Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

DOSEN PENGAMPU: Nurlaili, S.Sos, M.Kes

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

1. DOVA IRAWAN F0H021014


2. DILLA ANGGRAINI F0H021036
3. LEFI NOVITASARI F0H021039
4. PEMI YULIZA F0H021044

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UVIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Penyayang atas segala
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Ibu Hamil Dengan Anemia”. Dalam menyelesaikan makalah ini, kami memperoleh banyak
bantuan dari berbagi pihak. Kami menyadari bahwa makalh ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi kesempurnaanya.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat menyumbang sesuatu yang bermanfaat bagi
baca para pembaca, khususnya dosen dan mahasiswa. Hasil makalah ini dapat diharapkan dapat
digunakan sebagai tindak lanjut untuk mempersiapkan pembelajaran yang akan datang, sehingga lebih
baik dan bermanfaat hasilnya dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................................1
C. Manfaat.............................................................................................................................1

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Ibu Hamil Pada Anemia

2.1.1 Definisi.................................................................................................................2

2.1.2 Etilogi................................................................................................................... 2

2.1.3 Patofisiologi ………………………………………………………………………3

2.1.4 Pathway…………………………………………....………………………………5

2.1.5 Manifestasi klinis………………………………………………………………….7


2.1.6 Faktor risiko……………………………..………………………………………..9

2.1.7 Komplokasi …………………………………………………………………….10

2.1.8 Pemeriksaan diagnostik ………………………………………………………..12

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian ………………………………………………………………………..……………………………….15

2.2.2 Diagnosa keperawatan …………………………………………………………………………………….16

2.2.3 Intervensi keperawatan ………………………………………………………………….……..……………..18

BAB III : PEMBAHASAN KASUS

3.1 Pengkajian ………………………………………………………………………………..20

3.2 Analisi data ………………………………………………………………………………..21

3.3 Diagnosa ………………………………………………………………………………….22

3.4 Intervensi…………………………………………………………………………………..23
3.5 Implementasi …………………………………………………………………………….25

3.6 Evaluasi …………………………………………………………………………………..27

BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………….………28
B. Saran …………………………………………………………….……………..28
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nyidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Anemia adalah suatu keadaan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis yang
terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamilsebelumnya. Pada saat hamil,
tubuh akan mengalami perubahan yang signifikan, jumlah darah dalam tubuh akan meningkat
sekitar 20-30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk
membuat hemoglobin (HB). Ketika hamil, tubuh ibu akan membuat lebih banyak darah untuk
berbagi dengan bayinya. Tubuh memerlukan darah hingga 30% lebih banyak dari pada sebelum
hamil. Efek anemia pada kehamilan ialah timbul rasa letih, stress meningkat, dan kesulitan
keuangan untuk memenuhi biaya hidupnya setiap hari.

B. Tujuan
1. Mengetahui definisi anemia pada ibu hamil
2. Mengetahui etilogi penyakit anemia pada ibu hamil
3. Mengetahui klasifikasi patofisiologi anemia pada ibu hamil
4. Mengetahui manifestasi anemia pada ibu hamil
5. Mengetahui komplikasi anemia pada ibu hamil
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostic ibu hamil pada anemia
7. Mengetahui asuhan keperawatan tentang ibu hamil pada anemia
C. Manfaat penulisan
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan proses asuhan keperawatan
pada ibu hamil dengan anemia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep dasar ibu hamil pada anemia


2.1.1 Definisi Anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah
merah(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
hemoglobinyang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati,
2013dalam Astriana, 2017).Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat
berbagai perubahananatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu hamil
tersebut dapatmenyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih
tinggi danmemicu peningkatan produksi eritropenin. Ekspansi volume plasma mulai pada
mingguke enam kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi
dapatterus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar
40%lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak
hamil.Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat.
Namun,peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkandengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi
hemoglobin(Prawirohardjo, 2010). Menurut Pratami (2010), anemia dalam kehamilan
didefinisikan sebagai suatukondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl
pada trimester I danIII atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II.

