Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP

TINDAKAN PENCEGAHAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-


19) PADA MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
UPN VETERAN JAKARTA
1
Amari Akbar, 2Fathinah Ranggauni Hardy, 3Fandita Tonyka Maharani

Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Kampus I Jl. RS Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Kampus II Jl. Raya Limo, Depok,
Indonesia. Telp: (021) 765-6971, Ext. 164-207, Fax 7656904. Ps. 230,
Email : upnvj@upn.ac.id

ABSTRAK
Coronavirus merupakan suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan
atau manusia, dan dapat menyerang sistem imun tubuh manusia disertai tanda dan gejala umum
seperti gejala pada gangguan pernapasan akut yaitu sesak napas, demam, dan batuk. Namun,
menurut beberapa penelitian bahwa ditemukan beberapa kasus pada kalangan anak muda yang
terinfeksi Coronavirus dan tidak menunjukkan gejala atau minim gejala. Hal tersebut tentu
dapat menyebabkan Coronavirus mudah tersebar secara lebih luas. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa aktif Sarjana Kesehatan
Masyarakat UPN Veteran Jakarta terhadap tindakan pencegahan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19). Metode penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional.
Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel 232
mahasiswa aktif Program Sarjana Kesehatan Masyarakat UPNVJ. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner elektronik. Analisis data dalam penelitian ini yaitu, analisis univariat
dan analisis bivariat dengan Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara pengetahuan (p-value = 0,000) dan sikap (p-value = 0,000) terhadap tindakan
pencegahan COVID-19. Oleh karena itu, disarankan kepada para mahasiswa untuk lebih peduli
terhadap kesehatan diri sendiri dan orang lain, serta selalu meningkatkan pengetahuan maupun
sikap agar dapat menerapkan tindakan pencegahan COVID-19 dengan baik demi terpeliharanya
tubuh yang sehat dan dapat memutus rantai penularan virus.
Kata Kunci : Coronavirus, Sikap, Pengetahuan, COVID-19

PENDAHULUAN Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)


Pada Januari 2020, semua orang ialah nama penyakitnya (1). Kota Wuhan,
digemparkan oleh penyakit yang berasal China merupakan awal mula virus berasal
dari virus baru yang ada pada akhir tahun (1).
2019 (1). Virus tersebut dikenal sebagai COVID-19 juga dapat menyebar
Coronavirus jenis terbaru (SARS-CoV-2) melalui physical contact maupun percikan
atau Novel Corona Virus (n-CoV) dan cairan dari tubuh (2). Orang yang paling

98
berisiko tertular ialah orang yang kontak dengan total kematian sebanyak 3.112
fisik dengan penderita COVID-19 termasuk kematian (CFR 3,4%) (3).
yang merawat pasien COVID-19 (2).
Berdasarkan data dari Centers for
Mencuci tangan secara teratur
Disease Control (CDC) Korea Selatan,
menggunakan sabun dan air bersih serta
ditemukan bahwa ratusan orang yang ada di
menghindari contact secara langsung
Korsel, tepatnya 300 orang yang melakukan
dengan hewan maupun orang lain adalah
tes, terdapat 30 persen yang terpajan kasus
salah satu bentuk pencegahan yang
ini yaitu generasi muda yang berusia dua
direkomendasikan oleh pemerintah (2).
puluh hingga dua puluh sembilan tahun (4).
Wabah ini dapat menimbulkan Jumlah tersebut 3x lebih tinggi
gangguan pernapasan seperti flu, demam dibandingkan orang yang berusia tiga puluh
tinggi, sesak napas, dan punya masa hingga tiga puluh sembilan tahun, & 2x
inkubasi sebanyak lima hingga enam hari, lebih tinggi dari orang yang berusia empat
dan paling lama selama dua (2). Lebih puluh tahun lebih (4).
parahnya dapat mengakibatkan radang
Pernyataan tersebut diperkuat melalui
paru-paru, syndrome pernapasan akut,
penelitian terbaru yang dilakukan oleh para
gagal ginjal, dan juga kematian (2).
ahli dari London School of Hygiene &
Demam, kesulitan bernapas, serta hasil
Tropical Medicine, Nicholas G. Davies
rontgen menunjukkan infiltrate pneumonia
bersama rekannya (2020), menjelaskan
luas di kedua paru merupakan tanda dan
bahwa orang-orang yang berusia di bawah
gejala yang paling umum dilaporkan dari
20 tahun lebih mungkin terpajan wabah
kasus ini (2).
COVID-19 dibandingkan kelompok usia
WHO menyatakan bahwa terdapat 65 lainnya dan ditemukan bahwa empat dari
negara yang telah terjangkit virus satu ini lima anak muda yang telah terinfeksi
(1). Data epidemiologi menunjukkan COVID-19 dan tidak menunjukkan gejala
sebesar 66% pasien terjangkit karena (5). Mereka mengembangkan model
mengkonsumsi makanan dari salah satu transmisi wabah tersebut berbasis usia atau
pasar yang menjual makanan laut di kota umur berdasarkan data dari beberapa
Wuhan, China. WHO juga menyebutkan negara, di antaranya yaitu Italia, Jepang,
bahwa jumlah penderita yang terinfeksi China, Kanada, Singapura, dan Korea
COVID-19 sebanyak lebih dari 90 ribu Selatan (5).
kasus konfirmasi di tujuh puluh dua negara

