Anda di halaman 1dari 92

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF PADA BAYI (6-24 BULAN) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUKAMENANTI PASAMAN BARAT

Penelitian Keperawatan Anak

EVARIZA
NIM. 1502358

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
2021
SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF PADA BAYI (6-24 BULAN) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUKAMENANTI PASAMAN BARAT

Penelitian Keperawatan Anak

EVARIZA
NIM. 1502358

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Nama : EVARIZA
NIM : 1502358
Prodi : Sarjana Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI
Eksklusif Pada Bayi (6-24 Bulan) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat

Skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan siap dipertahankan dihadapan tim penguji
Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza
Saintika pada Tanggal : Oktober 2021.

Komisi Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

( Dr. Ns. Putri Dafriani, S. Kep, M.Sc ) ( Ayu Gustia Ningsih, M. Pd )

Menyetujui :
Ketua Prodi Sarjana Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika

( Ns.Weni Sartiwi, M.Kep )


PERNYATAAN PENGESAHAN PEMBIMBING

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF PADA BAYI (6-24 BULAN) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUKAMENANTI PASAMAN BARAT

Skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan tim penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Syedza Saintika Tanggal : Oktober 2021

Oleh :

EVARIZA
NIM. 1502358

Komisi Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

( Dr. Ns. Putri Dafriani, S. Kep, M.Sc ) ( Ayu Gustia Ningsih, M. Pd )

Menyetujui :
Ketua Prodi Sarjana Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika

( Ns.Weni Sartiwi, M.Kep )


PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : EVARIZA
NIM : 1502358
Prodi : Sarjana Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI
Eksklusif Pada Bayi (6-24 Bulan) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini adalah tulisan saya


sendiri. Dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian dari skripsi orang
lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk kalimat atau
simbol yang menunjukkan pendapat atau pemikiran orang lain yang saya akui seolah-
olah tulisan tersebut adalah saya sendiri tanpa sepengetahuan dan seizin penulis
aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut diatas
baik sengaja ataupun tidak sengaja, maka saya bersedia menarik kembali skripsi yang
saya ajukan sebagai tugas akhir. Bila terbukti saya menyalin dan melakukan plagiat
dikemudian hari, berarti gelar sarjana dan ijazah yang diberikan oleh Stikes Syedza
Saintika Padang tidak sah saya terima.

Padang, Oktober 2021


Peneliti
Materai

( EVARIZA )
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA PADANG
PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Oktober 2021


Evariza
NIM. 1502358

Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi (6-24
Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat

vii + 59 Halaman + 5 Tabel + 2 Gambar + 7 Lampiran

ABSTRAK

Pemberian ASI Eksklusif sangat dianjurkan pada bayi umur 0-6 bulan, karena
ASI mengandung gizi yang lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Pemerintah menargetkan cakupan bayi mendapat ASI Eksklusif mecapai 35%, tetapi
kenyataannya cakupan bayi mendapat ASI Eksklusif di Puskesmas Sukamenanti
tahun 2020 hanya mencapai 21,8%. Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pengetahuan ibu tentang ASI
Eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu
dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi (6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas
Sukamenanti Pasaman Barat tahun 2021.
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan desain Cross
Sectional Study yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2021 di posyandu wilayah
kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat. Populasi penelitian ini
adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Sukamenanti. Teknik sampling adalah simple random sampling dengan responden
sebanyak 65 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan Kuesioner. Data
diolah secara komputerisasi dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji
“chi square” dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden tidak memberikan ASI
Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 81,5%, Sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang rendah tentang ASI Eksklusif yaitu sebesar 67,7% dan p
value 0,002.
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian
ASI Eksklusif pada bayi (0-6 bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti
Kabupaten Pasaman Barat. Disarankan kepada pihak puskesmas agar meningkatkan
sosialisasi dan penyuluhan ASI Eksklusif kepada ibu-ibu hamil dan ibu menyusui.

Kata Kunci : Pemberian ASI Eksklusif, Pengetahuan.


Daftar Pustaka : 21 (2011-2020)
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE SYEDZA SAINTIKA PADANG
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM

Scripti, October 2021


Evariza
NIM. 1502358

Relationship between Mother's Knowledge and Exclusive Breastfeeding for Babies


(6-24 Months) in the Work Area of the Sukamenanti Public Health Center,
Pasaman Barat
vii+ 59 Page + 5 Table+ 2 Picture+ 7 Attachment

ABSTRACK

Exclusive breastfeeding is highly recommended for infants aged 0-6 months, because
breast milk contains complete nutrition for the growth and development of infants.
The government targets the coverage of babies receiving exclusive breastfeeding to
reach 35%, but in fact the coverage of babies receiving exclusive breastfeeding at the
Sukamenanti Health Center in 2020 only reached 21.8%. The success of exclusive
breastfeeding is influenced by several factors, one of which is the mother's knowledge
about exclusive breastfeeding. The purpose of this study was to determine the
relationship between mother's knowledge and exclusive breastfeeding for infants (6-
24 months) in the working area of the Sukamenanti Health Center, West Pasaman.
The design of this study used descriptive analytic with a Cross Sectional Study
design which was carried out in August 2021 at the posyandu, the working area of
the Sukamenanti Health Center, West Pasaman Regency. The population of this study
were all mothers who had babies aged 6-24 months in the working area of the
Sukamenanti Health Center. The sampling technique was simple random sampling
with 65 respondents. Data collection techniques using questionnaires. The data were
processed computerized with univariate and bivariate analysis using the "chi square"
test with a 95% confidence level.
The results showed that most of the respondents did not give exclusive
breastfeeding to infants aged 0-6 months by 81.5%, most of the respondents had low
knowledge about exclusive breastfeeding, which was 67.7% and p value 0.002.
It can be concluded that there is a relationship between mother's knowledge
and exclusive breastfeeding for infants (0-6 months) in the Sukamenanti Health
Center Work Area, West Pasaman Regency. It is suggested to the puskesmas to
increase the socialization and counseling of exclusive breastfeeding to pregnant
women and breastfeeding mothers.

Keyword : Exclusive Breastfeeding, Knowledge.


Reference : 21 (2011-2020)
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada

Bayi (6-24 Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat

Tahun 2021”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat akademis yang harus dilaksanakan

oleh setiap Mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Stikes Syedza Saintika

Padang dalam menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan. Pada kesempatan ini

peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala

bimbingan dan pengarahan dari Ibu Dr. Ns. Putri Dafriani, S. Kep, M.Sc selaku

Pembimbing I dan Ibu Ayu Gustia Ningsih, M. Pd selaku Pembimbing II. Ucapan

terima kasih juga peneliti sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Syamsul Amar, MSS selaku Pembina Yayasan

Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPSDM) Sumbar

2. Bapak Drs. H. Hasrinal, Amd.Kep, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Syedza Saintika Padang.

3. Ibu Ns. Weni Sartiwi, M.Kep, Ketua Prodi Sarjana Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang.

i
4. Ibu Ns. Harmawati, S.Kep, M.Kep selaku Penguji I dan Ibu Fenny Fernando,

M.Keb selaku Penguji II yang telah memberi masukan dan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini

5. Ibuk Riza Amelia, SKM, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Sukamenanti

Kabupaten Pasaman Barat beserta staf

6. Bapak/Ibu dosen pengajar beserta staf di Stikes Syedza Saintika

7. Teristimewa kedua Orang Tua, suami dan Saudara- saudaraku yang banyak

membantu peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini.

8. Rekan-rekan Mahasiswa/i STikes Syedza Saintika yang telah memberikan

dorongan moril dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan akan mendapat balasan dari Allah SWT,

amiin ya rabbal 'alamiin. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, karena itu peneliti bersedia menerima kritikan dan saran dari semua pihak

demi kesempurnaan skripsi ini.

Padang, Oktober 2021

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN
PERNYATAAN PENGESAHAN PEMBIMBING
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
ABSTRACK
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar ASI Eksklusif ........................................................................ 8
B. Perilaku Pemberian ASI Eksklusif ............................................................. 20
C. Pengetahuan ............................................................................................... 20
D. Kerangka Teori ........................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian ...................................................................... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 29
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 29
D. Etika Penelitian ......................................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 32
F. Teknik Pengolahan Data ............................................................................ 34
G. Analisa Data ............................................................................................. 35
H. Kerangka Konsep ....................................................................................... 36
I. Hipotesa...................................................................................................... 36
J. Definisi Operasional................................................................................... 37

iii
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian............................................................ 45
B. Hasil Penelitian .. ........................................................................................ 46
1. Analisa Univariat ........................................................................... 46
2. Analisa Bivariat .............................................................................. 47

BAB V. PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat ................................................................................. 49
B. Analisa Bivariat ................................................................................... 54

BAB VI. PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................... 58
B. Saran .................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Besaran Sampel Pada Masing - masing Jorong Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukamenanti Tahun 2021 ............................................... 37
Tabel 3.2 Definisi Operasional .......................................................................... 44
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 6-24 Bulan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2021 ........................................................................................ 46
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2021 ....................................................................................... 47
Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada
Bayi (6-24 Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021 ............................................ 48

v
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Teori.................................................................. 28

Gambar 3.1 Kerangka Konsep............................................................. 36

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 Surat Persetujuan Responden
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 Rencana Jadwal Kegiatan
Lampiran 5 Master tabel Hasil Penelitian
Lampiran 6 Hasil Pengolahan Data SPSS
Lampiran 7 Dokumentasi Pengumpulan Data

vii
34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan

gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

pula menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Kekurangan gizi pada bayi akan

menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi

secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk mencapai tumbuh kembang

optimal, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan

yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 15 menit setelah bayi

lahir, memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif

sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping Air Susu

Ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan meneruskan

pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (Depkes, 2016).

ASI adalah merupakan makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada

anaknya karena mengandung nutrient yang sangat kompleks dan mengandung

berbagai imun oprotektif yang dibutuhkan bayi untuk proses pertumbuhan dan

perkembangan (Mulyani, 2013). ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian

ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan

lainnya. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif

1
34

selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti

ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga maupun negara (Maryunani,

2012).

