PENDAHULUAN
2.1 HACCP
2.1.1 Pengertian
HACCP merupakan sistem yang mengidentifikasi bahaya spesifik yang
mungkin timbul dan cara pencegahan untuk mengendalikan bahaya tersebut. Bahya
tersebut berasal dari bahan biologi, kimia atau fisik, atau kondisi yang dapat
menimbulkan resiko kesehatan yang tidak diinginkan terhadap konsumen. Control
point (CP: titik kendali/kontrol) adalah setiap titik, tahap atau prosedur yang dapat
mengendalikan faktor biologi, kimia daan fisik. Critical Control Point (CCP : titik
kendali/kontrol kritis) adalah setiap titik, tahap atau prosedur pada suatu sistem
makanan yang jika tidak terkendali dapat mengakibatkan risiko kesehatan yang
tidak diinginkan.
2.1.2 Prinsip
HACCP merupakan suatu pendekatan sistematik untuk menjamin keamanan
makanan, terdiri dari tujuh prinsip, yaitu:
1. Mengidentifikasi bahaya dan penetapan resiko
2. Penetapan CCP (Critical Control Point)
3. Penetapan limit/batas kritis
4. Pemantauan CCP
5. Tindakan koreksi terhadap penyimpangan
6. Verifikasi
7. Dokumentasi
2.1.3 Identifikasi Bahaya dan Penetapan Resiko
Identifikasi bahaya adalah evaluasi spesifik terhadap produk pangan dan
bahan mentah serta bahan tambahan untuk menentukan risiko terhadap adanya
bahaya kesehatan.
a. Jenis Bahaya
Jenis bahaya yang mungkin terdapat didalam makanan dibedakan atas
tiga kelompok bahaya, yaitu:
1) Bahaya biologis disebabkan oleh bakteri patogen, virus, parasit
yang dapat menyebabkan keracunan, penyakit infeksi, atau
infestasi.
2) Bahaya kimia disebabkan karena tertelannya toksin alami atau
bahan kimia yang beracun baik yang ditambahkan secara sengaja
maupun tidak sengaja.
3) Bahaya fisik disebabkan karena tertelannya benda – benda asing
yang seharusnya tidak boleh terdapt pada makanan. Bahaya fisik
dapat timbul selama pemanenan, penanganan, pengolahan,
pengemasan, penghidangan dan sebagainya, seperti pecahan kayu,
pecahan gelas, kerikil, logam, serangga, rambut dan lain – lain.
b. Identifikasi Bahaya
Pada tahap ini diidentifikasi bahaya – bahaya potensial yang
berhubungan dengan produksi makanan pada setiap tahap, mulai dari
pemeliharaan, pengolahan, distribusi sampai konsumsi, kemudian diteliti
kemungkinan terjadinya bahaya tersebut dan mengidentifikasi cara – cara
pencegahan untuk mengendalikannya.
Tabel 2.1
Pengelompokan Produk Berdasarkan Bahayanya
Kelompok Karakteristik Bahaya
Bahaya
Bahaya A Kelompok produk khusus yang terdiri dari produk
nonsteril yang ditujukan untuk konsumen beresiko
tinggi seperti bayi, orang sakit, orang tua dan
sebagainya
Bahaya B Produk mengandung bahan yang sensitif terhadap
bahaya biologis, kimia, dan fisik.
Bahaya C Didalam proses produksi tidak terdapat tahap yang
dapat membunuh mikroorganisme berbahaya atau
mencegah/menghilangkan bahaya kimia atau fisik
Bahaya D Produk yang kemungkinan mengalami pencemaran
kembali setelah pengolahan sebelum pengemasan.
Bahaya E Kemungkinan dapat terjadi kontaminasi kembali
selama distribusi, penjualan atau penanganan oleh
konsumen, sehingga produk menjadi berbahaya bila
dikonsumsi.
