Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA

YUNITA ANCE LALO


2020611048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2021

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 1


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Isolasi sosial

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian

Isolasi sosial adalah keadaan di mana seseorang individu mengalami


penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
di sekitarnya (Damaiyanti, 2008)
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi
akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku
maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam dalam hubungan sosial
(Depkes RI, 2000)
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena
orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Farida,
2012)Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Pawlin, 1993 dikutip Budi
Keliat, 2001
2. Rentang Respon
Berdasarkan buku keperawatan jiwa dari Stuart (2006) menyatakan
bahwamanusia adalah makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam
kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif.
Individu juga harus membina saling tergantung yang merupakan keseimbangan
antara ketergantungan dan kemandirian dalam suatu hubungan
Respon adaptif Respon maladaptive
Menyendiri kesepian manipulasi
Otonomi menarik diri impulsif
Bekerja sama ketergantungan narcisme
Interdependen
Respon adaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah
yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya lingkungannya
yang umum berlaku dan lazim dilakukan oleh semua orang.

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 2


3. Penyebab
Berbagai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptif. Menurut
Stuart dan Sundeen (2007), belum ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang
penyebab gangguan yang mempengaruhi hubungan interpersonal. Faktor yang
mungkin mempengaruhi antara lain yaitu:
1. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
b. Faktor sosial budaya
c. Faktor biologis

2. Faktor presipitasi
a. Stresor sosial budaya
b. Stresor psikolog
4. Tanda gejala
a. .Gejala subjektif
1) Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang
lain
2) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Klien merasa bosan
4) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
5) Klien merasa tidak berguna
b. Gejala objektif
1) Menjawab pertanyaan dengan singkat, yaitu “ya” atau “tidak”
dengan pelan
2) Respon verbal kurang dan sangat singkat atau tidak ada
3) Berpikir tentang sesuatu menurut pikirannya sendiri
4) Menyendiri dalam ruangan, sering melamun
5) Mondar-mandir atau sikap mematung atau melakukan gerakan
secara berulang-ulang
6) Apatis (kurang acuh terhadap lingkungan)
7) Ekspresi wajah tidak berseri
8) Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
9) Kontak mata kurang atau tidak ada dan sering menunduk
10) Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 3


5. Akibat
Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku menarik diri
atau isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga yang bisa
dialami pasien dengan latar belakang yang penuh dengan permasalahan,
ketegangan, kekecewaan, dan kecemasan.(Prabowo, 2014: 112)Perasaan tidak
berharga menyebabkan pasien makin sulit dalam mengembangkan berhubungan
dengan orang lain. Akibatnya pasien menjadi regresi atau mundur, mengalami
penurunan dalam aktivitas dan kurangnya perhatian terhadap penampilan dan
kebersihan diri. Pasien semakin tenggelam dalam perjalinan terhadap
penampilan dan tingkah laku masa lalu serta tingkah laku yang tidak sesuai
dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut halusinasi (Stuart dan Sudden
dalam Dalami, dkk 2009

III. A. POHON MASALAH

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

Isolasi sosial dan data yang perlu dikaji.


1. Sejak kapan pasien mulai berbicara seperlunya saja
2. Mengelamun
3. Berjalan-jalan sendi ri
4. Kenapa tidak mau berkontak mata dengan orang lain
5. Kenapa memilih mau hidup sendiri

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 4


IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan sensori persepsi halusinasi b/d menarik diri.
2. Isolasi sosial b/d harga diri rendah

V. STRATEGI PELAKSANAAN

Pertemuan 1 (SP 1)
Pasien :
1. Identifikasi penyebab isolasi sosial, siapa yang serumah, siapa yang dekat, yang
tidak dekat, dan apa sebabnya.
2. Keuntungan punya teman dan bercakap-cakap.
3. Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap.
4. Latih cara bercakap-cakap dengan anggota keluarga dalam 1 kegiatan harian.
5. Masukkan dalam jadwal untuk kegiatan harian.

Keluarga :

1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.


2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya isolasi sosial
(gunakan booklet).
3. Jelaskan cara merawat isolasi sosial.
4. Latih cara merawat: bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian

Pertemuan 2 (SP 2)

Pasien :

1. Evaluasi kegiatan bercakap-cakap (berapa orang). Beri pujian.


2. Latih cara bercakap-cakap dengan 2 orang lain dalam 2 kegiatan harian.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan bercakap-cakap dengan 2-3 orang:
tetangga atau tamu, saat melakukan kegiatan harian.

