikap, tindakan, dan kualitas pelamar
ketika menghadapi tekanan dan masalah dalam pekerjaan.

Ketiga jenis wawancara tersebut biasanya dilakukan untuk perindividu


pelamar, namun beberapa organisasi melakukan wawancara kelompok untuk
melihat interaksi diantara pelamar serta keterampilan komunikasi

10
2.5 MOTIVASI
2.5.1 Pengertian Motivasi
Motif berasal dari bahasa Latin movere yang berati bergerak atau bahasa
Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri,
tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor
internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi. Motivasi adalah
keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan
(Walgito, 2004: 220). Sedangkan menurut Plotnik (2005:328), motivasi mengacu
pada berbagai faktor fisiologi dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan
aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.
Motivasi Diri adalah motivasi yang berasal dari dalam diri kita sendiri.
Motivasi diri merupakan sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa
memerlukan bantuan orang lain. Kita memiliki kemampuan untuk mendapatkan
alasan atau dorongan untuk bertindak. Proses mendapatkan dorongan bertindak ini
pada dasarnya sebuah proses penyadaran akan keinginan diri sendiri yang biasanya
terkubur. Setiap orang memiliki keinginan yang merupakan dorongan untuk
bertindak, namun seringkali dorongan tersebut melemah karena faktor luar.
Melemahnya dorongan ini bisa dilihat dari hilangnya harapan dan ketidak berdayaan.
Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan
kita. Rasa tidak tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa
yang diinginkan bisa kita capai. Dengan demikian jika sebuah sumbat motivasi
(dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi
dalam  tubuh   kita  bisa  mengalir kembali. Membangun impian adalah salah satu
cara memotivasi diri sendiri. Namun, membangun impian bisa tidak berguna jika
hambatan-hambatan pada diri sendiri masih ada. Inilah mengapa banyak orang yang
tidak mau bermimpi, sebab ada sebuah faktor yang masih belum diselesaikan, yaitu
faktor keberdayaan. Jadi, sebaiknya sebelum kita membangun mimpi, kita harus

11
membangin rasa percaya diri terlebih dahulu. Jika tidak, membangun impian bisa
percuma. Buat apa mimpi besar jika kita tidak percaya diri untuk mencapainya?.
Impian yang besar tanpa kepercayaan diri seperti mimpi di siang bolong,
angan-angan, atau khayalan belaka. Mereka mengatakan ingin, tapi tidak ada
tindakan yang terjadi. Hanya ada dua penyebab, harapan meraih mimpi yang tidak
ada dan/atau mereka merasa tidak mampu meraih impian tersebut.
2.5.2 Faktor Motivasi
Dalam berbagai buku NLP disebutkan bahwa hanya ada dua faktor motivasi
diri yaitu mengejar kenikmatan dan menghindari kesengsaraan atau rasa sakit.
Namun jika dipersempit lagi, hanya ada satu faktor motivasi, yaitu cinta. Semakin
besar cinta kita, akan semakin besar motivasi yang bangkit. Contohnya, hanya karena
putus cinta, kita mampu berbuat nekat untuk bunuh diri. Berarti itu menggmbarkan
betapa kuatnya cinta sehingga bias menghilangkan akal sehat seseorang dan
menggerakkan dirinya melakukan aksi bunuh diri. Tapi, cinta juga bisa menghasilkan
perilaku ajaib yang positif, seperti ada seorang pecandu narkoba yang sudah benar-
benar tidak dapat ditolong lagi, ketika dia menemukan seseorang yang bisa mengerti
dirinya, dan dapat membimbingnya menjadi lebih baik, si pecandu itu pun jatuh cinta
kepadanya, si pecandu akan dengan tiba-tiba dan tidak diperkirakan, segera merubah
perilaku negatifnya itu menjadi manusia yang lebih baik, hanya agar seseorang yang
istimewa itu tetap berada di sisinya untuk selamanya. Kekuatan cinta ini dapat
dimanfaatkan  untuk mendapatkan motivasi diri. Tentu saja, tidak sebatas cinta
terhadap lawan jenis, tetapi cinta kepada hal lainnya juga. Saat Anda mencintai
pekerjaan Anda, Anda akan memiliki motivasi yang cukup saat bekerja. Lihatlah
pemasin sepak bola, di tengah jadwal yang ketat, mereka tetap enjoy bermain di
lapangan, karena mereka mencintai profesinya sebagai pesebak bola.