Dampak dari tidak adanya pemberian ASI eksklusif merupakan ancaman bagi

tumbuh kembang anak, bayi rentan mengalami penyakit infeksi. Bayi yang diberi

susu selain ASI mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare dan 3-4 kali

lebih besar kemungkinan terkena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI (Kemenkes,2017).

Badan kesehatan dunia (WHO) merilis data bahwa pemberian ASI eksklusif

pada bayi 0-6 bulan masih rendah. Laporan tersebut menyebutkan bahwa angka

pemberian ASI eksklusif baru mencapai 32% bayi yang mendapat ASI eksklusif,

UNICEF memberikan klasifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI

eksklusif adalah selama 6 bulan (Kemenkes RI, 2017).

Cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2020 menurut Susenas BPS

2020 sebesar 69,62%. Cakupan ASI eksklusif di Propinsi Sumatera Barat adalah

sebesar 70,36%. Angka ini sudah mencapai target yang sudah ditetapkan yaitu

sebesar 35% pada tahun 2020 (Susenas BPS, 2020). Namun berbeda dengan angka

cakupan ASI eksklusih di Kabupaten Pasaman Barat yang masih dibawah target.

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat tahun 2020 dari

2.084 bayi yang berumur 0-6 di Kabupaten Pasaman Barat tahun 2020 sebesar 34,8

% yang mendapat ASI Ekslusif (Dinkes Kabupaten Pasaman Barat, 2020).

2
34

Rendahnya cakupan ini banyak dipengaruhi oleh budaya memberikan makanan dan

minuman terlalu dini kepada bayi baru lahir yang merupakan akibat dari pengetahuan

keluarga tentang ASI yang masih sangat minim. Disamping itu gencarnya

propaganda susu formula yang dapat mempengaruhi perilaku Ibu terhadap

pemberian ASI.

Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu kabupaten dengan cakupan

ASI eksklusif yang masih rendah. Selain cakupannya yang masih rendah, Kabupaten

Pasaman Barat juga belum mempunyai sebuah peraturan khusus yang mengatur

tentang program ASI dalam bentuk Peraturan Daerah. Salah satu Puskesmas dengan

cakupan ASI eksklusif yang masih rendah di Kabupaten Pasaman Barat adalah

Puskesmas Sukamenanti. Berdasarkan data Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman

Barat tahun 2019, cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Sukamenanti sebesar 18,5%

dan meningkat menjadi 21,8% pada tahun 2020. Walaupun cakupan bayi mendapat

ASI Eksklusif di Puskesmas Sukamenanti sudah meningkat dari tahun sebelumnya

namun masih berada di bawah target yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 35% (Profil

Puskesmas Sukamenanti, 2020).

Rendahnya cakupan ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya

disebabkan oleh pengetahuan ibu. Menurut teori Notoatmodjo (2012) pengetahuan

adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa.

3
34

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dalam hal

ini pengetahuan seseorang mempunyai tingkatan-tingkatan, sehingga semakin tinggi

tingkat pengetahuan seseorang maka semakin baik pula dalam melaksanakan suatu

prosedur yang dikerjakannya.

Menurut penelitian Mogre, dkk (2016) menyatakan pengetahuan ibu,

pengetahuan tentang ASI eksklusif merupakan faktor yang mempengaruhi pemberian

ASI eksklusif. Sama halnya dengan penelitian Ermianty (2014) yang menyatakan

bahwa pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat mempengaruhi ibu dalam

memberikan ASI eksklusif. Semakin baik pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif,

maka seorang ibu akan memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Begitu juga

sebaliknya, semakin rendah pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, maka semakin

sedikit pula peluang ibu dalam memberikan ASI eksklusif.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 25 Juni 2021

di Puskesmas Sukamenanti diketahui bahwa ibu kurang mengetahui dan memahami

tentang pemberian ASI eksklusif sehingga menyebabkan kegagalan dalam pemberian

ASI eksklusif. Dari 10 orang ibu bayi yang diwawancarai, sebanyak 7 orang ibu bayi

mengatakan bahwa ASI saja tidak cukup buat bayi karena bayi yang sering menangis

disebabkan karena masih merasa lapar sehingga ibu memberikan bayinya makanan

seperti susu formula, madu, air putih, dan buah-buahan yang lembek sebagai

penambah ASI. Rendahnya pengetahuan responden juga nampak dari hasil

wawancara yang menyatakan bahwa ASI yang pertama keluar/kolustrum itu tidak

4
34

penting dan harus dibuang karena dapat menyebabkan mencret pada bayi. Sebanyak 6

orang ibu mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian dan manfaat ASI

Eksklusif, resiko yang terjadi jika diberikan MPASI pada bayi berusia <6 bulan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti telah

melakukan penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI

Eksklusif pada Bayi (6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman

Barat tahun 2021”.

B. RumusanMasalah

Bagaimana hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada

bayi (6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat tahun

2021.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Diketahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif

pada Bayi (6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman

Barat tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi pemberian ASI Eksklusif pada bayi 6-24

bulan di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2021

5
34

b. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif di

wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat Tahun

2021.

c. Diketahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif

pada bayi (6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti

Kabupaten Pasaman Barat tahun 2021

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Menjadikan bahan masukan bagi perawat puskesmas dalam upaya

mengatasi masalah dalam pemberian ASI Eksklusif bagi ibu menyusui.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dan data dasar bagi institusi pendidikan

untuk meneliti lebih lanjut dalam rangka perkembangan ilmu pengetahuan

dan menambah wawasan khususnya tentang faktor apa saja yang

mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Menjadikan hasil penelitian ini sebagai data pembanding bagi

penelitian selanjutnya dalam melaksanankan penelitian yang berkaitan

dengan pemberian ASI Eksklusif.

6
34

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah Hubungan Pengetahuan Ibu dengan

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi (6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas

Sukamenanti Pasaman Barat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah

pengetahuan dan variabel dependennya adalah pemberian ASI Eksklusif. Desain

penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian

dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman

Barat pada bulan Agustus 2021. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang

mempunyai bayi usia 6-24 bulan wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti

Pasaman Barat sebanyak 186 orang. Cara pengambilan sampel dengan teknik

Simple Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 65 orang. Data diolah

dan dianalisa secara univariat, bivariat dengan uji Chi-Square.

7
34

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar ASI

1. Pengertian ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan

garam organic yang disekresikan oleh kedua kelenjer payudara ibu dan

merupakan makanan terbaik untuk bayi.Selain memenuhi segala kebutuhan

makanan bayi baik gizi, imunologi atau lainnya. ASI eksklusif adalah

pemberian ASI kepada bayi tanpa makanan dan minuman pendamping

(termasuk air jeruk, madu, dan air gula). Tindakan tersebut dapat dimulai

sejak bayi baru lahir sampai dengan 6 bulan (Bahiyatun, 2009).

2. Anatomi & Fisiologi Payudara

a. Anatomi Payudara

Secara vertikal payudara terletak di antara konta II dan IV, secara

horizontal mulai dari pinggir sternum sampai alinea aksilaris medialis,

kelenjer susu berada di jaringan sub kutan, tepatnya di antara jaringan sub

kutan superficial dan profundus, yang menutupi muskulus pectoralis

mayor (Walyani, 2015).

Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada wanita hamil

adalah 200 gram, pada wanita hamil aterm 400-600 gram dan pada masa

8
34

laktasi sekitar 600-800 gram. Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi

manurut aktivitas fungsionalnya. Payudara menjadi besar saat hamil dan

menyusui dan biasanya mengecil setelah nenopause.Pembesaran ini

terutama disebabkan oleh pertumbuhan struma jaringan penyangga dan

penimbunan jaringan lemak (Walyani, 2015).

Ada 3 bagian utama payudara, korpus (badan), areola, papilla

(putting). Areola mammae (kalang payudara) letaknya mengelilingi

putting susu dan warnanya kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan

penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung dari

corak kulitnya, kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila

kulitnya kehitaman maka warnanya akan lebih gelap dan kemudian

menetap (Walyani, 2015).

b. Fisiologi payudara

Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat

tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar

estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar

estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih

diminan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan

menyusukan lebih dini terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah

prolaktin hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua reflek pada

ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu reflek prolaktin dan

9
34

reflek aliran timbul akibat perangsangan putting susu oleh hisapan bayi

(Walyani, 2015).

c. Proses Laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI

diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi

merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk

manusia.Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI

eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun

secara baik mendapatkan kekebalan tubuh secara alami (Mulyani, 2013).

d. Stadium ASI

1) Colostrum, merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh

kelenjer mamae yang mengandung tissue debris dan redual material

yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjer mamae sebelum

dan segera sesudah melahirkan anak. Hal tersebut disekresi oleh

kelenjer mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat,

dari masa laktasi. Ada beberapa hal penting yang terjadi ketika

kolostrum diproduksi, antara lain:

a) Komposisi kolostrum dari hari ke hari berubah

b) Kolostrum merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna

kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI matur.

10
34

c) Merupakan suatu laxatnil yang ideal untuk membersikan

makonium usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran

pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.

d) Lebih banyak mengandung protein dan antibody dibandingkan

ASI matur

e) Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan ASI

matur

f) Total energy lebih rendah dibandingkan ASI matur yaitu 58

kalori/100 ml kolostrum

g) Vitamin larut lemak lebih tinggi

h) Bila dipanaskan menggumpal, ASI matur tidak

i) PH lebih alkalis

j) Lemaknya lebih banyak mengandung koletrol dan lectisin

k) Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus

bayi menjadi kurang sempurna, yang akan menambah kadar

antibody pada bayi.

2) Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.

3) Air Susu Masa Peralihan (masa transisi)

a) Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.

11
34

b) Disekresikan dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi ,

tetapi ada pula yang mendapatkan bahwa ASI mature batu akan

terjadi pada minggu ke-3 sampai ke-5.

c) Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan

karbohidrat semakin tinggi.

d) Volume semakin meningkat.