Keluarga :

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien bercakap-cakap saat


melakukan kegiatan harian. Beri pujian.
2. Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat melibatkan pasien bercakap-cakap
(makan, solat bersama).
3. Latih cara membimbing pasien bercakap-cakap dan member pujian
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 5
Pertemuan 3 (SP 3)

Pasien :

1. Evaluasi kegiatan bercakap-cakap (berapa orang) saat melakukan 2 kegiatan


harian. Beri pujian.
2. Latih cara bercakap-cakap (4-5 orang) dalam 2 kegiatan harian baru.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan bercakap-cakap dengan 4-5 orang
saat melakukan 4 kegiatan harian.

Keluarga :

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien bercakap-cakap saat


melakukan kegiatan harian dan rumah tangga. Beri pujian.
2. Jelaskan cara melatih pasien dalam melakukan kegiatan sosial, seperti berbelanja,
meminta sesuatu, dll.
3. Latih keluarga mengajak pasien belanja.

Pertemuan 4 ( SP 4)

Pasien :

1. Evaluasi kegiatan bercakap-cakap saat melakukan 4 kegiatan harian. Beri pujian.


2. Latih cara bercakap-cakap dalam kegiatan sosial: belanja ke warung, meminta
sesuatu, menjawab pertanyaan
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan bercakap-cakap dengan >5 orang,
orang baru, saat melakukan kegiatan harian, dan sosialisasi.

Keluarga :

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien bercakap-cakap saat


melakukan kegiatan harian, RT, berbelanja. Beri pujian.
2. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh dan rujukan.
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian.

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 6


DAFTAR PUSTAKA
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta:
Nuha Medika.
Farida Kusumawati &Yudi Hartono. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:
Salemba Medika.
Mukhripah Damaiyanti & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung: PT
Refika Aditama.Trimeilia. (2011). Asuhan Keperawatan Klien Isolasi
Sosial.Jakarta Timur:TIM.

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 7


Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 1
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

A. PROSES KEPERAWATAN (SP 1)


1. Kondisi klien:
DS : pasien diam dan kontak matanya tidak tenang

DO : pasien nampak terlihat diam dan sambil menjahit pakaian untuk boneka
yang ayahnya jual
2. Diagnosa keperawatan:
Isolasi diri

3. Tujuan khusus:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan
orang lain.
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang
lain.
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial.

4. Tindakan keperawatan:
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
c.  Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain.
d.  Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang
lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:
Assalaimalukum kak,perkenalkan saya perawat ance,kak boleh panggil saya
Suster ance atau mba ance, Saya mahasiswa profesi Ners dari Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang disini saya sedang praktek selama 1 minggu dari
hari ini sampe rabu tanggal 20 yang akan datang.
Oh ia kalau boleh tahu nama ibu siapa ? senang di panggil dengan sebutan apa ?

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 2


2. Evaluasi/ Validasi:
Bagaimana perasaannya saat ini mba ? begini mba saya disini untuk membantu
menyelesaikan masalah yang mba rasakan selama ini. Untuk itu saya ingin
berbincang-bincang dengan mba, apakah mba bersedia ?kalau bersedia mba boleh
mengganguk tandanya menyetujui
3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat
a. Topik : mba, bagaimana kalau sekarang saya bercakap-cakap mengenai apa
yang mba rasakan?
b. Waktu : saya minta waktunya sekitar 10-15 menit apakah mba bersedia ?
c. Tempat : mba maunya kita bercakap-cakap dimana? Bagaimana kalau kita
bercakap-cakap disini ?

KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan


Mba.. boleh ngga sedikit mba menceritakan perasaan mba saat ini, siapa tau suster
bisa bantu mba untuk menyelesaiakannya,atau mba mungkin merasa malu,takut sama
orang lain sehingga mba seperti begini menarik diri dari oranglain dan lingkungan. Tapi
mba masih kenalkan orang yang ada di depan mba ?oia mba ini ayah mba yang selalu
temani mba disini.jadi gini mba orang disekitar kita itu tidak jahat mereka sayang sama
kita,jadi kita harus punya teman, atau mba masih ngga cerita tentang teman2 mba dulu
waktu sekolah ?boleh ngga diceritakan? Ngga apa-apa kalau mba ngga ceritakan tapi mba
bisa dengar sayakan ? kalau mba punta teman disekeliling punya keuntungan mba bisa
cerita dengan teman saling berbagi pengalaman dan membantu mba jadi lebih baik.tapi
kalau mba nya masih takut sam orang lain gimana kalau nanti mba sakit ngga ada yang
tolong sedang ayah mba udah tua,jadi kalau ada teman mba bisa saling menurun dengan
kekurangan.
TERMINASI:
1.Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
Subyektif: bagaimana perasaan mba setelah kita berbincang
banyak hal ?
Obyektif: oia mba bagus mba setidaknya mba sudah mengikuti arahan saya jika
mengiakan mba mengangguk dan menerima bercakapan saya.
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan):
Mba...mulai sekarang kita mencoba ya keuntungan dan kerugian mempunyai teman,mba
biisa tuliskan dibuku ini nanti suster taanyakan lagi nanti

