A. Latar Belakang
Penuaan atau menjadi tua adalah suatu proses yang natural dan kadangkadang tidak
tampak mencolok. Proses ini terjadi secara alami dan disertai dengan adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang akan saling berinteraksi satu sama lain.
Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap
yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations),
ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami
bersamaan dengan proses kemunduran. Salah satu sistem tubuh yang mengalami
kemunduran adalah sistem kognitif atau intelektual yang sering disebut demensia (Putri
Widita Muharyani, 2010).
Beberapa penelitian yang dilakukan di berbagai bagian dunia menunjukkan bahwa
latihan olahraga yang teratur pada populasi usia lanjut masih memungkinkan perbaikan
kapasitas aerobik, sirkulasi darah dan berbagai organorgan lain. Hanya saja intensitas
dan jenis latihan harus disesuaikan secara individual (Williamson. J, 1985 dalam Boedhi
Darmojo, 2010). Salah satu bentuk latihan olahraga adalah senam. Manfaat melakukan
senam secara teratur dan benar dalam jangka waktu yang cukup antara lain dapat
memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia, membentuk berbagai sikap
kejiwaan, dan memberikan rangsangan bagi saraf-saraf yang lemah bagi lansia (R. Siti
Maryam, dkk, 2008:149). Senam adalah latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja,
disusun secara sistematis, dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan
mengembangkan pribadi secara harmonis (Anggriyana Tri Widianti dan Atikah
Proverawati, 2010). Pada lansia, penurunan kemampuan otak dan tubuh membuat tubuh
mudah jatuh sakit, pikun, dan frustasi. Meski demikian, penurunan ini bisa diperbaiki
dengan melakukan senam otak (Anggriyana Tri Widianti dan Atikah Proverawati, 2010).
Senam otak berfungsi sebagai semacam alat bantu mandiri yang mudah dan efektif.
Senam otak merupakan serangkaian aktivitas sederhana yang di desain untuk
mengkoordinasikan fungsi otak melalui keterampilan gerak (Dennison, G.E., et al, 2004).
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan demonstrasi selama 45 menit, diharapkan Lansia dapat
mengetahui dan mengerti tentang senam otak dengan baik.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1) Topik
Senam Otak untuk Lansia
2) Sasaran
Lansia di Puskesmas Ikur Koto
3) Metode
Ceramah, Diskusi, demonstrasi
4) Media dan Alat
- LCD
- PPT
- Laptop
5) Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Senin/19 Mei 2019
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Di Puskesmas Ikur Koto
6) Setting Tempat :
Keterangan :
: Presentator : Peserta : Fasilitator
: Moderator : Observer
D. Pengorganisasian
Pembimbing Akademik : Gusti Sumarsih, S.Kep, M.Biomed
Pembimbing Lapangan : Dewi
Presentator : Elsy Sovianty
Moderator : Riantika Ervina
Observer : Annisa
Fasilitator : Ega Ayen Jasri P
- Tri Guspita Sari
- Ira Angraini
- Suci Rahma Yuni
- Suci Meilisya
- Irene Pradita, S.Kep
- Mergana Satwika Arini
- Zilla Hanifia
Pembagian tugas
a. Peran Moderator
Membuka dan menutup acara.
Memperkenalkan diri.
Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
Kontrak waktu dan Bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan
Menjaga kelancaran acara.
Memimpin diskusi.
Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan.
b. Peran Presentator
Menyampaikan materi penyuluhan
c. Peran observer
Mengamati jalannya kegiatan.
Mengevaluasi kegiatan.
Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.
d. Peran fasilitator
Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi
penyuluhan.
Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya.
Menjadi contoh dalam kegiatan.
E. Kegiatan pembelajaran
5 menit Penutup :
a. Mengucapkan terima kasih dan Menjawab salam
mengucapkan salam.
Evaluasi
1. Evaluasi Struktur:
Penggunaan media yang lengkap, kondisi tempat yang kondusif.