4) Air Susu Mature

a) ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, yang dikatakan

komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan

bahwa minggu ke-3 sampai ke-5 ASI komposisinya batu konstan.

b) Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi

c) Merupakan cairan putih yang kekuning-kuningan, karena

mengandung casienat, riboflaum dan caroten.

d) Tidak menggumpal bila dipanaskan

e) Volume 300-850 ml/24 jam

f) Terdapat anti mikrobakterial factor, yaitu antibodi (Baskoro, 2008).

12
34

Tabel 2. 1
Perbandingan Kandungan Gizi dalam ASI

Zat Gizi Jumlah Zat Gizi Jumlah


Mineral
Energi (kkal) 680,00
Kalsium (mg) 280,00
Protein (g) 10,50
Fosfor (mg) 140,00
Lemak (g) 39,00
Natrium (mg) 180,00
Laktosa (g) 72,00
Kalium (mg) 525,00
Vitamin
Klor (mg) 420,000
Vitamin A (RE) 670,000
Magnesium (mg) 35,00
Vitamin D (pg) 0,55
Besi (mg) 0,30
Vitamin E (mg) 2,30
Yodium (µg) 110,00
Vitamin K (µg) 2,10
Mangan (µg) 6,00
Tiamin (mg) 0,21
Kuprum (mg) 0,25
Riboflavin (mg) 0,35
Seng (mg) 1,20
Niasin (mg) 1,50
Selenium (µg) 20,00
Piridoksin (µg) 93,00
Flour (mg) 16,00
Asam folat (µg) 85,00
Krom (µg) 50,00
Kobalamin (µg) 0,97
Asam askorbat (mg) 40,00
Sumber : (Almatsier 2010)

3. Manfaat ASI eksklusif

Menurut Waryani & purwoastuti (2015), manfaat pemberian ASI

eksklusif yaitu sebagai berikut :

a. Bagi bayi

1) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik

2) Mengandung anti bodi

3) ASI mengandung komposisi yang tepat

4) Mengurangi kejadian karies dentis

5) Memberikan rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan

antara ibu dan anak

13
34

6) Terhindar dari elergi

7) ASI dapat meningkatkan kecerdasan bayi

8) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi

karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara telah dibuktikan

bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah

yang mendorong ke depan akibat menyusu dangan botol dan dot

b. Bagi ibu

1) Aspek psikologis

Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan

oleh semua manusia.

2) Aspek penurunan berat badan

Dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak

lagi sehingga timunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga

akan terpakai. Jika timbunan lemak menyusui, berat badan ibu akan

cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil.

3) Aspek kesehatan ibu

Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui

anaknya secara eksklusif.Penelitian membuktikan ibu yang

memberikan ASI secara eksklusif memiliki resik kanker ovarium 25%

lebih kecil dibandingkan yang tidak menyusui secara eksklusif.

14
34

c. Bagi keluarga

1) Aspek ekonomi

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya

digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk

keperluan lain.

2) Aspek psikologis

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih

jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan

hubungan bayi dan keluarga.

d. Bagi pemerintah

1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi

2) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

3) Menghemat devisa negara

4) Meningkatkan kualitas generasi penerus.

4. Proses Pembentukan ASI

a. Laktogenesis I

Produk ASI pada awalnya tidak langsung dimulai dengan hokum

persediaan versus permintaan .sejak akhir trimester 2 atau awal trimester 3

kehamilan, kolostrum sudah mulai diproduksi. Proses produksi ASI

selama kehamilan ini sepenuhnya diatur oleh hormone endokrin dan

system pengendalian itu disebut system kendali endokrin, pada fase ini,

15
34

produksi ASI belum terlalu banyak karena ditekan oleh kadar hormon

progesteron yang tinggi. Kerika ibu melahirkan plasenta terlepas dari

rahim sehingga menyebabkan kadar hormone progesterone turun, efek

berikutnya kadar hormone prolaktin yang berperan dalam produksi ASI

meningkat. Karena pengeluaran kolostrum pasca kelahiran ini masih

diatur oleh hormon, ibu tidak perlu khawatir kolostrum tidak akan keluar

(asalkan tidak ada hal-hal yang menghambat pengeluaran ASI).

b. Laktogenesis II

Pada fase ini, kolostrum sudah mulai berubah menjadi ASI

transisi.Aliran darah ke payudara meningkat sehingga payudara mulai

terasa leb8ih kencang dan berat.Kadar hormone progesterone terus

menurun.Akibatnya hormone prolaktin terus meningkat sehingga ASI

mulai diproduksi lebih banyak umumnya sudah terjadi pada hari ke-3 dan

ke-4 pasca kelahiran.

c. Laktogenesis III

Mulai terjadi antara hari ke-8 hinggan ke-10 pasca

kelahiran.Dalam fase ini bukan system kendali edokrin lagi yang

mengatur melainkan system kendali autokrin/local.Makna system kendali

local adalah seberapa sering ASI dikeluarkan dan seberapa baik payudara

dikosongkan.Inilah yang merupakan makanisme kendali utama produksi

ASI, atau sudah berlaku hokum persediaan versus permintaan.Pada tahap

16
34

laktogenesis III dan seterusnya, produksi ASI di tiap payudara bergantung

pada seberapa sering ASI dikeluarkan (baik melalui disusukan langsung

maupun diperah) dan seberapa baik pengosongan payudara. Jadi, bias saja

satu payudara tidak menghasilkan ASI sama sekali, tetapi payudara yang

lainnya tetap berproduksi dengan normal (Ratuliu, 2018).

5. Saat Pemberian ASI Pertama

Pemberian ASI pertama harus dimulai di ruang persalinan. Ibu dan

bayi harus diselimuti agar tetap hangat. Refleks hisap bayi paling kuat adalah

pada jam-jam pertama setelah lahir yang akan mencapai puncaknya sewaktu

berusia 20-30 menit. Bila terlambat menyusui refleks ini akan berkurang dan

tidak akan kuat lagi sampai beberapa jam kemudian. Bila bayi lahir tidaj

bermasalah maka segera mungkin (dalam 30 menit) setelah bayi lahir bayi

disusukan kepada ibunya. Pemberian ASI pertama bagi bayi tidak

dimaksudkan untuk pemberian makan awal tetapi lebih pada pengenalan

(Saleha, 2009)

Keuntungan menyusui dini adalah :

a. Untuk bayi

1) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum segera

keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi

2) Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera

kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi

17
34

3) Meningkatkan kecerdasan

4) Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas (Suherni,

2009)

b. Untuk ibu

1) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin

2) Mengoptimalkan keadaan hormonal Ibu

3) Meningkatkan keberhasilan produksi ASI

4) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi

6. Posisi pemberian ASI yang baik pada bayi

a. Dagu meyentuh payudara ibu

b. Mulut terbuka lebar

c. Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu

d. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin aerola

e. Lidah bayi menopang puting dan areola bagian bawah

f. Bibir bawah bayi melengkung keluar

g. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang

disertai dengan berhenti sesaat

(Depkes RI 2008)

7. Penyimpanan ASI

ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat, bila

disimpan :

18
34

1. Di udara/bebas 6-8 jam

2. Di lemari es (4ºC) 24 jam

3. Di lemari pendingi/beku (-18ºC) 6 bulan (Suherni, 2009)

8. Reflek yang Mempengaruhi Produksi ASI

a. Refleks pada ibu

1) Refleks prolaktin

Refleks ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu

bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada

pting susu dan areola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse

melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan

mengeluarkan hormone prolaktin, masuk ke peredaran darah dan

sampai pada kelenjer-kelenjer pembuat ASI. Kelenjar ini akan

merangsang untuk menghasilkan ASI.

2) Let-down refleks (refleks milk ejectin)

Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi

didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya

kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu

disebut rooting refleks (refleks menoleh). Bayi secara otomatis

menghisap putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down

mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami

goncangan emosi, tekanan jiwa gangguan fikiran.gangguan terhadap

19
34

let-down refleks mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup

mendapatkan ASI dan akan menagis. Tangisan bayi ini justru

membuat ibu lebih gelisah dan semakin menggangu let-down refleks

(Baskoro,2008).

b. Refleks pada bayi

1) Refleks rooting (mencari), refleks ini memungkinkan bayi beru

lahir untuk menemukan putting susu apabila bayi diletakan pada

payudara ibu

2) Refleks menghisap, yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan

putting susu atau pengganti putting susu sampai langi-langit keras

dan punggung lidah. Refeleks ini melibatkan rahang, lidah, dan

pipi.

3) Refleks menelan, yaitu gerakan pipi dan gusi dalam menekan

areola, sehingga refleks ini merangsang pembentukan rahang bayi

(Saleha, 2009).

9. Tanda-Tanda Kelancaran ASI

Menurut Hardika 2016, untuk mengetahui banyaknya produksi

ASI terdapat beberapa kriteria yang dipakai sebagai patokan untuk

mengetahui jumlah ASI lancar atau tidak lancar adalah sebagai

berikut:

a. ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui putting

20
34

b. Sebelum disusukan payudara terasa tegang

c. Berat badan bayi naik memuaskan sesuai umur :

1. Umur 1-3 bulan (kenaikan berat badan rata-rata 700

gr/bulan

2. Umur 4-6 bulan (kenaikan berat badan rata-rata 600

gr/bulan

3. Umur 7-9 bulan (kenaikan berat badan rata-rata 400

gr/bulan

4. Umur 10-12 bulan (kenaikan berat badan rata-rata 300

gr/bulan

d. Jika ASI cukup, setelah menyusui bayi akan tertidur/tenang

selama 3-4 jam

e. Bayi kencing lebih sering 8 kali sehari.

10. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan dan


Pengeluaran ASI

1. Makanan ibu

Seseorang ibu yang kekurangan gizi akan mengakibatkan

menurunnya jumlah ASI dan akhirnya produksi ASI berhenti. Hal

ini disebabkan pada masa kehamilan jumlah pangan dan gizi yang

dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan

lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah

satu komponen ASI dan sebagai energi selama menyusui.

