Anda di halaman 1dari 51

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

LAPORAN SEMINAR KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. H DENGAN GANGGUAN


PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN
DI RUANGAN MELATI
RSJ PROF. HB SA’ANIN PADANG

KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh :
Kelompok I’18 (I)

Zilla Hanifia, S. Kep 1841312092


Riantika Ervina, S. Kep 1841312083
Mergana Satwika Arini, S. Kep 1841312086
Ira Angraini, S. Kep 1841312100

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2019

1
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala


kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami sebagai
penulis dapat menyelesaikan laporan seminar kasus dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada Ny. H dengan Halusinasi Penglihatan di Wisma Melati RSJ
Prof. Hb Sa’anin Padang. Shalawat serta salam tidak lupa pula penyusun kirimkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Adapun penulisan laporan ini bertujuan sebagai pelaporan hasil dari hasil
pemberian asuhan keperawatan kepada Ny. H dengan gangguan jiwa (Halusinasi)
di Ruang Melati RSJ Prof. Hb Sa’anin Padang. Penulisan laporan ini berkat
bimbingan, arahan, serta bantuan dari dosen pembimbing dan pembimbing klinik
sehingga laporan ini dapat terselesaikan hingga akhir.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan
keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran dari berbagai pihak agar laporan ini lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan laporan ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, April 2019

Kelompok I

2
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Seminar kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny. H dengan

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Penglihatan di Ruangan Melati RSJ

PROF. HB SA’ANIN PADANG” ini telah diperiksa dan disetujui untuk

dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Seminar kasus Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas Padang.

Pembimbing Akademik Pembimbing Akademik

(Ns. Bunga Permata Wenny, M.Kep) (Ns. Feri Fernandess, M.Kep., Sp.Kep.J )

Pembimbing Klinik

(Ns. Mel Yanti, S.Kep) (Ns. Gusnita, S.Kep)

3
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................I
DAFTAR ISI........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................6
C. Tujuan Penulisan...................................................................................7
D. Manfaat Penulisan.................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian.............................................................................................8
B. Rentang Respon Perilaku......................................................................8
C. Penyebab...............................................................................................10
D. Jenis-jenis..............................................................................................11
E. Tanda dan Gejala...................................................................................12
F. Proses Terjadi........................................................................................14
G. Mekanisme Koping...............................................................................15
H. Penatalaksanaan....................................................................................16
I. Prinsip Tindakan Keperawatan.............................................................19
J. Asuhan Keperawatan ...........................................................................19
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................................46
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................46
C. Intervensi Keperawatan .......................................................................47
D. Implementasi Keperawatan...................................................................47
E. Evaluasi ................................................................................................48
F. Dokumentasi.........................................................................................48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................49
B. Saran.......................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan.
Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi
merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa

4
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup,
dapat menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain. (Menkes, 2005).
Menurut Sekretaris Jendral Dapertemen Kesehatan (Sekjen Depkes),
H. Syafii Ahmad, kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan
global bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya
kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial
dan budaya pada masyarakat. Di sisi lain, tidak semua orang mempunyai
kemampuan yang sama untuk menyusuaikan dengan berbagai perubahan, serta
mengelola konflik dan stres tersebut (Dapertemen Kesehatan, 2007).
Setiap saat dapat terjadi 450 juta orang diseluruh dunia terkena
dampak permasalahan jiwa, syaraf maupun perilaku dan jumlahnya terus
meningkat.
Pada study terbaru WHO di 14 negara menunjukkan bahwa pada negara-
negara berkembang, sekitar 76-85 % kasus gangguan jiwa parah tidak dapat
pengobatan apapun pada tahun utama (Hardian, 2008). Masalah kesehatan
jiwa merupakan masalah kesehatan masyarakat yang demikian tinggi
dibandingkan dengan masalah kesehatan lain yang ada dimasyarakat.
Dari 150 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan data
Departemen Kesehatan (Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan
mental emosional. Sedangkan 4 % dari jumlah tersebut terlambat berobat dan
tidak tertangani akibat kurangnya layanan untuk penyakit kejiwaan ini. Krisis
ekonomi dunia yang semakin berat mendorong jumlah penderita gangguan
jiwa di dunia, dan Indonesia khususnya kian meningkat, diperkirakan sekitar
50 juta atau 25 % dari juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa
(Nurdwiyanti, 2008).
Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang
dialami oleh pasien gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20%
halusinasi penglihatan, dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan
perabaan. Angka terjadinya halusinasi cukup tinggi.
Berdasarkan survey awal didapatkan data dari medical record pada
tahun 2016 di RS. Jiwa Prof. HB. Sa’anin Padang pasien dengan gangguan

5
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

jiwa sebanyak 10.365 jiwa dengan pasien rawat inap baru sebanyak 1.106 jiwa
dan pasien lama sebnayak 1.174 jiwa, sedangkan pasien rawat jalan baru
sebnayak 4.478 jiwa dan pasien lama sebanyak 3.607 jiwa di RSJ. Prof. HB.
Sa’anin Padang.
Hasil dari data yang diperoleh pada bulan September 2011 dari RSJ
Prof. HB. Sa'anin Padang, menunjukkan bahwa dari 169 orang pasien yang
dirawat, 87 orang (57,74%) diantaranya adalah pasien dengan halusinasi, dan
data pada bulan Juni 2012 dari enam ruang rawat inap MPKP, pasien
berjumlah 159 orang, dengan jumlah pasien halusinasi sebanyak 58 orang.
Data yang ditemukan 3 bulan terakhir di Wisma Melati terdapat 85
orang pasien dengan Perilaku kekerasan, Halusinasi ada 65 orang pasien dan
terdapat 2 orang pasien Bunuh Diri. Sedangkan observasi yang didapatkan
kelompok di Wisma Melati didapatkan diagnosa dengan gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran dan penglihatan yang sangat aktual
dibandingkan perilaku kekerasan.
Berdasarkan data latar belakang diatas kelompok tertarik mengambil
kasus tentang Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Penglihatan Pada Ny. H
untuk seminar kasus di Ruangan Melati RSJ. Prof. HB. Sa’anin Padang tahun
2019.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada masalah utama dengan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Penglihatan Pada Ny. H untuk seminar
kasus di Ruangan Melati RSJ. Prof. HB. Sa’anin Padang tahun 2019.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada Ny. H dengan
Halusinasi di Ruang melati RS Jiwa HB Sa’anin Padang tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Ny. H dengan
Halusinasi di Ruang melati RS Jiwa HB Sa’anin Padang tahun 2019.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan yang muncul
pada Ny. H dengan Halusinasi di Ruang melati RS Jiwa HB Sa’anin
Padang tahun 2019.

6
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

c. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada Ny.


H dengan Halusinasi di Ruang melati RS Jiwa HB Sa’anin Padang
tahun 2019.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
dengan rencana tindakan pada Ny. H dengan Halusinasi di Ruang
melati RS Jiwa HB Sa’anin Padang tahun 2019.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang
diberikan pada Ny. H dengan Halusinasi di Ruang melati RS Jiwa HB
Sa’anin Padang tahun 2019.

D. Manfaat Penulis
1. Bagi Keperawatan
Diharapakan dapat memberikan manfaat sebagai panduan dalam
pengelolahan kasus halusinasi.
2. Bagi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa dalam
melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien jiwa terutama halusinasi.
3. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam melakukan asuhan
keperawatan terhadap pasien jiwa terutama halusinasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang
ditandai dengan perubaha sensori persepsi yang meliputi penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebenarnya tidak ada (Keliat & Akemet, 2014).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara,

7
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan.Klien merasakan


stimulus yang sebetulnya tidak ada (WHO, 2006).
Halusinasi ialah terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana
tidak terdapat simulus (Yosep, 2009). Halusinasi sebagai “hallucinations are
defined as false sensory impressions or experiences” yaitu halusinasi sebagai
bayangan palsu atau pengalaman indera (Stuart, 2004).
Halusinasi ialah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada
panca indera seorang pasien, yang terjadi dalam kehidupan sadar atau
bangun, dasarnya mungkin organik, fungsional, psikopatik ataupun histerik
(Maramis, 2005).

