Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


DI
S
U
S
U
N
OLEH :
1. IMA FAJRIANI (2101032047)
2. IVA YUSRINA (2101032048)
3. MAULIDAWATI (2101032052)
DOSEN : MIFTAHUL JANNAH, S.Tr.Keb.,MKM

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepadat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Asuhan Kebidanan Komprehensif ini dengan
tepat waktu.

Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan oleh


berbagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih Dosen Pengajar yang
telah memberikan motivasi dan saran-saran dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.Besar harapan semoga makalah ini dapat
bermanfaat sebagai informasi ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi
literatur guna membantu mahasiswa dalam belajar mata kuliah Asuhan Kebidanan
Komprehensif

Tapaktuan, 14 Maret 2022

Penulis

KELOMPOK

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..….. 1

DAFTAR ISI……………………….………………….…………………………….… 2

BAB I PENDAHULUAN………………….………………………………………….. 3

A. LATAR BELAKANG……………..…………………………………………... 3
B. TUJUAN…………………………………………………………….………..... 4
C. MANFAAT…………………………………………………………………….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………................................................…. 6


A. PEMERIKSAAN Hb..……………………………………………..…………... 6
B. PENGUKURAN TB dan BB…………………….…………............................. 9
C. PENGUKURAN TFU……………………..........................................................9
D. KUNJUNGAN ANC ……………………………....………………………...... 12

BAB III PENUTUP………………………………………………………………….... 17

A. KESIMPULAN……………………………………………………………..…. 17
B. SARAN………………………………………………………………………... 17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..... 18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kadar hemoglobin merupakan indikator biokimia untuk mengetahui status


gizi ibu hamil. Kehamilan normal terjadi penurunan sedikit konsentrasi hemoglobin
dikarenakan hipervolemia yang terjadi sebagai suatu adaptasi fisiologis didalam
kehamilan. Konsentrasi hemoglobin <11 gr% merupakan keadaan abnormal yang
tidak berhubungan dengan hipervolemia tersebut.

Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil merupakan salah satu


permasalahan kesehatan yang rentan terjadi selama kehamilan. Kadar Hb kurang dari
11 gr% mengindikasikan ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil
meningkatkan resiko mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko
pendarahan sebelum dan saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu
dan bayinya jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Hal ini tentunya dapat
memberikan sumbangan besar terhadap angka kematian ibu bersalin maupun angka
kematian bayi, Angka tersebut masih cukup tinggi yaitu kematian ibu (AKI)
22/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 34/1000 kelahiran
hidup.

Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan


Produksi eritropoetin. Akibatnya ,volume darah (plasma dan eritrosit) meningkat.
Namun ,peningkatan volume plasma dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi
Hemoglobin akibat hemodilus .Selama hamil volume darah meningkat 50%dari 4 ke6
ml.Volume plasma meninkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi
hemoglobin dan nilai hematokrit. Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang
mengkonsumsi zat besi . Kenaikan volume darah berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan perfusi dari uteroplasenta Ketidakseimbangan antara kecepatan
penambahan plasma danPenambahan eritrosit kedalam sirkulasi ibu biasanya
memuncak pada trimester kedua. Penurunan ringan kadar hemoglobin selama
kehamilan dijumpai pada wanita normal yang tidak mengalami defisiensi zat besi
atau asam folat. Hal ini disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang lebih besar
daripada peningkatan massa hemoglobin dan volume sel darah merah yang terjadi

3
pada kehamilan normal. Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
mendefenisikan anemia sebagai kadar hemoglobin yang lebih rendah dari 11gr %
pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 10,5 gr% pada trimester
kedua.nilai hemoglobin yang rendah berhubungan dengan masalah klinis seperti
anemia. Anemia adalah kondisi dengan kadar hemoglobin dalam darah kurang dari
12 gr%. Sedangkan anemia fisiologis adalah istilah yang sering digunakan untuk
menjelaskan penurunan konsentrasi hemoglobin yang terjadi pada kehamilan
normal.Diketahui bahwa 10%-20% ibu hamil di dunia menderita anemia pada
kehamilannya.