2.5.3 Cara Membangun Motivasi Diri


1. Ciptakan sensasi
Ciptakan sesuatu yang dapat “membangunkan” dan
membangkitkan gairah kita saat pagi menjelang. Misalnya, kita berpikir

12
esok hari harus mendapatkan keuntungan 1 milyar rupiah. Walau
kedengarannya mustahil, tapi sensasi ini kadang memacu semangat kita
untuk berkarya lebih baik lagi melebihi apa yang sudah kita lakukan
kemarin.
2. Kembangkan terus tujuan kita
Jangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan
hidup yang terlalu sederhana membuat kita tidak memiliki kekuatan lebih.
Padahal untuk meraih sesuatu kita memerlukan tantangan yang lebih
besar, untuk mengerahkan kekuatan kita yang sebenarnya. Tujuan hidup
yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam
hidup kita.
3. Memikirkan saat kematian datang
Kita perlu memikirkan saat kematian datang, meskipun gejala ke
arah itu tidak dapat diprediksikan.Membayangkan saat-saat terakhir dalam
hidup ini sesungguhnya merupakan saat-saat yang sangat sensasional.
Kita dapat membayangkan ‘flash back’ dalam kehidupan kita. Sejak kita
menjalani masa kanak-kanak, remaja, hingga tampil sebagai pribadi yang
dewasa dan mandiri. Jika kita membayangkan ‘ajal’ kita sudah dekat,
akan memotivasi kita untuk berbuat lebih banyak lagi selama hidup kita.
4. Tinggalkan teman yang tidak perlu
Jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat
mendorong kita mencapai tujuan.Sebab, siapapun teman kita, seharusnya
mampu membawa kita pada perubahan yang lebih baik. Ketahuilah
bergaul dengan orang-orang yang optimis akan membuat kita berpikir
optimis pula. Bersama mereka hidup ini terasa lebih menyenangkan dan
penuh motivasi.
5. Hampiri bayangan ketakutan
Saat kita dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan
melarikan diri dari bayangan tersebut.Misalnya selama ini kita takut akan
menghadapi masa depan yang buruk. Datang dan nikmati rasa takut kita

13
dengan mencoba mengatasinya. Saat kita berhasil mengatasi rasa takut,
saat itu kita telah berhasil meningkatkan keyakinan diri bahwa kita
mampu mencapai hidup yang lebih baik.
6. Ucapkan “selamat datang” pada setiap masalah
Jalan untuk mencapai tujuan tidak selamanya semulus jalan
tol. Suatu saat kita akan menghadapi jalan terjal, menanjak dan penuh
bebatuan. Jangan memutar arah untuk mengambil jalan pintas. Hadapi
terus jalan tersebut dan pikirkan cara terbaik untuk bisa melewatinya. Jika
kita memandang masalah sebagai sesuatu yang mengerikan, kita akan
semakin sulit termotivasi. Sebaliknya bila kita selalu siap menghadapi
setiap masalah, kita seakan memiliki energi dan semangat berlebih untuk
mencapai tujuan kita.
7. Mulailah dengan rasa senang
Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan hidup kita. Coba
nikmati hidup dan jalan yang kita tempuh. Jika sejak awal kita sudah
merasa ‘tidak suka’ rasanya motivasi hidup tidak akan pernah kita miliki.
8. Berlatih dengan keras
Tidak bisa tidak, kita harus berlatih terus bila ingin mendapatkan
hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat kita raih jika kita
terus berusaha keras. Semakin giat berlatih semakin mudah pula
mengatasi setiap kesulitan.
2.5.4 Teknik Motivasi dalam Interview
Suatu teknik sangat baik diterapkan pada kondisi tertentu, tetapi kurang
efektif  pada kondisi yang lain. Oleh karena itu yang terpenting adalah bagaimana
menentukan suatu teknik yang cocok pada kondisi yang ada, sehingga motivasi dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Di bawah ini dijelaskan teknik-teknik yang dapat
diterapkan oleh motivator  dalam memotivasi kelompok sasaran agar mau menjadi
belajar dan merubah perilaku menjadi baik.

