Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 4 :

ACNI MULYANI
AHMAD SAPUTRA
AGUSTINA
ANITA WIDITA PUJI ARISANDI
LIDYA APRIYANTI

Akademi Keperawatan Pemerintah Provinsi


kalimantan Timur
Isolasi sosial adalah keadaan
dimana seorang individu
mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak
mampu berinteraksi dengan
orang lain disekitarnya.
Individu mungkin merasa
ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang
berarti dengan orang lain
(Stuart & Sundeen, 2006).
Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladptif

Menyendiri
Merasa sendiri
Manipulasi
Otonomi
Menarik diri
Impulsif
Bekerja sama
Tergantung
Narkisisme
Saling tergantung

(Stuart & Sundeen, 2006)


Penyebabnya ??
Faktor Predisposisi :
Faktor tumbuh
kembang
Faktor sosial budaya
Faktor biologis
Faktor komunikasi
dalam keluarga
Fitria, 2009.
Tanda dan Gejala
Data subjektif : Data Objektif :
a. Mengungkapkan perasaan Observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan :
tidak berguna, penolakan oleh a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
lingkungan. b. Menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak
b. Mengungkapkan keraguan memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada saat makan
tentang kemampuan yang c. Komunikasi kurang / tidak ada. Klien tidak tampak
dimiliki. bercakap-cakap dengan klien lain / perawat
c. Sukar didapati jika klien d. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk
menolak berkomunikasi. e. Berdiam diri di kamar / tempat terpisah. Klien kurang
Beberapa data subjektif adalah mobilitasnya
menjawab pertanyaan dengan f. Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien
singkat, seperti kata-kata memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-
tidak , iya, tidak tahu. cakap
g. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan
diri dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
Menurut Townsend, M.C (1998) &
Carpenito,L.J (1998)
Menarik diri dapat berisiko terjadinya
gangguan sensori persepsi Halusinasi
(Townsend, M.C, 1998 )
Gangguan sensori persepsi halusinasi adalah persepsi sensori yang salah
(misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai
dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan atau mendengarkan
suara-suara yang sebenarnya tidak ada (Johnson, B.S, 1995)
Pathway
Penatalaksanaan
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) :
Prinsip Perawatan Isolasi Sosial
Metode Biologik
a. Psikoterapeutik
a. Terapi Psikofarmaka (obat-obatan)
b. Berkomunikasi dengan pasien secara jelas
b. Metode Psikososial (dimaksudkan agar
dan terbuka
penderita mampu kembali beradaptasi
c. Kenal dan dukung kelebihan klien
dengan lingkungan sosial sekitarnya dan
d. Bantu klien mengurangi ansietasnya ketika
mampu merawat diri, mampu mandiri tidak
hubungan interpersonal
bergantung pada orang lain)
e. Terapi keluarga
c. Terapi Psikoreligius (berupa kegiatan
f. Pendidikan kesehatan
ritual keagamaan seperti sembahyang,
g. Kegiatan hidup sehari-hari (ADLs)
berdoa, shalat, ceramah keagamaan, kajian
h. Terapi rehabilitasi
kitab suci dan lain sebagainya)
i. Terapi psikodrama
j. Lingkungan terapeutik
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PASIEN ISOLASI SOSIAL
I. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas klien
b. Keluhan utama/ alasan masuk
c. Faktor predisposisi
d. Aspek fisik
e. Aspek Psikososial
f. Hubungan sosial
g. Spritual
h. Status mental
i. Kebutuhan persiapan pulang
j. Mekanisme koping
k. Aspek medik (Keliat, 2010).
Pengkajian yang ditemukan pada teknik wawancara Pengkajian yang ditemukan dari hasil observasi
adalah sebagai berikut: adalah sebagai berikut:
1. Pasien mengatakan malas bergaul dengan orang 1. Ekspresi wajah kurang berseri
lain. 2. Tidak merawat diri dan tidak
2. Pasien mengatakan dirinya tidak ingin ditemani memperhatikan kebersihan diri
perawat dan meminta untuk sendirian. 3. Mengisolasi diri
3. Pasien mengatakan tidak mau berbicara dengan 4. Tidak ada/kurang kontak mata
orang lain. 5. Aktivitas menurun
4. Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti 6. Asupan makanan dan minuman terganggu
dengan orang lain. 7. Tidak atau kurang sadar terhadap
5. Pasien merasa tidak aman dengan orang lain. lingkungan.
6. Pasien mengatakan tidak bisa melangsungkan 8. Tampak sedih, afek tumpul
hidup.
7. Pasien mengatakan merasa bosan dan lambat
menghabiskan waktu.
II. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
c. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
d. Koping individu tidak efektif
e. Defisit perawatan diri
f. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

(Keliat, B. A, 2005).
III. Intervensi Keperawatan
Menurut (Workshop Standar Asuhan & Bimbingan Keperawatan Jiwa RSJ Prof. Dr. Soeroyo
Magelang, 2007) strategi pelaksanaan tindakan keperawatan menggunakan SP, yaitu :

a. Diagnosa 1. Isolasi Sosial


Tujuan:
Dapat berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
I. Pasien
SP 1 (pasien) :
1.1. Membina hubungan saling percaya.
1.2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosia pasien.
1.3. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
1.4. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.
1.5. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang.
1.6. Menganjurkan pasien memasukan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.
SP 2 (pasien) :
2.1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2.2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekan cara berkenalan dengan dua orang.
2.3. Membantu pasien memasukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.

SP 3 (pasien) :
3.1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
3.2. Memberikan kesempatan kepada pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih.
3.3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

II. Keluarga
SP 1 (Keluarga)
1.1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
1.2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta proses terjadinya.
1.3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial.
SP 2 (keluarga) :
2.1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan isolasi sosial.
2.2. Melatih keluarga cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial.

SP 3 (keluarga) :
3.1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning).
3.2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.

Anda mungkin juga menyukai