Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

INOVASI PELAYANAN PUSKESMAS PULAU UNTUNG JAWA

KERAPU HIJAU
“KELURAHAN PULAU UNTUNG JAWA TETAP HIJAU”
BAB I
LATAR BELAKANG

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit


mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang
diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis
baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab
COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan
antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan
dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.
Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum
diketahui1.
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak
diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus
disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan
sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi
penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Sampai dengan 16 Februari
2020, secara global dilaporkan 51.857 kasus konfimasi di 25 negara dengan 1.669
kematian (CFR 3,2%). Rincian negara dan jumlah kasus sebagai berikut: China
51.174 kasus konfirmasi dengan 1.666 kematian, Jepang (53 kasus, 1 Kematian
dan 355 kasus di cruise ship Pelabuhan Jepang), Thailand (34 kasus), Korea
Selatan (29 kasus), Vietnam (16 kasus), Singapura (72 kasus), Amerika Serikat
(15 kasus), Kamboja (1 kasus), Nepal (1 kasus), Perancis (12 kasus), Australia (15
kasus), Malaysia (22 kasus), Filipina (3 kasus, 1 kematian), Sri Lanka (1 kasus),
Kanada (7 kasus), Jerman (16 kasus), Perancis (12 kasus), Italia (3 kasus), Rusia
(2 kasus), United Kingdom (9 kasus), Belgia (1 kasus), Finlandia (1 kasus),
Spanyol (2 kasus), Swedia (1 kasus), UEA (8 kasus), dan Mesir (1 Kasus).
Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa petugas kesehatan yang dilaporkan
terinfeksi2.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah
demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen
menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru. Menurut hasil penyelidikan
epidemiologi awal, sebagian besar kasus di Wuhan memiliki riwayat bekerja,
menangani, atau pengunjung yang sering berkunjung ke Pasar Grosir Makanan
Laut Huanan. Sampai saat ini, penyebab penularan masih belum diketahui secara
pasti2.
WHO melaporkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terbatas
(pada kontak erat dan petugas kesehatan) telah dikonfirmasi di China maupun
negara lain. Berdasarkan kejadian MERS dan SARS sebelumnya, penularan
manusia ke manusia terjadi melalui droplet, kontak dan benda yang
terkontaminasi, maka penularan COVID-19 diperkirakan sama. Rekomendasi
standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara
teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung
dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun
yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu,
menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas
kesehatan terutama unit gawat darurat2.
Penggunaan transportasi publik disebut berpotensi meningkatkan transmisi
virus corona jenis baru penyebab Covid-19. Secara umum, Spesialis Penyakit
Menular dari University of Toronto dan University Health Network Dr. Isaac
Bogoch menilai, transportasi umum relatif aman. Meski demikian, mengutip
pemberitaan Global News, 9 Maret 2020, ruang publik seperti kereta, bus, dan
MRT adalah tempat di mana orang berkumpul dalam jumlah besar.mKumpulan
orang-orang ini berpotensi meningkatkan transmisi Covid-19.
Perlu diketahui, seperti semua virus pernapasan lainnya, virus corona menyebar
melalui transmisi tetesan. Artinya, ketika seseorang yang terinfeksi sedang batuk
atau bersin, mereka mengeluarkan tetesan kecil yang mengandung virus. Virus ini
kemudian menyebar sejauh sekitar 6 kaki atau 1,8 meter. Tetesan-tetesan itu
cukup berat sehingga tidak dapat bertahan di udara selama lebih dari beberapa
menit3.

Tetesan itu akan jatuh ke apa pun yang ada di bawahnya, seperti kursi di
transportasi umum, lantai, gagang pintu, dan lainnya. Melansir BBC, Kamis
(26/3/2020), penularan akan terjadi saat Anda menyentuh permukaan benda-benda
yang terdapat virus, kemudian menyentuh wajah. Penularan tidak langsung terjadi
dari orang ke orang tanpa melalui transmisi tetesan atau droplet. Oleh karena itu,
disarankan agar menjaga jarak aman 2 meter dari orang lain. Selain itu, dianjurkan
pula untuk tak menyentuh area wajah saat berada di tempat umum sebelum
memastikan tangan Anda bersih, dan rajin mencuci tangan dengan air dan sabun3.