Bahaya F Tidak ada proses pemanasan setelah pengemasan
yang dapat menghilangkan bahaya biologis atau tidak
ada cara konsumen untuk mendeteksi, menghilangkan
bahaya kimia atau fisik.
c. Penetapan Resiko
Setiap produk diidentifikasi terhadap kemungkinan mengandung
bahaya A sampai F, kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori
resiko.
Tabel 2.2
Kategori Penetapan Resiko
2.1.6 Pemantauan
2.1.8 Verifikasi
2.1.9 Dokumentasi
· Tidak merangsang.
BAB III
d. Cara membuat :
· Daging ayam dipotong – potong lalu dicuci
· Semua bumbu dihaluskan kemudian ditumis
· Masukkan daging ayam dan santan rebus selama 30 menit
· Panggang daging ayam yang telah direbus sampai 15 menit
Berikut hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan makanan :
a. Konsumen atau pasien
Pasien yang dilayani yaitu pasien kelas II dan III pada menu makan siang hari ke
VI (enam)
b. Satuan atau porsi
Setiap pasien diberikan 1 porsi ayam bakar
c. Pengolahan
1. Penerimaan
a) Daging ayam diterima, ditimbang dengan spesifikasi :
Baru, padat, 50 – 75 gr/potong
b) Bumbu (Cabe merah giling, bawang merah, bawang putih,
jahe, lengkuas, kunyit, serai, daun salam, daun jeruk, daun
kunyit, santan dan garam) diterima dan ditimbang dengan
spesifikasi untuk bawang merah dan bawang putih yaitu
kering, bersih, padat, tua, besarnya merata, tidak busuk, dan
untuk spesifikasi jahe, lengkuas, kunyit yaitu segar atau baru,
bersih dan tidak bercampur pasir atau tanah, dan untuk bumbu
– bumbu rempah kering dan dengan spesifikasi kering, bersih,
padat dan tidak berserbuk. Daun jeruk, daun salam, daun
kunyit dan serai, segar atau baru, hijau tidak berulat, dan
bersih.
2. Persiapan
a) Daging ayam dicuci dengan air mengalir
b) Bumbu : untuk cabe merah giling, bawang merah, bawang
putih, kemiri, jahe, kunyit, lengkuas, garam dikeluarkan dari
ruang penyimpanan kemudian dihaluskan dengan blender
c) Daun salam, daun jeruk, daun kunyit
d) Serai di memarkan
3. Cara Pembuatan
a) Daging ayam dicuci, dipotong
b) Bumbu yang sudah dihaluskan campur dengan bahan lainnya
sambil dicampur, kemudian ditumis
c) Kemudian masukkan daging ayam, aduk – aduk tambahkan
santan
d) Masak sampai daging ayam empuk sekitar 30 menit
e) Setelah itu angkat dan panggang daging ayam sekitar 15
menit
4. Pendistribusian
Pendistribusian ayam bakar yaitu menggunakan sistem
sentralisasi. Ayam bakar yang telah diporsikan kedalam plato atau
ompreng selanjutnya didistribusikan kepada pasien.
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Keterangan :
3.10 Kategori Resiko
Tabel 3.8
Dokumentasi Pengawasan Mutu Lauk Hewani Makanan Biasa Pada Hari Senin, Tanggal 6 Mei 2013
Pemantauan
Tahapan Jenis Bah CCP Tindakan Dokumen
Critical limit Apa Bagaima Verifikasi
Proses aya No. koreksi tasi
na
Tahap Pen Kimia 3.11.2 Pembakaran Pembakaran Pengama Dalam proses p Masakan Buku
golahan terlalu lama dilakukan tan embakaran daging laporan
dapat tidak terlalu bahan makanan pada waktu dan
mengakibatkan lama untuk tidak terlalu yang tepat, memo ser
bertambahnya menghindari lama dan alat masak ta foto.
zat-zat radikal peralatan bersih dan
berbahaya bebas. pembakaran daging
pemicu kanker, dibersihkan ayam
yaitu zat terlebih dahulu. tidak goson
karbon. g.