99
Di Indonesia sendiri, kasus ini memperkuat sistem imun tubuh juga
bermula sejak tanggal 2 Maret 2020 dan merupakan salah satu cara yang bisa
menginfeksi 2 orang (7). Pasien konfirmasi dilakukan untuk menangkal penularan virus
COVID-19 di Indonesia berawal dari suatu ini, tidak hanya virus Corona, sistem imun
acara di Jakarta dimana penderita kontak tubuh yang kuat juga dapat melindungi
dengan seorang warga negara asing (WNA) tubuh dari berbagai penyakit lainnya (10).
asal jepang yang tinggal di Malaysia (7). Menerapkan Pencegahan dan Pengendalian
Sehabis melakukan kegiatan tersebut, orang Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas
tersebut mengalami demam, batuk, serta kesehatan terutama unit gawat darurat juga
sesak napas (7). Pada 24 April 2020, kasus sangat penting untuk dilakukan (2).
positif yang ada di NKRI sebanyak 8.211
Penyelenggaraan penanggulangan
kasus dan tersebar ke 34 Provinsi. Jakarta
bencana merupakan tanggung jawab dari
merupakan wilayah tertinggi terdampak
pemerintah, mulai dari pemda atau pempus
kasus COVID-19 dengan jumlah 3.599
(11). Seperti yang tertuang dalam UU 24
kasus (8). Gugus Tugas Percepatan
Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Penanganan COVID-19 menyebutkan
Bencana, ‘Penyelenggaraan
bahwa sebesar 70% orang yang dinyatakan
penanggulangan bencana adalah
terpajan COVID-19 tidak mengalami tanda
serangkaian upaya yang meliputi penetapan
ataupun gejala (9).
kebijakan pembangunan yang berisiko
Pihak pemerintah menghimbau timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
kepada seluruh warga agar lebih peduli dan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi’.
aware terhadap situasi ini (9). Dikarenakan (11). Apabila digambarkan pada siklus
begitu banyaknya kasus COVID-19 yang penanggulangan bencana, maka rangkaian
tidak menujukkan gejala atau minim gejala kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
maka sangat sulit untuk mendeteksi kasus pra-bencana, atau situasi saat tidak ada
COVID-19 tersebut, sehingga membuat bencana yang di dalamnya meliputi
tindakan pencegahan semakin penting pencegahan dan mitigasi, dan/atau situasi
untuk dilakukan (9). Oleh sebab itu, terdapat potensi bencana yang di dalamnya
Pemeintah saat ini menyarankan kepada terdapat kesiapsiagaan, selanjutnya kondisi
masyarakat agar menggunakan penutup tanggap darurat yang dilaksanakan pada
mulut dan hidung berbahan kain ketika situasi terjadi bencana, dan yang terakhir
hendak berpergian (9). Selain itu,

