Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANDIRI

MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


DI
S
U
S
U
N
OLEH :
IVA YUSRINA
(2101032048)
DOSEN : UTARY DWI LISTIARINY, SST.,M. Kes

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
TAHUN 2021/2022
Sebutkan 2 Asuhan pada bayi apa yang terupdate dan tenyata sesuai dengan evidence based.
Yaitu :

1. Baby Friendly
Baby friendly atau dikenal dengan Baby Friendly Initiative (inisiasi sayang bayi)
adalah suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/ UNICEF pada tahun
1991 untuk mempromosikan, melindungi dan mendukung inisiasi dan kelanjutan
menyusui.
Program ini mendorong rumah sakit dan fasilitas bersalin yang menawarkan tingkat
optimal perawatan untuk ibu dan bayi. Sebuah fasilitas Baby Friendly Hospital/
Maternity berfokus pada kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu untuk memberikan
bayi mereka awal kehidupan yang baik. Dalam istilah praktis, rumah sakit sayang
bayi mendorong dan membantu wanita untuk sukses memulai dan terus menyusui
bayi mereka dan akan menerima penghargaan khusus karena telah melakukannya.
Sejak awal program, lebih dari 18.000 rumah sakit di seluruh dunia telah menerapkan
program baby friendly. Negara-negara industri seperti Australia, Austria, Denmark,
Finlandia, Jerman, Jepang, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swiss, Swedia, Inggris, dan
Amerika Serikat telah resmi di tetapka sebagai rumah sakit sayang bayi.
Dalam rangka mencapai program Baby Friendly Inisiative, semua
providerrumah sakit dan fasilitas bersalin akan:
a. Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui secara rutin dan dikomunikasikan
kepada semua staf tenaga kesehatan.
b. Melatih semua staf tenaga kesehatan dalam keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan kebijakan ini.
c. Memberi tahu semua ibu hamil tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui
d. Membantu ibu untuk memulai menyusui dalam waktu setengah jam kelahiran.
e. Tampilkan pada ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan
menyusui jika mereka harus dipisahkan dari bayi mereka.
f. Berikan ASI pada bayi baru lahir, kecuali jika ada indikasi medis.
g. Praktek rooming-in agar memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama-sama
h. Mendorong menyusui on demand
i. Tidak memberikan dot kepada bayi menyusui
j. Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu
menghubungi mereka setelah pulang dari rumah sakit atau klinik.

2. Pemotongan Tali Pusat


Berdasarkan evidence based, pemotongan tali pusat lebih baik ditunda karena sangat
tidak menguntungkan baik bagi bayi maupun bagi ibunya. Mengingat fenomena yang
terjadi di Indonesia antara lain tingginya angka morbiditas ataupun mortalitas pada bayi
salah satunya yang disebabkan karena Asfiksia Hyperbillirubinemia/ icterik neonatorum,
selain itu juga meningkatnya dengan tajam kejadian autis pada anak-anak di Indonesia
tahun ke tahun tanpa tahu pemicu penyebabnya. Ternyata salah satu asumsi sementara
atas kasus fenomena di atas adalah karena adanya ICC (Imediettly Cord Clamping) di
langkah APN yaitu pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir. Benar atau tidaknya
asumsi tersebut, beberapa hasil penelitian dari jurnal-jurnal internasional di bawah ini
mungkin bisa menjawab pertanyaan di atas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kinmond, S. et al. (1993) menunjukkan
bahwa pada bayi prematur, ketika pemotongan tali pusat ditunda paling sedikit 30 menit
atau lebih, maka bayi akan:
a. Menunjukkan penurunan kebutuhan untuk tranfusi darah
b. Terbukti sedikit mengalami gangguan pernapasan
c. Hasil tes menunjukkan tingginya level oksigen
d. indikasi bahwa bayi tersebut lebih viable dibandingkan dengan bayi yang dipotong
tali pusatnya segera setelah lahir
e. Mengurangi resiko perdarahan pada kala III persalinan
f. Menunjukkan jumlah hematokrit dan hemoglobin dalam darah yang lebih baik.
Dalam jurnal ilmiah yang dilakukan oleh George Marcom Morley (2007) dikatakan
bahwa seluruh proses biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah kelahiran, dan pada
saat bayi mulai menangis dan kulitnya berwarna merah muda, menandakan prosesnya
sudah komplit. Menjepit dan memotong tali pusat pada saat proses sedang berlangsung,
dari sirkulasi oksigen janin menjadi sistem sirkulasi bayi sangat menggangu sistem
pendukung kehidupan ini dan bisa menyebabkan penyakit serius. Dalam penelitian ini
dikatakan bahwa saat talipusat dilakukan pengekleman, pulse rate dan cardiac out put
berkurang 50% karena 50% dari vena yang kembali ke jantung telah dimatikan (clamped
off). Banyak sekali akibat yang tidak menguntungkan pada pemotongan tali pusat segera
setelah bayi lahir dan dalam penelitian ini dikatakan resiko untuk terjadinya brain injury,
cerebral palsy, asfiksia, autis, kejadian bayi kuning bahkan anemia pada bayi sangatlah
banyak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eillen K. Hutton (2007) bahwa dengan
penundaan pemotongan tali pusat dapat:
a. Peningkatan kadar hematokrit dalam darah
b. Peningkatan kadar hemoglobin dalam darah
c. Penurunan angka Anemia pada bayi
d. Penurunan resiko jaudice/ bayi kuning Mencermati dari hasil-hasil penelitian di atas,
dapat disimpulkan bahwa pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir sangat tidak
menguntungkan baik bagi bayi maupun bagi ibunya. Namun dalam praktek APN
dikatakan bahwa pemotongan tali pusat dilakukan segera setelah bayi lahir. Dari situ
kita bisa lihat betapa besarnya resiko kerugian, kesakitan maupun kematian yang
dapat terjadi.

Anda mungkin juga menyukai