KEPERAWATAN JIWA
Disusun Oleh :
Kelompok I’18 (I)
1
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
KATA PENGANTAR
Kelompok I
2
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
PERNYATAAN PERSETUJUAN
(Ns. Bunga Permata Wenny, M.Kep) (Ns. Feri Fernandess, M.Kep., Sp.Kep.J )
Pembimbing Klinik
3
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................I
DAFTAR ISI........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................6
C. Tujuan Penulisan...................................................................................7
D. Manfaat Penulisan.................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian.............................................................................................8
B. Rentang Respon Perilaku......................................................................8
C. Penyebab...............................................................................................10
D. Jenis-jenis..............................................................................................11
E. Tanda dan Gejala...................................................................................12
F. Proses Terjadi........................................................................................14
G. Mekanisme Koping...............................................................................15
H. Penatalaksanaan....................................................................................16
I. Prinsip Tindakan Keperawatan.............................................................19
J. Asuhan Keperawatan ...........................................................................19
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................................46
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................46
C. Intervensi Keperawatan .......................................................................47
D. Implementasi Keperawatan...................................................................47
E. Evaluasi ................................................................................................48
F. Dokumentasi.........................................................................................48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................49
B. Saran.......................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan.
Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi
merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa
4
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup,
dapat menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain. (Menkes, 2005).
Menurut Sekretaris Jendral Dapertemen Kesehatan (Sekjen Depkes),
H. Syafii Ahmad, kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan
global bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya
kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial
dan budaya pada masyarakat. Di sisi lain, tidak semua orang mempunyai
kemampuan yang sama untuk menyusuaikan dengan berbagai perubahan, serta
mengelola konflik dan stres tersebut (Dapertemen Kesehatan, 2007).
Setiap saat dapat terjadi 450 juta orang diseluruh dunia terkena
dampak permasalahan jiwa, syaraf maupun perilaku dan jumlahnya terus
meningkat.
Pada study terbaru WHO di 14 negara menunjukkan bahwa pada negara-
negara berkembang, sekitar 76-85 % kasus gangguan jiwa parah tidak dapat
pengobatan apapun pada tahun utama (Hardian, 2008). Masalah kesehatan
jiwa merupakan masalah kesehatan masyarakat yang demikian tinggi
dibandingkan dengan masalah kesehatan lain yang ada dimasyarakat.
Dari 150 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan data
Departemen Kesehatan (Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan
mental emosional. Sedangkan 4 % dari jumlah tersebut terlambat berobat dan
tidak tertangani akibat kurangnya layanan untuk penyakit kejiwaan ini. Krisis
ekonomi dunia yang semakin berat mendorong jumlah penderita gangguan
jiwa di dunia, dan Indonesia khususnya kian meningkat, diperkirakan sekitar
50 juta atau 25 % dari juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa
(Nurdwiyanti, 2008).
Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang
dialami oleh pasien gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20%
halusinasi penglihatan, dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan
perabaan. Angka terjadinya halusinasi cukup tinggi.
Berdasarkan survey awal didapatkan data dari medical record pada
tahun 2016 di RS. Jiwa Prof. HB. Sa’anin Padang pasien dengan gangguan
5
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
jiwa sebanyak 10.365 jiwa dengan pasien rawat inap baru sebanyak 1.106 jiwa
dan pasien lama sebnayak 1.174 jiwa, sedangkan pasien rawat jalan baru
sebnayak 4.478 jiwa dan pasien lama sebanyak 3.607 jiwa di RSJ. Prof. HB.
Sa’anin Padang.
Hasil dari data yang diperoleh pada bulan September 2011 dari RSJ
Prof. HB. Sa'anin Padang, menunjukkan bahwa dari 169 orang pasien yang
dirawat, 87 orang (57,74%) diantaranya adalah pasien dengan halusinasi, dan
data pada bulan Juni 2012 dari enam ruang rawat inap MPKP, pasien
berjumlah 159 orang, dengan jumlah pasien halusinasi sebanyak 58 orang.
Data yang ditemukan 3 bulan terakhir di Wisma Melati terdapat 85
orang pasien dengan Perilaku kekerasan, Halusinasi ada 65 orang pasien dan
terdapat 2 orang pasien Bunuh Diri. Sedangkan observasi yang didapatkan
kelompok di Wisma Melati didapatkan diagnosa dengan gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran dan penglihatan yang sangat aktual
dibandingkan perilaku kekerasan.
