Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

ANEMIA PADA IBU HAMIL

DISUSUN OLEH :
1. AMELIA CANTIKA
2. ERVINA TRI WAHYUNI
3. FERA OKKTAVIA
4. MIRZA WAHYUNI
5. REZEKI OKTARI SARITA
6. RORO ANGGIE DANURKUSUMAWARDANI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Maternitas. Makalah ini berisi tentang Infeksi dan
Jamur pada Reproduksi Wanita dan diharapkan makalah ini dapa tmemberikan
informasi kepada kita semua.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang kami hadapi.
Namun berkat bimbingan dari Dosen, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.Kami menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang
pengetahuannya belum seberapa dan masih banyak belajar dalam membuat
makalah.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna.Harapan
kami, mudah-mudahan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua.

Bengkulu, Februari 2022


DAFTAR ISI
JUDUL ...............................................................
KATA PENGANTAR..........................................................
DAFTAR ISI........................................................................
1. BAB I.......................................................................
PENDAHULUAN....................................................
A. LATAR BELAKANG........................................
B. RUMUSAN MASALAH...................................
C. TUJUAN ...........................................................
D. MANFAAT........................................................
2. BAB II......................................................................
KONSEPDASAR PWNYAKIT...............................
A. DEFINISI...........................................................
B. EPIDIMIOLOGI................................................
C. ETIOLOGI.........................................................
D. PATOFISIOLOGI..............................................
E. KLASIFIJASI.....................................................
F. GEJALA KLINIS...............................................
G. PEMERIKSAAN FISIK.....................................
H. KOMPLIKASI...................................................
I. PHATWAY........................................................
3. BAB III.....................................................................
PENUTUP................................................................
A. KESIMPULAN..................................................
B. SARAN..............................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan penurunan jumlah hemoglobin darah masih menjadi
permasalahan kesehatan saat ini, serta merupakan jenis malnutrisi dengan
prevalensi tertinggi di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan masuknya anemia ke
dalam daftar Global Burden of Disease dengan jumlah penderita sebanyak
1,159 miliar orang di seluruh dunia (sekitar 25 % dari jumlah penduduk dunia).
Sekitar 50% dari semua penderita anemia mengalami defisiensi besi (Mairita
dkk, 2018).
Anemia pada ibu hamil yaitu suatu kondisi dimana kadar hemoglobin ibu
hamil kurang dari 11,0g/dL pada trimester I dan III dan kurang dari 10,5 g/dL
pada trimester II (Pratami, 2016). Adapun gejala anemia pada ibu hamil yaitu
lemah, letih, lesu, lunglai, lelah, pucat, penglihatan berkunangkunang dan
mudah mengantuk (Ningrum 2009, dalam Setiati & Lisnamawati 2019).
Menurut WHO (2015) dalam Syarfaini et al. (2019), terdapat sebanyak
41,8% kejadian anemia pada ibu hamil di dunia. Adapun prevalensi kejadian
anemia ibu hamil terbanyak terdapat di Afrika sebesar 57,1% dan diikuti oleh
Asia 48,2%, Eropa 25,1% dan Amerika 24,1%. Berdasarkan hasil Riskesdas
pada tahun 2018, prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia di Indonesia
mengalami peningkatan dari tahun 2013 yaitu dari 37,1% menjadi 48,9%.
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2017 terdapat
sebanyak 21.585 orang ibu hamil 2 dengan anemia dan di Kota Padang
sebanyak 1.308 orang ibu hamil dengan anemia.
Beberapa penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi kejadian anemia
pada ibu hamil didapatkan bahwa di Indonesia pada hasil penelitian Hariati et
al. (2019), faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil
diantaranya pengetahuan gizi, asupan makanan dan kepatuhan konsumsi tablet
Fe. Untuk pengetahuan gizi, ibu hamil dengan pengetahuan gizi kurang
sebanyak 98 orang (62%) dari 158 orang ibu hamil dan 38 orang (63,3%) ibu
hamil dengan pengetahuan gizi kurang mengalami anemia. Ibu hamil dengan
pengetahuan kurang cenderung akan berperilaku negatif dan berpengetahuan
cukup akan berperilaku positif dalam mencegah ataupun mengobati anemia.
Untuk asupan makanan, ibu hamil dengan asupan gizi kurang sebanyak 90
orang (57%) dari 158 orang 3 ibu hamil dan 75 orang (83,3%) ibu hamil
dengan asupan makanan kurang mengalami anemia. Ibu hamil dengan asupan
yang kurang tampak pada pengaturan jumlah dan jenis makanan yang belum
sesuai dan akan mengakibatkan terjadinya masalah gizi dan anemia. Dan untuk
kepatuhan konsumsi tablet Fe, ibu hamil yang tidak patuh konsumsi tablet Fe
sebanyak 90 orang (57%) dari 158 orang ibu hamil dan 43 orang (63,2%) ibu
hamil yang tidak patuh konsumsi tablet Fe mengalami anemia.
Pada hasil penelitian K.S.S et al. (2019), dari 53 orang ibu hamil dengan
anemia didapatkan 51 orang (96,2%) ibu hamil anemia dengan usia kehamilan
trimester III, 2 orang (3,8%) ibu hamil anemia dengan usia kehamilan trimester
II dan tidak ada ibu hamil anemia dengan usia kehamilan trimester I. Tingginya
angka kejadian pada trimester III karena adanya adanya anemia fisiologis
dimulai trimester I kehamilan dan akan meningkat pada trimester berikutnya.
Pada trimester III terjadi penurunan kadar Hb akibat peningkatan volume
plasma darah sehingga terjadinya hemodelusi. Apabila tidak diimbangi dengan
konsumsi tablet Fe maka akan berdampak pada terganggunya perfusi nutrisi
dan oksigen ibu dan janin.
Dan faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di dunia
yaitu hasil penelitian Kumar et al. (2019) menunjukkan kejadian anemia secara
bermakna dikaitkan dengan usia, pekerjaan, paritas, dan waktu 4 pemeriksaan
ANC pertama.. Untuk usia, dari 30 orang ibu hamil dengan usia ≤20 tahun
sebanyak 18 orang (60%) mengalami anemia, dari 238 orang ibu hamil dengan
usia 21-30 tahun sebanyak 199 orang (83,6%) mengalami anemia, dan dari 12
orang ibu hamil dengan usia 31-40 tahun sebanyak 12 orang (100%)
mengalami anemia. Untuk pekerjaan, terdapat 111 orang (86,7%) ibu hamil
dengan anemia yang bekerja dan 118 orang (77,6%) ibu hamil dengan anemia
yang tidak bekerja. Untuk paritas, terdapat 68 orang (70,1%) ibu hamil dengan
kelahiran pertama yang mengalami anemia, terdapat 97 orang (90,7%) ibu
hamil dengan kelahiran kedua yang mengalami anemia, terdapat 50 orang
(80,6%) ibu hamil dengan kelahiran ketiga yang mengalami anemia, dan
terdapat 14 orang (100%) ibu hamil dengan kelahiran keempat dan seterusnya
yang mengalami anemia. Untuk waktu pemeriksaan ANC pertama, pada bulan
ke tiga terdapat 201 orang (82,7%) ibu hamil mengalami anemia, pada bulan ke
empat terdapat 5 orang (45,5%) ibu hamil mengalami anemia, pada bulan ke
lima terdapat 14 orang (100%) ibu hamil mengalami anemia, pada bulan ke
enam terdapat 4 orang (100%) ibu hamil mengalami anemia, lebih dari bulan
ke tujuh terdapat 2 orang (100%) ibu hamil mengalami anemia, dan tidak
melakukan pemeriksaan terdapat 3 orang (50%) ibu hamil mengalami anemia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu anemia ?
2. Damapak anemia pada ibu hamil ?
3. Askep anemia pada ibu hamil ?