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):


- Topik : mba bagaimana besok kita melatih cara berkenalan degan orang lain ?
- Waktu :bagaimana kalau jam 9 pagi mba ?
-Tempat : diruangan ini atau di tempat ibu merasa nyaman, nanti saya tunggu ya
mba,mba kalau mau istrahat saja dulu, saya pamit pulang, assalaimalukum

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 3


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE-2

A. PROSES KEPERAWATAN (SP 2)


1.  Kondisi Klien :
Data subjektif : pasien diam dan kontak matanya tidak tenang

Data objektif : pasien nampak terlihat diam dan sambil menjahit pakaian
untuk boneka yang ayahnya jual

2.  Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial.


3. Tujuan.
a.  Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain.
b.  Klien memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain.
4.  Tindakan Keperawatan.
a.  Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b.  Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan
satu orang.
c.  Membenatu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian.
 Proses Pelaksanaan
1. Fase Orentasi.
a.   Salam Terapeutik.
Assalamualaikum, Selamat pagi ibu, Masih ingat dengan saya?
b.   Evaluasi/ Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan malu
dengan orang lain, sulit berkomunikasi dengan orang lain? bagaimana
semangatnya untuk bercakap-cakap dengan teman? Apakah ibu sudah mulai
berkenalan dengan orang lain? Bagai mana perasaan ibu setelah mulai
berkenalan?
a. Kontrak :
Topik :
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan bagaimana
berkenalan dan bercakap-cakap dengan 1 orang lain agar semakin banyak teman.
Apakah mba bersedia?
Waktu :
Berapa lama mba mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10-15 menit?
Tempat :
mba mau berbincang-bincang dimana? Diruang tamu ?

2.  Fase Kerja.
Baiklah hari ini saya datang bersama 1 orang ibu perawat yang juga teman praktek,
mba bisa memulai berkenalan. apakah mba masih ingat bagaimana cara
berkenalan? (beri pujian jika pasien masih ingat, jika pasien lupa, bantu pasien
mengingat kembali cara berkenalan) nah silahkan mba mulai (fasilitasi perkenalan
antara pasien dengan perawat lain) wah bagus sekali mba waaupun kenalannya
dengan cara menuliskan nama, selain nama,alamat, hobby apakah ada yang ingin

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 4


mbaketahui tetang perawaat A? (bantu pasien mengembangkkan topik
pembicaraan) Nah mba apa ada kegiatan yang biasa mba lakukan pada jam ini?
Bagai mana kalau kita menemani mba yang sedang menyiapkan menjahit di ruang
sambil bisa bercakap-cakap dengan teman yang lain. Atau kalau mba belum
berkenal untuk temani mba bekerja nanti bisaa mencatat lagi kegiatan yang mba
lakukan.
3.   Terminasi.
a.   Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan mba setelah kita berkenalan dengan perawat A bercakap-
cakap dengan teman saya mba boleh ngga mba sebutkan kembali bagaimana
caranya berkenalan?
a. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
Bagaimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan mba yaitu jadwal kegiatan
bercakap-cakap ketika saling membantu sesama teman?
c.  Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah mba bagaimana kalau besok saya kan mendampingi mba berkenalan
dan bercakap-cakap dengan saya sambil melakukan aktifitas mba,bercakap-
cakap cara arti hidup kita terhadap sesama,
Waktu :
mba mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00 ? Baiklah mba besok saya
akan kesini jam 10:00 sampai jumpa besok mba. Saya permisi
Assalamualaikum
Tempat :
Mba maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu?

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 5


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
GANGGUAN/ RISIKO GANGGUAN JIWA

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Mey(L/P) Tanggal Dirawat : …………………….
Umur :30 tahun
Pendidikan: SMA
Agama : islam
Status : belum menikah Tanggal Pengkajian : …………….............
Alamat :- Ruang Rawat : …………………….
Pekerjaan :- Sumber Informasi : film
Jenis Kel. : perempuan
No RM :-

ALASAN MASUK

Isolasi mandiri

II. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG dan FAKTOR PRESIPITASI


Pasien berbicara seperlunya, bicara pelan, tidak mau bicara, tidak mau bertanya, jika ditanya
pasien tidak menjawab dengan jelas, pasien tidak mengawali pembicaraan.
Pasien tidak melihat lawan bicara, kontak mata kurang, pasien cukup kooperatif, berinteraksi
dengan baik, pembicaraan pasien sesuai dengan topiknya. Pasien berbicara sesuai dengan
pertanyaan yang diberikan. Pasien mengatakan tidak mau berinteraksi dengan orang lain
karena takut pada orang-orang sekitarnya kecualinya ayahnya, lebih suka sendiri dan
terkurung didalam kamar

III. FAKTOR PREDISPOSISI


 RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
 Ya
 √Tidak
Jika Ya,Jelaskan:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………
Diagnosa Keperawatan / masalah keperawatan: tidak ada
2. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil
 Kurang berhasil
 √Tidak berhasil
Jelaskan:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………
Diagnosa Keperawatan / masalah keperawatan:tidak ada

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 6


3. Pernah mengalami Penyakit Fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
 Ya
 √Tidak

Bila Ya, jelaskan : ..........................................................................................................