Berdasarkan data latar belakang diatas kelompok tertarik mengambil
kasus tentang Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Penglihatan Pada Ny. H
untuk seminar kasus di Ruangan Melati RSJ. Prof. HB. Sa’anin Padang tahun
2019.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada masalah utama dengan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Penglihatan Pada Ny. H untuk seminar
kasus di Ruangan Melati RSJ. Prof. HB. Sa’anin Padang tahun 2019.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada Ny. H dengan
Halusinasi di Ruang melati RS Jiwa HB Sa’anin Padang tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Ny. H dengan
Halusinasi di Ruang melati RS Jiwa HB Sa’anin Padang tahun 2019.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan yang muncul
pada Ny. H dengan Halusinasi di Ruang melati RS Jiwa HB Sa’anin
Padang tahun 2019.
6
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
D. Manfaat Penulis
1. Bagi Keperawatan
Diharapakan dapat memberikan manfaat sebagai panduan dalam
pengelolahan kasus halusinasi.
2. Bagi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa dalam
melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien jiwa terutama halusinasi.
3. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam melakukan asuhan
keperawatan terhadap pasien jiwa terutama halusinasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang
ditandai dengan perubaha sensori persepsi yang meliputi penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebenarnya tidak ada (Keliat & Akemet, 2014).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara,
7
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
8
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
C. FAKTOR PENYEBAB
1. Faktor Prediposisi
Menurut Stuart (2007), faktor predisposisi terjadinya halusinasi adalah:
a. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan
respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
1) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada
daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku
psikotik.
2) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
9
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
10
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
D. JENIS-JENIS HALUSINASI
a. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang, suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap antara
dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana
klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan
sesuatu kadang dapat membahayakan.
b. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk keliatan cahaya, gambar geometris, gambar
kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias yang
menyenangkan atau menakutkan seperti monster.
c. Penghiduan
Membau bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses, umumnya
bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat
stroke, tumor, kejang, atau dimensia.
d. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urine, feses.
e. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tenpa stimulus yang jelas. Rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
11
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
Data Objektif
a. Seperti megecap sesuatu
b. Mulutnya seperti mengunyah
c. Meludah atau muntah
6. Halusinasi Chenesthetic dan Kinestetik
12
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
Data Subjektif
a. Klien mengatakan tubuhnya tidak ada fungsinya
b. Merasa tidak ada denyut jantung
c. Perasaan tubuhnya melayang-layang
Data Objektif
a. Klien menatap dan melihat tubuhnya sendiri
b. Klien memegangi tubuhnya sendiri
F. PROSES TERJADINYA
Menurut Yosep, 2009 proses terjadinya halusinasi terbagi menjadi 4
tahap yaitu:
1. Tahap pertama
Pada fase ini halusinasi berada pada tahap menyenangkan dengan tingkat
ansietas sedang, secara umum halusinasi bersifat menyenangkan.Adapun
karakteristik yang tampak pada individu adalah orang yang berhalusinasi
mengalami keadaan emosi seperti ansietas, kesepian, merasa takut serta
mencoba memusatkan penenangan pikiran untuk mengurangi ansietas.
2. Tahap kedua
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menyalahkan dengan tingkat
kecemasan yang berat. Adapun karakteristik yang tampak pada individu
yaitu individu merasa kehilangan kendali dan mungkin berusaha untuk
menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersiapkan, individu mungkin
merasa malu dengan pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang
lain.
3. Tahap ketiga
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap pengendalian dengan tingkat
ansietas berat, pengalaman sensori yang dirasakan individu menjadi
penguasa.Adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah orang
yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman halusinasinya
dan membiarkan halusinasi tersebut menguasai dirinya, individu mungkin
mengalami kesepian jika pengalaman sensori tersebut berakhir.
4. Tahap keempat
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menakutkan dengan tingkat
ansietas panik. Adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah
pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti
perintah, dimana halusinasi bisa berlangsung beberapa jam atau beberapa
hari, apabila tidak ada intervensi terapeutik.
13
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
G. MEKANISME KOPING
1. Regresi: menjadi malas beraktifitas sehari-hari.
2. Proyeksi: menjelaskan prubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
3. Menarik diri: sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
internal. (Stuart, 2007).
H. PENATALAKSANAAN
Menurut Yosep (2009) pentalakasanaan pada halusinasi yaitu :
1. Medis (Psikofarmako)
a. Chlorpromazine
1) Indikasi
Indikasi obat ini utnuk sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat
norma social dan tilik diri terganggu. Berdaya berat dalam fungsi-
fungsi mental seperti: waham dan halusinasi. Gangguan perasaan
dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam
fungsi kehidupan sehari-hari seperti tidak mampu bekerja,
hubungan social dan melakukan kegiatan rutin.
2) Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak,
khususnya system ekstra pyramidal.
3) Efek samping
- Sedasi, dimana pasien mengatakan merasa melayang-layang
antar sadar atau tidak sadar.
- Gangguan otonomi (hipotensi) antikolinergik atau parasimpatik,
seperti mulut kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung
tersumbat, mata kabur, tekana intraokuler meninggi, gangguan
irama jantung.
- Gangguan ektrapiramidal seperti : distonia akut, akathsia
syndrome parkinsontren, atau bradikinesia regiditas.
4) Kontra indikasi
14
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
15
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
16
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
17
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
c. Bercakap-cakap
d. Melakukan aktivitas sehari-hari
J. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian adalah proses untuk tahap awal dan dasar utama dari
proses keperawata terdiri dari pengumpulan data dan perumusan
kebutuhan atau masalah klien yang dikumpulkan melalui data biologis,
psikologis, sesuai dengan spiritual, pengelompokkan data pada pengkajian
kesehatan jiwa dapat pula berupa faktr presipitasi, predisposisi, penilaian
terhadap stressor sumber koping dan kemampuan yang dimiliki klien.
1. Identitas
Biasanya meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat tanggal
pengkajian, nomor rekam medis.
2. Alasan Masuk
Biasanya yang meliputi alasan masuk utama masuknya klien, dapat
dilihat dari data klien dan bisa pula diperoleh dari keluarga, misalnya :
berbicara, senyum dan tertawa sendirian. Mengatakan melihat bayangan
monster, hantu dan orang besar.Kadang klien marah-marah sendiri tanpa
sebab, mengganggu lingkungan, bermenung, banyak diam, kadang merasa
takut dirumah, lalu klien sering pergi keluar rumah dan keluyuran atau
jalan-jalan sendiri dan tidak pulang kerumah. Mengatakan mendengar
suara-suara yang sangat mengganggu dan kadang menyuruh melakukan
sesuatu, mengatakan mencium sesuatu, atau bau sesuatu dan klien sangat
menyukai bau tersebut.Mengatakan klien sering meludah atau muntah
karena klien merasa seperti mengecap sesuatu. Mengatakan sering
menggaruk-garuk kulit karena klien ada sesuatu yang ada ditubuhnya.
3. Faktor Predisposisi
Biasanya kita memiliki riwayat gangguan jiwa, dan disertai dengan
pengobatan yang tidak berhasil.Biasanya klien juga memiliki riwayat
adanya aniaya fisik, seksual atau pun penolakan dari lingkungan. Biasanya
18
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
klien juga ditemukan dengan keturunan yang memiliki sakit sama dengan
klien. Bisanya klien juga memiliki trauma masa lalu yang sangat
mengggangu klien.
4. Fisik
Biasanya tidak ditemukan kelainan dari hasil pengkaian fisik klien,
biasanya vital sign dan ukuran pada klien normal.
5. Psikososial
a. Genogram
19
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
7. Status Mental
a. Penampilan
Biasanya klien terlihat tidak rapi, rambut acak-acakan, kesan tidak
rapi
b. Pembicaraan
Biasanya klien berbicara dengan cepat dan tidakjelas, biasanya
klien ditemukan adanya mengatakan hal-hal yang ia curigai
c. Aktifitas Motorik
Biasanya ditemukan klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari di
Rsj secara mandiri saat berinteraksi biasanya klien tidak ada
ditemukannya jalan mondar mandir, mulut komat kamit.
d. Afek
20
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
21
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
l. Kemampuan penilaian
Biasanya klien memiliki kemampuan penilaian yang baik, seperti,
jika klien disuruh memilih mana yang baik antara makan dulu atau
mandi dulu, maka klien biasanya dapat menjawab mandi dulu.
m. Daya tarik diri
Biasanya klien menyadari bahwa dia berada dalam masa
pengobatan dan mengedalikan halusinasinya.
22
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
9. Mekanisme Koping
a. Koping adaptif
Biasaya klien mau berbicara dengan orang lain, biasanya klien
mengatakan jika ada masalah ia berdiam diri dirumah, biasaya
klien tidak mau melakukan aktivitas
b. Koping maaladaptif
Biasanya klien mengatakan saat dirumah sering tertawa sendiri dan
terkdang marah-marah tanpa sebab.