B. RENTANG RESPON PERILAKU


Adaptif Maladaptif

Pikiran Logis Distorsi Pikiran Gangguan Pikir


Persepsi Kuat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Reaksi Emosi Labil Sulit berespon
Perilaku Sesuai Perilaku tidak biasa Isolasi
Sosial Berhubungan social Menarik Diri
Menurut Stuart dan Laraia (2001), halusinasi merupakan salah satu
respon maladaptif individu yang berada dalam rentang respon neurobiologi.
1. Pikiran logis: yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren.
2. Persepsi akurat: yaitu proses diterimanya rangsang melalui panca indra
yang didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar tentang
sesuatu yang ada di dalam maupun di luar dirinya.
3. Emosi konsisten: yaitu manifestasi perasaan yang konsisten atau afek
keluar disertai banyak komponen fisiologik dan biasanya berlangsung
tidak lama.
4. Perilaku sesuai: perilaku individu berupa tindakan nyata dalam
penyelesaian masalah masih dapat diterima oleh norma-norma social dan
budaya umum yang berlaku.
5. Hubungan social harmonis: yaitu hubungan yang dinamis menyangkut
hubungan antar individu dan individu, individu dan kelompok dalam
bentuk kerjasama.

8
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

6. Proses pikir kadang terganggu (ilusi): yaitu menifestasi dari persepsi


impuls eksternal melalui alat panca indra yang memproduksi gambaran
sensorik pada area tertentu di otak kemudian diinterpretasi sesuai dengan
kejadian yang telah dialami sebelumnya.
7. Emosi berlebihan atau kurang: yaitu menifestasi perasaan atau afek
keluar berlebihan atau kurang.
8. Perilaku tidak sesuai atau biasa: yaitu perilaku individu berupa tindakan
nyata dalam penyelesaian masalahnya tidak diterima oleh norma – norma
social atau budaya umum yang berlaku.
9. Perilaku aneh atau tidak biasa: perilaku individu berupa tindakan nyata
dalam menyelesaikan masalahnya tidak diterima oleh norma-norma
sosial atau budaya umum yang berlaku.
10. Menarik diri: yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
11. Isolasi sosial: menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dalam
berinteraksi.

C. FAKTOR PENYEBAB
1. Faktor Prediposisi
Menurut Stuart (2007), faktor predisposisi terjadinya halusinasi adalah:
a. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan
respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
1) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada
daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku
psikotik.
2) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.

9
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

3) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan


terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada
anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan
pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi
otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut
didukung oleh otopsi (post-mortem).
b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan
yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah
penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan,
bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
2. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor
dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan
(Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi
adalah:
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.

10
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

D. JENIS-JENIS HALUSINASI
a. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang, suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap antara
dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana
klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan
sesuatu kadang dapat membahayakan.
b. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk keliatan cahaya, gambar geometris, gambar
kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias yang
menyenangkan atau menakutkan seperti monster.

c. Penghiduan
Membau bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses, umumnya
bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat
stroke, tumor, kejang, atau dimensia.
d. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urine, feses.
e. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tenpa stimulus yang jelas. Rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.

E. TANDA DAN GEJALA


Menurut Yosep, 2011 tanda dan gejala halusinasi adalah:
1. Halusinasi Pendengaran
Data Subjektif:
a. Mendengarkan sesuatu menyuruh melakukan sesuatu yang
berbahaya
b. Mendengarkan suara atau bunyi.
c. Mendengarkan suara mengajak berakap-cakap.
d. Mendengarkan seseorang yang sedang meninggal.
e. Mendengarkan suara yang mengancam diri klien atau orang lain
yang membahayakan
Data objektif
a. Mengarahkan telinga pada sumber suara
b. Bicara atau tertawa sendiri

11
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

c. Marah-marah tanpa sebab


d. Menutup telinga, mulut komat kamit
e. Ada gerakan tangan.
2. Halusinasi Penglihatan
Data Subjektif
a. Melihat orang yang sudah meninggal
b. Melihat makhluk tertentu
c. Melihat bayangan
d. Melihat sesuatu yang menakutkan
e. Melihat cahaya yang sangat terang
Data objektif
a. Tatapan mata pada tempat tertentu
b. Menunjuk kearah tertentu
c. Ketakutan pada objek yang dilihat
3. Halusinasi Penghiduan
Data Subjektif
a. Mencium sesuatu seperti bau mayat, darah, bayi. Dan parfum yang
menyengat.
b. Klien mengatakan klien sering menium bau sesuatu.
Data Objektif
a. Ekspresi wajah seperti sedang mencium.
b. Adanya gerakan kuping hidung
c. Mengarahkan hidung pada tempat tertentu.
4. Halusinasi Perabaan
Data Subjektif
a. Klien mengatakan seperti ada sesuatu ditubuhnya
b. Merasakan seperti adanya sesuatu di bawah kulit
c. Merasakan sangat panas atau dingin
d. Merasakan tersengat aliran listrik
Data Objektif
a. Mengusap dan menggaruk kulit
b. Meraba permukaan kulit
c. Menggerakkan- gerakan badan
d. Memegangi terus kearah tertentu
5. Halusinasi pengecapan
Data Subjektif
a. Merasakan seperti sedang makan sesuatu
b. Merasakan ada yang dikunyah di mulutnya

Data Objektif
a. Seperti megecap sesuatu
b. Mulutnya seperti mengunyah
c. Meludah atau muntah
6. Halusinasi Chenesthetic dan Kinestetik

12
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Data Subjektif
a. Klien mengatakan tubuhnya tidak ada fungsinya
b. Merasa tidak ada denyut jantung
c. Perasaan tubuhnya melayang-layang
Data Objektif
a. Klien menatap dan melihat tubuhnya sendiri
b. Klien memegangi tubuhnya sendiri

F. PROSES TERJADINYA
Menurut Yosep, 2009 proses terjadinya halusinasi terbagi menjadi 4
tahap yaitu:
1. Tahap pertama
Pada fase ini halusinasi berada pada tahap menyenangkan dengan tingkat
ansietas sedang, secara umum halusinasi bersifat menyenangkan.Adapun
karakteristik yang tampak pada individu adalah orang yang berhalusinasi
mengalami keadaan emosi seperti ansietas, kesepian, merasa takut serta
mencoba memusatkan penenangan pikiran untuk mengurangi ansietas.
2. Tahap kedua
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menyalahkan dengan tingkat
kecemasan yang berat. Adapun karakteristik yang tampak pada individu
yaitu individu merasa kehilangan kendali dan mungkin berusaha untuk
menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersiapkan, individu mungkin
merasa malu dengan pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang
lain.
3. Tahap ketiga
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap pengendalian dengan tingkat
ansietas berat, pengalaman sensori yang dirasakan individu menjadi
penguasa.Adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah orang
yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman halusinasinya
dan membiarkan halusinasi tersebut menguasai dirinya, individu mungkin
mengalami kesepian jika pengalaman sensori tersebut berakhir.
4. Tahap keempat
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menakutkan dengan tingkat
ansietas panik. Adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah
pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti
perintah, dimana halusinasi bisa berlangsung beberapa jam atau beberapa
hari, apabila tidak ada intervensi terapeutik.

13
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

G. MEKANISME KOPING
1. Regresi: menjadi malas beraktifitas sehari-hari.
2. Proyeksi: menjelaskan prubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
3. Menarik diri: sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal. (Stuart, 2007).

H. PENATALAKSANAAN
Menurut Yosep (2009) pentalakasanaan pada halusinasi yaitu :
1. Medis (Psikofarmako)
a. Chlorpromazine
1) Indikasi
Indikasi obat ini utnuk sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat
norma social dan tilik diri terganggu. Berdaya berat dalam fungsi-
fungsi mental seperti: waham dan halusinasi. Gangguan perasaan
dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam
fungsi kehidupan sehari-hari seperti tidak mampu bekerja,
hubungan social dan melakukan kegiatan rutin.

2) Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak,
khususnya system ekstra pyramidal.
3) Efek samping
- Sedasi, dimana pasien mengatakan merasa melayang-layang
antar sadar atau tidak sadar.
- Gangguan otonomi (hipotensi) antikolinergik atau parasimpatik,
seperti mulut kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung
tersumbat, mata kabur, tekana intraokuler meninggi, gangguan
irama jantung.
- Gangguan ektrapiramidal seperti : distonia akut, akathsia
syndrome parkinsontren, atau bradikinesia regiditas.
4) Kontra indikasi

14
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah,


epilepsi (kejang, perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris
(panas), ketergantungan obat, penyakit SSP (system saraf pusat),
gangguan kesadaran disebabkan oleh depresan.
5) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut di berikan
3x100mg. Apabila kondisi klien sudah stabil dosisnya di kurangi
menjadi 1x100mg pada malam hari saja.
b. Haloperidol (HLP)
1) Indikasi
Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu pasien yang berdaya berat
dalam kemampuan menilai realitas, baik dalam fungsi mental dan
dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
2) Mekanisme kerja
Obat anti psikis ini dapat memblokade dopamine pada reseptor
pasca sinaptik neuron di otak, khususnya system limbic dan system
pyramidal.
3) Efek samping
- Sedasi dan inhibisi psikomotor
- Gangguan miksi dan parasimpatik, defekasi, hidung tersumbat,
mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan irama
jantung.
4) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah,
epilepsi (kejang, perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris
(panas), ketergantungan obat, penyakit SSP (system saraf pusat),
gangguan kesadaran.
5) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut biasanya dalam
bentuk injeksi 3x5mg IM pemberian ini dilakukan 3x24 jam.
Sedangkan pemberian peroral di berikan 3x1,5mg atau 3x5 mg.
c. Trihexyphenidil (THP)
1) Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu segala jenis penyakit
parkinson, termasuk pasca encephalitis (infeksi obat yang

15
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

disebabkan oleh virus atau bakteri) dan idiopatik (tanpa penyebab


yang jelas). Sindrom Parkinson akibat obat, misalnya reserpina dan
fenotiazine.
2) Mekanisme kerja
Obat ini sinergis (bekerja bersama) dengan obat kiniden; obat
depreson, dan antikolinergik lainnya.
3) Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung,
agitasi (gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan),
konstipasi, takikardia, dilatasi, ginjal, retensi urine.
4) Kontra indikasi
Kontra indikasinya seperti hipersensitif terhadap trihexypenidil
(THP), glaucoma sudut sempit, psikosis berat psikoneurosis,
hipertropi prostat, dan obstruksi saluran edema.
5) Penggunaan obat
Penggunaan obat ini di berikan pada klien dengan dosis 3x2 mg
sebagai anti parkinson.
2. Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain yaitu :
1) Menciptakan lingkungan yang terapeutik
Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dna ketakutan klien
akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan dilakukan
secara individual dan usahakan agar terjadi kontak mata, kalau bisa
pasien disentuh atau dipegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik
atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati klien,
bicaralah dengan klien. Begitu juga bila akan meninggalkannya
hendaknya klien diberitahu. Klien diberitahu tindakan yang akan
dilakukan. Di ruangan itu hendaknya disediakan sarana yang dapat
merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan
dengan realitas, misalnya jam dinding, gambar atau hiasan dinding,
majalah dan permainan.
2) Melaksanakan program terapi dokter

16
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Sering kali klien menolak obat yang diberikan sehubungan dengan


rangsangan halusinasi yang diterimanya. Pendekatan sebaiknya secara
persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang
diberikan betul ditelannya, serta reaksi obat yang diberikan.
3) Menggali permasalahan klien dan membantu mengatasi masalah yang
ada
Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat
menggali masalah klien yang merupakan penyebab timbulnya
halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan
data ini juga dapat melalui keterangan keluarga klien atau orang lain
yang dekat dengan klien.
4) Memberi aktivitas pada klien
Klien diajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik,
misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini
dapat membantu mengarahkan klien ke kehidupan nyata dan memupuk
hubungan dengan orang lain. Klien diajak menyusun jadwal kegiatan
dan memilih kegiatan yang sesuai.
5) Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
Keluarga klien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data klien
agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses
keperawatan, misalnya dari percakapan dengan klien diketahui bila
sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi
bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas.
Perawat menyarankan agar klien jangan menyendiri dan menyibukkan
diri dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya
diberitahukan pada keluarga klien dan petugas lain agar tidak
membiarkan klien sendirian dan saran yang diberikan tidak
bertentangan.

I. PRINSIP TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Membina hubungan saling percaya
2. Membantu klien menyadari gangguan sensori persepsi halusinasi
3. Melatih klien cara mengontrol halusinasi
a. Menghardik
b. Patuh minum obat

17
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

c. Bercakap-cakap
d. Melakukan aktivitas sehari-hari

J. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian adalah proses untuk tahap awal dan dasar utama dari
proses keperawata terdiri dari pengumpulan data dan perumusan
kebutuhan atau masalah klien yang dikumpulkan melalui data biologis,
psikologis, sesuai dengan spiritual, pengelompokkan data pada pengkajian
kesehatan jiwa dapat pula berupa faktr presipitasi, predisposisi, penilaian
terhadap stressor sumber koping dan kemampuan yang dimiliki klien.

1. Identitas
Biasanya meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat tanggal
pengkajian, nomor rekam medis.

2. Alasan Masuk
Biasanya yang meliputi alasan masuk utama masuknya klien, dapat
dilihat dari data klien dan bisa pula diperoleh dari keluarga, misalnya :
berbicara, senyum dan tertawa sendirian. Mengatakan melihat bayangan
monster, hantu dan orang besar.Kadang klien marah-marah sendiri tanpa
sebab, mengganggu lingkungan, bermenung, banyak diam, kadang merasa
takut dirumah, lalu klien sering pergi keluar rumah dan keluyuran atau
jalan-jalan sendiri dan tidak pulang kerumah. Mengatakan mendengar
suara-suara yang sangat mengganggu dan kadang menyuruh melakukan
sesuatu, mengatakan mencium sesuatu, atau bau sesuatu dan klien sangat
menyukai bau tersebut.Mengatakan klien sering meludah atau muntah
karena klien merasa seperti mengecap sesuatu. Mengatakan sering
menggaruk-garuk kulit karena klien ada sesuatu yang ada ditubuhnya.

3. Faktor Predisposisi
Biasanya kita memiliki riwayat gangguan jiwa, dan disertai dengan
pengobatan yang tidak berhasil.Biasanya klien juga memiliki riwayat
adanya aniaya fisik, seksual atau pun penolakan dari lingkungan. Biasanya

18
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

klien juga ditemukan dengan keturunan yang memiliki sakit sama dengan
klien. Bisanya klien juga memiliki trauma masa lalu yang sangat
mengggangu klien.

4. Fisik
Biasanya tidak ditemukan kelainan dari hasil pengkaian fisik klien,
biasanya vital sign dan ukuran pada klien normal.

5. Psikososial
a. Genogram

Adanya anggota keluarga klien yang lain yang mengalami


gangguan jiwa, pola komunikasi terganggu, begitu pula dengan
pengambilan keputusan pola asuh. Genograma dilihat dari 3 generasi
keluarga sebelumnya. Biasanya pada komunikasi klien terganggu
begitupun dengan pengambilan keputusan dan pola asuh biasanya
dilakukan orang yang dituakan dirumah , biasanya ayah dari klien.
b. Konsep Diri
 Citra Tubuh
Biasanya berisi tentang persepsi klien tentang tubuhnya,
bagian tubuh yang disukai dan bagian tubuh yang tidak disukai.
 Identitas diri
Biasaya klien dapat menyebutkan identitas dirinya
(nama, alamat, hobi dan sebagainya).
 Peran Diri
Biasanya klien menceritakan tentang peran atau tugas
yang diemban dalam keluarga atau kelompok
masyarakat.Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas atau
peran tersebut.Biasanya mengalami krisi peran.
 Ideal Diri
Biasanya berisi tentang harapan klien terhadap
penyakitnya. Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga,
sekolah tempat kerja dan masyarakat)
 Harga Diri

19
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Biasanya tentang hubungan klien dengan orang lain


sesuai dengan konsisi citra diri , identitas diri, peran diri dan
ideal diri. Penilaian atau penghargaan orang lain terhadap diri
dan kehidupannya biasanya klien mengalami harga diri rendah
c. Hubungan Sosial
 Orang terdekat
Biasanya klien akan mengatakan kepada orang terdekat adalah
orang tua atau saudaranya.
 Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat
Biasanya sebelum dirawat di RSJ sering bergaul dengan ibu-
ibu sekitar rumahnya, biasanya ditemukan setelah dirawat di
RSJ pasien tidak mau bergaul dengan alasan malu dengan
kondisinya, biasanya klien akan tampak sering menyendiri,
kontak mata berkurang saat berinteraksi dan klien sering
melamun.
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Biasanya klien akan mengatakan adanya merasa kehilangan
sesuatu yang berarti dalam hidupnya, seperti kehilangan orang
tua.
6. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Biasanya nilai-nilai dan keyakinan terhadap agama kurang sekali,
keyakinan agama klien halusinasi juga terganggu.
b. Kegiatan ibadah
Biasanya klien menjalankan kegiatan ibadah dirumah sebelumnya
saat sakit ibadah terganggu atau sangat berlebihan.