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri, ibu
hamil mengenai anemia
b. Tujuan Khusus
1. Lebih memahami mengenai apa itu anemia
2. Menjelaskan resiko dan dampak anameia pada ibu hamil
3. Memberikan penjelasan melalui askep pada ibu hamil dengan
penyakit anemia.

D. Manfaat
1. Sebagai salah satu referensi untuk pelajar
2. Sebagai penambah wawasan untuk pelajar
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


a. Definisi
Menurut World Health Organization (WHO) mendefinisikan anemia
kehamilan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11gr atau kurang dari
33% pada setiap waktu pada kehamilan yang mempertimbangkan
hemodilusi yang normal terjadi dalam kehamilan dimana kadar
hemoglobin kurang dari 11 gr pada trimester pertama (Atikah Proverawati,
2018; ).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurangnya nutrisi yang
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. (Adi Sasmito,2018;).
Berdasarkan laporan KIA Dinas Kesehatan Provinsi NTB tahun 2018
terdapat 2,32% ibu hamil mengalami anemia 618 orang ibu hamil, dimana
336 orang (2,9%) diantaranya menderita anemia.(Laporan Dinas
Kesehatan NTB, 2018).

b. Epidemiologi /Insiden Kasus


Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil ,kehilangan
darah pada saat melahirkan ,bahkan kalaupun minimal ,tidak ditoleransi
dengan baik .Ia beresiko membutuhkan transfusi darah.Sekitar 80% kasus
anemia pada wanita hamil merupakan anemia defisisiensi besi. Dan 20 %
lainnya mencakup kasus anemia herediter dan berbagai anemia
didapat,termesuk anemia asam folat,anemia sel sabit,dan talasemia. Badan
kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa
prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%
serta semakin meningkat seiring dengan pertambah usia kehamilan.
Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan
anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut.

c. Etiologi
Menurut Depkes RI 2018 penyeban anemia pada umunya adalah :
a. Perdarahan
b. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B 12dan asam folat.
c. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis,
empiema, dll.
d. Kelainan darah
e. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
Malabsorpsi
Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil
a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
b. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu
hamil
c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
e. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil


a. Umur < 20 tahun atau > 35 tahun
b. Perdarahan akut
c. Pekerja berat
d. Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi

d. Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh
karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada
trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta
kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan
volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan
sekresi aldesteron.

e. Klasifikasi
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :
1. Anemia defisiensi besi (62,3%)
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat
kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang
masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi,
gangguan penggunaan, atau karena terlapau banyaknya besi ke luar dari
badan, misalnya pada pendarahan. Keperluan akan besi bertambah dalam
kehamilan , terutama pada trisemester terakhir. Apabila masuknya besi
tidak bertambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi
besi, lebih – lebih pada kehamilan kembar.
2. Anemia megaloblastik( 29,0%)3
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena
difisiensi asam folat ( pteroylglutamic acid, jarang sekali karena
difiesiensi vitamin B12( cynocobalamin).
3. Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena gangguan
sumsum tulang kurang mampu membuat sel – sel darah baru, dinamakan
anemia hipoplastik dalam kehamilan. Darah tepi menunjukan gambara
normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri – ciri defisiensi besi,
asam folat, atau vitamin B12. Etiologi anemia hipoplastik karena
kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang
disebabkan oleh sepsis, sinar Roentgen, racunatau obat – obatan.
4. Anemiahemolitik
Anemia hemolitik disebakan karena pengghancuran sel darah
merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia
hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya akan
menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan
menyebabkan krisis henolitik pada wanita yang sebelumnya tidak
menderita anemia. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2
golongan besar, yakni :
a. Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti
pada sferositosis, eliptositosis, anemia hemolitik herediter ,
thalasemia, anemia sel sabit, hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan
paraxysmal noctural haemoglobinuria.
b. Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskular , seperti
pada infeksi ( malaria, sepsis, dsb), keracunan arsenikum ,
neoarsphenamin, timah, sulfonamid, kinin, paraquin, pimaquin,
nitrofuratoin ( Furadantin), racun ular pada defisiensi G6PD ,
antagonismus rhesus atau ABO, leukemia, penyakin Hodgkin,
limfasarkoma, penyakit hati, dll. ( Ilmu Kebidanan, 451-457)

f. Gejala Klinis
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun(
anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek,( pada anemia parah), dan
keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.
g. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi : Konjungtiva, wajah pucat.
2) Palpasi : Turgor kulit, capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi
fundus uteri, kontraksi uterus.
3) Auskultasi : auskultasi DJJ dan denyut jantung ibu

h. Pemeriksaan Penunjang.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1)   Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%
2)   Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
3)   Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4)   Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5)   Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak

i. Penatalaksanaan
1) Therapy pengobatan
2) Therapy oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi.
Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau
suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika
diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1
tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap
zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang
lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan
pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja
menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan
tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi yang mengandung zat besi
cenderung lebih tinggi pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya
asupan nutrisi meningkat 2 kali lipat daripada wanita normal.Pengobatan
yang lain:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga
dapat diberikan transfusi darah.
3) Therapi parenteral
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada
gangguan penyerapan oenyakit saluran pencernaan atau apabila
kehamilannya sudah tua. Therapy parenteral ini diberikan dalam bentuk
ferri. Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi (imferon) atau
sorbitol besi (Jectofer)
j. Pencegahan.
1. Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.
2. Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar
penyerapan zat besi.
3. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit
infeksi dan penyakit cacingan.
4. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat
menghambat penyerapan zat besi.

k. Komplikasi
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini
harus selalu diwaspadai.
1. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat
mengakibatkan : abortus, missed abortus dan kelainan kongenital.
2. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan
prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah
terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
3. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer
maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia
dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh,
mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri.
l. PATHWAY
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002).Perubahan hematologi
sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang
makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume
plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan
maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml,
menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus.
Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang
menyebabkan peningkatan sekresi aldester
B. Saran
Untuk Ibu HamilDiharapkan ibu hamil selalu memeriksakan kehamilannya
setiap bulan untuk mengetahui kesehatan ibu serta janin yang dikandungnya.
Ibu hamil yang anemia sebaiknya membatasi konsumsi sumber makanan yang
menghambat penyerapan zat besi dan meningkatkan konsumsi sumber
makanan yang dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi serta rutin
mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD).
DAFTAR PUSTAKA

id.scribd.com/document/527405600/Anemia-Pada-Ibu-Hamil
s.poltekkesjogja.ac.id/2339/2/BAB%20I%20KTI%20BARU%20%28Recovered
%29.pdf
Oleh Wasfaedy Alamsyah STIKES Yapika Makassar FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ANEMIA PADA IBU HAMIL USIA
KEHAMILAN 1-3 BULAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS BONTOMARANNU
KABUPATEN GOWA

Anda mungkin juga menyukai