11. Pengetahuan
23
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
Isolasi sosial
16. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keprawatan adalah langkah keempat proses
keperawatan sebelumnya melaksanakan tindakan keperawatan yang
sudah di rencanakan, perawat perlu memfasilitasi dengan sangat baik
apakah rencana tindakan berupa mandiri rujukan, kolaborasi.
24
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
18. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan merupakan aspek dari praktik keperawatan
yaitu sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tecetak yang dapat
diandalkan segala catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang.
Dokumentasi semua tindakan beserta respn klien (keliat, 2014)
25
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Ruang rawat : Wisma Melati
Tanggal dirawat : 2 April 2019
1. IDENTITAS KLIEN
sInisial Klien : Ny. H
Umur : 30 Tahun
Informan : Klien dan Rekam Medis
Tgl. pengkajian : 4 April 2019
No. MR : 03-86-45
Alamat : JR. Baiang Guguak Malolo Batipuh Selatan Tanah
Datar
2. ALASAN MASUK
Klien baru masuk via IGD RS Jiwa Prof. HB. Sa’anin Padang tanggal 31
Maret 2019 pukul 13:30 WIB diantar oleh keluarga yang pertama kalinya
dengan keluhan gelisah sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
dengan gejala emosi labil, mengamuk, merusak alat-alat rumah tangga,
marah tanpa sebab, memukul orang tua, suami dan kakak klien. Klien juga
sering berbicara sendiri, melihat bayangan seperti ular. 1 hari sebelum
masuk rumah sakit, klien banyak diam tetapi saat diajak berbicara klien
cenderung mengikuti kemauan sendiri, merasa paling benar dan pengertian
kadang ada kadang tidak. Keluarga sempat membawa klien berobat ke
26
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
3. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Gangguan Jiwa di Masa Lalu
Keluarga mengatakan klien belum pernah dirawat di rumah sakit jiwa
sebelumnya, tetapi keluarga mengatakan klien pernah memperlihatkan
tanda-tanda gangguan jiwa saat klien masih bekerja di Jambi. Dari hasil
wawancara dengan klien, klien mengatakan klien diberi “pelet” oleh
tetangga mereka saat di Jambi. Klien mengatakan klien tiba-tiba tergila-
gila dengan lelaki disebelah rumah mereka, bahkan tidak bisa tidur baik
saat malam hari maupun malam hari. Sejak saat itu keluarga
memutuskan membawa klien pulang ke kampung halaman untuk
diobati dengan obat kampung. Klien mengatakan keluarga membawa
dirinya pulang kampung untuk berobat dengan dukun setempat namun
tidak berhasil.
b. Pengobatan Sebelumnya
Klien mengatakan kakak klien memaksa klien untuk minum-minuman
yang diracik oleh sang dukun. Klien mengatakan kakak klien juga
berusaha untuk mengalihkan perhatian klien dengan menjodohkan klien
dengan suami klien. Klien menikah sudah 2 tahun. Keluarga
mengatakan setelah menikah, keadaan klien bertambah parah. Klien
bahkan sudah mulai melihat halusinasi binatang buas bahkan hantu.
Klien juga sudah 2 kali telanjang di sungai.
c. Trauma
Klien mengatakan pernah menjadi korban aniaya fisik oleh abang klien,
namun tidak pernah menjadi pelaku.
Klien mengatakan tidak pernah menjadi pelaku, korban ataupun saksi
dalam penganiayaan seksual.
Klien juga tidak pernah mengalami penolakan baik dalam lingkungan
keluarga maupun masyarakat, tidak pernah mengalami, mendapatkan,
27
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
B. FISIK
a. Tanda vital: TD: 120/80 mmHg N: 88x/menit
P: 20 x/menit S: 36,8 °C
b. Ukuran : TB: 152 cm BB: 38 kg
c. Keluhan fisik : Klien tidak adan mengeluhkan sakit fisik, secara
keseluruhan kondisi fisik klien tampak baik dan tidak ada tanda-tanda
abnormal.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
C. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
28
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
= Klien
= Tinggal serumah
Keterangan :
Klien merupakan anak keempat dari lima bersaudara, klien
serumah dengan suami, ibu dan saudara laki-laki. Ayah kandung klien
sudah meninggal dunia. Pola asuh di dalam keluarga klien ketika klien
masih dengan ibu dan ayah kandungnya adalah pola demokrasi dimana
orang tua klien tidak memaksakan kehendak dan melibatkan anak untuk
orang yang bisa diajak bercerita ketika ada masalah yang menimpa klien.
