SKRIPSI
Oleh :
WARAS MELATI
180711084
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Cirebon
Oleh :
WARAS MELATI
180711084
Oleh:
WARAS MELATI
NIM. 180711084
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
iii
PERNYATAAN
NIM : 180711084
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan yang lain dan perguruan tinggi
lain. Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya dan pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
WARAS MELATI
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji saya panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semua umat, Tuhan seluruh
alam dan Tuhan dari segala hal yang telah memberi rahmat dan hidayah nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan
Pengetahuan Ibu Balita Mengenai Pemenuhan Gizi Seimbang Dengan Kejadian
Wasting Pada Balita Usia 12-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Jati”
Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya
ridho Allah, dukungan dan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan ini dengan rendah hati dan rasa hormat yang sangat besar, saya
mengucapkan “Alhamdulillahirobbil’alamiin” beserta terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
v
belajar di Kampus Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Cirebon.
9. Kepala Puskesmas dan staff Puskesmas Gunung Jati yang memberikan
kesempatan untuk peneliti melakukan penelitian.
10. Sahabatku (Dahlia) terima kasih sudah menjadi sahabat saya dari kecil
sampai sekarang yang selalu menjadi penyemangat saya dan motivasi
saya dalam hal apapun.
11. Terimakasih untuk sahabat-sahabat saya yuyun ayu lestari, lukita dewi,
widi tri nur astuti, saskia meviane ardhana, ibnu alfan refaldi, teguh,
dan farhan.
Waras Melati
vi
Abstrak
Latar belakang : Wasting adalah kondisi ketika berat badan anak menurun, sangat
kurang, atau bahkan berada di bawah rentang normal. Presentase Kejadian
wasting di Cirebon pada tahun 2021 sebesar 10,26%. Wasting dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu ASI eklusif, pola asuh, tingkat pendidikan ibu, status
pekerjaan, jenis kelamin, usia, asupan nutrisi, penyakit infeksi dan BBLR, salah satunya
yang mempengaruhi yaitu pengetahuan ibu balita. Dampak pada wasting yaitu gangguan
kognitif, penurunan kecerdasan, gangguan perilaku, penyakit infeksi dan peningkatan
resiko kematian.
Tujuan : Mengetahui hubungan pengetahuan ibu balita mengenai pemenuhan gizi
seimbang dengan kejadian wasting pada balita usia 12-24 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Gunung Jati.
Metodologi : Desain Penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 58 responden. Teknik penganbilab sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner tentang pengetahuan
pemenuhan gizi seimbang dan pengukuran BB/TB balita di hitung menggunakan rumus
IMT. Kuesioner ini telah di uji validitas dan reabilitas dengan nilai koefisien cronbach’s
alpha 0,886. Uji hubungan menggunakan Chi-Square.
Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengetahui pengetahuan ibu
balita mengenai pemenuhan gizi seimbang di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Jati,
Mengetahui status gizi anak balita dengan kategori gizi normal, gizi kurus dan gizi sangat
kurus di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Jati.ada hubungan pengetahuan ibu balita
mengenai pemenuhan gizi seimbang dengan kejadian wasting pada balita usia 12-24
bulan dengan nilai sig 0,034 < 0,5.
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu balita mengenai pemenuhan
gizi seimbang dengan kejadian wasting pada balita usia 12-24 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Gunung Jati.
Saran : Diharapkan ibu balita meningkatkan pengetahuannya mengenai pemenuhan gizi
seimbang pada balita dalam pencegahan kejadian wasting, dan perawat meningkatkan
edukasi berkelanjutan mengenai pemenuhan gizi yang baik pada balita.
Kata kunci : Pemenuhan Gizi Seimbang, Pengetahuan, Wasting
Pustaka : 57 Pustaka
vii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE KNOWLEDGE OF TODDLER
MOTHERS REGARDING THE FULFILLMENT OF BALANCED
NUTRITION WITH THE INCIDENCE OF WASTING IN TODDLERS
AGED 12-24 MONTHS IN THE WORKING AREA OF THE GUNUNG
JATI HEALTH CENTER
Waras Melati1, Ito Wardin2, Liliek Pratiwi3
Student of Nursing Science University of Muhammadiyah Cirebon
Lecturer of Nursing University of Muhammadiyah Cirebon
Lecturer of Nursing University of Muhammadiyah Cirebon
Background : Wasting is a condition when a child's weight is decreasing, severely
lacking, or even below the normal range. The prevalence of wasting in Cirebon in 2021
was 10.26%. Wasting can be influenced by several factors, namely exclusive
breastfeeding, parenting, mother's education level, employment status, gender, age,
nutritional intake, infectious diseases and BBLR, one of which affects the knowledge of
toddler mothers. The impact on wasting is cognitive impairment, decreased intelligence,
behavioral disorders, infectious diseases and an increased risk of death.
Objectives : Knowing the relationship between the knowledge of toddler mothers
regarding the fulfillment of balanced nutrition with the incidence of wasting in toddlers
aged 12-24 months in the Gunung Jati Health Center Working Area.
