Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI


KLB YANG PERNAH MELANDA DUNIA ( COVID-19 )
DI
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 6
1. LAISI AFRIZA
2. IMA FAJRIANI
3. IVA YUSRINA
4. MAULIDAWATI
DOSEN : MEY ELISA SAFITRI, SST.,M. Kes

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
TAHUN 2021/2022
A. KLB Covid-19 Di Dunia
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang
menyebabkan dapat menyebabkan pneumonia ringan dan bahkan berat, serta penularan yang
dapat terjadi antar manusia. Penyebab COVID-19 ini adalah sebuah virus yang dinamakan
Sars-CoV-2 (Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2). Berdasarkan bukti ilmiah,
COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet),
tidak melalui udara. Sehingga COVID-19 memiliki tingkat penularan yang tinggi dalam
waktu yang singkat, bahkan sampai tanggal 6 mei 2020 sekitar 214 negara/wilayah telah
melaporkan adanya kasus konfirmasi COVID-19 dan terus menunjukkan adanya
peningkatan kasus secara signifikan.
Pandemi adalah epidemi yang terjadi pada skala yang melintasi batas internasional,
biasanya memengaruhi sejumlah besar orang atau wabah penyakit yang terjadi pada
geografis yang luas atau menyebar secara global. Dalam istilah kesehatan, pandemi berarti
terjadinya wabah suatu penyakit yang menyerang banyak korban, serempak diberbagai
negara. Sementara Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut pandemi
mengacu pada epidemi yang telah menyebar di beberapa negara atau benua, biasanya
mempengaruhi sejumlah besar orang. Pada tanggal 11 maret 2020, badan kesehatan dunia
WHO (world health organization) menetapkan penyakit ini sebagai pandemi karena
penyakit COVID-19 menyebar dengan mudah dan cepat ke banyak orang di berbagai
belahan dunia dalam skala global dalam waktu yang bersamaan dan penyebarannya terus
bertambah signifikan dan berkelanjutan secara global. Sehingga menimbulkan ke khawatiran
karena adanya resiko seluruh warga dunia berpotensi terkena infeksi penyakit Covid-19.
Dengan ditetapkannya status pandemic, dan sekaligus mengkonfirmasi bahwa COVID-19
merupakan darurat nasional, diharapkan pada masing-masing negara untuk mengupayakan
penanganan penyakit COVID-19 dengan lebih serius.

Dalam beberapa bulan terakhir, masyarakat digemparkan dengan kemunculan virus


corona di China. Virus ini dilaporkan telah menginfeksi ratusan orang dan mengakibatkan
kematian pada puluhan orang. Tidak hanya itu, virus corona juga telah menyebar kesejumlah
negara, seperti Amerika, Jepang, Thailand, Taiwan, Korea Selatan, Makau hingga
Singapura. Penyebaran yang kian meluas ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat dunia,
termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, dihimbau kepada masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan tidak
khawatir secara berlebihan menghadapi virus corona ini. Kendati begitu, masyarakat
diharapkan meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih.

Virus  corona dapat menimbulkan efek serius pada orang dengan penyakit kornis, seperti
jantung, diabetes, liver, kanker dan lainnya. Sebab, kelompok tersebut mempunyai imunitas
rendah sehingga rentan terkena serangan virus. Serangan virus ini pada orang dengan sistem
imun lemah dapat mengakibatkan infeksi saluran pernapasan bawah yang lebih serius
bahkan menyebabkan kematian.

Virus corona yang menginfeksi pada manusia umumnya memunculkan gejala, seperti flu,
batuk, demam, dan sakit kepala. Pada orang dengan daya tahan tubuh kuat, gejala ini
biasanya akan hilang atau sembuh dalam waktu tidak lama. Gejalanya sama persis seperti
orang flu sehingga kadang membuat bingung. Namun, saat di hari kedua masih demam dan
tiba-tiba sesak nafas harus segera dibawa kerumah sakit, apalagi yang habis pulang dari
China karena ada risiko terinfeksi.

virus corona antar manusia terjadi melalui sejumlah cara. Antara lain lewat udara dengan
batuk dan kontak dengan berjabat tangan atau menyentuh benda dengan virus di atasnya.
Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk virus corona. Namun demikian, tubuh dengan
imunitas kuat virus ini dapat dilawan. Sementara pada orang dengan penyakit kronis,
pengobatan dengan terapi suportif.

Namun virus corona akhirnya masuk ke Indonesia resmi diumumkan oleh pemerintah
bahkan langsung dari Presiden Joko Widodo. Dua orang dinyatakan positif terjangkit virus
corona atau Covid-19 keduanya diketahui terkena infeksi virus tersebut setelah melakukan
kontak dengan seorang warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia dan sebelumnya
sempat bertemu di Indonesia.