29
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh yang ada pada dirinya, tidak
ada anggota tubuh yang istimewa dan yang tidak disukai
b. Identitas diri
Klien mengakui dirinya sebagai seorang perempuan. Klien
mengatakan puas menjadi seorang perempuan. Klien merupakan
anak keempat dari lima bersaudara.
c. Peran
Klien merupakan anak keempat dari 5 bersaudara dan seorang ibu
yang sudah memiliki 1 anak. Kebutuhan klien biasanya dipenuhi
oleh keluarga. Klien dirumah berperan membantu ibunya sebagai
seorang anak seperti menyapu, mencuci, dan mengasuh anaknya.
d. Ideal diri
Klien sangat berharap ingin cepat keluar dari rumah sakit. Selain itu,
klien juga berharap dapat lepas dari aturan saudara laki-lakinya.
Kalau seandainya klien sudah keluar dari rumah sakit klien bisa
bertemu dan mengasuh anaknya dan kemudian bisa hidup terpisah
dengan ibu dan saudara laki-lakinya. Klien ingin tinggal dirumah
hanya bersama suami dan anaknya. Klien juga berharap sepulang
dari rumah sakit, ia dapat menjadikan suaminya sebagai teman
berkeluh-kesah dan bercerita kesehariannya kepada suaminya diluar
kuasa saudara laki-lakinya.
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa bahwa dirinya diasingkan, tidak
diharapkan, dan tidak berdaya saat di rumah. Klien mengatakan
30
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
D. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan ia meyakini agama Islam sebagai agamanya. Klien
meyakini adanya Tuhan yaitu Allah SWT.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sebagai umat Islam harus mematuhi dan
melaksanakan kewajiban dalam beribadah. Klien mengetahui bahwa
jika tidak melaksanakan ibadah, klien akan berdosa. Klien
mengatakan ada sholat 5 waktu.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
E. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Klien kurang berpakaian tidak rapi. Rambut acak-acakan dan kusam.
Gigi terlihat kotor dan bau mulut.
31
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
2. Pembicaraan
Saat berinteraksi klien bicara lambat, kurang jelas. Klien kooperatif
dengan perawat. Klien tidak mampu memulai pembicaraan. Klien lebih
banyak diam.
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Alam perasaan
Klien mengatakan sedih karena tidak bisa bertemu dengan keluarga.
Klien sering menangis apabila menceritakan tentang kehidupannya.
Masalah Keperawatan: Keputusasaan
4. Aktifitas Motorik
Aktifitas motorik klien selama di RSJ tampak lesu dan kurang
bersemangat, klien lebih banyak berjalan-jalan sendiri dan tidur.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
5. Afek
Saat berinteraksi dengan klien afek klien cenderung labil, yaitu emosi
yang cepat berubah-ubah. Jika saat interaksi ada yang menyentuh
perasaannya klien akan mengangis.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah
6. Interaksi Selama Wawancara
Selama interaksi, klien cukup kooperatif. Kontak mata kadang ada
kadang tidak. Klien mau menatap perawat, namun kadang mengalihkan
pandangan ke arah lain. Klien mau bercerita tentang masalahnya kepada
perawat jika di tanya, namun jika tidak ditanya klien lebih cenderung
untuk diam.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
32
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
7. Persepsi
Klien mengatakan melihat bayangan hewan buas yang besar seperti
ular, terkadang hantu hewan seperti kepala babi melayang.
Frekuensinya tidak menentu dan biasanya terlihat pada sore atau malam
hari. Jika bayangan itu muncul klien akan menutup matanya. Klien
tampak sering ketakutan. Klien mengatakan tidak mengetahui
bagaimana cara menghilangkan bayangan-bayangan yang di lihatnya.
Masalah Keperawatan : Gangguan sensori persepsi halusinasi:
penglihatan
8. Proses Pikir
Pada saat interaksi, pembicaraan klien sering berbelit-belit tetapi
sampai pada tujuan. Terkadang ucapan klien lari dari pembahasan.
Masalah Keperawatan: Gangguan proses pikir
9. Isi pikir
Saat dilakukan pengkajian, klien tidak ada waham, baik agama,
somatik, kebesaran, curiga, sisip psikis, siar pikir maupun kontrol pikir.
Klien mengatakan ingin menjalani kehidupan semestinya. Klien
mengatakan tidak mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan
alasan diantar ke rumah sakit.
Masalah Keperawatan:Tidak ada masalah
10. Tingkat kesadaran
Klien tidak mengalami gangguan kesadaran. Orientasi waktu, tempat
dan orang cukup jelas. Klen bisa menceritakan alamat rumahnya.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
11. Memori
Klien mampu mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan.