7. Status Mental
a. Penampilan
Biasanya klien terlihat tidak rapi, rambut acak-acakan, kesan tidak
rapi
b. Pembicaraan
Biasanya klien berbicara dengan cepat dan tidakjelas, biasanya
klien ditemukan adanya mengatakan hal-hal yang ia curigai
c. Aktifitas Motorik
Biasanya ditemukan klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari di
Rsj secara mandiri saat berinteraksi biasanya klien tidak ada
ditemukannya jalan mondar mandir, mulut komat kamit.
d. Afek

20
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Biasanya saat dilakukan wawancara klien menunjukkan ekspresi


ketakutan
e. Interaksi selama wawancara
Biasanya klien mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan
dengan sesuai baik biasanya klien cenderung menatap kedepan,
padahal perawat ada disampingnya, biasanya klien keheranan saat
ditanyai, kadang klien terdiam pembicaraan seperti mendengar
sesuatu.
f. Persepsi
Biasanya klien mengatakan sering mendengar bisikan halus atau
suara saat ingin tidur, biasanya suara itu menyuruh klien untuk
melakukan sesuatu, terkadang muncul atau tidak, biasanya muncul
dengan durasi lebih kurang 5 menit,biasanya respon klien saat
terjadinya halusinasi hanya diam dan merasa rakut
g. Proses pikir
Biasanya ditemukan pada klien danya gangguan proses pikir,
seperti selama interaksi berlangsung antara klien dengan perawat,
klien lari dari pembahasan antara perawat dengan klien
h. Isi Pikir
Biasanya klien mengatakan tidak ada yang mengendalikan
pikirannya, biasanya klien tidak mempunyai pikiran yang aneh-
aneh kalaupun sering mendengar dan melihat ha- hal yang tidak
nyata.
i. Tingkat kesadaran
Biasanya klien dengan tingkat kesadaran yang baik, dimana dia
menyadari tempat keberadannya dan mengenal baik, bahwa dia
dalam pengobatan/ perawatan untuk mengontrol halusinasinya.
j. Memori
Biasanya daya ingat jangka panjang klien baik, dimana dia bisa
menceritakan kejadian masa-masa lampau yang pernah dialaminya
maupun daya ingat jangka pendek seperti menceritakan penyebab
masuk rumah sakit.
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Biasanya klien mampu berkonsentrasi dan mampu berhitung secara
sederhana, misalnya berhitung dari 1 sampai 10

21
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

l. Kemampuan penilaian
Biasanya klien memiliki kemampuan penilaian yang baik, seperti,
jika klien disuruh memilih mana yang baik antara makan dulu atau
mandi dulu, maka klien biasanya dapat menjawab mandi dulu.
m. Daya tarik diri
Biasanya klien menyadari bahwa dia berada dalam masa
pengobatan dan mengedalikan halusinasinya.

8. Kubutuhan persiapan pulang


a. Makan
Biasnaya akan ditemukan dengan tidak adnya gangguan terhadap
nafsu makan atau system pencernaan, maka biasanya
menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang disedikan
b. Mandi
Biasanya klien akan mampu untuk mandi, sikat gigi dan gunting
kuku masih dapat dilakukan seperti orang normal
c. Berpakaian
Biasanya pasien mampu dalam memilih pakaian untuk dikenalkan
biasanya pasien memakai pakaian sesuai fungsinya, baju diatas,
celana dibawah biasanya klien dapat bersisir dan memakai bedak.
d. Istirahat dan tidur
Biasanya pasien dapat tidur dengannyenyak akibat dari pemakaian
obat.
e. Penggunaan obat
Biasanya pasien saat dirumah tidak teratur minum obat.biasanya
saat dirumah sakit klien teratur minum obat karena diawasi
perawat.
f. Pemeliharaan kesehatan
Biasanya pasien mengatakan ingin segera pulang. Biasanya klien
mengatakan jika sudah dirumah nanti akan rajin minum obat.
Biasanya klien mengatakan bila sudah keluar dari rumah sakit klien
tidak mau dibawa ke Rsj lagi.
g. Aktivitas dalam rumah
Tanyakan kemampuan klien dalam :
 Merencanakan, mengolah dan manyajikan makanan
 Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu dan mengepel)
 Mencuci pakaian sendiri
 Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari
h. Aktivitas diluar rumah
Biasanya klien mengatakan tidak suka dengan kegiata diluar rumah
i. Aktivitas di dalam rumah

22
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Biasanya klien melakukan pekerjaan rumah tangga dirumah, seperti


memasak, mencuci.

9. Mekanisme Koping
a. Koping adaptif
Biasaya klien mau berbicara dengan orang lain, biasanya klien
mengatakan jika ada masalah ia berdiam diri dirumah, biasaya
klien tidak mau melakukan aktivitas
b. Koping maaladaptif
Biasanya klien mengatakan saat dirumah sering tertawa sendiri dan
terkdang marah-marah tanpa sebab.

10. Masalah Psikososial dan lingkungan


a. Masalah dengan dukungan kelompok
Biasanya klien mengatakan tidak ada dukungan dari orang
sekitarnya
b. Masalah dengan lingkungan
Biasanya klien mengatakan kurang diterima dilingkungan karena
menganggap klien tidak sehat atau mengalami gangguan jiwa
c. Masalah dengan pendidikan
Biasanya klien tidak ada masalah selama pedidikannya.

d. Masalah dengan pekerjaan


Biasanya klien tidak memiliki pekerjaan.
e. Masalah dengan perumahan
Biasanya klien tinggal dengan orang tua dan saudaranya, biasanya
klien memiliki masalah dengan tanah dan rumah yang ditempai
klien.
f. Masalah ekonomi
Biasanya klien memilliki masalah terkait dengan ekonomi seperti
tidak tercukupinya kebutuhan sehari-hari karena tidak memiliki
pekerjaan yang tetap
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Biasanya klien tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan
karena tidak jauh dari rumah klien ada puskesmas sehingga klien
tidak membutuhkan biaya banyak dengan datang ke pelayanan
kesehatan.

11. Pengetahuan

23
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Biasanya klien tidak tau penyebab dari gangguan jiwa, biasanya


klien tidak menyadari kekambuhan dari penyakitnya karena klien tidak tau
akibat dari tidak teratur dalam mengkonsumsi obat.

12. Aspek Medik


Diagnose medis : biasanya skizofenia paranoid
Terapi medis : biasanya klien diberikan anti psikotik, anti ansietas,
hipnotik sedative dan anti depresan .

13. Daftar Masalah


a. Perilaku kekerasan
b. Gangguan persepsi sensori: halusinasi
c. Isolasi Sosial

14. Pohon Masalah


Resiko perilaku mencederai orang lain

Gangguan sendori persepsi : halusinasi

Isolasi sosial

15. Daftar Diagnosa Keperawatan (Nanda, 2011)


a. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
b. Perilaku kekerasan
c. Isolasi Sosial

16. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keprawatan adalah langkah keempat proses
keperawatan sebelumnya melaksanakan tindakan keperawatan yang
sudah di rencanakan, perawat perlu memfasilitasi dengan sangat baik
apakah rencana tindakan berupa mandiri rujukan, kolaborasi.

17. Evaluasi (SOAP)


Proses berkelanjutan untuk menilai efek tindakan keperawatan pada
klien. Evaluasi klien terus menerus pada klien terhadap respon tindakan
keperawatan yang dilaksanakan.hal yang didapatkan klien yaitu bisa
membina hubungan saling percaya dengan orang lain
S : Respon klien terhadap tindakan keperawatan

24
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

O : Respon objectif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah


dilakukan
A : analisis ulang atas data subjectif dan objectif untuk menyimpulkan
P : Perencanaan atau tindak lanjut

18. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan merupakan aspek dari praktik keperawatan
yaitu sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tecetak yang dapat
diandalkan segala catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang.
Dokumentasi semua tindakan beserta respn klien (keliat, 2014)

25
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Ruang rawat : Wisma Melati
Tanggal dirawat : 2 April 2019

1. IDENTITAS KLIEN
sInisial Klien : Ny. H
Umur : 30 Tahun
Informan : Klien dan Rekam Medis
Tgl. pengkajian : 4 April 2019
No. MR : 03-86-45
Alamat : JR. Baiang Guguak Malolo Batipuh Selatan Tanah
Datar

2. ALASAN MASUK
Klien baru masuk via IGD RS Jiwa Prof. HB. Sa’anin Padang tanggal 31
Maret 2019 pukul 13:30 WIB diantar oleh keluarga yang pertama kalinya
dengan keluhan gelisah sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
dengan gejala emosi labil, mengamuk, merusak alat-alat rumah tangga,
marah tanpa sebab, memukul orang tua, suami dan kakak klien. Klien juga
sering berbicara sendiri, melihat bayangan seperti ular. 1 hari sebelum
masuk rumah sakit, klien banyak diam tetapi saat diajak berbicara klien
cenderung mengikuti kemauan sendiri, merasa paling benar dan pengertian
kadang ada kadang tidak. Keluarga sempat membawa klien berobat ke

26
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

duku namun tidak berhasil sehingga keluarga memutuskan untu membawa


klien ke ruah sakit jiwa.

3. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Gangguan Jiwa di Masa Lalu
Keluarga mengatakan klien belum pernah dirawat di rumah sakit jiwa
sebelumnya, tetapi keluarga mengatakan klien pernah memperlihatkan
tanda-tanda gangguan jiwa saat klien masih bekerja di Jambi. Dari hasil
wawancara dengan klien, klien mengatakan klien diberi “pelet” oleh
tetangga mereka saat di Jambi. Klien mengatakan klien tiba-tiba tergila-
gila dengan lelaki disebelah rumah mereka, bahkan tidak bisa tidur baik
saat malam hari maupun malam hari. Sejak saat itu keluarga
memutuskan membawa klien pulang ke kampung halaman untuk
diobati dengan obat kampung. Klien mengatakan keluarga membawa
dirinya pulang kampung untuk berobat dengan dukun setempat namun
tidak berhasil.

b. Pengobatan Sebelumnya
Klien mengatakan kakak klien memaksa klien untuk minum-minuman
yang diracik oleh sang dukun. Klien mengatakan kakak klien juga
berusaha untuk mengalihkan perhatian klien dengan menjodohkan klien
dengan suami klien. Klien menikah sudah 2 tahun. Keluarga
mengatakan setelah menikah, keadaan klien bertambah parah. Klien
bahkan sudah mulai melihat halusinasi binatang buas bahkan hantu.
Klien juga sudah 2 kali telanjang di sungai.

c. Trauma
Klien mengatakan pernah menjadi korban aniaya fisik oleh abang klien,
namun tidak pernah menjadi pelaku.
Klien mengatakan tidak pernah menjadi pelaku, korban ataupun saksi
dalam penganiayaan seksual.
Klien juga tidak pernah mengalami penolakan baik dalam lingkungan
keluarga maupun masyarakat, tidak pernah mengalami, mendapatkan,

27
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

atau menyaksikan adanya kekerasan didalam keluarganya dan tidak


pernah terlibat atau melakukan tindakan kriminal sebelumnya.
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Keluarga

d. Anggota Keluarga yang Mengalami Gangguan Jiwa


Klien mengatakan tidak ada anggota yang mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

e. Pengalaman Masa Lalu yang Tidak Menyenangkan


Klien mengatakan tidak tahan dengan perlakuan abangnya kepada
keluarga. Klien mengatakan sering melihat keluarganya diperlakukan
kasar oleh abangnya.
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Keluarga

B. FISIK
a. Tanda vital: TD: 120/80 mmHg N: 88x/menit
P: 20 x/menit S: 36,8 °C
b. Ukuran : TB: 152 cm BB: 38 kg
c. Keluhan fisik : Klien tidak adan mengeluhkan sakit fisik, secara
keseluruhan kondisi fisik klien tampak baik dan tidak ada tanda-tanda
abnormal.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

C. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

28
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Keterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
= Klien
= Tinggal serumah

Keterangan :
Klien merupakan anak keempat dari lima bersaudara, klien

mempunyai 2 saudara laki-laki dan 2 saudara perempuan. Klien tinggal

serumah dengan suami, ibu dan saudara laki-laki. Ayah kandung klien

sudah meninggal dunia. Pola asuh di dalam keluarga klien ketika klien

masih dengan ibu dan ayah kandungnya adalah pola demokrasi dimana

orang tua klien tidak memaksakan kehendak dan melibatkan anak untuk

mengambil keputusan yang berhubungan dengan anak, termasuk

pendidikan. Klien sudah memiliki seorang suami dan dikaruniai seorang

anak perempuan yang berusia 2 tahun. Klien mengatakan suaminya

seseorang yang baik dan penyayang, namun seringkali keputusan didalam

keluarga klien diputuskan oleh saudara laki-laki klien sehingga jarang

sekali suami klien yang bertindak dalam pengambilan keputusan keluarga

klien. Komunikasi dalam keluarga kurang terbuka, klien tidak memiliki

orang yang bisa diajak bercerita ketika ada masalah yang menimpa klien.

29
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Untuk pengambilan keputusan didalam keluarga adalah saudara laki-laki

klien yang merupakan anak sulung didalam keluarga. Klien mengatakan

apabila keluarga memiliki masalah jarang dimusyawarahkan.

Masalah Keperawatan : Koping Keluarga Tidak Efektif

2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh yang ada pada dirinya, tidak
ada anggota tubuh yang istimewa dan yang tidak disukai
b. Identitas diri
Klien mengakui dirinya sebagai seorang perempuan. Klien
mengatakan puas menjadi seorang perempuan. Klien merupakan
anak keempat dari lima bersaudara.
c. Peran
Klien merupakan anak keempat dari 5 bersaudara dan seorang ibu
yang sudah memiliki 1 anak. Kebutuhan klien biasanya dipenuhi
oleh keluarga. Klien dirumah berperan membantu ibunya sebagai
seorang anak seperti menyapu, mencuci, dan mengasuh anaknya.
d. Ideal diri
Klien sangat berharap ingin cepat keluar dari rumah sakit. Selain itu,
klien juga berharap dapat lepas dari aturan saudara laki-lakinya.
Kalau seandainya klien sudah keluar dari rumah sakit klien bisa
bertemu dan mengasuh anaknya dan kemudian bisa hidup terpisah
dengan ibu dan saudara laki-lakinya. Klien ingin tinggal dirumah
hanya bersama suami dan anaknya. Klien juga berharap sepulang
dari rumah sakit, ia dapat menjadikan suaminya sebagai teman
berkeluh-kesah dan bercerita kesehariannya kepada suaminya diluar
kuasa saudara laki-lakinya.
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa bahwa dirinya diasingkan, tidak
diharapkan, dan tidak berdaya saat di rumah. Klien mengatakan

30
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

didalam keluarganya tidak ada yang mendukung keinginannya untuk


pisah rumah dari saudara laki-lakinya. Klien juga mengatakan
dirinya merasa malu karena penilaian tetangga di sekitar rumahnya
karena ia pernah masuk rumah sakit jiwa, klien mengatakan merasa
tidak berguna terutama untuk suami dan anaknya.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang terdekat
Klien mengatakan orang yang paling dekat dengannya adalah
ibunya. Jika ada masalah klien bercerita kepada ibunya.
b. Peran serta dalam kegiatan
kelompok/masyarakat
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan dalam
kelompok/masyarakat. Klien lebih sering berada di dalam rumah.
c. Hambatan dalam berhubungan
dengan orang lain
Klien mengatakan tidak terlalu banyak berinteraksi dengan orang
sekitar karena klien merasa dirinya diasingkan dan tidak
diharapkan.
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial

D. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan ia meyakini agama Islam sebagai agamanya. Klien
meyakini adanya Tuhan yaitu Allah SWT.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sebagai umat Islam harus mematuhi dan
melaksanakan kewajiban dalam beribadah. Klien mengetahui bahwa
jika tidak melaksanakan ibadah, klien akan berdosa. Klien
mengatakan ada sholat 5 waktu.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

E. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Klien kurang berpakaian tidak rapi. Rambut acak-acakan dan kusam.
Gigi terlihat kotor dan bau mulut.

31
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri

2. Pembicaraan
Saat berinteraksi klien bicara lambat, kurang jelas. Klien kooperatif
dengan perawat. Klien tidak mampu memulai pembicaraan. Klien lebih
banyak diam.
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Alam perasaan
Klien mengatakan sedih karena tidak bisa bertemu dengan keluarga.
Klien sering menangis apabila menceritakan tentang kehidupannya.
Masalah Keperawatan: Keputusasaan
4. Aktifitas Motorik
Aktifitas motorik klien selama di RSJ tampak lesu dan kurang
bersemangat, klien lebih banyak berjalan-jalan sendiri dan tidur.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
5. Afek
Saat berinteraksi dengan klien afek klien cenderung labil, yaitu emosi
yang cepat berubah-ubah. Jika saat interaksi ada yang menyentuh
perasaannya klien akan mengangis.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah
6. Interaksi Selama Wawancara
Selama interaksi, klien cukup kooperatif. Kontak mata kadang ada
kadang tidak. Klien mau menatap perawat, namun kadang mengalihkan
pandangan ke arah lain. Klien mau bercerita tentang masalahnya kepada
perawat jika di tanya, namun jika tidak ditanya klien lebih cenderung
untuk diam.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial

32
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

7. Persepsi
Klien mengatakan melihat bayangan hewan buas yang besar seperti
ular, terkadang hantu hewan seperti kepala babi melayang.
Frekuensinya tidak menentu dan biasanya terlihat pada sore atau malam
hari. Jika bayangan itu muncul klien akan menutup matanya. Klien
tampak sering ketakutan. Klien mengatakan tidak mengetahui
bagaimana cara menghilangkan bayangan-bayangan yang di lihatnya.
Masalah Keperawatan : Gangguan sensori persepsi halusinasi:
penglihatan
8. Proses Pikir
Pada saat interaksi, pembicaraan klien sering berbelit-belit tetapi
sampai pada tujuan. Terkadang ucapan klien lari dari pembahasan.
Masalah Keperawatan: Gangguan proses pikir
9. Isi pikir
Saat dilakukan pengkajian, klien tidak ada waham, baik agama,
somatik, kebesaran, curiga, sisip psikis, siar pikir maupun kontrol pikir.
Klien mengatakan ingin menjalani kehidupan semestinya. Klien
mengatakan tidak mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan
alasan diantar ke rumah sakit.
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah
10. Tingkat kesadaran
Klien tidak mengalami gangguan kesadaran. Orientasi waktu, tempat
dan orang cukup jelas. Klen bisa menceritakan alamat rumahnya.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
11. Memori
Klien mampu mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan.
Klien dapat menceritakan pengalaman hidupnya.

