EVARIZA
NIM. 1502358
EVARIZA
NIM. 1502358
Nama : EVARIZA
NIM : 1502358
Prodi : Sarjana Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI
Eksklusif Pada Bayi (6-24 Bulan) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat
Skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan siap dipertahankan dihadapan tim penguji
Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza
Saintika pada Tanggal : Oktober 2021.
Komisi Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui :
Ketua Prodi Sarjana Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika
Skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan tim penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Syedza Saintika Tanggal : Oktober 2021
Oleh :
EVARIZA
NIM. 1502358
Komisi Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui :
Ketua Prodi Sarjana Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika
( EVARIZA )
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA PADANG
PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi (6-24
Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat
ABSTRAK
Pemberian ASI Eksklusif sangat dianjurkan pada bayi umur 0-6 bulan, karena
ASI mengandung gizi yang lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Pemerintah menargetkan cakupan bayi mendapat ASI Eksklusif mecapai 35%, tetapi
kenyataannya cakupan bayi mendapat ASI Eksklusif di Puskesmas Sukamenanti
tahun 2020 hanya mencapai 21,8%. Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pengetahuan ibu tentang ASI
Eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu
dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi (6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas
Sukamenanti Pasaman Barat tahun 2021.
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan desain Cross
Sectional Study yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2021 di posyandu wilayah
kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat. Populasi penelitian ini
adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Sukamenanti. Teknik sampling adalah simple random sampling dengan responden
sebanyak 65 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan Kuesioner. Data
diolah secara komputerisasi dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji
“chi square” dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden tidak memberikan ASI
Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 81,5%, Sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang rendah tentang ASI Eksklusif yaitu sebesar 67,7% dan p
value 0,002.
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian
ASI Eksklusif pada bayi (0-6 bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti
Kabupaten Pasaman Barat. Disarankan kepada pihak puskesmas agar meningkatkan
sosialisasi dan penyuluhan ASI Eksklusif kepada ibu-ibu hamil dan ibu menyusui.
ABSTRACK
Exclusive breastfeeding is highly recommended for infants aged 0-6 months, because
breast milk contains complete nutrition for the growth and development of infants.
The government targets the coverage of babies receiving exclusive breastfeeding to
reach 35%, but in fact the coverage of babies receiving exclusive breastfeeding at the
Sukamenanti Health Center in 2020 only reached 21.8%. The success of exclusive
breastfeeding is influenced by several factors, one of which is the mother's knowledge
about exclusive breastfeeding. The purpose of this study was to determine the
relationship between mother's knowledge and exclusive breastfeeding for infants (6-
24 months) in the working area of the Sukamenanti Health Center, West Pasaman.
The design of this study used descriptive analytic with a Cross Sectional Study
design which was carried out in August 2021 at the posyandu, the working area of
the Sukamenanti Health Center, West Pasaman Regency. The population of this study
were all mothers who had babies aged 6-24 months in the working area of the
Sukamenanti Health Center. The sampling technique was simple random sampling
with 65 respondents. Data collection techniques using questionnaires. The data were
processed computerized with univariate and bivariate analysis using the "chi square"
test with a 95% confidence level.
The results showed that most of the respondents did not give exclusive
breastfeeding to infants aged 0-6 months by 81.5%, most of the respondents had low
knowledge about exclusive breastfeeding, which was 67.7% and p value 0.002.
It can be concluded that there is a relationship between mother's knowledge
and exclusive breastfeeding for infants (0-6 months) in the Sukamenanti Health
Center Work Area, West Pasaman Regency. It is suggested to the puskesmas to
increase the socialization and counseling of exclusive breastfeeding to pregnant
women and breastfeeding mothers.