Antenatal Care Antenatal Care / ANC sering disebut dengan perawatan


kehamilan. Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang
disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Dalam proses kehamilan terdapat
mata rantai yang saling berkesinambungan, terdiri dari mulai ovulasi pelepasan
ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan
zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada rahim, pembentukan plasenta, tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai kehamilan matur atau aterm.

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (Saifuddin, 2009). Trimester Kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Trimester I adalah usia kehamilan 0 sampai 12 minggu

2. Trimester II adalah usia kehamilan 13 sampai 27 minggu

3. Trimester III adalah usia kehamilan diatas 28 sampai 40 minggu

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan Pemeriksaan Hb
2. Apa yang di maksud dengan Pengukuran TB dan BB
3. Apa yang di maksud dengan Pengukuran TFU
4. Apa yang di maksud dengan Kunjungan ANC
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pemeriksaan Hb.
2. Untuk mengetahui Pengukuran TB dan BB
3. Untuk mengetahui Pengukuran TFU
4. Untuk mengetahui Kunjungan ANC

4
5. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Komprehensif.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Pemeriksaaan Hemoglobin
1. Pengertian Pemeriksaan Hemoglobin
Pemeriksaan hemoglobin merupakan salah satu dari pemeriksaan darah rutin
yang sering dilakukan di laboratorium puskesmas, klinik ataupun rumah sakit.
Pemeriksaan hemoglobin dilakukan dengan beberapa metode seperti metode sahli,
sianmethemoglobin yang dapat dilakukan dengan cara manual maupun cara otomatis.
Pentingnya hemoglobin ini menyebabkan pemeriksaan hemoglobin dalam darah
mempunyai peranan penting dalam diagnosis suatu penyakit. Kegunaan dari
pemeriksaan kadar hemoglobin adalah menilai tingkat anemia, respon terhadap terapi
anemia atau perkembangan penyakit yang berhubungan dengan anemia dan
polisitemia. Internasional Committee for Standardization in Haematology (ICSH) telah
menetapkan bahwa gold standart dari pemeriksaan hemoglobin saat ini menggunakan
metode sianmethemoglobin.

2. Metode pemeriksaan hemoglobin


Beberapa cara pemeriksaan hemoglobin yang dilakukan adalah:
a. Cara tallquist yaitu: membandingkan warna merah yang terdapat di darah dengan
menggunakan kertas tallquist yang memiliki standart warna.
b. Kolorimetris yaitu visual metode sahli yaitu dengan proses pembentukan asam
hematin dan fotoelektris yaitu pembentukan sianmetoxyhemoglobin.
c. Cara cupri sulfat berdasarkan berat jenis darah yang dilihat dari tetesan darah
tenggelam, melayang atau mengapung.
d. Cara kimia yaitu dengan menentukan kadar Fe yang diikat oleh sejumlah gas
tertentu.
e. Cara gasometrik berdasarkan pada suhu dan tekanan udara tertentu dimana
hemoglobin dapat mengikat sejumlah gas yang tertentu pula.
f. Cara non-sianmethemoglobin (automated hematology analyser), yaitu
menggunakan reagen SLS (Sodium Laury Sulfat) yang relatif lebih aman