21
34

2. Pola istirahat

Istirahat diperlukan untuk pelemasan sel-sel jaringan tubuh.

Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat, maka

pembentukan dan pengeluaran ASI juga akan berkurang.

3. Faktor Isapan Bayi

Isapan mulut bayi akan menstimulus kelenjer hipotalamus

pada bagian hipofisis anterior dan posterior hipofisis menghasilkan

rangsangan prolaktin untuk meningkatkan sekresi (pengeluaran)

hormone prolaktin. Hormone prolaktin bekerja pada kelenjer susu

(alveoli) untuk memproduksi ASI. Isapan bayi yang tidak

sempurna atau putting yang sangat kecil akan membuat produksi

hormone oksitosin dan hormone prolaktin akan terus menurun dan

ASI kan terhenti.

4. Penggunaan alat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui perlu

diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI.Contohnya alat

kontrasepsi yang bisa digunakan adalah kondom, IUD, pil

khususnya menyusui ataupun suntuk hormonal 3 bulanan.

5. Berat badan lahir

22
34

Hubungan berat badan lahir dengan volume ASI berkaitan

dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama menyusuan

lebih besar.Bayi berat badan rendah (BBLR) mempunyai

kemampuan menghisap yang lemah dibandingkan dengan bayi

berat badan normal (>2500 gr). Kemampuan mengisap pada

BBLR yang rendah akan mempengaruhi stimulasi hormone

prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI (Badiasih, 2008).

6. Anatomi payudara

Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi

ASI. Apabila jumlah lobus dalam buah dada berkurang sehingga

produksi ASI akan berkurang juga karena sel-sel ichini berkurang.

7. Faktor psikologis ibu

Gangguan psikologis pada ibu menyebabkan berkurangnya

produksi ASI.Menyusui memerlukan ketenangan, ketentraman dan

perasaan aman dari ibu. Kecemasan dan kesedihan dapat

menyebabkan ketegangan yang mepengaruhi saraf, pembuluh

darah dan sebagainya sehingga akan menggangu produksi ASI.

8. Perawatan payudara (breast care)

Payudara bermanfaat untuk merangsang kelenjer pada

payudara dan mempengaruhi kelenjer hipofise untuk pengeluaran

hormone prolaktin dan oksitoksin sehingga mempengaruhi

23
34

kelancaran pengeluaran ASI. Perawatan payudara dilakukan sejak

hamil sampai melahirkan pada saat akan menyusui bayi.

Perawatan payudara merupakan usaha yang dilakukan agar kondisi

payudara baik demi mencapai keberhasilan menyusui (Haryono &

Setianingsih, 2014).

B. Konsep Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

(makhluk hidup) yang bersangkutan. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku

manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri

yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari

uraian diatas dapta disimpulkan bahwa perilaku (manusia) adalah semua kegiatan

atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak

dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2014).

Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2014) merumuskan bahwa perilaku

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap

organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner

disebut “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Skinner membedakan

adanya dua respons, yaitu :

24
34

a. Respondent response atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut

elicting stimulation karena menimbulkan respons-respons yang relatif

tetap. Respons-respons ini mencakup perilaku emosional.

b. Operasi response atau instrumental respons, yakni respons yang timbul

dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.

2. Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2014), yaitu:

a. Perilaku tertutup (covert behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas

pada perhatian, persepsi pengetahuan/ kesadaran, dan sikap yang terjadi

pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum diamati secara

jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata

atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau

dilihat oleh orang lain.

3. Domain Perilaku

25
34

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus

atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons

sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang

bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang,

namun respons tiap-tiap orang berbeda. Menurut Notoatmodjo (2014) faktor-

faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut

determinan perilaku, yang dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang

bersangkutan yang bersifat given atau bawaan

b. Determinan atau faktor eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan

merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

4. Proses Pembentukan Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perihal yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2014)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku

baru), di dalam dari orang tersebut terjadi proses berurutan, disingkat AIETA

yang artinya :

a. Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.

26
34

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption, subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dari sikap yang positif, maka

perilaku tersebut akan besifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila

perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan

berlangsung lama.

Menurut Green (1980), mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi perilaku kesehatan diantaranya adalah faktor predisposisi

(Predisposising factors), faktor pemungkin (Enabling factors) dan faktor penguat

(Reinfoorcing factors).

a) Faktor predisposisi (Predisposising factors)

Faktor predisposisi (Predisposising factors) adalah faktor yang

mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan atau kepercayaan, dan pendidikan.

Kebutuhan yang dapat dirasakan serta kemampuan yang berhubungan

dengan motivasi seseorang individu ataupun kelompok untuk bertindak.

Faktor predisposisi pada penelitian ini adalah pengetahuan.

27
34

b) Faktor pemungkin (Enabling factors)

Faktor pemungkin (Enabling factors) merupakan faktor yang

mmungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan seperti ketersediaan

akses dan fasilitas pelayanan kesehatan. Apabila adanya sarana kesehatan

dapat membantu orang tua/ibu membawa anaknya ke pelayanan kesehatan

ketika anak sakit (non self management).

c) Faktor Penguat (Reinforcing Factors)

Faktor penguat (Reinforcing factors) merupakan faktor yang

mendorong atau memperkuat terjadinya suatu tindakan atau perilaku yaitu

dukungan keluarga ataupun dukungan sosial dan sumber informasi. Adanya

dorongan untuk melakukan hal positif dalam penanganan demam yang tepat

maka akan mendapatkan kualitas hidup sehat.

C. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan suatu domain yang sangat penting untuk terbentuknya

suatu tindakan seseorang. Suatu penelitian mengatakan bahwa perilaku yang

28
34

didasari oleh pengetahuan akan mampu bertahan lama dari pada yang tidak

didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2014).

Sebelum orang berperilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses

yang berurutan yang dimulai dari kesadaran adanya stimulus kemudian ada rasa

tertarik. Setelah itu terjadi pertimbangan dalam batin bagaimana dampak negatif

positif dari stimulus. Hasil pemikiran yang positif akan membawa subyek untuk

memulai mencoba dan akhirnya dalam dirinya sudah terbentuk suatu perilaku

baru. Adopsi perilaku yang didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap yang

positif terhadap stimulus akan membentuk perilaku baru yang mampu bertahan

lama (Notoatmodjo, 2014).

Menurut Notoatmodjo (2014) domain kognitif pengetahuan dibagi menjadi

enam tingkatan yaitu:

1) Tahu (Know)

Yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Tingkat tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari

antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan

sebagainya.

2) Memahami ( Comprehension)

Yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

29
34

benar. Kata kerja yang biasa dipakai menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan terhadap suatu objek dan sebagainya.

3) Aplikasi (Aplication)

Yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata. Aplikasi dapat diartikan

sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat

menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah.

4) Analisis (Analysis)

Yaitu suatu kemampuan untuk untuk menjabarkan materi atau

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur tersebut

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Misalnya dapat menggambarkan

atau membuat bagan, membedakan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintetis (Syntetis)

Sintetis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian informasi sebagai suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan

terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi

30
34

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang telah ada.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi dengan pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:

1) Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,

baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut

dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka

orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan

mengulangi cara itu.

2) Pendidikan

Makintinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang

diperkenalkan.

3) Kepercayaan

31
34

Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian

tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari

orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu

berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

Kepercayaan berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan

kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali

mendapatkan informasi yang sama.

b. Cara Memperoleh Pengetahuan

Ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

a. Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini

gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila

kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya,

sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini

disebut metode trial (coba) and errol (gagal atau salah) atau metode coba-

salah/coba-coba.

b. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui

32
34

penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-

kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi

berikutnya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan

pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas

pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan.

Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu

menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris

ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang

yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang

dikemukakannya adalah benar.

c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,

pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan

sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh pengetahuan.

d. Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir

manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan

33
34

kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

e. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”.

(Notoadmojo, 2012)

c. Cara mengukur tingkat pengetahuan

Pengukuran pengetahuan responden diteliti hanya sampai tahu (know)

dan memahami (comprehensive) saja. Pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang menanyakan tentang

pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. Menurut Arikunto (2010), pengukuran

tingkat pengetahuan dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu pengetahuan baik

bila responden dapat menjawab 76-100%, pengetahuan cukup bila responden

dapat menjawab 56-75% dan pengetahuan kurang bila respnden dapat

menjawab <56% dari total jawaban pertanyaan.

D. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi :
1. Pengetahuan
2. Sikap

Faktor Pemungkin :
Perilaku
1. Ketersediaan SDM
Kesehatan
2. Fasilitas kesehatan

34
34

Faktor Penguat
1.Dukungan Keluarga
2.Media
3.Guru

Gambar 2. 1 Kerangka teori


Sumber : Lawrence Green (1980) Notoatmodjo (2012)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik

dengan desain Cross Sectional Study, yaitu ingin mengetahui hubungan

pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap pemberian ASI Eksklusif pada

Bayi (6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat.

Pengukuran dilakukan terhadap variabel independen (pengetahuan), dan variabel

dependen (pemberian ASI Eksklusif) dalam waktu yang bersamaan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di posyandu wilayah kerja Puskesmas

Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat mulai pada bulan Agustus 2021.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

35
34

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai

bayi usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman

Barat periode Mei - Juli 2021 sebanyak 186 orang.

2. Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi yang akan diteliti dan dianggap

mewakili populasi. Besar sampel didapatkan dengan menggunakan rumus

Slovin, yaitu :

n= N
1 + N (d2)

Keterangan:

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat Kepercayaan atau Ketepatan yang diinginkan (10%)

n=. N.
1 + N (d2)

n = . 186
1 + 186 (0,12)

n = . 186 = 65,03 dibulatkan menjadi 65.