100
pasca-bencana yang dilaksanakan pada saat korban jiwa, dikarenakan ketidaktahuan
setelah terjadi bencana (11). seseorang dalam mencegah ataupun
menangani wabah penyakit ini. Dalam
Penelitian yang dilaksanakan oleh
kasus ini, seluruh kalangan masyarakat
Nurjanah beserta rekan-rekannya,
tentu memiliki peranan yang cukup penting
menyebutkan bahwa pada Kota Semarang
untuk mencegah penularan COVID-19.
mayoritas masyarakat mempunyai perilaku
Namun, menurut beberapa penilitian yang
kesehatan yang rendah akibat rendahnya
ada mengatakan bahwa hampir seluruh
pengetahuan tentang kesehatan (12). Riset
Generasi Z dan Generasi Milenial akhir
yang dilakukan di Universitas Indonesia
memiliki peluang paling tinggi dalam
oleh Lestari dan Handayani (2017),
menyebarkan virus ini, dimana generasi
menyebutkan bahwa mahasiswa non
tersebut mayoritas tidak menunjukkan
kesehatan memiliki tingkat literasi
gejala atau minim gejala. Oleh karena itu,
kesehatan yang buruk dibandingkan dengan
peniliti tertarik mengambil judul
mahasiswa kesehatan (13). Pengetahuan
“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
sangat diperlukan dalam mencegah adanya
Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit
wabah virus atau zoonosis baru (13).
Virus Corona (COVID-19) Pada
Namun, dari hasil survei yang dilakukan
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UPN
oleh peneliti dari Lembaga Ilmu
Veteran Jakarta”.
Pengetahuan Indonesia (LIPI), M. Wahyu
Ghani (2020) menyebutkan bahwa METODE
pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat
Penelitian ini menggunakan desain
di Indonesia terhadap penyakit yang
studi cross-sectional yang bertujuan untuk
ditularkan oleh hewan pada manusia atau /
mengetahui hubungan antara tingkat
zoonosis masih minim/rendah (14).
pengetahuan dan sikap terhadap tindakan
Berdasarkan penelitian di atas dapat
pencegahan Coronavirus Disease 2019
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
(COVID-19) pada mahasiswa Kesehatan
dan sikap seseorang sangat mempengaruhi
Masyarakat UPN Veteran Jakarta. Populasi
dirinya dalam menghadapi suatu wabah
dalam penelitian ini, yaitu seluruh
atau penyakit.
mahasiswa aktif S1 Kesehatan Masyarakat
Dengan kata lain, minimnya UPNVJ dari angkatan 2016 hingga 2019,
pengetahuan dan sikap seseorang terkait sampelnya adalah mahasiswa aktif S1
kasus COVID-19 akan menambah angka Kesehatan Masyarakat UPNVJ yang

101
bersedia dalam mengisi kuesioner Pengetahuan
a. Kurang 87 37,5%
elektronik yang diberikan. Teknik b. Baik 145 62,5%
pengambilan sampel yang digunakan Sikap
a. Negatif 114 49,1%
adalah accidental sampling dengan jumlah b. Positif 118 50,9%
Total 232 100%
sampel 232 mahasiswa. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan, yaitu
kuesioner elektronik berupa Google Form. Berdasarkan hasil penelitian pada
Analisis data yang digunakan, yaitu Tabel 7, mayoritas mahasiswa aktif S1
univariat dan bivariat dengan menggunakan Kesehatan Masyarakat UPNVJ yaitu
uji statistik chi-square dengan derajat sebanyak 153 (65,9%) dari 232 mahasiswa
kemaknaan (α)=0,05. Penelitian ini memiliki Tindakan Pencegahan COVID-19
dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
tahun 2020 di UPN Veteran Jakarta Diketahui juga bahwa mayoritas
Kampus FIKES Limo, Depok. mahasiswa yaitu sebanyak 145 (62,5%) dari
232 mahasiswa memiliki pengetahuan yang
baik. Pengetahuan disini yaitu pemahaman
terkait informasi-informasi terkait wabah
HASIL COVID-19. Sedangkan untuk sikap,

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tindakan


diketahui bahwa sebanyak 118 (50,9%) dari
Pencegahan COVID-19, Pengetahuan, dan Sikap 232 mahasiswa memiliki sikap yang positif
Pada Mahasiswa Aktif S1 Kesehatan Masyarakat terhadap tindakan pencegahan COVID-19
UPNVJ yang ada. Sikap disini yaitu persepsi
Variabel Frekuensi Presentase mahasiswa terhadap beberapa tindakan
Tindakan
Pencegahan pencegahan COVID-19 yang disarankan
COVID-19
a. Buruk 79 34,1% oleh Pemerintah.
b. Baik 153 65,9%
Tabel 2 Hubungan Pengetahuan, dan Sikap Mahasiswa Aktif S1 Kesehatan Masyarakat UPNVJ Terhadap
Tindakan Pencegahan COVID-19

Tindakan Pencegahan COVID-19


(n=232) OR
Total
Variabel Baik Buruk P-Value (95% CI)
N % N % N %
Pengetahuan
a. Kurang 16 18,4 71 81,6 87 100,0 76,0
0,000
(31,0-186,1)

102
b. Baik 137 94,5 8 5,5 145 100,0
Sikap
a. Negatif 42 36,8 72 63,2 114 100,0 0,000 27,2
(11,6-63,8)
b. Positif 111 94,1 7 5,9 118 100,0