Diagnosa Keperawatan / masalah keperawatan: tidak ada

 RIWAYAT TRAUMA

Trauma Usia Pelaku Korban Saksi


1. Aniaya fisik - - - =
2. Aniaya seksual ya tidak diketahui, Mey mey
3. Penolakan tidak ada ………… ………… …………
4. Kekerasan dalam keluarga tidak ada ………… …………
5. Tindakan kriminal tidak ada ………… ………… ………

Jelaskan:
Pernah mengalami pemaksaan pemerkosaan ketika pulang dari sekolah

4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio,Psiko,Sosio, Kultural dan


Spiritual)
Pasien sama sekali tidak berinteraksi dengan siapapun
Diagnosa Keperawatan :isolasi mandiri berhubungan dengan harga diri rendah

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


1. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
 Ada
 √Tidak
Kalau ada :-
Hubungan keluarga :-
Gejala :-
Riwayat pengobatan :-

Diagnosa Keperawatan:tidak ada

IV. PEMERIKSAAAN FISIK


Tanggal : ……………….
1. Keadaan umum : baik
2. Tanda vital:
TD:-mm/Hg
N:……..x/m
S…….
P……..x/m
3. Ukur: BB …….kg TB…….cm
 Turun
 Naik

4. Keluhan fisik:
 Tidak
 √Ya,

Jelaskan:karena kadang ia sering melukai tangannya sendiri .

5. Pemeriksaan Fisik : (head to toe)


Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 7
Cukup baik
Jelaskan :
-

Diagnosa Keperawatan :tidak ada

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)


1. Genogram:
Keterangan Gambar
Jelaskan:

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 8


2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Pasien terlihat menyukai seluruh anggota tubuhnya
b. Identitas : Pasien mampu menyebutkan identitasnya dengan baik yaitu : Nama,
c. Peran : Pasien berperan sebagai anak di dalam keluarganya
a. Ideal diri : pasien terlihat Respon tidak sesuai dengan stimulus yang diberikan
misalnya diajak berbicara pasien hanya diam saja dan pasien kurang mampu
mengekspresikan perasaannya.
d. Harga diri : Pasien terlihat malu untuk membuka diri terhadap orang lain
Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Pasien terlihat dekat dengan ayahnya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Tidak ada
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
pasien tidak percaya diri karena malu untuk membuka diri terhadap orang lain
karena trauma masalalunya.

Diagnosa Keperawatan :isolasi diri

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Menganut agama islam
b. Kegiatan ibadah
Jarang
Diagnosa Keperawatan:tidak ada

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
 Tidak rapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan:tidak ada masalah dalam berpakaian
Diagnosa Keperawatan: tidak ada

2. Kesadaran
 Menurun:
 √Compos mentis
 Sopor
 Apatis/sedasi
 Subkoma
 Somnolensia
 Koma
 Meninggi
 Hipnosa
 Gangguan Tidur : ya
 Disosiasi: ……………….
 Berubah
 Gangguan perhatian

Jelaskan :sering membayangkan masalalu yang menyedihkan


Diagnosa Keperawatan:tidak ada

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 9


3. Orientasi
 Waktu
 Tempat
 Orang
Jelaskan:
Pasien tertutup dan hanya mau menyendiri,

Diagnosa Keperawatan:tidak ada

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 10


4. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Apatis
 Lambat
 Membisu
 √Tidak mampu memulai pembicaraan
 Lain-lain
Jelaskan:-
Diagnosa Keperawatan: tidak ada
5. Aktifitas motorik/Psikomotor
Kelambatan :
 Hipokinesia, hipoaktifitas
 Katalepsi
 Sub stupor katatonik
 Fleksibilitas serea
Jelaskan:-

Peningkatan :
 Hiperkinesia,hiperaktifitas
 Gagap
 Stereotipi
 Gaduh Gelisah Katatonik
 Mannarism
 Katapleksi
 Tik
 Ekhopraxia
 Command automatism
 Grimace
 Otomatisma
 Negativisme
 Reaksi konversi
 Tremor
 Verbigerasi
 Berjalan kaku/rigid
 Kompulsif : sebutkan ………………….
Jelaskan : -