14
Teknik-teknik tersebut adalah :
A. Teknik Ajakan (Persuasi) yaitu :
Suatu teknik motivasi yang dilakukan dengan cara menjelaskan atau
mengajak kelompok sasaran agar memahami dan mau menjadi sasaran yang
belajar sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Pada teknik ini motivator
menunjukan manfaat dari suatu kegiatan dan menunjukan akan dampak bila
tidak mengikuti kegiatan tersebut. Dengan harapan kelompok sasaran menyadari
akan manfaat suatu kegiatan dan termotivasi dirinya untuk melakukan kegiatan
yang dianjurkan tersebut.
B. Teknik Rangsangan (Stimulasi) yaitu :
Suatu teknik motivasi yang dilakukan dengan cara menjelaskan atau
merangsang kelompok sasaran dengan imbalan tertentu sehingga memahami dan
mau menjadi sasaran untuk belajar sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Pada
teknik ini Motivator merangsang kelompok sasaran agar mau menjadi warga
belajar untuk mengikuti program belajar yang akan dilaksanakan dengan cara
menyediakan hadiah, memberikan berbagai bentuk penghargaan, dengan cara
perlombaan atau pemberian harapan.

C. Teknik sangsi atau Paksaan Sosial yaitu :


Suatu teknik motivasi yang dilakukan dengan cara menjelaskan dan
menekankan akibat (sangsi) yang akan dialami oleh kelompok sasaran, sehingga
mereka mengerti dan mau menjadi sasaran untuk belajar sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya. Pada teknik ini motivator memberikan ancaman ringan
kepada kelompok sasaran yang tidak mau menjadi warga belajar tanpa alasan
tertentu.
D. Teknik Riak Air yaitu :
Suatu teknik motivasi yang dilakukan dengan cara menjelaskan atau
menyampaikan pesan dengan menggunakan sasaran antara. Pada teknik ini
motivator menyampaikan pesan yang isinya mengenai kegiatan belajar dengan

15
menggunakan sasaran antara, kemudian sasaran antara tersebut tersebut akan
menyebarluaskan kepada kelompok sasaran.
E. Teknik Tempat Strategis yaitu :
Suatu teknik motivasi yang dilakukan dengan cara memilih tempat-
tempat tertentu yang dianggap strategis seperti pasar, warung, surau, tempat-
tempat hiburan dan lain-lain. Pada teknik ini motivator dalam menyampaikan
motivasi selalu melihat situasi dimana motivasi itu dapat dilakukan.
F. Teknik Anjangsana (Kunjungan ke rumah/kunjungan keluarga) yaitu :
Suatu teknik motivasi yang dilakukan dengan cara mengunjungi atau
mendatangi rumah kelompok sasaran. Pada teknik ini motivator mendatangi
rumah kelompok sasaran dan di sana ia menjelaskan, mendiskusikan dan
melakukan tanya jawab mengenai bahan atau materi motivasi dengan tujuan
yang telah dirumuskan.
G. Kunjungan ketempat kerja yaitu :
Suatu teknik motivasi yang dilakukan dengan cara mendatangi tempat
kerja kelompok sasaran. Pada teknik ini motivator menjelaskan, mendiskusikan
dan melakukan tanya jawab dengan kelompok sasaran.
H. Teknik Undangan yaitu :
Suatu teknik motivasi yang dilakukan dengan cara mengundang
kelompok sasaran ke suatu tempat. Dalam memilih tempat untuk pelaksanaan
motivasi hendaknya dipilih tempat yang mudah dijangkau oleh para kelompok
sasaran seperti Balai Desa, Gedung Sekolah, Lapangan, Mesjid dan lain-lain
sebagainya.
I. Teknik penggunaan Media Tertulis dan Media Non Tertulis yaitu :
Suatu teknik motivasi yang dilakukan dengan cara menggunakan media
tertulis dan media non tertulis kepada kelompok sasaran. Pada teknik ini
motivator tidak mendatangi warga belajar secara langsung, tetapi ia
menggunakan media baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis kepada warga
belajar. Media tertulis yang sering digunakan dalam teknik ini adalah :

16
1) Bulletin
2) Poster
3) Leaflet
4) Folder
5) dan lain sebagainya
Sedangkan media non tertulis yang sering dipakai adalah :
1) Film
2) kaset
3) Siaran Radio
4) Slide
5) dan sebagainya.

Dari teknik-teknik yang telah dijelaskan di atas, dapat dipilih mana lebih cocok
dengan situasi dan kondisi yang ada.

2.6 STRATEGI KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN
2.6.1 STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN

Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup


masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial
budaya dll. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat
sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan dari
masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap
kemampuan yang mereka miliki.
1) Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat
Definisi dari pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat yaitu
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan
partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk

17
memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor
sosial, ekonomi dan budaya setempat.
Pada saat petugas kesehatan melaksanakan pendekatan edukatif dalam peran
serta masyarakat pastilah mempunyai tujuan. Tujuan  pendekatan edukatif antara
lain :
1. Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan
masalah kebidanan komunitas.
2. Mengembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan
memecahkan masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas
kemampuan.