33
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah


12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tidak ada asalah berkonsentrasi dan berhitung. Klien dapat
berkonsentrasi dengan topik yang diberikan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
13. Kemampuan Penilaian
Klien mampu mengambil keputusan yang sederhana dan klien mampu
memilih aktivitas antara makan atau makan terlebih dahulu.
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah
14. Daya tilik diri
Klien tidak mengingkari penyakitnya dan mengatakan dia sakit karena
terlalu memendam masalah dan perasaannya.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

F. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Klien mengatakan ia makan 3 x sehari yaitu pagi, siang dan malam.
Klien makan dengan nasi biasa dan ditambah lauk dan sayur. Klien
mengatakan tidak ada pantangan makanan. Klien makan menggunakan
tangan. Klien mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Klien
makan dengan rapi dan tidak berantakan. Klien mengatakan tidak nafsu
makan dan tidak menghabiskan makanan sesuai porsi yang telah
diberikan.
Masalah Keperawatan: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
2. Defekasi atau berkemih
Dari hasil observasi klien pergi dan menggunakan WC sebagai tempat
untuk BAB dan BAK. Pasien mampu membersihkan diri dan
lingkungan setelah BAK dan BAB. Pasien tampak mampu dalam
merapikan pakaian setalah BAB dan BAK. Klien tidak ada keluhan
dalam BAB dan BAK
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

34
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

3. Mandi
Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan rajin mandi, tetapi malas
menyisir rambut dan berdandan. Gosok gigi ada, gigi bersih dan mulut
tidak bau
Masalah Keperawatan: Defisit Perawatan Diri.
4. Pakaian
Klien terlihat tidak rapi, menyisir rambut bila diingatkan. Klien ganti
pakaian 1 kali sehari. Klien mampu memilih dan mengenakan pakaian
sendiri. Klien tidak memakai alas kaki.
Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri
5. Istirahat
Klien mengatakan selama di Rumah Sakit Jiwa klien lebih banyak tidur.
Kien tidur siang ± 3 jam dan malam ± 8 jam. Klien sebelum tidur tidak
ada mencuci muka, gosok gigi. Setelah bangun tidur klien mandi, sikat
gigi dan sarapan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
6. Penggunaan obat
Klien mengatakan tidak tahu nama obat dan manfaat obat yang
diminumnya. Obat berbentuk tablet dan langsung diminum setelah
makan. Klien mengatakan saat pulang nanti akan rutin dan patuh
minum obat secara teratur.
Masalah Keperawatan: Kurang pengetahuan
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan jika klien boleh pulang klien akan melakukan
program rawat jalan dengan rajin control. Klien mempunyai sistem
pendukung yaitu keluarga yang akan memberi dukungan dan
mengingatkan klien dalam minum obat serta mendapat pelayanan
kesehatan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
8. Aktivitas di Dalam Rumah
Klien mengatakan saat dirumah klien biasanya membantu membersihkan
dan melakukan pekerjaan rumah .
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

35
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

9. Aktivitas di Luar Rumah


Klien mengatakan jarang mengikuti aktivitas diluar rumah. Pasien keluar
rumah untuk membeli keperluan sehari-hari. Biasanya klien berjalan
kaki.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

G. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping yang digunakan oleh klien adalah adaptif dan maladaptif.
Koping maladaptif klien lebih banyak diam dan suka memendam
permasalahannya sendiri. Klien sering menarik diri dalam lingkungan dan
lebih memilih menyendiri. Koping adaptif klien tidak mencederai orang lain
ketika marah.
Masalah Keperawatan : Koping individu tidak efektif

H. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan dukungan kelompok
Klien mengatakan mendapat dukungan dari keluarga untuk sembuh.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam berhubungan dengan
lingkungannya
3. Masalah dengan pendidikan
Klien hanya tamat SMA dan tidak melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi.
4. Masalah dengan pekerjaan
Tidak ada masalah, klien tidak bekerja. Klien sehari-hari bekerja sebagai ibu
rumah tangga dan tidak pernah bekerja untuk mencari nafkah.
5. Masalah dengan perumahan
Klien mengatakan tidak ada masalah didalam lingkungan rumah, klien
tinggal bersama ibu, saudara laki-laki, suami dan anaknya.
6. Masalah dengan ekonomi

36
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Keluarga memiliki tanggungan 1 orang anak. Suami klien bekerja sebagai


buruh dan saudara laki-laki atau abangnya mempunyai pangkas rambut.
Pendapatan keluarga mencukupi kebutuhan, walau kadang hanya pas-pasan.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Rumah klien berada dekat dengan puskesmas tempatnya kontrol berobat.
Suami, ibu dan kakak klien mau menjemputkan obat atau mengantar untuk
control ke puskesmas
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

I. PENGETAHUAN
Klien mengatakan bingung mengapa keluarganya membawanya kerumah sakit
jiwa. Klien mengatakan tidak tau apa penyakitnya, dan diagnosa dokter atau
perawat. Mengapa klien dirawat dan tidak dirawat jalan saja. Klien tidak
mengetahui tentang proses pengobatan yang dia jalani sekarang ini. Klien
tampak banyak bertanya tentang penyakitnya. Klien tampak banyak bertanya.
Masalah Keperawatan : Kurang pengetahuan

J. ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis : Skizoafektif tipe campuran
Therapi Medis : Risperidon 2x3 mg
Lorazepam 1x1 mg

K. ANALISA DATA
DATA MASALAH
DS : Halusinasi penglihatan
- Klien mengatakan sering melihat bayangan
hewan buas yang besar seperti ular
- Klien mengatakan pernah melihat hantu
seperti kuntilanak, kepala babi melayang-
layang dan terkadang segerombolan hantu
menghampirinya
- Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan
menyuruh untuk telanjang
DO :
- Klien tampak berbicara sendiri

37
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

- Klien tampak menutup mata dan telinganya,


sedangkan mulutnya berkomat-kamit
- Klien tampak ketakutan
- Kontak mata saat bicara kurang
DS : Gangguan Proses Keluarga
- Klien mengatakan abangnya adalah orang
yang pemarah
- Klien mengatakan sering mendapatkan
perlakuan kasar dari abangnya

DO :
- Kien tampak sedih ketika menceritakannya
- Klien tampak menangis

DS :
Koping keluarga tidak efektif
- Klien mengatakan komunikasi dalam
keluarga kurang terbuka
- Klien mengatakan apabila ada masalah jarang
dimusyawarahkan.
DO :
- Klien mengatakan keputusan diambil oleh
saudara laki-lakinya

DS :
- Keluarga mengatakan klien sering marah- Resiko perilaku kekerasan
marah jika keinginannya tidak dipenuhi
- Klien mengatakan pernah berkata kasar dan
menendang abangnya saat tidak diizinkan
mengunjungi rumah tantenya
- Klien mengatakan sangat marah pada
abangnya yang selalu mengatur kehidupannya
DO :
- Pandangan mata klien tampak tajam
- Klien berkata kasar

DS :
- Klien mengatakan malas bersisir Defisit Perawatan Diri
- Klien mengatakan ganti baju hanya 1 kali
sehari
DO :
- Rambut klien tampak acak-acakan
- Pakaian klien tampak tidak rapi