36
34

2,86

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65 orang.

a. Kriteria inklusi

1) Ibu yang mempunyai bayi berusia 6-24 bulan saat pengambilan

data

2) Ibu bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi

1) Tidak bersedia menjadi responden penelitian

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yaitu secara simple random sampling

yaitu mengambil sampel secara acak sederhana dari data ibu yang

mempunyai bayi usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Sukamenanti.

Wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti terdiri dari 4 jorong, di

proporsikan terlebih dahulu untuk menentukan jumlah sampel yang

diambil pada masing- masing jorong.

Tabel 3.1
Besaran Sampel Pada Masing - masing Jorong Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukamenanti Tahun 2021

No Nama Jorong Jumlah Jumlah


Bayi sampel
1. Sukamenanti 55 19
2. Padang Tujuh 38 13
3. Pinagar 64 22

37
34

4. Lubuk Ladur 29 11
Jumlah 186 65

D. Etika Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan etika penelitian

dan sudah mendapatkan kode etik penelitian dari STIKes Syedza Saintika

Padang serta memberikan perlindungan dengan responden yang menjadi subjek

dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya masalah etik

yang dapat terjadi selama proses penelitian berlangsung.

Dalam melakukan penelitian pada responden peneliti memperlihatkan

etika penelitian antara lain :

1. Izin Penelitian

Sebelum mengambil data dilapangan peneliti meminta surat izin yaitu

dari STIKES Syedza Saintika Padang, dilanjutkan izin ke Puskesmas

Sukamenanti Pasaman Barat.

2. Lembar Persetujuan (Inform Consent)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti.

Peneliti menjelaskan maksud dari penelitian dan pengukuran. Responden

yang bersedia, maka mereka harus menanda tangani surat persetujuan

38
34

penelitian, dan responden yang menolak untuk diteliti maka peneliti tidak

akan memaksa dan tetap menghormati hak pasien.

3. Anonimity (Tanpa Nama)

Dalam penelitian ini, peneliti menjaga kerahasiaan identitas

responden, dan tidak menyebar luaskannya (privacy responden).

4. Autonomy

Peneliti memberikan kebebasan bagi responden untuk menentukan

keputusan sendiri. Apabila sampel menolak menjadi responden, maka tidak

ada paksaan dari peneliti kepada responden serta tetap menghormati dan

menghargai keputusan, hak, pilihan dan privacy responden.

5. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti akan menjaga kerahasiaan dari hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil

wawancara penyebaran kuesioner pada responden sampel penelitian.

a. Pengetahuan tentang ASI Eksklusif dapat diperoleh dengan metode

wawancara menggunakan kuesioner. Jawaban responden dilakukan

39
34

pengelompokan sebagai berikut :

1) Tinggi jika skor ≥ 75%

2) Rendah jika skor < 75%

b. Pemberian ASI Eksklusif dapat diperoleh dengan metode wawancara

menggunakan kuesioner. Jawaban responden dilakukan pengelompokan

sebagai berikut :

1) Ya, jika ASI Eksklusif

2) Tidak, jika tidak ASI Eksklusif

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari catatan dan dokumentasi mengenai ibu

yang mempunyai bayi 6-24 bulan di Puskesmas Sukamenanti Pasaman

Barat Tahun 2021.

3. Teknik Pengumpulan Data

a) Pengajuan surat izin pengambilan data penelitian ke Kesbangpol

Kabupaten Pasaman Barat.

b) Pengajuan surat izin penelitian kepada Dinas Kesehatan Kabupaten

Pasaman Barat dan Puskesmas Sukamenanti

c) Koordinasi dengan pihak puskesmas, kader, pihak posyandu, dan

40
34

bidan desa setempat untuk penentuan subjek penelitian.

d) Menentukan subjek penelitian secara simple random sampling

dengan sistem cabut lot/arisan di posyandu berdasarkan kriteria

inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

e) Peneliti memperkenalkan diri kepada responden penelitian dan

melakukan sosialisasi tentang penelitian.

f) Membagikan lembaran informed consent penelitian dan

pengembalian lembaran tersebut yang telah ditandatangani oleh

responden

g) Melakukan wawancara menggunakan kuesioner kepada ibu

h) Melakukan pengolahan data dan analisis data secara univariat dan

bivariat sehingga didapatkan hasil penelitian.

F. Teknik Pengolahan Data

Ada beberapa tahap pengolahan data dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

1) Menyunting Data (Editing)

Merupakan tahap pengecekan terhadap kelengkapan isian

kuesioner, kelengkapan dan keakuratan data saat pengukuran, kejelasan

isian kuesioner apakah semua pertanyaan sudah terjawab dan jelas

ketika dibaca.

2) Mengkode Data (Coding)

41
34

Merupakan tahap dimana data dari hasil penelitian

disederhanakan dengan pemberian kode pada setiap pertanyaannya

dengan angka untuk mempermudah dalam proses entri data dan analisis

data.

1. Pengetahuan :

a) Tinggi =1

b) Rendah = 0

2. Pemberian ASI Eksklusif :

a) Ya =1

b) Tidak =0

3) Memasukkan Data (Entry)

Merupakan lanjutan dari proses Editing dan Coding, data yang

telah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam master tabel atau

data base komputer.

4) Membersihkan Data (Cleaning)

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

entry apakah ada kesalahan atau tidak.

5) Mentabulasi Data (tabulating)

Merupakan kegiatan proses penyajian data dalam bentuk tabel

dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan

42
34

kebutuhan analisis. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel

distribusi.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univarat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi

frekuensi variabel dependen yaitu pemberian ASI Eksklusif dan variabel

independen yaitu pengetahuan. Analisis ini ditampilkan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan presentase.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel

independent dengan variabel dependent. Uji statistik yang digunakan

adalah uji Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Untuk melihat

kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05 sehingga

jika nilai P < 0,05 maka secara statistik ada hubungan bermakna, jika

P>0,05 maka hasil hitung tidak ada hubungan yang bermakna.

H. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan tentang Pemberian ASI


ASI Eksklusif Eksklusif

43
34

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

I. Hipotesa Penelitian

Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada

Bayi (6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat tahun

2021.

J. Defenisi Operasional

Tabel 3.2
Definisi Operasional

Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Variabel Operasional
Pemberian Tindakan Kuesioner Wawancara 1. Ya = 1, jika Ordinal
ASI atau perilaku memberikan
Eksklusif ibu dalam ASI
memberikan Eksklusif
ASI pada pada bayi
bayi (0-6 usia 0-6
bulan) secara bulan
eksklusif
tanpa 2. Tidak = 0,
memberikan jika tidak
makanan lain memberikan
selain ASI ASI
Eksklusif
pada bayi

44
34

0-6 bulan

Pengetahu Segala Kuesioner Wawancara 1. Tinggi = 1, Ordinal


an sesuatu yang Jika
diketahui jawaban
oleh ibu bayi benar ≥75%
tentang ASI 2. Rendah = 0,
eksklusif jika jawaban
benar <75%
(Arikunto,
2010)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Puskesmas Sukamenanti merupakan salah satu puskesmas yang terletak di

Kecamatan Pasaman dengan jarak tempuh ke Kabupaten sekitar 8 Km, dan letak

geografis : 000 08' LU – 000 32' LS dan 990 10' BT – 99037' BT, dan berbatasan

dengan wilayah kerja :

a) Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah kerja puskesmas Aia Gadang

b) Sebelah Selatan : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Jambak

c) Sebelah Timur : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kajai

45
34

d) Sebelah Barat : berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Simpang Ampek

Wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti terdiri dari 4 Jorong yaitu Jorong

Sukamenanti, Jorong Padang Tujuh, Jorong Pinagar dan Lubuk Landur. Wilayah

Puskesmas Sukamenanti dengan jumlah penduduk ± 11.833 jiwa atau ± 2.293 rumah.

Pembagian wilayah di wilayah Puskesmas Sukamenanti terdapat 12 Dusun, dengan

topografi daerah daratan dan perbukitan. Ketinggian tanah dari permukaan laut ±

30m² dari permukaan laut. Iklim di wilayah kerja puskesmas Sukamenanti

menunjukkan rata- rata curah hujan 299,3 mm/th dengan kelembapan 67- 90 % dan

suhu udara rata-rata harian ± 30ºC.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Agustus 2021 di

wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat tentang hubungan

pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi (6-24 bulan) dengan

jumlah sampel 65 orang diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

a. Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja


Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021

Berdasarkan hasil penelitian telah dilakukan analisis univariat untuk

mengetahui distribusi frekuensi pemberian ASI Eksklusif pada bayi 6-24

bulan dapat dilihat pada Tabel 4.1

46
34

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 6-24 Bulan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2021

Pemberian ASI Eksklusif f %


Tidak 53 81,5
Ya 12 18,5
Jumlah 65 100,0

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak

memberikan ASI Eksklusif pada bayi usia 6-24 bulan sebesar 81,5% (53

responden).

b. Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas


Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021

Berdasarkan hasil penelitian telah dilakukan analisis univariat untuk

mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dapat

dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021

Pengetahuan Ibu f %
Rendah 44 67,7
Tinggi 21 32,3
Jumlah 65 100,0

47
34

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

pengetahuan yang rendah tentang ASI Eksklusif yaitu sebesar 67,7% (44

responden).

2. Analisa Bivariat

Dari hasil penelitian telah dilakukan analisis bivariat yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi

(6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat

tahun 2021 dengan diperoleh hasil sebagai berikut :

Berdasarkan hasil penelitian telah dilakukan analisis bivariat untuk

mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada

bayi (6-24 bulan) yang dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi
(6-24 Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2021

Pemberian ASI Eksklusif P


Pengetahuan Total
Tidak Ya Value
Ibu
f % f % f %
Rendah 41 93,2 12 57,1 53 81,5 0,002
Tinggi 3 6,8 9 42,9 12 18,5
Total 44 100,0 21 100,0 65 100,0

48
34

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa proporsi responden yang tidak

memberikan ASI eksklusif lebih banyak pada responden yang berpengetahuan

rendah (93,2%) dibandingkan dengan responden berpengetahuan tinggi (6,8%).