Hasil pengkajian korelasi antara level terdapat korelasi antara knowledge terhadap
of knowledge terhadap tindakan tindakan pencegahan COVID-19. Dari hasil
pencegahan COVID-19 menunjukkan analisis tersebut diperoleh pula nilai
bahwa sebanyak 71 (81,6%) mahasiswa OR=27,2, artinya mahasiswa dengan sikap
dengan knowledge yang kurang mempunyai yang negatif memiliki kecenderungan
tindakan pencegahan COVID-19 yang sebesar 27,2 kali memiliki tindakan
buruk. Berdasarkan uji Chi-square, pencegahan COVID-19 yang buruk
didapatkan p-value = 0,000, atau p-value ≤ daripada mahasiswa yang mempunyai sikap
0,05, dapat dikatakan bahwa terdapat positif (95% CI: 11,6-63,8).
korelasi antara knowledge terhadap
tindakan pencegahan COVID-19. Dari hasil
PEMBAHASAN
analisis tersebut diperoleh pula nilai
OR=76,0, artinya mahasiswa dengan Berdasarkan hasil penelitian yang
tingkat pengetahuan yang kurang memiliki telah dilakukan, bahwa pengetahuan
kecenderungan sebesar 76,0 kali memiliki mahasiswa terbanyak atau mayoritas masuk
tindakan pencegahan COVID-19 yang kedalam kategori baik yaitu sebanyak 145
buruk daripada mahasiswa yang (62,5%). Dari 145 mahasiswa dengan
mempunyai tingkat pengetahuan baik (95% pengetahuan baik, sebanyak 137 (94,5%)
CI: 31,0-186,1). memiliki tindakan pencegahan COVID-19

Pada tabel 8, dapat diketahui bahwa yang baik.

dalam menganalisis sikap dengan tindakan Dapat diketahui bahwa mahasiswa


pencegahan COVID-19 menunjukkan dengan pengetahuan yang baik, lebih
bahwa sebanyak 72 (63,2%) mahasiswa menerapkan tindakan pencegahan COVID-
yang memiliki sikap yang negatif memiliki 19 76,0 kali daripada mahasiswa yang
tindakan pencegahan COVID-19 yang memiliki pengetahuan kurang mengenai
buruk. Berdasarkan uji statistik Chi-square, COVID-19. Hasil Uji Chi-Square
didapatkan nilai p-value = 0,000, atau p- menunjukan adanya korelasi antara
value ≤ 0,05 dapat dikatakan bahwa

103
knowledge terhadap tindakan pencegahan cetak seperti banner atau spanduk yang ada
COVID-19. P-value yang didapatkan yaitu di jalan-jalan.
0,000 (p-value<0,05).
Pengetahuan mahasiswa terkait
Notoatmodjo (2007) menyebutkan COVID-19 dalam menerapkan tindakan
bahwa ada beberapa faktor yang dapat pencegahan juga disebabkan oleh beberapa
mempengaruhi tingkat knowledge faktor yang ada di dalam diri, di antaranya
seseorang, yaitu faktor internal & eksternal. yaitu usia, pengalaman, minat dalam
Di dalam faktor internal terdapat tiga hal, mencari informasi melalui berbagai media,
yaitu motivation, pendidikan & persepsi ketertarikan membaca, dan lain-lain.
(15). Sedangkan di dalam faktor Pengetahuan merupakan hal yang sangat
eksternalnya juga terdapat tiga hal, yaitu penting dalam kehidupan manusia, dengan
sos-bud, informasi & lingkungan (15). adanya pengetahuan maka seseorang dapat
Individu dapat memiliki knowledge menentukan mana yang baik dan tidak
terhadap sesuatu tidak hanya dari edukasi termasuk dalam perilakunya dalam
di sekolah saja, namun disupport oleh menerapkan pencegahan COVID-19.
banyaknya penjelasan yang beredar dari
Kehidupan Generasi Milenial dan
media yang ada msialnya radio, tv, majalah,
Generasi Z sangat bergantung terhadap
surat kabar, dan lainnya (15).
gadget ataupun media elektronik, karena di
Motivasi juga dapat memengaruhi masa kini semua hal dapat dilakukan
individu agar mencari informasi suatu hal. melalui gadget seperti dalam hal mencari
Tingginya motivasi seseorang disebabkan informasi terkait COVID-19. Namun,
karena besarnya rasa ingin tahu terhadap media cetak seperti koran, majalah, banner,
sesuatu. Hal ini sejalan dengan hasil diskusi spanduk, dan sebagainya tidak kalah
peneliti dengan mahasiswa ketika penting sebagai wadah dalam
penelitiian melalui daring yang menyampaikan informasi tentang
menyebutkan bahwa sebagian besar pencegahan COVID-19. Pemerintah
pengetahuan yang mereka peroleh beserta masyarakat pun sudah gencar dalam
didapatkan dari banyaknya informasi yang menyebarkan informasi terkait COVID-19
dibagikan melalui media elektronik seperti melalui berbagai media tentu hal tersebut
gadget dengan sosial medianya, televisi, membuat seseorang lebih mudah untuk
radio, dan sebagainya, Selain itu, media memperoleh informasi terkait COVID-19.