2.1.2 Etiologi

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan


diantaranyagravida, umur, paritas, tingkat pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan
konsumsitablet Fe (Krisnawati dkk, 2015).Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan
menurut Prawirohardjo (2002),yaitu:

1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah

2. Pertambahan eritrosit tidak seimbang dengan pertambahan plasma

3. Kekurangan zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, dan asam folfat

4. Gangguan pencernaan dan abortus

5. Perdarahan kronik
Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya asupan makanansumber Fe,
meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil (perubahan fisiologis) dan kehilanganbanyak darah
(Syafiq, dkk, 2008).

2.1.3 Patofisiologi

Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh banyak faktor antara


lainkehilangan darah yang berlebihan, proses penghancuran eritrosit dalam tubuh
sebelumwaktunya, peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama
kehamilan,kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan eritropoetin.
Akibatnyavolume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun, peningkatan
volumeplasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan
peningkataneritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb (Prawirohardjo, 2010).Pada ibu
hamil yang kadar Hbnya tidak normal, dapat disebabkan karenakekurangan makanan
yang mengandung zat besi, asam folat dan vitamin B12 sepertihati, ikan teri, daging merah,
kacang-kacangan, sayuran bewarna hijau, kuning telur danbuah-buahan. Jumlah darah yang ada
terpakai untuk kebutuhan ibu dan janin, volume darah jadiberkurang pada awal kehamilan
sampai trimester III, terjadi tekanan darah rendah yangdisebakan karena terjadinya peningkatan
plasma darah, terjadi penambahan cairan tubuh(Volume plasma) yang tidak sebanding dengan
penambahan massa sel darah merah,akibatnya kadar hemoglobin menurun. Volume plasma
yang terekspansi menurunkanhematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin (Hb) dalam darah dan
eritrosit, tetapi tidakmenurunkan jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Kadar Hb ibu hamil
yang tidaknormal sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Kadar Hb
tidaknormal yaitu kadar Hb kurang dari 11g/dl pda trimester pertama dan trimester ketiga,
dankurang dari 10,5g/dl pada trimester kedua (Proverawati, 2009).Ada spekulasi bahwa anemia
fisiologis dalam kehamilan bertujuan untuk viskoditasdarah maternal. Sehingga meningkatkan
perfusi plasenta dan membantu penghantaranoksigen serta nutrisi ke janin (Prawirohardjo, 2010)
2.1.4 Pathway
2.1.5 Manifestasi Klinis

Gejala anemia pada kehamilan berupa ibu mengeluh cepat lelah, sering
pusing,palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia),konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah
lebihhebat pada hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan
sistemneuromuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limfe.Gejala anemia
defisiensi zat besi dapat digolongkan menjadi 3 yaitu: gejala umumanemia, gejala khas
akibat defisiensi besi, dan gejala penyakit dasar. Gejala umumanemia berupa badan
lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang- kunang, serta telingaberdenging, simptomatik apabila
hemoglobin <7g/dl dengan pemeriksaan fisik dijumpaipucat terutama pada konjungtiva dan
jaringan di bawah kuku. Gejala khas defisiensi zatbesi, yaitu gejala yang dijumpai pada anemia
defisiensi zat besi dan tidak dijumpai padaanemia jenis lain yaitu koilonychia, atropi papil
lidah, stomatitis angularis, disfagia,atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia,
pica (Wulandari, 2015). Gejalapenyakit dasar seperti pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai
gejalagejala penyakityang menjadi penyebab anemia defisiensi besi tersebut. Contohnya pada
anemia akibatcacing tambang dijumpai dispepsia, parotis membengkak, dan kulit
telapak tanganberwarna kuning seperti jerami (Astuti dan Hutari, 2012)

2.1.6 Faktor Risiko

Berdasarkan penelitian Tanziha dkk (2016) faktor risiko anemia pada ibu hamil yaitu:

1. Usia ibu

Bila wanita hamil dengan umur <20 tahun, maka asupan zat besi akan menjaditerbagi antara
pertumbuhan biologisnya dan janin yang dikandungnya. Wanita yanghamil >35 tahun akan
mengalami fungsi faal tubuh tidak optimal, karena sudahmasuk masa awal degeneratif. Oleh
karena itu, hamil pada usia <20 tahun dan >35tahun merupakan kehamilan yang berisiko yang
dapat menyebabkan anemia jugadapat berdampak pada keguguran (abortus), bayi lahir
dengan berat badan yangrendah (BBLR).