Methodology : Design of this study Using correlative descriptive. The sample in this
study was 58 respondents. The sample sampling technique uses purposive sampling
technique. The research instrument consists of a questionnaire on knowledge of fulfilling
balanced nutrition and measuring BB / TB for toddlers calculated using the BMI formula.
This questionnaire has been tested for validity and reability with a value of Cronbach's
alpha coefficient of 0.886. Test the relationship using Chi-Square.
Results: The results showed that knowing the knowledge of toddler mothers regarding
the fulfillment of balanced nutrition in the Gunung Jati Puskesmas Work Area, Knowing
the nutritional status of toddlers with normal nutrition categories, thin nutrition and very
thin nutrition in the Gunung Jati Puskesmas Work Area.there is a relationship between
the knowledge of toddler mothers regarding the fulfillment of balanced nutrition with the
incidence of wasting in toddlers aged 12-24 months with a sig value of 0.034 < 0.5..
Conclusion: There is a relationship between the knowledge of toddler mothers regarding
the fulfillment of balanced nutrition and the incidence of wasting in toddlers aged 12-24
months in the Gunung Jati Health Center Working Area.
Suggestion: It is hoped that mothers of toddlers will increase their knowledge about the
fulfillment of balanced nutrition in toddlers in the prevention of wasting events, and
nurses will increase continuous education about the fulfillment of good nutrition in
toddlers.
Keywords : Fulfillment of Balanced Nutrition, Knowledge, Wasting
Library : 57 Libraries
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................ii
PERNYATAAN.................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
Abstrak..............................................................................................................................ii
ABSTRACT.......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................ii
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2
1.1. Latar Belakang.................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian.............................................................................................2
1.3.1. Tujuan Umum...........................................................................................2
1.3.2. Tujuan Khusus.........................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian...........................................................................................2
1.4.1. Manfaat Teoritis.......................................................................................2
1.4.2. Manfaat Praktis........................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................2
2.1 Konsep Tingkat Pengetahuan..........................................................................2
2.1.1 Pengertian Pengetahuan..........................................................................2
2.1.2 Tingkat Pengetahuan...............................................................................2
2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan.................................2
2.2 Konsep Status Gizi...........................................................................................2
2.2.1 Pengertian Status Gizi..............................................................................2
2.2.2 Klasifikasi Status Gizi..............................................................................2
2.2.3 Penilaian Status Gizi................................................................................2
2.3 Konsep Balita....................................................................................................2
2.3.1 Masa Balita...............................................................................................2
2.4 Konsep Wasting................................................................................................2
2.4.1 Definisi Wasting........................................................................................2
ix
2.4.2 Penyebab Wasting.....................................................................................2
2.4.3 Dampak Wasting.......................................................................................2
2.4.4 Ciri – Ciri Wasting....................................................................................2
2.4.5 Cara Ukur Wasting...................................................................................2
2.5 Kerangka Teori................................................................................................2
2.6 Kerangka Konsep.............................................................................................2
2.7 Hipotesis............................................................................................................2
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................2
3.1. Desain Penelitian..............................................................................................2
3.2. Populasi dan Sampel........................................................................................2
3.2.1. Populasi.....................................................................................................2
3.2.2. Sampel.......................................................................................................2
3.3. Lokasi Penelitian..............................................................................................2
3.4. Waktu Penelitian..............................................................................................2
3.5. Variabel Penelitian...........................................................................................2
3.6. Definisi Operasional.........................................................................................2
3.7. Instrumen Penelitian........................................................................................2
3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas...........................................................................2
3.9. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................2
3.9.1. Kuesioner..................................................................................................2
3.9.2. Dokumentasi.............................................................................................2
3.10. Tahap Alur Penelitian..................................................................................2
3.11. Pengolahan Data...........................................................................................2
3.12. Analisa Data..................................................................................................2
1. Analisa Univariat..............................................................................................2
2. Analisa Bivariat................................................................................................2
3.13. Uji Normalitas..............................................................................................2
3.14. Etika Penelitian.............................................................................................2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................2
4.1 Hasil Penelitian.................................................................................................2
4.1.1 Analisis univariat......................................................................................2
4.1.2 Analisis Bivariat........................................................................................2
4.2. Pembahasan......................................................................................................2
4.3. Keterbatas Penelitian.......................................................................................2
x
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.................................................................................2
5.1. Simpulan...........................................................................................................2
5.2. Saran.................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................2
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
lampiran 1..........................................................................................................................2
lampiran 2..........................................................................................................................2
lampiran 3..........................................................................................................................2
lampiran 4..........................................................................................................................2
lampiran 5..........................................................................................................................2
lampiran 6..........................................................................................................................2
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
antara asupanzat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang
asupan zat gizi yang berbeda antara individu, hal ini tergantung pada usia
orang tersebut, jenis kelamin, aktivitas tubuh dalam sehari dan berat
perhatian penting secara global. Kondisi ini yang sering dikenal dengan
bahwa hingga saat ini tidak ada satupun negara yang mampu memenuhi
(UNICEF, 2020).
kekurangan gizi akut (wasting) pada 2020. Sebagian besar anak yang
balita penderita kekurangan gizi akut paling tinggi di Asia Selatan, yaitu
1
14,7%. Posisinya disusul oleh Afrika Barat dan Tengah dengan presentase
2021).