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Tahun 2021”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat akademis yang harus dilaksanakan
oleh setiap Mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Stikes Syedza Saintika
Padang dalam menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan. Pada kesempatan ini
peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
bimbingan dan pengarahan dari Ibu Dr. Ns. Putri Dafriani, S. Kep, M.Sc selaku
Pembimbing I dan Ibu Ayu Gustia Ningsih, M. Pd selaku Pembimbing II. Ucapan
3. Ibu Ns. Weni Sartiwi, M.Kep, Ketua Prodi Sarjana Keperawatan Sekolah
i
4. Ibu Ns. Harmawati, S.Kep, M.Kep selaku Penguji I dan Ibu Fenny Fernando,
M.Keb selaku Penguji II yang telah memberi masukan dan motivasi dalam
7. Teristimewa kedua Orang Tua, suami dan Saudara- saudaraku yang banyak
Semoga bantuan yang telah diberikan akan mendapat balasan dari Allah SWT,
amiin ya rabbal 'alamiin. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, karena itu peneliti bersedia menerima kritikan dan saran dari semua pihak
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PERNYATAAN PENGESAHAN PEMBIMBING
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
ABSTRACK
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 7
iii
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian............................................................ 45
B. Hasil Penelitian .. ........................................................................................ 46
1. Analisa Univariat ........................................................................... 46
2. Analisa Bivariat .............................................................................. 47
BAB V. PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat ................................................................................. 49
B. Analisa Bivariat ................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Besaran Sampel Pada Masing - masing Jorong Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukamenanti Tahun 2021 ............................................... 37
Tabel 3.2 Definisi Operasional .......................................................................... 44
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 6-24 Bulan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2021 ........................................................................................ 46
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat
Tahun 2021 ....................................................................................... 47
Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada
Bayi (6-24 Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti
Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021 ............................................ 48
v
DAFTAR GAMBAR
Hal
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat
pula menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Kekurangan gizi pada bayi akan
secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk mencapai tumbuh kembang
yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 15 menit setelah bayi
lahir, memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif
sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan meneruskan
pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (Depkes, 2016).
ASI adalah merupakan makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada
berbagai imun oprotektif yang dibutuhkan bayi untuk proses pertumbuhan dan
ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan
lainnya. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif
1
34
selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti
ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga maupun negara (Maryunani,
2012).
Dampak dari tidak adanya pemberian ASI eksklusif merupakan ancaman bagi
tumbuh kembang anak, bayi rentan mengalami penyakit infeksi. Bayi yang diberi
susu selain ASI mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare dan 3-4 kali
Badan kesehatan dunia (WHO) merilis data bahwa pemberian ASI eksklusif
pada bayi 0-6 bulan masih rendah. Laporan tersebut menyebutkan bahwa angka
pemberian ASI eksklusif baru mencapai 32% bayi yang mendapat ASI eksklusif,
Cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2020 menurut Susenas BPS
2020 sebesar 69,62%. Cakupan ASI eksklusif di Propinsi Sumatera Barat adalah
sebesar 70,36%. Angka ini sudah mencapai target yang sudah ditetapkan yaitu
sebesar 35% pada tahun 2020 (Susenas BPS, 2020). Namun berbeda dengan angka
cakupan ASI eksklusih di Kabupaten Pasaman Barat yang masih dibawah target.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat tahun 2020 dari
2.084 bayi yang berumur 0-6 di Kabupaten Pasaman Barat tahun 2020 sebesar 34,8
2
34
Rendahnya cakupan ini banyak dipengaruhi oleh budaya memberikan makanan dan
minuman terlalu dini kepada bayi baru lahir yang merupakan akibat dari pengetahuan
keluarga tentang ASI yang masih sangat minim. Disamping itu gencarnya
pemberian ASI.
ASI eksklusif yang masih rendah. Selain cakupannya yang masih rendah, Kabupaten
Pasaman Barat juga belum mempunyai sebuah peraturan khusus yang mengatur
tentang program ASI dalam bentuk Peraturan Daerah. Salah satu Puskesmas dengan
cakupan ASI eksklusif yang masih rendah di Kabupaten Pasaman Barat adalah
Barat tahun 2019, cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Sukamenanti sebesar 18,5%
dan meningkat menjadi 21,8% pada tahun 2020. Walaupun cakupan bayi mendapat
namun masih berada di bawah target yang sudah ditetapkan yaitu sebesar 35% (Profil
adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
3
34
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dalam hal
tingkat pengetahuan seseorang maka semakin baik pula dalam melaksanakan suatu
ASI eksklusif. Sama halnya dengan penelitian Ermianty (2014) yang menyatakan
bahwa pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat mempengaruhi ibu dalam
memberikan ASI eksklusif. Semakin baik pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif,
maka seorang ibu akan memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, maka semakin
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 25 Juni 2021
ASI eksklusif. Dari 10 orang ibu bayi yang diwawancarai, sebanyak 7 orang ibu bayi
mengatakan bahwa ASI saja tidak cukup buat bayi karena bayi yang sering menangis
disebabkan karena masih merasa lapar sehingga ibu memberikan bayinya makanan
seperti susu formula, madu, air putih, dan buah-buahan yang lembek sebagai
wawancara yang menyatakan bahwa ASI yang pertama keluar/kolustrum itu tidak
4
34
penting dan harus dibuang karena dapat menyebabkan mencret pada bayi. Sebanyak 6
orang ibu mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian dan manfaat ASI
Eksklusif, resiko yang terjadi jika diberikan MPASI pada bayi berusia <6 bulan.