2. Tingkat pendidikan ibu

Tingkat pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilakuhidup sehat.
Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penentu status gizi, danmortalitas ibu, bayi, dan anak

3. Frekuensi hamil

Cadangan besi akan kurang selama kehamilan, semakin tinggi frekuensi kehamilanmakan
semakin banyak seorang ibu mengalami zat besi, sehingga perlu diperhatikanfrekuensi
kehamilan serta jarak kehamilan. Hal ini dimaksudkan untukmengembalikan cadangan
zat besi ke tingkat normal, dengan syarat bahwa selamamasa tenggang waktu tersebut ibu dalam
kondisi kesehatan dan mutu makanan baik.
4. Jarak kehamilan

Jarak kehamilan yang baik minimal 2 tahun menjadi sangat penting


untukdiperhatikan sehingga tubuh ibu siap untuk menerima janin kembali.
Jarakkehamilan yang kurang dari 24 bulan atau 2 tahun memungkinkan kondisi ibu belumpulih,
sehingga zat besi yang ada didalam tubuhnya terbagi untuk pemulihantubuhnya dan
kebutuhannya selama kehamilan berikutnya.

5. Status Kurang Energi Kronik (KEK)

Kehamilan selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibatpeningkatan


volume cairan dan sel darah merah serta penururnan konsentrasi proteinpengikat gizi dalam
sirkulasi darah, begitu juga dengan penurunan gizi mikro. Masakehamilan merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan janin menuju masakelahiran sehingga gangguan gizi yang
terjadi pada ,asa kehamilan akan berdampakbesar bagi kesehatan ibu dan janin. Oleh karenanya
status KEK pada ibu hamil dapatberdampak pada kejadian anemia ibu hamil, BBLR,dan
stanting.

5.Faktor kunjungan Antenatal Care

Antenatal care merupakan salah satu cara yang dipercaya untuk mengurangikematian
ibu hamil, sehingga akses ibu terhadap pelayanan antenatal menjadiprioritas baik di
negara maju maupun berkembang. Ibu mengalami anemiamemungkinkan terjadinya
partud premature, perdarahan pada saat melahirkan,melahirkan bayi dengan berat badan
rendah, serta dapat meningkatkan kematianperinatal. Dengan melakukan pemeriksaan
secara teratur hal seperti ini dapatdiketahui dan diatas sedini mungkin.

2.1.7 Komplikasia

Komplikasi anemia pada ibu hamilMenurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat
menggangu kesehatan ibu hamilsejak awal kehamilan hingga masa nifas. Anemia yang
terjadi selama masakehamilan dapat menyebabkan abortus, persalinan prematur,
hambatan tumbuh Kembang janin dalam rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi,
ancamandekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa,
hiperemisgravidarum, perdarahan ante partum, atau ketuban pecah dini. Anemia juga
dapatmenyebabkan gangguan selama persalinan seperti gangguan his, gangguan
kekuatanmengejan, kala pertama yang berlangsung lama, kala kedua yang lama hingga
dapatmelelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan tindakan operasi, kala ketiga yangretensi
plasenta dan perdaraan postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahanpostpartum
sekunder dan atonia uterus pada kala keempat.Bahaya yang dapat timbuladalah resiko
terjadinya sub involusi uteri yang mengakibatkan perdarahanpostpartum, resiko
terjadinya dekompensasi jantung segera setelah persalinan, resikoinfeksi selama masa
puerperium, atau peningkatan resiko terjadinya infeksipayudara.b. Komplikasi anemia
pada janinMenurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil juga membahayakan
janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2 dan plasenta menurun ke dalamtubuh janin
sehingga dapat timbul pada janin adalah resiko terjadinya kematianintrauteri, resiko
terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacatbawaan, peningkatan resiko
infeksi pada bayi hingga kematian perinatal, atau tingkatintiligensi bayi rendah