Akan tetapi, pada beberapa orang, Covid-19 cenderung dapat


menimbulkan gejala dan komplikasi penyakit yang lebih berat. Kelompok
tersebut diketahui lebih rentan terinfeksi virus corona. Mereka adalah orang
lanjut usia (lansia), orang dengan riwayat penyakit tertentu, tenaga medis
rumah sakit dan anak-anak 4 .

Jumlah kasus positif virus corona COVID-19 kembali bertambah. Hingga


Jumat (27/3/2020) tercatat 1.046 kasus positif, 46 sembuh, dan 87 meninggal.
Juru bicara pemerintah dalam penanganan virus corona COVID-19, dr Achmad
Yurianto, menjelaskan penambahan kasus menunjukkan proses penularan masih
berlangsung di tengah masyarakat. "Ini menandakan bahwa proses penularan
masih berlangsung terus menerus di tengah masyarakat. Ini kita maknai bahwa
masih ada kasus positif virus corona yang masih berada di tengah-tengah kita
sekalian," jelasnya saat melakukan konferensi pers di BNPB pada Jumat
(27/3/2020). "Ini lah yang kemudian menjadi faktor utama penambahan kasus,"
katanya kembali menegaskan5.

Wabah virus corona atau covid-19 di Indonesia masih terus berlanjut.


Jumlah kasus positif pun setiap harinya terus bertambah. Perilaku masyarakat
dalam menyikapi protokol kesehatan yang diimbau oleh pemerintah masih sering
diabaikan oleh masyarakat. Hal ini salah satu penyebab penyebaran virus
corona atau covid-19 masih terus berlanjut setiap harinya dan menginfeksi
masyarakat di Indonesia. Hal ini dikatakan oleh juru bicara pemerintah untuk
penanganan covid-19, Achmad Yurianto di gedung Graha BNPB, Jakarta pada 30
April 2020. "Oleh karena itu, mencuci tangan menjadi salah satu kunci
keberhasilan kita dalam memutus rantai penularan COVID-19," katanya,
sebagaimana di kutip dari Pikiran Rakyat. Yuri mengatakan, penyebaran masih
terjadi dari orang-orang yang diduga terinfeksi tetapi belum membiasakan diri
untuk menutup mulut atau hidung saat batuk atau bersin6.

Dijelaskan oleh Yuri, masyarakat masih mengabaikan kebersihan diri


dengan melakukan cuci tangan dengan sabun sehingga cairan "droplet" (percikan)
yang dikeluarkan dari hidung atau mulut ataupun melalui tangan yang telah
terpapar menyebar ke mana-mana. Selain itu, kata dia, orang-orang yang belum
terpapar juga belum membiasakan diri untuk memakai masker saat keluar rumah
dan menjaga jarak saat berkomunikasi dengan orang lain. Sementara ketika tiba di
rumah, sebagian orang juga masih belum terbiasa untuk segera mencuci tangan
dengan sabun dan membersihkan pakaiannya, sehingga risiko penularan masih
terus berlangsung di tengah-tengah masyarakat.

Berdasarkan latar belakang di atas Puskesmas Kelurahan Untung Jawa


berupaya membuat inovasi sesuai dengan pedoman mengurangi resiko penularan
coronavirus disease (covid-19) di pulau untung jawa. Dengan inovasi KERAPU
HIJAU (KELURAHAN PULAU UNTUNG JAWA TETAP ZONA HIJAU).
BAB II
ANALISIS PENYEBAB MASALAH