Pemerintah Indonesia kembali mengumumkan tambahan 7 pasien yang dinyatakan positif


terinfeksi virus corona Covid-19 pada Rabu, dengan bertambahnya kasus baru tersebut, total
kasus virus corona Covid-19 di Indonesia menjadi berjumlah 34 orang.
Sebelumnya, salah satu pasien positif virus corona di Indonesia juga dikabarkan
meninggal dunia pada Rabu. Pasien meninggal merupakan seorang perempuan warga negara
asing (WNA) berusia 53 tahun. Menurut Juru Bicara pemerintah untuk penanganan virus
corona, Achmad Yurianto, pasien tersebut masuk ke rumah sakit dalam keadaan sakit berat.
Ia diketahui memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan paru obstruksi
menahun.

Dari seluruh kasus yang telah dikonfirmasi di Indonesia, 1 kasus penularan diduga terjadi
secara local transmission atau penularan secara lokal. Sementara, pada 14 kasus lainnya,
penularan diketahui terjadi di klaster Jakarta.

Dikonfirmasi bahwa dua telah dinyatakan sembuh dan kedua pasien tersebut telah
menjalani pemeriksaan specimen sebanyak dua kali dan tes laboratorium menunjukkan
keduanya negatif Covid-19. Kedua pasien telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit
namun, keduanya diimbau untuk melakukan isolasi diri di rumah selama 14 hari.