2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan untuk diagnosis anemia terdiri dari beberapa macam :

a. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium merupakan penunjang diagnostik pokok dalam


diagnosisanemia. Pemeriksaan ini terdiri dari pemeriksaan penyaring (screening
test),pemeriksaan darah seri anemia, pemeriksaan sumsum tulang, pemeriksaan khusus.

b. Pemeriksaan penyaring

Pemeriksaan penyaring untuk kasus anemia terdiri dari pengukuran


kadarhemoglobin, indeks eritrosit dan hapusan darah tepi. Dari sini dapat
dipastikanadanya anemia serta jenis morfologik anemia tersebut, yang sangat berguna
untukpengarahan diagnosis lebih lanjut.

c. Pemeriksaan darah seri anemia


Pemeriksaan darah seri anemia meliputi hitung jenis leukosit, trombosit,
hitungretikulosit dan laju endap darah. Sekarang sudah banyak dipakai
automatichematology analyzer yang dapat memberikan presisi hasil yang lebih baik.
d. Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan sumsum tulang memberikan informasi yang sangat berharga
mengenaikeadaan sistem hematopoiesis. Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk diagnosis
definitifpada beberapa jenis anemia. Pemeriksaan sumsum tulang mutlak diperlukan
untukdiagnosis anemia aplastik, anemia megaloblastik, serta pada kelainan hematologic
yang dapat mensupresi sistem eritroide. Pemeriksaan khususPemeriksaan ini hanya
dikerjakan atas indikasi khusus, misalnya pada :

1. Anemia defisiensi besi : serum iron, TBC (total iron binding acapacity),
saturasitranferin, protoporfirin eritrosit, feritin serum, reseptor transferin dan
pengecatanbesi pada sumsum tulang.
2. Anemia megaloblastik : folat serum, vitamin B12 serum, tes supresi deoksiuridindan
tes Schiling.

3. Anemia hemolitik : bilirubin serum, test Coomb, elektroforesis hemoglobin danlain-


lain.

4. Anemia aplastik : biopsi sumsum tulang(sudoyo,2009)

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

1) Anamnesa-Usia : wanita usia < 20 tahun atau > 35 tahun


2) Keluhan UtamaCepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka,
konsentrasihilang, nafas pendek (pada anemia parah), mual dan muntah pada hamil
muda danpalpitasi.
3) Riwayat Kesehatan DahuluRiwayat kehamilan yang berdekatan
4) Riwayat Kehamilan dan PersalinanKehamilan pada usia muda dan kehamilan yang
berdekatan
5) Aktivitas Keletihan, kelemahan, malaise umum, kehilangan produktivitas, penurunan
semangatkerja, toleransi terhadap latihan rendah dan kebutuhan untuk istirahat dan tidur
lebih banyak.
6) Pola makanIbu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti sayuran
berdaun hijau,daging merah.
7) SirlukasiRiwayat kehilangan darah kronis, palpitasi dan CRT lebih dari 3 detik
8) Integritas EgoCemas, gelisah, dan ketakutan
9) EliminasiKonstipasi dan sering buang air kecil
10) Nyeri, terutama jika terjadi di daerah abdomen dan kepala .
11) Seksual Dapat terjadi perdarahan pervagina, perdarahan akut sebelumnya dan tinggi
fundustidak sesuai dengan umurnya.
12) Pemeriksaan fisik.
 Keadaan Umum
Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi menurun
pernapasanpendek saat istirahat maupun aktivitas.
 Kepala
Rambut biasanya rontok dan wajah pucatc.
 Mata
Konjungtiva anemisd.
 Mulut

Membran mukosa keringe.


 Turgor kulit menurun, CRT>3 detik, pembesaran kelenjar limfa, tinggi
fundusuterus tidak sesuai, teradpat kontraksi uterus
13) Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan Hb pada trimester pertama dan ke tiga kurang dari 11g/dl dan
padatrimester dua <10,5 g/dl
 Kadar Ht menurun (normalnya 37% - 41%)
 Eritrosit : <2,8 juta/mm3 (normal 4,2-5,4 juta/ mm)
 Trombosit : <200.000 (normal 200.000-400.000/mel)
 Peningkatan bilirubin total (pada kasus anemia hemolitik)
 Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
 Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak(Wagiyo &
Putromo, 2016)