Klien dapat menceritakan pengalaman hidupnya.
33
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
34
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
3. Mandi
Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan rajin mandi, tetapi malas
menyisir rambut dan berdandan. Gosok gigi ada, gigi bersih dan mulut
tidak bau
Masalah Keperawatan: Defisit Perawatan Diri.
4. Pakaian
Klien terlihat tidak rapi, menyisir rambut bila diingatkan. Klien ganti
pakaian 1 kali sehari. Klien mampu memilih dan mengenakan pakaian
sendiri. Klien tidak memakai alas kaki.
Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri
5. Istirahat
Klien mengatakan selama di Rumah Sakit Jiwa klien lebih banyak tidur.
Kien tidur siang ± 3 jam dan malam ± 8 jam. Klien sebelum tidur tidak
ada mencuci muka, gosok gigi. Setelah bangun tidur klien mandi, sikat
gigi dan sarapan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
6. Penggunaan obat
Klien mengatakan tidak tahu nama obat dan manfaat obat yang
diminumnya. Obat berbentuk tablet dan langsung diminum setelah
makan. Klien mengatakan saat pulang nanti akan rutin dan patuh
minum obat secara teratur.
Masalah Keperawatan: Kurang pengetahuan
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan jika klien boleh pulang klien akan melakukan
program rawat jalan dengan rajin control. Klien mempunyai sistem
pendukung yaitu keluarga yang akan memberi dukungan dan
mengingatkan klien dalam minum obat serta mendapat pelayanan
kesehatan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
8. Aktivitas di Dalam Rumah
Klien mengatakan saat dirumah klien biasanya membantu membersihkan
dan melakukan pekerjaan rumah .
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
35
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
G. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping yang digunakan oleh klien adalah adaptif dan maladaptif.
Koping maladaptif klien lebih banyak diam dan suka memendam
permasalahannya sendiri. Klien sering menarik diri dalam lingkungan dan
lebih memilih menyendiri. Koping adaptif klien tidak mencederai orang lain
ketika marah.
Masalah Keperawatan : Koping individu tidak efektif
36
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
I. PENGETAHUAN
Klien mengatakan bingung mengapa keluarganya membawanya kerumah sakit
jiwa. Klien mengatakan tidak tau apa penyakitnya, dan diagnosa dokter atau
perawat. Mengapa klien dirawat dan tidak dirawat jalan saja. Klien tidak
mengetahui tentang proses pengobatan yang dia jalani sekarang ini. Klien
tampak banyak bertanya tentang penyakitnya. Klien tampak banyak bertanya.
Masalah Keperawatan : Kurang pengetahuan
J. ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis : Skizoafektif tipe campuran
Therapi Medis : Risperidon 2x3 mg
Lorazepam 1x1 mg
K. ANALISA DATA
DATA MASALAH
DS : Halusinasi penglihatan
- Klien mengatakan sering melihat bayangan
hewan buas yang besar seperti ular
- Klien mengatakan pernah melihat hantu
seperti kuntilanak, kepala babi melayang-
layang dan terkadang segerombolan hantu
menghampirinya
- Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan
menyuruh untuk telanjang
DO :
- Klien tampak berbicara sendiri
37
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
DO :
- Kien tampak sedih ketika menceritakannya
- Klien tampak menangis
DS :
Koping keluarga tidak efektif
- Klien mengatakan komunikasi dalam
keluarga kurang terbuka
- Klien mengatakan apabila ada masalah jarang
dimusyawarahkan.