B. Langkah-Langkah Kegiatan Penanggulangan Covid-19

Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB, adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi
pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus
pada terjadinya wabah. Sedangkan, wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut wabah
adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan
daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Penanggulangan KLB menurut buku
pedoman penyelidikan dan penanggulangan KLB penyakit menular dan keracunan pangan
tahun 2011, secara umum penanggulangan KLB meliputi penyelidikan KLB, pertolongan
korban, pencegahan jatuhnya korban baru, manajemen sumber penularan, kerjasama lintas
batas, dan surveilans ketat.
a. Penyelidikan KLB
Kegiatan penyelidikan KLB dilakukan bersamaan dengan upaya penanggulangan
KLB yang lain, dimana setiap hasil penyelidikan yang telah diperoleh dan berguna dalam
upaya penanggulangan yang lebih efektip dan efisien secepatnya disampaikan kepada tim
penanggulangan KLB. Hasil penyelidikan yang penting antara lain, gejala, tanda-tanda
penyakit serta beratnya penyakit yang penting dalam upaya penyiapan sumberdaya
pertolongan korban, penegakan diagnosis, dan penegakan sumber dan cara penularan
penyakit.
Setiap ODP, PDP dan kasus konfirmasi harus dilakukan penyelidikan epidemiologi.
Kegiatan penyelidikan epidemiologi dilakukan terutama untuk menemukan kontak erat/OTG
menggunakan formulir. Langkah penyelidikan epidemiologi untuk kasus COVID-19 sama
dengan penyelidikan KLB pada untuk kasus Mers. Tahapan penyelidikan epidemiologi
secara umum meliputi:
1. Konfirmasi awal KLB
Petugas surveilans atau penanggung jawab surveilans puskesmas/Dinas
Kesehatan melakukan konfirmasi awal untuk memastikan adanya kasus
konfirmasi COVID-19 dengan cara wawancara dengan petugas puskesmas atau
dokter yang menangani kasus.
2. Pelaporan segera
Mengirimkan laporan W1 ke Dinkes Kab/Kota dalam waktu <24 jam, kemudian
diteruskan oleh Dinkes Kab/Kota ke Provinsi dan PHEOC.
3. Persiapan penyelidikan
a. Persiapan formulir penyelidikan sesuai form terlampir
b. Persiapan Tim Penyelidikan
c. Persiapan logistik (termasuk APD) dan obat-obatan jika diperlukan
4. Penyelidikan Epidemiologi
a. Identifikasi kasus
b. Identifikasi faktor risiko
c. Identifikasi kontak erat
d. Pengambilan spesimen di rumah sakit rujukan
e. Penanggulangan awal, Ketika penyelidikan sedang berlangsung petugas
sudah harus memulai upaya-upaya pengendalian pendahuluan dalam rangka
mencegah terjadinya penyebaran penyakit kewilayah yang lebih luas. Upaya
ini dilakukan berdasarkan pada hasil penyelidikan epidemiologi yang
dilakukan saat itu. Upaya-upaya tersebut dilakukan terhadap masyarakat
maupun lingkungan, antara lain dengan:
 Menjaga kebersihan/ higiene tangan, saluran pernapasan.
 Penggunaan APD sesuai risiko pajanan.
 Sedapat mungkin membatasi kontak dengan kasus yang sedang
diselidiki dan bila tak terhindarkan buat jarak dengan kasus.
 Asupan gizi yang baik guna meningkatkan daya tahan tubuh.
 Apabila diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit dapat
dilakukan tindakan isolasi dan karantina.
1.
2.
3.
4.
d. Pengolahan dan analisis data
e. Penyusunan laporan penyelidikan epidemiologi
b. Pertolongan Korban
Upaya penyelematan korban dapat dilakukan dengan pengobatan simtomatis.
Logistik dan sumberdaya lainnya. Penyuluhan pada masyarakat untuk segera berobat
ke fasilitas kesehatan masyarakat atau fasilitas khusus yang telah ditetapkan jika
ditemukan gejala seeperti batuk, kesulitan bernapas, demam, dan lemas. Memberikan
penyuluhan kepada masyarakat untuk menggunakan masker, dan mecuci tangan
dengan menggunakan sabun.
c. Manajemen Sumber Penularan KLB
Isolasi kasus dan penutupan daerah KLB mungkin merupakan satu-satunya cara
untuk menghentikan terjadinya penularan kepada orang lain pada KLB. Hal yang
dapat dilakukan misalnya dengan menerapkan pembatasan sosial berskala besar
(PSBB), kemudian melakukan karantina wilayah, dan menghimbau masyarakat
untuk beraktifitas dirumah saja.
d. Kerjasama Lintas Batas
Upaya penanggulangan yang baik salah satunya adalah upaya pencegahan,
terutama dengan isolasi kasus dan penutupan daerah KLB. Upaya penanggulangan
KLB penyakit memerlukan kerjasama lintas batas yang intensif, bahkan juga dengan
sektor ekonomi dan politik.
e. Surveilans Ketat
Surveilans untuk mengidentifikasi gejala umum dan spesifik serta kemungkinan
adanya risiko sakit yang berat atau bahkan kematian menjadi sangat penting. Gejala
umum sebagai cara untuk mendapatkan data sehingga dapat diketahui perkembangan
penyebaran dan peningkatan penyakit pada suatu wilayah tertentu. Hal yang terutama
dilakukan adalah melakukan proses screening, dan melkukan pemeriksaan pada orang-
orang yang berasal dari daerah endemic, kemudian orang yang berinteraksi dengan orang
yang positif covid-19.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1501 tahun 2010 dan Undang-undang
nomor 4 tahun 1984, serta Peraturan pemerintah nomor 40 tahun 1991, secara umum
penanggulangan KLB/Wabah meliputi:
1. penyelidikan epidemiologis;
2. penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan,
perawatan dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina;
3. pencegahan dan pengebalan;
4. pemusnahan penyebab penyakit;
5. penanganan jenazah akibat wabah;
6. penyuluhan kepada masyarakat; dan
7. upaya penanggulangan lainnya.
Berdasarkan upaya-upaya diatas maka upaya penanggulangan dilakukan dengan
penyelidikan epidemiologis, salah satunya dengan melakukan screening. Kemudian
melakukan kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, termasuk
tindakan karantina untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit seperti PSBB
(pembatasan sosial berskala besar), kemudian karantina wilayah. Selanjutnya
mengupayakan pencegahan dan pengebalan salah satunya untuk menerapkan cuci tangan
pakai sabun, menggunakan masker, dan menjaga kesehatan serta menerapkan social
distancing. Untuk penanganan jenazah maka ada pihak-pihak yang diberikan tugas
khusus untuk melakukan pengamanan jenazah dengan menggunakan APD dan prosedur
tetap. Hal penting lainnya adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat seperti
menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun, menerapkan sosial distancing, untuk
beraktifitas dirumah saja, menghindari keramaian, dan menerapkan pola hidup sehat,
serta segera melapor jika memiliki gejala Covid-19 atau setelah bepergian dari daerah
endemis dan pernah berinteraksi dengan penderita positif covid-19.

DAFTAR PUSTAKA

http://fkm.uho.ac.id/blog/kejadian-luar-biasa-klb-virus-corona-covid-19/

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1991 Tentang Penanggulangan


Wabah Penyakit Menular.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 Tentang


Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan Upaya Penanggulangan.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


Coronavirus Disease (COVID-19). Germas, 0–115.

Kementerian Dalam Negeri. (2020). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19 Bagi
Pemerintah Daerah : Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen.

People’s Medical Publishing House. (2020). Panduan Menghadapi Penyakit Virus Corona 2019
Model RRC: Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis, dan Manajemen.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Penyelidikan dan


Penanggulangan KLB Penyakit Menular dan Keracunan.

Anda mungkin juga menyukai