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Perfusi jaringan perifer inefektif b/d penurunan jumlah oksigen dalam tubuh

2. Pola napas inefektif b/d diafragma tertekan oleh janin dan kebutuhan oksigen yangbelum
terpenuhi

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mikronutrien inadekuat

2.2.3 Analis Data

No Data symptom Etilogi Problem


.
1. Ds :- Penurunan jumlah O2 dalam Perfusi jaringan perifer
Do: tubuh inefektif
- Kelemahan
- Keletihan
- Kehilangan
produktivitas
- Konjungtiva
pucat
- Wajah pucat
- CRT lebih dari 3
detik
- Mata berkunang-
kunang
- Tekanan darah
menurun
- Nadi menurun
2. Ds :- Diafragma tertekan oleh janin Pola napas inefektif
Do: dan kebutuhan oksigen yang
- Toleransi belum terpenuhi
terhadap latihan
rendah dan
kebutuhan untuk
istirahat dan tidur
lebih banuak
- Nadi menurun
3. Ds :- Asupan mikronutrien Ketidakseimbangan nutrisi
Do : inadekuat kurang dari kebutuhan tubuh
- Mual
- Sering pusing
- Membrane
mukosa kering
- Rambut
mengalami
kerontokan
- Lemah
- Lesu

2.2.4 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Luaran Intervensi


1. Perfusi jaringan perifer Toleransi terhadap Monitor ttv
ineftif b.d penurunan aktivitas - monitor
jumlah oksigen dalam Setelah dilakukan tindakan TD,RR,HR,dan suhu
tubuh keperawatan diharapkan pasien
pasien: - catat hasil pemeriksaan
- saturasi oksigen ketika manajemen cairan
beraktivitas dari - timbang berat badan
banyak terganggu secara berkala dan
menjadi sedikit monitor status gizi
menurun (4) - atur ketersediaan
- frekuensi pernafasan produk darah untuk
ketika beraktivitas dari transfuse
banyak terganggu - persiapkan pemberian
menjadi sedikit produk darah
menurun (4) - berikan produk draah
- kemudahan bernaps yang diperlukan
ketika beraktivitas dari terapi oksigen
banyak terganggu
menjadi sedikit - observasi tanda
menurun (4) kekurangan oksigen
- siapkan peralatan
oksigen
- pasang peralatan
oksigen sesuai
kebutuhan
- monitor aliran oksigen
- monitor tanda-tanda
keracunan oksigen
2. Pola nafas inefektif b.d tujuan : status pernafasan Manajeman jalan napas
diafragma tertekan oleh setelah dilakukan tindakan -posisikan pasien untuk
janin dan kebutuhan bantuan ventilasi dalam memaksimalkan ventilasi
oksigen yang belum waktu 1x60 menit diharapkan (semifowler)
terpenuhi pola napas lebih baik dengan - auskultasi suara napas
kriteria hasil: Monitor status pernafasan dan
- frrreeekuensi dan irama oksigenasi
napas yang awalnya Kolaborasi pemberian terapi
tidak normal menjadi oksigen
normal -Anjurkan pasien untuk tidak
- kedalaman inspirasi menggunakan pakaian yang
yang awalnya cukup sempit
dalam menjadi normal
- pasien yang awalnya
memilih untuk lebih
banyak istirahat dapat
beraktivitas ringan
- CRT yang awalnya lebih
drai 3 detik menjadi
normal
BAB III

PEMABAHASAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN

 Identitas pasien
Nama: Ny. K
Jenis Kelamin: perempuan
Usia: 20 Tahun
Status: Menikah
Agama: Islam
Pendidikan : Sma
Alamat: Swiss

 Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. U
Jenis Kelamin: laki-laki
Pendidikan: Sma
Alamat : swiss

 Riwayat kesehatan

• Riwayat kesehatan sekarang


pusing sudah 7 hari dan hilang setelah ibu beristirahat. Rasa pusing menetap di kepala belakang,
serta pusing seperti berputar-putar saat bangun dari tempat tidur. pemeriksaan fisik Ny. K
TTV:TD:80/60 mmhg, frekuensi nadi 81x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu tubuh 35,6 derajat
celcius, tinggi badan 159 cm, berat badan 50 gr, hb 7,8gr/dl.
• Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien mengatakan pernah mengalami anemia sejak 1 tahun yang lalu
• Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan maupun
penyakit menular.