104
Notoatmodjo, (2003b) menyatakan tersebut lebih mementingkan kesehatannya
bahwa perilaku sebagai bentuk hasil dari dengan menerapkan tindakan pencegahan
pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh (18).
pengetahuan dan sikap (16). Unsur yang
Hal tersebut selaras terhadap
sangat penting dalam membentuk tindakan
penelitian Juliandi (2012) yang
seseorang dari pengalaman dan penelitian
menyebutkan adanya korelasi antara
disebut sebagai pengetahuan atau kognitif.
knowledge seseorang dengan kesiapsiagaan
Perilaku yang berlandaskan pengetahuan
wabah penyakit, p-value yang diperoleh
akan lebih awet dari pada perilaku yang
sebesar 0,011, dan dikatakan bahwa Ho
tidak dilandasi oleh pengetahuan.
ditolak dan Ha diterima (19). Penelitiannya
Hal ini selaras dengan penelitian selaras dengan teori yang disebutkan oleh
Radhi, dkk, yang menyebutkan bahwa Green, bahwa pengetahuan ialah factor
adanya korelasi antara knowledge terhadap paling penting dalam membentuk motivasi
kesiapsiagaan wabah penyakit, penelitian seseorang dalam bertindak (20). Tindakan
tersebut diperoleh nilai p-value = 0,000 mahasiswa yang dilandaskan dengan
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima pengetahuan akan lebih awet daripada
(17). Diketahui juga bahwa knowledge tindakan mahasiswa tanpa dilandaskan
memiliki hubungan yang positif terhadap pengetahuan (20). Agar dapat menghindari
perilaku seseorang, karena dapat membuat kejadian yang tidak diinginkan maka
seseorang berperilaku dengan baik dan seseorang harus memiliki tingkat
benar (17). pengetahuan yang tinggi (20).

Pengetahuan disini merupakan hal Liza, Imran & Mudatsir (2015),


yang sangat penting dalam merubah menyebutkan dalam penelitiannya bahwa
perilaku seseorang, karena semakin paham terdapat korelasi antara pengetahuan
seseorang dengan suatu penyakit, maka terhadap partisipasi IRT dalam mencegah
orang tersebut semakin mengerti dalam DBD, hasilnya memperlihatkan bahwa
menghadapi bencana atau suatu wabah sebanyak 82 IRT dengan pengetahuan yang
penyakit (17). Penelitian tersebut diperkuat baik terdapat sebesar 68,3% yang memiliki
oleh Arbiol, dkk, bahwa dengan memiliki partisipasi secara baik dalam mencegah
pengetahuan yang cukup, aka seseorang wabah DBD (21). Mereka mengemukakan
dapat mengetahui dampak dan gejala dari bahwa minimnya pengetahuan serta
suatu penyakit, yang membuat orang rendahnya tingkat kesadaran dapat