Diagnosa Keperawatan :tidak ada

6. Persepsi – Sensorik
Halusinasi
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Perabaan
Baik
Ilusi
 Ada
 √Tidak ada
Depersonalisasi
 √Ada
 Tidak ada
Derealisasi
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 11
 Ada
 Tidak ada
Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
 Ada
 √Tidak ada

Jelaskan:-
Diagnosa Keperawatan :tidak ada

7. Proses Pikir
a. Arus Pikir
 Koheren
 Inkoheren
 Sirkumstansial
 Neologisme
 Tangensial
 Logorea
 Kehilangan asosiasi
 Bicara lambat
 Flight of idea
 Bicara cepat
 Irrelevansi
 Main kata-kata
 Blocking
 Pengulangan Pembicaraan/perseverasi
 Afasia
 Asosiasi bunyi
 Lain-lain ……………………
Jelaskan:-
Diagnosa Keperawatan:tidak ada

b. Arus Pikir
 Obsesif
 Ekstasi
 Fantasi
 Alienasi
 Pikiran Bunuh Diri
 Preokupasi
 Pikiran Isolasi sosial
 Ide yang terkait
 Pikiran Rendah diri
 Pesimisme
 Pikiran magis
 Pikiran curiga
 Fobia,sebutkan…………..
 Waham
 Agama
 Somatik/hipokondria
 Kebesaran
 Kejar / curiga
 Nihilistik
 Dosa
 Sisip pikir
 Siar piker
 Kontrol pikir
 Lain lain

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 12


c. Bentuk Pikir
 Realistik
 Non Realistik
 Dereistik
 Otistik
Jelaskan : -

Diagnosa Keperawatan :-

8. Interaksi selama wawancara


 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
 √Kontak mata kurang
 Defensif
Jelaskan : -

Diagnosa Keperawatan :-

9. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
 Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
 Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
 Amnesia
 Paramnesia:
 Konfabulasi
 Dejavu
 Jamaisvu
 Fause reconnaissance
 hiperamnesia
Jelaskan : -

Diagnosa Keperawatan :-
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : -

Diagnosa Keperawatan :-

11. Kemampuan penilaian


 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan : -

Diagnosa Keperawatan :-

12. Daya tilik diri


 Mengingkari penyakit yang diderita
 √Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : -
Diagnosa Keperawatan :-

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 13


VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Jelaskan:tanpa bantuan oranglain

2. BAB/BAK
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Jelaskan:tanpa bantuan ranglain
3. Mandi
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Jelaskan tanpa bantuan oranglain

4. Berpakaian/berhias
 Bantuan Minimal
 Bantuan total

Jelaskan tanpa bantuan oranglain


5. Istirahat dan tidur
 Tidur Siang, Lama : ____________ s/d _____________
 Tidur Malam, Lama : _____________ s/d _____________
 Aktifitas sebelum/sesudah tidur : __________ , _________
Jelaskan:tidak terkaji

6. Penggunaan obat
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Jelaskan tanpa bantuan oang lain
7. Pemeliharaan kesehatan
√Ya Tidak
Perawatan Lanjutan
Sistem pendukung

8. Aktifitas dalam rumah


Ya √Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapihan rumah
Mencuci Pakaian
Pengaturan keuangan

9. Aktifitas di luar rumah


Ya √Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain

Jelaskan :tidak mampu untuk keluarga rumah, karena rasa takut dan malu pada
orang lain
Diagnosa Keperawatan : harga diri rendah

MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
 Bicara dengan orang lain  Minum alkhohol
 Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi lambat/berlebihan
 Teknik relaksasi  Bekerja berlebihan
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 14
 Aktifitas konstruktif  Menghindar
 √Olah raga  √Menciderai diri
 Lain-lain…………….  Lain-lain…………..

Diagnosa Keperawatan : tidak ada

MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya passien sama sekali tidak mau
berinterkasi dengan oranglain diluar rumah
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya tidak percaya pada orang lain
 Masalah dengan pendidikan, spesifiknya tidak melanjutkan sekolah
 Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya tidak ada
 Masalah dengan perumahan, spesifiknya tidak ada
 Masalah dengan ekonomi, spesifiknya tidak ada
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya tidak ada
 Masalah lainnya, spesifiknya pasien tidak mampu berinteraksi dengan siapun selain
ayahnya di dalam rumah

Diagnosa Keperawatan :isolasi diri

VIII. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal?
 Penyakit/gangguan jiwa
 Sistem pendukung
 Faktor presipitasi
 Mekanisme koping
 Penyakit fisik
 Obat-obatan
 Lain-lain, jelaskan