 Pemeriksaan fisik

Ny. K umur 20 tahun hamil yang pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah
keguguran. ibu mengatakan pusing sudah 7 hari dan hilang setelah ibu beristirahat. Rasa pusing
menetap di kepala belakang, berkeringat, lelah serta pusing seperti berputar-putar saat bangun
dari tempat tidur. pemeriksaan fisik Ny. K TTV:TD:80/60 mmhg, frekuensi nadi 81x/menit,
pernafasan 20x/menit, suhu tubuh 35,6 derajat celcius, tinggi badan 159 cm, berat badan 50 gr,
hb 7,8gr/dl

3.2 Analis Data

No Data symptom Etilogi Problem


.
1. Ds :- Penurunan jumlah O2 dalam Perfusi jaringan perifer
Do: tubuh inefektif
- Kelemahan
- Keletihan
- Kehilangan
produktivitas
- Konjungtiva
pucat
- Wajah pucat
- CRT lebih dari 3
detik
- Mata berkunang-
kunang
- Tekanan darah
menurun
- Nadi menurun
2. Ds :- Diafragma tertekan oleh janin Pola napas inefektif
Do: dan kebutuhan oksigen yang
- Toleransi belum terpenuhi
terhadap latihan
rendah dan
kebutuhan untuk
istirahat dan tidur
lebih banuak
- Nadi menurun
3. Ds :- Asupan mikronutrien Ketidakseimbangan nutrisi
Do : inadekuat kurang dari kebutuhan tubuh
- Mual
- Sering pusing
- Membrane
mukosa kering
- Rambut
mengalami
kerontokan
- Lemah
- Lesu
3. 3 Diagnosa keperawatan

1. Perfusi jaringan perifer inefektif b/d penurunan jumlah oksigen dalam tubuh

2. Pola napas inefektif b/d diafragma tertekan oleh janin dan kebutuhan oksigen yangbelum
terpenuhi

3.4 Intervensi Data

N Diagnosa Tujuan kriteria hasil Intervensi Rasional


O keperawata
n
1. Perfusi Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi Observasi
jaringan intervensi keperawatan Observasi - Untuk
perifer ineftif selama …x… - Periksa sirkulasi mengetah
b.d diharapkan Perfusi perifer (mis, nadi ui
penurunan jaringan perifer ineftif b.d perifer, edema, sirkulasi
jumlah penurunan jumlah oksigen pengisian perifer
oksigen dalam tubuh: meningkat kapiler,warna,suhu,a - Untuk
dalam tubuh dan kriteria hasil: nkle brachial index) mengetah
- Denyut nadi - Identifikasi factor ui
perifer risiko gangguan penyebab
meningkat (5) sirkulasi terjadinya
- Penyembuhan (mis,diabetes, risiko
luka meningkat perokok, orang tua, gangguan
(5) hipertensi, dan kadar sirkulasi
- Sensasi gula kolestrol tinggi) - Untuk
meningkat (5) - Monitor panas, mengetah
- Warna kulit kemerahan,nyeri,ata ui
pucat u bengkak pada perkemba
menurun(5) ekstremitas) ngan
- Kelemahan otot Terapeutik tingkat
menurun (5) - Hindari pengukuran kesehatan
- Tekanan darah tekanan darah pada pasien
sistolik membaik ekstremitas dengan
(5) keterbatsan perfusi Terapeutik
- Tekanan darah - Lakukan hidrasi - Agar tidak
diastolic Edukasi terjadi
membaik (5) - Anjurkan minum hal-hal
- Tekanan arteri obat pengontrol yang tidak
rata-rata (5) tekanan darah secara diinginkan
tertur - Agar
- Anjurkan cairan
berolahraga rutin tubuh
membaik
Edukasi
- Agar
tekanan
darah
menurun
- Agar tetap
sehat
2. Pola nafas Setelah dilakukan Manajemen jalan napas Observasi
inefektif b.d intervensi keperawatan Observasi - untuk
diafragma selama …x… - Monitor pola napas mengetah
tertekan diharapkan Pola nafas (frekuensi, ui jalan
oleh janin inefektif b.d diafragma kedalaman, usaha napas
dan tertekan oleh janin dan napas)
kebutuhan kebutuhan oksigen yang Terapeutik
oksigen belum terpenuhi : Terapeutik - untuk
yang belum membaik dengan kriteria - Berikan minum memberik
terpenuhi hasil hangat an
- ventilasi semenit - Pertahankan kelancaran
meningkat (5) kepatenan jalan bernapas
- Kapasitas vital napas dengan head-
(5) tilt-tilt dan chin-lift Edukasi
- Diameter thoraks Edukasi - agar tidak
anterior posterior - Anjurkan asupan terjadinya
meningkat cairan 2000 ml/hari, dehidrasi
- Tekanan - Ajarkan teknik batuk - agar pola
ekspirasi efektif napas
meningkat efektif
- Tekanan inspirasi
meningkat
- Dispenea
menurun (5)
- Penggunaan otot
bantu napas
menurun(5)
- Pernapasan
cuping hidung
menurun(5)
- Frekuensi napas
membaik (5)
- Kedalaman napas
membaik (5)
- Ekskursi dada
membaik (5)
3.5 Implementasi