Berdasarkan hasil perhitungan data dengan menggunakan uji statistik Chi

Square didapatkan nilai p < 0,05 yaitu p = 0,002 dimana p < 0,05 yaitu 0,002

> 0,05, yang berarti ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif pada bayi (6-24 bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021.

BAB V

PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat

1. Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja


Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi usia 6-24 bulan sebesar 81,5% (53

responden).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Haryati (2016) tentang hubungan

pengetahuan dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6

49
34

bulan di Kelurahan Tambun Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli yang

menunjukkan bahwa sebesar 68,6% (94 responden) tidak memberikan ASI secara

eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan. Sama halnya dengan penelitian Ramli (2020)

tentang hubungan pengetahuan dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI

Eksklusif di Kelurahan Sidotopo yang menunjukkan bahwa hampir semua ibu (91%)

yang memberikan makanan tambahan selain ASI pada bayi umur 0-6 bulan, dan ibu

yang memberikan ASI secara eksklusif hanya berjumlah 5 orang (9%).

Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya

adalah pengetahuan. Manusia memiliki karakteristik reaksi perilaku yang menarik,

salah satunya yaitu sifat diferensialnya. Artinya bahwa, satu stimulus yang diterima

seseorang dapat menghasilkan tanggapan-tanggapan yang berbeda, ataupun

sebaliknya jika seseorang menerima banyak stimulus yang berbeda dapat

menimbulkan satu tanggapan yang sama. Teori tindakan beralasan yang dikemukakan

oleh Brehm dan Kassin yang dikutip oleh Azwar (2013), menjelaskan secara

sederhana bahwa suatu tindakan akan dilakukan oleh seseorang apabila tindakan

tersebut dianggapnya positif dan ingin agar orang lain melakukan hal yang sama

(Azwar, 2013).

Menurut asumsi peneliti, responden yang tidak memberikan ASI eksklusif

kepada bayinya disebabkan oleh ibu bekerja. Sebagian besar ibu menyusui di wilayah

kerja Puskesmas Sukamenanti memiliki bekerja sebagai pegawai kantoran dan petani,

sehingga mengharuskan ibu meninggalkan bayi dirumah bersama nenek/pengasuh

50
34

atau menitipkan ke TPA (tempat penitipan anak) sekitar. Selain itu, sebagian besar

responden tidak mengetahui pentingnya ASI eksklusif dan juga mengikuti tradisi

yang ada. Adanya kepercayaan bahwasanya bayi rewel atau menangis adalah

pertanda bayi kelaparan sehingga responden memberikan makanan tambahan berupa

susu formula, bubur pabrikan ataupun buah yang lembek seperti buah pisang.

2. Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas


Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki pengetahuan yang rendah tentang ASI Eksklusif yaitu sebesar 67,7% (44

responden).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Haryati (2016) tentang hubungan

pengetahuan dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6

bulan di Kelurahan Tambun Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli yang

menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden rendah yaitu sebesar

51,8%. Sama halnya dengan penelitian Ramli (2020) tentang hubungan pengetahuan

dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sidotopo

yang menunjukkan bahwa mayoritas ibu (94,4%) memiliki pengetahuan yang kurang

tentang ASI eksklusif yang menyebabkan ibu tidak menyusui secara eksklusif kepada

bayinya.

Pengetahuan merupakan salah satu penentu perilaku kesehatan yang timbul

dari seseorang atau masyarakat disamping tradisi, kepercayaan, sikap, dan

sebagainya. Ketersediaan fasilitas serta perilaku dan sikap para petugas kesehatan

51
34

juga berperan dalam mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

Pengetahuan menurut teori Lawrence Green digolongkan sebagai faktor predisposisi

bersama dengan keyakinan, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai. Sedangkan

ketersediaan fasilitas dapat dikategorikan sebagai faktor pendukung dan perilaku

serta sikap petugas kesehatan sebagai faktor pendorong. Ketiga faktor inilah yang

mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang (Notoatmodjo, 2014).

Banyaknya mitos yang beredar di masyarakat tentang ASI bisa membuat ibu

sangat mudah terpengaruh dan mempercayainya sehingga merubah perilaku ibu

dalam pemberian ASI. Menurut Green (1980), faktor yang dapat mempengaruhi

perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, serta dukungan dari

suami, orangtua, tokoh masyarakat maupun petugas kesehatan. Lingkungan tempat

tinggal serta adanya pengalaman dari orangtua dan masyarakat menambah keyakinan

ibu bahwa anak yang tidak diberikan ASI eksklusif tetap bisa tumbuh dengan

semestinya. Keyakinan tersebut sudah melekat dalam diri ibu sehingga sangat sulit

untuk merubah perilaku tersebut (Haryati, 2016).

Seseorang bisa mendapatkan pengetahuan dari berbagai pengalaman dan

berbagai macam sumber, baik itu dari media elektronik maupun media cetak.

Seringnya seseorang berinteraksi dengan orang lain, teman ataupun petugas

kesehatan akan menambah wawasan pengetahuan mereka. Rendahnya pengetahuan

ibu berdampak pada praktik pemberian ASI eksklusif. Ibu memberikan makanan

tambahan seperti susu formula, air putih bahkan memberi makan pisang pada bayi

52
34

sebelum umur 6 bulan (Ramli, 2020).

Menurut asumsi peneliti, ibu dengan tingkat pengetahuan rendah cenderung

memberikan makanan tambahan pada usia yang lebih dini (usia <6 bulan) seperti

memberikan buah pisang, bubur pabrikan, dan susu formula. Kondisi ini disebabkan

oleh pola pikir yang salah dan life style yang buruk, sehingga mempengaruhi ibu

dalam memberikan makanan pendamping pada usia <6 bulan. Maraknya iklan susu

formula yang ditawarkan oleh produsen susu telah berhasil menarik perhatian ibu

untuk memberikan pada bayinya. Rendahnya pengetahuan responden berdampak

pada praktik pemberian ASI eksklusif. Responden memberikan makanan tambahan

seperti susu formula, air putih bahkan memberi makan pisang pada bayi sebelum

umur 6 bulan. Pemberian tambahan makanan ini dilakukan dengan alasan bayi rewel,

tidak kenyang jika diberi ASI saja, dan supaya bayi mendapatkan tambahan gizi lain

dari makanan tersebut. Praktik semacam ini ternyata sudah biasa dilakukan oleh

keluarga responden dan turun temurun serta di lingkungan tempat responden tinggal

juga mempercayai praktik tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pemberian makanan tambahan

sejak bayi baru lahir memang sudah biasa dilakukan oleh masyarakat. Berbagai

macam makanan dan minuman yang dianggap cocok untuk bayi pun diberikan tanpa

adanya pengetahuan dan pemahaman tentang itu. Ibu dengan pengetahuan baik

mengenai ASI eksklusif dan menyusui penuh sampai 6 bulan, mengatakan bahwa

mereka tahu tentang budaya yang ada di lingkungannya. Ibu tidak mempercayai hal

53
34

tersebut dikarenakan ibu tahu tentang bahayanya dan ibu tahu tentang kematian bayi

disebabkan oleh praktik pemberian makanan yang salah. Namun, pada ibu yang

berpengetahuan baik dan tidak menyusui bayinya sampai usia 6 bulan lebih yakin dan

percaya dengan budaya yang selama ini dianut oleh masyarakat sekitarnya. Sehingga

pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif tidak lagi berpengaruh pada pemberian ASI.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya motivasi ibu untuk menyusui bayinya.

Ibu yang mempunyai pengetahuan baik bukan diperoleh dari adanya program

penyuluhan tentang ASI eksklusif saja di lingkungan tersebut. Mereka juga secara

spontan berinisiatif untuk bertanya tentang ASI eksklusif pada petugas kesehatan saat

ada kegiatan Posyandu. Ibu juga sering mendapat informasi tentang ASI eksklusif

dari keluarga atau teman yang berlatar belakang kesehatan.

Menurut asumsi peneliti, tingkat pengetahuan ibu yang baik dan tingginya

motivasi dalam menyusui secara eksklusif dipengaruhi oleh interaksi yang positif

antara sesama ibu yang mempunyai bayi. Ibu menjadi bersemangat karena adanya

dukungan dari lingkungan sekitar, terutama ibu yang mempunyai teman orang yang

berlatar belakang kesehatan, sehingga secara tidak langsung ibu mendapatkan

penyuluhan. Sedangkan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik, tetapi tidak

menyusui bayinya secara Eksklusif disebabkan oleh ibu bekerja (pegawai kantoran

dan petani) sehingga tidak memiliki waktu untuk menyusui bayi dengan eksklusif.

B. Analisa Bivariat

54
34

1. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi


(6-24 Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2021

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi responden yang

tidak memberikan ASI eksklusif lebih banyak pada responden yang berpengetahuan

rendah (93,2%) dibandingkan dengan responden berpengetahuan tinggi (6,8%).

Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square diperoleh hasil bahwa ada hubungan

pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi (6-24 bulan) di Wilayah

Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putri (2016) yang menyatakan

bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. Sama

halnya dengan penelitian Haryati (2016) tentang hubungan pengetahuan dan status

pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Kelurahan

Tambun Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli yang menunjukkan bahwa ada

hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada

bayi 0-6 bulan. Berbeda dengan penelitian Ramli (2020) tentang hubungan

pengetahuan dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan

Sidotopo yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu

dengan pemberian ASI eksklusif.

Pengetahuan atau kognitif merupakan hal yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Perilaku juga dipengaruhi oleh unsur lain yang ada

dalam diri seseorang, seperti motivasi (Notoatmodjo, 2014). Perilaku ibu dalam

55
34

pemberian makanan selain ASI kepada anaknya sebelum usia 6 bulan termotivasi dari

lingkungan, baik itu di luar rumah maupun dalam rumah. Motivasi yang ada dalam

diri ibu bukanlah motivasi untuk menyusui secara eksklusif, melainkan motivasi

untuk memberikan bayi makanan tambahan (Haryati, 2016).