Jelaskan :tidak ada

Diagnosa Keperawatan :tidak ada

IX. ASPEK MEDIS


Diagnosis medik: isolasi diri berhubungan harga diri rendah

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 15


ANALISA DATA

NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. DS: Isolasi diri
 Pasien menarik diri
 Pasien mnegatakan takut sama
orang-orang diluar
 Pasien mengatakan tidak mau
berinteraksi dengan siapapun
 Pasien bjarang berbicara

DO:
 Pasien tidak melihat lawan
bicara, kontak mata
kurang.
 terlihat melamun dan Pasien
terlihat sering berjalan-
jalan diluar ruangan
kakinya juga sering
terlihat gerak-gerik
walaupun sedang duduk

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 16


X. POHON MASALAH

XI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah

XII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Isolasi diri

Malang, 15/04/2021
Perawat yang mengkaji

YUNITA ANCE LALO


NIM: 2016610101

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 17


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien :MEY


No. Reg. :
No Diagnosa
Tanggal Tujuan Kriteria Standart Intervensi TT
Dx Keperawatan
15/04/2021 1 Isolasi sosial Klien mampu SP 1
 Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan
 Mengenal masalah isolasi
akibat isolasi social
social
 Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan
 Berkenalan dengan
akibat isolasisosial
perawat atau klienlain
 Mendiskusikan keuntungan memiliki teman,
 Bercakap-cakap dalam
kerugian tidak memilikiteman.
melakukan kegiatan
harian SP 2

 Berbicara sosial : meminta  Menjelaskan dan melatih klien berkenalan


sesuatu, berbelanja  Menjelaskan caraberkenalan
dansebagainya.  Mendemostrasikan caraberkenalan
 Melatih klien berkenalan 2 - 3 orang atau
lebih

SP 3

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 18


 Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap
saat melakukan kegiatan sehari-hari.

SP 4

 Menjelaskan dan melatih berbicara sosial :


meminta Sesutu, berbelanja dansebagainya

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 19


Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 20
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : mey Nama Mahasiswa : yunita ance lalo


Status interaksi perawat-klien :sp 1 Tanggal : 13/04
Lingkungan : malang Jam : .09,00
Deskripsi klien : Bangsal : ..
Tujuan (berorientasi pada klien :

ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT


KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL RASIONAL
PADA PERAWAT PADA KLIEN
P: Selamat pagi mba, boleh P: Memandang M dan Ingin membuka M masih ragu terhadap Salam merupakan kalimat
saya duduk di sebelah mba? tersenyum percakapan dengan orang baru yang masuk pembuka untuk memulai
klien dan berharap ke lingkungannya suatu percakapan sehingga
dengan sapaan dapat terjalin rasa percaya.
K :mengangguk sederhana P bisa
diterima oleh M. M ragu terhadap orang
K : Ekpresi datar baru
K : Ekpresi datar
P : Memandang m P merasa senang ada
tanggapan atas salam
walaupun belum
diekpresikan secara
tulus
P: Wah, suasana pagi ini P: Memandang ke halaman P merasa bahwa M M memberikan respon Topik ringan akan
sangat cerah ya mba sambil melirik m harus diberikan sepintas dan memudahkan interaksi
K : Ikut melihat ke halaman penjelasan tentang menunjukkan perhatian lebih lanjut
lalu dan menunduk lagi kedatangan P cukup terhadap P
K : mengangguk K : Ikut melihat ke halaman
lalu dan menunduk lagi
P : Memandang m sambil

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 22


menjulurkan tangan ke m
P : Oh ya, perkenalkan saya P : Memandang m sambil P Memperkenalkan M masih memberikan Memperkenalkan diri
ance, saya mahasiswa praktek menjulurkan tangan ke m diri tanggapan secara ragu- dapat menciptakan rasa
disini yang akan merawat K : tanpa memandang P ragu percaya klien terhadap
mba menerima uluran tangan P perawat
K : tanpa memandang P
K : mengangguk menerima uluran tangan P
P : Masih menjabat tangan
pasien dan mendekatkan diri
ke-M
P : Nama mba siapa ? P: Masih menjabat tangan P ingin tahu nama M ragu-ragu Mengenal nama pasien
pasien dan mendekatkan diri pasien akan memudahkan
ke-m interaksi
K : diam K: Menoleh sebentar
K: Menyebut nama dengan
menunduk dan menarik
tangannya
P: Memandang m