105
berdampak negative terhadap masyarakat baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
maupun individu, minimnya pengetahuan bahwa tindakan pencegahan COVID-19
yang dimiliki dengan kesadaran yang dipengaruhi oleh pengetahuan.
rendah dapat mempengaruhi tindakan
Mengacu pada hasil data penelitian di
seseorang dalam memelihara kesehatan diri
atas, bahwa sikap mahasiswa terbanyak
terutama dalam mencegah kasus COVID-
atau mayoritas masuk kedalam kategori
19 (21).
positif yaitu sebanyak 118 dari 232
Hal tersebut juga selaras terhadap mahasiswa, dan sebanyak 111 dari 118
penelitian yang dilaksanakan oleh Lusi, mahasiswa yang memiliki tindakan
dkk, terdapat korelasi antara knowledge pencegahan COVID-19 yang baik. Bisa
terhadap tindakan dalam mencegahan dilihat bahwa mahasiswa yang mempunyai
filariasis, dengan p-value sebesar 0,035 attitude yang positif, lebih menerapkan
(22). Penelitian lain yang dilaksanakan oleh tindakan pencegahan COVID-19 27,2 kali
Monalisa, (2013) sejalan dengan penelitian daripada mahasiswa yang memiliki sikap
ini yang dimana dalam penelitiannya negatif. Output Uji Chi-Square
dikatakan bahwa adanya korelasi antara menampilkan bahwa adanya korelasi antara
knowledge terhadap perilaku dalam sikap terhadap tindakan pencegahan
mencegah penyakit filariasis dengan COVID-19. P-value yang didapatkan yaitu
diperoleh nilai p-value = 0,008 (23). 0,000 (p-value<0,05).
Penelitian yang dilaksanakan oleh Hamidi
Menurut Notoatmodjo (2007),
& Asmawati (2017) menyatakan bahwa
tindakan merupakan bentuk nyata dari suatu
terdapat hubungan antara pengetahuan
sikap, tetapi fasillitas dapat menjadi salah
dengan pencegahan filariasis, yang dimana
satu factor pendukung atau kondisi yang
dalam penelitian tersebut diperoleh p-value
memungkinkan dalam membuat sikap
= 0,000 (24).
menjadi suatu perbuatan yang nyata (15).
Data Output yang diperoleh dari Apabila kondisi seseorang rentan terhadap
penelitian ini dijelaskan bahwa adanya suatu penyakit, maka barulah ia dapat
korelasi antara pengetahuan terhadap berupaya dan berusaha untuk mengobati
tindakan pencegahan COVID-19 dan dan mencegah penyakit terseut (15).
diketahui bahwa kategori pengetahuan yang
Ahli Social Psycology, Newcomb
baik dapat membuat seseorang menerapkan
berpendapat bahwa kesiapa seseorang
tindakan pencegahan COVID-19 dengan

106
untuk bertindak, bukan merupakan Data Output yang diperoleh dari
pelaksanaan motif tertentu merupakan penelitian ini dijelaskan bahwa adanya
pengertian dari sikap (25). Untuk detailnya, korelasi antara sikap terhadap tindakan
bahwa respon seseorang terkait suatu hal di pencegahan COVID-19 dan diketahui
tempat tertentu bentuk penjiwaan kepada bahwa kategori sikap yang positif dapat
objek merupakan pengertian dari attitude membuat seseorang menerapkan tindakan
(25). pencegahan COVID-19 dengan baik. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa
Penelitian ini sejalan dengan
tindakan pencegahan COVID-19
penelitian Aryati, dkk, yang menunjukkan
dipengaruhi oleh juga oleh sikap.
bahwa terdapat hubungan antara sikap
dengan kejadian DBD, dalam penelitian KESIMPULAN
tersebut didapatkan p-value sebesar 0,001
Berdasarkan hasil penelitian,
atau p-value < 0,05 (26).
menggunakan analisis univariat dan
Penelitian yang dilaksanakan oleh bivariat, dapat disimpulkan bahwa terdapat
Karminiasih, dkk, bisa mendukung korelasi ataupun hubungan antara tingkat
penelitian ini, bahwa terdapat hubungan pengetahuan mahasiswa aktif S1 Kesehatan
antara sikap dengan upaya pencegahan Masyarakat UPNVJ terhadap tindakan
penyakit flu burung (27). Dalam penelitian pencegahan COVID-19, dengan p-value
tersebut diperoleh nilai p-value = 0,005 sebesar 0,000 (< 0,05), dan terdapat korelasi
yang berarti p-value < 0,05 (27). Penelitian ataupun hubungan antara sikap mahasiswa
lain yang dilaksanakan oleh Hamidi, dkk, aktif S1 Kesehatan Masyarakat UPNVJ
menyatakan bahwa terdapat hubungan terhadap tindakan pencegahan COVID-19,
antara sikap dengan pencegahan filariasis, dengan nilai p-value sebesar 0,000 (< 0,05).
yang dimana dalam penelitian tersebut
SARAN
diperoleh p-value = 0,000 (24) . Penelitian
yang dilakukan oleh Lusi, dkk, 1. Bagi Instansi Terkait

menunjukkan bahwa tidak adanya korelasi a. Kepada pihak kampus khususnya

antara sikap terhadap tindakan masyarakat Universitas Pembangunan Nasional

terkakit pencegahan filariasis, diperoleh p- Veteran Jakarta untuk menambah

value sebesar 0,972 (22). kurikulum manajemen bencana di


setiap program studi yang ada.