Berdasarkan data kasus covid-19, tanggal 20 Maret 2020 didapatkan


jumlah kasus covid-19 di Indonesia terus meningkat, yakni sebesar 60 kasus baru
dengan total 369 kasus dan 32 orang yang meninggal dunia di Indonesia.
Sedangkan jumlah kasus di dunia sebanyak 245.768 terkonfirmasi terinfeksi virus
corona.
Berdasarkan data tersebut dalam rangka usaha memutus penyebaran virus
corona di Jakarta khususnya di Pulau Untung Jawa, agar masyarakat di pulau
untung jawa tidak ada yang terkonfirmasi virus corona, kami mengupayakan
langkah-langkah dengan melihat indikator yang dapat mencegah penyebaran virus
corona. Maka kami melakukan identifikasi analisa masalah yang mungkin
menjadi penyebab tingginya penyebaran virus corona di Jakarta dengan
menggunakan diagram tulang ikan (fishbone diagram) sebagai berikut:

METHOD MATERIAL MILIE (LINGKUNGAN)

Banyaknya masyarakat yang berpergian ke zona merah


Masih banyaknya
Kurang efektifnya upaya promotif pencegahan masyarakat yang tidak memiliki masker
covid19

RISIKO TERJADINYA PENYEBARAN COVID 19 DI WILAYAH KELURAHA

Masyarakat kurang peduli dengan protokol kesehatan


Kurangnya kesadaran masyarakat berPHBS
Adanya kelompok masyarakat dengan comorbid covid19
Tidak adanya tempat cuci tangan di tempat-tempat umum

MAN MEASUREMENT MACHINE


Dari hasil analisa dengan diagram tulang ikan diatas, selanjutnya kami
bersama rekan-rekan UKM berdiskusi bersama untuk mencari jalan keluar dengan
hasil sebagai berikut:

NO PENYEBAB MASALAH PEMECAHAN MASALAH


1 Kurang efektifnya upaya Melakukan kampanye keliling terkait
promotif pencegahan covid 19 pencegahan covid 19
2 Masih banyaknya masyarakat Disinfeksi tempat-tempat umum
yang tidak memiliki masker
3 Banyaknya masyarakat yang Screening suhu kedatangan masyarakat
berpergian ke zona merah di dermaga
4 Masyarakat kurang peduli Melakukan kampanye keliling terkait
protokol kesehatan dan pencegahan covid 19
kurangnya masyarakat berPHBS
5 Tidak adanya tempat cuci tangan Kerjasama lintas sektor terkait
di tempat-tempat umum pengadaan tempat cuci tangan di tempat
umum
6 Adanya kelompok masyarakat Melakukan rapid test dan swab
dengan comorbid covid 19

Dari pemecahan masalah diatas, tim UKM Pulau Untung Jawa mengemas
suatu rangkaian kegiatan yang dinamakan KERAPU HIJAU (Kelurahan Pulau
Untung Jawa Tetap Zona Hijau) yang merupakan suatu upaya promotif dan
pencegahan (prefentif) dalam mencegah penyebaran virus covid-19 di Pulau
Untung Jawa.

KERAPU HIJAU ini adalah suatu kegiatan inovatif berupa 7 kegiatan


yang dapat mencegah penyebaran covid 19 di Pulau Untung Jawa yaitu :

1. Cakalang : Cek Kesehatan Saat Datang


2. Kembung : Kampanye Keliling Kampung
3. Penyu Emas : Penyuluhan Kelompok Masyarakat
4. Teri : Test Rapid
5. Selar : Kerjasama lintas Sektor
6. Pesut : Pemeriksaan Usap Hidung dan Tenggorokan
7. Udang : Usaha Disinfeksi Lingkungan

Dimana kegiatan-kegiatan tersebut sasarannya adalah seluruh masyarakat


Pulau Untung Jawa. Maka dari itu Puskesmas tidak dapat melakukannya sendirian
melainkan perlu dukungan sektor-sektor yang terkait agar terciptanya asas gotong
royong sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan dengan maksimal
dan mendapatkan hasil yang diharapkan.