2
2019 kejadian wasting sebanyak 5,4% dan pada tahun 2020 sebesar 8,4%
(Dinkes, 2021).
yang mengalami wasting di Tahun 2019 sebanyak 13.53% dan pada tahun
gizi tersebut dalam tubuh. Pengetahuan gizi sendiri adalah salah satu
pemilihan makanan yang bernilai gizi baik, dan tidak mengetahui cara
3
pengelolaan makanan yang baik. Hal ini akan mempengaruhi asupan gizi
status gizi anak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Defianti (2019)
balita yang dijadikan sampel. Wasting adalah status gizi kurang (z score
<-2 SD) atau gizi buruk (z score < -3 SD) berdasarkan hasil pengukuran
BB/PB atau BB/TB. 4 Bayi dan balita menjadi wasting akibat penurunan
berat badan secara cepat (bersifat akut). Wasting dapat terjadi akibat
(seperti pemberian ASI ekslusif yang tidak memadai atau asupan gizi
4
Masalah gizi kurang yang terjadi pada balita umumnya diakibatkan
karena tingkat konsumsi zat gizi yang rendah baik itu konsumsi energi,
defisiensi zat gizi pada balita dapat menyebabkan balita kurang gizi,
gizi pada balita. Masalah gizi akan mengganggu proses tumbuh kembang
balita, baik secara fisik maupun mental, seperti gangguan fisiologis serta
pengetahuan ibu balita mengenai status gizi dengan kejadian wasting pada
hasil Uji Chi square menunjukan nilai P value = 0,027 pada variable
bahwa ada hubungan pengetahuan ibu balita mengenai status gizi dengan
wasting pada balita 12- 24 bulan di kota kupang. Dari 127 responden
5
pengetahuan yang kurang baik. Hasil uji ibu tentang status gizi dengan
pengetahuan ibu balita mengenai status gizi dengan kejadian wasting pada
balita usia 12-24 bulan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Idi Rayeuk.
sebanyak (61,4%). Hasil uji tentang status gizi dengan kejadian wasting
Pada Balita Usia 12-24 Bulan dilakukan Pada tanggal 21-23 Maret 2022
bertanya- tanya tentang status gizi yang baik pada balita, berdasarkan
hasil penutusan wawancara 5 ibu balita belum mengetahui apa itu wasting
. dan 2 ibu balita belum paham dampak dari kurangnya asupan nutrisi bagi
mengenai status gizi dengan kejadian wasting pada balita Usia 12-24
6
Mengenai pemenuhan Gizi Seimbang Dengan Kejadian Wasting Pada
Gunung Jati.
7
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan sistem
wasting.
b. Bagi Masyarakat
c. Bagi Responden
8
Mengenai Pemenuhan Gizi Seimbang Dengan Kejadian
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap suatu objek
10
pengetahuan merupakan alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan
(Simbolon, 2021).
1. Tahu (know)
2. Memahami (Comprehension)
yang telah paham terhadap suatu materi atau objek harus dapat
11
3. Aplikasi (Application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
12
pengetahuan ibu yang baik mengenai status gizi , seseorang dapat
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Usia
4. Sumber Informasi
13
Sumber informasi bisa didapat dari beberapa media, antara
kesehatan lainnya.
merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke
mendapatkan cukup zat gizi dan digunakan secara efisien maka akan
Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang dapat dilihat untuk
14
diperlukan untuk pertumbuhan, kecerdasan dan aktivitas atau
(nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi
terhadap umur (TB/U) dan berat badan terhadap tinggi badan (TB/BB).
oleh masyarakat umum, baik untuk mengatur status gizi akut dan kronis,
15
mendadak seperti adanya penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau
lambat. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U
lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini, Berikut ini merupakan
2018):
Kategori Zscore
16
terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Sehingga
pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam
waktu yang relatif lama. Dengan demikian indikator TB/U sangat baik
untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan
keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita.
Kategori Zscore
Tinggi >+3
baik, karena dapat menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih
sensitif dan spesifik. Berat badan berkorelasi linier dengan tinggi badan,
badan. Oleh karena itu, berat badan yang normal akan proporsional dengan
Gemuk >+3
menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi
kurang maupun gizi lebih pada dasarnya status gizi dibagi menjadi dua
a. Antropometri
tubuh dari berbagai tingkat umur antara lain : berat badan, lingkar
b. Klinis
18
Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah
dapat diliat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan
untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini
c. Biokimia
2. Penilaian staus gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga
yaitu:
status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis
19
pada masyarkat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat
masyarakat.
umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Beberapa kondisi yang
20
menyebabkan usia ini rawan gizi dan penyakit antara lain (Andriani,
2016):
(1) anak balita masih berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke
(2) biasanya anak sudah memiliki adik atau ibunya sudah bekerja
(3) usia ini anak sudah mulai bermain di tanah dan sudah bisa bermain
berbagai penyakit,
secara mandiri.