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 23


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI
RESUME
KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA
Nama : Ny.t Ruangan : RM No. :
Tang
NO
gal & IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx
Jam
1 13 Data Pasien: S:
April DO: Klien tampak bingung, banyak bicara dan hiperaktif Klien: Klien mengatakan merasa senang
2021 DS: Klien mengatakan bahwa dirinya adalah ratu dan ultramean yang tidak sesuai
Keluarga: Klien masi mengatakan dirinyaratu, tapi
dengan kenyataan
Data Keluarga: tidak sesering dulu
DO: O:
- Keluarga tampak berusaha menenangkan pasien
Pasien: Klien masi tampak binggung, banyak bicara
DS: Keluarga mengatakan pasin terus menerus mengatakan dirinya adalah ratu
DIAGONOSIS KEPERAWATAN: dan hiperaktif
Waham Keluarga: Keluarga tampak menenangkan pasien
TINDAKAN KEPERAWATAN:
A: Masalah teratasi sebagian
Pasien:
Mendiskusikan cara mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, serta akibat dari Kognitif: Klien paham dan mengerti tentang wahan dan
waham cara melatih kegiatan
- Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat waham Afektif: Klien memiliki sikap yang baik pada saat
- Menjelaskan cara mengendalikan waham dengan orientasi realita: panggil nama,
orientasi waktu, orang dan tempat/lingkungan wawancara
- Melatih klien orientasi realita: panggil nama, orientasi waktu, orang dan Psikomotor: Pasien mau dan melakukan kegiatan-
tempat/lingkungan kegiatan yang positif
- Melatih klien memasukkan kegiatan orientasi realita dalam jadwal kegiatan harian
P: Intervensi di lanjutkan
Keluarga:
Menjelaskan masalah waham Klien:
- Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien waham - Dukung klien untuk mengungkapkan pengalaman

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 24


- Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya resiko perilaku yang mendukung pikiran, peraaan dan perilaku
kekerasan positif
Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien waham
- Latih satu kemampuan positif.
- Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien waham
- Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien waham Perawat:
RENCANA TINDAK LANJUT: Menganjurkan keluarga untuk Membantu dalam
Pasien: memberikan motivasi dan membantu pasien agar
Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat perilaku kekerasan serta melatih
latihan orientasi realita selalu berpikir positif dan melakukan kegiatan-kegiatan
- Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat waham positif. Intervensi dihentikan
- Menjelaskan cara mengendalikan waham dengan orientasi realita: panggil nama,
orientasi waktu, orang dan tempat/lingkungan
- Melatih klien orientasi realita: panggil nama, orientasi waktu, orang dan
tempat/lingkungan
- Melatih klien memasukkan kegiatan orientasi realita dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga:
Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien waham
- Menjelaskan cara merawat klien waham
- Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk
latihan orientasi realita
- Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk minum obat
dengan prinsip 6 benar.
- Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien memenuhi kebutuhan
yang tidak terpenuhi karena waham dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
- Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien latihan kemampuan
positif yang dimiliki
RENCANA TINDAK LANJUT:
Pasien:
Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar,
manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat.
- Menjelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis, dosis, frekuensi, cara,
orang dan kontinuitas minum obat).
- Mendiskusikan manfaat minum obat dan kerugian tidak minum obat dengan klien

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 25


- Melatih klien cara minum obat secara teratur
- Melatih klien memasukkan kegiatan minum obat secara teratur ke dalam jadwal
kegiatan harian.
Keluarga:
Menjelaskan dan melatih keluarga menciptakan lingkungan yang terapeutik bagi klien
waham
- Mendiskusikan anggota keluarga yang terlibat dalam perawatan klien
- Menjelaskan setting lingkungan rumah yang mendukung perawatan klien
- Menganjurkan keluarga melibatkan anggota keluarga lainnya dalam merawat klien
RENCANA TINDAK LANJUT:
Pasien:
Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar dan melatih kemampuan positif yang dimiliki
- Menjelaskan cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi akibat
wahamnya dan kemampuan memenuhi kebutuhannya
- Melatih cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi akibat wahamnya dan
kemampuan memenuhi kebutuhannya
- Melatih klien memasukkan kegiatan memenuhi kebutuhan ke dalam jadwal kegiatan
harian
- Menjelaskan kemampuan positif yang dimiliki klien
- Mendiskusikan kemampuan positif yang dimiliki klien
- Melatih kemampuan positif yang dipilih
- Melatih klien memasukkan kemampuan positif yang dimiliki dalam jadual kegiatan
haria
Keluarga:
Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up, cara
rujukan kesehatan klien dan mencegah kekambuhan
- Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia
- Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan pencegahan relaps
- Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan kambuh
- Menjelaskan dan menganjurkan follow up dan merujuk ke pelayanan kesehatan

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 26


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI
RESUME
KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA
Nama : Tn.p Ruangan : - RM No. :-