BAB III
Rencana Penyelesaian Masalah
N Kegiatan
o
1 Rincian : Sosialisasi rencana kegiatan kepada rekan-rekan Puskesmas
Kelurahan Pulau Untung Jawa
Tanggal : Selasa, 24 Maret 2020
Hasil : Seluruh staf dan petugas Puskesmas Kelurahan Pulau Untung
Jawa mendukung penuh dan siap membantu pelaksanaan
kegiatan KERAPU HIJAU
Dokumentas
i

2 Rincian : Pembuatan Kerangka Acuan Kegiatan dan Standar Operasional


Prosedur Kerapu Hijau sebagai landasan dan panduan
pelaksanaan Kegiatan Kerapu Hijau
Tanggal : Selasa, 24 Maret 2020
Hasil : KAK dan SOP terkait terlampir
Dokumentas :
i

3 Rincian : Sosialisasi dan koordinasi rencana kegiatan di Kelurahan Pulau


Untung Jawa
Tanggal : Selasa, 31 Maret 2020
Hasil :
Dokumentas :
i
BAB IV
Implementasi
Kegiatan kerapu hijau
KERAPU HIJAU ( KELURAHAN PULAU UNTUNG JAWA TETAP ZONA HIJAU )
Rincian :  Kegiatan promkes inovatif berupa kerapu hijau (kelurahan pulau
untung jawa tetap zona hijau) merupakan usaha untuk
mempertahankan wilayah pulau untung jawa agar tetap berada
di zona hijau.
 Target sasaran kegiatan kerapu hijau adalah seluruh masyarakat
kelurahan pulau untung jawa.
 Untuk kegiatan kerapu hijau di lakukan setiap hari
 Pelaksanaan kerapu hijau dilakukan sesuai dengan SOP
 Kegiatan kerapu hijau yang telah dilaksanakan di
dokumentasikan

Waktu : Kegiatan ini dilakuakan setiap hari dari jam 07.30-12.00 dan
13.00-15.30, terdiri dari :
 Cakalang ( cek kesehatan saat datang ) dilaksanakan setiap hari
 Kembung ( kampanye keliling kampung ) dilaksanakan dua
minggu sekali
 Penyu emas ( penyuluhan kelompok masyarakat ) dilaksanakan
sebulan sekali
 Teri ( test rapid ) dilaksanakan setiap hari
 Selar ( kerja sama lintas sektor ) dilaksanakan sebulan sekali
 Pesut ( pemeriksaan usap idung dan tenggerokan ) dilaksanakan
seminggu sekali
 Udang ( usaha desinfeksi lingkungan ) dilaksanakan seminggu
sekali

Masyarakat kelurahan pulau untung jawa tidak ada yang positive


Hasil : covid-19 sehingga wilayah kelurahan pulau untung jawa tetap berada
di zona hijau.

 Cakalang ( cek kesehatan saat datang )


Dokumentas :
i  Kembung ( kampanye keliling kampung )

 Penyu emas ( penyuluhan kelompok masyarakat )


 Teri ( test rapid )

 Selar ( kerja sama lintas sektor )


 Pesut ( pemeriksaan usap idung dan tenggerokan )

 Udang ( usaha desinfeksi lingkungan )


BAB V

EVALUASI

Setelah kurang lebih berjalan selama hampir 2 bulan pelaksanaan kegiatan


KERAPU HIJAU, berikut hasil evaluasi yang berhasil dicapai :

KEGIATAN TARGET CAPAIAN


Cek kesehatan saat Masyarakat PUJ yang Hasil screening pada warga
datang datang dari daratan PUJ yang suhunya diatas 37
jakarta maupun tanjung derajat celcius dalam 2 bulan
pasir tangerang terakhir terdapat 24 orang