Masa balita sering kali disebut sebagai golden age, yaitu masa yang
Oleh karena itu harus secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi
apabila ada kelainan. Kebutuhan akan asah, asih, dan asuh yang memadai
21
dipengaruhi oleh keadaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak. pada
usia ini kebutuhan zat gizi meningkatkarena masih berada pada masa
secara khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam memberikan
itu anak pada usia ini senang bermain di luar rumah sehingga lebih rentan
terkena penyakit infeksi dan kecacingan terutama pada anak yang sudah
dengan tinggi badan untuk anak di usia tertentu. Wasting adalah salah
22
satu masalah kesehatan utama. Sebab kondisi ini berhubungan langsung
wasting adalah anak yang mengalami penurunan berat badan yang cepat
berdasarkan faktor ibu, anak dan keluarga. Faktor ibu yaitu ASI
eksklusif, pola asuh, tingkat pendidikan ibu, dan status pekerjaan. Faktor
anak yaitu jenis kelamin, usia, asupan nutrisi, penyakit infeksi dan
a. ASI Eksklusif
dikelompokkan tiga waktu yaitu pemberian ASI ketika anak baru lahir
2018).
23
ASI yang keluar pada hari pertama dan kedua setelah
atau jernih karena mengandung sel hidup menyerupai sel darah putih
bayi yaitu :
(Septikasari, 2018).
24
b. Pola Asuh
gangguan kesehatan dan gizi, karena pada masa ini masih terjadi proses
hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya terutama ibu. Peran serta
keluarga terutama ibu dalam proses pola asuh sangat menentukan status
yang harus diikuti seperti waktu tidur, waktu belajar, dan makanan anak
(Husna, 2016).
pola asuh orang tua yang baik terhadap anak terutama polah asuh dari ibu
Pola asuh orang tua dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
25
2. pendidikan
4. kepribadian
rendah akan lebih mengikuti pantangan yang ada daripada menerima hal
berdampak buruk bagi anak. Orang tua dengan pendidikan yang baik
meningkatkan risiko kejadian kurang gizi sebesar 1,5 kali lebih besar
26
Faktor ibu yang bekerja nampaknya belum berperan sebagai
penyebab utama masalah gizi pada anak, namun pekerjaan ini lebih
dan pengasuh/ perawatan anak. Ibu yang bekerja di luar rumah biasanya
jaminan untuk hal tersebut. Sedangkan untuk ibu yang bekerja di rumah
a. Jenis Kelamin
wasting paling sering dialami oleh anak laki-laki. Hal ini dikarenakan
anak laki-laki biasanya membutuhkan lebih banyak zat gizi seperti energi
b. Usia
Pada anak usia diatas 6 bulan, merupakan usia dimana balita sangat
mulai mengenal makanan jajanan. Apabila hal ini tidak terpenuhi dalam
kualitas maupun kuantitas makanan yang cukup maka status gizi anak
akan menurun.
27
tinggi setiap kilogram berat badannya. Karena makanan memberikan
sejumlah zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang pada setiap
tingkat perkembangan dan usia yaitu masa bayi, balita, dan usia
2019).
untuk mencukupi kebutuhan tubuh. Asupan nutrisi pada anak yang tidak
dengan baik maka risiko kesakitan dan kematian anak akan meningkat.
buruk maupun dari anak lain atau orang dewasa yang sedang sakit.
Karena daya tahan tubuh lemah, anak dengan asupan nutrisi tidak
berat karena tubuh anak tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik. Status
28
Kurang gizi pada anak menurunkan sistem imun yang akhirnya
(Tambunan, 2019).
tubh dan proses aktivitas fisik. Energi yang dibutuhkan berasal dari zat
Oleh karena itu asupan nutrisi yang baik bagi balita sangat
d. Penyakit Infeksi
29
Penyakit infeksi adalah penyakit yang diderita anak, bersifat akut
yang terjadi setiap bulan atau kronik yang terjadi baik dalam satu minggu
dengan menghabiskan sumber energi di tubuh. Jika hal ini terjadi secara
akan semakin memburuk jika disertai muntah dan diare. Dalam kondisi
ini, dalam tubuh terjadi penurunan imunitas atau penurunan daya tahan
Pernapasan Atas). Diare yang terjadi pada anak sangat berbahaya karena
cairan dan zat lainnya tidak dapat terserap dengan baik. Apabila nutrisi
30
tidak bisa terserap dengan baik, anak akan mengalami kekurangan gizi
tubuh dan memakan zat gizi dari untuk bertahan hidup. apabila tidak
segera mendapat pengobatan zat gizi yang tersedia di dalam tubuh akan
habis dan bisa menyebabkan anak kekurangan gizi serta kondisi fisik
tubuh pada anak menurun sehingga anak sangat cepat terinfeksi penyakit.
e. BBLR
Berat badan lahir rendah pada bayi baru lahir disebabkan oleh
saat bayi lahir, umumnya usia kehamilan di bawah 37 minggu atau bayi
yang kuat untuk mengukur berat badan pada fase selanjutnya karena bayi
dengan BBLR jarang mencapai ukuran berat badan normal pada masa
penyebab BBLR banyak ragamnya yaitu: infeksi ibu, asupan gizi ibu
31
yang rendah, kehilangan nutrisi yang lebih tinggi, peningkatan kebutuhan
tubuh yang kecil juga mengalami defisit sel otak sebesar 10-17 %. Defisit
pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Selain defisit sel otak bayi
faltering), anak pendek (stunting) tiga kali lebih besar daripada non BBLR,
mental dan fisik. Selain itu BBLR juga bisa memberikan dampak buruk
32
penurunan daya eksplorasi terhadap lingkungan, kurangnya bergaul
hilangnya masa hidup sehat balita. Dampak yang lebih serius adalah
(Resqiah, 2018).
anak (BB/TB).
