Disusun Oleh:
Septy Hayatun Nufush
2019205201038
1. Pengertian
Menurut Stuart, 2006 dalam Damayanti dan Iskandar Harga diri merupakan
beberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah
perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun
Harga diri rendah kronis (chronic low self-esteem) merupakan perasaan yang
timbul akibat evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri negatif
Harga diri rendah kronis juga merupakan evalusasi diri atau kemampuan diri yang
negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA, 2016). Sedangkan
berdasarkan SDKI, 2016 harga diri rendah kronis merupakan evaluasi atau
perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berarti,
tidak berharga, tidak berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan terus
Harga diri rendah kronis merupakan gangguann yang terjadi pada diri klien akibat
harga diri rendah situasional yang tidak diselesaikan atau ketiadaan feed back
(umpan balik) positif dari lingkungan mengenai prilaku klien sebelumnya. Selain
itu, respon negatif dari lingkungan juga turut berperan terhadap gangguan harga
diri rendah kronis. Beberapa faktor yang mendasari harga diri rendah kronis, klien
tetapi tidak sampai tuntas. Hal ini menimbulkan pikiran bahwa ia tidak mampu
atau gagal dalam menjalankan fungsi dan perannya. Penilaian negatif atas
kegagalannya ini merupakan kondidi harga diri rendah situasional yang kemudian
menjadi harga diri rendah kronis akibat ketiadaan dukungan positif atau
a. Faktor Predisposisi
Gangguan konsep diri harga diri rendah kronis dipengaruhi oleh beberapa
(Sutejo, 2021).
1. Faktor Biologis
Dari faktor biologis harga diri rendah biasanya terjadi karena adanya
kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara umum.
kronis semakin besar karena lebih dikuasai oleh pikiran- pikiran negatif
dan tidak berdaya. Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada
kasus harga diri rendah kronis adalah sistem limbik (pusat emosi);
2. Faktor Psikologis
dengan pola asuh dan kemampuan individu dalam menjalankan peran dan
fungsi. Dari segi psikologis, hal hal yang dapat mengakibatkan individu
mengalami harga diri rendah kronis dapat meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, orang tua yang tidak percaya pada
anak, tekanan teman sebaya, peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin,
3. Faktor Sosial
rendah kronis, seperti pada kasus wanita harus sudah menikah jika umur
individualisme.
b. Faktor Presipitasi
berikut ini:
kejadian.
positif serta melebih lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri.
5. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Keterangan
a. Aktualisasi diri merupakan pernyataan diri tentang konsep diri yang positip
b. Konsep diri positif merupakan kondisi individu yang memiliki pengalaman yang
c. Harga diri rendah adalah transisi atau peralihan respon konsep diri adaptif dengan
konsep maladaptif.
d. Identitas kacau adalah kegagalan individu dalam mengintegrasikan aspek aspek
e. Depersonalisasi merupakan perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
sendiri yang memiliki kaitan dengan ansietas, kepanikan serta tidak dapat
6. Mekanisme Koping
Mekanisme jangka pendek harga diri rendah yang biasa dilakukan adalah:
a. Tindakan lari sementara dari kritis, misalnya pemakainan obat obatan, kerja keras,
Apabila mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil pada individu, maka
menutup identitas, keadaan ketika individu terlalu cepat mengadopsi identitas yang
disenangi oleh orang orang yang berarti tanpa memperhatikan hasrat atau potensi diri
sendiri. Selain penutupan identitas, mekanisme koping jangka panjang yang dilakukan
adalah identitas negatif, asumsi identitas yang tidak sesuai dengan perasaan ansietas,
bermusuhan, dan rasa bersalah (Stuart, 2007 dalam Sutejo 2021). Mekanisme
pertahanan ego yang juga dilakukan adalah fantasi, regresi, desasosiasi, isolasi,
proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain (Sutejo, 2021)
7. Sumber Koping
Sumber koping harga diri rendah mencakup empat aspek, yaitu kemampuan personal
(personal ability), dukungan sosial (social support), asset material (material assets),