24 orang ini telah dikaji


ulang dan dianjurkan untuk
dilakukan rapid test jika hasil
pengkajian menentukan
termasuk ODP
Kampanye keliling Masyarakat PUJ Bekerjasama dengan Babinsa
kampung dan Babinkamtibmas
melakukan kampanye seruan
selalu menggunakan masker,
berprilaku PHBS dan jaga
jarak dengan keliling di
wilayah Pulau Untung Jawa
menggunakan TOA
Penyuluhan kelompok Masyarakat PUJ yang Sebanyak 38 orang termasuk
masyarakat mempunyai penyakit dalam kelompok comorbid
comorbid telah diberikan informasi
kesehatan, dampak, gejala
dan cara pencegahan virus
covid 19
Kerja sama lintas Kelurahan Pulau Menghasilkan kebijakan
sektor Untung Jawa, pendukung pencegahan
Kepolisian, TNI, Satpol penularan yaitu:
PP, Damkar, 1. Membatasi jumlah
Perhubungan, RT, RW, masyarakat yang
Toma dan Toga berpergian sehari
hanya dibolehkan 3
orang saja per RT
2. Adanya patroli malam
keliling pulau untung
jawa untuk
menghindari
masyarakat yang
berkumpul
3. Ditentukannya rumah
isolasi di sekolah
smpn 285 PUJ
4. Dibuatnya fasilitas
tempat cuci tangan di
tempat-tempat umum
5. Bersama-sama
melakukan kampanye
himbauan protocol
kesehatan dalam
bersosial
Usaha disinfeksi Tempat-tempat umum Dilakukannya disinfeksi rutin
lingkungan di PUJ seminggu sekali di dermaga,
jalan utama PUJ, kantor
kelurahan PUJ dan
puskesmas
Rapid Test Masyarakat dengan Sebanyak 14 orang dengan
status ODP status ODP dilakukan rapid
test dan 5 orang reaktif hasil
rapid tesnya sehingga
dilakukan swab
SWAB Masyarakat dengan 8 orang yang diduga kontak
status ODP yang reaktif erat dengan pasien PDP dan
hasil rapid testnya 5 orang masyarakat PUJ
dengan status ODP yang
reaktif hasil rapidnya telah
dilakukan swab dengan hasil
semuanya negative
BAB VI

KESIMPULAN

Rangkaian kegiatan inovasi KERAPU HIJAU merupakan salah satu upaya


preventif yang mudah dan sederhana untuk mencegah tersebarnya virus vovid-19
di pulau untung jawa.

Upaya pencegahan agar masyarakat pulau untung jawa bebas dari


terinfeksi virus covid-19 dengan cara gagasan KERAPU HIJAU ini berjalan
dengan baik dan hasilnya sampai saat ini sesuai dengan harapan yaitu zero kasus.

Adapun faktor-faktor yang mendukung tercapainya goal adalah koordinasi


yang baik dengan lintas sectoral, tim yang solid dan seluruh masyarakat pulau
untung jawa mempunyai harapan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan


daan Pengendalian CoronaVirus Disease (Covid-19). Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Jakarta.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman
Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus Disease (Covid-19). Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Jakarta.
3. Nur Fitriatus Shalihah. 2020. "Memahami Potensi Risiko Penularan Virus
Corona di Transportasi
Umum", https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/29/202100965/me
ahami-potensi-risiko-penularan-virus-corona-di-transportasi umum?
page=2. Editor : Inggried Dwi Wedhaswary.
4. Annisa Amalia Ikhsania. 2020. “Siapa Saja Orang Yang Rentan Terinfeksi
Virus Corona?”. https://www.sehatq.com/artikel/siapa-saja-orang-yang-
rentan-terinfeksi-virus-corona.
5. Nafilah Sri Sagita K. 2020. “Jubir RI Ungkap Alasan Mengapa Kasus Corona
di Indonesia Meningkat”. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-
4955533/jubir-ri-ungkap-alasan-mengapa-kasus-corona-di-indonesia-
meningkat.
6. Tim Zona Jakarta. 2020. “Penyebaran Covid-19 Masih Terjadi,
Pemerintah Katakan Ini Penyebabnya”. https://zonajakarta.pikiran-
rakyat.com/nasional/pr-18374562/penyebaran-covid-19-masih-terjadi-
pemerintah-katakan-ini-penyebabnya?page=3.

Anda mungkin juga menyukai