DO :
- Klien mengatakan keputusan diambil oleh
saudara laki-lakinya
DS :
- Keluarga mengatakan klien sering marah- Resiko perilaku kekerasan
marah jika keinginannya tidak dipenuhi
- Klien mengatakan pernah berkata kasar dan
menendang abangnya saat tidak diizinkan
mengunjungi rumah tantenya
- Klien mengatakan sangat marah pada
abangnya yang selalu mengatur kehidupannya
DO :
- Pandangan mata klien tampak tajam
- Klien berkata kasar
DS :
- Klien mengatakan malas bersisir Defisit Perawatan Diri
- Klien mengatakan ganti baju hanya 1 kali
sehari
DO :
- Rambut klien tampak acak-acakan
- Pakaian klien tampak tidak rapi
38
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
DS:
- Klien mengatakan merasa bahwa dirinya
Harga Diri Rendah
diasingkan
- Klien merasa tidak diharapkan
- Klien mengatakan merasa malu karena
penilaian tetangga di sekitar rumahnya karena
ia pernah masuk rumah sakit jiwa
- Klien mengatakan merasa tidak berguna
terutama untuk suami dan anaknya
DO:
- Klien jarang denga orang di sekitar
- Klien lebih banyak diam di rumah
- Kontak mata klien kurang
DS:
- Klien mengatakan tidak terlalu berinteraksi
Isolasi Sosial
dengan lingkungan
DO:
- Klien lebih banyak diam
- Klien bicara lambat dan kurang jelas
- Emosi klien labil
DS: -
DO:
- Pembicaraan klien serig berbelit-belit Gangguan Proses Pikir
- Terkadang ucapan klien lari dari pembahasan
DS:
- Klien mengatakan tidak tau kenapa dibawa ke Kurang Pengetahuan
rumah sakit
- Klien mengatatakn tidak tau apa penyakitnya
- Klien mengatakan tidak tahu nama obat dan
manfaat obat yang diminumnya
DO:
- Klien tampak banyak bertanya
- Minum obat klien masih diingatkan dan
dibantu oleh perawat
39
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
M. POHON MASALAH
RPK
↑
Halusinasi Penglihatan
↑
Harga Diri Rendah
N. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan sensori persepsi : Halusisnasi Penglihatan
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Harga diri rendah
BAB IV
PEMBAHASAN
40
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan
antara konsep dasar teori dan kasus nyata Ny.H di ruangan Melati RSJ Prof. HB.
Sa’anin Padang. Pembahasan yang penulis lakukan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi.
A. Pengkajian
Menurut Craven & Hirnle (dalam Keliat, 2009) pengkajian merupakan
pengumpulan data subyektif dan obyektif secara sistematis untuk menentukan
tindakan keperawatan bagi individu, keluarga, dan komunitas. Pengumpulan
data pengkajian meliputi aspek identitas klien, alasan masuk, faktor
predisposisi, fisik, psikososisal dan lingkungan, pengetahuan, dan aspek
medik. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara
dengan Ny.H, observasi secara langsung terhadap kemampuan dan perilaku
Ny.H, serta dari status Ny.H,. Selain itu keluarga juga berperan sebagai
sumber data yang mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada
Ny.H,. Namun, disaat pengkajian anggota keluarga yang menjenguk Ny.H,
sulit untuk diwawancarai, sehingga penulis tidak memperoleh informasi dari
pihak keluarga.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Stuart dan Laraia (2001, dalam Keliat,
2005) adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon klien baik aktual
maupun potensial. Schult dan Videbeck dalam Nurjanah (2005) menyatakan
bahwa diagnosa terdiri dari masalah atau respon klien dan faktor yang
berhubungan yang mempengaruhi atau kontribusi pada masalah atau respon
klien. Pada kasus ini penulis tidak mengadopsi diagnosa berdasarkan catatan
rekam medik klien karena tidak sesuai dengan hasil pengkajian dan kondisi
klien saat ini. Penulis mengambil satu prioritas diagnosa masalah yaitu
gangguan halusinasi pendengaran dan penglihatan, karena adanya prilaku
klien subjektif dan objektif menunjukan bahwa masalah keperawatan utama
Ny.H saat 3 hari awal pengkajian adalah halusinasi pendengaran dan
penglihatan.
Diagnosa keperawatan halusinasi pendengaran dan penglihatan pada
Ny.H didukung dengan data subjektif antara lain klien mengatakan sering
41
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
melihat bayangan hewan buas yang besar seperti ular, klien mengatakan
pernah melihat hantu seperti kuntilanak, kepala babi melayang-layang dan
terkadang segerombolan hantu menghampirinya dan mendengar bisikan-
bisikan menyuruh untuk telanjang. Sedangkan data objektif yang diperoleh
antara lain Klien tampak berbicara sendiri, tampak menutup mata dan
telinganya, sedangkan mulutnya berkomat-kamit, terkadang tampak
ketakutan tanpa sebab dan kontak mata saat bicara kurang. Pohon masalah
yang ditemukan pada kasus ini sesuai dengan teori Keliat (2005) yaitu
gangguan konsep diri: harga diri rendah merupakan penyebab sedangkan
gangguan sensori /persepsi: halusinasi pendengaran dan penglihatan menjadi
masalah utama dan resiko perilaku kekerasan sebagai akibat.