6
dibandingkan dengan reagen yang digunakan pada metode sianmethemoglobin
yang pada umumnya diterapkan pada alat hitung otomatis.
g. Metode amperometeri (stik Hb), yaitu deteksi dengan menggunakan pengukuran
arus yang yang dihasilkan pada sebuah reaksi elektrokimia.
3. Standar Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Metode Sahli
Tujuan dari pemeriksaan Hb Sahli adalah untuk mengetahui kadar Hb seseorang
dalam g/dl. Hemoglobin dalam darah akan diubah menjadi hematin asam, kemudian
warna yang terjadi dibandingkan dengan standar warna dalam alat Sahli. Metode Hb
Sahli dapat dilakukan oleh petugas laboratorium maupun oleh petugas Puskesmas
yang telah terlatih.
Prinsip kerjanya adalah Hemoglobin oleh HCl 0,1 N diubah menjadi hematin
asam, warna yang terjadi dibandingkan dengan Standar warna yg ada secara visual.
Nilai normal hasil pemeriksaan kadar Hb yang telah ditentukan adalah sebagai
berikut:
a. Saat lahir : 17-23 g/dl
b. Neonatus : 15-25 g/dl
c. 2 bulan : 9-14 g/dl d) 1-2 tahun : 11-13 g/dl
d. 10 tahun : 12-14 g/dl
e. Wanita dewasa : 11-15 g/dl
f. Pria dewasa : 13-17 g/dl )18
4. Persiapan Pasien
a. Petugas memperkenalkan diri
b. Identifikasi klien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5. Persiapan alat
a. Hemoglobinometer Sahli Lengkap
b. Hcl 0,1 N
c. Aquadest
d. Kapas Alkohol
e. Larutan klorin 0,5%

7
f. Lancet
g. kapas kering
h. Bengkok
i. Sarung tangan
6. Pelaksanaan
a. Masukkan larutan Hcl 0,1 N dengan pipet Hcl kedalam tabung pengencer sampai
pada angka 2
b. Bawa alat-alat ke dekat pasien
c. Cuci tangan
d. Siapkan bengkok
e. Pakai sarung tangan
f. Ujung jari dibersihkan dengan kapas alcohol biarkan sampai kering
g. Pegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya
rasa nyeri berkurang
h. Dengan memakai lancet steril, tusuk dengan cepat dengan arah tegak lurus, jangan
menekan-nekan jari untuk mendapatkan cukup darah ( darah akan bercampur
cairan jaringan sehingga mudah encer dan bisa menimbulkan kesalahan)
i. Hapus tetes darah pertama dengan kapas kering
j. Isap 20 UI darah dengan pipet sahli, bersihkan darah yang menempel pada bagian
luar pipet
k. Masukkan darah secara hati-hati ke dalam tabung sahli yang sudah berisi Hcl 0,1
N
l. Bilas darah dalam pipet dengan menghisap dan mengeluarkan Hcl 0,1 N beberapa
kali
m. Biarkan 4 menit (3-5 menit) agar hemoglobin berubah menjadi asam hematin
n. Encerkan larutan dengan aquadest tetes demi tetes sambil diaduk tiap kali
menambahkan aquadest, sampai warna larutan sama dengan warna pembanding
o. Bila sudah sama catat hasilnya
p. Beritahu hasilnya pada pasien

8
q. Bersihkan dan rapikan alat
r. lepaskan sarung tangan
s. Cuci tangan

B. PENGUKURAN TB DAN BB
1. Pengukuran TB
Untuk melihat pertumbuhan, dapat dilakukan denga penimbangan berat badan
atau pengukuran tinggi badan. Mengukur tinggi atau panjang badan yang dinyatakan
dalam sentimeter dengan mengunakan mikrotois.
 Prosedur
 Tinggi badan diukur dalam posisi berdiri tegak, tanpa alas kaki, kaki
dirapatkan, dan punggung bersandar pada dinding
 Letakkan benda padat dan lurus di atas kepala pasien secara horizontal
 Catat angka pada midline (meteran) yang ditunjukkan oleh benda padat
tersebut dalam satuan sentimeter (cm)
2. Pengukuran Berat Badan
Mengukur berat/massa badan yang dinyatakan dalam kilogram dengan
mengunakan timbangan berat badan. Berat badan merupakan indicator sederhana
yang di gunakan dilapangan maupun puskesmas untuk menentukan status gizi
seseorang.
 Prosedur
 Pastikan jarum penunjuk pada timbangan menunjuk angka nol
 Minta pasien melepaskan alas kaki dan berdiri di atas timbangan\
 Baca angka yang ditunjukkan pada timbangan
 Catat hasil pengukuran di buku catatan (KMS) dalam satuan kilogram.
C. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) merupakan salah satu dari 10T yaitu
kebijakan program pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu, dimana
pengukuran TFU adalah indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin. Tinggi
fundus uteri (TFU) dapat digunakan untuk menentukan usia kehamilan atau menentukan