4. Kulit yang kering, lemak di bawah kulit berkurang, dan otot mengecil
(Kemenkes, 2020).
33
2.4.5 Cara Ukur Wasting
Gizi Baik
Gizi Lebih
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Yuliana, 2017;
1. Jenis
kelamin
2. Usia
3. Asupan
nutrisi
4. Penyakit
infeksi
5. BBLR
6.
Variable Perancu
36
Gambar 2.2.6 kerangka konsep
2.7 Hipotesis
dengan kejadian wasting pada balita usia 12-24 bulan di Puskesmas Gunung
Jati.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
1
2.
3.
yang sekaligus dalam satu waktu (point time approach) (Notoatmodjo, 2018).
2.
3.
3.1.
3.2.
3.2.1. Populasi
38
Populasi adalah wilayah general yang terdiri dari suatu objek yang
Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah data terupdate tahun
2022 ibu balita di Puskesmas Gunung Jati yang berjumlah 155 Ibu balita.
Karena 15 Ibu balita telah di jadikan subjek pada studi penelitian maka masuk
kedalam kriteria drop out, dan jumlah populasi pada penelitian ini berjumlah
140 responden.
3.2.2. Sampel
sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili
d 2 ( N −1 ) + Z2 1−a /2 P ( 1−P )
Keterangan :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi (140)
Z21- α / 2 : Nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96)
P : Proporsi 50% (0,5)
d : Derajat penyimpanan 10% (0,1)
Maka ukuran sampel yaitu :
39
n= Z2 1 – α / 2 P(1 – P) N
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan ciri atau sifat
40
Lokasi penelitian adalah lokasi yang digunakan penelitian dalam
Penelitian telah dilakukan, yaitu pada bulan Maret 2022 sampai bulan
Juli 2022. Waktu penelitian dihitung sejak awal pengajuan judul skripsi,
a.
b.
c.
d.
e.
1.
2.
3.
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
41
3.5.1. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau
3.5.2. Variabel dependen (terkait) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
2017). Variabel terkait dalam penelitian ini yaitu kejadian wasting pada
variabel penelitian dasarnya yaitu segala sesuatu yang terbentuk apa saja yang
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Independen
Pengetahuan Pengetahuan ibu yang Kuesioner Self-report 1. Kurang Ordinal
ibu balita meliputi pengetahuan dengan (mengisi baik :
mengenai tentang pemenuhan gizi menggunak kuesioner) skor 0
pemenuhan balita yang an skala 2. Baik :
gizi mempengaruhi kejadian guttman skor 1
wasting (Arikunto
,2013)
Dependen
Kejadian Keadaan berat badan timbangan Indeks 1. sangat kurus : Nominal
wasting pada balita yang tidak sesuai dacin dan antropometri: < 15 kg
balita usia dengan tinggi badan tinggi berat badan 2. Kurus : 15 kg
12-24 bulan dengan indikator BB/TB badan /tinggi badan sampai
dengan dengan 18,5
stature kg
meter 3. Normal : 18,5
kg sampai ke
25 kg
Table 5. definisi operasional
42
3.7. Instrumen Penelitian
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
(Sugiyono, 2017).
Ibu Mengenai Pemenuhan Gizi Balita yang di adopsi dari peneliti sebelumnya
kuesioner yang di bagikan secara langsung kepada ibu balita. Pertanyaan dalam
timbangan dacin dan stature meter digunakan untuk mengukur berat badan dan
tinggi badan balita dari mengetahui berat badan dan tinggi badan balita
43
instrument dikatakan valid bila instrument tersebut benar-benar mengukur
menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Untuk
dan Reliabilitas oleh (Farhan, 2013) yang reliabel dan layak untuk digunakan
dalam penelitian sebab nilai r tabel sebesar < 0,381 dan nilai r hitung sebesar
Teknik ini, selain menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih
teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan alat
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa data
f.
g.
h.
44
i.
3.9.1. Kuesioner
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tau apa yang bisa diharapkan dari responden.
Selain itu, kuesioner cocok digunakan bila responden cukup besar dan
a. Kuesioner Pengetahuan
3.9.2. Dokumentasi
45
menggunakan teknik dokumentasi karena peneliti ingin memperkuat
analisis data.
Puskesmas Gnungjati
46
5) Lalu penelitian ini selama tiga hari dan dibagi menjadi tiga tempat
dan Tinggi badan anak balita, serta peneliti meminta responden untuk
kejadian wasting pada balita usia 12-24 bulan di puskesmas gunung jati.
47
Langkah-langkah dalam proses pengolahan data adalah sebagai berikut
(Suhana, 2019).
1. Editing
pertanyaan penelitian.