Eksklusif pada Bayi (6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman
B. RumusanMasalah
bayi (6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat tahun
2021.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus
Tahun 2021
5
34
2021.
D. Manfaat penelitian
6
34
E. Ruang Lingkup
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi (6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas
penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian
Barat pada bulan Agustus 2021. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang
Pasaman Barat sebanyak 186 orang. Cara pengambilan sampel dengan teknik
Simple Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 65 orang. Data diolah
7
34
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam organic yang disekresikan oleh kedua kelenjer payudara ibu dan
makanan bayi baik gizi, imunologi atau lainnya. ASI eksklusif adalah
(termasuk air jeruk, madu, dan air gula). Tindakan tersebut dapat dimulai
a. Anatomi Payudara
kelenjer susu berada di jaringan sub kutan, tepatnya di antara jaringan sub
adalah 200 gram, pada wanita hamil aterm 400-600 gram dan pada masa
8
34
laktasi sekitar 600-800 gram. Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi
putting susu dan warnanya kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan
b. Fisiologi payudara
tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar
estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar
diminan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan
prolaktin hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua reflek pada
ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu reflek prolaktin dan
9
34
reflek aliran timbul akibat perangsangan putting susu oleh hisapan bayi
(Walyani, 2015).
c. Proses Laktasi
d. Stadium ASI
yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjer mamae sebelum
kelenjer mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat,
dari masa laktasi. Ada beberapa hal penting yang terjadi ketika
10
34
ASI matur
matur
kalori/100 ml kolostrum
i) PH lebih alkalis
11
34
b) Disekresikan dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi ,
tetapi ada pula yang mendapatkan bahwa ASI mature batu akan
a) ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, yang dikatakan
12
34
Tabel 2. 1
Perbandingan Kandungan Gizi dalam ASI
a. Bagi bayi
5) Memberikan rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan
13
34
b. Bagi ibu
1) Aspek psikologis
akan terpakai. Jika timbunan lemak menyusui, berat badan ibu akan
14
34
c. Bagi keluarga
1) Aspek ekonomi
keperluan lain.
2) Aspek psikologis
d. Bagi pemerintah
a. Laktogenesis I
system pengendalian itu disebut system kendali endokrin, pada fase ini,
15
34
produksi ASI belum terlalu banyak karena ditekan oleh kadar hormon
diatur oleh hormon, ibu tidak perlu khawatir kolostrum tidak akan keluar
b. Laktogenesis II
mulai diproduksi lebih banyak umumnya sudah terjadi pada hari ke-3 dan
c. Laktogenesis III
local adalah seberapa sering ASI dikeluarkan dan seberapa baik payudara
16
34
maupun diperah) dan seberapa baik pengosongan payudara. Jadi, bias saja
satu payudara tidak menghasilkan ASI sama sekali, tetapi payudara yang
bayi harus diselimuti agar tetap hangat. Refleks hisap bayi paling kuat adalah
pada jam-jam pertama setelah lahir yang akan mencapai puncaknya sewaktu
berusia 20-30 menit. Bila terlambat menyusui refleks ini akan berkurang dan
tidak akan kuat lagi sampai beberapa jam kemudian. Bila bayi lahir tidaj
bermasalah maka segera mungkin (dalam 30 menit) setelah bayi lahir bayi
(Saleha, 2009)
a. Untuk bayi
17
34
3) Meningkatkan kecerdasan
2009)
b. Untuk ibu
(Depkes RI 2008)
7. Penyimpanan ASI
ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat, bila
disimpan :
18
34
1) Refleks prolaktin
melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan
19
34
(Baskoro,2008).
payudara ibu
pipi.
(Saleha, 2009).
berikut:
20
34
gr/bulan
gr/bulan
gr/bulan
gr/bulan
1. Makanan ibu
ini disebabkan pada masa kehamilan jumlah pangan dan gizi yang
21
34
2. Pola istirahat
22
34
6. Anatomi payudara
23
34
Setianingsih, 2014).
