DISUSUN OLEH :
1. AMELIA CANTIKA
2. ERVINA TRI WAHYUNI
3. FERA OKKTAVIA
4. MIRZA WAHYUNI
5. REZEKI OKTARI SARITA
6. RORO ANGGIE DANURKUSUMAWARDANI
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu anemia ?
2. Damapak anemia pada ibu hamil ?
3. Askep anemia pada ibu hamil ?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri, ibu
hamil mengenai anemia
b. Tujuan Khusus
1. Lebih memahami mengenai apa itu anemia
2. Menjelaskan resiko dan dampak anameia pada ibu hamil
3. Memberikan penjelasan melalui askep pada ibu hamil dengan
penyakit anemia.
D. Manfaat
1. Sebagai salah satu referensi untuk pelajar
2. Sebagai penambah wawasan untuk pelajar
BAB II
PEMBAHASAN
c. Etiologi
Menurut Depkes RI 2018 penyeban anemia pada umunya adalah :
a. Perdarahan
b. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B 12dan asam folat.
c. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis,
empiema, dll.
d. Kelainan darah
e. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
Malabsorpsi
Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil
a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
b. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu
hamil
c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
e. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
d. Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh
karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada
trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta
kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan
volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan
sekresi aldesteron.
e. Klasifikasi
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :
1. Anemia defisiensi besi (62,3%)
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat
kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang
masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi,
gangguan penggunaan, atau karena terlapau banyaknya besi ke luar dari
badan, misalnya pada pendarahan. Keperluan akan besi bertambah dalam
kehamilan , terutama pada trisemester terakhir. Apabila masuknya besi
tidak bertambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi
besi, lebih – lebih pada kehamilan kembar.
2. Anemia megaloblastik( 29,0%)3
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena
difisiensi asam folat ( pteroylglutamic acid, jarang sekali karena
difiesiensi vitamin B12( cynocobalamin).
3. Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena gangguan
sumsum tulang kurang mampu membuat sel – sel darah baru, dinamakan
anemia hipoplastik dalam kehamilan. Darah tepi menunjukan gambara
normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri – ciri defisiensi besi,
asam folat, atau vitamin B12. Etiologi anemia hipoplastik karena
kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang
disebabkan oleh sepsis, sinar Roentgen, racunatau obat – obatan.
4. Anemiahemolitik
Anemia hemolitik disebakan karena pengghancuran sel darah
merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia
hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya akan
menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan
menyebabkan krisis henolitik pada wanita yang sebelumnya tidak
menderita anemia. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2
golongan besar, yakni :
a. Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti
pada sferositosis, eliptositosis, anemia hemolitik herediter ,
thalasemia, anemia sel sabit, hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan
paraxysmal noctural haemoglobinuria.
b. Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskular , seperti
pada infeksi ( malaria, sepsis, dsb), keracunan arsenikum ,
neoarsphenamin, timah, sulfonamid, kinin, paraquin, pimaquin,
nitrofuratoin ( Furadantin), racun ular pada defisiensi G6PD ,
antagonismus rhesus atau ABO, leukemia, penyakin Hodgkin,
limfasarkoma, penyakit hati, dll. ( Ilmu Kebidanan, 451-457)
f. Gejala Klinis
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun(
anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek,( pada anemia parah), dan
keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.
g. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi : Konjungtiva, wajah pucat.
2) Palpasi : Turgor kulit, capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi
fundus uteri, kontraksi uterus.
3) Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu
h. Pemeriksaan Penunjang.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1) Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%
2) Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
3) Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4) Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5) Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak
i. Penatalaksanaan
1) Therapy pengobatan
2) Therapy oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi.
Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau
suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika
diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1
tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap
zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang
lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan
pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja
menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan
tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi yang mengandung zat besi
cenderung lebih tinggi pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya
asupan nutrisi meningkat 2 kali lipat daripada wanita normal.Pengobatan
yang lain:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga
dapat diberikan transfusi darah.
3) Therapi parenteral
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada
gangguan penyerapan oenyakit saluran pencernaan atau apabila
kehamilannya sudah tua. Therapy parenteral ini diberikan dalam bentuk
ferri. Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi (imferon) atau
sorbitol besi (Jectofer)
j. Pencegahan.
1. Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.
2. Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar
penyerapan zat besi.
3. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit
infeksi dan penyakit cacingan.
4. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat
menghambat penyerapan zat besi.
k. Komplikasi
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini
harus selalu diwaspadai.
1. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat
mengakibatkan : abortus, missed abortus dan kelainan kongenital.
2. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan
prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah
terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
3. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer
maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia
dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh,
mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri.
l. PATHWAY
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002).Perubahan hematologi
sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang
makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume
plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan
maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml,
menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus.
Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang
menyebabkan peningkatan sekresi aldester
B. Saran
Untuk Ibu HamilDiharapkan ibu hamil selalu memeriksakan kehamilannya
setiap bulan untuk mengetahui kesehatan ibu serta janin yang dikandungnya.
Ibu hamil yang anemia sebaiknya membatasi konsumsi sumber makanan yang
menghambat penyerapan zat besi dan meningkatkan konsumsi sumber
makanan yang dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi serta rutin
mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD).
DAFTAR PUSTAKA
id.scribd.com/document/527405600/Anemia-Pada-Ibu-Hamil
s.poltekkesjogja.ac.id/2339/2/BAB%20I%20KTI%20BARU%20%28Recovered
%29.pdf
Oleh Wasfaedy Alamsyah STIKES Yapika Makassar FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ANEMIA PADA IBU HAMIL USIA
KEHAMILAN 1-3 BULAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS BONTOMARANNU
KABUPATEN GOWA