KEPERAWATAN KELUARGA
Dosen Pembimbing
Disusun Oleh :
Nama Kelompok 2
1. Adelia Bella Saputri P05120320001
2. Ananda Dwi Tiara G P05120320004
3. Mirza Wahyuni P05120320025
4. Okta Pitriyani P05120320030
5. Seftiani Tambang Kurnia P05120320038
6. Sri Indah Mentari P05120320041
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................1
1.2 TUJUAN............................................................................................2
1.3 MANFAAT........................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
Untukmengetahui dan memahami Hambatan interaksi social, gangguan
pemeliharaan rumah dan resiko pertumbuhan tidak proporsional.
1.3. MANFAAT
1. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik dalam
menelaah suatu fenomena kesehatan yang spesifik tentang Hambatan interaksi
social, gangguan pemeliharaan rumah dan resiko pertumbuhan tidak
proporsional.
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Perawat)
Makalah ini bagi tenaga kesehatan khususnya untuk perawat adalah untuk
mengetahui pentingnya bagaimana pelayanan yang tepat terhadap Menganalisa
Hambatan interaksi social, gangguan pemeliharaan rumah dan resiko
pertumbuhan tidak proporsional.
3. Bagi Mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik menyusun maupun pembaca adalah
untuk menambah wawasan terhadap seluk beluk tentang Hambatan interaksi
social, gangguan pemeliharaan rumah dan resiko pertumbuhan tidak
proporsional.
4
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam tugas ini disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penulisan serta sistematika
penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini berisi materi tentang Hambatan interaksi social, gangguan pemeliharaan
rumah dan resiko pertumbuhan tidak proporsional.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
B. Tanda dan Gejala
1. Data Subjektif
Sukar didapati jika klien menolak berkomunikasi. Beberapa data subjektif
adalah menjawab pertanyaan dengan singkat, seperti kata-kata “tidak “,
“iya”, “tidak tahu”.
2. Data Objektif
Observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan :
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
b. Menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak memisahkan
diridari orang lain, misalnya pada saat makan.
c. Komunikasi kurang / tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-
cakap dengan klien lain / perawat.
d. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
e. Berdiam diri di kamar / tempat terpisah. Klien kurang
mobilitasnya.
f. Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan
percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
g. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan diri dan
kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
h. Posisi janin pada saat tidur.
C. RENTANG RESPON SOSIAL
Waktu membina suatu hubungan sosial, setiap individu berada dalam
rentang respons yang adaptif sampai dengan maladaptif. Respon adaptif
merupakan respons yang dapat diterima oleh norma - norma sosial dan
budaya setempat yang secara umum berlaku, sedangkan respons maladaptif
merupakan respons yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah
yang kurang dapat diterima oleh norma - norma sosial dan budaya setempat.
Respons sosial maladaptif yang sering terjadi dalam kehidupan sehari – hari
adalah menarik diri, tergantung (dependen), manipulasi, curiga, gangguan
komunikasi, dan kesepian.
Menurut Stuart dan Sundeen, 1999, respon setiap individu berada
dalam rentang adaptif sampai dengan maladaptive yang dapat dilihat pada
bagan berikut : Respon adaptif dan Respon maladaptif
1. Respon adaptif
7
Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma –
norma sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku di masyarakat.
Respon adaptif terdiri dari :
a. Menyendiri (Solitude)
Merupakan respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan
apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara
mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutnya. Solitude
umumnya dilakukan setelah melakukan kegiatan.
b. Otonomi
Merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan
ide-ide pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
c. Bekerja sama (mutualisme)
Adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu
tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.
d. Saling tergantung (interdependen)
Merupakan kondisi saling tergantung antara individu dengan orang lain
dalam membina hubungan interpersonal
2. Respon maladaptive
10
E. MEKANISME SEBAB AKIBAT
Sebab: Harga diri rendah yang kronis
Mekanisme : Harga diri klien yang rendah menyebabkan klien merasa malu
sehingga klien lebih suka sendiri dan selalu menghidari orang lain. Pasien
mengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak
realistik.
Akibat : Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yang
dapat mempengaruhi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat
kesadaran individu itu baik. (Carpenito,1996)
Mekanisme : Menarik diri pada individu dapat mengakibatkan perubahan
persepsi sensori : halusinasi. Hal ini disebabkan karena dengan menarik diri,
klien hanya menerima rangsangan internal dengan imajinasi yang berlebihan.
Tanda dan gejala Halusinasi :
1. Bicara, senyum / tertawa sendiri.
2. Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghidu.
3. Merusak diri sendiri / orang lain / lingkungan.
4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.