Menurut asumsi peneliti, pengetahuan ibu yang kurang mengenai pentingnya

ASI dapat menjadikan penyebab atau masalah dalam peningkatan pemberian ASI.

Ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif

dan beranggapan makanan pengganti ASI (susu formula) dapat membantu ibu dan

bayinya, sehingga ibu tidak memberikan ASI secara Eksklusif kepada bayinya.

Berdasarkan hasil penelitian, responden menganggap bahwa ASI tidak cukup

buat bayi sehingga harus diberikan makanan tambahan berupa susu formula, bubur

pabrikan dan buah-buahan yang lembek seperti pisang. Makanan tambahan ini

dipercaya dapat membantu memenuhi kebutuhan makanan dan minuman bayi.

Rendahnya pengetahuan responden juga nampak dari hasil wawancara yang

menyatakan bahwa kolustrum itu tidak penting dan harus dibuang karena sudah lama

sehingga basi dan dapat menyebabkan mencret jika diberikan kepada bayi.

Kepercayaan tersebut masih menganggap kolostrum sebagai sesuatu cairan yang

tidak baik untuk diberikan kepada bayi. Budaya ini dapat dengan mudah melemahkan

hubungan yang seharusnya terjalin antara ibu dan bayi. Pemberian kolostrum dalam

satu jam pertama kelahiran bayi dapat memulai ikatan kasih sayang antara ibu dan

bayi.

56
34

Menurut asumsi peneliti, responden yang berpendidikan rendah belum tentu

tidak mau memberikan ASI pada bayinya karena ibu tersebut mempunyai

pengetahuan yang baik tentang ASI dan memahami arti penting ASI bagi

perkembangan bayi. Pengetahuan ibu tentang ASI baik, secara otomatis apabila anak

maupun ibu tidak sakit dapat memberikan ASI secara Eksklusif pada bayinya.

Ketidaktahuan mereka tentang ASI Eksklusif disebabkan kurang penyuluhan dari

petugas kesehatan yang ada serta tidak memberikan pengertian tentang manfaat ASI

Eksklusif, dengan begitu menghambat pemberian ASI Eksklusif.

Menurut asumsi peneliti, rendahnya pengetahuan berakibat pada praktek

pemberian ASI yang tidak benar dan dilandasi oleh kepercayaan yang keliru.

pengetahuan responden yang rendah dapat diketahui dari responden yang memiliki

kepercayaan bahwa ASI merupakan makanan dan minuman, karena menurut orang

tuanya payudara sebelah kanan adalah makanan dan payudara sebelah kiri adalah

minuman. Kepercayaan ini dipraktekkan pada saat menyusui yang dilakukan secara

bergantiaan antara payudara sebelah kanan dan kiri. Praktek menyusui ini sudah

benar tetapi masih dilandasi oleh kepercayaan yang keliru terhadap payudara sebelah

kanan dan kiri.

Pentingnya penyuluhan kesehatan di tingkat masyarakat, khususnya para ibu

yang memiliki bayi untuk dapat memahami dan mengerti betapa pentingnya arti

sebuah kesehatan dan pengetahuan untuk meningkatkan derajat kesehatan di masa

sekarang dan di masa yang akan datang khususnya tentang pemberian ASI Ekslusif

57
34

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan penelitian yang telah dilakukan diperoleh

kesimpulan bahwa sebagai berikut :

1. Sebagian besar responden tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi usia

0-6 bulan sebesar 81,5% (53 responden).

58
34

2. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang rendah tentang ASI

Eksklusif yaitu sebesar 67,7% (44 responden).

3. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada

bayi (0-6 bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten

Pasaman Barat Tahun 2021

B. Saran

1. Bagi Tempat Penelitian (Puskesmas Sukamenanti)

Meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan ASI Eksklusif kepada ibu-ibu

hamil dan ibu menyusui dalam upaya meningkatkan cakupan pemberian

ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti.

2. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Syedza Padang)

Sebagai bahan masukan dan data dasar bagi institusi pendidikan untuk

meneliti lebih lanjut dalam rangka perkembangan ilmu pengetahuan dan

menambah wawasan khususnya tentang faktor apa saja yang mempengaruhi

pemberian ASI Eksklusif.

3. Bagi peneliti selanjutnya.

Diharapkan penelitian selanjutnya dapat melihat faktor lain yang

mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Menjadikan hasil penelitian ini

sebagai data pembanding bagi penelitian selanjutnya dalam melaksanakan

penelitian yang berkaitan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6

bulan.

59
34

60
34

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian N.L., 2014, Asuhan Kebidanan Naonatus dan Anak Balita, Jakarta,
Penerbit Salemba Medika.

Dinas Kesehatan., 2020, Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat Tahun
2020. Pasaman Barat.

Fraser and Cooper., 2011, Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan, Jakarta,
Salemba Medika.

Fitriani., 2020, Hubungan Anemia dengan Bayi Berat Lahir Rendah, Buku
Kedokteran IGC.

Gayton A.C., 2012, Buku Ajar tentang fisiologis kedokteran, Jakarta, EGC.

Haryati, 2016, Hubungan Pengetahuan Dan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian
Asi Eksklusif Pada Bayi 0-6 Bulan Di Kelurahan Tambun Kecamatan Baolan
Kabupaten Tolitoli. Promotif, Vol.6 No.2, Juli-Desember 2016 Hal. 129 - 136
Artikel VIII.

Karinta, Ariani Satya Putri., 2020, Manfaat ASI, Tim Medis Good Dokter.

Manuaba, 2012, Pengantar Kuliah Obstetri, Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eklusif dan
Managemen Laktasi, Jakarta, EGC.

Marmi, 2011, Pengantar Psikologis Kebidanan Buku ajar Psikologis Kebidanan


Jakarta, Penerbit Pustaka belajar.

Mayunani & Nurhayati., 2011, Buku ajar tentang asuhan keperawatan dengan
ganguan sistem persyarafan, Jakarta, Salemba medika.

Mogre, V., Dery, M. dan Gaa, P., 2016, Knowledges, attitudes and determinants of
Exclusive Breastfeeding Practice among Ghanaian rural lactating mother.
International Breastfeeding Journal, 11 (12).

Nike, 2014, Managemen Masalah bayi baru lahir. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
34

Nursalam, 2013, Determinan pemberian ASI eklusif pada ibu menyusui, Jakarta,
Badan penerbit IDAI.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2012, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta,


Rineka Cipta.
, 2014, Ilmu Perilaku Kesehatan, Cetakan ke 2, Jakarta ,
Rineka Cipta.

Puskesmas Sukamenanti, 2020, Profil Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman


Barat Tahun 2020.

Ramli, Riza., 2020, Hubungan Pengetahuan dan Status Pekerjaan Ibu dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sidotopo, Jurnal Promkes : The
Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education. Vol. 8 No. 1
(2020) 36-46 doi: 10.20473/jpk.V8.I1.2020.36-46.

Rudolph, 2015, Buku Ajar Pediatri (Volume 1), Jakarta, EGC.

Sugiono, 2013, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, Bandung,
Alfabeta.

SUSENAS BPS, 2020, Jakarta.

Utami, Rusli., 2013, Mengenal ASI Eklusif, Jakarta, Penerbit PT. Pustaka
Pembangunan.
34

LAMPIRAN 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Calon Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukamenanti

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang :
Nama : EVARIZA
NIM : 1502358
Akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu
Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi (6-24 Bulan) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat Tahun 2021”. Penelitian ini tidak akan
menimbulkan akibat yang merugikan bagi bapak/ibu sebagai responden. Kerahasiaan
semua informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika
bapak/ibu tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka tidak ada
ancaman bagi bapak/ibu. Jika bapak/ibu menyetujui, maka saya mohon kesediaan
bapak/ibu untuk menandatangani lembar persetujuan saya dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang saya sertakan.
Atas perhatian dan kesediaan bapak/ibu sebagai responden saya ucapkan
terima kasih.

Peneliti,

( EVARIZA )
34

LAMPIRAN 2

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan tentang maksud, tujuan dan


manfaat penelitian ini, Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : .....................................................

Umur : .....................................................

Alamat : .....................................................

Dengan ini saya bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian


yang dilakukan oleh saudari Evariza selaku Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang dengan judul
“Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi (6-24
Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat Tahun 2021”,
dengan sukarela dan tanpa paksaan dari siapapun.

Penelitian ini tidak akan merugikan saya ataupun berakibat buruk bagi saya
dan keluarga saya, maka jawaban yang saya berikan adalah yang sebenar- benarnya.

Demikian surat persetujuan ini saya buat untuk dapat dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Sukamenanti,………. 2021

Responden

( …………………………. )
34

LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF PADA BAYI (6-24 BULAN) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUKAMENANTI PASAMAN BARAT
TAHUN 2021

Nomor Responden : …………….


Tgl/Hari : …………….