C. Intervensi Keperawatan
Menurut Nurjanah, (2005) rencana tindakan keperawatan merupakan
serangkaian tindakan yang dapat mencapai setiap tujuan khusus. Perencanaan
keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian asuhan
keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah
kesehatan perawatan klien dapat diatasi. Rencana keperawatan yang
dilakukan sama dengan landasan teori, karena rencana tindakan keperawatan
tersebut telah sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedure) yang telah
ditetapkan.
Menurut Rasmun (2009) tujuan umum gangguan persepsi sensori
halusinasi pendengaran yaitu agar klien dapat mengontrol halusinasi yang
dialaminya. Ada lima tujuan khusus gangguan halusinsasi, antara lain: tujuan
khusus pertama, klien dapat membina hubungan saling percaya. Rasional dari
tindakan yang dilakukan yaitu hubungan saling percaya sebagai dasar
interaksi terapeutik antara perawat dan klien. Tujuan khusus kedua, klien
dapat mengenal halusinasinya dari situasi yang menimbulkan halusinasi, isi,
waktu, frekuensi halusinasi, dan respon klien terhadap halusinasinya.
Rasional dari tujuan kedua adalah peran serta aktif klien sangat menentukan
efektifitasntindakan keperawatan yang dilakukan.
Menurut Rasmun tujuan khusus yang ketiga adalah klien dapat
melatih mengontrol halusiniasinya, dengan berlatih menghardik halusinasi,
42
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
D. Implementasi
Menurut Nurjanah (2005) implementasi adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan
mandiri (independent), saling ketergantungan atau kolaborasi
(interdependent), dan tindakanrujukan atau ketergantungan (dependent).
43
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan yang dilakukan kepada klien (Keliat, 2010). Evaluasi
untuk diagnosa halusinasi, klien sudah mampu mengontrol halusinasi dengan
cara minum obat, menghardik, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
sehari-hari secara mandiri sehingga gejala halusinasi yang ada pada pasien
mulai hilang. Klien mengatakan sudah tidak ada lagi mendengar bisikan-
bisakan yang menganggunya. Klien mengatakan akan berusaha mengatasi
44
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
F. Dokumentasi
Semua tindakan yang direncanakan sudah diberikan sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan dan setiap implementasi keperawatan dilakukan dengan
diakhiri dengan pendokumentasian.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian pada Ny. H dilakukan pada tanggal 4 April 2019. Dimana
informasi yang didapatkan dari klien sendiri dan studi dokumentasi.
2. Dari hasil pengkajian maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan pada
Ny. H adalah gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran dan
45
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
B. SARAN
Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa, kelompok
menyarankan:
1. Kelompok selanjutnya diharapkan dapat memanfaatkan waktu secara efektif
dan efisien untuk melaksanakan asuhan keperawatan jiwa secara optimal,
selain itu perlu juga dipahami konsep teoritis agar penegakan diagnosa lebih
cepat.
2. Perawat dan mahasiswa sebaiknya melanjutkan perawatan klien sesuai
dengan intervensi yang telah dilakukan sebelumnya agar intervensi yang telah
disusun dapat diimplementasikan secara berkelanjutan.
3. Instansi pendidikan dan klinik mampu memberikan pengarahan agar lebih
maksimal dalam menerapkan dan memberikan asuhan keperawatan jiwa
46
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Ana. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi I. Jakarta :
EGC.
Stuart, GW. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5.Jakarta : EGC.
47
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
48
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
kemampuan dan aspek Daftar positif keluarga Utamakan memberi pujian yang
positif yang dimilik pasien realistic pada kemampuan dan aspek
Daftar positif lingkungan
positif pasien
pasien
TUK : Pasien menilai kemampuan Diskusikan dengan pasien kemampuan
Pasien dapat menilai yang digunakan yang masih dapat digunakan selama
kemampuan yang Pasien memiliki kemampuan sakit
digunakan yang dapat digunakan di Diskusikan kemampuan yang dapat
rumah dilanjutkan pengguna di rumah sakit
Berikan pujian
TUK : Pasien menilai kemampuan Meminta pasien untuk:memilih satu
Pasien dapat menetapkan yang akan . dilatih kegiatan yang mau dilakukan di rumah
dan merencanakan kegiatan Pasien mencoba Susunan sakit
sesuai dengan kemampuan jadwal harian Bantu pasien melakukannya jika perlu
yang dimiliki beri contoh
Beri pujian atas keberhasilan pasien.
Diskusi kaji jadwal kegiatan harian atas
kegiatan yang telah dilatih
Catatan : Ulangi untuk kemampuan
lain sampai semua selesai
49
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
50
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
51