Tanggal Diagnose Implementasi Ttd


keperawatan
Selasa, 30 Perfusi jaringan Observasi Lefi
agustus 2022 perifer ineftif b.d - anjurkan Periksa sirkulasi perifer
jam 10:00 penurunan jumlah (mis, nadi perifer, edema, pengisian
wib oksigen dalam tubuh kapiler,warna,suhu,ankle brachial
index)
- mengidentifikasi factor risiko
gangguan sirkulasi (mis,diabetes,
perokok, orang tua, hipertensi, dan
kadar gula kolestrol tinggi)
- ajarkan memonitor panas,
kemerahan,nyeri,atau bengkak pada
ekstremitas)
Terapeutik
- menganjurkan Hindari pengukuran
tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatsan perfusi
- Lakukan hidrasi
Edukasi
- menganjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah secara
tertur
- menganjurkan berolahraga rutin
Selasa ,30 Pola nafas inefektif Observasi Dova
agustus 2022 b.d diafragma - Memonitor pola napas (frekuensi,
jam 14:30 tertekan oleh janin kedalaman, usaha napas)
wib dan kebutuhan
oksigen yang Terapeutik
belum terpenuhi - Menganjurkan untuk memberikan
minum hangat
- Mengajarkan Pertahankan
kepatenan jalan napas dengan head-
tilt-tilt dan chin-lift
Edukasi
- menganjurkan asupan cairan 2000
ml/hari,
- mengajarkan teknik batuk efektif
3.6 Evaluasi

No Tanggal Diagnose Catatan perkembangan Ttd


keperawatn
1. Rabu,31 Perfusi jaringan S : pasien memenuhi untuk Dilla
agusrus 2022 perifer ineftif b.d periksa sirkulasi
Jam 10:00 penurunan jumlah O : jumlah oksigen dalam tubuh
wib oksigen dalam tubuh membaik
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. Rabu, 31 Pola nafas inefektif S : pasien mengatakan selalu Pemi
agustus 2022 b.d diafragma melakuakan yang harus
jam 14:30 tertekan oleh janin dilakuakn
wib dan kebutuhan O : tekanan darah membaik
oksigen yang A : masalah tertasi
belum terpenuhi P : intervensi dihentikan
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anemia adalah suatu keadaan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis yang
terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamilsebelumnya. Pada saat hamil,
tubuh akan mengalami perubahan yang signifikan, jumlah darah dalam tubuh akan meningkat
sekitar 20-30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk
membuat hemoglobin (HB). Ketika hamil, tubuh ibu akan membuat lebih banyak darah untuk
berbagi dengan bayinya. Tubuh memerlukan darah hingga 30% lebih banyak dari pada sebelum
hamil. Efek anemia pada kehamilan ialah timbul rasa letih, stress meningkat, dan kesulitan
keuangan untuk memenuhi biaya hidupnya setiap hari.