NO Tanggal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx & Jam
2 13 April Data Pasien: S:
2021 DO: Klien: Pasien mengatakan mandi 2x sehari, mengosok gigi 2x sehari
- Saat makan masi berserakan sisa-sisa makanan dimulut dan menyisir rambutnya
- Kuku tampak panjang dan kotor
Keluarga: Keluarga mengatakan Tn.S sudah mau disuruh mandi,
DS:
- Pasien mengatakan mandi 2x sehari makan sudah tidak berantakan
- Pasien mengatakan jarang mengosong gigi dan menyisir rambut O:
Data Keluarga: Pasien: pasien tampak makan dan tidak beserakan lagi, kuku tampak
DO: Keluaraga tampak membantu klien dalam akativitas makan, bersih, rambut pasien tampak rapi
mandi. Keluarga: keluarga tampak banyak membantu pasien dalam
DS: Keluarga mengatakan Tn.p susah untuk disuruh mandi, makan melakukan kegiatan makan, mandi, menyisir rambut.
berantakan meski sudah diajarkan cara makan yang benar
A: Masalah Teratasi
DIAGONOSIS KEPERAWATAN:
Kognitif: Klien paham dan mengerti tentang deficit perawatan diri dan
Defisit perawatan diri
kegiatan untuk merawat dirinya
TINDAKAN KEPERAWATAN:
Pasien:
Afektif: Klien memiliki sikap yang baik dalam melakukan kegiatan
Jam 15.30 Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat
merawat diri
defisit perawatan diri serta melatih klien merawat diri: mandi
- Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat defisit
Psikomotor: Pasien mau dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk
perawatan diri
merawat dirinya
- Menjelaskan cara perawatan diri : mandi (tanyakan alasan tidak
P: Intervensi di hentikan
mau mandi, berapa kali mandi dalam sehari, manfaat mandi,
Klien:
peralatan mandi, cara mandi yang benar)
- Dukung klien untuk mengungkapkan pengalaman yang
- Melatih klien cara perawatan diri: mandi
mendukung pikiran, peraaan dan perilaku positif
Menjelaskan dan melatih klien perawatan kebersihan diri:
Perawat:
berhias

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 27


- Mendiskusikan tentang cara perawatan diri berdandan (alat Menganjurkan keluarga untuk Membantu dalam memberikan motivasi
yang dibutuhkan, kegiatan berdandan, cara berdandan, waktu dan membantu pasien agar selalu berpikir positif dan melakukan
berdandan, manfaat berdandan, kerugian jika tidak berdandan kegiatan-kegiatan positif. Intervensi dihentikan
- Melatih cara berdandan
- Melatih klien memasukkan kegiatan berdandan dalam jadual
kegiatan harian
Keluarga:
Menjelaskan masalah klien defisit perawatan diri dan mendiskusikan
masalah dan akibat yang mungkin yang terjadi pada klien defisit
perawatan diri
- Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien defisit
perawatan diri
- Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada
klien defisit perawatan diri
- Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien defisit
perawatan diri
Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien defisit
perawatan diri
- Menjelaskan cara merawat klien defisit perawatan diri
- Menganjurkan, membimbing, dan memberi pujian kepada klien
latihan perawatan diri: mandi
- Menganjurkan, membimbing, dan memberi pujian kepada klien
latihan perawatan diri: berdadan
- Menganjurkan, membimbing, dan memberi pujian kepada klien
latihan perawatan diri: makan/minum
- Menganjurkan, membimbing, dan memberi pujian kepada klien
latihan perawatan diri: Bab/Bak
RENCANA TINDAK LANJUT:
Pasien:
Melatih cara melakukan perawatan diri:makan/minum
- Mendiskusikan cara perawatan diri; makan/minum (tanyakan
alat-alat yang dibutuhkan, cara makan minum, waktu makan
minum, manfaat makan minum dan kerugian jika tidak
makan minum

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 28


- Melatih cara perawatan diri: makan minum
Melatih cara melakukan perawatan diri: BAK/BAK
- Mendiskusikan cara perawatan diri BAB/BAK (alat yang
dibutuhkan, kegiatan BAB/BAK, cara melakukan BAB/BAK yang
benar, manfaat BAB/BAK yang benar, kerugian jika BAB/BAK
tidak benar).
- Melatih cara perawatan diri: BAB/BAK
- Melatih klien memasukkan kegiatan BAB/BAK dalam jadwal
kegiatan harian
Keluarga:
Menjelaskan dan melatih keluarga menciptakan lingkungan yang
terapeutik bagi klien defisit perawatan diri
- Mendiskusikan anggota keluarga yang terlibat dalam
perawatan klien
- Mendiskusikan setting lingkungan rumah yang mendukung
perawatan klien
- Menganjurkan keluarga melibatkan anggota keluarga lainnya
merawat klien
Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
follow up, cara rujukan kesehatan klien dan mencegah kekambuhan.
- Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
tersedia
- Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan pencegahan
relaps
- Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan
kambuh
- Menjelaskan dan menganjurkan follow up dan merujuk klien
ke pelayanan kesehatan

Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 29

Anda mungkin juga menyukai