107
b. Meningkatkan fasilitas sarana- TR, et al. Panduan praktik klinis:
prasarana kampus agar menunjang Pneumonia 2019-nCoV. Jakarta:
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia;
kegiatan belajar mengajar selama 2020.
terdapat wabah COVID-19. 2. Kementerian Kesehatan Republik
c. Menambah atau meningkatkan Indonesia. Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian COVID-19. Pedoman
program kesehatan ataupun standar
kesiapan menghadapi COVID-19
operasional prosedur (SOP) yang [Internet]. 2020;0–115. Available
sesuai dengan kondisi. from:
https://www.kemkes.go.id/resources
/download/info-terkini/COVID-19
dokumen resmi/REV-
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
04_Pedoman_P2_COVID-19_ 27
a. Menggali informasi atau referensi Maret2020_Tanpa TTD.pdf.pdf
lebih dalam lagi terkait COVID-19. 3. WHO. WHO director-general’s
b. Selalu menerapkan protokol remarks at the media briefing on
2019-nCov on 11 February 2020
kesehatan yang sesuai selama
[Internet]. World Health
melakukan penelitian. Organization. 2020 [cited 2020 Apr
c. Peneliti yang ingin meneruskan 23]. Available from:
https://www.who.int/dg/speeches/de
penelitian ini disarankan untuk tail/who-director-general-s-remarks-
menambah variabel lain yang at-the-media-briefing-on-2019-
ncov-on-11-february-2020
memungkinkan untuk mempengaruhi
tindakan pencegahan COVID-19 4. Ansori AN Al. Peran penting
milenial sebagai generasi penular
seseorang. corona COVID-19 terbesar
[Internet]. Liputan 6. Jakarta; 2020
UCAPAN TERIMAKASIH [cited 2020 Apr 23]. Available from:
https://www.liputan6.com/health/rea
Terima kasih saya ucapkan kepada
d/4208881/peran-penting-milenial-
Ibu Fathinah Ranggauni H., SKM, M.Epid. sebagai-generasi-penular-corona-
dan Ibu Fandita Tonyka Maharani, SKM, covid-19-terbesar

M.KKK., M.Sc. selaku dosen pembimbing 5. Davies NG, Klepac P, Liu Y, Prem
K, Jit M, Eggo RM. Age-dependent
yang telah banyak memberikan saran yang effects in the transmission and
sangat bermanfaat. control of COVID-19 epidemics. Nat
Med. 2020;
DAFTAR PUSTAKA
6. Codrington G, Grant-Marshall S.
1. Burhan E, Isbaniah F, Susanto AD, Mind the gap. USA: Penguin Books;
Aditama TY, Soedarsono, Sartono 2004.

108
7. Putri RD. Kronologi Penularan 12. Nurjanah, Mubarokah K. Health
Pasien Positif Corona COVID-19 di Literacy and Health Behavior in the
Indonesia [Internet]. tirto.id. 2020 Rural Areas. KnE Life Sci.
[cited 2020 Apr 23]. Available from: 2019;4(10):8.
https://tirto.id/kronologi-penularan-
pasien-positif-corona-covid-19-di-
indonesia-eD6x 13. Lestari P, Handiyani H. The Higher
Level of Health Literacy Among
8. BNPB. Situasi COVID-19 di
Health Students Compared with
Indonesia [Internet]. Badan Nasional
Non-Health Students. UI Proc Heal.
Penanggulangan Bencana. 2020
2017;1:1–5.
[cited 2020 Apr 24]. Available from:
https://www.covid19.go.id/situasi- 14. Ghani MW. Mengelola Pengetahuan
virus-corona/ COVID-19 dengan Konsep
Knowledge Management [Internet].
9. Putri GS. 70 persen orang terinfeksi
Jakarta; 2020. Available from:
corona tanpa gejala dan bisa tularkan
https://kependudukan.lipi.go.id/id/b
virus [Internet]. Kompas Gramedia
erita/53-mencatatcovid19/900-
Digital Group. 2020 [cited 2020 Apr
mengelola-pengetahuan-covid-19-
23]. Available from:
dengan-konsep-knowledge-
https://www.kompas.com/sains/read
management
/2020/04/07/103258323/70-persen-
orang-terinfeksi-corona-tanpa-
gejala-dan-bisa-tularkan-
virus?page=1 15. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan
dan ilmu perilaku. Jakarta: PT
10. Nareza M. Cegah Virus Corona Rineka Cipta; 2007.
dengan memperkuat sistem imun
tubuh [Internet]. Alodokter. 2020 16. Notoatmodjo S. Pengembangan
[cited 2020 Apr 23]. Available from: sumber daya manusia. Jakarta: PT
https://www.alodokter.com/cegah- Rineka Cipta; 2003.
virus-corona-dengan-memperkuat- 17. Radhi SF, Mudatsir, Imran.
sistem-imun-tubuh Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
11. BNPB. Peraturan Kepala Badan Sikap Perawat Dengan
Nasional Penanggulangan Bencana Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana
Nomor 4 Tahun 2008 tentang Wabah Penyakit Malaria Di
Pedoman penyusunan rencana Kabupaten Aceh Besar. J Kedokt
penanggulangan bencana [Internet]. Syiah Kuala. 2015;15(3):142–8.
BNPB, 8 Jakarta; 2008. Available 18. Arbiol J, Borja M, Yabe M, Nomura
from: H, Gloriani N, Yoshida SI. Valuing
https://www.gitews.org/tsunami- human leptospirosis prevention
kit/id/E6/sumber_lainnya/produk_h using the opportunity cost of labor.
ukum_nasional/peraturan_kepala_B Int J Environ Res Public Health.
NPB/Perka BNPB 4-2008_Pedoman 2013;10(5):1845–60.
Penyusunan Rencana
Penanggulangan Bencana.pdf 19. Juliandi. Hubungan pengetahuan dan