B. Saran
Berdasarkankesimpulan diatas maka dapat diberikan beberapa saran, yakni sebagai
berikut:
1. Perlu diadakannya penyuluhan mengenai anemia ibu hamil dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya terutama yang berhubungan dengan usia ibu, jarak kelahiran, status
gizi/LILA, dan frekuensi ANC. Pada penelitian ini didapatkan variabel yang paling dominan yakni
hubungan antara jarak kehamilan dengan anemia ibu hamil, sehingga diharapkan agar pihak
Puskesmas lebih memperhatikan program keluarga berencana (KB) yang ada di puskesmas
tersebut. Hal ini dilakukan supaya ibu hamil memiliki jarak kelahiran yang sehat sehingga lebih
kecil risikonya untuk mengalami anemia.
2. Ibu selama kehamilan diharapkan lebih rajin mengkonsumsi tablet Fe dan banyak
mengkomsumsi makanan yang mengandung zat besi sehingga dapat mencegah terjadinya
penurunan kadar hemoglobin dan menurunkan angka kejadian anemia.

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin
yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013
dalam Astriana, 2017).
Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai perubahan
anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu hamil tersebut dapat
menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan
memicu peningkatan produksi eritropenin. Ekspansi volume plasma mulai pada minggu
ke enam kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat
terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar 40%
lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin
(Prawirohardjo, 2010).
Menurut Pratami (2010), anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai suatu
kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan
III atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester I
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin
yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013
dalam Astriana, 2017).
Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai perubahan
anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu hamil tersebut dapat
menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan
memicu peningkatan produksi eritropenin. Ekspansi volume plasma mulai pada minggu
ke enam kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat
terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar 40%
lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin
(Prawirohardjo, 2010).
Menurut Pratami (2010), anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai suatu
kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan
III atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester I
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin
yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013
dalam Astriana, 2017).
Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai perubahan
anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu hamil tersebut dapat
menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan
memicu peningkatan produksi eritropenin. Ekspansi volume plasma mulai pada minggu
ke enam kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat
terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar 40%
lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin
(Prawirohardjo, 2010).
Menurut Pratami (2010), anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai suatu
kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan
III atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester I
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin
yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013
dalam Astriana, 2017).
Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai perubahan
anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu hamil tersebut dapat
menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan
memicu peningkatan produksi eritropenin. Ekspansi volume plasma mulai pada minggu
ke enam kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat
terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar 40%
lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin
(Prawirohardjo, 2010).
Menurut Pratami (2010), anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai suatu
kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan
III atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester I
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin
yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013
dalam Astriana, 2017).
Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai perubahan
anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu hamil tersebut dapat
menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan
memicu peningkatan produksi eritropenin. Ekspansi volume plasma mulai pada minggu
ke enam kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat
terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar 40%
lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin
(Prawirohardjo, 2010).
Menurut Pratami (2010), anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai suatu
kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan
III atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester I
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin
yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013
dalam Astriana, 2017)
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin
yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013
dalam Astriana, 2017)
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin
yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013
dalam Astriana, 2017)
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah meA.
DefinisiAnemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah
merah(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung
hemoglobinyang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati,
2013dalam Astriana, 2017).Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat
berbagai perubahananatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu hamil
tersebut dapatmenyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih
tinggi danmemicu peningkatan produksi eritropenin. Ekspansi volume plasma mulai pada
mingguke enam kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi
dapatterus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar
40%lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak
hamil.Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat.
Namun,peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkandengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi
hemoglobin(Prawirohardjo, 2010). Menurut Pratami (2010), anemia dalam kehamilan
didefinisikan sebagai suatukondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl
pada trimester I danIII atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II. B.
EtiologiBeberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan
diantaranyagravida, umur, paritas, tingkat pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan
konsumsitablet Fe (Krisnawati dkk, 2015).Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan
menurut Prawirohardjo (2002),yaitu:1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran
darah2. Pertambahan eritrosit tidak seimbang dengan pertambahan plasma3. Kekurangan zat
besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, dan asam folfat4. Gangguan pencernaan dan abortus5.
Perdarahan kronikPenyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya asupan

makanansumber Fe,

Anda mungkin juga menyukai