B. Konsep Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,
uraian diatas dapta disimpulkan bahwa perilaku (manusia) adalah semua kegiatan
atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak
luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
24
34
2. Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini maka perilaku dapat
tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas
pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum diamati secara
atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau
3. Domain Perilaku
25
34
atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons
sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang
bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang,
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perihal yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
baru), di dalam dari orang tersebut terjadi proses berurutan, disingkat AIETA
yang artinya :
26
34
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dari sikap yang positif, maka
perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan
berlangsung lama.
(Reinfoorcing factors).
27
34
dorongan untuk melakukan hal positif dalam penanganan demam yang tepat
C. Pengetahuan
melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, penciuman, rasa dan raba.
28
34
didasari oleh pengetahuan akan mampu bertahan lama dari pada yang tidak
Sebelum orang berperilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan yang dimulai dari kesadaran adanya stimulus kemudian ada rasa
tertarik. Setelah itu terjadi pertimbangan dalam batin bagaimana dampak negatif
positif dari stimulus. Hasil pemikiran yang positif akan membawa subyek untuk
memulai mencoba dan akhirnya dalam dirinya sudah terbentuk suatu perilaku
baru. Adopsi perilaku yang didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
positif terhadap stimulus akan membentuk perilaku baru yang mampu bertahan
1) Tahu (Know)
Tingkat tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari
sebagainya.
2) Memahami ( Comprehension)
29
34
3) Aplikasi (Aplication)
dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata. Aplikasi dapat diartikan
4) Analisis (Analysis)
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Misalnya dapat menggambarkan
5) Sintetis (Syntetis)
6) Evaluasi
30
34
1) Pengalaman
baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut
orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan
2) Pendidikan
diperkenalkan.
3) Kepercayaan
31
34
tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari
sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini
disebut metode trial (coba) and errol (gagal atau salah) atau metode coba-
salah/coba-coba.
32
34
memperoleh pengetahuan.
33
34
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”.
(Notoadmojo, 2012)
D. Kerangka Teori
Faktor Predisposisi :
1. Pengetahuan
2. Sikap
Faktor Pemungkin :
Perilaku
1. Ketersediaan SDM
Kesehatan
2. Fasilitas kesehatan
34
34
Faktor Penguat
1.Dukungan Keluarga
2.Media
3.Guru
BAB III
METODE PENELITIAN
pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap pemberian ASI Eksklusif pada
1. Populasi
35
34
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai
2. Sampel
Sampel adalah wakil dari populasi yang akan diteliti dan dianggap
Slovin, yaitu :
n= N
1 + N (d2)
Keterangan:
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
n=. N.
1 + N (d2)
n = . 186
1 + 186 (0,12)
36
34
2,86
a. Kriteria inklusi
data
b. Kriteria eksklusi
yaitu mengambil sampel secara acak sederhana dari data ibu yang
Sukamenanti.
Tabel 3.1
Besaran Sampel Pada Masing - masing Jorong Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukamenanti Tahun 2021
37
34
4. Lubuk Ladur 29 11
Jumlah 186 65
D. Etika Penelitian
dan sudah mendapatkan kode etik penelitian dari STIKes Syedza Saintika
dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya masalah etik
1. Izin Penelitian
38
34
penelitian, dan responden yang menolak untuk diteliti maka peneliti tidak
4. Autonomy
ada paksaan dari peneliti kepada responden serta tetap menghormati dan
5. Kerahasiaan (Confidentiality)
1. Data Primer
39
34
sebagai berikut :
2. Data Sekunder
40
34
responden
Ada beberapa tahap pengolahan data dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
ketika dibaca.
41
34
dengan angka untuk mempermudah dalam proses entri data dan analisis
data.
1. Pengetahuan :
a) Tinggi =1
b) Rendah = 0
a) Ya =1
b) Tidak =0
42
34
distribusi.
1. Analisis Univarat
2. Analisis Bivariat
jika nilai P < 0,05 maka secara statistik ada hubungan bermakna, jika
H. Kerangka Konsep
43
34
I. Hipotesa Penelitian
Bayi (6-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat tahun
2021.