Penyuluh menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi kesehatan
kepada peserta
Peserta berperan aktif selama proses penyuluhan
2. Evaluasi Proses
Proses penyuluhan dan demontrasi dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan
Peserta aktif dalam penyuluhan dan mampu mendemontrasikan
3. Evaluasi Hasil
75 % dari materi penyuluhan dapat dijelaskan oleh klien dan klien mampu
melakukan demontrasi
Lampiran materi
SENAM OTAK
A. Pengertian
1. Senam
Senam adalah latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara
sistematis, dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan
mengembangkan pribadi secara harmonis (Anggriyana Tri Widianti dan Atikah
Proverawati, 2010). Manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka
waktu yang cukup antara lain dapat memperlambat proses degenerasi karena
perubahan usia, membentuk berbagai sikap kejiwaan, dan memberikan rangsangan
bagi saraf-saraf yang lemah bagi lansia (R. Siti Maryam, dkk, 2008)
2. Senam Otak
Senam otak merupakan serangkaian aktivitas sederhana yang didesain untuk
mengkoordinasikan fungsi otak melalui keterampilan gerak (Dennison, G. E., et al,
2004:7). Senam otak berfungsi sebagai semacam alat bantu mandiri yang mudah dan
efektif (Dennison, G. E., et al, 2004). Senam otak merupakan sejumlah gerakan
sederhana yang dapat menyeimbangkan setiap bagian-bagian otak, dapat menarik
keluar tingkat konsentrasi otak, dan juga sebagai jalan keluar bagi bagian-bagian otak
yang terhambat agar dapat berfungsi maksimal (Anggriyana Tri Widianti dan Atikah
Proverawati, 2010). Senam otak adalah gerakan sederhana yang menyenangkan yang
mampu meningkatkan kemampuan otak dengan menggunakan keseluruhan otak
(Yayuk Sunarlin dan Raharjo Apriyatmoko, 2009).
Pada dasarnya senam otak merupakan serangkaian latihan gerak sederhana
yang membantu mengoptimalkan fungsi dari segala macam pusat 25 yang ada di otak
manusia. Senam ini dapat memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak,
meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, meningkatkan energi tubuh, mengatur
tekanan darah, meningkatkan penglihatan, keseimbangan jasmani, dan juga
koordinasi (Anggriyana Tri Widianti dan Atikah Proverawati, 2010).
5) Meningkatkan konsentrasi
Gerakan ini dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih dengan 1 kali pernafasan ke
setiap arah.
Fungsinya adalah melepaskan ketegangan tengkuk dan bahu yang timbul karena
stres. Gerakan ini mengatur kembali jangkauan dan peredaran darah ke otak untuk
meningkatkan kemampuan fokus, perhatian, dan ingatan (Dennison, G. E., et al,
2004)
Dimensi Pemusatan
Dimensi pemusatan berisi gerakan yang membuat sistem badan menjadi relaks dan
membantu menyiapkan kemampuan untuk mengolah informasi tanpa pengaruh emosi
negatif disebut pemusatan atau bertumpu pada dasar yang kokoh. Gerakan-gerakan
dalam dimensi ini adalah:
Fungsinya :
• Mengurangi kelelahan mata
Gerakan ini dilakukan selama 6-10 kali pernafasan. Titik positif berfungsi sebagai
tempat pikiran logis. Dengan melakukan pijatan pada titik positif dapat membuat
darah mengalir dari hipotalamus ke otak bagian depan sehingga membantu
mengaktifkan bagian depan otak guna menyeimbangkan stres yang berhubungan
dengan ingatan tertentu, situasi, orang, tempat dan ketrampilan, serta menghilangkan
refleks yang menyebabkan bertindak tanpa berpikir karena stres (Dennison, P. E. dan
Dennison, G. E., 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Anggriyana Tri Widianti, dan Atikah Proverawati. 2010. Senam Kesehatan: Aplikasi
Senam Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Boedhi Darmojo dan M. Hadi. 2010. Geriatri: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI
Dennison, G. E., et al. 2004. Brain Gym Untuk Bisnis. Batam: Interaksara
Lilik Ma’rifatul Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Pipit Festi. 2010. Pengaruh Brain Gym Terhadap Peningkatan Fungsi Kognitif Lansia
Di Karang Werdha Peneleh Surabaya. Manuskrip. Staf Pengajar FIK
UMSurabaya
R. Siti Maryam, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika