DOSEN PEMBIMBING
Ns. Hermansyah, S.Kep, M.Kep
Diiringi rasa syukur yang luar biasa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan membahas asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah anggota keluarga lanjut usia.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita dalam materi pembelajaran tingkat awal di mata
kuliah ini. Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca demi kebaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Tujuan......................................................................................................................5
C. Manfaat....................................................................................................................5
D. Sistematika Penulisan..............................................................................................6
BAB II KONSEP TEORI
A. Konsep Dasar Keluarga dengan Tahap Usia Lanjut................................................7
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Usia Lanjut..............................................9
BAB III: ASUHAN KEPERAWATAN
A. Data Umum..............................................................................................................31
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga..........................................................32
C. Data Lingkungan.....................................................................................................33
D. Struktur Keluarga....................................................................................................34
E. Fungsi Keluarga.......................................................................................................35
F. Stress dan Koping Keluarga....................................................................................37
G. Pemeriksaan Fisik....................................................................................................37
H. Harapan Keluarga....................................................................................................38
I. Analisis Data............................................................................................................40
J. Perumusan Diagnosa Keperawatan.........................................................................40
K. Penilaian (Scoring) Diagnosa Keperawatan............................................................44
L. Prioritas Diagnosis Keperawatan.............................................................................47
M. Intervensi Keperawatan...........................................................................................48
N. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan................................................................57
BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................63
B. Saran........................................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................64
LAMPIRAN.......................................................................................................................65
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga dengan masalah
anggota keluarga usia lanjut
b. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang
terjadi pada keluarga dengan anggota keluarga usia lanjut.
c. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada
keluarga dengan masalah anggota keluarga usia lanjut
1.3 Manfaat
a. Bagi kelompok
untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kelompok tentang
asuhan keperawatan keluarga dengan anggota keluarga usia lanjut
b. Bagi pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca tentang asuhan
keperawatan keluarga dengan anggota keluarga usia lanjut.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan yang digunakan untuk menyusun urutan makalah secara
lebih rinci dan jelas, maka penulis menguraikan sebagai berikut
BAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang, tujuan, manfaat, dan
sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis, meliputi konsep keluarga dengan usia lanjut dan
konsep asuhan keperawatan keluarga dengan usia lanjut.
BAB III, Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan usia lanjut.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
g. Struktur Keluarga
1. Pola-pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antaranggota keluarga,
termasuk pesan yang disampaikan, bahasa yang digunakan,
komunikasi secara langsung atau tidak, pesan emosional (positif
atau negatif), frekuensi dan kualitas komunikasi yang
berlangsung. Adakah hal-hal yang tertutup dalam keluarga
untuk didiskusikan.
2. Sturktur kekuatan keluarga
1) Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang
memutuskan dalam penggunaan keuangan, pengambil
keputusan dalam pekerjaan atau tempat tinggal, serta siapa
yang memutuskan kegiatan dan kedisiplinan anak-anak.
2) Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga
dalam membuat keputusan.
3. Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga, baik secara formal maupun informal.
1) Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap anggota
keluarga (gambarkan bagaimana setiap keluarga melakukan
peran masing-masing) dan apakah ada konflik peran dalam
keluarga.
2) Peran informal, adakah peran informal dalam keluarga,
siapa yang memainkan peran tersebut, berapa kali dan
bagaimana peran tersebut dilaksanakan secara konsisten.
3) Analisis model peran, siapa yang menjadi model dalam
menjalankan peran di keluarga, apakah status social
memengaruhi pembagian peran keluarga, apakah budaya
masyarakat, bagaimana agama memengaruhi pembagian
peran keluarga, apakah peran yang dijalankan sesuai tahap
perkembangannya, bagaimana masalah kesehatan
memengaruhi peran keluarga, adakah peran baru,
bagaimana anggota keluarga menerima peran baru, respons
keluarga yang sakit terhadap perubahan peran atau
hilangnya peran, serta apakah ada konflik akibat peran.
B. Analisa Data
Setelah dilakukan pengumpulan data melalui kegiatan
wawancara dan pemeriksaan fisik, kemudian dilakukan analisa
data.Analisa data dilakukan dengan memilih data-data yang ada,
sehingga dapat dirumuskan menjadi suatu diagnosis
keperawatan.adapun tiga norma yang perlu diperhatikan oleh
perawat.
- Keadaan kesehatan yang normal dari tiap anggota keluarga.
- Keadaan kesehatan dan sanitasi lingkungan
C. Karakteristik Keluarga
Berdasarkan analisa data, dapat diketahui masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh
masyarakat.Selanjutnya dengan masalah tersebut perawat dapat
menyusun rencana asuhan keperawatan yang selanjutnya dapat
dilakukan intervensi.Masalah-masalah yang telah dirumuskan
terkadang tidak mungkin dapat diatasi sekaligus.Oleh karena itu,
diperlukan suatu prioritas masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penentuan prioritas masalah adalah sebagai berikut:
1. Penyelesaian masalah tidak dapat diatasi dalam keluarga.
2. Masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga.
3. Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan
keperawatan keluarga.
4. Keterlibatan keluarga dalam problem solving.
5. Sumber daya keluarga dalam penyelesaian masalah.
6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
D. Diagnosis Keluarga
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai
individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu
proses pengumpulan data dan analisis data secara cermat,
memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana
perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya.
Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil
pengkajian terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga,
lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga,
koping keluarga, baik yang bersifat actual, risiko maupun sejahtera
dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk
melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga,
berdasarkan kemampuan, dan sumber daya keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan
data yang didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosis
keperawatan meliputi problem atau masalah, etiologi atau
penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya dikenal dengan
PES.
1. Problem atau masalah (P)
2. Etiology atau penyebab (E)
3. Sign atau tanda (S)
Tipologi dari diagnosis keperawatan,
1) Diagnosis actual (terjadi defisist atau gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala
dari gangguan kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami
oleh keluarga memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan
cepat. Pada diagnosis keperawatan actual, factor yang
berhubungan merupakan etiologi, atau factor penunjang lain yang
telah memengaruhi perubahan status kesehatan. Sedangkan factor
tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu :
a) Patofisiologi (biologi atau psikologi)
b) Tindakan yang berhubungan
c) Situasional (lingkungan, personal)
d) Maturasional
Secara umum factor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari
diagnosis keperawatan keluarga adalah adanya:
a) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan
kesalahan persepsi)
b) Ketidakmauan (sikap dan motivasi)
c) Ketidakmampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu
prosedur atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga,
baik financial, fasilitas, system pendukung, lingkungan fisik,
dan psikologis).
2) Diagnosis risiko tinggi (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan,
tetapi tanda tersebut dapat menjadi masalah actual apabila tidak
segera mendapatkan bantuan pemecahan dari tim kesehatan atau
keperawatan. Factor-faktor risiko untuk diagnosis risiko dan
risiko tinggi memperlihatkan keadaan dimana kerentanan
meningkat terhadap klien atau kelompok. Factor ini membedakan
klien atau kelompok risiko tinggi dari yang lainnya pada populasi
yang sama yang mempunyai risiko.
3) Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera, kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan. Diagnosis keperawatan sejahtera
tidak mencakup factor-faktor yang berhubungan. Perawat dapat
memperkirakan kemampuan atau potensi keluarga dapat
ditingkatkan ke arah yang lebih baik.
E. Skoring Keluarga
Setelah data dianalalisis kemungkinan perawat menemukan lebih
dari satu masalah.Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya
yang dimiliki oleh keluarga maupun perawat, maka masalah-
masalah tersebut tidak dapat ditangani sekaligus.Oleh karena itu,
perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun prioritas masalah
kesehatan keluarga. Menurut Bailon dan Maglaya (1978), prioritas
masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan proses scoring
sebagai berikut.
No Kriteria Skor Bobot
.
1 Sifat Masalah 1
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Tidak dapat 0
Rendah 1
4 Menonjolnya Masaah 1
Masalah berat, harus segera 2
ditangani
Ada masalah, tetapi tidak 1
perlu segera ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan
dengan cara berikut ini
1. Tentukan skor untuk setiap criteria yang telah dibuat
2. Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan dengan
bobot
Skor
x Bobot
Angka Tertinggi
3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria, skor tertinggi adalah 5, sama
dengan seluruh bobot
Empat criteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah
1) Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau
kurang sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah
tersebut memerlukan tindakan yang segera dan biasanya
masalahnya dirasakan atau disadari oleh keluarga. Krisis atau
keadaan sejahtera diberikan bobot paling sedikit atau rendah karena
factor kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi
keluarga untuk mengatasi masalahnya dengan baik.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah
masalah jika ada tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam menentukan skor kemungkinan masalah dapat
diperbaiki adalah :
a) Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat
dilakukan untuk menangani masalah
b) Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk
fisik, keuangan, tenaga.
c) Sumber-sumber dari keperawatan, misalnya dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan, dan waktu.
d) Sumber-sumberdari masyarakat, misalnya dalam bentuk
fasilitas kesehatan, organisasi masyarakat, dan dukungan
social masyarakat
3) Potensi masalah bila dicegah
Menyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat
dikurangi atau dicegah. Factor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam menentukan skor criteria potensial masalah bisa dicegah
adalah sebagai berikut
a) Kepelikan dari masalah
Berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah, prognosis
penyakit atau kemungkinanmengubah masalah. Umumnya
makin berat masalah tersebut makin sedikit kemungkinan
mengubah atau mencegah sehingga makin kecil potensi
masalah yang akan timbul
b) Lamanya masalah
Hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah
tersebut. Biasanya lamanya masalah mempunyai dukungan
langsung dengan potensi masalah bila dicegah
c) Adanya kelompok risiko tinggi atau kelompok yang peka atau
rawan
Adanya kelompok tersebut pada keluarga akan menambah potensi
masalah bila dicegah.
4) Menonjolnya masalah
Merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah mengenai
beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal
yang perlu diperhatikan dalam memberikan skor pada kriteria ini,
perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga tersebut
melihat masalah. Dalam hal ini, jika keluarga menyadari masalah
dan merasa perlu untuk menangani segera, maka harus diberi skor
yang tertinggi.
H. Tahap evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap
penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau
belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Sesuai tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakuka dalam
satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh karena itu, kunjungan dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan ketersediaan
keluarga. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara
operasional.
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian
1) DATA UMUM
a. Nama kepala keluarga (KK) : Tn.E
b. Usia : 67 tahun
c. Pekerjaan : Tidak bekerja lagi
d. Alamat : Jl. SALAK 3A LINGKAR TIMUR
e. Pendidikan : SD
f. Komposisi anggota keluarga : Suami dan Istri
No Nama JK Hubung Umur Pnddk Status KET
an Dgn Imunisasi
Kepala
BCG Polio DPT Hepatitis Campak
Keluarga
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Tn.T Laki-laki Suami SD
2 Ny.N Perempuan Istri SD
Genogram
Genogram (tiga generasi) :
Keterangan :
: Perempuan : garis pernikahan
: laki-laki : tinggal satu rumah
: perempuan meninggal : garis keturunan
: Klien
g. Tipe keluarga
Keluarga Tn. E termasuk tipe keluarga inti yang terdiri dari suami dan
istri
h. Suku bangsa
Keluarga Tn. E bersuku serawai dan bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah bahasa manna, Jika ada keluarga yang sakit keluarga berobat ke
puskemas/dokter
i. Agama
Keluarga Tn.E menganut agama islam, keluarga taat menjalankan
sholat lima waktu
j. Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga berkisar 3 juta / bulan dengan mengandalkan hasil
sewa kosan/bedengan. Untuk pengeluaran perbulan berkisar 2jt rupiah
untuk biaya makan kurang lebih 50 ribu per hari dan Tn.E Mengatakan
cukup untuk memenuhi kehidupan
k. Aktivitas rekreasi keluarga
Ny. N menyatakan apabila waktu luang digunakan untuk berkumpul
dan menonton TV bersama istri terkadang meminta Anaknya untuk
mengantarkan cucu nya ke rumah jarak antara rumah Tn.E dan anaknya
hanya 50 meter
2) RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkemnbangan keluarga Tn.E adalah Tahap VIII. Tahap ini
masuk ke tahap keluarga Lansia dan sudah mempersiapkan diri untuk
meninggalkan dunia yang fana ini. Serta keluarga Tn.E memiliki 6
orang anak yang sudah tinggal di rumah masing masing
Ruangtamu
kamar
dapur WC
Sep
tic
than
e. Fungsi ekonomi
Tn. E sebagai tulang punggung keluarga, mengandalkan hasil sewa
kosan. danNy. A sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan yang didapat
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
6) STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka panjang dan pendek
Sterssor jangka pendek keluarga : Tn. E..
Penurunan pendapatan karna hanya mengandalkan hasil sewa kosan
Dikarnakan Tn.E tidak berdagang lagi di pasar
Stressor jangka panjang keluarga : Tn. E..
Kemampuan yang menurun serta proses penuaan yang dapat
mengancam kesehatan
b. Kemampuan keluarga berespons terhadap masalah
Respon keluarga terhadap stressor baik dan berharap penyakit yang
diderita Tn.E cepat sembuh. Sistem dukungan dari keluarga sangat kuat
terutama dari anak-anaknya, keluarga besar saling membantu dalam
menyelesaikan masalah keluarga atau kebutuhan-kebutuhan keluaga
saat ini..
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah bermusyawarah. Keluarga
mengatakan mereka nantinya akan menggunakan sistem dukungan
sosialnya yaitu dari keluarga besar dalam membantu mereka pada saat
membutuhkan pertolongan dikemudian hari.
d. Strategi adapatasi fungsional
Tidak ada disfungsional pada keluarga ini dan mereka menyadari usia
yang tidak muda lagi untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT
7) HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap anggota keluarganya selalu sehat tidak kurang apapun
dan selalu dilindungi oleh Allah.
B. ANALISA DATA
No. DATA MASALAH
1. DS : Domain 12
Tn.E Mengatakan nyeri di Kelas 1
daerah persendian Nyeri Akut b/d Agens cedera fisik
Tn.E mengatakan sulit
beraktivitas karena sendi
kaku
DO :
Tn. E tampak sering kali
menunjukan area sendi
Tn.E tampak meringis
2. DS : Domain 9
Tn.E mengatakan sering Kelas 2 (00073)
bergantung pada anaknya ketidakmampuan koping keluarga b/d
Tn.E Mengatakan selalu perasaan yang tidak diungkapkan secara
melibatkan anaknya dalam kronis oleh individu pendukung
membuat keputusan
DO :
Tn.A terlihat bergantung
pada anaknya
Tn.A tampak kurang
mampu untuk membuat
keputusan
3 DS Domain 7
Tn.E mengatakan tidak Kelas 3 (00052)
nyaman saat dalam kegiatan Hambatan interaksi social b/d hambatan
masyarakat dikarenakan sulit mobilitas fisik
beraktivitas
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Nyeri Akut TUK1: Keluarga mampu mengenal masalah ( 1400 ) Manajemen nyeri
(1605) Pengetahuan : Kontrol nyeri 1. Berikan informasi mengenai nyeri,seperti
Kriteria hasil : penyebab nyeri akan dirasakan dam antisipasi
1. Pengetahuan kapan nyeri terjadi dari ketidaknyaman
( skala 2 – 4 ) 2. Lakukan pengkajian nyeri yang komperhensip
2. Pengetahuan factor penyebab ( 1400 ) Manajemen nyeri
( Skala 2 – 4) 1. Pilih dan implementasikan pilihan intervensi
TUK2: Keluarga mampu membuat yang sesuai dengan keuntungan san resiko yang
keputusan perawatan kesehatan diinginkanpasien(misalnya,farmakologi,nonfarma
(1605) pengetahuan : Kontrol nyeri kologi,interpersonal) untuk memanfaatkan
Kriteria hasil : fasilitas penurunan nyeri, dengan tepat
1. Pengetahuan Menggunakan tindak 2. Lakukan intervensi nonfarmakologi untuk
pencegahan (skala 2-4) penyebab nyeri dan apa yang diinginkan pasien,
2. Pengetahuan Menggunakan tindakan dengan tepat
pengurangan nyeri tanpa analgetik ( 1400 ) Manajemen nyeri
(skala 2 – 4) 1. Modifikasi pengukuran kontrol nyeri berdasarkan
respond pasien terhadap penanganan
2. Tanyakan pasien terkait dengan tingkat nyeri
TUK3: Keluarga mampu merawat anggota yang tetap nyaman dan fungsi yang usaha untuk
keluarga menjaga nyeri yang lebih rendah daripada nyeri
(3016) pengetahuan : tingkat nyeri yang teridentifikasi
Kriteria hasil: (6482) Manajemen Lingkungan : Kenyamanan
1. Pengetahuan Mengambil tindakan untuk 1. Optimalkan lingkungan yang tenang dan
mengurangi nyeri (skala 2-4) mendukung
2. Pengetahuan mengambil tindakan untuk 2. Sediakan lingkupan yang aman dan bersih
memberikan kenyamanan ( skala 2 – 4) 3. Hindari gangguan yang tidak perlu dan berikan
waktu untuk istirahat
TUK 4 Keluarga mampu memodifikasi 4. Posisikan pasien untuk memfasilitasi
lingkungan kenyamanan(misalnya,gunakan prinsip-prinsip
(2008) Keluarga klien : status kenyaman keselarasan tubuh, sokong dengan bantal,sokong
1. Lingkungan fisik ( skala 2-4) sendir selama pergerakan, dan imobilisasi tubuh
2. Suhu rungan (skala 2 – 4 ) yang nyeri
( 1400 ) Manajemen nyeri
1. Exsplorasi pengetahuan dan kepercayaan
mengenai nyeri, meliputi pengaruh budaya
2. Sediakan informasi akurat pada keluarga dan
pasien mengenai pengalaman nyeri pasien
TUK5 : Keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan
yang ada.
(1605) Pengetahuan : Kontrol nyeri
Kriteria hasil :
penyebab nyeri dan apa yang diinginkan penyebab nyeri, Serta antisipasi nyeri
Modifikasi pengukuran kontrol nyeri Tn. E tampak lebih tenang setelah diberi
Tanyakan pasien terkait dengan tingkat nyeri TTV : TD 140/90 mmHg, Suhu 36ºC, Nadi
Fasilitasi suasa kebersamaan diantara Keluarga mau mengatakan masalah apa yang
Hargai privasi dari setiap individu mengatasi serta merawat anggota keluarga
B. KESIMPULAN
Keluarga adalah sekelompok orang yang disatukan dengan ikatan perkawinan,
darah atau adopsi dalam lingkup rumah tangga yang saling berinteraksi dengan posisi
sosial yang jelas. Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal.
Tugas pada tahap perkembangan dengan lansia: 1) Mempertahankan suasana
rumah yang menyenangkan, 2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan,
teman, kekuatan fisik, dan pendapatan, 3) Mempertahankan keakraban suami istri dan
saling merawat, 4) Mempertahakan hubungan anak dan sosial masyarakat, 5)
Melakukan life review, 6) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan
kematian .
Pada keluarga binaan dengan Anggota keluarga usia lanjut yang terdiri dari
Ny. N dan Tn.E . Adapun prioritas masalah berdasarkan penskoran secara berturut-
turut adalah nyeri akut, ketidakmampuan koping keluarga, hambatan interaksi sosial.
Dilakukannya binaan terhadap keluarga tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah
yang ada, atau setidaknya dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam
menjalanankan lima tugasnya di bidang kesehatan.
C. SARAN
Pada keluarga dengan masalah pada anggota keluarga lanjut usia Berbagai
masalah bisa terjadi pada masa ini. Oleh karenanya, kita sebagai calon perawat perlu
memahami hal-hal yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada keluarga dengan
masalah pada anggota keluarga lanjut usia. Kita dapat membaca berbagai buku juga
artikel ilmiah supaya menambah pemahaman mengenai materi dan asuhan
keperawatan tersebut. Misalnya, membaca buku dan artikel ilmiah yang telah
dicantumkan dalam daftar pustaka di bawah ini
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2016. Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. Infodatin Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. ISSN 2442-7659.
Mubarak, W, I & Chayatin, (2018). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta : Salemba Medika.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
LAMPIRAN MEDIA PENYULUHAN
MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN
MASALAH PADA ANGGOTA KELUARGA USIA LANJUT
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Arlin Anesty P05120320009
Egita Afrilia P05120320009
Elza Lita P05120320011
Muhammad Syarifudin Tanzil P05120320023
Nia Susanti P05120320035
Reiryn Rahmilia Putri P05120320039
DOSEN PENGAMPU:
Ns. Agung Riyadi, S. Kep, M.Kes
A. PENDAHULUAN
a. Karakteristik Keluarga
Berdasarkan hasil pengkajian pada pertemuan pertama, diperoleh data pada
keluarga Tn. E Keluarga Tn. E berjumlah 2 anggota keluarga, dimana Tn. E
sebagai kepala keluarga berusia 67 tahun. Istri Tn. E bernama Ny. S berusia 64
tahun. Keluarga ini merupakan keluarga dyad. Tn. E mempunyai riwayat penyakit
Asam urat sejak 2 tahun yang lalu.
b. Data Yang Perlu Dikaji
Persepsi pasien dan keluarga tentang penyakit asam urat
c. Masalah Keperawatan Keluarga Yang Akan Diintervensikan
Nyeri akut terhadap asam urat Tn. E
B. PROSES KEPERAWATAN
a. Diagnose Keperawatan
Nyeri akut pada Tn. E
b. Tujuan Umum
Pada keluarga Tn. E keluhan yang dialami adalah nyeri akut pada area
persendian.
c. Tujuan Khusus
1. Terbina hubungan saling percaya
2. Melakuan kontrak awal untuk menjadi keluarga binaan, selama 3 hari.
3. Melakukan pengkajian keluarga
C. PENATALAKSANAAN
1) Topik Kegiatan : Berkenalan dan mengontrak pasien sebagai
keluarga binaan.
2) Sasaran Dan Target : Keluarga Tn.E Khususnya Pada Tn. E
3) Metode : Diskusi
4) Media : leaflet tentang asam urat
5) Waktu & Tempat : Kamis, 8 September 2022, Dirumah Tn. E
6) Pengorganisasian Kegiatan
1. Fase Fra Interaksi (5 Menit)
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri
c. Kontrak tujuan pertemuan hari pertama
2. Fase Intraksi (20 Menit)
a. Menanyakan nama pasien dan keluarga ( identitas)
b. Menanyakan riwayat penyakit keluarga dan pengkajian
c. Kontrak pasien untuk menjadi keluarga binaan
3. Fase Terminasi (5 Menit)
a. Menyimpulkan hasil interaksi pertemuan hari pertama
b. Membuat kontrak waktu, tempat, dan tujuan untuk pertemuan
berikutnya.
7) Setting Tempat
Tn.
E
Keterangan :
1.1 Tn. E : Pasien
2.1 M : Meja
3.1 P : Perawat
D. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
a. LP Disiapkan
b. Media Lefleat
c. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selanjutnya
2. Proses
a. Berkenalan serta berdiskusi dengan pasien mengenai penyakit pasien.
b. Keluarga aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan
c. Penyuluhan diikuti sampai selesai
3. Hasil
a. Didapatkan data umum lingkungan, fungsi keluarga, masalah kesehatan yang
diadapi
b. Teridentifikasinya masalah kesehatan
c. Keluarga bersedia menjadi keluarga binaan
d. Terciptanya rasa saling percaya dan membuat kontrak selanjutnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
HARI KE II
A. PENDAHULUAN
a) Karakteristik Keluarga
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan pada hari kedua didapatkan data
Tn. E tidak mengerti tentang bagaimana tindakan yang dilakukan ketika terjadi
nyeri
b) Data Yang Perlu Dikaji
Persepsi pasien dan keluarga tentang penyakit asam urat
c) Masalah Keperawatan Keluarga Yang Akan Diintervensikan
Nyeri akut terhadap Tn. E
B. PROSES KEPERAWATAN
a. Diagnose Keperawatan
Nyeri akut pada Tn. E
b. Tujuan Umum
Setelah diberikan tindakan keperawatan tentang penyuluhan mengenai
penatalaksanaan nyeri
c. Tujuan Khusus
Setelah diberi tindakan keperawatan selamat 45 menit Tn. E dapat :
a) Terapi farmakologis terhadap nyeri pada penderita asam urat
b) Terapi komplementer terhadap nyeri pada penderita asam urat
c) Memfasilitasi kenyamanan pada klien
C. PENATALAKSANAAN
1) Topik Kegiatan : asam urat
2) Sasaran Dan Target : Keluarga Tn. E Khususnya Pada Tn. E
3) Metode : Diskusi Dan Ceramah
4) Media : Lefleat tentang asam urat Dan Komunikasi Pada Pasien
5) Waktu & Tempat : Jum’at, 9 September 2022, Dirumah Tn.E
6) Pengorganisasian Kegiatan
1. Fase Fra Interaksi (7 Menit)
a) Mengucap salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan kunjungan
d) Memvalidasi keadaan keluarga
e) Mengingatkan kembali kontrak dan membuat kontrak baru
2. Fase Interaksi (30 Menit)
a) Keluarga dapat menyebutkan Terapi farmakologis terhadap nyeri
pada penderita asam urat
b) Keluarga dapat menyebutkan Terapi komplementer terhadap nyeri
pada penderita asam urat
c) Keluarga dapat menyebutkan Memfasilitasi kenyamanan pada klien
( lingkungan yang tenang, nyaman, serta mampu mengimobilisasi
tubuh yang nyeri
d) Menyampaikan perasaan keluarga setelah diberikan penyuluhan
e) Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan prasaan setelah
diberi penyuluhan
3. Fase Terminasi
a) Membuat kontrak waktu, tempat dan topic selanjutnya
b) Mengucapkan salam dan berterima kasih
8) Setting Tempat
Tn.
E
Keterangan :
1.1 Tn. E : Pasien
2.1 M : Meja
3.1 P : Perawat
E. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
a. LP Disiapkan
b. Media Lefleat
c. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selanjutnya
2. Proses
a. Penatalaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi penatalaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
c. Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
3. Hasil
d) Keluarga dapat menyebutkan Terapi farmakologis terhadap nyeri pada
penderita asam urat
e) Keluarga dapat menyebutkan Terapi komplementer terhadap nyeri pada
penderita asam urat
a. Keluarga dapat menyebutkan Memfasilitasi kenyamanan pada klien
( lingkungan yang tenang, nyaman, serta mampu mengimobilisasi
tubuh yang nyeri
b. Lampiran
Lefleat
LAPORAN PENDAHULUAN
HARI III
A. LATAR BELAKANG
a. Karakteristik Keluarga
Bardasarkan hasil pengkajian Pada hari ketigaa Tn. E. Diexplorasi
pengetahuan mengenai pengalaman nyeri. Serta Saat klien ditanya makanan apa
yang harus di batasi olah pasien asam urat. Pasien menjawab belum sepenuhnya
tau makanan apa saja yang harus di batasi.
b. Data Yang Perlu Dikaji
Persepsi keluarga tentang makanan pada pasien asam urat
c. Masalah Keperawatan Keluarga Yang Akan Diintervensikan
1. Pengetahuan yang kurang terhadap diet untuk pasien asam urat
2. Asam urat yang dialami Tn. E
B. PROSES KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut pada Tn. E
b. Tujuan Umum
Setelah diberi tindakan Penyuluhan Pasien mampu mengetahui dan mengenal
tentang pengetahuan mengenai nyeri pada pasien asam urat.
c. Tujuan Khusus
Setelah diberi tindakan penyuluhan selama 30 menit Kaluarga dapat
1. Pasien mampu mengexplorasi pengetahuan klien terhadap nyeri
2. Pasien mampu memahami pengalaman nyeri yang dirasakan
3. Pasien mampu menyebutkan diit pada pasien asam urat sebagai upaya
pencegahan kekambuhan nyeri
C. PANATALAKSANAAN
1. Topik Kegiatan : Pendidikan kesehatan Diit pada pasien asam urat
2. Sasaran Dan Target : Keluarga Tn. E Khususnya Tn. E
3. Metoda : Diskusi & Ceramah
4. Media : Lefleat
5. Waktu Dan Tempat : Sabtu, 10 September 2022 Dirumah Tn. E
6. Pengorganisasian Kegiataan
a. Fase PraIntaraksi (5 Menit)
1) Mangucapkan salam
2) Mengingatkan kontrak, topik, waktu dan tempat
3) Menjelaskan tujuan dilakukan kegiatan
4) Membagikan leaflet
b. Fase Interaksi (20 Manit)
1) Mengexplorasi pengetahuan klien terhadap nyeri
2) Mengexplorasi pengalaman nyeri yang dirasakan pasien
3) Menyampaikan informasi mengenai mengenai nyeri,seperti penyebab
nyeri akan dirasakan dam antisipasi dari ketidaknyaman
4) Menyampaikan informasi mengenai pengukuran tingkat nyeri
5) Manyampaikan informasi tentang diit ldan makanan yang harus
dibatasi pada pasien asam urat sebagai upaya pencegahan kekambuhan
nyeri pada Tn. E
6) Menanyakan kembali apakah materi dapat dimengerti
7) Memberi motivasi dan apresiasi atas usaha yang telah dilakukan
Keluarga
c. Fase Terminasi (5 Menit)
1) Mananyakan perasaan keluarga setelah diberi panyuluhan.