J. Defenisi Operasional
Tabel 3.2
Definisi Operasional
44
34
0-6 bulan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Kecamatan Pasaman dengan jarak tempuh ke Kabupaten sekitar 8 Km, dan letak
geografis : 000 08' LU – 000 32' LS dan 990 10' BT – 99037' BT, dan berbatasan
45
34
Sukamenanti, Jorong Padang Tujuh, Jorong Pinagar dan Lubuk Landur. Wilayah
Puskesmas Sukamenanti dengan jumlah penduduk ± 11.833 jiwa atau ± 2.293 rumah.
topografi daerah daratan dan perbukitan. Ketinggian tanah dari permukaan laut ±
menunjukkan rata- rata curah hujan 299,3 mm/th dengan kelembapan 67- 90 % dan
B. Hasil Penelitian
pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi (6-24 bulan) dengan
1. Analisis Univariat
46
34
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 6-24 Bulan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2021
memberikan ASI Eksklusif pada bayi usia 6-24 bulan sebesar 81,5% (53
responden).
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021
Pengetahuan Ibu f %
Rendah 44 67,7
Tinggi 21 32,3
Jumlah 65 100,0
47
34
pengetahuan yang rendah tentang ASI Eksklusif yaitu sebesar 67,7% (44
responden).
2. Analisa Bivariat
Dari hasil penelitian telah dilakukan analisis bivariat yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi
Tabel 4.3
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi
(6-24 Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2021
48
34
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa proporsi responden yang tidak
Square didapatkan nilai p < 0,05 yaitu p = 0,002 dimana p < 0,05 yaitu 0,002
> 0,05, yang berarti ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi usia 6-24 bulan sebesar 81,5% (53
responden).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Haryati (2016) tentang hubungan
pengetahuan dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6
49
34
menunjukkan bahwa sebesar 68,6% (94 responden) tidak memberikan ASI secara
eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan. Sama halnya dengan penelitian Ramli (2020)
tentang hubungan pengetahuan dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI
Eksklusif di Kelurahan Sidotopo yang menunjukkan bahwa hampir semua ibu (91%)
yang memberikan makanan tambahan selain ASI pada bayi umur 0-6 bulan, dan ibu
salah satunya yaitu sifat diferensialnya. Artinya bahwa, satu stimulus yang diterima
menimbulkan satu tanggapan yang sama. Teori tindakan beralasan yang dikemukakan
oleh Brehm dan Kassin yang dikutip oleh Azwar (2013), menjelaskan secara
sederhana bahwa suatu tindakan akan dilakukan oleh seseorang apabila tindakan
tersebut dianggapnya positif dan ingin agar orang lain melakukan hal yang sama
(Azwar, 2013).
kepada bayinya disebabkan oleh ibu bekerja. Sebagian besar ibu menyusui di wilayah
kerja Puskesmas Sukamenanti memiliki bekerja sebagai pegawai kantoran dan petani,
50
34
atau menitipkan ke TPA (tempat penitipan anak) sekitar. Selain itu, sebagian besar
responden tidak mengetahui pentingnya ASI eksklusif dan juga mengikuti tradisi
yang ada. Adanya kepercayaan bahwasanya bayi rewel atau menangis adalah
susu formula, bubur pabrikan ataupun buah yang lembek seperti buah pisang.
memiliki pengetahuan yang rendah tentang ASI Eksklusif yaitu sebesar 67,7% (44
responden).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Haryati (2016) tentang hubungan
pengetahuan dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6
51,8%. Sama halnya dengan penelitian Ramli (2020) tentang hubungan pengetahuan
dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sidotopo
yang menunjukkan bahwa mayoritas ibu (94,4%) memiliki pengetahuan yang kurang
tentang ASI eksklusif yang menyebabkan ibu tidak menyusui secara eksklusif kepada
bayinya.
sebagainya. Ketersediaan fasilitas serta perilaku dan sikap para petugas kesehatan
51
34
serta sikap petugas kesehatan sebagai faktor pendorong. Ketiga faktor inilah yang
Banyaknya mitos yang beredar di masyarakat tentang ASI bisa membuat ibu
dalam pemberian ASI. Menurut Green (1980), faktor yang dapat mempengaruhi
perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, serta dukungan dari
tinggal serta adanya pengalaman dari orangtua dan masyarakat menambah keyakinan
ibu bahwa anak yang tidak diberikan ASI eksklusif tetap bisa tumbuh dengan
semestinya. Keyakinan tersebut sudah melekat dalam diri ibu sehingga sangat sulit
berbagai macam sumber, baik itu dari media elektronik maupun media cetak.
ibu berdampak pada praktik pemberian ASI eksklusif. Ibu memberikan makanan
tambahan seperti susu formula, air putih bahkan memberi makan pisang pada bayi
52
34
memberikan makanan tambahan pada usia yang lebih dini (usia <6 bulan) seperti
memberikan buah pisang, bubur pabrikan, dan susu formula. Kondisi ini disebabkan
oleh pola pikir yang salah dan life style yang buruk, sehingga mempengaruhi ibu
dalam memberikan makanan pendamping pada usia <6 bulan. Maraknya iklan susu
formula yang ditawarkan oleh produsen susu telah berhasil menarik perhatian ibu
seperti susu formula, air putih bahkan memberi makan pisang pada bayi sebelum
umur 6 bulan. Pemberian tambahan makanan ini dilakukan dengan alasan bayi rewel,
tidak kenyang jika diberi ASI saja, dan supaya bayi mendapatkan tambahan gizi lain
dari makanan tersebut. Praktik semacam ini ternyata sudah biasa dilakukan oleh
keluarga responden dan turun temurun serta di lingkungan tempat responden tinggal
sejak bayi baru lahir memang sudah biasa dilakukan oleh masyarakat. Berbagai
macam makanan dan minuman yang dianggap cocok untuk bayi pun diberikan tanpa
adanya pengetahuan dan pemahaman tentang itu. Ibu dengan pengetahuan baik
mengenai ASI eksklusif dan menyusui penuh sampai 6 bulan, mengatakan bahwa
mereka tahu tentang budaya yang ada di lingkungannya. Ibu tidak mempercayai hal
53
34
tersebut dikarenakan ibu tahu tentang bahayanya dan ibu tahu tentang kematian bayi
disebabkan oleh praktik pemberian makanan yang salah. Namun, pada ibu yang
berpengetahuan baik dan tidak menyusui bayinya sampai usia 6 bulan lebih yakin dan
percaya dengan budaya yang selama ini dianut oleh masyarakat sekitarnya. Sehingga
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif tidak lagi berpengaruh pada pemberian ASI.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya motivasi ibu untuk menyusui bayinya.
Ibu yang mempunyai pengetahuan baik bukan diperoleh dari adanya program
penyuluhan tentang ASI eksklusif saja di lingkungan tersebut. Mereka juga secara
spontan berinisiatif untuk bertanya tentang ASI eksklusif pada petugas kesehatan saat
ada kegiatan Posyandu. Ibu juga sering mendapat informasi tentang ASI eksklusif
Menurut asumsi peneliti, tingkat pengetahuan ibu yang baik dan tingginya
motivasi dalam menyusui secara eksklusif dipengaruhi oleh interaksi yang positif
antara sesama ibu yang mempunyai bayi. Ibu menjadi bersemangat karena adanya
dukungan dari lingkungan sekitar, terutama ibu yang mempunyai teman orang yang
penyuluhan. Sedangkan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik, tetapi tidak
menyusui bayinya secara Eksklusif disebabkan oleh ibu bekerja (pegawai kantoran
dan petani) sehingga tidak memiliki waktu untuk menyusui bayi dengan eksklusif.
B. Analisa Bivariat
54
34
tidak memberikan ASI eksklusif lebih banyak pada responden yang berpengetahuan
Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square diperoleh hasil bahwa ada hubungan
pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi (6-24 bulan) di Wilayah
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putri (2016) yang menyatakan
bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. Sama
halnya dengan penelitian Haryati (2016) tentang hubungan pengetahuan dan status
pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Kelurahan
hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada
bayi 0-6 bulan. Berbeda dengan penelitian Ramli (2020) tentang hubungan
pengetahuan dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan
Sidotopo yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu
membentuk tindakan seseorang. Perilaku juga dipengaruhi oleh unsur lain yang ada
dalam diri seseorang, seperti motivasi (Notoatmodjo, 2014). Perilaku ibu dalam
55
34
pemberian makanan selain ASI kepada anaknya sebelum usia 6 bulan termotivasi dari
lingkungan, baik itu di luar rumah maupun dalam rumah. Motivasi yang ada dalam
diri ibu bukanlah motivasi untuk menyusui secara eksklusif, melainkan motivasi
ASI dapat menjadikan penyebab atau masalah dalam peningkatan pemberian ASI.
Ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif
dan beranggapan makanan pengganti ASI (susu formula) dapat membantu ibu dan
bayinya, sehingga ibu tidak memberikan ASI secara Eksklusif kepada bayinya.
buat bayi sehingga harus diberikan makanan tambahan berupa susu formula, bubur
pabrikan dan buah-buahan yang lembek seperti pisang. Makanan tambahan ini
menyatakan bahwa kolustrum itu tidak penting dan harus dibuang karena sudah lama
sehingga basi dan dapat menyebabkan mencret jika diberikan kepada bayi.
tidak baik untuk diberikan kepada bayi. Budaya ini dapat dengan mudah melemahkan
hubungan yang seharusnya terjalin antara ibu dan bayi. Pemberian kolostrum dalam
satu jam pertama kelahiran bayi dapat memulai ikatan kasih sayang antara ibu dan
bayi.
56
34
tidak mau memberikan ASI pada bayinya karena ibu tersebut mempunyai
pengetahuan yang baik tentang ASI dan memahami arti penting ASI bagi
perkembangan bayi. Pengetahuan ibu tentang ASI baik, secara otomatis apabila anak
maupun ibu tidak sakit dapat memberikan ASI secara Eksklusif pada bayinya.
petugas kesehatan yang ada serta tidak memberikan pengertian tentang manfaat ASI
pemberian ASI yang tidak benar dan dilandasi oleh kepercayaan yang keliru.
pengetahuan responden yang rendah dapat diketahui dari responden yang memiliki
kepercayaan bahwa ASI merupakan makanan dan minuman, karena menurut orang
tuanya payudara sebelah kanan adalah makanan dan payudara sebelah kiri adalah
minuman. Kepercayaan ini dipraktekkan pada saat menyusui yang dilakukan secara
bergantiaan antara payudara sebelah kanan dan kiri. Praktek menyusui ini sudah
benar tetapi masih dilandasi oleh kepercayaan yang keliru terhadap payudara sebelah
yang memiliki bayi untuk dapat memahami dan mengerti betapa pentingnya arti
sekarang dan di masa yang akan datang khususnya tentang pemberian ASI Ekslusif
57
34
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sebagian besar responden tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi usia
58
34
B. Saran
Sebagai bahan masukan dan data dasar bagi institusi pendidikan untuk
penelitian yang berkaitan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6
bulan.
59
34
60
34
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian N.L., 2014, Asuhan Kebidanan Naonatus dan Anak Balita, Jakarta,
Penerbit Salemba Medika.
Dinas Kesehatan., 2020, Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat Tahun
2020. Pasaman Barat.
Fraser and Cooper., 2011, Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan, Jakarta,
Salemba Medika.
Fitriani., 2020, Hubungan Anemia dengan Bayi Berat Lahir Rendah, Buku
Kedokteran IGC.
Gayton A.C., 2012, Buku Ajar tentang fisiologis kedokteran, Jakarta, EGC.
Haryati, 2016, Hubungan Pengetahuan Dan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian
Asi Eksklusif Pada Bayi 0-6 Bulan Di Kelurahan Tambun Kecamatan Baolan
Kabupaten Tolitoli. Promotif, Vol.6 No.2, Juli-Desember 2016 Hal. 129 - 136
Artikel VIII.
Karinta, Ariani Satya Putri., 2020, Manfaat ASI, Tim Medis Good Dokter.
Manuaba, 2012, Pengantar Kuliah Obstetri, Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eklusif dan
Managemen Laktasi, Jakarta, EGC.
Mayunani & Nurhayati., 2011, Buku ajar tentang asuhan keperawatan dengan
ganguan sistem persyarafan, Jakarta, Salemba medika.
Mogre, V., Dery, M. dan Gaa, P., 2016, Knowledges, attitudes and determinants of
Exclusive Breastfeeding Practice among Ghanaian rural lactating mother.
International Breastfeeding Journal, 11 (12).
Nike, 2014, Managemen Masalah bayi baru lahir. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
34
Nursalam, 2013, Determinan pemberian ASI eklusif pada ibu menyusui, Jakarta,
Badan penerbit IDAI.
Ramli, Riza., 2020, Hubungan Pengetahuan dan Status Pekerjaan Ibu dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sidotopo, Jurnal Promkes : The
Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education. Vol. 8 No. 1
(2020) 36-46 doi: 10.20473/jpk.V8.I1.2020.36-46.