5. Tidak dapat memusatkan perhatian dan konsentrasi.
6. Pembicaraan kacau, kadang tidak masuk akal.
7. Sikap curiga dan bermusuhan.
8. Ketakutan.
9. Sulit membuat keputusan.
10. Menarik diri, menghindari dari orang lain.
11. Menyalahkan diri sendiri/ orang lain.
12. Muka merah kadang pucat.
13. Ekspresi wajah bingung.
14. Tekanan darah naik.
15. Nafas terengah- engah.
16. Nadi cepat.
17. Banyak keringat.
Karakteristik Perilaku
1. Gangguan pola makan : tidak nafsu makan atau makan berlebihan.
2. Berat badan menurun atau meningkat secara drastis.
11
3. Kemunduran secara fisik.
4. Tidur berlebihan.
5. Tinggal di tempat tidur dalam waktu yang lama.
6. Banyak tidur siang.
7. Kurang bergairah.
8. Tidak memperdulikan lingkungan.
9. Kegiatan menurun.
10. Immobilisasai.
11. Mondar-mandir (sikap mematung, melakukan gerakan berulang).
12. Keinginan seksual menurun.
13. Mekanisme Koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha untuk mengatasi
kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam
dirinya. Mekanisme koping yang sering digunakan pada klien menarik
diri adalah regresi, represi, dan isolasi.
F. PENATALAKSANAAN
Menurut Keliat, dkk.,(1998), prinsip penatalaksanaan klien menarik diri
adalah :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Ciptakan lingkungan yang terapeutik
3. Beri klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
4. Dengarkan klien dengan penuh empati
5. Temani klien dan lakukan komunikasi terapeutik
6. Lakukan kontak sering dan singkat
7. Lakukan perawatan fisik
8. Lindungi klien
9. Rekreasi
10. Gali latar belakang masalah dan beri alternatif pemecahan
11. Laksanakan program terapi dokter
12. Lakukan terapi keluarga
12
2.2 GANGGUAN PEMELIHARAAN RUMAH
2.3 RESIKO PERTUMBUHAN TIDAK PROPOSAL
BAB III
KONSEP DASAR
KEPERAWATAN
14
kontak mata kurang, duduk sendiri lalu menunduk, menjawab
pertanyaan dengan singkat.
3) Faktor predisposisi
Pada umumnya faktor predisposisi pada klien dengan Hambatan
Interaksi Sosial pada kasus Menarik Diri adalah pernah atau
tidaknya mengalami gangguan jiwa, usaha pengobatan bagi klien
yang telah mengalami gangguan jiwa trauma psikis seperti
penganiayaan, penolakan, kekerasan dalam keluarga dan keturunan
yang mengalami gangguan jiwa serta pengalaman yang tidak
menyenangkan bagi klien sebelum mengalami gangguan jiwa.
4) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi ;
a) Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : cenderung meningkat
Suhu : meningkat
Nadi : cenderung meningkat (takikardi)
Repirasi : bertambah
b) Ukuran
c) Keluhan fisik
16
mampu membentuk identitas diri dan tidak mampu berperan
sesuai dengan umur atau profesinya.
b) Hubungan sosial
17
Afek klien biasanya datar, yaitu tidak bereaksi
terhadap rangsang yang normal. Interaksi selama
wawancara Klien menunjukkan kurang kontak mata
dan kadang-kadang menolak untuk bicara dengan
orang lain.
f) Persepsi
18
m) Daya tilik diri
19
Klien mengalami gangguan daya tilik diri karena klien akan
mengingkari penyakit yang dideritanya.
7) Kebutuhan persiapan pulang
a) Makan
Klien mengalami gangguan daya tilik diri karena klien akan
mengingkari penyakit yang dideritanya.
b) BAB / BAK
Kemampuan klien menggunakan dan membersihkan WC
kurang.
c) Mandi
Klien dengan Hambatan Interaksi Sosial pada kasus Menarik
Diri bisanya tidak memiliki minat dalam perawatan diri
(mandi)
d) Istirahat dan tidur
Kebutuhan istirahat dan tidur klien biasaya terganggu
e) Mekanisme koping
Koping yang digunakan klien adalah proyeksi, menghindar dan
kadang-kadang mencedrai diri.
f) Masalah psikososial dan lingkungan
Klien mendapat perlakuan yang tidak wajar dari lingkungan
seperti klien direndahkan atau diejek karena klien menderita
gangguan jiwa.
g) Pengetahuan
Klien dengan Hambatan Interaksi Sosial pada kasus Menarik
Diri, kurang mengetahuan dalam hal mencari bantuan, faktor
predisposisi, koping mekanisme dan sistem pendukung dan
obat-obatan sehingga penyakit klien semakin berat.
h) Aspek medic
Meliputi diagnosa medis dan terapi obat-obatan yang
digunakan oleh klien selama perawatan.
20
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
21
melakukan aktivitas
sehari-hari yang
normal sesuai
kemampuan yang
dimiliki.
▪ Dorong untuk
melakukan secara
mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien
tidak mampu
melakukannya.
▪ Ajarkan klien/
keluarga untuk
mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan
hanya jika pasien
tidak mampu untuk
melakukannya.
▪ Berikan aktivitas
rutin sehari- hari
sesuai kemampuan.
▪ Pertimbangkan usia
klien jika mendorong
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
22
▪ Bantu membaca kitab
suci klien jika
menginginkannya dan
tidak mampu
membaca sendiri
23
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hambatan interaksi sosial adalah suatu gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel, tingkah maladaptif dan mengganggu fungsi individu dalam
hubungan sosialnya (Stuart dan Sundeen, 2018).
Hambatan sosial adalah suatu keadaan seseorang berpartisipasi dalam
pertukaran sosial dengan kuantitas dan kualitas yang tidak efektif
(Towsend, 2017).
B. SARAN
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.
1
DAFTAR PUSTAKA