38
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

DS:
- Klien mengatakan merasa bahwa dirinya
Harga Diri Rendah
diasingkan
- Klien merasa tidak diharapkan
- Klien mengatakan merasa malu karena
penilaian tetangga di sekitar rumahnya karena
ia pernah masuk rumah sakit jiwa
- Klien mengatakan merasa tidak berguna
terutama untuk suami dan anaknya
DO:
- Klien jarang denga orang di sekitar
- Klien lebih banyak diam di rumah
- Kontak mata klien kurang

DS:
- Klien mengatakan tidak terlalu berinteraksi
Isolasi Sosial
dengan lingkungan
DO:
- Klien lebih banyak diam
- Klien bicara lambat dan kurang jelas
- Emosi klien labil

DS: -
DO:
- Pembicaraan klien serig berbelit-belit Gangguan Proses Pikir
- Terkadang ucapan klien lari dari pembahasan

DS:
- Klien mengatakan tidak tau kenapa dibawa ke Kurang Pengetahuan
rumah sakit
- Klien mengatatakn tidak tau apa penyakitnya
- Klien mengatakan tidak tahu nama obat dan
manfaat obat yang diminumnya
DO:
- Klien tampak banyak bertanya
- Minum obat klien masih diingatkan dan
dibantu oleh perawat

39
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

L. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Halusinasi pendengaran dan penglihatan
2. Halusinasi pendengaran dan penglihatan
3. Gangguan Proses Keluarga
4. Koping keluarga tidak efektif
5. Resiko perilaku kekerasan
6. Defisit Perawatan Diri
7. Harga Diri Rendah
8. Isolasi Sosial
9. Gangguan Proses Pikir
10. Kurang Pengetahuan

M. POHON MASALAH
RPK

Halusinasi Penglihatan

Harga Diri Rendah

N. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan sensori persepsi : Halusisnasi Penglihatan
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Harga diri rendah

BAB IV
PEMBAHASAN

40
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan
antara konsep dasar teori dan kasus nyata Ny.H di ruangan Melati RSJ Prof. HB.
Sa’anin Padang. Pembahasan yang penulis lakukan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi.
A. Pengkajian
Menurut Craven & Hirnle (dalam Keliat, 2009) pengkajian merupakan
pengumpulan data subyektif dan obyektif secara sistematis untuk menentukan
tindakan keperawatan bagi individu, keluarga, dan komunitas. Pengumpulan
data pengkajian meliputi aspek identitas klien, alasan masuk, faktor
predisposisi, fisik, psikososisal dan lingkungan, pengetahuan, dan aspek
medik. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara
dengan Ny.H, observasi secara langsung terhadap kemampuan dan perilaku
Ny.H, serta dari status Ny.H,. Selain itu keluarga juga berperan sebagai
sumber data yang mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada
Ny.H,. Namun, disaat pengkajian anggota keluarga yang menjenguk Ny.H,
sulit untuk diwawancarai, sehingga penulis tidak memperoleh informasi dari
pihak keluarga.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Stuart dan Laraia (2001, dalam Keliat,
2005) adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon klien baik aktual
maupun potensial. Schult dan Videbeck dalam Nurjanah (2005) menyatakan
bahwa diagnosa terdiri dari masalah atau respon klien dan faktor yang
berhubungan yang mempengaruhi atau kontribusi pada masalah atau respon
klien. Pada kasus ini penulis tidak mengadopsi diagnosa berdasarkan catatan
rekam medik klien karena tidak sesuai dengan hasil pengkajian dan kondisi
klien saat ini. Penulis mengambil satu prioritas diagnosa masalah yaitu
gangguan halusinasi pendengaran dan penglihatan, karena adanya prilaku
klien subjektif dan objektif menunjukan bahwa masalah keperawatan utama
Ny.H saat 3 hari awal pengkajian adalah halusinasi pendengaran dan
penglihatan.
Diagnosa keperawatan halusinasi pendengaran dan penglihatan pada
Ny.H didukung dengan data subjektif antara lain klien mengatakan sering

41
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

melihat bayangan hewan buas yang besar seperti ular, klien mengatakan
pernah melihat hantu seperti kuntilanak, kepala babi melayang-layang dan
terkadang segerombolan hantu menghampirinya dan mendengar bisikan-
bisikan menyuruh untuk telanjang. Sedangkan data objektif yang diperoleh
antara lain Klien tampak berbicara sendiri, tampak menutup mata dan
telinganya, sedangkan mulutnya berkomat-kamit, terkadang tampak
ketakutan tanpa sebab dan kontak mata saat bicara kurang. Pohon masalah
yang ditemukan pada kasus ini sesuai dengan teori Keliat (2005) yaitu
gangguan konsep diri: harga diri rendah merupakan penyebab sedangkan
gangguan sensori /persepsi: halusinasi pendengaran dan penglihatan menjadi
masalah utama dan resiko perilaku kekerasan sebagai akibat.

C. Intervensi Keperawatan
Menurut Nurjanah, (2005) rencana tindakan keperawatan merupakan
serangkaian tindakan yang dapat mencapai setiap tujuan khusus. Perencanaan
keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian asuhan
keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah
kesehatan perawatan klien dapat diatasi. Rencana keperawatan yang
dilakukan sama dengan landasan teori, karena rencana tindakan keperawatan
tersebut telah sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedure) yang telah
ditetapkan.
Menurut Rasmun (2009) tujuan umum gangguan persepsi sensori
halusinasi pendengaran yaitu agar klien dapat mengontrol halusinasi yang
dialaminya. Ada lima tujuan khusus gangguan halusinsasi, antara lain: tujuan
khusus pertama, klien dapat membina hubungan saling percaya. Rasional dari
tindakan yang dilakukan yaitu hubungan saling percaya sebagai dasar
interaksi terapeutik antara perawat dan klien. Tujuan khusus kedua, klien
dapat mengenal halusinasinya dari situasi yang menimbulkan halusinasi, isi,
waktu, frekuensi halusinasi, dan respon klien terhadap halusinasinya.
Rasional dari tujuan kedua adalah peran serta aktif klien sangat menentukan
efektifitasntindakan keperawatan yang dilakukan.
Menurut Rasmun tujuan khusus yang ketiga adalah klien dapat
melatih mengontrol halusiniasinya, dengan berlatih menghardik halusinasi,

42
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

bercakap-cakap dengan orang lain, dan mengalihkan halusinasinya dengan


beraktifitas secara terjadwal. Rasionalnya adalah tindakan yang biasa
dilakukan klien merupakan upaya untuk mengatasi halusinasinya. Tujuan
khusus yang keempat klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol
halusinasinya dengan rasional keluarga mampu merawat klien dengan
halusinasi saat berada dirumah. Tujuan khusus yang kelima, klien dapat
memanfaatkan obat untuk mengontrol halusinasinya dengan rasionalnya yaitu
dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi klien untuk minum obat
secara teratur. Hal tersebut juga direncanakan pada klien dengan tujuan umum
untuk mengontrol halusinasinya dan lima tujuan khusus halusinasi yang telah
diuraikan diatas. Setiap akhir tindakan strategi pelaksanaan dapat diberikan
reinforcement positif yang rasionalnya untuk memberikan penghargaan atas
keberhasilan Ny. H. Reinforcement positif adalah penguatan berdasarkan
prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus
yang mendukung atau rewarding. Bentuk bentuk penguatan positif adalah
berupa hadiah seperti permen, kado, atau makanan, perilaku seperti senyum,
menganggukan kepala untuk menyetujuai, bertepuk tangan, mengacungkan
jempol, atau penghargaan. Reinforcement memiliki power atau kemampuan
yang menginginkan tindakan yang diberi reinforcement positif akan
dilakukan secara berulang oleh pelaku tindakan tanpa adanya paksaan yaitu
dengan kesadaran elaku tindakan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan intervensi
yang dilakukan penulis yaitu memberikan reinforcement positif kepada Ny. H
ketika Ny. H melakukan setiap strategi pelaksanaan dengan baik.

D. Implementasi
Menurut Nurjanah (2005) implementasi adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan
mandiri (independent), saling ketergantungan atau kolaborasi
(interdependent), dan tindakanrujukan atau ketergantungan (dependent).