2. Coding
3. Tabulasi Data
disediakan, baik table untuk data mentah maupun table kerja untuk
4. Cleaning Data
kembali untuk mengetahui apakah masih ada data yang salah atau hilang
48
maupun kesalahan pada waktu memasukan (entry) data ke dalam
1. Analisa Univariat
masih acak dan abstrak, kemudian data diolah menjadi informasi yang
F
P=
N
Keterangan :
P : Presentase
F : Frekuensi Data
N : Jumlah sampel
2. Analisa Bivariat
hubungan dan pengaruh x dan y antara variabel satu dan variabel lain.
49
Selain mencari hubungan x dan y, analisa bivariate juga dapat
pemenuhan gizi balita dengan kejadian wasting pada balita usia 12-24
Hasil analisis x 2 yaitu: apabila < 0,005, Ha diterima dan p> 0,05
maka Ha ditolak.
apakah ibu balita berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan
perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap subjek dan sesuatu yang
atau hewan harus memperhatikan masalah etika. Etika adalah prinsip yang
50
mempengaruhi tindakan seseorang. Beberapa prinsip penelitian pada
1. Informed Concent
2. Veracity (kejujuran)
3. Juctice (Keadilan)
51
4. Beneficience (Prinsip manfaat)
umum akan ada dampak negatif bagi ibu balita yang tidak mengetahui
52
BAB IV
pada balita usia 12-24 bulan di wilayah kerja puskesmas gunung jati.
Subjek penelitian ini adalah ibu balita yang ada diwilayah kerja puskesmas
gunung jati yang berjumlah 58 ibu balita. Data yang terkumpul diolah dan
seimbang.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Pada Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Jati
No. Usia Responden Frekuensi presentase
1. 20-29 th 24 41.4
2. 30-39 th 25 43.1
3. 40-49 th 9 15.5
Total 58 100.0
Table 6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Pada Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Jati
53
Tabel 4.1 diatas menunjukan karakteristik responden
orang (15.5%).
b. Karakteristik Pendidikan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pada Ibu balita di wilayah Kerja Puskesmas Gunung Jati
54
2. Gambaran Pengetahuan dan Kategori Status gizi
a. Pengetahuan
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita Mengenai
Pemenuhan Gizi Seimbang Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gunung Jati
Dari tabel 4.5 diatas diperoleh hasil pengetahuan pada ibu balita
b. Kategori Wasting
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Kategori Pemenuhan Gizi Balita
Responden Di wilayah Kerja Puskesmas Gunung Jati
55
Dari tabel 4.6 diatas diperoleh hasil kategori wasting balita
pada balita usia 12-24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Jati,
wasting. Alat yang digunakan adalah uji korelasi sehingga terlebih dahulu
0,05. Data dapat dikatakan normal jika nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 (<0,05).
56
Table 4.7 Uji Normalitas Data Kolmogorov Smirnov
Variabel Nilai Signifikan Keterangan
Pengetahuan 0,000 Tidak berkontribusi normal
Kejadian Wasting 0,000 Tidak berkontribusi normal
variabel penelitian memiliki nilai sig lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
Tabel 4. 8
Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Dengan Kejadian Wasting Pada Balita
Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Jati
Kejadian Pengetahuan
Jumlah P Value
Wasting Normal Kurang baik
n % n % n %
Normal 10 100,0 0 0,0 10 17,2
Kurus 0 0,0 30 62,5 30 51,7 0,034
Sangat Kurus 0 0,0 18 37,5 18 31,0
Jumlah 10 100,0 48 100,0 58 100,0
57
gizi dengan kejadian wasting pada balita usia 12-24 bulan di Wilayah
2.
3.
4.
4.1.
4.2. Pembahasan
58
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wati
(Wati, 2018).
59
memiliki pengetahuan cukup dan berpengetahuan baik rata rata
(2019) bahwa ada pengaruh antara pengetahuan ibu dan status gizi
2019).
bahwa p value sebesar 0,031 < 0,05. Balita yang memiliki ibu
1.
2.
60
3.
4.
4.1.
4.2.
4.2.1.
faktor ibu, anak dan keluarga. Faktor ibu yaitu ASI eksklusif, pola
lebih tinggi.
62
kecacatan, tingginya angka kesakitan dan percepatan kematian
(Resqiah, 2018).
63
pengetahuan ibu mengenai pemenuhan gizi seimbang semakin
besar kejadian wasting, hal ini terlihat pada tabel 4.5 didapatkan
64
Sedangkan wasting adalah masalah gizi yang sifatnya akut,
sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu tidak lama
Kabupaten Kekadau.
mengenai status gizi dengan kejadian wasting pada balita usia 12-
65
tersebut bahwa ada hubungan pengetahuan ibu balita mengenai
status gizi dengan kejadian wasting pada balita usia 12-24 bulan di
desa gestrabi.
Tenggarong.
66
mengalami pemenuhan gizinya baik sehingga dapat disimpulkan
penelitian ini, ada keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi faktor
penelitian.
BAB V
67
5.1. Simpulan
Gunung Jati.
5.2. Saran
optimal.