Pendekatan edukatif mempunyai strategi dasar yang dipakai dalam memenuhi


pelayanan kebidanan komunitas, yaitu :
a)Mengembangkan provider.
Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap
pendekatan yang ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan. Langkah-
langkah pengembangan provider :
1) Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat.
Bertujuan untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan
kebijakan nasional atau regional. Bentuknya pertemuan perorangan,
dalam kelompok kecil, pernyataan beberapa pejabat yang berpengaruh.
2) Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai tingkat
administrasi sampai dengan tingkat desa. Tujuan yang akan dicapai
adalah adanya kesepahaman, memberi dukungan dan merumuskan
kebijakan serta pola pelaksanaan secara makro. Berbentuk lokakarya,
seminar, raker, musyawarah.
3) Pengumpulan data oleh sektor kecamatan/desa. Merupakan pengenalan
situasi dan masalah menurut pandangan petugas/provider. Macam data
yang dikumpulkan meliputi data umum , data khusus dan data perilaku.

18
Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk
mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sebatas kemampuan.
Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk menentukan masalah,
merencanakan alternatif, melaksanakan dan menilai usaha pemecahan masalah yang
dilaksanakan. Langkah– langkahnya meliputi pendekatan tingkat desa, survei mawas
diri, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan dan pembinaan.
 
2) Pelayanan Yang Berorientasi Pada Kebutuhan Masyarakat
Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan
prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk
berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber –
sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong
royong. Agar dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, bidan harus dapat melakukan komunikasi yang baik dengan masyarakat.
Komunikasi tersebut melibatkan lebih banyak proses mendengarkan dan pada proses
berbicara, merupakan suatu proses interaksi yang tetap yang ditujukan untuk suatu
kesepakatan. Komunikasi yang baik akan membentuk pengetahuan dan tanggung
jawab orang-orang yang terlibat didalamnya.
Komunikasi yang baik dapat menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dan
memperlihatkan pandangan dan opini mereka dihargai. Selanjutnya hal ini dapat
membuat masyarakat mau mengambil keputusan sendiri dan mengusulkan ide-
idenya. Bebrapa hal yang perlu diperhatikan seorang bidan dalam berkomunikasi
kepada masyarakat adalah sebagai berikut :
a) Jangan terlalu banyak bicara, cobalah untuk tidak menyela
b) Jangan meneruskan kaliamt mereka/mengantisipasi apa yang sedang mereka
ucapkan
c) Tanyakan apabila anda merasa kurang jelas
d) Lebih baik membicarakan sesuatu dengna cara tatp muka, daripada
berkomunikasi secara tertulis.

19
Ada 3 jenis pendekatan :
1) Specifict Content Approach

yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah, melalui


proposal program kepada instansi yang berwenang. Contoh : pengasapan pada
kasus DBD
2) General Content objective

yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang


kesehatan dalam wadah tertentu. Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi,
gizi, KIE dsb.
3) Proses Objective approach

masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai


kemampuan. Contoh : kader
 
3) Menggunakan Atau Memanfaatkan Fasilitas Dan Potensi Yang Ada Di
Masyarakat
Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan rendahnya status sosial –
ekonomi yang akibatkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara diri sendiri
(self care) sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak pada status kesehatan
keluarga dan masyarakat juga produktivitasnya.
Definisi dari program ini yaitu :
a) Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,
membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan
menguasai lingkungan fisiknya.
b) Pengembangan manusia yang tujuannya adalah untuk
mengembangkan potensi dan kemampuan manusia mengontrol
lingkungannya.

20
Langkah – langkah dari program ini antara lain.
a) Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan
b) Tingkatkan mutu potensi yang ada
c) Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
d) Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
 Prinsip – prinsip dalam mengembangkan masyarakat :
a) Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.
b) Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.
c) Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan
dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya.
d) Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi
sebagai katalisator untuk mempercepat proses.

Bentuk – bentuk program masyarakat :


a) Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi dengan
dinas terkait/kerjasama lintas sektoral.
b) Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada salah
satu instansi/departemen yang bersangkutan saja secara khusus untuk
melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas program
c) Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha – usaha
terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan kebutuhan
wilayah tersebut.
  Tugas Dan Tanggung Jawab Bidan : 
1) Pelaksana asuhan atau pelayanan kebidanan..
2) Melaksanakan asuhan kebidanan dengan standar profesional.
3) Melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil normal dengan komplikasi, patologis
dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
4) Melaksanakan asuhan ibu bersalin normal dengan komplikasi, patologis dan
resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.