43
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

Penulis dalam melakukan implementasi menggunakan jenis tindakan mandiri


dan saling ketergantungan.
Implementasi keperawatan yang dilaksanakan pada tanggal 4 April
2019 s/d 10 April 2019 sesuai dengan rencana tindakan keperawatan.
Masalah utama yaitu halusinasi sudah dilakukan implementasi SP (strategi
pelaksanaan) 2-4 dari tanggal 2-11 April 20179. Klien sudah mandiri untuk
SP ke 1 halusinasi tentang mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, SP
2 minum obat dengan 6 benar, SP ke 3 halusinasi tentang mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-cakap, dan SP 4 melakukan aktivitas sehari-
hari. Untuk diagnosa Resiko Perilaku Kekerasan SP dilakukan pada tanggal
12-14 April 2019, SP 2 RPK latihan nafas dalam dan pukul kasur/bantal
sudah mandiri, SP 1 minum obat secara teratur sudah mandiri, SP 3 RPK
mengungkapkan secara verbal sudah mandiri, SP 4 latihan spiritual juga
sudah mandiri. Untuk diagnosa harga diri rendah implementasi dilakukan dari
tanggal 14-18 April. Untuk SP 1 latihan kegiatan pertama sudah mandiri yaitu
membersihkan tempat tidur, SP 2 latihan kegiatan kedua sudah mandiri yaitu
mencuci gelas, SP 3 latihan kegiatan ketiga sudah mandiri yaitu menyapu,
dan untuk SP 4 latihan kegiatan keempat sudah mandiri yaitu mengepel
lantai. Untuk diagnosa keperawatan defisit perawatan diri dilakukan setiap
hari karena secara teoritis, diagnosa defisit perawatan diri merupakan suatu
diagnosa yang biasa muncul pada pasien gangguan jiwa sebagai akibat dari
perubahan proses pikir oleh karena itu Ny. S selalu dilakukan evaluasi SP 1 –
SP 4 defisit perawatan diri selama hari rawatan sehingga klien bisa mandiri
dalam melakukan perawatan diri.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan yang dilakukan kepada klien (Keliat, 2010). Evaluasi
untuk diagnosa halusinasi, klien sudah mampu mengontrol halusinasi dengan
cara minum obat, menghardik, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
sehari-hari secara mandiri sehingga gejala halusinasi yang ada pada pasien
mulai hilang. Klien mengatakan sudah tidak ada lagi mendengar bisikan-
bisakan yang menganggunya. Klien mengatakan akan berusaha mengatasi

44
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

halusinasinya dengan menerapkan 4 cara mengontrol halusinansi yang sudah


diajarkan oleh perawat. Klien sudah menyadari bahwa suara yang
didengarnya adalah palsu. Evaluasi untuk diagnosa resiko perilaku kekerasan,
klien sudah mampu mengontrol emosi secara fisik dengan tarik nafas dan
pukul bantal, klien sudah rajin minum obat, klien mampu meminta, menolak
dan mengungkapkan perasaan dengan baik, dan klien mengatakan kalau kesal
dengan teman teman klien langsung membaca istigfar. Evaluasi untuk
diagnosa harga diri rendah klien sudah lebih percaya diri dan mau
berinteraksi dengan orang lain. Evaluasi untuk diagnosa defisit perawatan
diri, klien sudah rapi dan bersih, klien segar dan harum. Klien sudah mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri dalam hal kebersihan diri (mandi),
berdandan/berhias, makan dan minum serta BAB/BAK yang baik.

F. Dokumentasi
Semua tindakan yang direncanakan sudah diberikan sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan dan setiap implementasi keperawatan dilakukan dengan
diakhiri dengan pendokumentasian.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian pada Ny. H dilakukan pada tanggal 4 April 2019. Dimana
informasi yang didapatkan dari klien sendiri dan studi dokumentasi.
2. Dari hasil pengkajian maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan pada
Ny. H adalah gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran dan

45
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

penglihatan, harga diri rendah, dan resiko perilaku kekerasan. Diagnosa


keperawatan ditegakkan berdasarkan dari tanda dan gejala yang
ditunjukkan oleh klien.
3. Rencana asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan
yang ditegakkan dan sesuai dengan standar asuhan keperawatan jiwa.
4. Implementasi keperawatan yang dilaksanakan dari tanggal 4 April sampai
dengan tanggal 10 April 2019 sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan yang telah disusun dan dilaksanakan strategi pelakasanaan
dari diagnosa keperawatan utama sampai dengan diagnosa keperawatan
pendamping.
5. Pada evaluasi tujuan umum untuk diagnosa harga diri rendah, halusianasi
dan resiko perilaku kekerasan tercapai dengan kriteria klien mampu
mempraktekkan kegiatan yang sudah dilatih (klien mandiri).

B. SARAN
Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa, kelompok
menyarankan:
1. Kelompok selanjutnya diharapkan dapat memanfaatkan waktu secara efektif
dan efisien untuk melaksanakan asuhan keperawatan jiwa secara optimal,
selain itu perlu juga dipahami konsep teoritis agar penegakan diagnosa lebih
cepat.
2. Perawat dan mahasiswa sebaiknya melanjutkan perawatan klien sesuai
dengan intervensi yang telah dilakukan sebelumnya agar intervensi yang telah
disusun dapat diimplementasikan secara berkelanjutan.
3. Instansi pendidikan dan klinik mampu memberikan pengarahan agar lebih
maksimal dalam menerapkan dan memberikan asuhan keperawatan jiwa

46
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Ana. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi I. Jakarta :
EGC.

Keliat, B. A. (2009). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG.

Kusumawati dan Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta:


Salemba Medika.

Stuart, GW. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5.Jakarta : EGC.

Stuart dan Sundeen. 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC.

Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama

47
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO. DX KEP. PERENCANAAN INTERVENSI


TUJUAN KRITERIA EVALUASI
1. Harga Diri TUM: a. Ekspresi Wajah bersahabat ,  Bina hubungan saling percaya dengan
Rendah (HDR) Pasien dapat mengontrol menunjukkan rasa scaang, ada mengungkapkan prinsip komunikasi
perilaku kekerasan pada kontak mata, mau berjabat tcrapeutik Sapa pasien dengan ramah
saat berhubungan dengan tangan, mau menyebutkan nama, laik verbal maupun non verbal
 Perkenalkan diri dengan sopan
orang lain mau menjawab salam, klien mau
 Tanyakan nama iengkap pasien dan
TUK : duduk berdampingan dengan
nama panggilan disukai pasien
1. Pasien dapat membina perawat, mau mengutarakan  Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
hubungan saling percaya masalah yang dihadapi
 Tunjukkan siknp empati dan menerima
pasien apa adanya
 Beri perhatian kepada pasien dan
perhatikan kebutuhan dasar pasien

TUK :  Daftar kemampuan yang  Diskusikan kemampuan dan aspek


2. dimiliki pasien di rumah positif yang dimiliki buat daftarnya
Pasien dapat
sakit, rumah, sekolah dan  Setiap bertemu pasien dihindarknn dari
mengidentifikasi
tempat kerja metnberi penilni; negatif

48
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

kemampuan dan aspek  Daftar positif keluarga  Utamakan memberi pujian yang
positif yang dimilik pasien realistic pada kemampuan dan aspek
 Daftar positif lingkungan
positif pasien
pasien
TUK :  Pasien menilai kemampuan  Diskusikan dengan pasien kemampuan
Pasien dapat menilai yang digunakan yang masih dapat digunakan selama
kemampuan yang  Pasien memiliki kemampuan sakit
digunakan yang dapat digunakan di  Diskusikan kemampuan yang dapat
rumah dilanjutkan pengguna di rumah sakit
 Berikan pujian
TUK :  Pasien menilai kemampuan  Meminta pasien untuk:memilih satu
Pasien dapat menetapkan yang akan . dilatih kegiatan yang mau dilakukan di rumah
dan merencanakan kegiatan  Pasien mencoba Susunan sakit
sesuai dengan kemampuan jadwal harian  Bantu pasien melakukannya jika perlu
yang dimiliki beri contoh
 Beri pujian atas keberhasilan pasien.
 Diskusi kaji jadwal kegiatan harian atas
kegiatan yang telah dilatih
 Catatan : Ulangi untuk kemampuan
lain sampai semua selesai

49
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

TUK:  Pasien melakukan kegiatan  Beri kesempatan pada pasien untuk


Pasien dapat melakukan yang telah di latih (mandiri, mencoba kcgiatan yang telah
kegiatan sesuai kondisi sakit dengan bantuan atau direncanakan
dari kemampuannya tergantung)  Beri pujian atas keberhasian pasien
 Pasien marnpu melakukan  Diskusikan kemungkinan penaksiiran
beberapa kegiatan secara di rumah
mandiri
TUK :  Keluarga memberi  Beri pendidikan kcschatan pada
Pasien dapat memanfatkan dakungan dan pujian keluarga tentang cara merawat pasien
system pendukung yang ada  Keluarga memahami jadwal dengan harga diri rcndah
kegiatan harian pasien  Bantu keluarga memberikan dukungnn
selama pasien dirawat.
 Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah
 Jelaskan cara pelaksmann jadwal
kegiatan pasien di rumah
 Anjurkan memberi pujian pada pasien
setiap berhasil

50
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND

51

Anda mungkin juga menyukai