68
Diharapkan lebih meningkatkan edukasi kepada ibu balita
69
DAFTAR PUSTAKA
Abidin. (2022). Analisis Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Usia 6-24 Bulan.
Jurnal Ilmiah Obsgin, 14(3), 205–214.
Adawiyah, R. (2020). Gambaran kejadian stunting dan wasting pada bayi dan
balita ditenayan raya pekan baru. Journal of Nutrion Collage, 60–68.
Antoni. (2018). gambaran pengetahuan ibu mengenai pemenuhan gizi pada balita.
Jurnal Kesehatan.
Apriliana sari, F. (2020). hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita tentang
pemberian makan tambahan dengan kejadian balita resiko wasting. Jurnal
Profesi Keperawatan, 2(1), 1–11.
Arikunto, S. (2017). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta. Jakarta.
Aritonang, S. O. B. (2022). Faktor risiko Wasting pada balita di UPTD Puskesmas
Luahagundre Maniamolo Kabupaten Nias Selatan. Journal of Healtcare
Tecnology and Medicine, 8(2615-109X), 951–961.
Dinkes. (2021). data dinas kesehatan kabupaten Cirebon.
Donsu. (2019). Metodologi Penelitian Keperawatan. Pustaka Baru.Yogyakarta.
Erika, N. (2022). ILMU GIZI (TEORI, APLIKASI,DAN ISU). Media Sains
Indonesia.
Fajriani. (2020). Hubungan Pengetahuan, sikap dan Tindakan Gizi Seimbang
keluarga dengan status gizi anak balita usia 2-5 tahun. Jurnal Kesehatan
Masyarakat.
Farhan, M. (2013). Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Gizi
Seimbang Dengan Perilaku Pemenuhan Gizi Pada Balita Usia 3-5 Tahun Di
Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. skripsi universitas
islam negeri syarif hidayatullah.
Gogoi, N. (2018). Maternal and neonatal Risk Factors of Low birth weight
northest india. Academic Jurnal of Pediatrics & Neonatology, 5.
Hayati, S. (2019). faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian bayi berat
lahir rendah (BBLR) di RSUD Kota Bandung. Jurnal Keperawatan BSI, 7.
Hikmawati, F. (2017). Metodologi Penelitian. Rajawali Press.
Husna, M. R. (2016). Hubungan antara pola asuh dan pengetahuan orang tua
terhadap status gizi. Jurnal Farmasi Komunitas, 3, 1–6.
Irma. (2019). Pengaruh infeksi penyakit tropis terhadap kejadian gizi kurang pada
balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Judistiani, T. D. (2016). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Erlangga.Yogyakarta
70
Kemenkes. (2019). Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kemenkes. (2020). Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kemenkes. (2021). Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Maharani. (2019). Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Terkait Makanan
Tambahan Dengan Status Gizi Balita Di Kecamatan Wotla Barat. Jurnal
Action: Aceh Nutrition Journal, 2, 81–88.
Masturoh, A. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. RMIK. Jakarta
Mcloby, & M. (2016). Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Yang berperilaku Agresif
(Studi Diskriptif Kuantitatif Di TK Tunas Harapan Sawah Lebar Kota
Bengkulu). Jurnal Kesehatan.
Muhid. (2019). Analisis Statistik 5 Langkah Praktis analisis Statistik dengan SPSS
For windows. Zivatama Jawara.
Ni’mah, C. (2019). hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan pola
asuh ibu dengan wasting dan stunting pada balita keluarga miskin. Media
Gizi Indonesia.
Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Notoatmodjo. (2020). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Noviana, E. (2022). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Wasting pada
Balita Umur 1-5 Tahun. JUrnal Kesehatan Poltekes Kemenkes RI
Pangkalpinang, 10.
Nurhastuti. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Terhadap Status
Gizi Balita. 106–115.
Nursalam. (2020). Metodologi Penelitian Keperawatan. Rineka Cipta. Jakarta
Par’i, H. M. (2017). Penilaian Status Gizi. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Pehe, Y. (2022). hubungan antara pengetahuan ibu tentang status gizi dengan
kejadian wasting. CHMK Nursing Scientific Journal, 1–9.
Prawesti, K. (2018). faktor0faktor yang mempengaruhi wasting pada balita usia
6-59 bulan di wilayah kerja puskesmas piyungan.
Puspitasari, D. (2021). Hubungan Pola Pemberian Makan, Sosial ekonomi dan
Riwayat BBLR terhadap Status gizi balita. Indonesian Midwifery and Health
Sciences Journal.
Rahayu, F. (2020). Karakteristik ibu Dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
Rahayu, R. M. (2018). The Biopsychosocial Determinants of Stunting and
71
Wasting In Children Aged 12-48 Months. Journal of Maternal and Child
Health, 3(2), 105–118.
Resqiah, A. F. (2018). Pemodelan determinan kejadian wasting pada balita di
indonesia tahun 2018 dengan logistik biner.
Rhamadani, R. amelia. (2020). Underweight, stunting, wasting dan kaitannya
terhadap asupan makanan, pengetahuan ibu dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan. In Jurnal riset gizi (Vol. 8, Issue 2).
Rochmawati. (2016). Gizi Kurus (wasting) pada balita di wilayah kerja puskesmas
kota pontianak. Jurnal Vokasi Kesehatan, II, 132–138.