2) Mengobservasi saat keluarga mengungkapkan parasaan setelah diberi
penyuluhan
3) Membuat kontrak waktu, tampat dan topic selanjutnya
4) Mengucapkan salam
7. Satting Tempat
Tn.
E
P
Keterangan :
4.1 Tn. E : Pasien
5.1 M : Meja
6.1 P : Perawat
D. KRITERIA EVALUASI
a. Struktur
1. Lp dan materi disiapkan
2. media berupa Leaflat
3. kontrak dangan Keluarga sudah dilakukan pada Pertemuan selanjutnya
b. Proses
1. Penatalaksanaan sesuai dengan waktu dan starategi penatalaksaanaan
2. Keluarga aktif dalam kegiaatan
3. Keluarga antusias dengan kegiataan penyuluhan
c. Hasil
1. Keluarga Paham dan sudah mengerti pengetahuan mengenai nyeri ( nyeri,
penyebab nyeri, pengalaman nyeri, pengukuran tingkat nyeri)
2. Keluarga memahami tentang informasi tentang diit ldan makanan yang harus
dibatasi pada pasien asam urat sebagai upaya pencegahan kekambuhan nyeri
3. Penatalaksanaan penyuluhan dengan waktu & strategi panatalaksanaan
4. Keluarga aktif dalam kegiatan
5. Keluarga antusias dangan kagiatan Penyuluhan.
6. Keluarga Paham & sudah mengerti diit pada psien asam urat
SOAL DAN JAWABAN
1. Perawat melakukan kunjungan rumah pada klien yaitu seorang lansia yang
mengalami stroke untuk melakukan rehabilitasi fisik, termasuk tindakan
apakah kegiatan tersebut?
a. Pencegahan Primer
b. Pencegahan Sekunder
c. Pencegahan Tersier
d. Pencegahan Kolaborator
e. Pencegahan Mandiri
Jawaban : C
Jawaban : C
1. Dampak masalah sosial pada lansia adalah munculnya sikap negatif pada
lansia yang dapat dievaluasi dari keadaan lansia yang kotor dan kurang bersih.
Hal ini merupakan hasil evaluasi dari aspek?
A. Kognisi
B. Afek
C. Perilaku
D. Psikomotor
E. Proses Berfikir
Jawaban : C
2. Faktor yang harus dikaji saat melakukan pengkajian pada lansia kecuali
D. Kondisi Rumah
E. Kondisi keuangan
Jawaban : E
Arlin Anesty
1. Ny. N berusia 54 tahun sering mengeluh nyeri pada kaki dan sulit saat
digerakan, sehingga aktivitas dapat terganggu. Dari hasil pengkajian yang
didapatkan keluarga tidak mengenal penyakit yang diderita, dan tidak tahu
perawatan untuk mempercepat kesembuhan Ny. N . Apakah intervensi
yangtepat dilakukan perawat pada keluarga Ny.N?
Jawaban: D
A. Data lingkungan
B. Struktur keluarga
C. Fungsi keluarga
Jawaban : A
1. Seorang perawat sedang melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. E, Tn.
E pada saat ini sedang mengalami kesulitan dalam keuangan sementara istri Tn. E
tidak bekerja dan anak B mengalami demam. Sementara Tn. E tidak memiliki kartu
BPJS oleh karena itu perawat keluarga memfasilitasi keluarga untuk mengurus kartu
BPJS nya. fungsi keluarga apa yang sedang dioptimalkan perawat tersebut ?
A. Fungsi afektif
B. Fungsi sosialisasi
C. Fungsi ekonomi
E. Fungsi reproduksi
Jawaban : C
2. Seorang perawat melakukan pengkajian pada suatu suatu keluarga pengkajian
keluarga terdiri dari suami istri dan 3 orang anak usia sekolah istri mengatakan jika
ada masalah dalam keluarga mereka akan membicarakan masalah tersebut dan
mencari jalan keluar secara bersama-sama apakah strategi koping keluarga yang
diterapkan dalam keluarga tersebut...
Jawaban : A