21
5) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dengan komplikasi,
patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
6) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan menyusui normal dengan
komplikasi, patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
7) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan
klien/keluarga.
8) Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan sistem
reproduksi dengan melibatkan klien/keluarga.
9) Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas melibatkan klien/keluarga.
10) Melaksanakan pelayanan keluarga berencana melibatkan klien/keluarga.
11) Melaksanakan pendidikan kesehatan di dalam pelayanan kebidanan.

Pengelola Pelayanan KIA/KB :

1) Mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama pelayanan kebidanan


untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat diwilayah kerjanya
dengan melibatkan keluarga dan masyarakat.
2) Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan program
sektor lain diwilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi,
kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada diwilayah kerjanya.
3) Pendidikan klien, keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan.
Melaksanakan bimbingan/penyuluhan, pendidikan pada klien, masyarakat dan
tenaga kesehatan termasuk siswa bidan/keperawatan, kader, dan dukun bayi yang
berhubungan dengan KIA/KB
4) Penelitian dalam asuhan kebidanan. Melaksanakan penelitian secara mandiri atau
bekerjasama secara kolaboratif dalam tim penelitian tentang askeb.

  Tugas Tambahan Bidan :


1) Upaya perbaikan kesehatan lingkungan.

22
2) Mengelola dan memberikan obat – obatan sederhana sesuai dengan
kewenangannya.
3) Survailance penyakit yang timbul di masyarakat.
4) Menggunakan tehnologi tepat guna kebidanan.

BAB III
PENUTUP

23
3.1 KESIMPULAN

Wawancara/interview adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan


untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Wawancara
merupakan salah satu metode pengumpulan data penelitian dimana dalam
pelaksanaannya terjadi proses percakapan untuk mengonstruksi mengenai orang,
kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan
dengan dua pihak yakni pewawancara (interviewer) dengan orang yang diwawancarai
(interview).

Kesiapan yang matang tentunya akan menunjukkan kompetensi petugas


dalam memberikan motivasi dalam interview di mata klien. Jadi, jangan lupa untuk
selalu mempersiapkan diri dan pastikan Anda menampilkan diri Anda yang terbaik 
dalam wawancara. Pewawancara harus dapat membuat suasana menjadi menarik
minat kliennya. Perhatikan cara berpakaian, gaya bicara, dan sikap agar menimbulkan
kesan yang simpatik. Hindari ketegangan, jangan sampai klien merasa dirinya sedang
dihakimi atau diuji.

Strategi pelayanan kebidanan di komunitas ada 3 yaitu pendekatan edukatif


dalam peran serta masyarakat, Pelayanan Yang Berorentasi Pada Kebutuhan
Masyarakat, Menggunakan/Memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di
masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola
hidup masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi,
sosial budaya dll. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat
sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan dari
masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap
kemampuan yang mereka miliki.

Untuk melaksanakan program strategi pelayanan kebidanan di dalam


masyarakat, bidan tidak terlepas dari tugas dan tangggung jawabny kebidanan. Tugas
dan tanggung jawab kebidanan. Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang

24
untuk memberikan pelayanan yang meliputi : pelayanan kebidanan, pelayanan
keluarga berencana, dan pelayanan kesehatan masyarakat.

3.2 SARAN
1. Bagi Institusi
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun tentang teknik motivasi dalam interview dan strategi pelayanan
kebidanan
2.  Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
tentang teknik motivasi dalam interview dan strategi pelayanan kebidanan
3. Bagi Pembaca
Diharapkan untuk petugas kesehatan agar meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

25
Buku Teknik-teknik Motivasi Proyek Pembinaan Tenaga pendidik Dirjen PLS
Debdikbud Jakarta 2009
http://www.kelasindonesia.com/2015/05/teknik-cara-wawancara-yang-baik-secara-
lengkap.html
http://jurnal.usu.ac.id/index.php/flow/article/view/404
Kusumastuti, Yatri Indah. 2009. Komunikasi Bisnis (Membangun Hubungan Baik
dan Kredibilitas). Bogor : IPB Press.
Purwanto,Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (edisi keempat). Jakarta: Erlangga
http://www.penalaran-unm.org/artikel/penelitian/373-jenis-jenis-wawancara.html

26

Anda mungkin juga menyukai