PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk dikonsumsi.
1
bahwa produk makanan memang aman untuk di konsumsi. Penerapan
pasien dan caisin merupakan menu khusus untuk pasien DM. Pada sayuran
terhadap bahaya fisik, karena sifat sayuran merupakan bahan segar maka.
Selain bahaya yang berasal dari bahan baku, bahaya juga dapat timbul
standar, ada kontaminasi dengan bahan makanan yang lain dan kebersihan
B. Rumusan Masalah
Sardjito Yogyakarta?
C. Tujuan
1. Mengetahui diagram alir proses produksi masakan Sayur Timlo
2. Mengetahui pengawasan mutu bahan baku pada masakan Sayuran
3. Mengetahui pengawasan mutu tahap persiapan pada masakan Sayur
Timlo
4. Mengetahui pengawasan mutu tahap penyimpanan sayuran
5. Mengetahui pengawasan mutu tahap pengolahan masakan Sayur Timlo
2
6. Mengetahui pengawasan mutu tahap pendistribusian masakan Sayur
Timlo
D. Manfaat
1. Bagi Instalasi Gizi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Sebagai bahan evaluasi terhadap hasil olahan yang disajikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Rantai makanan yaitu rangkaian perjalanan makanan sejak dari
setiap rantai tadi terdapat banyak titik dimana makanan telah dan akan
ditemukan titik-titik yang bersifat rawan pencemaran (critical point). Titik ini
aman.10
Agar dapat menjamin mutu dan kemanan pangan bagi penyelenggara
pelatihan.5
2. Penerapan Sanitasi Makanan
4
penjualan sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap untuk
dikonsumsi konsumen.
Point) meliputi bahan makanan, penjamah makanan dan cara kerja yang
pangan. Pengertian lain HACCP adalah suatu alat (tools) yang dipakai
makanan.
5
Pendekatan HACCP dapat disesuaikan dengan perkembangan
dari produsen primer sampai produsen akhir. Untuk itu, HACCP perlu
6
b. Prinsip HCCP
1) Jenis Bahaya
Jenis bahaya yang mungkin terdapat didalam makanan
infestasi.
b) Bahaya kimia disebabkan karena tertelannya toksin alami atau
7
terhadap bahaya biologis, kimia, dan fisik.
3) Penetapan Resiko
Setiap produk diidentifikasi terhadap kemungkinan mengandung
resiko.
Tabel 2.KategoriPenetapanResiko
8
sampai F
4) Penetapan CCP
CCP (Critical Control Point) atau titik kendali kritis atau
titik kontrol adalah titik prosedur atau tahap operasional yang dapat
bahaya.
5) Penetapan Batas/Limit Kritis
a) Batas/limit kritis adalah suatu nilai yang merupakan batas
9
c) Batas kritis tersebut harus dipenuhi untuk menjamin bahwa
membahayakan.
6) Pemantauan
a) Kegiatan pemantauan mencakup: pemeriksaan apakah prosedur
baik.
b) Pengamatan terjadwal terhadap efektifitas suatu proses tujuan
dilakukan.
8) Verifikasi
Verifikasi merupakan kegiatan evaluasi terhadap program
10
Tujuan dari sistem dokumentasi dalam program HACCP
keracunan.
BAB III
terjaga.
11
CCP (Critical Control Point) pada sayur timlo dan caisim
pendistribusian.
D. Deskripsi Produk
a. Sayur Timlo
E. Ingredients (Komposisi)
Komposisi sayur timlo terdiri dariwortel, Kol, Kembang tahu,
12
13
F. AnalisisBahaya dan Kategori Resiko
Tabel 5. Analisis dan Kategori Resiko
Keterangan :
penjualan/konsumsi
14
Tabel 6. Evaluasi Bahaya
Evaluasi Bahaya
ahapan Jenis Justifikasi Severity/ Tindakan
Proses Bahaya Bahaya Risk Pencegahan
keparah Signifikansi
/resiko
an
15
Kimia Kontaminasi Medium/ Low / Tidaksignifik Menggunakan
dari pisau sedang rendah an alat layak pakai
berkarat
16
buah
Pemotongan Pemotongan
Perebusan Air
Sampai Mendididh Pencucian
Pecampuran
Bumbu
Pecampuran Sayur Timlo
Bahan
17
Penerimaan bumbu Terdapat bumbu yang Tidak Tidak - - Bukan
sudah membusuk dan CCP
tedapat pasir yang
menempel
18
Critical Control
Tahapan Proses Critical Limit (CL)
Point
19
J. Standar Operating Procedur
Prinsip
Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
2
No.
Pemantauan Tindakan
CCP Batas Kritis Verifikasi Rekaman
Apa Bagaimana Dimana Siapa Kapan Koreksi
1. CCP 1 Ulat pada Pengamatan Di tempat Petugas Saat penerimaan Sfesifikasi Pilih Buku
sayuran dan penerimaan penerimaan dan saat sayur tanpa sayuran laporan
controling dan ruang sayur dan persiapan/sebelum ulat, yang tanpa dan memo
persiapan persiapan pengolahan pengamatan ulat dan
sayur sayur saat pencucian
Pemotongan
penerimaan terlebih
sayur (Kool)
dan dahulu agar
pencucian tidak
terlebih terdapat
dahulu ulat yag
sebelum ikut
pemotongan terpotong
2. CCP 2 Pencucian Pencucian Pengamatan Di tempat Petugas Saat pencucian Pengamatan Penggunaan Buku
Sayur tanpa air dan persiapan persiapan sayur saat air mengalir laporan
mengalir controling sayur sayur pencucian dan memo
dan
beberapa
pasir masih
ada yang
terbawa ke
sayur
20
BAB IV
PEMBAHASAN
pencucian sayur hanya dicelupkan di bak tanpa air yang mengalir, sehingga hal
tersebut akan menyebabkan sayur yang dicuci kurang bersih dan terdapatnya sisa-
sisa pasir yang menempel pada sayur. Sedangkan untuk pemotongan sayur (kool)
dilakukan sebelum pencucian, sehingga ulat yang terdapat pada sayur ikut
terpotong, ditambah lagi saat pencucian tidak menggunakan air mengali, sehingga
telah dimasak disimpan dalam wadah yang aman dan sayur langsung
didistribusikan.
21
BAB V
A. Kesimpulan
CCP dalam pembuatan sayur Timlo adalah pada proses pemotongan sayur
kool dan pencucian sayur. Hal ini dapat dicegah dengan memperhatikan
indikator keamanan pangan dan proses yang sesuai dengan hygiene dan
B. Saran
1. Harus memperhatikan segi hygienitas pada tiap proses produksi,
menjamah makanan.
2. Dalam proses pemasakan sebaiknya diperhatikan waktu dan suhu
22
4. Dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja
DAFTAR PUSTAKA
23
Krisnamurni,S. Keamanan Pangan pada Penyelenggaraan Makanan di Rumah
24