109
sikap terhadap kesiapsiagaan pengetahuan dan sikap kepala
masyarakat dalam menghadapi keluarga tentang filariasis dengan
bencana wabah rabies di wilayah mengkonsumsi obat pencegahan
kecamatan medan tuntungan tahun filariasis di Desa Berancah wilayah
2012 [Internet]. Universitas UPT Puskesmas Selatbaru tahun
Sumatera Utara; 2012. Available 2016. J Ners Univ Pahlawan Tuanku
from: Tambusai [Internet]. 2017;1(2):57–
http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 73. Available from:
handle/123456789/34598/Cover.pdf https://journal.universitaspahlawan.a
?sequence=6&isAllowed=y c.id/index.php/ners/article/view/118/
87
20. Siregar DIS. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kecelakaan 25. Notoatmodjo S. Pendidikan dan
Ringan di PT Aqua Golden perilaku kesehatan. Jakarta: PT
Mississippi Bekasi. [Jakarta]: UIN Rineka Cipta; 2003.
Syarif Hidayatullah; 2014.
26. Aryati IKC, Sali IW, Ayu IG,
21. Liza A, Imran, Mudatsir. Hubungan Aryasih M. Hubungan pengetahuan
tingkat pengetahuan, pendidikan, sikap dan tindakan masyarakat
dan sikap dengan partisipasi ibu dengan kejadian demam berdarah
rumah tangga dalam pencegahan dengue (DBD) di Kelurahan Baler
wabah DBD di Kecamatan Kuta Bale Agung Kecamatan Negara
Alam Banda Aceh. J Kedokt Syiah Tahun 2012. J Kesehat Lingkung
Kuala. 2015;15. [Internet]. 2012;4(2):118–23.
Available from: http://poltekkes-
22. Lusi I, Utami GT, Nauli FA.
denpasar.ac.id/files/JURNAL
Hubungan antara tingkat
KESEHATAN
pengetahuan dan sikap masyarakat
LINGKUNGAN/V4N2/I Ketut
tentang penyakit filariasis dengan
Catur Aryati1, I Wayan Sali2, I Gusti
tindakan masyarakat dalam
Ayu Made Aryasih3.pdf
pencegahan filariasis. J Ilmu
Keperawatan. 2014;1. 27. Karminiasih NLP, Marwati NM,
Asmara IWS. Hubungan
23. Monalisa. Hubungan pengetahuan
pengetahuan, sikap dan tindakan
dan sikap keluarga dengan perilaku
pekerja ternak unggas dengan
pencegahan filariasis di Desa Kasang
keadaan sanitasi kandang dalam
Lopak Alai Kecamatan Kumpeh Ulu
upaya pencegahan penyakit Flu
Kabupaten Muaro Jambi. J Heal
Burung. J Kesehat Lingkung.
Sport [Internet]. 2013; Available
2014;4:50–6.
from:
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JH
S/article/view/1088/885
24. Hamidi MNS, Asmawati. Hubungan

110

Anda mungkin juga menyukai