1. Klien mampu mengenal dan menilai aspek positif (kemampuan yang dimiliki).
2. Klien mampu melatih kemampuan yang masih dapat dilakukan di rumah sakit.
2. Rutin berobat
e. Kepercayaan (beliefs)
2021)
1. Pengkajian
Dalam keperawatan, pengkajian merupakan pengumpulan data subjek dan objek
individu, keluarga dan komunitas ( Craven & Hirnle, 2000 dalam Damaiyanti &
Iskandar, 2012). Oleh karena itu suatu format pengkajian yang dapat menjadi alat
bantu perawat dalam pengumpulan data. Pengkajian individu terdiri atas riwayat
kesehatan ( data subjek ) dan pemeriksaan fisik ( data objektif ) ( Weber dan
irformasi spesifik dari anggota keluarga ( data subjektif ) dan hasil observasi
interaksi keluarga ( data objektif ) ( Wright dan Leahey ), 2009 dikutip Nanda-I
informasi dari pemberi informasi utama dalam komunitas ( data subjek ) dan data
statistik ( Anderson & McFarlen, 2010 dalam Damaiyanti & Iskandar, 2012)
3. Isolasi sosial
3. Pohon masalah
Isolasi sosial
Effect
Care problem
↑
Koping individu tidak efektif
Causa
Masalah kosep diri berkaitan dengan perasaan ansietas, bermusuhan dan rasa
bersalah. Masalaha ini sering menimbulkan proses penyebaran diri dan sirkular
bagi individu yang dapat menyebabkan respon koping maladaptif. Respon ini
dapat terlihan pada berbagai macam individu yang mengalami ancaman integritas
fisik atau sistem diri (Stuart, 2006 dalam Damaiyanti & Iskandar, 2012).
c. Isolasi sosial
5. Intervensi
memberikan pujian
2
1. Evaluasi kegiatan
1. Evaluasi kegiatan
RSJ/PKM, tanda
kambuh, rujukan
5 4. Anjurkan membantu
memberi pujian
1. Evaluasi kegiatan dan
beri pujian
1. Evaluasi kegiatan
2. Latih kegiatan
keluarga dalam
dilanjutkan sampai tak
membimbing pasien
terhingga
melakukan kegiatan
3. Nilai kemampuan yang
yang telah dipilih oleh
telah mandiri
pasien. Beri pujian
4. Nilai apakah harga diri
2. Nilai kemampuan
pasien meningkat
keluarga dalam
membimbing pasien
3. Nilai kemampuan
keluarga melakukan
kontrol ke RSJ / PKM
5. Implementasi
jiwa menggunakan intervensi yang luas yang dirancang untuk mencegah penyakit
keperawatan dibuat untuk tindakan pada klien baik secara individual, kelompok
maupun yang terkait dengan ADL (Actifity Daily Living). Dengan adanya perincian
kebutuhan waktu, diharapkan setiap perawat memiliki jadwal harian untuk masing
masing klien sehingga waktu kerja perawat menjadi lebih efektif dan efisien (Keliat
6. Evaluasi
Perawat kesehatan jiwa mengevaluasi perkembangan klien dalam mencapai hasil yang
dalam status kesehatan klien sepanjang waktu, pemicu kebutuhan terhadap data baru,
dengan pendekatan SOAP setiap selesai yang terkait dengan tindakan keperawatan
yang telah dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut yang akan dilaksanakan oleh pasien.
Penugasan atau kegiatan ini dimasukan ke dalam jadwal kegiatan aktivitas klien dan
diklasifikasikan apakah tugas tersebut dilakukan secara mandiri (M), dengan bantuan
sebagai (B), atau dengan bantuan total (T) kemampuan melakukan tugas atau aktivitas
dievaluasi setiap hari (Keliat & Akemat, 2009 dalam Damaiyanti & Iskandar, 2012).
Daftar pustaka
Aditama.
Kusumo K.L. dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. PUSAT PENELITIAN DAN
LAMPUNG.
Nur arif, H, A & Kusuma, H.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Dan NANDA-Nic Noc Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction Yogya.
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi Dan Indikator Diagnostic,