9
taksiran berat badan janin (TBJ). TFU diukur dengan methelin dari fundus ke simfisis
pubis. Cara pengukurannya dengan menggunakan methelin, dengan titik nol diletakkan di
atas simfisis pubis, lalu ditarik setinggi fundus uteri ibu hamil.
Pengukuran TFU (tinggi fundus uteri) merupakan salah satu metode pengukuran
yang dilakukan pada kehamilan trimester kedua dan ketiga, dengan cara mengukur perut
ibu dari simfisis pubis hungga fundus uteri menggunakan pita ukur. Pengukuran TFU
dengan menggunakan pita ukur ini pertama kali diperkenalkan di Amerika oleh Mc.
Donald pada tahun 1906-1910, sehingga dikenal juga dengan sebutan ‘pengukuran Mc.
Donald’. Selain metode ini, ada juga pengukuran lain yaitu teknik pengukuran Caliper.
Teknik ini menggunakan jangka lengkung (Caliper), pengukuran dilakukan dengan
meletakkan salah satu ujung Caliper di vagina ibu, sedangkan ujung yang lainnya di
fundus. Karena pemeriksaan ini menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu dan berisiko
terjadinya infeksi, maka jarang digunakan

Tabel Tinggi Fundus Uteri menurut Mc. Donald (dalam tafsiran usia kehamilan)
Umur Kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)
12 minggu 3 jari diatas simfisis
16 minggu ½ simfisis – pusat
20 minggu 3 jari dibawah simfisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu ½ pusat – processus xifoideus
36 minggu Setinggi processus xifoideus
40 minggu 28 jari dibawah processus xifoideus
Sumber : Prawirohardjo (2009).

 Jika tinggi fundus belum melewati pusat : UK (minggu) = hasil ukur + 4


 Jika tinggi fundus sudah melewati pusat : UK (minggu) = hasil ukur + 6

Hasil pengukuran TFU pasien adalah 26 cm pada usia kehamilan 31 minggu.

Seharusnya usia gestasi 31 minggu, TFU nya adalah 30 cm. hal ini berarti bahwa TFU

pasien tidak normal.

10
Gambar TFU menurut tuanya kehamilan dalam minggu

Menurut Spiegelberd dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis, maka
diperoleh :
Tabel Tinggi Fundus Uteri menurut Leopold (dalam cm)
Umur Kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Uteri (cm)
22-28 minggu 24-25 cm diatas simfisis
28 minggu 26,7 cm diatas simfisis
30 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis
32 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis
34 minggu 31 cm diatas simfisis
36 minggu 32 cm diatas simfisis
38 minggu 33 cm diatas simfisis
40 minggu 37,7 cm diatas simfisis
Sumber : Sari, Anggita dkk. (2015).

Teknik Pengukuran Tunggi Fundus Uteri

a. Teknik Mc Donald

1. Definisi Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald


Pengukuran tinggi fundus uteri dengan teknik Mc Donald adalah cara mengukur
tinggi fundus uteri menggunakan alat ukur panjang mulai dari tepi atas simfisis
pubis sampai fundus uteri atau sebaliknya.
2. Waktu Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald

11
Pemeriksaan dilaksanakan setelah melakukan pemeriksaan inspeksi pada
abdomen dan jika umur kehamilan ibu sudah mencapai 22 minggu.
3. Cara Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald
Berikut tata cara pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan teknik Mc Donald:
a. Menyiapkan alat:
 Alat ukur yang tidak elastis.
 Kalender kehamilan.
 Alat – alat ditata pada tempat yang telah disediakan saat mempersiapkan
alat untuk pemeriksaan inspeksi.
b. Menyiapkan ibu (dilaksanakan bersamaan dengan persiapan inspeksi):
 Menjelaskan tujuan pemeriksaan.
 Mengatur posisi ibu berbaring setengah duduk dengan mengganjal bantal
di bagian punggung bawah untuk kenyamanan ibu dan kedua kaki
diluruskan.
c. Melaksanakan pemeriksaan
 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu dan dekatkan meteran sehingga
mudah mengambil waktu pemeriksaan.
 Tangan kiri dan tangan kanan menentukan bagian fundus uteri dan
memosisikan supaya fundus uteri berada tepat di tengah abdomen.
 Setelah fundus uteri diposisikan tepat di tengah abdomen, tangan kiri
menahan fundus uteri, tangan kanan menempelkan meteran yang
dibalik tepat di tengah, mulai dari fundus uteri sampai tepi atas tulang
simfisis pubis, atau mulai dari tepi atas tulang simfisis pubis sampai
fundus uteri.
 Mengangkat meteran dan membalik, kemudian membaca hasil
pengukuran.
 Menggulung pita meteran dengan rapi dan menempatkan pada tempatnya.
 Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu.

D. KUNJUNGAN ANC
1. Pengertian ANC
Pengertian Antenatal Care Antenatal Care / ANC sering disebut dengan
perawatan kehamilan. Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan
yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Dalam proses kehamilan
terdapat mata rantai yang saling berkesinambungan, terdiri dari mulai ovulasi
pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan
pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada rahim, pembentukan plasenta,

12
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai kehamilan matur atau aterm (Susilowati dan
Kuspriyanto, 2016).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama

haid terakhir (Saifuddin, 2009). Trimester Kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu

(Prawirohardjo,2014) :

4. Trimester I adalah usia kehamilan 0 sampai 12 minggu

5. Trimester II adalah usia kehamilan 13 sampai 27 minggu

6. Trimester III adalah usia kehamilan diatas 28 sampai 40 minggu

Antenatal Care adalah perawatan kesehatan yang diajukan kepada ibu hamil

sebelum dan selama hamil dengan tujuan mendeteksi secara dini masalah kesehatan

ibu dan janin, memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan dan perencanaan

persalinan (Madriwati, 2013). Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

profesional untuk ibu hamil selama masa kehamilan yang dilaksanakan sesuai dengan

standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (Kemenkes RI, 2016).

Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk

memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal

atau bermasalah (Ai Yeyeh, 2009).

2. Tujuan Antenatal Care

Tujuan Asuhan kehamilan pada kunjungan awal yaitu: mengumpulkan informasi

mengenai ibu hamil yang dapat membantu bidan dalam membangun membina

hubungan yang baik saling percaya antara ibu dan bidan, mendeteksi komplikasi yang

13
mungkin terjadi, menggunakan data untuk menghitung usia kehamilan dan tafsiran

tanggal persalinan, merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan ibu.

Menurut Rukiah (2013) tujuan dilakukannya pemeriksaan antenatal yaitu:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan sosial ibu dan

bayi.

c. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi

selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan

bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal.

3. Standar Pelayanan Minimal Antenatal

Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan ibu

hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester

pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang

dilakukan oleh bidan atau dokter spesialis kebidanan baik yang bekerja di fasilitas

pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat Tanda

Registrasi ( STR ).

14
Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai dengan standar pelayanan yaitu

minimal 6 kali pemeriksaan selama kehamilan,dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh

dokter pada trimester I dan III. 2 kali pada trimester pertama ( kehamilan hingga 12

minggu ) , 1 kali pada trimester kedua ( kehamilan diatas 12 minggu sampai 26

minggu ) , 3 kali pada trimester ketiga ( kehamilan diatas 24 minggu sampai 40

minggu ).

Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan kepada ibu

hamil dengan memenuhi kriteria 10T yaitu :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2. Ukur tekanan darah

3. Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas/LILA)

4. Pemeriksaan puncak rahim ( tinggi fundus uteri )

5. Tentukan presentasi janin dan denyut janin ( DJJ )

6. Skrining status imunisasi tetanus dan beikan imunisasi tetanus toksoid (TT ) bila

diperlukan.