Tahap Pen Biologi 3.11.3 Pencucian alat Kebersihan Pengama Alat Pilih perala Buku
distribusia & fisik penyajian yang alat tan penyajian maka tan laporan
n kurang bersih, penyajian ma nan harus penyajian dan
sebagai kanan. bersih makanan y memo ser
pencetus ang bersih ta foto.
tumbuhnya ata
u tercemar
bakteri E-colli
dan Salmonella
sp Kebersihan
alat penyajian
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan pada tanggal 6
Mei 2013 pada saat makan siang, terlihat bahwa pada penerapam HACCP
pembuatan ayam bakar yang menjadi Critical Control Point (CPP) terdapat pada
tahap pengolahan makanan dan pendistribusian makanan. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
4.1 CCP Tahap Pengolahan.
Pada tahap pengolahan yang menjadi titik pengendali kritis adalah pada
saat proses pembakaran ayam. Ditakutkan saat pembakaran ayam yang terlalu
lama akan mengakibatkan terkontaminasinya makanan dengan radikal bebas
yang dapat menyebabkan penyakit kanker. Yaitu zat yang terdapat pada zat arang
bekas api atau zat karbon.
Untuk mengendalikan hal tersebut, perlu ada pengawasan yang ekstra
dalam proses pembakaran. Lama waktu pembakaran adalah salah satu faktor
yang harus diawasi. Waktu untuk melakukan proses pembakaran ayam sebaiknya
dalam waktu sebentar dan jangan sampai gosong, karena dipengolahan
sebelumnya ayam telah direbus dahulu dengan bumbu-bumbu.
4.2 CCP Tahap Pendistribusian.
Pada tahap pendistribusian yang menjadi titik pengendali kritis yaitu
terletak pada tempat penyajian makanan, diakibatkan karena pencucian peralatan
penyajian yang kurang bersih. Sehingga, peralatan penyajian makanan tersebut
dapat menjadi sumber bersarangnya bakteri E-colli dan Salmonella sp yang
membahayakan kesehatan pasien.
Untuk mengendalikan hal tersebut, perlu adanya pengawasan dalam
proses pencucian peralatan yang digunakan untuk penyajian makanan.
Pencucian peralatan penyajian seharusnya benar-benar diperhatikan
kebersihannya dan dengan menggunakan pembersih yang ramah
lingkungan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.
Pada proses peneapan pembuatan Ayam Bakar di Instalasi Gizi
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru terdapat beberapa bahaya yang mungkin
terjadi di beberapa tahapan proses produksinya. Dari hasil analisa bahaya
berdasarkan pengamatan di lapangan, tahapan – tahapan yang termasuk
CCP dalam pembuatan Ayam Bakar adalah produk Ayam Bakar itu sendiri,
proses pengolahan dan pendistribusian. Hal ini dapat dicegah dengan
memperhatikan indikator keamanan pangan dan proses yang sesuai dengan
hygiene dan sanitasi yang baik.
5.2 Saran.
Ø Harus memperhatikan segi hygienitas pada tiap proses produksi, mulai
penerimaan hingga distribusi dan makanan dikonsumsi, misalnya dengan
selalu mempergunakan sarung tangan saat menjamah makanan.
Ø Dalam proses pemasakan sebaiknya diperhatikan waktu dan suhu yang
sesuai dengan proses pemasakan untuk membantu mematikan bakteri
yang mungkin tumbuh.
Ø Perlu memperhatikan holding time untuk mengurangi risiko kontaminasi,
dan pada waktu tunggu perlu menggunakan alat pemanas untuk menjaga
keadaan makanan, agar suhu makanan tidak turun terlalu banyak.
Ø Perlu adanya dukungan direksi untuk pemenuhan sarana dan prasarana
pemeriksaan laboratorium guna pemeriksaan secara kimia dan
mikrobiologi untuk mendukung penerapan HACCP.
Ø Dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai
hygiene dan sanitasi makanan untuk mendukung keamanan pangan bagi
pasien dan konsumen makanan Rumah Sakit.