Sugiono, 2013, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, Bandung,
Alfabeta.
Utami, Rusli., 2013, Mengenal ASI Eklusif, Jakarta, Penerbit PT. Pustaka
Pembangunan.
34
LAMPIRAN 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth :
Calon Responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukamenanti
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang :
Nama : EVARIZA
NIM : 1502358
Akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu
Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi (6-24 Bulan) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat Tahun 2021”. Penelitian ini tidak akan
menimbulkan akibat yang merugikan bagi bapak/ibu sebagai responden. Kerahasiaan
semua informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika
bapak/ibu tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka tidak ada
ancaman bagi bapak/ibu. Jika bapak/ibu menyetujui, maka saya mohon kesediaan
bapak/ibu untuk menandatangani lembar persetujuan saya dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang saya sertakan.
Atas perhatian dan kesediaan bapak/ibu sebagai responden saya ucapkan
terima kasih.
Peneliti,
( EVARIZA )
34
LAMPIRAN 2
Nama : .....................................................
Umur : .....................................................
Alamat : .....................................................
Penelitian ini tidak akan merugikan saya ataupun berakibat buruk bagi saya
dan keluarga saya, maka jawaban yang saya berikan adalah yang sebenar- benarnya.
Sukamenanti,………. 2021
Responden
( …………………………. )
34
LAMPIRAN 3
KUESIONER PENELITIAN
B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah pertanyaan dengan teliti
2. Isilah jawaban dengan memberikan tanda silang pada jawaban yang dianggap
paling benar
C. PERTANYAAN
1. Pemberian ASI ekslusif
Apakah ibu memberi ASI saja tanpa ada makanan pendamping apapun pada bayi
ibu pada saat baru lahir sampai umurnya 6 bulan ?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
34
2. Pengetahuan
1. Apakah yng di maksud dengan ASI ekslusif ?
a. ASI saja tanpa makanan dan minuman sampai bayi berusia
6 bulan (1)
b. ASI yang di tambah makanan lain (0)
c. Tidak tahu (0)
LAMPIRAN 4
Rencana Jadwal Kegiatan
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi (6-24 Bulan)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamenanti Pasaman Barat Tahun 2021
Bulan/Tahun
No Kegiatan April 2021 Mei 2021 Juni 2021 Juli 2021 Agustus 2021 September 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Memilih masalah penelitian
2 Konsultasi judul
3 Pengumpulan data awal
4 Menyusun proposal
5 Konsultasi proposal
6 Seminar proposal
7 Perbaikan proposal
8 Pengumpulan data
9 Pengelolaan data
10 Penyelesaian skripsi
11 Konsultasi skripsi
12 Seminar skripsi
13 Perbaikan skripsi
14 Penggandaan skripsi
( EVARIZA )
34
LAMPIRAN 5
MASTER TABEL
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi (0-6 Bulan) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukamenanti Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2021
Pemberian
Peker ASI Ekslusif Pengetahuan
No Nama Umur Pddkn
jaan
Skor Kat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jml skor Kat
1 N 31 SD IRT 1 Ya 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 80 Tinggi
32 N 31 SD IRT 1 Ya 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 80 Tinggi
LAMPIRAN 6
Frequencies
Statistics
Pemberian ASI
Eksklusif Pengetahuan Ibu
N Valid 65 65
Missing 0 0
Percentiles 25 .00 .00
50 .00 .00
75 .00 1.00
Statistics
Pemberian ASI
Eksklusif Pengetahuan
N Valid 65 65
Missing 0 0
Mean .18 51.54
Std. Deviation .391 22.096
Minimum 0 20
Maximum 1 90
Frequency Table
Pengetahuan Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 44 67.7 67.7 67.7
Tinggi 21 32.3 32.3 100.0
Total 65 100.0 100.0
Residuals Statisticsa
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pemberian ASI
Eksklusif * 65 100.0% 0 .0% 65 100.0%
Pengetahuan Ibu
34
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan Ibu
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 12.265a 1 .000
Continuity Correctionb 9.988 1 .002
Likelihood Ratio 11.595 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 12.076 1 .001
N of Valid Casesb 65
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,88.
b. Computed only for a 2x2 table
34
LAMPIRAN 7
DOKUMENTASI PENELITIAN
34