A. DATA UMUM RESPONDEN


1. Nama Ibu : .......................................................
2. Usia Ibu : .......................................................
3. Pendidikan terakhir Ibu : SD / SMP / SMA / PT *)
4. Pekerjaan Ibu : IRT/Petani/Swasta/PNS *)

B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah pertanyaan dengan teliti
2. Isilah jawaban dengan memberikan tanda silang pada jawaban yang dianggap
paling benar

C. PERTANYAAN
1. Pemberian ASI ekslusif
Apakah ibu memberi ASI saja tanpa ada makanan pendamping apapun pada bayi
ibu pada saat baru lahir sampai umurnya 6 bulan ?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
34

2. Pengetahuan
1. Apakah yng di maksud dengan ASI ekslusif ?
a. ASI saja tanpa makanan dan minuman sampai bayi berusia
6 bulan (1)
b. ASI yang di tambah makanan lain (0)
c. Tidak tahu (0)

2. Mengapa ASI saja diberikan pada bayi usia 0-6 bulan ?


a. Karena bayi cuma mau minum ASI (0)
b. Supaya bayi tidak menangis (0)
c. Mempunyai gizi yang tinggi (1)

3. Apa yang terkandung pada ASI yang pertama kali keluar ?


a. Protein,Vitamin, antibodi (1)
b. Bibit penyakit (0)
c. Tidak tahu (0)

4. Pemberian ASI saja pada bayi dapat menyebabkan bayi


a. Memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dan gizi terpenuhi (1)
b. Kekurangan gizi (0)
c. Bayi tidak bisa berkembang dengan baik (0)

5. Pemberian ASI eksklusif pada bayi dapat meningkatkan perlindungan


terhadap banyak penyakit seperti
a. penyakit diabetes (1)
b. Epilepsi (0)
c. Polio (0)

6. Berapa kali sebaiknya disusui ?


a. 3-4 kali (0)
b. Setiap jam (0)
c. Sesuai kebutuhan bayi (1)
34

7. Sampai umur berapa menurut ibu sebaiknya diberikan ASI ?


a. Sampai usia 6 bulan (1)
b. Sampai usia 1 tahun (0)
c. Sampai usia 2 tahun (0)

8. Kapan pertama kali ASI harus dimulai ?


a. Setelah ibu dipindahkan ke ruang rawat (0)
b. Setelah ibu dimandikan (0)
c. Saat ibu masih di ruang persalinan (1)

9. Posisi pemberian ASI yang baik pada bayi ?


a. Mulut bayi terbuka sedikit (0)
b. Mulut bayi dicegah terbuka (0)
c. Mulut bayi terbuka lebar (1)

10. Posisi dagu bayi saat memberikan ASI adalah?


a. Dagu menyentuh payudara ibu (1)
b. Dagu menyentuh perut ibu (0)
c. Dagu dijauhkan dari payudara ibu (0)
34

LAMPIRAN 4
Rencana Jadwal Kegiatan
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi (6-24 Bulan)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat Tahun 2021
Bulan/Tahun
No Kegiatan April 2021 Mei 2021 Juni 2021 Juli 2021 Agustus 2021 September 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Memilih masalah penelitian
2 Konsultasi judul
3 Pengumpulan data awal
4 Menyusun proposal
5 Konsultasi proposal
6 Seminar proposal
7 Perbaikan proposal
8 Pengumpulan data
9 Pengelolaan data
10 Penyelesaian skripsi
11 Konsultasi skripsi
12 Seminar skripsi
13 Perbaikan skripsi
14 Penggandaan skripsi

Pasaman Barat, April 2021


Peneliti

( EVARIZA )
34

LAMPIRAN 5

MASTER TABEL

Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi (0-6 Bulan) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021

Pemberian
Peker ASI Ekslusif Pengetahuan
No Nama Umur Pddkn
jaan
Skor Kat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jml skor Kat

1 N 31 SD IRT 1 Ya 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 80 Tinggi

2 Y 30 SMP IRT 0 Tidak 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 4 40 Rendah

3 S 24 SMP IRT 0 Tidak 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Tinggi

4 R 35 SD Tani 0 Tidak 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 20 Rendah

5 B 30 SMA IRT 0 Tidak 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 Tinggi

6 Z 27 SMA IRT 0 Tidak 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 4 40 Rendah

7 Y 35 SMA Tani 0 Tidak 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 4 40 Rendah

8 S 35 SMA IRT 0 Tidak 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 4 40 Rendah

9 N 38 SMP IRT 0 Tidak 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 30 Rendah


34

10 A 40 SD Tani 0 Tidak 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40 Rendah

11 J 32 SMA IRT 0 Tidak 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 40 Rendah

12 S 36 SMP IRT 0 Tidak 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 4 40 Rendah

13 J 21 SMP Tani 1 Ya 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tinggi

14 A 30 SMA IRT 0 Tidak 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4 40 Rendah

15 M 30 SMA Dagang 0 Tidak 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4 40 Rendah

16 S 35 SMP IRT 0 Tidak 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4 40 Rendah

17 M 24 SMP Dagang 0 Tidak 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3 30 Rendah

18 S 34 SMP IRT 0 Tidak 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80 Tinggi

19 B 33 SD IRT 0 Tidak 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 3 30 Rendah

20 S 28 SD IRT 0 Tidak 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 4 40 Rendah

21 Y 24 SMP IRT 1 Ya 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 80 Tinggi

22 O 28 SMP IRT 1 Ya 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 4 40 Rendah

23 A 24 SD Dagang 0 Tidak 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 Tinggi

24 D 30 SD IRT 0 Tidak 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 30 Rendah

25 R 24 SMA IRT 0 Tidak 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 4 40 Rendah


34

26 R 35 SMP IRT 0 Tidak 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 40 Rendah

27 R 35 SMP IRT 1 Ya 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tinggi

28 J 40 SMP IRT 0 Tidak 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 4 40 Rendah

29 E 39 SMP IRT 0 Tidak 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tinggi

30 F 26 SMP Tani 0 Tidak 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 3 30 Rendah

31 F 32 SD IRT 0 Tidak 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 40 Rendah

32 N 31 SD IRT 1 Ya 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 80 Tinggi

33 Y 30 SMP IRT 0 Tidak 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 4 40 Rendah

34 S 24 SMP IRT 0 Tidak 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80 Tinggi

35 R 35 SD Tani 0 Tidak 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 20 Rendah

36 B 30 SMA IRT 0 Tidak 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 80 Tinggi

37 Z 27 SMA IRT 0 Tidak 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 4 40 Rendah

38 Y 35 SMA Tani 0 Tidak 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 4 40 Rendah

39 S 35 SMA IRT 0 Tidak 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 4 40 Rendah

40 N 40 S1 PNS 0 Tidak 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 80 Tinggi

41 B 29 SMP IRT 0 Tidak 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 80 Tinggi


34

42 N 38 SMP IRT 0 Tidak 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3 30 Rendah

43 A 40 SD Tani 0 Tidak 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40 Rendah

44 J 32 SMA IRT 0 Tidak 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 40 Rendah

45 S 36 SMP IRT 0 Tidak 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 4 40 Rendah

46 J 21 SMP Tani 1 Ya 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tinggi

47 A 30 SMA IRT 0 Tidak 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4 40 Rendah

48 S 23 SMP Tani 0 Tidak 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 80 Tinggi

49 M 30 SMA Dagang 0 Tidak 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4 40 Rendah

50 S 35 SMP IRT 0 Tidak 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4 40 Rendah

51 M 24 SMP Dagang 0 Tidak 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3 30 Rendah

52 S 34 SMP IRT 0 Tidak 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 80 Tinggi

53 Y 24 SMP IRT 1 Ya 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 80 Tinggi

54 O 28 SMP IRT 1 Ya 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 4 40 Rendah

55 D 30 SD IRT 0 Tidak 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 30 Rendah

56 R 24 SMA IRT 0 Tidak 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 4 40 Rendah

57 R 35 SMP IRT 0 Tidak 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 40 Rendah


34

58 R 35 SMP IRT 1 Ya 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Tinggi

59 J 40 SMP IRT 0 Tidak 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 4 40 Rendah

60 M 39 SMP Dagang 0 Tidak 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3 30 Rendah

61 S 34 SMP IRT 0 Tidak 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 80 Tinggi

62 B 33 SD IRT 0 Tidak 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 3 30 Rendah

63 S 28 SD IRT 0 Tidak 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 4 40 Rendah

64 Y 24 SMP IRT 1 Ya 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 80 Tinggi

65 O 28 SMP IRT 1 Ya 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 4 40 Rendah

Nilai Mean 0,18 Tidak 69 60 51 37 34 45 65 48 40 68 5,15 51,54 Rendah


34

LAMPIRAN 6

HASIL OUTPUT PENGOLAHAN DATA SPSS

Frequencies

Statistics
Pemberian ASI
Eksklusif Pengetahuan Ibu
N Valid 65 65
Missing 0 0
Percentiles 25 .00 .00
50 .00 .00
75 .00 1.00

Statistics
Pemberian ASI
Eksklusif Pengetahuan
N Valid 65 65
Missing 0 0
Mean .18 51.54
Std. Deviation .391 22.096
Minimum 0 20
Maximum 1 90

Frequency Table

Pemberian ASI Eksklusif


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 53 81.5 81.5 81.5
Ya 12 18.5 18.5 100.0
Total 65 100.0 100.0
34

Pengetahuan Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 44 67.7 67.7 67.7
Tinggi 21 32.3 32.3 100.0
Total 65 100.0 100.0

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value -.08 .51 .18 .185 65
Residual -.507 .912 .000 .344 65
Std. Predicted Value -1.427 1.741 .000 1.000 65
Std. Residual -1.459 2.626 .000 .992 65
a. Dependent Variable: Pemberian ASI Eksklusif

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 65
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .34449851
Most Extreme Differences Absolute .290
Positive .290
Negative -.215
Kolmogorov-Smirnov Z 2.335
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pemberian ASI
Eksklusif * 65 100.0% 0 .0% 65 100.0%
Pengetahuan Ibu
34

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent

Pemberian ASI Eksklusif * Pengetahuan Ibu Crosstabulation

Pengetahuan Ibu

Rendah Tinggi Total


Pemberian ASI Tidak Count 41 12 53
Eksklusif
% within Pemberian ASI
77.4% 22.6% 100.0%
Eksklusif
% within Pengetahuan Ibu 93.2% 57.1% 81.5%
Ya Count 3 9 12
% within Pemberian ASI
25.0% 75.0% 100.0%
Eksklusif
% within Pengetahuan Ibu 6.8% 42.9% 18.5%
Total Count 44 21 65
% within Pemberian ASI
67.7% 32.3% 100.0%
Eksklusif
% within Pengetahuan Ibu 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 12.265a 1 .000
Continuity Correctionb 9.988 1 .002
Likelihood Ratio 11.595 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 12.076 1 .001
N of Valid Casesb 65
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,88.
b. Computed only for a 2x2 table
34

LAMPIRAN 7
DOKUMENTASI PENELITIAN
34

Anda mungkin juga menyukai