7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

8. Tes laboratorium, tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah (Hb),

pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya),

pemriksaan protein urin ( bila ada indikasi ) yang pemberian pelayanan disesuaikn

dengan trimester kehamilan.

9. Tatalaksana/penanganan kasus sesuia kewenangan.

10. Temu wicara ( konseling )

4. Manfaat Antenatal

15
Asuhan antenatal memberikan manfaat yaitu dengan menemukan berbagai

kelainan yang menyertai ibu hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan

dipersiapkan langkah –langkah dalam penolong persalinannya. Diketahui bahwa janin

dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi,

sehingga kesehatan ibu dan perkembangan janin berkaitan.

5. Kepatuhan Antenatal Care

Kepatuhan kunjungan Antenatal Care dapat diartikan sebagai ketaatan

dalam berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan oleh ibu hamil sesuai dengan

trimester kehamilan dan sesuai dengan standar Antenatal Care (ANC) yang

ditetapkan . Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43

Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan termasuk

pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pelayanan antenatal sesuai standar adalah

pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan.

Minimal 1 kali pada trimester I (pada usia kehamilan 0 sampai 12 minggu ) , minimal

1 kali pada trimester II ( usia kehamilan 13 minggu sampai 27 minggu ) dan minimal

2 kali pada trimester III ( usia kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu )

( Kemenkes,2011 ). Ibu hamil yang melakukan ANC tidak sesuai dengan peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia maka maka dikatakan ibu tidak patuh atau

tidak sesuai dengan anjuran kementrian kesehatan.

16
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan.

Pemeriksaan hemoglobin merupakan salah satu dari pemeriksaan darah rutin yang
sering dilakukan di laboratorium puskesmas, klinik ataupun rumah sakit. Pemeriksaan
hemoglobin dilakukan dengan beberapa metode seperti metode sahli, sianmethemoglobin
yang dapat dilakukan dengan cara manual maupun cara otomatis.

Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) merupakan salah satu dari 10T yaitu
kebijakan program pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu, dimana
pengukuran TFU adalah indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin. Tinggi
fundus uteri (TFU) dapat digunakan untuk menentukan usia kehamilan atau menentukan
taksiran berat badan janin (TBJ). TFU diukur dengan methelin dari fundus ke simfisis
pubis. Cara pengukurannya dengan menggunakan methelin, dengan titik nol diletakkan di
atas simfisis pubis, lalu ditarik setinggi fundus uteri ibu hamil.
Pengertian Antenatal Care Antenatal Care / ANC sering disebut dengan
perawatan kehamilan. Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan
yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Dalam proses kehamilan terdapat
mata rantai yang saling berkesinambungan, terdiri dari mulai ovulasi pelepasan ovum,
terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi
nidasi (implantasi) pada rahim, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai kehamilan matur atau aterm.

B.      Saran.

Petugas kesehatan harus mengetahui perkembangan ilmu dan isu terbaru dari
pemeriksaan haemoglobin, pengukuran TB dan BB, pengukuran TFU Dan Kunjungan
ANC pada asuhan kebidanan pada ANC, INC, PNC, BBL, Balita, Remaja, dan
Menopause.

17
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo Sarwono. 2010. Ilmu Bedah Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Mochtar Rustam, MPH. 1998. Sinopsis Obstetri Jakarta: EGC

Kiswari, R. 2014. Hematologi dan Tranfusi. Jakarta: Erlangga. Permenkes RI No 25 Thn


2015 Tentang Penyelengaran Pemeriksaan Laboratorium pada ibu hamil Salam, A. 2012.
Darah. Jakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.
Setiawan, A, Nur I.L., Amirah Z.I. 2013. “Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan
Berat Bayi Lahir Jurnal Kesehatan Andalas, 2(1): 34-37.
Soebrata, G. 2013. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.
Sugiarto, M.F. 2014. KTI “Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil
Pembentukan Sel darah merah baru (Sadikin 2014) Utami, S. 2015. Skripsi. ”Kadar
Haemoglobin Ibu Hamil Pada Trimester III Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.

18

Anda mungkin juga menyukai