Safitri. (2018). Hubungan Antara Sikap dan Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi
Berdasarkan BB/U pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Singkawang. Universitas Tanjungpura, 1–14.
Septikasari, M. (2018). faktor yang mempengaruhi orang tua dalam pemenuhan
nutrisi balita gizi kurang. Jurnal Kesehatan.
Simbolon, N. (2021). sumber ilmu pengetahuan dalam manajemen pendidikan.
Jurnal Ilmu Kependidikan Dan Keislaman, 9.
Soedarsono, antasya muslimah. (2021). faktor yang mempengaruhi kejadian
wating pada balita diwilayah kerja puskesmas simomulyo surabaya. Media
Gizi Kesmas, 10(02), 237–245.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta.
Suhana, N. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan. PT. Panca Terra Firma.
Suhendri, U. (2019). faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak di
bawah lima tahun (Balita). UIN.
Sukmadinata. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya.
Supariasa, I. (2016). Penilaian Status Gizi. ECG. Jakarta
Suriasumantri. (2017). Fisalfat Ilmu. pustaka sinar harapan.Yogyakarta
Suseno, Y. (2021). Hubungan Pengetahuan, Pola Pemberian Makana dan Status
Ekonomi Keluarga Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Beringin Raya Bengkulu.
Syarfaini. (2020). Berbagai Cara Menilai Status Gizi. Universitas Alauddin Press.
Tambunan, A. D. (2019). analisis faktor risiko wasting pada balita di wilayah
kerja puskesmas Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur.
Triveni. (2020). analisis faktor yang menyebabkan kejadian wasting pada balita
usia 0-59 bulan di kabupaten pasaman dan di kota bukittinggi tahun 2019.
Journal Human Care, 5, 1016–1024.
UNICEF. (2020). Undernutrition contributes of nearly half of all deaths in
children under 5 and widespread in asia and Africa.
72
Waliyo, E. (2017). Hubungan Pengetahuan Gizi dan Pola Pemberian makanan
Pendamping Asi Terhadap Status Gizi pada umur 6-59 Bulan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Selalong Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau.
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 13.
Wati. (2018). Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Ibu Dan Pendapatan
Orangtua Dengan Status Gizi Anak Balita Usia 1-5 tahun di Desa Duwet
Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Universtas MUhammadiyah
Surakarta, 1–20.
73
Lampiran
74
lampiran 1
lembar konsultasi / Bimbingan Skripsi
75
76
lampiran 2
Surat Izin Penelitian
77
78
79
80
lampiran 3
Daftar Kuesioner
KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA
MENGENAI PEMENUHAN GIZI SEIMBANG DENGAN
KEJADIAN WASTING PADA BALITA USIA 12-24 BULAN DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNUNG JATI
Nomor Respoden : .......................... Tanggal : ............................
Data Demografi
Data Responden
Pekerjaa : ..........................................................
n
2. Data Balita
81
Kuesioner Pengetahuan Gizi Ibu
82
19 Makanan perlu disajikan dengan hiasan, selain itu disajikan
dalam keadaan yang bersih, terhindar dari pencemaran
yang dapat membahayakan kesehatan.
20 Agar tidak bosan balita diberikan makanan ringan untuk
menambah nafsu makan.
83
lampiran 4
HASIL OUTPUT ANALISA DATA
Statistics
usia pendidikan
N Valid 58 58
Missing 0 0
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-29 th 24 41.4 41.4 41.4
30-39th 25 43.1 43.1 84.5
40-49th 9 15.5 15.5 100.0
Total 58 100.0 100.0
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 15 25.9 25.9 25.9
SMP 12 20.7 20.7 46.6
SMA 26 44.8 44.8 91.4
perguruan tinggi 5 8.6 8.6 100.0
Total 58 100.0 100.0
84
HASIL OUTPUT UJI NORMALITAS
Descriptives
Statistic Std. Error
pengetahuan ibu balita Mean 1.83 .050
95% Confidence Interval for Lower Bound 1.73
Mean Upper Bound 1.93
5% Trimmed Mean 1.86
Median 2.00
Variance .145
Std. Deviation .381
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -1.781 .314
Kurtosis 1.212 .618
kejadian wasting Mean 2.14 .090
95% Confidence Interval for Lower Bound 1.96
Mean Upper Bound 2.32
5% Trimmed Mean 2.15
Median 2.00
Variance .472
Std. Deviation .687
Minimum 1
Maximum 3
Range 2
85
Interquartile Range 1
Skewness -.184 .314
Kurtosis -.826 .618
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
pengetahuan ibu balita .502 58 .000 .457 58 .000
kejadian wasting .269 58 .000 .798 58 .000
a. Lilliefors Significance Correction
86
HASIL OUTPUT UJI CHI-SQUARE
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value Df sided)
Pearson Chi-Square 34.639 a
2 .000
Likelihood Ratio 34.229 2 .000
Linear-by-Linear Association 24.441 1 .000
N of Valid Cases 58
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2.59.
lampiran 5
87
DOKUMENTASI
88
89
90
91
lampiran 6
BIODATA PENULIS
92